Anda di halaman 1dari 20

ACARA I KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/ biji-bijian. b. Mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum

menggunakan asam. c. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida,

disakarida dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. 2. Tanggal Praktikum : Senin, 5 November 2012 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid dan keton, karena itu dapat mengadakan reaksi-reaksi seperti halnya karbonil dan alkohol. Semua monosakarida dan disakarida mampu mereduksi larutan tembaga (II) hidroksida. Setiap karbohidrat yang mampu mereduksi tembaga ini tanpa terlebih dahulu mengalami hidrolisa disebut gula reduksi. Reaksi yang umum dipakai untuk mengetahui ada tidaknya gula reduksi adalah reagen fehling, benedict, dan tollen. Indikasi ada tidaknya gula reduksi dapat dilihat dari warna endapan. Jika reagen fehling dan benedict memberikan warna endapan merah bata pada sampel yang diuji maka menandakan adanya gula reduksi sedangkan larutan tollen akan memberikan warna seperti kaca hias (Parlan, 2005:157). Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam, banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, senyawa ini pernah disangka hidrat dari karbon sehingga disebut karbohidrat. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini

mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat dan mempunyai nisbah karbon terhadap oksigen sebagai 1:2:1 (Lehninger, 1975:313). Karbohidrat dapat dinyatakan dengan rumus Cx(H2O)y , dan diklasifikasikan menjadi monosakarida. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida (Girindra, 2003:223). Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Amilum merupakan salah satu polisakarida, dimana polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau singkong mengandung pati yng cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan tapioka. Untuk mengetahui keberadaan karbohidrat baik itu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida dalam makanan dapat dilakukan dengan cara uji kimia diantaranya yaitu uji Molisch yang didasarkan pada pembentukan furfural apabila monosakarida dipanaskan dengan asam sulfat pekat dan apabila ditambahkan -naftol akan membentuk senyawa berwarna , uji Benedict yang merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) dan pereaksi Benedict mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat, dan natrium sitrat yang jika bereaksi dengan karbohidrat akan membentuk endapan yang berwarna dan warna endapan tergantung pada konsentrasi karbohidrat, warna endpannya dapat merah bata, hijau dan kuning (Poedjiadi, 2007: 35-89). Pati dapat dipisahkan dengan berbagai teknik menjadi dua fraksi, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa menyusun sekitar 20% dari pati, unit glukosa (50-300) membentuk rantai sinambung, degan tautan -1,4). Sedangkan amilopektin sangat bercabang dan merupakan polisakarida yang jauh lebih besar dari amilosa (Hart, 2003: 507).
2

Pati atau selulosa(polisakarida) kalor

banyak satuan glukosa. Gugus karbonil

dari aldosa dan ketosa dapat direduksi oleh berbagai reagen. Produknya adalah poliol yang disebut alditol. Contohnya hidrogenasi katalitik atau reduksi dengan NaBH4

mengkonversi D-glukosa menjadi D-glutisol (juga dinamakan sorbiotol). Reaksi terjadi lewat sejumlah kecil aldehida dalam kesetimbangan dalam hemiasetal siklik. Jika aldehida yang sedikit itu direduksi, kesetimbangan bergeser kekanan sehingga akhirnya semua gula terkonversi. Sorbitol digunakan secara komersial sebagai pemanis dan pengganti gula (Hart,2003:507). Pati terdapat pada umbi, daun, batang, dari biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati setelelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan rakyat di daerah maluku. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioka juga merupakan sumber karbohidrat. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilase dan amilofektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase dalam ludah dan dala cairan y ang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita, oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam maltosa (Poedjiadi 2007: 88). Beberapa sifat kimia dari karbohidrat, berbeda dengan sifat fisika yang telah diuraikan. sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus OH, gugus aldehida. dan gugus keton. monosakarida dan disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi. sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat dan analisis kuantitatif dan juga analisis kualitatif dengan menggunakan beberapa pereaksi, antara lain : Pereaksi Fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor lain. pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A yang merupakan larutan CuSO4 dalam air sedangkan Fehling B, larutan garam Knatartrat dan NaOH dalam air. fehling menghasilkan endapan warna merah bata. Pereaksi Benedict, Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natriumsitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang dapat terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, merah bata. Pereaksi Barfoed, Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida

dengan disakarida. perbedaan antara pereaksi fehling, benedict, dan barfoed adalah bahwa pada pereaksi barfoed digunakan suasana asam (Poedjiadi, 2007:41). Sukrosa merupakan salah satu disakarida. Ia tidak memberi reaksi yang khas untuk gula yang dapat merduksi. Jadi ia tidak dapat mereduksi larutan tembaga alkali, membentuk osazon, atau menunjukkan mutatotasi. Hidrolisis sukrosa menghasilkan suatu campuran yang kasar yang sering disebut gula invert sebab fruktosa dengan levorotasi yang terbentuk kuat merubah (invert) kerja sukrosa yang sebelumnya adalah dekstrorotasi. Trehalosa juga nerupakan gula yang tidak mereduksi, karena alasan yang sama (Mayer,1992:169). C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : Gelas kimia 600 mL Pipet tetes Gelas ukur 100 mL Penangas air Rak tabung reaksi Tabung reaksi Corong buchner Pompa vacum Blender Kain putih Spatula Penjepit tabung reaksi Timbangan analitik Erlenmeyer 250 mL Corong kaca Pipet volume 5 mL Pipet volum 1 mL Filter flash Bulb Pisau

Statif Klem

2. Bahan : Ubi kayu (singkong) Larutan alkohol (metanol) 96% Air Larutan 10% -naftol Larutan H2SO4 pekat Larutan fruktosa 1% Larutan glukosa 1% Reagen benedict Kertas saring whatman Aquadest Larutan HCl encer Larutan iodin Larutan amilum Reagen saliwanoff Tissue Kertas label

D. SKEMA KERJA 1. Isolasi Amilum dari Umbi/ biji-bijian Ubi kayu (singkong) Dikupas, Ditimbang 100 gram Dipotong kecil-kecil + 200 ml air (blender 30 detik) Disaring dengan kain

Endapan

Filtrat

Didekantasi

Endapan + 200 mL air Dikocok Didekantasi

Filtrat

Endapan + Metanol (alkohol) 96% Larutan campuran Disaring (penyaring buchner) Pati Dikeringkan Ditimbang Hasil

Filtrat

Filtrat

2. Uji Kualitatif Karbohidrat Reaksi Molisch 2 ml glukosa Dimasukan ke dalam tabung rekasi + 2 tetes larutan 10% alpha naftol kemudian di campur Hasil Dialirkan melalui dinding tabung 2 ml H2SO4 pekat Hasil (dilakukan percobaan yang sama untuk fruktosa)

Reaksi Benedict Larutan glukosa 2 ml Hasil 5 ml reagen benedict Dimasukan ke dalam pemanas air Reaksi positif bila terjadi warna hijau, kuning, merah, oranye, atau merah bata.

Larutan fruktosa 2 ml

5 ml reagen benedict Dimasukan ke dalam penangas air Reaksi positif bila terjadi warna hijau, kuning, merah, oranye, atau merah bata.

Hasil

Uji reaksi iodine 1 mL amilum Hasil + larutan HCl encer + 2 tetes larutan iodine Diamati warna yang terjadi

Uji Saliwanoff 2 mL reagen Saliwanoff + 2 tetes larutan fruktosa Dipanaskan selama 1 menit dalam penangas air mendidih sampai terbentuk warna merah tua Hasil (Dilakukan percobaan yang sama untuk glukosa)

E. HASIL PENGAMATAN

Langkah kerja Isolasi Amilum dari ubi

Hasil pengamatan - Berat ubi kayu = 100 gram Setelah diblender dan disaring dengan kain akan terbentuk larutan berwarna kuning susu. - Endapan yang terbentuk pada filtar berwarna putih dan filtratnya agak kuning. - Amilum dalam suspensi mrtanol 96% berwarna putih putih dan filtratnya warna putih susu. - Setelah kering terbentuk tepung berwarna putih. - Berat amilum kering + kertas saring whtman = 16,67 gram. - Berat kertas saring whtman = 0,98 gram Maka, berat amilum kering = 15,69 gram

Uji Kualitatif Karbohidrat a). Reaksi Molisch

Glukosa setelah ditambahkan -naftol menjadi

2 ml glukosa + 2 tetes larutan berwarna pink bening. Setelah + H2SO4 larutan 10% alfa naftol terbentuk lapisan ungu pada larutan bagian atas dan dialirkan perlahan- dan tabung reaksi terasa panas. lahan 2 ml H2SO4 Fruktosa setelah ditambahkan -naftol, menjadi 2 ml fruktosa + 2 tetes larutan berwarna pink bening. Setelah + H2SO4 larutan 10% alfa naftol pekat, terbentuk lapisan coklat keunguan dan dialirkan perlahan- bagian atas. lahan 2 ml H2SO4 pada

b) Reaksi Benedict 5 ml reagen Benedict + Glukosa (bening) : Setelah dicampurkan dengan 2 mL larutan glukosa reagen Benedict, warna larutan menjadi biru. dan dalam penangas Setelah dipanaskan, terbentuk warna larutan orange kecoklatan dan endapan berwarna hijau. Fruktosa (bening) : Setelah dicampurkan dengan reagen Benedict , warna larutan menjadi biru.

air selama 5 menit.

Setelah dipanaskan terbentuk larutan menjadi

orange dan terbentuk sedikit endapan berwarna hijau.


c) Uji reaksi iodine

- Warna awal amilum yaitu bening, setealh

1 mL larutan amilum + HCl ditamabahkan HCl encer warna larutan menjadi encer + 2 tetes larutan bening agak keruh, + 2 tetes iodin warna larutan iodine d) Uji Saliwanoff 2 mL reagen saliwanoff + 2 tetes larutan fruktosa dipanaskan 1 menit. Warna fruktosa mulanya bening + reagen salinoff warna larutan tetap bening. menjadi ungu tua.

Setelah dipanaskan warna larutan menjadi orange bening.

2 mL reagen saliwanoff + 2 tetes larutan glukosa dipanaskan 1 menit.

Warna awal glukosa adalah bening + reagen salinoff warna larutan menjadi tetap bening. Setelah dipanaskan warna larutan menjadi bening kekuningan.

F. ANALISA DATA 1. Isolasi amilum dari ubi kayu / singkong Berat kertas saring whatman Berat amilum + kertas saring Berat amilum = 0,98 gram = 16,67 gram = (berat amilum + kertas saring) - ( berat kertas saring) = 16,67 gram 0,98 gram = 15,69 gram Berat singkong awal Kadar amilum = = 100 gram
15,69 gram 100 % 100 gram

= 15,69 %

2. Uji Kulitatif Karbohidrat


CH2OH
H

CH2OH

C
H OH

O
H

C
H OH

O
H

OH

C
OH

C
OH

C
OH

C
H

CH2OH

O
H

CH2OH
OH

CH2OH

O
H OH

OH

C
H

C
OH

C
H

C
OH

C
H

C
OH

C CH2OH
H

D fruktosa

D fruktosa

CH2OH
OH

CH2OH

C
H OH

O
H

C
H

C
H

O
H

C
H

C
H

C
OH

C
OH

C
H

C
OH

Laktosa (B-D-Glukosa galaktopironasi - D glukopironosa

Reaksi Molish
H HOH 2C CHOH CHOH CHOH C O O

H2SO 4 O

C H

+
HO

pentosa

furufral

-naftol

H HOH 2C CHOH CHOH CHOH C O

H2SO 4

H3C O

C H

+
HO

5-hidroksi furfural

H3C O S OH O OH

cincin ungu yang terbentuk

Reaksi Benedict a. Glukosa


HOCH 2 HOCH 2 HOCH 2

. ..O.

.. OH ..
OH

..O
OH

H H

O ..
OH OH OH

..

OH OH OH OH

H H

OH OH

HOCH 2

HOCH 2

.. O ..

OH OH OH

Cu

2+

OH OH

+
C OO

CH 2O + 3H 2O
merah bata

ion terikat

OH OH

b. Fruktosa
.. O ..
OH CH2 OH OH OH OH

+
OH
H

OH

.. OH ..

HOCH 2

..

O
OH

OH
HOCH 2

O H ..
OH C

.. O . .

CH2 OH

HOCH 2

.. O ..

OH C OH

.. O . .
CH2 OH

Cu

2+

HOCH 2

.. O ..

+
OH C OH

Cu 2O

merah bata

ion terikat
OH

O R C OH

Cu

2+

2OH

O CH 2

Cu 2O

merah bata

Reaksi iodine

H
O

CH2OH CH2OH O O H H H H OH OH OH OH O H H H H
CH2 OH

OH H

(amilosa)

I3-

Kompleks iodium amilosa

CH2OH O H H H OH OH H H

H O

H OH H

O H OH O H
CH2OH O H OH OH H H H O H H CH2OH O + H OH OH C H H H H CH2O H O H OH OH O

(Amilopektin) + I3-

CH2OH O H H OH OH O H H H O CH2OH O H OH OH H H

H O

CH2OH O H + H OH OH C H
H OH

H
O

H O

H H O H

H CH2O H O H OH OH O H H O

+
H

CH2OH O H H OH OH H H

kompleks iodin amilum

Reaksi Saliwanoff

G. PEMBAHASAN Pati terdapat pada umbi, daun, batang, dari biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilase dan amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita, oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam maltosa (Poedjiadi, 2007).

Amilum merupakan salah satu polisakarida, dimana polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Pati atau amilum itu sendiri merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Dimana pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa ( sebagai produk fotosintesis ) dalam jangka panjang (Sugiharto, 1999). Pati merupakan polisakarida dengan sususan yang kompleks. Hidrolisis polisakarida dilakukan untuk memperoleh senyawa karbohidrat yang sederhana. Hidrolisis ini dilakukan dengan menggunakan katalis asam atau enzim. Pada hidrolis asam terjadi potongan tingkatan glikosidik secara acak dan membentuk macam macam oligosakarida dan akhirnya dikonveksi menjadi glukosa sedangkan dengan katalis enzim terjadi potongan ikatan glukosidik secara teratur sesuai dengan enzim yang digunakan. Hidrolisis dilakukan dengan asam juga ditambah larutan NaOH yang bersifat basa. NaOH disini tidak berperan sebagai penghidrolisis polisakarida, tetapi merupakan larutan buffer. Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengisolasi amilum dari umbi/biji-bijian, mengetahui cara menghidrolisis amilum menggunakan asam dan mengidentifikasi karbohidrat seperti monosakarida, disakarida dan polisakarida dengan cara mengetahui sifat-sifat reaksi dan perubahan warnanya. Pada isolasi amilum dari umbi, digunakan ubi kayu (singkong) yang mengandung amilum cukup banyak. Pati atau amilum itu sendiri merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati ini tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin yang memiliki komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras dan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Langkah awalnya yaitu membuat larutan singkong dengan memblender 100 gr singkong denganair sebanyak 200 mL hingga terbentuk suspensi dan disaring untuk untuk memisahkan filtrate dari residu. Selanjutnya filtrat jenuh ditambahkan 200 mL aquades didamkan hingga amilum terendapkan dan didekantasi yang diulang sebanyak 2 kali. Dekantasi bertujuan untuk memurnikan endapan amilum karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat yang bersifat polar dalam sampel. Selanjutnya yaitu penambahan metanol 96% yang berfungsi untuk memurnikan amilum dengan melarutkan bahan-bahan organic yang tidak larut dalam air dan mengikat zat pengotor yang bersifat non polar sehingga filtrate yang tersisa hanya amilum saja (Iryanti, 2009: 12). Hasil dekantasi terakhir disaring dengan

penyaring Buchner dan dikeringkan. Dari hasil praktikum diperoleh kadar amilum sebesar 15,69 gram dari 100 gram berat singkong awal atau dengan persentase 15,69%. Hasil ini menunjukkan kadar amilum yang kurang maksimal pada singkong. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurang telitinya praktikan pada saat dekantasi sehingga banyak endapan yang terambil sebelum sampai pada tahap penambahan metanol 96 %. Selanjutnya uji kualitatif karbohidrat ini digunakan pereaksi yaitu reaksi molisch dan reaksi benedict. Reaksi peragian, iodine, dan saliwanoff Tidak dilakukan. Pada reaksi Molisch dimana pereaksi molisch terdiri atas larutan -naftol dalam alcohol. Glukosa yang ditambahkan larutan -naftol, larutan menjadi merah muda bening. Kemudian setelah penambahan H2SO4 pekat terbentuknya cincin berwarna ungu pada bagian atas, hal ini terbentuk karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan -naftol yang menghasilkan kompleks berwarna ungu. Konsentrasi H2SO4 pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan -naftol untuk membentuk produk berwarna (Rida, 2008). Furfural atau derivate ini adalah monosakarida yang dalam larutan asam yang encer apabila dipanaskan umumnya stabil, tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida Akan menghasilkan furfural atau derivatnya. Dan pada reaksi pembentukan furufural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa (Poedjiadi, 2007: 41). Sehingga uji positif adanya karbohidrat ditandai dengan adanya cincin ungu antara bagian atas dan bawah pada larutan. Begitu pula pada fruktosa juga terbentuk cincin berwarna ungu sama seperti pada Glukosa. Hal ini menandakan bahwa adanya senyawa karbohidrat dalam bahan-bahan atau larutan tersebut. Selanjutnya yaitu percobaan reaksi Benedict. Pereaksi ini berupa larutan mengandung koprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat, dimana adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah (Poedjiadi, 2007: 40). Uji benedict terutama dilakukan untuk karbohidrat preduksi yang dapat mereduksi ion logam ( misalnya Cu2+ bereaksi dengan pereaksi benedict membentuk endapan Cu2O berwarna merah bata ,hijau atau bias saja berwarna kuning (Rifki, 2008). Pada percobaan ini,uji benedict bernilai positif dimana hasil reaksi terdapat endapan merah bata dan endapan berwarna hijau yang menandakan larutan mengandung gula pereduksi. Larutan glukosa ditambahkan ke dalam reagen Benedict. Pada Glukosa

awalnya berwarna biru sebelum dilakukan pemanasan. Kemudian setelah dilakukan pemanasan selama 5 menit terbentuk larutan berwarna orange/merah bata dan endapan berwarna hijau. Dengan demikian, karbohidrat ini mengandung gula pereduksi. Larutan tembaga alkalis pada reagen Benedict bila direaksikan dengan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan terjadi reduksi membentuk Cu2O (cupro oksida) sebagai akibat adanya reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Gula reduksi yang terdapat pada glukosa adalah sorbitol, sedangkan pada fruktosa adalah campuran dari sorbitol dan mannital (Rida, 2008). Sedangkan pada fruktosa menghasilkan endapan orange dan hijau yang sangat sedikit. Endapan merah bata ini menunjukkan adanya gula reduksi pada karbohidrat yang diuji. Pada dasarnya, endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Glukosa dan fruktosa yang termasuk dalam golongan monosakarida, memiliki gugus karbonil (-C=O) yang dapat mereduksi larutan CuSO4 menjadi endapan Cu2O berwarna merah bata. Glukosa dapat dioksidasi oleh Cu2+ karena termasuk golongan ketosa (gugus keton) namun tetap dapat dioksidasi lagi karena adanya tantometri yakni ketosa diubah jadi keto-enol kemudian akan menjadi gugus aldosa. (Winarno, 2005). Fruktosa merupakan larutan yang lebih cepat bereaksi (memberikan warna merah dan endapan merah bata) daripada larutan karbohidrat lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan mereduksi dari fruktosa. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid dan keton bebas dalam molekul karbohidrat. Pada fruktosa yang mengandung gugus keton lebih cepat bereaksi daripada glukosa yang mengandung gugus aldehid. Karena gugus keton langsung didehidrasi menjadi furfural. Sedangkan gugus aldehid mengalami transformasi dahulu menjadi ketosa kemudian didehidrasi menjadi furfural (Martoharsono, 2006). Percobaan selanjutnya uji iodium yang bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida, dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Berdasarkan hasil pengamatan, amilum yang semula berwarna putih keruh setelah ditambahkan HCl menjadi lebih bening, kemudian setelah ditambah iodin warnanya menjadi ungu tua. Amilum menjadi berwarna biru tua atau keunguan karena hasil ikatan kompleks iodine dengan amilum. Pada reaksi ini terjadi absorbsi molekul iodine yang masuk dalam aliran spiral pati. Saat penambahan iodin dalam suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwana spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru atau ungu tua (Wilbraham,

2002). Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena strukturnya masih sederhana. Dengan demikian, pada percobaan tes iodine ini terbukti bahwa amilum termasuk polisakarida. Karena hanya polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan warna yang kompleks. Percobaan terakhir menggunakan reaksi saliwanoff. Adanya gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan saliwanoff akan menunjukkan warna orange kemerahan atau kuning sebagai reaksi positifnya. Adanya warna orange kemerahan atau kuning merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff memberikan turunan furfural yangg selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol memberikan warna orange kemerahan atau kuning kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa uji saliwanoff digunakan untuk membedakan antara karbohdrat yang mengandung aldehid dan keton (Winarno, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan, pada glukosa yang telah ditambahkan pereaksi saliwanoff, warna larutan menjadi tetap bening dan setelah dipanaskan larutan berwarna bening kekuninga. Sedangkan pada fruktosa yang ditambhakan pereaksi saliwanoff tidak terjadi perubahan warna,tapi setelah dipanaskan warna larutan menjadi orange, Hasil ini membuktikan bahwa fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi keton yang bisa cepat bereaksi dengan saliwanoff.

H. KESIMPULAN 1. Amilum atau pati dapat diisolasi dari umbi dengan proses pembuatan suspensi pati/amilum dan pemurnian dengan penambahan metanol/alkohol 96 %. Dari hasil Isolasi amilum dari 100 gram ubi kayu dapatkan amilum / pati seberat 15,69 gram atau 15,69%. 2. Identifikasi karbohidrat ( monosakarida, oligosakarida dan polisakarida ) di lakukan dengan meraksikan glukosa dan frukosa. Untuk monosakarida dengan reaksi peragian, uji Molisch, benedict, iodine dan Saliwanoff. Reaksi Molisch adalah uji positif adanya karbohidrat ditandai dengan adanya cincin ungu.

Reaksi Benedict adalah reaksi untuk uji adanya gula pereduksi dengan ditandai adanya reaksi pengendapan berwarna hijau, kuning, merah orange atau merah. bata.

Identifikasi gugus polisakarida di lakukan pada amilum dengan uji iodine yang menghasilkan warna biru / ungu tua.

Uji Saliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.

DAFTAR PUSTAKA

Girindra, A. 2003. Biokimia I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Iryanti, Tanti. 2009. Karbohidrat. Makassar.UNHAS Press. Lehninger.A.L, 1975. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Martoharsono, Soeharsono.2006. Biokimia 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mayer, Peter. 1992. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Parlan, Wahyudi. 2005. Kimia Organik 1. Malang: UM Press. Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Rida. 2008. Karbohidrat. http//sweetfirls. multiply. com/journal/items/s/karbohidrat. Diakses tanggal 6 Novemeber 2012 pukul 22:20 WITA. Rifki. 2008. Seri Pengantar Biokimia. http://arifqbio.multiplay.com/journal/item/15/seri_ PengantarBiokimia. Diakses tanggal 6 Novemeber 2012 pukul 21:29 WITA. Winarno, F.G.1997.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : PT. Gramedia.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1


ACARA I

KARBOHIDRAT

OLEH
Nama : MASYITA BALAFIF NIM: G1C 010 007

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM 2012

Anda mungkin juga menyukai