Anda di halaman 1dari 25

I.

JUDUL
Kelas Reptilia

II. TUJUAN
2.1 Untuk mengamati dan menyelidiki morfologi dan anatomi
hewan yang termasuk ke dalam kelas Reptilia
2.2 Untuk mengamati dan menyelidiki encephalon pada
hewan yang termasuk ke dalam kelas Reptilia

III. DASAR TEORI
Reptil berasal dari bahasa Latin disebut Reptum yang berarti
melata atau merayap, dan menurut bahasa Yunani reptile = creptes. Reptil
adalah sebuah kelompok dari hewan vertebrata. Reptil termasuk hewan
amniota (hewan yang embrionya dikelilingi oleh membran amniotic). Reptil
merupakan hewan berdarah dingin yang menyeseuaikan diri ditempat
yang kering di tanah. Sisik yang mengandung protein keratin membuat
kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara
kering. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang
mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat
tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid
(cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan
berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian
tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan
tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung
kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak
mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan
lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit.
Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis
yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam.
Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah
kontrol sistem nervosum outonomicum.
Selain sisik, reptilia memiliki ciri khusus lain, yaitu:
Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari
dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan
naik pohon.
Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk
dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya.
Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna;
tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis.
Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular
dan sebuah ventericulus (pada crocodalia menjadi dua tapi
masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat
oval biconvex dan dengan nukleus.
Pernapasannya selalu dengan paru-paru; pada penyu
bernapas juga dengan kloaka, memiliki 12 nevri cranialis,
Berkembang biak secara kawin melalui pembuahan internal,
bersifat ovovivipar dan vivivar
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, biasanya mempunyai alat
kopulasi ; telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit
lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di
suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa
hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina.
Alat gerak reptil yang hidup di air berupa sirip, sedangkan
yang hidup di darat berupa kaki yang dilengkapi dengan
cakar.
Bergerak merayap atau melata
Termasuk hewan berdarah dingin.
Peredaran darahnya tertutup dan jantungnya terdiri 4 ruang.
Hewan reptil berkloaka dengan celah berbentuk transversal
atau longitudinal.
Semua reptil bergigi kecuali kura-kura.
Perlekatan gigi-gigi itu ada yang acrodont, pleurodont,
thecodont.
Alat pendengar, ada yang dilengkapi dengan telinga luar dan
ada yang tidak.
Mata ada yang berkelopak dan dapat bergerak, ada pula
yang kelopaknya tidak dapat bergerak serta berubah
menjadi bangunan transparan.
Reptil jantan memiliki alat kelamin luar berupa sebuah penis
atau satu pasang hemipenis.
Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur
tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu
ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid
(parapsid). Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah.
Kelas reptilia dibagi menjadi 4 Ordo:
Ordo Crocodylia (buaya dan alligator): 23 spesies.
Ordo Rhynchocephalia (tuatra dari Selandia Baru) : 2
spesies.
Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenians worm-
lizards : sekitar 7.600 spesies.
Ordo Testudinata (kura-kura dan penyu) : sekitar 300
spesies.
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan
adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman
karbon. Dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu
mengatasi keadaan baru daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia
yang paling awal daripada amphibian adalah perkembangan telur yang
bercangkang dan berisi kuning telur


IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat (Tabel 1.2)
No. Nama Alat Jumlah
1. Alat Sectio (Bedah) 1 Set
2. Bak lilin 1
3. Cutter/Pisau Kecil 1
4. Kaca Pembesar (Loupe) 1
5. Alat Tulis 1
6. Kamera Handphone 1

4.2 Bahan (Tabel 1.3)
No. Nama Alat Jumlah
1. Kadal (Mabouya multifasciata) 1 ekor
2. Kepala katak yang telah
diawetkan
1 ekor
3. Kloroform Secukupnya
4. Alkohol 70 % Secukupnya
5. Kapas Secukupnya


V. PROSEDUR KERJA
. Studi tentang bentuk luar tubuh Mabouya multifasciata
Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga
menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh,
pembagian wilayah tubuh dan alat-alat tubuh bagian luar.
Memberi keterangan lengkap dan memotret bagian-
bagian dari : Caput: rima oris, nares, organon visus,
palpebra superior dan inferior,membrane nictitans, bulbus
oculi, lubang telinga dll.
Cervix,Truncus:dorsum, ventrum/abdomen, extrimitas
anterior/cranialis (brachium, antebrachium, manus, 5
digiti), extrimitas posterior/caudalis (femur, crus, pes, 5
digiti), falcula, squama, cloaca, lamina prae cloacalis,
Cauda : mengamati bentuk dan ukurannya.
Melengkapi pengamatan inspection terhadap masing-
masing bagian organ secara detail : bagian-bagian mata,
telinga, hidung, kulit dll.
2. Studi tentang topografi alat-alat visceral Mabouya
multifasciata (sectio)
Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter
sebgai pembius.
Mencuci kadal yang sudah mati, dengan air yang
mengalir.
Melakukan pembedahan diatas papan bedah/ bak
parafin. Section dimulai dengan pengguntingan di depan
lubang cloaca ke sisi kiri kanan tubuh kearah depan
melewati extrimitas cranialis sampai medial mandibula.
Mengamati situs viscerum (alat dalam) Mabouya
multifasciata : menentukan jenis kelaminnya, selanjutnya
menggambar, memotret dan memberi keterangan secara
lengkap istilah latin diikuti istilah Indonesia-nya. Cor
berbentuk conus terdapat di daerah sternum diantara
kedua extrimitas cranialis, pulmo sepasang berbentuk
fusi/memanjang berwarna merah mudah, batang trachea
tampak kearah ventral cor, hepar berwarna merah tua
terdapat di caudal pilmo, ventriculus berbentuk bumbung
di rongga perut bagian sinister, intestinum tidak begitu
panjang dan berakhir pada rectum, yang bermuara pada
cloaca, dll.
Mengamati pula cavum orisnya (dentes, lingua, dll).
Setelah kepala kadal diawetkan selama beberapa hari,
maka prosedur kerja dalam melakukan penyelidikan
terhadap encephalon kadal adalah sebagai berikut :
o Meletakkan preparat dengan posisi punggungnya
berada di atas. Lalu mencari foramen occipitale
magnum.
o Membuka calvaria cranii pada linea mediana
dengan scalpel yang tajam
o Mematahkan dengan menggunakan tangan kedua
bagian itu ke lateroventral
o Mengamati, memotret, dan menggambar bagian-
bagian otak yang telah terlihat
o Melepaskan otak dari dasarnya dengan sangat
hati-hati, kemudian memeriksa bagian-bagian
ventral otak
Memotret dan menggambar kedua faciesnya (dorsal dan
ventral)


















VI. HASIL PENGAMATAN
Gambar

Encephalon Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















Gambar

Morfologi Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet






Gambar

Topografi Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum


















Foto dari internet


Gambar

Sistem Circulatory Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















Gambar

Sistem Respiratory Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















Gambar

Sistem Digestorium Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















Gambar

Sistem Eksresi Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















Gambar

Sistem Urogenital Kadal (Mabouya multifasciata)






















Foto dari kamera saat praktikum



















Foto dari internet





















VII. PEMBAHASAN
Adapun klasifikasi dari kadal adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub Orda : Lacertilia
Famili : Scincidae
Genus : Mabouya
Species : Mabouya multifasciata

7.1 Echapalon
Bagian otak yang terlihat pada saat dilakukan pembedahan secara
dorsal (Facies dorsolateralis) meliputi:
Bulbur difactorius
Fractus olfactorius
Lobus olfactorius
Epiphysis
Meseacephalon
Cercbellum
Fossa rhoasidea
Medulla oblagata
Secara facies basalis meliputi:
Fractus olfactorius
Meseacephalon
Nervis
Chiasma hern optioi
Hypophysis
Secara facies lateralis meliputi:
Bulbur difactorius
Fractus olfactorius
Meseacephalon
Cercbellum
Nervis
Hypophysis

7.2 Morfologi
Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk
kelompok reptil. Kadal mempunyai sisik-sisik yang berbentuk membulat,
mengkilat, licin, mulus. Sisik-sisik itu terkesan licin atau seperti berminyak,
walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak
memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak.
Kepalanya runcing agak segitiga dan panjang ekornya dua kali lebih
panjang dari kepala dan badan.
Tubuh terlindungi di antara karapaks dan plastron, kepala dengan
leher, ekor dan kaki semuanya menonjol ke luar antara karapaks dan
plastron. Tubuh reptil terdiri dari empat bagian yaitu : kepala, ekor, leher,
badan, dan ekor. Bagian kepala terbentuk seperti pyramid, dan bila
dibandingkan dengan tubuhnya ukurannya relatif kecil. Mulutnya
berbentuk celah melebar. Masing-masing mata memiliki dua pelupuk yang
dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans,
membran ini terletak pada ujung anterior mata yang berfungsi untuk
membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pinggiran mulut terbentuk
dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki 5 dengan jari, yang
dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor.
Terdapat dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral,
dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membran niktitans.
Pada sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan
lubang telinga luar.
Tubuh terbagi atas kepala, leher, badan, dan ekor. Sistem
rangka(skeleton) berupa tulang keras. Columna vertebratis terdiri dari
cervix, thorax, lumbar, sacrum, dan cauda. Pada skeleton ditempelin otot-
otot yang susunannya lebih kompleks dari pada ampibi. Hal ini terkait
dengan penyesuaian diri di darat misalnya untuk gerak. Kadal dapat
memutuskan ekornya dalam keadaan bahaya.

7.3 Topografi
Setelah kami memotong secara median dinding perut sampai
caudal dari sternum, melepaskan sternum dan cingulum cranial, juga
memotong pelvis secara median maka kami menemukan alat-alat dalam
pada kadal, berupa:
Cor yang terletak di medio ventrselapal, dorsal dari sternum yang
diliputi oleh selaput tipis (pericardium). Bagian-bagiannya meliputi
atrium dan ventikel yang terlihat seakan-akan berupa konus.
Pulmones yang terletak di dorsal kor
Trachea yang berupa saluran di leher, tersusun oleh tulang-tulag
rawan berupa cincin (annalus trachealis)
Esophagus
Ventriculus yang berbentuk fusiform diantara kedua pulmones
Hepar yang memiliki dua lobi
Vessica felea
Pancreas yang terletak di sela duodenum
Intestinum tenue
Intestinum crassum
Lien di dorsal intestinum tenue
Bagian-bagian dari system urogenital

7.4 Anatomi
7.4.1 Sistem Sirkulasi
Kelompok kadal atau Varanida biasanya memiliki tingkat
metabolism yang lebih tinggi dari reptile lainnya dan memilliki sedikit
perbedaan struktur jantung. Pola ini memiliki karakteristik berjantung tiga
ruang tetapi cavum venosum-nya lebih kecil dari pada cavum venosum
pada pola Squamata.
Peredaran darah pada reptil merupakan peredaran darah tertutup
karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah, selain itu karena darah mengalir melewati jantung sebanyak dua
kali maka peredaran darah reptile disebut sebagai peredaran darah
ganda. Perbedaan ini mengurangi resiko pencampuran dari darah kaya
oksigen dan darah miskin oksigen. Namun pencampuran masih dapat
terjadi dalam beberapa keadaan. Peredaran darah ganda terdiri atas:
Peredaran Darah Besar:
Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung
lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida
dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang
kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Proses peredaran darah
dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh
darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan
pembuluh darah.

7.4.2 Sistem Respirasi
Reptilia mempunyai paru-paru yang berukuran relatif lebih besar
dari pada amphibi, pertukaran gas dalam paru-paru juga benar-benar
efisien. Kadal bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa
reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka.
Pada kadal udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea,
bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung
kepala atau moncong. mempunyai trachea yang panjang dimana
dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Udara keluar dan
masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk. Sistem
pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Laring terletak di ujung
anterior trachea. Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea
dan tulang rawan krikodea. Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan
dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat percabangan trakhea
menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam
paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran
relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak
seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak
daripada bagian posterior.
Paru-paru dikelilingi oleh rongga dada yang bertulang rusuk.
Tulang-tulang rusuk ini dapat secara bergantian merenggang, dan
kemudian merapat oleh karena adanya perangkap otot-otot tulang rusuk
yang berlawanan. Bila tulang-tulang rusuk merenggang, volume rongga
dada akan meningkat. Perluasan ini menimbulkan sebagian paru-paru
hampa dan segera terisi oleh karena masuknya udara segar. Udara yang
segar tentu membawa persediaan oksigen yang baru bagi jaringan paru-
paru yang basah itu. Kontraksi rongga dada kemudian mendesak udara
keluar dari paru-paru. Udara yang dihembuskan miskin akan oksigen,
tetapi kaya akan karbondioksida yang diterima ketika di dalam paru-paru..
Mekanisme Pernafasan pada reptil adalah sebagai berikut :
Fase Inspirasi
Tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada meningkat, sehingga
paru-paru yang kosong akan terisi oleh udara yang banyak mengandung
oksigen
Fase ekspirasi
Tulang rusuk merapat, sehingga udara yang mengandung CO
2
dan uap
air akan terdesak keluar dari paru-paru.
7.4.3 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada reptile meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
Rongga mulut
Bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masing-masing memiliki deretan gigi. (gigi-gigi) berfungsi untuk
keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah
mangsanya. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan
.deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada
rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kea rah cavum oris. Pada
palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut
dentes palatine.
esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus
tidak terjadi proses pencernaan.
Ventrikulus (lambung)
Terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak
kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan
makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami
proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan
dicerna secara mekanik dan kimia.
Intestinum
Terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,
kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus
disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran
umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan
pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.

7.4.4 Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada reptil berupa sepasang ginjal metanefros.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan
alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang.
Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih).
Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya kecil, dan
permukaannya beruang-ruang. Vesika urinaria bermuara langsung ke
kloaka. Hasil ekskresi reptil adalah asam urat. Bila dibandingkan amfibi,
reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen
dari darah, karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan
sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh
reptil berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh
bagian tabung ginjal.

7.4.5 Sistem Reproduksi
Kadal adalah reptil yang bersifat ovovivipar. Ovovivipar merupakan
embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih
tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari
cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur
akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina
induk betinanya.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu
testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum
reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan
dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur
terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti
kadal melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka
akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Sistem Genitalia Jantan
o Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-
putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga
abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak
lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar
saat musim kawin.
o Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai
saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka.
Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen
yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan
epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus
deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu
dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang,
yaitu sinus urogenital yang pendek.
Sistem Genitlia Betina
o Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan
bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di
bagian ventral kolumna vertebralis.
o Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian
anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang
bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat
glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular
dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur.

























VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 KESIMPULAN
1. Adapun klasifikasi dari kadal adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub Ordo : Lacertilia
Famili : Scincidae
Genus : Mabouya
Species : Mabouya multifasciata

2. Secara umum echapalon terdiri atas:
Serebrum
Mesensefalon
Serebelum
Pons varoli
Medulla oblongata
3. Topografi meliputi:
Cor
Pulmones
Trachea
Esophagus
Ventriculus
Hepar
Vessica felea
Pancreas
Intestinum tenue
Intestinum crassum
Lien
Bagian-bagian dari sistem urogenital
4. Morfologi terdiri atas kepala, ekor, leher, badan, dan ekor
5. Anatomi terdiri atas:
a) Sistem Peredaran darah pada reptil adalah peredaran darah
tertutup dan meruapakan peradaran darah ganda
b) Sistem pernafasan pada kadal yaitu udara luar masuk melalui
lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru.
c) Sistem Pencernaan pada kadal meliputi Rongga mulut-
esofagus- ventrikulus- Intestinum- kloaka
d) Sistem ekskresi pada kadal berupa sepasang ginjal
metanefros.
e) Sistem reproduksi pada kadal bersifat ovovivipar



8.2 SARAN
Diharapkan agar laporan praktikum ini menjawab tujuan praktikum
mata kuliah Zoologi Vertebrata dan bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai