Anda di halaman 1dari 9

Alga Coklat Sargassum duplicatum

by. Muhammad Fahri*

Alga Sargassum merupakan salah satu marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae.
Ada 150 jenis Marga Sargassum yang dijumpai di daerah perairan tropis, subtropis dan daerah
bermusim dingin (Nizamuddin, 1970). Habitat alga Sargassum tumbuh diperairan pada
kedalaman 0,510 m, ada arus dan ombak. Pertumbuhan alga ini sebagai makro alga bentik
melekat pada substrat dasar perairan. Di daerah tubir tumbuh membentuk rumpun besar, panjang
thalli utama mencapai 0,5-3 m dengan untaian cabang thalli terdapat kantong udara (bladder),
selalu muncul di permukaan air.
Di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 15 jenis alga Sargassum dan yang telah dikenal
mencapai 12 jenis. Sedangkan di perairan Indo-Pasifik tercatat 58 jenis (Bosse, 1928). Alga
Sargassum tumbuh sepanjang tahun, alga ini bersifat perenial atau setiap musim barat maupun
timur dapat dijumpai di berbagai perairan.
Sargassum secara ekologis ikut andil dalam pembentukan ekosistem terumbu karang dan
merupakan tempat asuhan bagi biota kecil, termasuk untuk perlindungan benih ikan dan benur
udang serta sarang melekatnya telur cumi-cumi. Jenis Sargassum yang telah dipasarkan di daerah
Jawa Barat dari jenis Sargassum polycystum, Sargassum binderi dan Sargassum duplicatum.
Marga Sargassum mengandung bahan alginat dan iodin, bermanfaat sebagai bahan industri
makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil.
Morfologi dan Penyebaran S. duplicatum
Di dunia Sargassum spp. ada sekitar 400 spesies, sedangkan di Indonesia dikenal ada 12 jenis,
yaitu : Sargassum duplicatum, S. hitrix, S. echinocarpum, S. gracilinum, S. obtuspfolium, S.
binderi, S. polyceystum, S. microphylum, S. crassifolium, S. aquafolium, S. vulgare, dan S.
polyceratium. Hormophysa di Indonesia dijumpai satu jenis yaitu H. tricuetra dan Turbinaria spp.
ada 4 jenis yaitu T. conoides, T. conoides, T. ornata, T. murrayana dan T. deccurens (DirJen
Perikanan Budidaya DKP RI, 2009).
Alga coklat Sargassum spp. termasuk tumbuhan kosmopolitan, tersebar hampir diseluruh
perairan Indonesia. Penyebaran Sargassum spp. di alam sangat luas terutama di daerah rataan
terumbu karang di semua wilayah perairan pantai.
Lingkungan tempat tumbuh alga Sargassum terutama di daerah perairan yang jernih yang
mempunyai substrat dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan benda-benda yang
bersifat massif yang berada di dasar perairan. Alga Sargassum tumbuh dari daerah intertidal,
subtidal sampai daerah tubir dengan ombak besar dan arus deras. Kedalaman untuk pertumbuhan

dari 0,510 m. Marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae tumbuh subur pada daerah
tropis, suhu perairan 27,25 29,30 oC dan salinitas 3233,5 %o. Kebutuhan intensitas cahaya
matahari marga Sargassum lebih tinggi dari pada marga alga merah. Boney (1965) menyatakan
pertumbuhan Sargassum membutuhkan intensitas cahaya matahari berkisar 65007500 lux. Alga
Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang. Panjang thalli utama mencapai 1
3 m dan tiap-tiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat yang disebut
Bladder, berguna untuk menopang cabang-cabang thalli terapung ke arah permukaan air untuk
mendapatkan intensitas cahaya matahari.
Taksonomi Sargassum duplicatum
Berdasarkan hirarki taksonomi Sargassum duplicatum menurut NODC Taxonomic Code,
database (version 8.0) (1996) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae -- Planta, plantes, plants, Vegetal
Division : Phaeophyta -- algues brunes, brown algae
Class : Phaeophyceae
Order : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum C. Agardh
Species : Sargassum duplicatum J. Ag.
Variety : Sargassum duplicatum duplicatum J. Ag.
Sumber : NODC Taxonomic Code, database (version 8.0)
Acquired : 1996
Kandungan S. duplicatum
Rumput laut mengandung komponen penting yang dibutuhkan dalam proses fisiologis hewan
dan manusia. Rumput laut kaya akan karbohidrat, protein, lipid dan mineral dan tidak
menyebabkan kerusakan pada paru-paru, ginjal, perut dan usus (Katheresan, 1992). Sehingga
dapat digunakan sebagai suatu sumber potensi pangan fungsional.
Secara umum, rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput
laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%)
dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung
enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A, B, C, D, E dan K) dan makro mineral seperti
nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan
natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat (Anonim, 2009).
Rumput laut telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen
makanan serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk pembuatan obat adalah alga coklat khususnya
Sargasum dan Turbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat. Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan dalam pembuatan obat
antibakteri, anti tumor, penurunan darah tinggi dan mengatasi gangguan kelenjar.

Alga coklat ini adalah anggota Pheophyta, alga khas daerah tropik, mengandung pigmen klorofil
a dan c, alfa dan beta karoten, alginat dan lain-lain. Alginat diduga dapat menurunkan kadar gula
darah, kolesterol dan dapat mengabsorbsi logam berat dalam tubuh, atau dapat menyembuhkan
penyakit degeneratif organ-organ tubuh, misalnya hepar, ren, dan cerebellum. Alga coklat dapat
tumbuh subur disebagian besar pantai perairan laut Indonesia. Sargassum, terutama Sargassum
duplicatum mengandung protein 2,97%, lemak 0,26%, zat anti tumor, algin, mineral (Ca, K, Na,
Cu, Zn, Mg, I, S dan P, Fenol). Alga ini juga mengandung zat anti bakteri dan anti virus.
Kandungan nutrien dan potensi zat-zat yang terdapat dalam alga laut, khususnya Sargassum
belum banyak diteliti (Mulyo A.U, 2009)
Senyawa Aktif Antitumor dari S. duplicatum
Menurut Atmadja produk alam makroalga yang telah teruji aktivitas antikankernya yaitu
polisakarida alga antara lain : polisakarida sulfat, sodium alginat fraksi G dan fraksi M,
karagenan iota, karagenan kappa, karagenan lambda dan porphyran. Mortalitas Artemia pada
larutan ekstrak E. alvarezii yang terlarut pada metanol dan kloroform, membuktikan adanya
metabolisme sekunder yang bersifat polar dan nonpolar. Senyawa metabolit sekunder dari alga
yang bersifat polar adalah flavonoid dan alkaloid, sedangkan senyawa yang bersifat nonpolar
adalah terpenoid dan steroid (Sastrohamidjojo, 1985).
Alginat memiliki campuran struktural yang dominan dari dinding sel dan intercellular matriks
pada rumput laut alga coklat (Kloareg & Quatrano, 1988). Secara luas digunakan dalam
makanan, farmasi dan industri kosmetik, alginat juga dominan pada pemanfaatan industri dari
rumput laut coklat. Produksi alginat secara global diperkirakan sebesar 27.000 ton per tahun,
mendekati nilai sebesar US$ 230 juta (Indergaard & Stgaard, 1991).
Alginat adalah garam dari asam alginic, suatu co-polymer linier dari b-1, asam 4-D-mannuronic
dan a-1, asam 4-L-guluronic, dengan residu diorganisir dari kelompok asam polyguluronic dan
polymannuronic, seperti sequens heteropolymeric dari asam guluronic dan mannuronic. Alginat
dilaporkan dapat merangsang produksi cytokines, tumour necrosis factor-a, interleukin-1 dan
interleukin-6 dari monocytes manusia (Otterlei et Al., 1991; Espevik et Al., 1993), dan tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas perlawanan antitumour terhadap model tumour murine secara in-vivo
(Fujihara et al., 1984; Fujihara & Nagumo, 1992). Suntikan Intraperitoneal tunggal dari derivat
alginat seperti alginate-DNM (daunomycin) pada tikus B16 menekan tumours subcutaneous
yang dihasilkan kecil, tetapi secara signifikan menghalangi pertumbuhan tumor (Al-Shamkhani
& Duncan, 1995).
Depolymerisasi secara biologi dari alginat adalah mengkatalisasi dengan alginate lyases (EC
4.2.2.3) melalui reaksi -elimination, membelah rantai molekular dan menciptakan asam uronic
yang tak terbungkus pada akhir tanpa pengurangan yang baru (Haugen et al., 1990). Produk
akhir adalah campuran dari oligosaccharides pendek, yang menjadi bioaktif dan mempunyai
aktivitas antitumour dan antivirus (Boyd & Turvey, 1978; Currie, 1983).
Adanya flavonoid dalam lingkungan sel, menyebabkan gugus OH- pada flavonoid berikatan
dengan protein integral membran sel. Hal ini menyebabkan terbendungnya transpor aktif Na+ K+. Transpor aktif yang berhenti menyebabkan pemasukan ion Na+ yang tidak terkendali ke

dalam sel, hal ini menyebabkan pecahnya membran sel. (Scheuer, 1994). Pecahnya membran sel
inilah yang menyebabkan kematian sel.
1. Flavonoids
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua
tumbuhan berpembuluh. Semua flavonoid, menurut strukturnya merupakan turunan senyawa
induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid
terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung atom karbon dalam inti
dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga.
Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama, yang memasukkan
pra zat dari alur sikimat dan alur asetat-malonat. Flavonoid dalam tumbuhan umumnya terikat
sebagai glikosida, baik O-glikosida maupun C-glikosida (Markham. K.R., 1988).
2. Steroid dan Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan
secara biosintesis dirumuskan dari hidrokarbon C30 asiklin, yaitu skualena. Senyawa ini
berstruktur siklin dan nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehida atau asam karbohidrat.
Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, sering bertitik leleh tinggi dan aktif optik pada
umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak digunakan
adalah reaksi Lieberman-Burchard yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan
warna hijau-biru. Triterpena dapat dipilih menjadi sekurang-kurangnya empat golongan
senyawa: triterpena sebenarnya, steroid, saiconon dan glikosida jantung. Kedua golongan
terakhir sebenarnya triterpena atau seteroid yang terdapat sebagai glikosida (J.B. Harborne,
1987).
3. Alkaloids
Tidak ada istilah alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid ini mencakup senyawa
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai
bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dengan bahaya yang
mempunyai aktivitas fisiologi yang menonjol sehingga digunakan secara luas dalam pengobatan.
Alkaloid biasanya tak berwarna, seringkali bersifat aktif optik kebanyakan berbentuk kristal pada
suhu kamar. Prazat alkaloid yang paling umum adalah asam amino, meskipun sebenarnya
biosintesis kebanyakan asam amino lebih rumit. Secara kimia alkaloid merupakan suatu
golongan heterogen. Banyak alkaloid bersifat terpenoid dan beberapa diantaranya dari segi
biosintesis merupakan terpenoid termodifikasi alkaloid lain terutama berupa senyawa atomatik
dengan gugus basa sebagai rantai samping (Harborne J.B, 1987).

Mengenal Sargassum sp dan Manfaatnya


Hits: 3557 | Ditulis pada: 2012-07-05

Rumput laut merupakan komoditas andalan budidaya di Indonesia. Di pasar internasional


setidaknya ada tiga rumput laut komersial yang selalu diminta oleh para pedagang ataupun
pabrik pengolah yakni Euchema sp, Gracilaria sp, Sargassum sp, Euchema sp dan Gracilaria
sp sudah banyak dibudidayakan di Indonesia dan telah mengangkat ekonomi masyarakat pesisir
terutama para nelayan yang kadang tidak menentu penghasilannya. Lalu bagaimana dengan jenis
rumput laut komersial yang lainnya yaitu Sargassum sp.

Tidak banyak yang tahu bahwa Sargassum sp adalah salah satu jenis rumput laut yang saat ini
permintaannya cukup tinggi. Sargassum sp adalah jenis rumput laut penghasil alginate yang
cukup tinggi, sangat berbeda dengan dua jenis rumput laut komersial yang lainnya.

Sargassum sp secara klasifikasi masuk dalam kelas Phaeophyceae. Berikut secara lengkap
klasifikasi Sargassum sp (Anggadiredja et al. 2006) adalah sebagai berikut :

Divisop
Kelas
Bangsa
Suku
Marga
Jenis

:
:
:
:
:
:

Thallophyta
Phaeophyceae
Fucales
Sargassaceae
Sargassum
Sargassum

Kelas Phaeophyceae ini merupakan alga yang memiliki cirri berwarna coklat dengan bentuk
thallus gepeng. Di perairan Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 15 jenis algae Sargassum
dan yang telah dikenal mencapai 12 jenis. Sedangkan di perairan Indo-Pasifik tercatat 58 jenis
( BOSSE 1928)

Saat ini memang belum banyak pembudidaya yang tertarik melakukan usaha budidaya untuk
jenis rumput laut ini. Perolehan rumput laut jenis Sargassum sp masih didapat dari alam
walaupun sebetulnya rumput laut ini sudah dapat dibudidayakan.

Habitat dan sebaran Sargasssun di Indonesia pada umumnya tumbuh di perairan yang terlindung
maupun berombak besar pada habitat batu. Pengaruh alam yang banyak menentukan sebarannya
adalah jenis substrat, cahaya matahari, kadar garam dan lain-lain. Substrat dasar tempat
melekatnya adalah berupa batu karang, batu, lumpur, pasir, kulit kerang dan kayu. Penyebaran
spesies ini banyak terdapat di perairan Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kep.Seribu, Sulawesi
dan Aru (Indriani dan Sumarsih, 2001)

Rumput laut jenis Sargassum umumnya merupakan tanaman perairan yang mempunyai warna
coklat, berukuran relatif besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat. Bagian
atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial serta dilengkapi
bagian sisi pertumbuhan. Umumnya rumput laut tumbuh secara liar dan masih belum
dimanfaatkan secara baik.. Rumput laut coklat memiliki pigmen yang memberikan warna coklat
dan dapat menghasilkan algin atau alginat, laminarin, selulosa, fikoidin dan manitol yang
komposisinya sangat tergantung pada jenis (spesies), masa perkembangan dan kondisi tempat
tumbuhnya (Maharani dan Widyayanti 2010).

Kandungan Nutrisi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trihandayani dkk, dapat
disimpulkan bahwa talusSargassum sp memiliki komposisi nutrisi sebagai berikut :

1. kadar protein sebesar 5,19% (b/b) dengan komposisi asam amino (dalam "mol asam
amino/g sampel segar) yang terdiri dari: asam glutamat: 13,77; asam aspartat: 12,92;
glisin: 12,05; leusin: 10,33; alanin: 8,38; valin: 7,86; serin: 7,66; isoleusin: 6,90; treonin:
6,34;fenilalanin: 4,95; rolin: 4,92; lisin: 4,52, arginin: 4,28; tirosin: 3,66; sistein: 3,09;
histidin: 1,30; dan hidroksilisin: 0,83;

2. kadar abu (mineral) sebesar 36,93% (b/b), dengan kadar unsur Ca: 1540,66 mg/100 g, P:
474,03 mg/100 g, dan Fe: 132,65 mg/100 g;

3. kadar vitamin A sebesar 489,55 "g RE/100 g dan vitamin C sebesar 49,01 mg/100 g;
kadar lemak sebesar 1,63% (b/b), dengan komposisi asam lemak yang terdiri dari: asam
laurat (12:0): 1,45%, asam miristat (14:0): 3,53%, asam palmitat (16:0): 29,49%, asam
palmitoleat (16:1): 4,10%, asam oleat (18:1): 13,78%, asam linoleat (18:2): 33,58% dan
asam linolenat (18:3): 5,94%;

4. kadar alginat sebesar 37,91% (b/b).

Rumput laut memiliki banyak kegunaan dan manfaat, begitu pun dengan rumput laut
jenis Sargassum sp. Berikut adalah beberapa manfaat dari Sargassum sp yaitu :

1. Sebagai sumber penghasil alginat yang di gunakan sebagai bahan pembuat cangkang
kapsul, emulsifier dan stabilizer. (Izzati, 2007)

2. Berguna untuk kosmetik, kandungan koloid alginatnya di gunakan sebagai bahan


pembuat sabun, shampo dan cat rambut. (Izzati, 2007)

3. Sebagai bahan baku untuk industri antara lain industri makanan, minuman,
farmasi maupun industri lainnya seperti cat tekstil, film, makanan ternak, keramik, kertas,
dan fotografi.

4. Dalam perikanan budidaya, keberadaan Sargassum sp membantu meningkatkan produksi


udang windu, sehingga rumput laut jenis Sargassum sp ini di gunakan sebagai model
budidaya ganda dengan udang windu. Adanya rumput laut jenis Sargassum sp di sekitar
tambak udang windu dapat mengurangi jumlah bakteri patogen sehingga mampu
menurunkan kemungkinan berkembangnya penyakit yang menyerang udang windu
(Izzati, 2007)

5. Sebagai obat gondok, anti bakteri, tumor dan kanker

Dengan banyaknya manfaat, potensi dan kemudahan dalam membudidayakan rumput laut jenis
ini maka sebenarnya prospek pengembangan rumput laut ini sangat menjanjikan. Apalagi
permintaan akan rumput lautSargassum sp, akhir-akhir ini mengalami peningkatan. Dengan
munculnya satu jenis rumput laut ini setidaknya ada banyak pilihan pembudidaya dalam
membudidayakan rumput laut yang memiliki karakeristik dan manfaat masing-masing.

Sargassum is abundant in the ocean. Upon close inspection, it is easy to see the many leafy
appendages, branches, and round, berry-like structures that make up the plant. These berries
are actually gas-filled structures, called pneumatocysts, which are filled mostly with oxygen.
Pneumatocysts add buoyancy to the plant structure and allow it to float on the surface.
Floating rafts of Sargassum can stretch for miles across the ocean. This floating habitat provides
food, refuge, and breeding grounds for an array of critters such as fishes, sea turtles, marine
birds, crabs, shrimp, and more. Some animals, like the Sargassum fish (in the frogfish family),
live their whole lives only in this habitat. Sargassum serves as a primary nursery area for a
variety of commercially important fishes such as mahi mahi, jacks, and amberjacks.
When Sargassum loses its buoyancy, it sinks to the seafloor, providing energy in the form of
carbon to fishes and invertebrates in the deep sea. Sargassum may also provide an important
addition to the food sources available in the deep sea.
Because of its ecological importance, Sargassum has been designated as Essential Fish Habitat,
which affords these areas special protection. However, Sargassum habitat has been poorly
studied because it is so difficult to sample. Further research is needed to understand, protect, and
best conserve this natural resource.

Did You Know?


In 2005, scientists in the Gulf of Mexico used a type of net called a neuston net to sample surface
waters. In towing the net for just one 15-minute period within Sargassum habitat, they collected
over 3,000 fish in 82 kilograms (180 pounds) of Sargassum!
By collecting samples throughout the water column (surface, middle, and bottom), scientists
were trying to understand how communities at different water depths are connected.
With regard to Sargassum habitats off North Carolina, we have learned that the Gulf Stream acts
as a conduit, bringing these pelagic (open-water) brown algae into the area and creating a diverse
and essential floating habitat for many fishes in an otherwise barren area. Sargassum habitats
provide food and protection for huge numbers of juvenile fishes, some of which are
commercially important species. These floating islands of brown algae also host a unique
assemblage of invertebrates, many of which are camouflaged to look like or blend into the
Sargassum.

The planehead filefish is the most abundant species in our Sargassum collections. Its color and
shape blend seamlessly with the seaweed. Click image for larger view.

To this point in the ongoing water- column study, 81 fish species (representing 36 families) have
been documented to use Sargassum off North Carolina; this is a substantial increase from the
number of species previously reported. Most of these fishes are juveniles and occur within Gulf
Stream waters. Filefishes, jacks, flyingfishes, triggerfishes, and dolphin fishes are the dominant
families. The most abundant species collected was the planehead filefish (Stephanolepis
hispidus). Commercially important dolphin fish, amberjacks, and tuna are some of the large
predators that also use this habitat. Marine mammals (dolphins) and juvenile loggerhead sea
turtles have also been observed among the Sargassum.
The South Atlantic Fishery Management Council is working to classify pelagic Sargassum as
Essential Fish Habitat, which is defined as those waters and substrate necessary to fish for
spawning, breeding, feeding, or growth to maturity. If passed, this would establish a
management structure to regulate the harvesting of Sargassum.
Sargassum termasuk dalam kelas alga coklat (Phaeophyta). Mengandung pigmen
klorofil a dan c, alfa dan beta karoten (fukosantin). Dinding selnya mengandung
algin. Algae Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang.
Panjang thalli utama mencapai 1 3 m Tiap-tiap percabangan terdapat gelembung
udara berbentuk bulat yang disebut Bladder, berguna untuk menopang cabangcabang thalli terapung ke arah permukaan air untuk mendapatkan intensitas
cahaya matahari. Marga Sargassum dijumpai di daerah perairan tropis, subtropis
dan daerah bermusim dingin. Habitat algae Sargassum berada di perairan pada
kedalaman 0,5 10 m ada arus dan ombak. Lingkungan tempat tumbuh algae
Sargassum terutama di daerah perairan yang jernih yang mempunyai substrat
dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan benda-benda yang bersifat
massive yang berada di dasar perairan. Suhu perairan 27,25 29,30 oC dan salinitas
3233,5 %.

Anda mungkin juga menyukai