Anda di halaman 1dari 8

PengukuranBuffer Beberapa Sampel Cair

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat larutan buffer fosfat, sitrat, dan karbonat.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang sifat asam larutan buffer adalah
untuk dapat membandingkan tampilan perubahan pH asam kuat dan asam
lemah yang dititrasi dengan NaOH.
3. Mahasiswa mampu Mempelajari penggunaan dan pembuatan larutan
buffer.
4. Membedakan larutan buffer dengan larutan non buffer.
5. Mengetahui system kerja buffer dalam mempertahankan Ph.
6. Untuk membandingkan tampilan perubahan pH asam kuat dan asam
lemah yang dititrasi dengan NaOH.

II. DASAR TEORI

Dalam berbagai aktivitas yang melibatkan reaksi-reaksi dalam larutan, seringkali


diperlukan pH yang harganya tetap. Perubahan pH suuatu system seringkali memberikan
dampak yang tidak diinginkan. Namun larutan penyangga dapat mempertahankan pH
system terhadap gangguan yang dapat mengubah pH. Penyangga alami terdapat dalam
tubuh makhluk hidup maupun di alam (Mulyasa, 2009).
Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampis setiap analisis
membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis
buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi masalha tersendiri. Dalam
memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat biologisnya.
Banyak jenis buffer yang mempunyai dampak terhadap sistem biologis, aktivitas enzim,
subtrat dan kovaktor (Riyadi, 2008).
Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan
penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan
sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk

2
oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan
asam konjugatnya.Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu
mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya (Zulfiky, 2003).
          Sifat dari larutan buffer yaitu pH larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak
berubah pula jika ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau basa. Pada dasarnya suatu
larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan suatu
sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan
kesetimbangan asam lemah. Di samping itu, terdapat ion basa konjugasi yang berasal dari
garam atau hasil reaksi antara asam lemah tersebut dengan basa kuat. Buffer dapat di
defenisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya. Fungsi buffer adalah
untuk mempertahankan pH larutan saat ditambahkan asam/basa lemah dalam jumlah
relatif sedikit. Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan
(resistensi) untuk mempertahankan pH. (Chang R, 2006).
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam,
basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan berubah
walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau jika larutan
tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat penyangga.
Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini
merupakan pasangan konjugasi (Mangihut, 2009).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat dan Bahan
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Pipet tetes
-Sodium citrute
- Aquadest
-Citrit acid
- Larutan NaOH 1 N
- Sodium bicarbonate (NaHCO3
- Sodium carbonate (Na2CO3)
- Disodium hydrogen phosphate (Na2HPO4)
- Potassium dihydrogen phosphate (KH2PO4)
- Larutan HCl 1 N

3
IV . CARA KERJA

1 . Persiapan Buffer Fosfat

Larutan I : 1,36 g KH2PO4 dilarutkan dalam akuades sampai volume total 100 ml.

Larutan II : 3,58 g Na2HPO4 dilarutkan dalam akuades sampai volume 100ml.

Diambil sebanyak 96,4 ml larutan I dan dicampurkan dengan 3,6 ml larutan II


untuk membuat 100 ml larutan, aduk hingga homogen.

2. Persiapan Buffer Sitrat

Larutan I : 0,21 g asam sitrat dilarutkan ke dalam akuades sampai volume total 10
ml.

Larutan II : 0,29 g sodium sitrat dilarutkan dalam akuades sampai volume total 10
ml.

Diambil sebanyak 2,8 ml larutan I dan dicampurkan dengan 2,2 ml larutan II


untuk membuat 100 ml larutan, aduk hingga homogeny.

3. Persiapan Buffer Karbonat

Disiapkan 0,84 g NaHCO3 dan 1,06 g Na2CO3 untuk dilarutkan ke dalam akuades
sampai volume akhir 50 ml.

4. Pengukuran pH Larutan Dengaan Kertas Lakmus dan pH Indikator

a) Setiap kelompok menyiapkan tiga beaker glass yang masing-masing berisi 50


ml larutan buffer fosfat, sitrat, dan karbonat.

b) Setiap kelompok menyiapkan dua jenis kertas indicator yaitu kertas litmus
(biru-merah) dan kertas pH indikator pH 0-14.

c) Secara bergantian lakukan pengukuran pH dari ketiga cairan tersebut dengan


cara merendam kertas pH indikator ke dalam masing-masing cairan tersebut
selama minimal 15 detik.

d) Angkat atau Tarik kertas pH indikator dari masing-masing cairan dan cocokkan
dengan standar warna yang tersedia.

4
e) Tentukan dan catat nilai pH dari ketiga cairan tersebut di buku logbook
praktikum.

V. HASIL PENGAMATAN

Nilai pH tiap kelompok Keterangan


No Jenis Sampel
1 2 3 4 5 6
K.Lakmus
1 Buffer Fosfat 5 6 5 5 7 7 Ph indikator
5,2 5,6 5,8 4,5 5,6 6 Ph meter
K.Lakmus
2 Buffer Sitrat 4 4 1 5 4 4 Ph indikator
4,3 4,1 7,6 7,6 4,1 4,1 Ph meter
Buffer K.Lakmus
3 10 11 10 4 11 11 Ph indikator
Karbonat 9,9 9,7 9,9 9,9 9,7 9,9 Ph meter

Keterangan :

1.Buffer Fosfat

 Lakmus Biru menjadi warna ungu kemerahan


 Lakmus merah tetap merah
 pH indicator : Netral
 pH meter : Asam
2. Sifat
 Lakmus biru menjadi merah
 Lakmus merah menjadi merah
 pH meter => 4,1 (Asam)
 Indikator => 4 (Asam)
3. Karbonat
 Lakmus biru menadi biru
 Lakmus merah menjadi biru
 pH meter => 9,7(Basa)
 pH indicator => 11 (Basa)

5
VI . PEMBAHASAN

Larutan Buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang


ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan. Buffer
tersusun dari asam lemah dengan basa konjugasinya atau oleh basa lemah dengan
asam konjugasinya. Reaksi diantara kedua komponen penyusun ini disebut dengan
reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penjangga yang bersifat asam akan
mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7) sedangkan larutan penyangga yang
bersifat basa akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7) (Anonim, 2013).

Praktikum ini ada dua uji yang dilakukan yaitu uji titrasi HCl dan uji titrasi
H3PO4. Dimana praktikum ini dilakukan untuk membandingkan perubahan pH pada
asam kuat dan asam lemah dengan dilakukan titrasi menggunakan NaOH yang
konsentrasinya 0,01 N (ml) dan 0,05 N (ml). Pada uji titrasi HCl yang dilakukan
dengan mentitrasi NaOH yang memiliki konsentrasi 0,01 N. Pada uji titrasi HCL,
dimana sebelum ditambahkan NaOH 0,01 N (ml) pH larutan ini adalah 2, setelah
ditambahkan 5 ml pertama NaOH diperoleh Ph 2, pada 5 ml kedua didapatkan pH=
2, pada 5ml ketiga terjadi perubahan pH sebesar 3. Kemudian 5 ml keempat
bertambah menjadi pH= 4, pada 5 ml kelima pH menjadi 6 dan pada penambahan 5
ml terakhir pH naik menjadi 9. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut didapatkan
kurva yang meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan penyangga ini
bersifat asam kuat karena dapat mempertahankan pH sehingga lebih dari 7 dimana
pada larutan dari 0 sampai 30 ml pH larutan tersebut meningkat.

Pada uji kedua yaitu pengujian larutan H3PO4 menggunakan NaOH dengan
konsentrasinya 0,05 N (ml). Sebelum ditambahkan NaOH pada 5 ml pertama pH
larutan 2, setelah ditambahkan 5 ml kedua dan ketiga pH larutannya tetap 2, pada
penambahan 5 ml keempat dan kelima pH menjadi 3, dan pada 5 ml berikutnya pH
bertambah menjadi 5 dan pada 5 ml terakhir pH-nya menjadi 6. Berdasarkan data
tersebut larutan penyangga ini bersifat asam lemah karena pH-nya kurang dari 7.

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan kekiri. Dimana ion


H+ yang ditambahkan bereaksi dengan ion CH3COO- untuk membentuk molekul
CH3COOH. Jika ditambahkan larutan basa maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ maka dapat membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser kekanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.
Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam. penambahan
NaOH akan menghancurkan ion OH- sehingga pH menjadi naik.

6
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat
berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan
penyangga agar pH selalu konstan ketika metabolisme berlangsung. Karena sistem
buffer akan mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.

Larutan buffer adalah larutan yang pHnya relatif tetap (tidak berubah) pada
penambahan sedikit asam, Basa , atau pengenceran. Dalam percobaan ini kita dituntut
untuk bisa membuat larutan buffer, mengetahui larutan buffer dan non buffer,
mengetahui pentingnya larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari dan sistem kerja
buffer dalam mempertahankan pH.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan terdapat dua larutan,


yaitu larutan buffer dan larutan non buffer. Pembahasan yang pertama sdalah larutan
bukan buffer.

Dalam penentuan pH larutan bukan buffer, kami menyiapkan tiga tabung


reaksi yang sudah kami bersihkan sebelumnya. Kemudian kami mengisi tabung
tersebut dengan rincian ;

Tabung pertama diisi dengan larutan HCl 0,0001 M sebanyak 10 tetes.

Tabung kedua diisi dengan aquades sebanyak 10 tetes.

Tabung ketiga diisi dengan larutan NaOH 0,001 M sebanyak 10 tetes.

Setelah mengisi ketiga tabung reaksi tersebut, mencelupkan indicator


universal kedalam masing-masing larutan tersebut dan menyamakan pada tabel
indikator, pada larutan HCl 0,0001 M didapatkan pH 5, pada larutan aquades
didapatkan pH 6, dan pada larutan NaOH 0,001 M didapatkan pH 6, dan mencatat pH
pada laporan sementara.

Setelah mencatat pH dalam laporan sementara, lalu menambahkan 1 tetes


HCl 1M kedalam masing-masing tabung yang berisi larutan tersebut dan
menggoyang-goyang tabung reaksi supaya larutan homogen, setelah itu mencelupkan
indicator universal kedalam masing-masing tabung reaksi dan menyamakan pada
tabel indikator, pada larutan HCl 0,0001 M didapatkan pH 1, pada aquades
didapatkan pH 1, dan pada larutan NaOH 0,001 M didapatkan pH 2, kemudian
mencatat pH dalam laporan sementara.

7
Dalam menentukan pH larutan buffer, kami menyiapkan dua buah gelas
piala, masing-masing gelas diisi dengan 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M dan 25
ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang gelas supaya
larutan homogeny dan mencelupkan indicator universal ke dalam masing-masing
larutan lalu menyamakan pada tabel indikator, 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M
didapatkan pH 5 dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M didaptkan pH 5,
kemudian mencatat pH.

Percobaan kedua yaitu menyediakan dua buah gelas piala dan pada masing-
masing gelas piala diisi dengan 25 ml ammonium hidroksida (NH4OH) 1 M dan 25
ml natrium asetat (NH4Cl) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang gelas supaya larutan
homogeny lalu mencelupkan indicator universal kedalam masing-masing larutan dan
menyamakan pada tabel indikator sekaligus mencatat pada pH pada laporan
sementara.

Setelah kedua percobaan selesai, menentukan pH larutan setelah


penambahan asam/basa. Percobaan pertama menyediakan larutan asam asetat
(HCH3COO) 1 M dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M yang telah dibuat
pada percobaan sebelumnya. Lalu menambahkan 5 ml HCl 0,1 M kedalam larutan
asam asetat (HCH3COO) 1 M, menentukan pH dengan indikator universal dan
mencatatnya. Kedua menambahkan 5 ml NaOH 0,1 M ke dalam 25 ml natrium asetat
(NaCH3COO) 1 M, didapatkan 5 Ph dan mencatatnya.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Larutan Buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang
ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan.
2. Dua uji yang dilakukan yaitu uji titrasi HCl dan uji titrasi H3PO4.
3. Larutan penyangga HCl ini bersifat asam kuat karena dapat mempertahankan pH
sehingga lebih dari 7.
4. Larutan penyangga H3SO4 ini bersifat asam lemah karena pH-nya kurang dari
5. Cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH selalu konstan ketika
metabolisme berlangsung.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan. 2011. Manfaat Larutan Penyangga. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-


xi/semester-ii/6-larutan-penyangga/manfaat-larutan-penyangga/. Diakses pada 06 oktober
2019  pukul 18.45
Rizki. 2012. Larutan Penyangga. http://rizki2812.wordpress.com/2012/02/05/larutan-
penyangga-2/.  Diakses pada 033 oktober 2019 pukul 19.30
Sulystyorini, Heni.  2006. Pokok bahasan larutan penyangga : semarang. Universitas
semarang
Zulfikar. 2010. Larutan Penyangga atau Buffer. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/. Diakses
pada 04 oktober 2019 pukul 20.50
Mangihut, 2009 2006. Pokok bahasan larutan http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/

Anda mungkin juga menyukai