Anda di halaman 1dari 8

TITRASI FORMAL ASAM AMINO

Pande Putu Diah Suci Laksmi


1813081002
Prodi Kimia, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
pande.diah@undiksha.ac.id

ABSTRAK
Hidrolisis protein dapat dilakukan dengan menggunakan enzim protease dari tripsin. Protein jika
dihidrolisis akan menghasilkan asam amino bebas. Asam amino bebas ini bila direaksikan dengan
formaldehid berlebih akan membentuk derivat metilol. Dengan terbentuknya derivat metilol berarti gugus
amino dari protein sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi titik akhir titrasi sehingga titik akhir titrasi
dapat ditentukan dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah fenolftalein. Pada percobaan ini
dilaksanakan praktikum mengenai titrasi formal asam amino dengan tujuan untuk menentukan derajat
hidrolisis suatu protein melalui titrasi formal asam amino, untuk menghidrolisis protein dengan enzim
protease dan untuk membuat kurva hubungan antara volume NaOH terhadap waktu dan kurva mg nitrogen
asam amino terhadap waktu pada titrasi formal asam amino. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan menggunakan data sekundernya yang mana dilakukan titrasi pada interval waktu 0, 15,
30, 45, 60, 75, dan 90 menit dengan menggunakan NaOH 0,02 M terhadap larutan campuran gelatin dan
tripsin. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini adalah nilai derajat hidrolisis suatu protein melalui
titrasi formal asam amino adalah sebesar 0,02. Larutan protein (gelatin) dapat dihidrolisis dengan
menggunakan tripsin (enzim protease). Kurva hubungan antara volume NaOH terhadap waktu dan kurva
mg nitrogen asam amino terhadap waktu pada titrasi formal asam amino berbanding lurus yang mana
jumlah asam amino yang terurai bertambah sesuai dengan pertambahan waktu dapat dibuktikan dengan
meningkatnya penggunaan NaOH dalam titrasi seiring pertambahan waktu maka semakin banyak pula mg
nitrogen dari asam amino yang dihasilkan. Peningkatan jumlah mg asam amino terjadi seiring dengan
bertambahnya waktu kontak antara larutan gelatin dengan larutan tripsin.

Kata kunci : asam amino, formaldehida, titrasi formal

ABSTRACT
Protein hydrolysis can be performed using protease enzyme of trypsin. If hydrolyzed protein will
result in free amino acids. These free amino acids when reacted with excess formaldehyde to form methylol
derivatives. With the formation of methylol derivatives means that the amino group of the protein is bound
and will not affect the titration end point so that the titration end point can be determined precisely.
Indicator used is fenolftalein. In this experiment, a practicum was carried out regarding formal titration of
amino acids with the aim of determining the degree of hydrolysis of a protein through formal titration of
amino acids, to hydrolyze proteins with protease enzymes and to create a curve of the relationship between
NaOH volume against time and the mg nitrogen amino acid curve against time at titration formal amino
acids. The method used is an experimental method using secondary data in which the titration is carried out
at intervals of 0, 15, 30, 45, 60, 75, and 90 minutes using 0.02 M NaOH against a mixture of gelatin and
trypsin solution. The result obtained in this experiment is the value of the degree of hydrolysis of a protein
through formal titration of amino acids is 0.02. Protein solution (gelatin) can be hydrolyzed by using trypsin
(protease enzyme). The relationship curve between the volume of NaOH against time and the mg curve for
amino acid nitrogen with time in the formal titration of amino acids is directly proportional in which the
number of amino acids decomposed increases with time. It can be proven by the increasing use of NaOH in
the titration over time, the more mg nitrogen from the resulting amino acid. The increase in the number of
mg of amino acids occurs with increasing contact time between the gelatin solution and the trypsin solution.

Keywords: amino acids, formaldehyde, formal titration

1
PENDAHULUAN Untuk mendapatkan suatu asam
Kata protein berasal dari bahasa amino yang merupakan penyusun dari suatu
Yunani yaitu dari akar kata protos atau protein, dapat dilakukan dengan cara
proteos yang artinya pertama atau yang menghidrolisis larutan protein tersebut.
paling utama. Protein merupakan senyawa Hidrolisis suatu protein dapat dilakukan
organik kompleks yang memiliki berat dengan menggunakan suatu enzim protease
molekul tinggi yang merupakan suatu yang berasal dari tripsin. Apaliba suatu
polimer yang mana monomer-monomernya protein dihidrolisis maka akan
terdiri dari asam amino yang dihubungkan menghasilkan suatu asam amino bebas.
dengan ikatan peptida. Pada molekul Asam amino bebas yang dihasilkan jika
protein mengandung karbon, hidrogen, direaksikan dengan formaldehida berlebih
oksigen nitrogen dan untuk beberapa jenis akan membentuk derivat metilol. Reaksi
kadang kala mengandung sulfur dan fosfor. tersebut menyebabkan asam amino bebes
Suatu molekul protein disusun oleh bentuk isoelektrik kehilangan sati proton
sejumlah asam amino tertentu dengan dari gugus NH3+.
susunan yang khas dan bersifat turunan
(Aisjah Girindra, 1986).

H3N+CHRCOO- ↔ H2NCHRCOO- + H+
H2NCHRCOO- + 2 HCHO ↔ (HOCH2)2NCHRCOO-
+
H yang terlepas pada reaksi tersebut dapat protein. Menurut teori zwitter ion, jika
dititrasi langsung dengan menggunakan suatu asam amino dalam larutan dititrasi
NaOH sampai pH 8.0 (titik akhir indikator dengan basa, maka ion hidrogen dari
fenolftalein). Titrasi asam amino atau ammonium yang dititrasi. Gugus
campuran asam amino dalam keberadaan ammonium dari asam amino bersifat buffer
formaldehid disebut dengan titrasi formal pada daerah pH tinggi yaitu diatas pH 11
asam amino. Titrasi ini merupakan metode sehingga tidak memungkinkan untuk
analisis untuk mengikuti pembentukan dititrasi sampai titik akhir. Hal yang sama
asam amino bebas yang dihasilkan pada juga terjadi pada gugus karboksil yang
proses hidrolisis protein oleh enzim bersifat buffer pada pH rendah sehingga
proteotik. Protein dihidrolisis akan tidak memungkinkan juga dititrasi dengan
didapatkan asam aminonya. Hidrolisis suatu basa.
protein dapat dilakukan dengan Untuk mengatasinya,
menggunakan enzim protease dan tripsin. penambahan formaldehid kedalam
Tripsin adalah suatu enzim proteolitik atau larutan asam amino bertujuan agar
enzim yang mengkatalisis hidrolisis dapat bereaksi dengan gugus amino
protein. Tripsin mengkatalisis hidrolisis yang tidak bermuatan sehingga
ikatan amida di bagian karboksil dari lisin dapat memungkinkan untuk gugus
atau arginin (Fessenden, 2010). Selama ammonium membuffer pada daerah
proses hidrolisis dari suatu protein pH lebih rendah dan dapat dititrasi
berlangsung, sejumlah gugus karboksil dan pada titik akhir secara kuantitatif
gugus amino akan terus bertambah. menggunakan suatu indikator.
Penentuan secara kuantitatif salah satu Adapun reaksi yang terjadi selama
gugus akan dapat memberikan indikasi titrasi formal asam amino
untuk mengetahui derajat hidrolisis suatu berlangsung adalah :

2
O O
H NaOH H
R C C R C C

NH2 OH +NH O-
3

pada pH netral
H
O
H
+ R C COOH
R C C CH2O

+NH O- N
3
HOH2C CH2OH

formalin dimetilol
H H O

R C COOH + NaOH R C C

N N ONa
HOH2C CH2OH HOH2C CH2OH
Gambar 1. Reaksi Keseluruhan Titrasi Formal Asam Amino

Larutan asam amino yang ditambahkan yang diperoleh dari hidrolisis parsial
dengan formalin akan membentuk dimetilol. kolagen. Gelatin adalah protein yang larut
Terbentuknya dimetilol menandakan bahwa yang bersifat gelling agent (bahan pembuat
gugus asam amino dari protein telah terikat gel). Gelatin berasal dari glisin dengan
dan tidak akan mempengaruhi titik akhir titrasi komposisi besar, protein dan 4-hidroksi
sehingga titik akhir titrasi akan dapat residu. Adapun struktur gelatin adalah
ditentukan dengan tepat (Tika, 2010). sebagai berikut :
Reagen yang digunakan adalah gelatin
yang mana gelatin merupakan produk alami

Gambar 2. Struktur Gelatin

METODE formaldehida 40%, 25 mL larutan tripsin


Alat dan Bahan 1%, dan aquades secukupnya.
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini terdiri dari 3 buah gelas kimia Prosedur Kerja
100 mL, 3 buah Erlenmeyer 100 mL, 1 set Persiapan Larutan Gelatin
buret dan statif, 1 buah spatula, 1 buah Sebanyak 100 mL larutan gelatin
batang pengaduk, 2 buah labu ukur 100 mL, disiapkan dan ditambahkan dengan 1 mL
1 buah pipet ukur 25 mL, 1 buah kaca indikator fenolftalein dan juga ditambahkan
arloji, 1 buah termometer, 1 buah pemanas dengan tetes demi tetes larutan NaOH 0,2
listrik, 2 buah pipet tetes,dan 1 buah labu M hingga timbul warna merah muda.
ukur 25 mL. Kemudian larutan HCl 0,1 M ditambahkan
Serta bahan-bahan yang digunakan tetes demi tetes kedalam larutan gelatin
100 mL larutan gelatin 5%, 100 mL larutan yang berwarna merah muda hingga warna
NaOH 0,2 M, 50 mL larutan HCl 0,1 M, merah menghilang. Larutan tersebut
indikator PP 1% secukupnya, 75 mL larutan selanjutnya direndam di dalam inkubator air
pada suhu 38˚C selama beberapa menit.

3
Persiapan Larutan Tripsin pH optimum bagi suatu enzim untuk
Sebanyak 25 mL larutan tripsin menghasilkan asam amino. Perlakuan yang
ditambahkan dengan beberapa tetes sama juga dilakukan terhadap larutan enzim
indikator fenolftalein dan tetes demi tetes protease yaitu tripsin.
larutan NaOH 0,2 M sampai timbul warna Tahap awal dari praktikum ini adalah
merah muda. Kemudian larutan tripsin yang melakukan preparasi larutan gelatin.
berwarna merah muda ditambahkan dengan Larutan gelatin dibuat dengan cara
larutan HCl 0,1 M tetes demi hingga warna melarutkan serbuk gelatin yang berwarna
merah menghilang. Selanjutnya larutan kuning ke dalam aquades. Campuran
diinkubasi pada inkubator air pada suhu tersebut kemudian dipanaskan yang
38˚C selama beberapa menit. bertujuan agar serbuk gelatin lebih mudah
untuk larut dalam aquades. Larutan yang
Titrasi Formal Asam Amino terbentuk setelah dipanaskan adalah larutan
Larutan tripsin ditambahkan berwarna kuning bening.
kedalam larutan gelatin dan diaduk secara Larutan gelatin yang sudah larut
perlahan. Setelah tercampur merata, 10 mL dengan sempurna selanjutnya ditambahkan
campuran diambil dan dimasukkan ke dengan indikator fenolftalein (PP) yang
dalam erlenmeyer 100 mL yang mana bertujuan untuk mengetahui perubahan pH
larutan ini nantinya akan digunakan sebagai yang terjadi pada sistem larutan. Setelah
kontrol atau waktu nol. Larutan tersebut ditambahkan indikator fenolftalein larutan
dididihkan yang bertujuan untuk merusak tidak berubah warna. Larutan gelatin yang
enzimnya, setelah mendidih kemudian sudah ditambahkan dengan indikator
didinginkan. Larutan yang telah fenolftlein, kemudian ditambahkan tetes
didinginkan kemudian ditambahkan dengan demi tetes larutan NaOH 0,2 M yang mana
15 mL formalin netral dan 3 tetes penambahan larutan ini mengakibatkan
fenolftalein dan dititrasi dengan larutan gelatin berubah warna menjadi
menggunakan NaOH 0,2 M. Pada interval merah muda. Larutan gelatin yang
waktu 15, 30, 45, 60, 75, 90 menit dari berwarna merah muda kemudian
waktu nol dilakukan hal yang sama seperti ditambahkan dengan HCl 0,1 M tetes demi
pada kontrol. tetes yang bertujuan untuk membuat larutan
tersebut mencapai pH 8, karena sebelumnya
dilakukan penambahan NaOH yang
HASIL DAN PEMBAHASAN membuat larutan bersifat basa, penambahan
Pada praktikum ini dilakukan titrasi ini menyebabkan larutan kembali berwarna
formal asam amino yaitu suatu titrasi asam kuning bening. Penambahan HCl hingga
amino atau campuran asam amino dalam pH 8 dilakukan sebab pada pH ini
keberadaan formaldehida. Prinsip dasar dari merupakan pH yang optimum bagi enzim
titrasi formal asam amino adalah titrasi tripsin untuk bekerja optimal. Selanjutnya
asama basa sehingga formalin, tripsin, dan larutan gelatin diinkubasi pada inkubator air
gelatin yang digunakan dalam percobaan pada suhu 380C yang bertujuan agar enzim
harus berada dalam keadaan netral agar protease dapat bekerja secara optimal.
nantinya tidak mengganggu hasil Hal yang sama juga dilakukan pada
percobaan. Larutan gelatin ditambahkan larutan tripsin. Yang mana larutan tripsin
dengan larutan fenolftalein (PP) dan larutan ditambahkan dengan indikator fenolftalein.
NaOH 0,2 M hingga timbul warna merah Tujuan dari ditambahkannya indikator
muda bertujuan agar larutan gelatin berada fenolftalein adalah untuk mengetahui
dalam sifat basa yang kemudian akan perubahan pH yang terjadi pada sistem
ditambahkan dengan larutan HCl 0,1 M larutan. Setelah ditambahkan indikator
sampai warna merah muda larutan larutan tidak mengalami perubahan warna.
menghilang yaitu pada pH 8,0. Larutan Larutan tripsin yang sudah ditambahkan
gelatin dapat bereaksi secara sempurna indikator fenolftlein, kemudian
dengan enzim protease yaitu tripsin pada ditambahkan dengan larutan NaOH 0,2 M
pH 8,0 yang mana pH tersebut merupakan tetes demi tetes. Penambahan NaOH ini

4
mengakibatkan larutan tripsin berubah ke-nol. Pengambilan campuran ini diulangi
warna menjadi merah muda. Larutan tripsin sebanyak 6 kali pada interval waktu tertentu
yang berada dalam keadaan berwarna yaitu pada menit ke-15, menit ke-30, menit
merah muda kemudian ditambahkan ke 45, menit ke-60, menit ke-75, dan menit
dengan HCl 0,1 M tetes demi tetes yang ke-90. Masing-masing campuran pada
menyebabkan larutan kembali ke warna interval waktu tersebut diperlakukan
semula. Penambahan HCl bertujuan agar dengan sama seperti hal yang dilakukan
larutan tersebut mencapai pH 8, karena terhadap kontrol. Tujuan dari penambahan
sebelumnya dilakukan penambahan NaOH formalin adalah agar gugus amino yang
yang membuat larutan bersifat basa. tidak bermuatan bereaksi denga formalin
Penambahan HCl hingga pH 8 dilakukan, sehingga akan memungkinkan gugus
karena pada pH ini merupakan pH optimum amonium mem-buffer di daerah pH yang
bagi enzim tripsin untuk bekerja optimal. lebih rendah serta akan dapat dititrasi pada
Proses praktikum dilanjutkan yang titik akhir secara kuantitatif menggunakan
mana larutan tripsin dan larutan gelatin suatu indikator. Jika tidak ditambahkan
dicampur dan diaduk perlahan. dengan formaldehid maka gugus amonium
Pencampuran kedua larutan ini akan dari asam amino akan bersifat buffer pada
menghasilkan larutan berwarna putih daerah pH tinggi yaitu diatas pH 11
kekuningan. Penambahan larutan tripsin sehingga tidak memungkinan dilakukan
kedalam larutan gelatin dapat titrasi sampai titik akhir. Hal yang sama
menghidrolisis protein khususnya gelatin. juga terjadi pada gugus karboksil yang
Larutan tripsin digunakan dalam hidrolisis bersifat buffer pada pH rendah sehinga
protein bertujuan agar tripsin yang terdapat tidak mungkin dititrasi dengan basa.
enzim protease yang mampu menghidrolisis Reaksi yang terjadi pada titrasi dengan
protein dengan memotong ikatan peptida menggunakan formalin merupakan reaksi
pada sisi C dari gelatin yang menghasilkan pembentukan dimetilol. Dengan
asam amino bebas yang nantinya akan terbentuknya dimetilol ini, berarti gugus
dapat dititrasi. Campuran larutan gelatin aminonya sudah terikat dan tidak akan
dan tripsin yang telah homogen dipanaskan mempengaruhi reaksi yang terjadi antara
hingga mendidih yang bertujuan untuk gugus asam (karboksil) dengan basa
merusak enzim sehingga reaksi akan (NaOH) sehingga titik akhir titrasi dapat
terhenti. Larutan yang telah mendidih diakhiri dengan tepat. Bila titik akhir titrasi
kemudian didinginkan dan ditambahkan diperoleh tepat, maka akan terjadi
dengan 15 mL formalin netral dan 3 tetes perubahan warna larutan dari bening
fenolftalein. Larutan ini digunakan sebagai menjadi merah muda.
larutan standar karena diambil pada menit

5
Gambar 3. Pembentukan Dimetilol
NaOH yang diperlukan pada menit ke- 0,
Daya hidrolisis dapat ditentukan 15, 30, 45, dan 60 adalah sebagai berikut :
dengan membuat kurva hubungan antara
volume NaOH yang dipergunakan dalam
titrasi terhadap waktu. Selama melakukan
titrasi formal asam amino adapun volume
Tabel 1. Hubungan Waktu dengan Volume NaOH
Waktu Volume NaOH
0 menit 0,6 mL
15 menit 0,8 mL
30 menit 1,3 mL
45 menit 1,4 mL
60 menit 1,9 mL
75 menit 2,1 mL
90 menit 2,5 mL

Berdasarkan data diatas, maka dapat dibuat diperlukan terhadap waktu yaitu sebagai
kurva hubungan antara volume NaOH yang berikut :

Kurva Titrasi
3 2.5
2.5 2.1
volume NaOH

1.9
2
1.3 1.4
1.5
10.6 0.8
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu
volume NaOH
Linear (volume NaOH)
Gambar 4. Kurva Hubungan antara Volume NaOH yang DiperlukanTerhadap Waktu

Dalam kurva tersebut dapat dilihat bereaksi. mg nitrogen asam amino


bahwa semakin lama larutan menyatakan bahwa jumlah asam amino
didiamkan maka akan semakin banyak yang dapat dihidrolisis oleh enzim tripsin.
volume NaOH yang diperlukan untuk Dalam penentuan massa nitrogen asam
mentitrasi larutan asam amino
tersebut. Daya hidrolisis dari enzim amino, diasumsikan bahwa larutan NaOH
tripsin dalam titrasi formal adalah : 0,1 N sebanyak 1 mL sebanding dengan 1,4
2,5−0,6 mg nitrogen asam amino, sehingga
tg= konsentrasi NaOH 0,02 M yang sama
90
1,9 dengan 0,02 N sebanding dengan 0,28 mg
tg=
90 nitrogen asam amino, dengan
tg=0,021 perhitungannya sebagai berikut :
Berdasarkan dari hasil titrasi tersebut, 0,02 N x mg
=
maka dapat dibuatkan kurva mg nitrogen 0,1 N 1,4 mg
asam amino terhadap waktu yang 0,1 x=0,02 8
diperlukan bagi larutan gelatin untuk x=0,28 m g

6
Jadi, 1 mL NaOH 0,02 N ekivalen  Pada 30 menit, VNaOH = 1,4 mL,
terhadap 0,28 mg nitrogen asam amino maka 1,4 x 0,28 = 0,392 mg
Sebelum membuat kurva, mg nitrogen  Pada 60 menit, VNaOH = 1,9 mL,
terlebih dahulu dihitung dengan ketentuan 1 maka 1,9 x 0,28 = 0,532 mg
mL NaOH yang digunakan dalam titrasi  Pada 75 menit, VNaOH = 2,1mL,
ekuivalen dengan 0.28 mg nitrogen asam maka 2,1 x 0,28 = 0,588 mg
amino.  Pada 90 menit, VNaOH = 2,5 mL,
 Pada 0 menit, VNaOH = 0,6 mL, maka 2,5 x 0,28 = 0,7 mg
maka 0,6 x 0,28 = 0,168 mg Berdasarkan perhitungan diatas,
 Pada 15 menit, VNaOH = 0,8 mL, diperoleh data mengenai mg nitrogen
maka 0,8 x 0,28 = 0,224 mg terhadap waktu seperti tabel dibawah ini:
 Pada 30 menit, VNaOH = 1,3 mL,
maka 1,3 x 0,28 = 0,364 mg

Tabel 3. Data mg Nitrogen yang Dihasilkan Oleh Asam Amino pada Menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 75 dan 90
Waktu Volume NaOH mg nitrogen
(mL) asam amino
Berdasarkan 0 menit 0.6 mL 0,168 dihasilkan oleh
data diatas, 15 menit 0.8 mL 0,224 asam amino
dapat dibuat 30 menit 1,3 mL 0,364 terhadap waktu
kurva 45 menit 1,4 mL 0,392 yaitu sebagai
hubungan 60 menit 1,9 mL 0,532 berikut :
antara mg 75 menit 2,1 mL 0,588
nitrogen yang 90 menit 2,5 mL 0,7

Kurva Hubungan antara mg Nitrogen Terhadap


Waktu
0.8 0.7
0.59
0.6 0.53
mg nitrogen

0.36 0.39
0.4
0.22
0.2
0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu
mg nitrogen Linear (mg nitrogen)
Gambar 5. Kurva Hubungan antara mg Nitrogen Terhadap Waktu

Ditunjukkan oleh kurva diatas yang Berdasarkan hasil dan pembahasan


mana terjadi peningkatan jumlah mg diatas, dapat disimpulkan bahwa derajat
nitrogen asam amino seiring dengan hidrolisis yang dimiliki oleh asam amino
bertambahnya waktu kontak antara larutan adalah sebesar 0,021. Dari data yang
gelatin dengan larutan tripsin. Enzim tripsin diperoleh kurva hubungan antara volume
yang semakin lama menghidrolisis gelatin NaOH terhadap waktu dan kurva mg
menyebabkan gugus karboksil dan gugus nitrogen asam amino terhadap waktu pada
amino yang dihasilkan semakin banyak, titrasi formal asam amino yang mana
sehingga nitrogen yang terdapat pada jumlah asam amino yang terurai bertambah
dimetilol juga ikut bertambah. sesuai dengan pertambahan waktu dapat
dibuktikan dengan meningkatnya
KESIMPULAN penggunaan NaOH dalam titrasi seiring

7
pertambahan waktu maka semakin banyak
pula mg nitrogen dari asam amino yang REFERENSI
dihasilkan. Protein (gelatin) dapat Fessenden, F dan Fessenden. 1994. Kimia
dihidrolisis dengan menggunakan enzim Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
protease dari tripsin. Girindra, Aisjah.1993. Biokimia I. Jakarta:
PT. Gramedia
UCAPAN TERIMAKASIH I Wayan Muderawan, dkk. 2012. Buku Ajar
Penulis mengucapkan terima kasih Kimia Organik II. Singaraja.
kepada dosen pengampu mata kuliah Universitas Pendidikan Ganesha
praktikum biokimia yakni Dr. I Nyoman Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun
Tika, M.Si dan Made Vivi Oviantari, S.Si., Praktikum Biokimia. Singaraja:
M.Si. atas bimbingan yang sudah diberikan Universitas Pendidikan Ganesha
pada saat penulis melakukan perkuliahan
praktikum biokimia secara daring.

Anda mungkin juga menyukai