Anda di halaman 1dari 10

Nama : Karina Mutiara Amirah

NPM : 216201516041

Prodi : Biologi Reguler

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan pH beberapa jenis dapar dengan komposisi yang berbeda
serta dapat melakukan pengujian terhadap sifat dan kapasitasnya.

B. Teori Singkat
Dapar, adalah campuran antara asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan
garamnya. Dengan perkataan lain dapar merupakan campuran asam lemah dengan basa
konyugatnya atau campuran basa lemah dengan asam konyugatnya.

Contoh : Dapar asetat- asetat : CH3COOH --- CH3COONa

Dapar memiliki sifat-sifat, antara lain :


 tidak mengalami perubahan pH bila diencerkan, karena nilai pH dapar tergantung
pada perbandingan konsentrasi asam dan garamnya atau basa dengan garamnya
bukan tergantung pada nilai konsentrasi mutlak asam, basa atau garamnya.
 memiliki kapasitas dapar, yaitu kemampuan untuk menahan perubahan pH bila
kedalamnya ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat.

Kapasitas dapar, adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mol asam kuat atau basa
kuat yang perlu ditambahkan pada 1 L dapar supaya pH nya berubah dengan 1 unit.

Besar kecilnya kapasitas dapar ditentukan oleh perbandingan konsentrasi garam dan
asamnya atau konsentrasi garam dengan basanya.

Bila [G] = [A] atau [G] = [B] maka kapasitas dapar maksimum
Bila [G]  [A] atau [G]  [B] maka kapasitas dapar tidak maksimum (efektif terhadap
basa)
Bila [G]  [A] atau [G]  [B] maka kapasitas dapar tidak maksimum (efektif terhadap
asam)
Kapasitas dapar juga dipengaruhi oleh konsentrasi dan jumlah mutlak asam atau basa
dan garam dalam campuran tersebut. Semakin besar konsentrasi asam, basa dan
garamnya maka semakin besar daya tahannya. Semakin besar jumlah mutlak asam, basa
dan garamnya maka semakin besar daya tahannya.

Rumus untuk menghitung dapar


[G] [G]
pH = pKa  log ----- atau pH = pKa  ------
[A] [B] [B]
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat :
8 buah tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet Mohr
Pipet filler (bulb)
Pipet tetes

Bahan :
Larutan asam asetat 0,2 M
Larutan asam oksalat 0,2 M
Larutan asam sitrat 0,001 M
Larutan NaOH 0,2 M
Larutan NaOH 1 N
Larutan HCl 1 N
Indikator Jingga Metil (MO)
Indikator Merah Metil (MM)
Akuadestilata

B. Cara Kerja
1. Sediakan 4 buah tabung reaksi di atas rak tabung dan diberi label, supaya tidak
tertukar
2. Tabung 1 diisi campuran 2,3 mL larutan NaOH 0,2 M dan 4,7 mL larutan asam asetat
0,2 M.
3. Tabung 2 diisi campuran 4,5 mL larutan NaOH 0,2 M dan 2,5 mL larutan asam
oksalat 0,2 M.
4. Tabung 3 diisi larutan asam sitrat 0,001 M sebanyak 7 mL.
5. Tabung 4 diisi akuadestilata sebanyak 7 mL, sebagai kontrol.
6. Setiap tabung kemudian diberi indikator jingga metil (MO) sebanyak 1 – 3 tetes dan
dikocok hingga merata. Amati warna larutannya.
7. Selanjutnya ke dalam tiap tabung diberi larutan HCl 1 N setetes demi setetes
menggunakan pipet tetes. Penambahan dihentikan setelah terjadi perubahan warna
indikator dan dicatat jumlah tetesannya.
8. Percobaan yang sama dilakukan kembali, tetapi indikator yang dipakai adalah merah
metil (MM) dan larutan yang ditambahkan adalah larutan NaOH 1 N.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan

pH atau potensial hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air. Air
murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 250 C, larutan dengan pH
kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH diatas 7 disebut basa atau alkali.

Suatu pH berhubungan dengan larutan dapar. Dapar atau larutan buffer adalah larutan
yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti
penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga
tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambah sedikit asam kuat, basa
kuat atau jika larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang
bersifat penyangga. Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH.
Asam dan basaini merupakan pasangan konjugasi (Padmono,2007)

Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat
ataucampuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya CH3COOH
denganCH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI. Campuran larutan
inimempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk mengubah pH
penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak mengubah pHlarutan
(Pujiyanti, 2008)

Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan yaitu menentukan pH beberapa jenis
dapar dan melakukan pengujian terhadap sifat dan kapasitasnya.

 Percobaan 1

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu dalam percobaan 1, pertama-tama


dimasukkan zat cair ke dalam gelas kimia menggunakan pipet filler dan pipet mohr,
ukuran yang dapat dituangkan sesuai dengan yang sudah diberitahu oleh aslab. Lalu
setelah itu, setiap tabung diberikan indikator Jingga Metil (MO).

Tabung 1 NaOH+CH3COOH+MO = Kuning

Tabung 2 NaOH+Oksalat+MO = Kuning

Tabung 3 Asam Sitrat + MO = Kuning

Tabung 4 Akuadestila + MO = Kuning

Lalu setelah diamati perubahan warna nya, masukkan larutan HCl 1 N kedalam masing-
masing tabung. Hingga terjadi perubahan warna
Tabung 1 diberi 12 tetes HCl = Merah

Tabung 2 diberi 16 tetes HCl = Merah

Tabung 3 diberi 2 tetes HCl = Merah

Tabung 4 diberi 2 tetes HCl = Merah

 Percobaan 2

Lakukan hal yang sama pada percobaan ke 2 namun dengan indikator Merah Metil
(MM) Tabung 1 NaOH+CH3COOH+MM = Merah

Tabung 2 NaOH+Oksalat+MM = Kuning

Tabung 3 Asam Sitrat + MM = Kuning

Tabung 4 Akuadestila + MM = Merah

Kemudian tambahkan larutan NaOH 1 N, dan amati perubahan warna nya. Hasil
perubahannya adalah :

Tabung 1 diberi 9 tetes = Kuning

Tabung 2 (tidak diberi NaOH) = Kuning

Tabung 3 (tidak diberi NaOH) = Kuning

Tabung 4 diberi 1 tetes = Kuning


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah diberikan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi menahan kenaikan pH yang ekstrim
dari penambahan asam maupun basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit
asam,asam tersebut akan dinetralkan oleh basa konjugasi sehingga kesetimbangan
akan bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat.
Begitpunsebaliknya yang terjadi ketika ditambahkan sedikit basa, maka basa
tersebut akandinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa konjugasinya.

2. Praktikan perlu berhati-hati dalam mengukur volume sebuah larutan. Yang perlu
diperhatikan juga jangan sampai tercampur dengan larutan yang lain, karena dapat
mempengaruhi nilai pH.
DAFTAR PUSTAKA

1. Apriyono, Pangeran. 2016. Laporan Praktikum Biokimia Umum Larutan Buffer.


Mataram: Indonesia.
2. Jalip, Ikna Suyatna dan Astri Zulfa. 2018. Penuntun Praktikum. Jakarta: Universitas
Nasional.
3. Padmono,2007. Buffer dan Kapasitasnya. http://www.padmono.blogspot.com.
diakses pada tanggal 2 November 2021
4. Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum. Jakarta.
LAMPIRAN

Alat-alat

Hasil akhir percobaan 1 Hasil akhir percobaan 2

Anda mungkin juga menyukai