JUDUL PROGRAM
EKSPLORASI JAMUR ORDO AGARICALES di TAMAN NASIONAL
BALURAN SITUBONDO
BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI
Diusulkan oleh:
Ketua
: Ratih Kuspriyadani
Anggota
: Lyna Febrianti
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
: ( ) PKM-AI
) PKM-GT
: Ratih Kuspriyadani
b. NIM
: 080914023
c. Jurusan
: Biologi
d. Universitas
: rakoez_pussycat@yahoo.com
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr. Nimatuzahroh
b. NIP
Menyetujui,
Wakil Dekan 1 Fsaintek
Universitas Airlangga
(Ratih Kuspriyadani)
NIM. 080914023
Direktur Kemahasiswaan
Universitas Airlangga
Dosen Pendamping
(Dr. Nimatuzahroh)
NIP. 19680105 199203 2 003
ii
ABSTRAK
Jamur merupakan salah satu organisme yang banyak hidup di seresah, kayu lapuk,
tanah, ataupun pohon. Penelitian jamur di kawasan Taman Nasional Baluran
diadakan untuk mengeksplorasi jamur dari ordo Agaricales untuk data dasar
dalam mempelajari jamur Agaricales melalui karakter morfologi dengan metode
kualitatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa banyak ditemukan spesies dari
ordo Agaricales, dimana dalam penyebarannya spesies yang paling banyak
ditemukan adalah dari genus Psathyrella.
Kata Kunci : Jamur, Agaricales, Taman Nasional Baluran, Psathyrella.
PENDAHULUAN
Kingdom fungi merupakan salah satu kelompok organisme yang memiliki
tingkat keanekaragaman tinggi kedua setelah insekta. Sampai saat ini hanya
sekitar 7-10% dari sekitar 1,5 juta spesies jamur yang berhasil diidentifikasi. Oleh
karena itu, sebagian besar jamur masih perlu dieksplorasi, diidentifikasi, dan
dikembangkan potensinya. Di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies
jamur, sehingga Indonesia memiliki dIversitas jamur yang cukup tinggi mengingat
lingkungannya yang lembab dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan
jamur (Gandjar et al., 2006). Di Indonesia terutama Jawa Timur, terdapat
beberapa Taman Nasional yang memiliki keanekaragaman jamur yang belum
dieksploprasi. Salah satu diantaranya adalah Taman Nasional Baluran (TN
Baluran). Dalam kingdom fungi, Agaricales berkedudukan sebagai ordo yang
untuk ditemukan spesiesnya. Buku Ensiklopedia yang diacu adalah Keizer dan
Lamaison.
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil eksplorasi dan identifikasi morfologi Jamur Agaricales di ekosistem
hutan evergreen dan hutan pantai Taman Nasional Baluran ditemukan sebanyak
45 spesimen jamur. Dari 45 spesimen jamur, di hutan evergreen ditemukan
sebanyak 18 spesimen dengan 13 spesies di dalamnya. Sedangkan di hutan pantai
ditemukan sebanyak 27 spesimen dengan 23 spesies. Data ekologi disajikan
dalam tabel karakteristik ekologi jamur ordo Agaricales di hutan evergreen dan
hutan pantai TN Baluran (tabel 1.1 dan 1.3). Sedangkan data morfologi jamur
disajikan dalam tabel karakteristik morfologi jamur ordo Agaricales di hutan
evergreen dan hutan pantai TN Baluran (tabel 1.2 dan 1.4).
Karakteristik Ekologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Evergreen Taman Nasional
Baluran
No
Spesimen
Karakteristik Ekologi
Keterangan
Spesies
Substrat
tumbuh
Kelembapan
Intensitas cahaya
pH
Seresah
6.5
2800
edible
Seresah
5.0
800
5.2
suspect
Tricholoma
astrosquamosum
Coprinus sp.
Seresah
800
5.2
suspect
Psatyrella candolleana
Tanah
1.5
3000
suspect
Entoloma sp.
Seresah
3000
5.2
suspect
Mycena arcangeliana
Tanah
1250
5.6
beracun
Coprinus atramentarius
Tanah
5.4
2650
5.7
suspect
Tanah
5.6
3000
suspect
Tanah
4.5
2200
5.4
suspect
10
Tanah
2200
5.6
suspect
Mycena sp.
11
Tanah
1200
3.2
suspect
12
Tanah
4.5
1200
5.5
suspect
13
Tanah
5.5
3000
4.9
suspect
14
Tanah
550
4.8
suspect
Mycena hiemalis
15
Tanah
800
4.6
suspect
Psathyrella candolleana
16
Tanah
suspect
Mycena hiemalis
17
Seresah
800
4.6
suspect
Lepiota feline
18
Kayu lapuk
4.8
2900
5.2
suspect
Cortinariales sp.
Keterangan :
Edible : Jamur dapat dikonsumsi
Suspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsi
ev.1,2, dst : Pemberian nama isolat spesies jamur di hutan evergreen
No
Spesi
men
Karakteristik Morfologi
Cap
(d)
Insang
2,8
cm
menjari
2,35
cm
6,9
cm
2,65
cm
1,1
cm
4
cm
0,4
cm
l cm
0,4
cm
10
1,2
cm
11
1
cm
12
1
cm
13
0,4
cm
14
4,8
mm
15
1
cm
16
4,8
mm
17
18
2
cm
-
Menjari
agak
renggang
Tidak
menyambu
ng pada
batang,
rapat
Rapat,
Tidak
menyatu
dengan
batang
Rapat,
Tidak
menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Memisah
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Melekat
dengan
batang
Menyatu
dengan
batang
Batang
Warna
Daging
Bau
lunak
Tidak
khas
Tudung
coklat
tua,
4,9
cm
lunak
Tidak
khas
6,5
cm
6,3
cm
lunak
0,4
cm
2,4
cm
lunak
d
0,4
cm
p
3,5
cm
0,4
cm
Spesies
Insang
Batang
coklat
coklat
muda,
putih
Tidak
khas
krem
krem
Tidak
khas
coklat
tua
Tricholoma
astrosquamosum
Coprinus sp.
Putih
Psatyrella
candolleana
krem
Coklat
tua
Entoloma sp.
0,4
cm
2,7
cm
lunak
Tidak
khas
putih
Coklat
tua
4,1
cm
tipis
rapuh
Tidak
khas
Putih
keabuabuan
abuabu
Coprinus
atramentarius
lunak
Tidak
khas
Putih
Marasmius sp.
ev.1
lunak
Tidak
khas
Putih
Psathyrella sp.
ev. 1
lunak
tidak
khas
oranye
kecokla
tan
Marasmius sp.
ev.2
lunak
Seper
ti
iodin
e
Putih
Putih
Psathyrella sp.
ev.1
Mycena
arcangeliana
Mycena sp.
lunak
Tidak
khas
lunak
Tidak
khas
Putih
Psathyrella sp.
ev.1
lunak
Tidak
khas
oranye
kecokla
tan
Marasmius sp.
ev.2
lunak
Tidak
khas
Putih
Putih
Putih
Putih
lunak
Tidak
khas
lunak
Tidak
khas
Bebas
lunak
Tidak
khas
-
Keteranggan :
cap : tudung pada jamur
d : diameter
p : panjang
C : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)
Mycena hiemalis
Psathyrella
candolleana
Mycena hiemalis
Lepiota feline
Cortinariales sp.
Karakteristik Ekologi
Keterangan
Spesies
Suspect
3000
5.4
Suspect
4.8
3000
4.8
beracun
Tanah
4.2
3000
4.4
Suspect
Crepidotus variabilis
Coprinus
disseminatus
Psathyrella
candolleana
Kayu lapuk
4.2
3000
4.4
Suspect
Crepidotus variabilis
Tanah
2400
4.4
Suspect
Kayu lapuk
7.5
2400
4.2
Suspect
Inocybe sp.
Seresah
7.5
2400
4.2
Suspect
Substrat
tumbuh
Kelembapan
Intensitas cahaya
pH
Seresah
1800
Kayu lapuk
5.4
Kayu lapuk
4
5
6
Kayu lapuk
7.5
1400
4.2
Suspect
10
Kayu lapuk
7.5
1400
4.2
Suspect
Inocybe sp.
11
Kayu lapuk
1500
4.4
Suspect
Lepiota sp.
12
Seresah
400
4.4
Suspect
Lepiota ochinacea
13
Kayu lapuk
400
4.4
Suspect
Crepidotus variabilis
14
Kayu lapuk
6.5
2400
4.4
edible
Pleurotus dryinus
15
Seresah
3.5
1900
6.2
Suspect
16
Tanah
1250
5.6
beracun
Coprinus plicatilis
Coprinus
atramentarius
17
Tanah
5.4
2650
5.7
suspect
18
Tanah
5.6
3000
suspect
19
Tanah
4.5
2200
5.4
suspect
Marasmius sp. Hp 2
20
Tanah
2200
5.6
suspect
Mycena sp. Hp 2
21
Tanah
1200
3.2
Suspect
Psathyrella sp. Hp 3
22
Tanah
4.5
1200
5.5
Suspect
Psathyrella sp. Hp 4
23
Tanah
5.5
3000
4.9
Suspect
Marasmius sp. Hp 3
24
Tanah
550
4.8
Suspect
Mycena hiemalis
25
Tanah
800
4.6
Suspect
26
Tanah
Suspect
27
Kayu lapuk
Edible
Mycena hiemalis
Schizophyllum
commune
Keterangan :
Edible : Jamur dapat dikonsumsi
Suspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsi
Hp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.
Karakteristik Morfologi
No
Spe
sim
en
Cap
(d)
Insang
2 cm
0.7
cm
5.15
cm
2.82
cm
5.15
cm
2.15
cm
3.15
cm
10
1.35c
m
11
6.02
cm
12
13
14
1.07
cm
1.97
cm
3.95c
m
Batang
Daging
Bau
rapat
0.5
cm
Warna
Spesies
Tudung
Insang
Batang
Center
lunak
tidak
khas
Putih
1.4
cm
lunak
tidak
khas
putih.
putih
putih
Coprinus
disseminatu
s
0.7
cm
8.9
7m
lunak
tidak
khas
putih.
putih.
putih
Putih
Psathyrella
candolleana
lunak
tidak
khas
Abuabu
putih
Crepidotus
variabilis
0.7
cm
3.0
cm
lunak
tidak
khas
coklat
muda
putih.
putih
Psathyrella
sp. Hp.1
0.8
cm
3.7
cm
lunak
tidak
khas
coklat
muda.
Coklat
muda
putih
Inocybe sp.
0.5
cm
4.9
cm
lunak
tidak
khas
putih
coklat
tua
putih
Coklat
tua
Coprinus
sp. Hp.1
0.42c
m
7.0
cm
lunak
tidak
khas
hitam.
hitam
coklat
tua
Coprinus
sp. Hp.2
ada
0.4
cm
3.8
cm
lunak
tidak
khas
coklat
tua.
putih
Inocybe sp.
Memisah
dengan
batang.
renggang
1.7
cm
4.4
5
cm
lunak
tidak
khas
coklat
muda.
krem.
coklat
muda
Lepiota sp.
jarang
0.3
cm
1.9
cm
lunak
Oranye
hitam
oranye
jarang
lunak
putih
putih
rapat
putih
Rapat,
Memisah
dengan
batang
rapat,
Memisah
dengan
batang
Rapat.
menyatu
dengan
insang
rapat,
Memisah
dengan
batang
jarang,
Memisah
dengan
batang
Rapat.
Memisah
dengan
batang
Rapat.
Memisah
dengan
batang
lunak
tidak
khas
tidak
khas
tidak
khas
Mycena sp.
Hp.1
Crepidotus
variabilis
Lepiota
ochinacea
Crepidotus
variabilis
Pleurotus
dryinus
Coprinus
plicatilis
Coprinus
atramentari
us
15
16
17
2 cm
Rapat.
Memisah
dengan
batang
0.75
2.8
cm
lunak
tidak
khas
coklat
muda
Coklat
muda
coklat
tua
Marasmius
sp. Hp.1
18
7.45
cm
lunak
Khas
coklat
putih
putih
Psathyrella
sp. Hp.2
19
Marasmius
1 cm
-
6.6
7
cm
-
sp. Hp.2
-
Mycena sp.
Hp.2
21
4.12
Rapat.
Memisah
dengan
batang
0.6
cm
11.
1
cm
putih
putih
Psathyrella
sp.3
22
Psathyrella
sp. Hp.4
23
1.07
cm
jarang
Memisah
dengan
batang
3 cm
0.2
cm
lunak
tidak
khas
oranye
coklat
Marasmius
sp. Hp.3
24
25
26
27
lunak
tidak
khas
krem
20
Mycena
hiemalis
Psathyrella
sp.. Hp.5
Mycena
hiemalis
Schizophyll
um
commune
Keteranggan :
cap : tudung pada jamur
d : diameter
p : panjang
C : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)
Hp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.
(-) : Tidak terdata karakterisasinya.
Beberapa spesimen diberi kode isolat (Hp.1 atau ev.2), hal ini dikarenakan
beberapa genus memiliki beberapa spesies yang berbeda sehingga harus
dibedakan dengan pemberian kode isolat. Beberapa spesimen jamur yang belum
bisa teridentifikasi spesiesnya tersebut menunjukkan bahwa spesimen tersebut
belum terdaftar dan TN Baluran memiliki variasi jamur yang berbeda.
Jamur memiliki kelembapan yang berbeda-beda sesuai dengan substrat
tempat mereka tumbuh. Kelembapan tanah di tempat tumbuh menunjukkan
rentang nilai 4 hingga 7, sedangkan pH juga berada pada rentang nilai 4-7 yang
menandakan bahwa jamur kebanyakan hidup di suasana yang asam. Menurut
Iswanto (2009), jamur akan tumbuh dengan optimum pada pH kurang dari 7, yaitu
berada dalam suasana asam sampai netral.
Dari sekian banyaknya jamur ordo Agaricales yang sudah diidentifikasi,
terdapat satu spesies yang unik, yaitu Psathyrella candolleana. Jamur ini masih
dikategorikan suspect dikarenakan peneliti belum memperoleh studi pustaka
tentang kemungkinan jamur ini untuk dikonsumsi. Namun, pada tudung jamur ini
terdapat bekas gigitan macaca yang merupakan monyet khas yang ada di Taman
Nasional Baluran ini sehingga bisa dipastikan bahwa jamur ini tergolong edible.
Contoh jamur lainnya yang memiliki potensi yang besar di bidang budidaya
makanan adalah dari genus Pleurotus. Jamur yang biasa dikenal dengan nama
lokal jamur tiram ini memiliki ciri morfologi berupa bulu dan berdaging tebal.
Jamur yang juga mudah dibudidayakan ini hidup saprobik, tumbuh sendiri atau
dalam suatu kelompk kecil di kayu lapuk.
Beberapa data tidak dapat dilaporkan karakterisasi morfologinya terkait
dengan kondisi spesimen jamur yang rusak atau busuk selama pengamatan,
sehingga identifikasi hanya dilakukan dengan menggunakan foto yang ada.
Namun, dari sekian banyak spesimen yang didapatkan telah diperoleh beberapa
genus yang memiliki potensi diantaranya dapat dikonsumsi, dekomposer, bahkan
sebagai potensi enzimatis seperti genus Pleurotus dan Psathyrella.
KESIMPULAN
Dari penelitian di hutan evergreen TN Baluran didapatkan 13 spesies dari
8 genus yang berbeda. Sedangkan di hutan pantai TN Baluran didapatkan 23
spesies dari 8 genus yang berbeda pula. Jamur yang dominant ditemukan di kedua
ekosistem ini adalah dari genus Psathyrella. Psathyrella memiliki ciri morfologi
berupa bentuk seperti lonceng dan memiliki tudung yang rata, serta memiliki
insang yang berwarna kehitaman. Salah satu spesies dari genus ini adalah
Psathyrella candolleana yang belum dibudidayakan sebagai jamur pangan. Dari
hasil ini, penelitian tentang potensi jamur ini sebagai jamur yang bisa dikonsumsi
akan sangat menarik untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, Indrawati, et al., 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Hawksworth, D. et al; 1983. Ainsworth and Bisbys Dictionary of the Fungi , 7th
edition. Commonwealth Mycological Institute (Kew, Surrey, UK).
Iswanto, Apri Heri. 2009. Identifikasi Jamur Perusak Kayu. Departemen
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Johnson, Raven. Biology Second Edition. California Indonesia Education
Foundation. California.
Keizer, Gerrit J. 1998. The Complete Encyclopedia of Mushrooms. Netherland :
Rebo Publisher.
Lamaison, J.L. , Polese, J.M. 2005. The Great Encyclopedia Of Mushrooms.
Germany : Konemann.
Subowo, Yohanes. B. 1992. Inventarisasi Jamur Kayu di Habema. Balitbang
Mikrobiologi, Puslitbang Biologi LIPI Bogor.
Paul Singleton and Diana Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and
Molecular Biology, Third Edition. John Wiley & Sons Ltd.
Samy, Aiman 2007. Semua Tentang Jamur.http://www.allaboutmushrooms.com/a
bout_me.htm diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.00
Watson, L., and Dallwitz, M.J. 2008 onwards. The families of mushrooms and
toadstools represented in the British Isles. Version: 19th February 2011.
http://delta-intkey.com diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.38