Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Di Susun Oleh:

Nama : Nopia Santri Situmeang

NPM : E1I013030

Kelompok : Enam

Tanggal : 17 April 2014

Hari/Jam : Kamis pukul 12.00 WIB

Prodi : Ilmu Kelautan

Dosen Pengampu : Dra.Devi Silsia . M.Si

Objek Praktikum : pH ASAM-BASA DAN GARAM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan
netral.Menurut teoi Arrhenius, zat dalam air yang menghasilkan ion H + disebut asam, sedangkan
zat yang didalam air terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.

Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu
metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada
laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
Sifat asam dan basa dapat di tentukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan kertas
lakmus , lakmus merah dalam larutan basa akan berubah menjadi biru, dan lakmus biru dalam
larutan nyang bersifat asam akan berubah menjadi merah.sifat sama basa juga dapat di tentukan
dengan mengukur derajat pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan yang digunakan
untuk menunjukan tingkat keasaman larutan. Larutan yang bersifat asam memiliki pH <7, larutan
basa memiliki pH>7 dan larutan netral memiliki pH = 7.

1.2 Tujuan percobaan

a. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indicator universal

b. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam
sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai
basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain (Petruccci, H.
Ralph.1987).

Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan ,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda
tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya,
karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun (Petruccci, H.
Ralph.1987).

a. Indikator Larutan Asam Basa

Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
mempunyai pH <> 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan
dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).

Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk
menunjukkan keasaman dan kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam
larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang
bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus adalah zat warna
(pigmen) yang pada mulanya diisolasi dari liken, suatu simbiosis jamur dengan alga yang
tumbuh di batu-batu atau pohon (Petruccci, H. Ralph.1988).
b. Penggolongan Senyawa Asam dan Senyawa Basa

Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa

kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H ⁺,

sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH ⁻. Banyaknya ion H ⁺

atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi (Petruccci, H. Ralph.1987).

c. Derajat Keasaman (pH)

Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H⁺. Konsentrasi ion hidronium [H⁺] dalam
larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama
larutan dalam air (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).

Menurut penelitian konsentrasi ion H⁺ harganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari
kesulitan dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I. Sorensen

mengusulkan konsep “pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala konsentrasi ion H⁺
suatu larutan (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).

Apa yang terjadi jika suatu larutan asam dicampurkan dengan larutan basa?

HA → H ⁺ + A ⁻

LOH → L ⁺ + OH ⁻

Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat dipastikan

bahwa ion H ⁺ dari asam akan bereaksi dengan ion OH ⁻ dari basa membentuk air.

H ⁺ + OH ⁻ → H2O(Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).


Itulah sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pembawa sifat asam (H

⁺) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH ⁻) membawa air yang bersifat netral.

Selanjutnya apa yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa?

Ion-ion tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam
dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut
sebagai reaksi penggaraman(Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

 Ph indikator universal
 HCl
 H2SO4

 HCH3COO

 NaOH

 NH4OH

 NaCH3COO

 Asam Borak

 NH4CL

 Na2SO3

 NaCL

 Tbung Reaksi

 Erlemeyer volume 50/100 mL

 Pipet ukur 10 mL

 Pipet ukur 5 mL

 Kaca arloji

 Corong kaca

 Rak tabung reaksi

 Pipet biasa
3.2 Cara Kerja
 Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan.
 Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.
 Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah disebabkan ke dalam masing-
 masing tabung reaksi. Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal.
 Hitung konsentrasi masing-masing larutan di atas.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi
NO Nama larutan pH Golongan
( molaritas )
1 KOH 12 Basa Kuat 0,1 M
2 HCL 1 Asam Kuat 0,1 M
3 NaOH 12,5 Basa Kuat 0,1 M
4 NH4CL 5 Garam dari As.Kuat dan Bs.Lemah 0,1 M
5 NaCl 5 Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat 2%
6 H2SO4 2 Asam Kuat 0,1 M
7 H3BO3 5 Garam dari As.kuat dan Bs.Lemah 1%
8 Natrium Asetat 6 Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat 0,1 M

BAB V

PEMBAHASAN

 pengujian larutan NH4CL dengan konsentrasi larutan 0,1 Menggunakan kertas pH


indicator universal menunjukkan pada angka 5. Hal ini berarti bahwa larutan NH4CL
tersebut bersifat asam dengan pH < 7.
 Pengujian larutan NaOH dengan konsentrasi larutan 0,2 N menggunakan kertas pH
indicator universal menunjukkan pada angka 12,5. Hal ini berarti bahwa larutan NaOH
tersebut bersifat basa karena NaOH tersebut pHnya > 7.
 Pengujian larutan H3BO3dengan konsentrasi larutan 1%menggunakan kertas pH indicator
universal menunjukkan pada angka 5. Hal ini berarti bahwa larutan H3BO3 tersebut
bersifat asam dengan pH < 7.
 Pengujian larutan garam dapur(NaCl) dengan konsentrasi larutan 2% menunjukkan pada
angka 5. Padahal kalau secara teori pH NaCl adalah 7(Netral),ini terjadi mungkin waktu
mengambil kertas lakmus nya ada sedikit kotoran atau campuran menempel dan hal ini
sangat berpengaruh pada perubahan Ph.
 Pengujianlarutan HCL dengankonsentrasilarutan 0,1 N menggunakankertas pH indicator
universal menunjikkan pada angka 1. Hal in iberarti bahwa larutan HCl bersifat asam
dengan pH < 7.

 Pengujian larutan H2SO4 dengan konsentrasi larutan 0,1 N menggunakan kertas pH


indicator universal menunjukkan pada angka 2. Hal ini berarti bahwa larutan H2SO4
bersifat asam dengan pH < 7.
 Pengujian larutan Natrium Asetat dengan konsentrasi larutan 0,1 menggunakan kertas pH
indicator universal menunjukkan pada angka 6. Tetapi seharusnya itu adalah bersifat basa
karna terdiri dari asam lemah dan basa kuat.Hal ini berarti larutan asam asetat bersifat
basa dengan pH > 7.
 Pengujian larutan Kalium Oksida dengan konsentrasi larutan 0,1M menggunakan kertas
pH indicator universal menunjukkan pada angka 12. Hal ini berarti bahwa larutan
Kalium Oksida bersifat basa dengan pH >7.
`
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

 Ph untuk menentukan konsentrasi ion hydrogen bebas dalam suatu larutan yaitu :
-log dari konsentrasi ion hydrogen yang dinyatakan dalam mol per liter larutan
pH = - log [ H +]
 POH untuk menentukan konsentrasi ion OH- bebas dalam suatu larutan yaitu :
-log dari konsentrasi ion OH-yang dinyatakan dalam mol per liter larutan.
pOH = - log [ OH- ].
6.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk menjaga ketertiban suasana dalam laboratorium pada
saat praktikum dan juga menjaga alat-alat laboratorium dengan hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Petruccci, H. Ralph.1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.


Petruccci, H. Ralph.1988. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Sastrojamidjojo, Harjono,2008.Kimia Dasar “Titrasi Asam Basa”.Yudhistira.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai