LARURTAN PENYANGGA
a. Penyangga Hemoglobin
Produk buangan dari tubuh adalah CO2^- yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H2CO3 yang akhirnya akan terurai menjadi H+ dan HCO3– . Penambahan
H^+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan
O2 dapat mengikat H^+ membentuk asam hemoglobin.
b. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Perbandingan
molaritas HCO3^– terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH
darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3^– yang relatif jauh lebih banyak itu dapat
dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat
asam
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asam lemah H2PO4^– dan basa konjugasinya, yaitu
HPO4^2–. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat
asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO4^2–, Dan jika pada proses
metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH^– akan
bereaksi dengan ion H2PO4^–, Sehingga perbandingan [H2PO4^– ] / [HPO4^2–]
selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap.
Dalam sehari-hari kita cukup akrab dengan obat suntik atau obat tetes mata.
Obat-obatan tersebut pH-nya harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. Obat tetes
mata harus memiliki pH yang sama dengan pH air mata agar tidak menimbulkan
iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu pula obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah.
Larutan penyangga asam mengandung asam lemah dan basa konjugasi. Adapun
larutan penyangga basa mengandung asam konjugasi dan basa lemah.
Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya. Misalkan
dalam larutan penyangga asam yang mengandung asam asetat (CH3COOH) dan
ion asetat (CH3COO–) terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut : CH3COOH
(aq) ↔CH3COO– (aq) + H+ (aq), Maka harga tetapan kesetimbangan asam (Ka)
dan harga dari (H+) adalah:
Larutan penyangga basa dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya. Misalkan
dalam larutan penyangga basa yang mengandung ammonia (NH3) dan ion
ammonium (NH4+), terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut : NH3 (aq) +
H2O (I) ↔NH4+ (aq) + OH– (aq), maka harga tetapan kesetimbangan asam (Ka)
dan harga dari (H+).
Adapun cara kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang memuat NH3
dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan anggota sebagai berikut:
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan
cairan.
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = banyak mol asam lemah
g = banyak mol basa konjugasi
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pOH = p Kb - log b/g
pH = 14 - pOH
b. 10 mL larutan basa kuat KOH 0,1 M (1 mmol KOH) akan bereaksi dengan 20 mL
larutan asam lemah CH3COOH 0,1 M (2 mmol CH3COOH) menghasilkan air dan
garam basa konjugasi CH3COOK.
CH3COOH(aq) + OH−(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H2O(l)
c. Larutan penyangga dengan NH3 sebagai basa lemah dan NH4Cl sebagai garam
asam konjugasi
b = mol NH3 = 40 mL × 0,1 mmol/mL = 4 mmol
g = mol NH4+ = mol NH4Cl = 4 mL × 0,1 mmol/mL = 0,4 mmol