Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Kimia SMA Methodist -3

Praktikum ke – Kelas XI IPA 4 Semester 2


Tahun Pelajaran 2022 /2023

Judul :”Titrasi Asam Dan Basa (I)”


‘Praktikan : Kelompok 4
Ketua : Vincent Halim (33)
Anggota : Enzo Liusman (5)
Matthew Tjula (17)
Regita Amanda Wibowo (23)
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 16 Maret 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : 23 Maret 2023

Lembar Kegiatan Siswa


I. Tujuan Percobaan : Menentukan indikator pH untuk titrasi asam kuat dan basa kuat
II. Teori Dasar
Titrasi adalah cara analisa tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk
bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Larutan yang
diketahui normalitasnya disebut larutan standart, biasanya dimasukkan dalam buret
sebagai zat penitrasi atau titran. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya
diletakkan dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit.

Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi
terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan
menggunakan zat penunjuk atau indikator. Pada saat itulah gram ekivalen dari titran
sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi, dimana jumlah mol asam setara
dengan jumlah mol basa.

Proses penetapan kadar suatu larutan asam dengan larutan standar basa yang
diketahui normalitasnya atau sebaliknya disebut titrasi asam-basa. Titrasi asam-basa
terdiri atas :

Titrasi asam kuat dengan basa kuat.


Titrasi asam kuat dengan basa lemah.
Titrasi asam lemah dengan basa kuat.
Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa. Proses ini
dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan
larutan baku-asam. Proses ini dinamakan asidimetri. Suatu larutan asam dapat
ditentukan kadarnya dengan penambahan larutan standar-basa yang tepat ekivalen
dengan jumlah basa yang ada. Titik di mana saat tersebut tercapai dinamakan titik
ekivalen atau titik akhir teoritis, di mana jumlah asam adalah ekivalen dengan jumlah
basa.

Untuk menentukan titik ekivalen ini digunakan indikator asam-basa, yaitu suatu zat
yang berubah warnanya tergantung pH-nya. Jika pada suatu titrasi dengan indikator
tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah tercapai dan titik
tersebut dinamakan titik akhir titrasi.

III. Alat dan Bahan


Alat Jumlah
Beaker Glass 100 mL 1
Erlenmeyer 100 mL 1
Buret 50 mL 1
Pipet Tetes Secukupnya
Statif + klem 1 set 1

Bahan Jumlah
Larutan HCl 0,1M Secukupnya
Larutan NaOH 0,1M Secukupnya
Indikator Fenolftalein Secukupnya
Indikator universal Secukupnya

IV. Prosedur Kerja


Percobaan A
1. Ukur pH larutan HCl dan NaOH mula-mula (sebelum direaksikan) dengan
indikator menggunakan universal.
2. Masukkan 25mL larutan HCl 0,1M ke dalam gelas Erlenmeyer 50Ml dengan
menggunakan gelas kimia 100mL dan tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein.
3. Isi buret dengan lartutan standar NaOH sampai skala 0.
4. Teteskan larutan standar dari buret ke labu Erlenmeyer. Ukur pH larutan pada
penambahan larutan standar 5mL, 10mL, 15mL,20mL, 23mL, 24mL, 25mL,
26mL, dan 30mL.
5. Buatlah kurva titrasi harga pH larutan dalam gelas kimia terhadap penambahan
larutan standar.
6. Perhatikan nilai pH pada saat menjelang titik akhir sampai titik akhir titrasi
tercapai.

V. Data Pengamatan

Percobaan
Volume pH Pengamatan Volume pH Pengamatan
NaOH warna NaOH warna
(mL) larutan (mL) larutan
5 2-3 Bening 24 10 Pink
10 4-6 Bening 25 11 Pink
15 6 Bening 26 12 Pink,
semakin
pink
20 8 Bening 30 13 Pink pekat
pink
23 10 pink

VI. Pertanyaan
1. Bagaimana titik ekuivalen pada titrasi tersebut di atas?
JAWABAN:
Titik ekuivalen ditentukan karena volume NaOH berada di tengah rata-rata yaitu
15mL NaOH Ph yang tercatat = 6
2. Tunjukkan dengan perhitungan, pH larutan dari reaksi berikut dan bandingkan
hasilnya dengan data hasil percobaan :
a. 25mL HCl 0,1M dengan 10mL NaOH 0,1M
b. 25mL HCl 0,1M dengan 25mL NaOH 0,1M
c. 25mL HCl 0,1M dengan 25,1mL NaOH 0,1M
JAWABAN:
a) HCl + NaOH → NaCl + H2O
M 2,5mmol 1mmol
B 1mmol 1mmol 1mmol
S 1,5mmol - 1mmol
¿

pH=2-log4,2
Jika dibanding dengan pH percobaan, maka pH pada perhitungan memiliki nilai yang jauh
lebih rendah
b) HCl + NaOH → NaCl + H2O
M 2,5mmol 2,5mmol
B 2,5mmol 2,5mmol 2,5mmol
S - - 2,5mmol
pH=7
pH pada percobaan ketika volume NaOH 25mL lebih tinggi dibanding pH pada perhitungan
c) HCl + NaOH → NaCl + H2O
M 2,5mmol 2,51mmol
B 2,5mmol 2,5mmol 2,5mmol
S - 0,01 2,5mmol
¿

pOH=4-log2
pH=10+log2
pH pada percobaan dari pH pada perhitungan untuk penambahan NaOH
2,51mL tidak berbeda jauh dibanding yang sebelumnya
3. Mengapa dalam setiap titrasi asam –basa selalu diperlukan indikator?
JAWABAN:
Indikator asam basa dalam proses titrasi diperlukan karena sebagai penanda kapan
proses titrasi tersebut dapat dihentikan ketika titik akhir titrasi telah tercapai dan
konsentrasi zat yang diinginkan telah tercapai
4. Buatlah grafik pH larutan terhadap volume larutan NaOH.
JAWABAN:

14

12

10

8
pH

0
5 10 15 20 23 24 25 26 30
Volume NaOH

Series1

VII. Kesimpulan
Dengan demikian titrasi asam basa bertujuan untuk penentuan kadar suatu asam
dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi, titrasi
asam dan basa harus dilakukan sebanyak 3 kali agar hasilnya lebih akurat, dengan
mempertimbangkan kira-kira di mana titik akhir akan terjadi
VIII. Saran
Jika mengambil larutan HCl berhati-hatilah karena larutan ini bersifat asam (bersifat
korosif) dan bisa membuat tangan rusak. Pakailah sarung tangan yang benar jika
mengambil larutan yang asam. Gunakan pipet tetes juga untuk mengambil semua
bahan kimia. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah praktikum supaya
menghindari bahan kimia yang berbahaya
Dianjurkan juga memakai masker dan tidak makan minum di lap supaya tidak
terjadinya kerusakan pada organ tubuh jika sedang praktek.

IX. Daftar pustaka


https://youtu.be/ynQC2KSM1_Q

Anda mungkin juga menyukai