Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LARUTAN BUFFER

Nama : Fathul Muin

NIM : 12/334686/PA/14919

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA


DASAR TEORI

Larutan penyangga atau buffer atau larutan dapar merupakan larutan yang mana
mampu menahan perubahan pH ketika asam atau basa dalam jumlah yang sedikit
ditambahkan atau ketika diencerkan. Ini sangat berguna untuk mempertahankan pH dalam
reaksi pada nilai yang optimum. Larutan buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah
dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya. Asamnnya bereaksi dengan tiap ion
hidroksi (OH) yang ditambahkan dalam larutan, sedangkan basa konjugatnya/ garamnnya
bereaksi dengan ion hidrogen (H+) (Christian, 1980). Sebagai contoh adalah larutan asam
asetat dan natrium asetat. Ion hidroksi dan hidrogen terambil oleh reaksi dibawah ini:

CH3COOH + OH- ⇌ CH3COO- + H2O


CH3COO- + H3O+ ⇌ CH3COOH + H2O

Harga pH larutan buffer seperti diatas tergantung pada logaritma perbandingan


asam terhadap garam atau basa konjugatnya.

[��3����]
�= � − �
[��3���−]

Garam asam lemah (kon jugat) merupakan garam yang mempunyai anion dari asam
lemah. Garam dapat dibuat dengan membiarkan asam lemah bereaksi dengan basa. Sebagai
contoh adalah ion asetat (CH3COO- ) yang berasal dari garam asetat. Garam tertentu seperti
natrium asetat (CH3COONa) dapat dibuat ari asam dan basa yang sesuai.

CH3COOH + NaOH → CH COONa

Garam basa lemah mempunyai kation dengan basa, seperti amonium hidroksida
(NH4OH) dengan garamnya yaitu NH4Cl, (NH4)2SO4. Jadi, larutan penyangga dibuat dari
larutan yang mengandung baik asam lemah atau basa lemah dan garamnya.

Berikut ini adalah contoh larutan buffer:

- Buffer Amoniak : NH4OH + NH4+


- Buffer Asetat : CH3COOH + CH3COO-
- Buffer phospat : HPO42- + H2PO4-

Larutan buffer mengandung komponen asam atau basa dengan asam atau basa
konjugatnya yang dapat mengontrol ion H+ dan ion OH- , sehingga dengan
penambahan sedikit asam atau basa kuat sekalipun relatif tidak mengubah besarnya
nilai pH semula. Berikut ini adalah cara kerja larutan buffer:
1. Larutan buffer asam, ada pun cara kerjanya dapat dilihat seperti pada larutan
buffer asetat (CH3COOH + CH3COO-) yang mengalami kesetimbangan dengan
proses:
- Pada penambahan asam (ion H+) maka akan menggeser kesetimbangannya
ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan aka bereaksi dengan ion CH3COO-
membentuk CH3COOH.
CH3COO- (aq) + H+ (aq) → CH COOH aq
- Pada penambahn basa maka ion OH- dari larutan basa yang ditambahkna
tersebut akan bereaksi denga ion H+ yang berasal dari asamnya membentuk air
(H2O). Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH) bukan ion H+ nya. Basa yang
ditrambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-
dalam air.
CH3COOH (aq) + OH- (aq) → CH COO- (aq) + H2O (l)

2. Larutan buffer basa, ada pun cara kerjanya dapat dilihat seperti pada larutan
buffer yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
- Pada penambaha asam, ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan, sehingga konsentrasi
ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu, penambahn ini tidak menyebabkan
berkurangnyaion OH-, melainkan komponen basa (NH3). Ion H+ dari asam yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan NH3 membentuk NH4+ yang merupakan
garam atau konjugat.
NH aq + H+ aq → NH + aq
- Pada penambahan basa maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan NH4+ membentuk basa NH3 dan air.
NH4+(aq) + OH- aq → NH aq + H O l

Persamaan Henderson-Hasselbalch

[ � ]
pH = pKa + log

Pembahasan

Pada percobaan pertama fungsi penambahan zat pada HCl 10-4 M, kemudian ditetesi 1 tetes NaOH 1
M, yang mana dimaksudkan untuk mengertahui perubahan nilai pH latutan non buffer.

Kemudian pada percobaan kedua yaitu larutan NaOH 10-4 M, juga ditetesi 1 tetes HCl 1 M. Hal ini
berguna untuk mengetahui perubahan pH yang terjadi pada larutan non buffer.

Dari percobaan pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwa percobaan tersebut bukan
merupakan larutan buffer. Karena kedua zat tersebut berasal adalah asam-basa kuat, sehingga tidak
akan terbentuk larutan buffer.
Selanjutnya pada percobaan larutan buffer, yang pertama yaitu larutan H2PO4- dan HPO42-.
Pada sistem buffer ini H2PO4- bertindak sebagai asam dan HPO4- bertindak sebagai konjugat atau
garamnya. Jika larutan ini ditambahi asam [H+] maka ion H+ akan bereaksi dengan ion HPO42-
(larutan buffer dalam suasana asam)

H+ + HPO42- → H2PO4-

Kesetimbangan akan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.


Dimana zat asam yang ditambahkan dalam percobaan ini adalah HCl.

Jika ditambahi sedikit basa kuat OH-, ion OH- dari basa kuat bereaksi dengan H+ pada
H2PO4-, sehingga reaksi kesetimbangan lariutan terganggu dan kesetimbangan reaksi akan bergeser
ke kanan. H2PO4- dalam larutan akan terionisasi membentuk H+ dan HPO42-

OH- + H+ → H O

H2PO4- → H+ + HPO42-

Sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H+ yang nyata dan
pH dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir penambahan sedikit basa
OH-

H2PO4- + OH- ⇌ HPO42- +H2O

Grafik

Anda mungkin juga menyukai