OLEH :
1813081002
JURUSAN KIMIA
SINGARAJA
2020
I. Judul Praktikum
Pengujian Asam Amino Secara Kualitatif
II. Tujuan
Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang terdapat dalam suatu
gugus amino secara kualitatif
H2N C COOH
R
Gambar 1. Struktur umum asam amino
Dari 20 jenis asam amino yang ada, 19 diantaranya merupakan asam α-
amino, sedangkan satu asam amino lainnya mengalami peyimpangan pada
struktur umum adalah asam amino prolin karena asam amino ini memiliki gugus
amino sekunder. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Prilaku ini terjadi karena asam amino mampu membentuk zwitter-ion. Zwitter-
ion merupakan molekul yang mempunyai gugus polar dengan muatan yang
berlawanan. Karena memiliki sifat zwitter-ion, maka asam amino memiliki sifat
senyawa ion (Redhana,2004).
Asam amino dapat dibagi menjadi tiga jenis diantaranya adalah :
Asam amino essensial
Asam amino essensial merupakan jenis asam amino yang tidak dapat
diproduksi di dalam tubuh. Contohnya adalah leusin, isoleusin, valin, lisin,
triptofan, metionin, treonin dan fenilalanin.
Asam amino non-essensial
Asam amino non-essensial merupakan jenis asam amino yang dapat
diproduksi di dalam tubuh. Contohnya adalah asam aspartat, glisin, alanin
dan serin.
Asam amino essensial bersyarat
Asam amino essensial bersyarat merupakan jenis asam amino non-essensial
namun pada saat tertentu yaitu pada saat melakukan kegiatan yang
memerlukan tenaga yang banyak menjadikan produksi dari asam amino ini
tidak akan secepat dan sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapatkan
dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung protein terkait atau
mengkonsumsi suplemen protein. Contohnya adalah arginin, histidin, asam
glutamat, tirosin, glutamin, taurin dan ornitin.
Oleh karena terdapat banyak jenis asam amino, maka perlu dilakukan suatu
analisis untuk mengidentifikasi keberadaan dari suatu asam amino dalam suatu
larutan protein. Analisis asam amino dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk
mengetahui keberadaan asam amino dalam suatu protein sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah dari suatu asam amino dalam
suatu protein (Tika, 2010). Adapun metode kualitatif yang dapat digunakan
adalah :
1. Uji Millon
Uji Millon pada umumnya digunakaan jika suatu larutan protein
mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik seperti
tirosin. Identifikasi ini dilakukan dengan cara menambahkan reagen Millon
(larutan merkuri dan merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit) maka
dengan cepat akan terbentuk endapan berwarna putih, jika endapan tersebut
dipanaskan, maka endapan tersebut akan berubah menjadi berwarna merah.
Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi.
2. Uji Hopkins-Cole
Uji Hopkins-Cole merupakan suatu uji yang digunakan untuk
mengidentifikasi asam amino triptofan yang ditandai dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu pada sampel yang diuji. Prinsip dasar dari uji ini
adalah proses kondensasi inti dari cincin indol dengan aldehida yang mana
jika ditambahkan dengan asam kuat akan menyebabkan terbentuknya cincin
berwarna ungu. Reaksi ini akan terjadi jika ditambahkan dengan oksidator
kuat seperti misalnya asam sulfat yang mana penambahan asam sulfat inilah
yang digunakan untuk memunculkan cincin berwarna ungu pada sampel.
Uji ini hanya bisa digunakan untuk mengidentifikasi triptofan karena hanya
triptofan satu satunya asam amino yang mengadung cincin indol.
3. Uji Ninhidrin
Uji Ninhidrin merupakan uji yang umum digunakan untuk protein dan asam
amino yang mana ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu
aldehida. Suatu asam amino bereaksi dengan ninhidrin yang akan
membentuk aldehida dengan memiliki satu atom karbon yang lebih rendah
dan akan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Hasil yang positif ditandai
dengan terbentuknya kompleks berwarna biru keunguan yang disebabkan
oleh adanya molekul ninhidrin yang ditambahkan dengan hidrindantin yang
bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut mengalami oksidasi.
Untuk satu macam asam amino, uji ini dapat dipakai untuk analisis
kuantitatif spektrofotometri. Prolin dan hidroksiprolin membentuk
kompleks berwarna merah dan kuning.
4. Uji PbS
Belerang yang terdapat dalam suatu asam amino sistein akan dibebaskan
sebagai ion sulfida dengan kehadiran NaOH. Ion sulfida akan bereaksi
dengan ion Pb2+ dan membentuk endapat hitam.
5. Reaksi Nitroprusida
Protein yang mengandung gugus sulfidril (-SH) bebas seperti sistein akan
memberikan warna kemerahan jika direaksikan dengan natrium prusida,
Na2Fe(CN)5NO.2H2O dalam larutan amoniak. Beberapa protein yang
memberikan hasil negatif terhadap reaksi ini ternyata menjadi positif setelah
dipanaskan sampai mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal ini
menunjukkan proses pemanasan tersebut menghasilkan gugus sulfidril
bebas.
Uji
Uji Uji Uji Reaksi
Sampel Hopkins-
Millon Ninhidrin PbS Nitropusida
Cole
Albumin
(+) (+) (+) (+) (-)
telur
OH R
O O -O
ninhidrin anion ungu
VII. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang tertera diatas maka dapat
disimpulkan bahwa larutan albumin telur menghasilkan hasil yang positif
terhadap semua uji asam amino yang telah diujikan, larutan glisin memberikan
hasil yang positif pada uji Ninhidrin yang berarti larutan ini mengandung asam
α-amino bebas, larutan triptofan memberikan hasil yang positif terhadap uji
Hopkins-Cole dan uji Ninhidrin yang berarti larutan ini pada struktur
senyawanya mengandung cincin indol dan asam α-amino bebas, larutan tirosin
memberikan hasil yang positif pada uji Millon dan uji Ninhidrin yang artinya
pada larutan ini dalam struktur senyawanya mengandung gugus fenol dan asam
α-amino bebas, larutan fenilalanin memberikan hasil yang positif terhadap uji
Ninhidrin yang berarti asam amino ini mengandung asam α-amino bebas,
larutan sistein memberikan hasil yang positif terhadap uji PbS yang artinya
senyawa ini mengandung unsur S (belerang) dalam strukturnya serta larutan
sampel C memberikan hasil yang positif terhadap uji Ninhidrin yang artinya
dalam larutan ini mengandung asam α-amino bebas.
Daftar Pustaka
I Wayan Muderawan, dkk. 2012. Buku Ajar Kimia Organik II. Singaraja.
Universitas Pendidikan Ganesha
Redhana, I Wayan. 2004. Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha