Ermawati Y. Dangga Maria S. Ilus Yeremia M Bulla Elisabeth U. Lado Robinson Jalla Cristini Nguru Pengertian larutan penyangga (Buffer) Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Komponen larutan penyangga terbagi menjadi: 1. Larutan penyangga yang bersifat asam 2. Larutan penyangga yang bersifat basa Cara kerja larutan penyangga Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga: a. Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan
penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: Pada penambahan asam, Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Lanjutan.. Pada penambahan basa Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air. CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l) b. Larutan penyangga basa Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: Pada penambahan asam Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+. NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq) Lanjutan.. Pada penambahan basa Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
Perhitungan pH Larutan Penyangga larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya (garamnya). Contoh CH3COOH dan CH3COONa HCN dan KCN H2CO3 dan HCO3- Perumusan : (H+) = Ka . (A) (B) Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut: pH = – log (H+) = pKa + log (G) (A) Ka = tetapan ionisasi asam lemah a = jumlah mol asam lemah g = jumlah mol basa konjugasi Lanjutan.. contoh soal : Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa , shg konsentrasi CH3COOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH3COOH 1,8 X 10-5. Tentukan pH campuran ? Jawab : Diketahui : Ka = 1,8 x 10-5 Asam lemah = 0,1 Garam = 0,05 Ditanyakan : pH campuran ? Penyelesaian : ( H+) = Ka x (Asam lemah) (Garam) =1,8 x 10-5 x 0,1 0,05 = 3,6 x 10-5 pH = – log ( H+) = – log 3,6 x10 = 5 – log 3,6