BIOKIMIA
“ LARUTAN BUFFER ”
Disusun Oleh :
NIM : 16101102001
Jurusan : Biologi
Kelompok : V ( Lima )
Tanggal :
Acc :
Dosen / Asisten
LABORATORIUM BIOKIMIA
MANADO
2017
“LARUTAN BUFFER”
I. TUJUAN PERCOBAAN
[𝐴− 𝐻 𝑂− ]
2. Jika ditambahkan asam 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + log [𝐻𝐴−𝐻3 −
3𝑂 ]
Banyaknya senyawa yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan buffer dengan suatu pH dan
kekuatan ion tertentu dapat dihitung berdasarkan persamaan Hendrson-Hassebalch:
−
[A ]
pH = pKa + log [HA]
Larutan buffer yang paling efektif adalah larutan yang mengandung asam (HA) dan basa
konyugate (A-) dalam konsentrasi yang sama. Secara umum, efektivitas pH berada diantara
pKa ± 1 unit pH.
Buffer juga dapat digunakan dalam melihat rentang asam/basa, melalui diagram
potensial-pH tidak dapat mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi oleh trayek rentang pH
sistem buffer. Walaupun demikian, rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH penting
dalam kajian korosi baja karbon, karena daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan
korosi aktif ke keadaan pasif. Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya
dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang
biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan
pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga
kisaran pH-nya (Bundjali, 2004).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat 3.2 Bahan
Botol semprot Asam asetat (CH3COOH) 0,02 M
Gelas piala 100 mL dan 250 mL Asam klorida (HCl) 0,1 M
Labu takar 500 mL Aquades
pH-meter Natrium asetat (CH3COONa) 0,02 M
Tisue Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M
a. 50 mL aquades dan 50 mL larutan buffer (dipilih salah satu dari ke-4 larutan buffer yang
sudah dibuat) dituangkan kedalam dua gelas piala (100 mL).
b. pH dari masing-masing larutan diukur.
c. 10 mL larutan 0,1 M asam klorida (HCl) ditambahkan pada masing-masing gelas.
d. pH masing-masing larutan diukur kembali
e. Berapa selisi perubahan pH. Mengapa? (pKa asam asetat = 4,76).
Dilakukan hal yang sama untuk no. a sampai e, dengan perbedaan pada no. c, yakni
ditambahkan 10 mL larutan 0.1 M natrium hidroksida (NaOH).
V. HASIL PENGAMATAN
Penambahan Basa
Larutan pH Awal pH Setelah pH
Penambahan NaOH
Buffer pH …… 3,71 12,48 8,77
Aquades 5,32 12,88 7,56
Ada beberapa cara atau perhitungan untuk menyusun larutan buffer. Penyusunan larutan
buffer dapat dilakukan dengan perhitungan. pH buffer tergantung pada Ka asamnya dan pada
konsentrasi relatif asam dan basa penyusunnya. Untuk membuat larutan buffer dilakukan
dengan mencari perbandingan antara konsentrasi garam dan konsentrasi asamnya. Daya
sanggah larutan buffer sendiri dikatakan baik jika larutan ditambahkan asam atau basa, pH- nya
tetap stabil dan jika terjadi perubahan rentang perbedaan tidak berbeda jauh. Pada pengukuran
asam terjadi perubahan yang tidak besar sehingga dapat dikatakan baik. Pada pengukuran basa
antara pH awal berbeda cukup jauh dengan pH akhir. Sehingga kurang baik. Pada pembuatan
larutan buffer tidak dapat dihasilkan larutan buffer, hal ini disebabkan tidak dicampurkannya
garam (CH3COONa) sehingga hanya digunakan asam (CH3COOH).
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Larutan buffer dapat dibuat dengan campuran asam asetat ( CH3COOH) yang
dicampurkan dengan aquades hingga tanda tera.
2. Daya sanggah atau kapasitas buffer dipengaruhi oleh konsentrasi asam dan basa
konjugatnya atau basa dan asam konjugatnya. Makin pekat konsentrasinya maka
semakin baik kapasitas buffernya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
larutan buffer adalah memilih system buffer yang memiliki pKa atau pKb sedekat
mungkin dengan pH larutan buffer yang diinginkan.
7.2. Saran
Bundjali, Bunbun. 2004. Konstruksi Diagram Potensial-pH untuk Baja Karbon dalam Buffer
Asetat secara Potensiodinamik Eksperimental. Jurnal Matematika dan Sains. Vol. 9 No.
4.
Girindra, A. 1993. Biokimia 1. Jakarta : Gramedia
Petrucci, Ralph H . 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern (Edisi Keempat Jilid 2).
Jakarta: Erlangga.
Rohman , Abdul Golib I. G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar