Anda di halaman 1dari 10

ASAM BASA DAN PENENTUAN KEASAMAN MINERAL ALAM

Markus Renaldy Cristopan¹, Muhammad Al Muhtadi Billah², Kristen Paskawati


Ningsih³, Melyawati⁴
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Email : markusrenaldy69@gmail.com

ABSTRAK
Pada percobaan Asam Basa dan Penentuan Keasaman Mineral yang telah
dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi asam basa dengan oengukuran pH
larutan dari berbagai sampel, mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pH
larutan, dan menentukan tingkat keasaman dari mineral alam. Dalam percobaan
ini dilakukan dengan metode titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah
penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya.
Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.
Hasil percobaan yang didapatkan dalam percobaan ini menunjukkan
adanya perbedaan antara asam dan basa dengan nilai pH awal pada HCl -0,7;
H₂C₂O₄ -0,1; CH₃COOH 2,1; NaOH 12,4. Kemudian untuk pengukuran pH
hasil pengenceran didapatkan nilai pH untuk larutan HCl dengan konsentrasi
perbandingan dengan H₂O 5 ml : 5 ml pH -0,1, 5 ml : 10 ml pH 0, 1 ml:25ml 0,7;
1 ml:50 ml pH 1,3. Kemudian untuk perbandingan antara NaOH dan H₂O 5 ml : 5
ml pH 12,3, 5ml:10ml pH 12,1; 1ml:25ml pH 11,3; 1ml:50ml pH 11. Kemudian
untuk pengukuran sebelum titrasi pada redmud memiliki pH 6,4 dan untuk kapur
memiliki pH 12. Kemudian setelah di titrasi dengan NaOH 3,2ml untuk redmud
memiliki nilai pH 12,1; dan NaOH 3,1 ml untuk kapur memiliki nilai 12,3.

Kata Kunci : Asam-Basa, Titrasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan dalam percobaan kali ini ialah suatu larutan asam
memiliki pH < 7 dan larutan basa memiliki pH > 7 dalam percobaan ini
larutan asam dan basa yang diambil berupa larutan yang belum diketahui
nilai dari pH-nya dan dimasukkan kedalam tabung dan diukur dengan
menggunakan pH digital sehingga mengetahui nilai dari keasaman larutan.
Kemudian membuat larutan pengenceran antara larutan HCl dan NaOH
dengan Akuades dengan tujuan mengetahui bagaimana pH dari larutan HCl
dan NaOH setelah diberikan Akuades, sementara itu untuk titrasi
merupakan percobaan dimana untuk mengetahui keasaman suatu larutan
dari mineral alam yang belum diketahui sama sekali tingkat keasamannya,
percobaan dilakukan dengan membuat larutan mineral alam tersebut yang
kemudian diukur pH nya terlebih dahulu dan ditetesi dengan indicator PP
dan menambahkan larutan NaOH setetes demi setetes hingga terjadi
perubahan warna pada larutan tersebut kemudian diukur perubahan pH dari
larutan tersebut.
1.2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi asam basa
dengan pengukuran pH larutan dari berbagai sampel, mengetahui pengaruh
konsentrasi terhadap pH larutan, dan menentukan tingkat keasaman dari
mineral alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Relevan
1. Penulis : Yulius Dala Ngapa
Judul Jurnal : Kajian Pengaruh Asam-Basa Pada Aktivasi Zeolit dan
Karakterisasinya sebagai Adsorben Pewarna Biru Metilena
Tahun Terbit : 2017
Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia
Tujuan utama penelitian dalam jurnal ini adalah untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi HCl dan NaOH pada aktivasi zeolit alam Ende
terhadap kemampuan zeolit sebagai adosorben zat pewarna biru metilena.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah
pewarna biru metilena, NaOH (Merck) dan HCl (p.a), serta adsorben zeolit
yang berasal dari kabupaten Ende-NTT.
Metode yang digunakan pada penelitian dalam jurnal ini
menggunakan metode aktivasi zeolite alam. Proses aktivasi mempengaruhi
kemampuan adsorpsi zeolit terhadap pewarna biru metilena.
Aktivasi zeolit alam dilakukan dengan menggunakan HCl dan
NaOH. Perlakuan asam (HCl) bertujuan untuk melarutkan dan
menghilangkan oksida-oksida logam yang terjerap dan menutupi
permukaan zeolit sehingga lebih porous dan permukaan bidang kontak
menjadi lebih besar, sedangkan perlakuan basa (NaOH) akan
menghasilkan pembentukan senyawa silikat sehingga permukaan zeolit
akan berubah menjadi lebih negatif.
2. Penulis : Moh. Azhar Afandy, Siti Nuryanti, Anang Wahid M. Diah
Judul Jurnal : Ekstraksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Menggunakan
Variasi Pelarut Serta Pemanfaatannya sebagai Indikator Asam-Basa
Tahun Terbit : 2017
Tujuan utama penelitian dalam jurnal ini adalah menentukan titik
ekuivalen dalam suatu titrasi dan mengetahui jenis pelarut yang cocok
digunakan dalam proses ekstraksi ubi jalar ungu sebagai indikator asam
basa. Metode penelitian dalam jurnal ini yaitu dengan menambahkan
beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan asam saat awal titrasi.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah Ekstraksi Umbi dan Kulit
Ubi Jalar Ungu, Ekstraksi dengan Pelarut Metanol, Ekstraksi dengan
Pelarut Metanol yang Diasamkan dengan HCl 1%, Identifikasi Senyawa
Antosianin, Pengujian Warna pada Larutan Asam dan Basa, Pengujian
pada Buffer pH 1-12, Pengujian melalui Titrasi Asam-Basa. Titrasi Asam
Kuat – Basa Kuat.
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak
umbi dan kulit dari ubi jalar ungu tersebut positif mengandung senyawa
antosianin yang ditandai dengan adanya perubahan warna dari merah
menjadi biru setelah diuapkan dengan menggunakan uap amonia.
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

3.1. Pengukuran Asam-Basa Pada Larutan


Hasil percobaan yang didapatkan dalam percobaan ini menunjukkan
adanya perbedaan antara asam dan basa berdasarkan ionisasi ion H⁺ dan OH⁻
dimana nilai suatu keasaman apabila mendekati 7 semakin lemah, sebaliknya
jika menjauhi 7 akan semakin kuat. Berikut hasil pengukuran pH yang
dilakukan dalam percobaan ini.

Tabel. 3. 1. Hasil Pengukuran pH Asam-Basa


Pengukuran pH pada Tabung Reaksi
Jenis larutan Senyawa pH Keterangan
Asam Klorida HCl -0,7 Asam Kuat
Asam Oksalat H2C2O4 -0,1 Asam Kuat
Asam
Asam Asetat CH3COOH 2,1
Lemah
Natrium
NaOH 12,4 Basa Kuat
Hidroksida

3.2. Pengenceran NaOH & HCl


Pada pengenceran NaOH & HCl dilakukan dengan 4 perbandingan untuk
2 larutan seperti pada tabel di bawah ini. Adapun fungsi pengenceran pada
percobaan ini bertujuan unutk mengetahui seberapa jauh pH pada larutan HCl
dan NaOH dapat berubah.

Tabel. 3. 2. Hasil Pengukuran pH pada Hasil Pengenceran


Pengukuran pH Hasil Pengenceran
Konsentrasi
Laruta
Volume Volume pH
n
larutan H2O
5 ml 5 ml -0,1
5 ml 10 ml 0
HCl
1 ml 25 ml 0,7
1 ml 50 ml 1,3
5 ml 5 ml 12,3
5 ml 10 ml 12,1
Naoh
1 ml 25 ml 11,3
1 ml 50 ml 11
Perubahan pH pada hasil pengenceran HCl dan NaOH dideskripsikan
pada grafik di bawah ini.

Pengenceran
HCl
2

1
pH

0
1 2 3 4

-1

Konsentrasi

Gambar. 3. 1. Grafik Hasil Pengenceran HCl

Pengenceran
NaOH
13

12
pH

11

10
1 2 3 4

Konsentrasi

Gambar. 3. 2. Grafik Hasil Pengenceran NaOH

3.3. Titrasi
Titrasi asam-basa merupakan suatu prosedur yang dilakukan saat kita
ingin menentukan kemolaran atau kadar suatu asam atau basa berdasarkan
reaksi netralisasi. Tujuan dilakukan titrasi adalah untuk menentukan reaktan
dan juga konsentrasi. Titrasi pada percobaan ini dilakukan dengan NaOH
volume 3,2 ml untuk redmud dan 3,1 ml untuk kapur. Berikut nilai pH yang
didapatkan sebelum dan sesudah titrasi.

Tabel. 3. 3. Tabel Hasil Pengukuran pH dan Hasil Titrasi


Pengukuran pH dan Hasil Titrasi
Sebelum titrasi Volume Naoh untuk Setelah titrasi
Parameter
Warna pH Titrasi Warna pH
Bening dan
Redmud 6,4 3,2 ml berwarna pink magenta 12.1
keruh
Bening dan berwarna ungu
Kapur 12 3,1 ml 12.3
jernih magenta
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

4.1. Kesimpulan
Menjawab tujuan

4.2. Saran
Dalam melakukan percobaan ini diharapkan untuk lebih teliti
dalam melakukan pengukuran dan pengujian. Selalu pastikan juga suhu
atau temperature ruangan tidak mempengaruhi hasil pengujian.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.harapanrakyat.com/2020/06/titrasi-asam-basa/ (diakses pada 10


November 2021)

https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-titrasi-asam-basa (diakses pada 10


November 2021)
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai