Disusun oleh:
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
BOGOR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilakukan, antara lain:
a. Untuk mengetahui kemoreseptor pada manusia terutama pada indera pembau dan perasa.
b. Untuk mengetahui fungsi pada indera pembau dan perasa.
c. Untuk mengetahui hubungan antara indera pembau dan indera perasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 1 Penampang Lidah Manusia Gambar 2. 2 Bentuk Puting Pengecap Pada Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya
bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang,
mereka biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan erat pada
otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara
berkas-berkas otot. Pada permukaan bawah lidah, mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah
tidak teratur, di anterior ditutupi banyak sekali tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga
bagian posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh
batas berbentuk V (Junqueira, dkk, 1997:281).
Ada 4 jenis papila pada lidah, antara lain:
a. Papila filiformis, jenis yang paling banyak , membentuk barisan yang sejajar memancar
dari garis tengah lidah. Susunan yang memancar ini ditutupi oleh epitel yang tidak
beraturan dan berisi lamina propria di tengahnya , yang mungkin bercabang secara luas.
Papila ini tidak mengandung kuncup kecap.
b. Papila fungiformis banyak dan tersebar di antara papila filiformis. Papila ini berbentuk
seperti jamur dengan bagian basal menyempit dan bagian atas melebar, gepeng. Lamina
propria biasanya mengandung bagian tengah yang secara primer besar dan beberapa
percabangan sekunder. Papila ini mengandung sedikit kuncup kecap.
c. Papila sirkum valata , hanya terdapat pada batas berbentuk V antara bagia anterior dan
bagian posterior lidah.
d. Papila foliata, kurang berkembang pada manusia dan jarang tampak (Johnson, Kurt,
1994: 272-273).
Bagian lidah yaitu valat dan papila fungiformis mengandung banyak sekali puting cita
rasa meskipun puting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larinks. Sensasi cita rasa
dibawah ke arah dua pertiga bagian rostal lidah oleh cabang-cabang saraf fasialkorda timpani
yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus. Sebaliknya bagian lidah yang sepertiga
menerima cita rasa melalui cabang lingual dari saraf (glosofarinkeal). Pada manusia ,
modalitas cita rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis, asin, pahit dan asam, Sensasi yang lain,
merupakan campuran dari citarasa dasar, atau kombinasi berbagai citarasa dengan ciuman.
Pangkal lidah bersifat peka terhadap cita rasa pahit. Bagian lateral lidah memberikan respons
terutama terhadap rangsangan asam, dan juga garam (asin), sedang ujung lidah bersifat peka
terhadap keempat citarasa tersebut, meski kepekaan itu lebih tinggi terhadap cita rasa asin
dan manis (Frandson, 1992: 184).
Indera pencicip berfungsi untuk menilai rasa (taste) dari suatu makanan. Di
permukaan rongga mulut terdapat lapisan yang selalu basah yang terdapat sel-sel
peka. Sel-sel peka ini mengumpul membentuk susunan yang disebut puting pencicip.
Masing-masing puting pencicip biasanya hanya peka terhadap rasa tertentu, tetapi
kadang-kadang juga responsif terhadap beberapa rangsangan cicip. Puting pencicip
manusia hanya dapat membedakan empat rasa dasar yaitu manis, pahit, asam, dan asin.
Diluar keempat cicip dasar itu puting pencicip tidak terangsang atau responsive. Tetapi
beberapa peneliti menganggap rasa metalik dan rasa gurih juga hasil penginderaan
putting pencicip yang peka terhadap zat kimia yang menghasilkan rangsangan. Kepekaan
berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan manis.
Kepekaan indera dipengaruhi banyak factor, misalnya pencicipan paling peka pada
pagi hari (pukul 9 – 10). Hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah
kecenderungan indera rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terletak
di daerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam pada
dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan palatum
molle.
Gambar 2. 5 Penampang dan Peta Lidah
a. Rasa pahit, biasanya juga berasal dari zat-zat non ionik. Contohnya alkohol, caffein,
strychnine, brucine, quinin, beberapa glucasida linamarin dan beberapa ikatan
polynitro seperti asam piktrat. Rasa pahit pada umumnya tidak dikehendaki. Tetapi
untuk beberapa makanan atau minuman diperlukan sedikit rasa pahit, seperti bir,
rokok, kopi dan teh.
b. Rasa asin, biasanya berasal dari zat-zat ionik yaitu anionik dan kationik. Beberapa zat
yang ternasuk anionik adalah Cl -, F -, CO2-, SO4-, sedangkan yang termasuk zat-zat
kationik adalah Na+, K+, Ca++, Mg++, dan NH4+. Rasa asin dibentuk oleh garam
terionisasi yang kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang
lain karena garam juga membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin. Rasa asin yang
biasa digunakan untuk makanan adalah yang berasal dari garam dapur, NaCl. Makan
garam terlalu banyak akan menimbulkan rasa pahit. Hal ini disebabkan oleh garam
magnesium (Mg) yang terdapat dalam garam dapur. Penggunaan garam untuk rasa
asin pada masakan biasanya antara 1-2%, sedangkan untuk pengawetan makanan
antara 5-15%.
c. Rasa asam, sebenarnya hanya berasal dari ion hidrogen (H+). Zat-zat yang dapat
berionisasi dan melepaskan ion hidrogen yang hanya dapat menghasilkan rasa asam.
Ion H+ selalu diimbangi dengan adanya anion. Jika anion yang mengimbanginya OH
maka terjadilah netral, karena ion H+ itu segera membentuk HO dan diturunkan
konsentrasinya menjadi tinggal 10. Agar konsentrasi H+ tetap tinggi, kation tersebut
harus diimbangi dengan anion lain. Dalam hal ini larutan disebut asam. Asam organik
adalah jika anionnya zat organik (asetat, sitrat) dan asam anorganik jika anionnya
anorganik (Cl-, SO4-, NO3-).
d. Rasa manis, biasanya berasal dari zat non ionik, seperti gula, aldehida, ikatan nitro,
beberapa khlorida alifatis (misalnya khloroform), sulfida, benzoik (saccharine). Zat –
zat ionik yang mempunyai rasa manis sangat terbatas, misalnya pada garam timbel
(Pb) dan garam berilium (BeMeskipun zat-zat tersebut menimbulkan rasa manis, tidak
semuanya digunakan sebagai bahan pemanis makanan. Ada dua golongan bahan
pemanis makanan (sweeteners), yaitu golongan pemanis bergizi dan golongan
pemanis tidak bergizi. Golongan pertama disebut golongan gula sedangkan golongan
kedua termasuk : antara lain sakharin dan cyclamat. Rasa manis biasanya dinyatakan
dengan gula (sukrosa), dengan nilai 100. Tingkat kemanisan zat-zat lain diukur
berdasarkan rasa manis gula pasir.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Penguji
Penguji meneteskan sampel larutan secara acak kepada subjek (yang diuji) dengan
kondisi mata subjek ditutup.
b. Subjek (yang diuji)
Subjek (yang diuji) mengidentifikasi sampel larutan yang diteteskan ke lidah dengan
kondisi hidung terbuka dan tertutup.
BAB IV
4.2 Pembahasan
Pada praktikum mengenai kemoreseptor hubungan antara bau dan rasa, bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara indera pengecap dan indera pembau. Disini semua bahan yang
diujikan diletakkan di lidah subjek (yang diuji) dalam keadaan mata tertutup. Kemudian,
subjek menyebutkan rasa sampel uji dengan kondisi hidung ditutup dan dibuka. Hasilnya,
terdapat beberapa perbedaan rasa pada masing-masing subjek.
Pada identifikasi larutan gula dengan hidung ditutup, subjek B dan D keduanya
menyebutkan manis, subjek C dan E menyebutkan larutan tersebut tidak memiliki rasa,
sedangkan subjek A menyebutkan rasa asam pada larutan gula tersebut. Lalu, pada
identifikasi sampel air jeruk hanya subjek A dan B yang menyebutkan dengan rasa manis,
sedangkan C, D, dan E ketiganya menyebutkan rasa asam. Kemudian, pada identifikasi kuah
acar subjek D dan E menyebutkan rasa sampel tersebut asam manis, sedangkan subjek A, B,
dan C ketiganya menyebutkan rasa asam. Dan pada identifikasi susu, larutan cuka, dan air
bawang merah semua subjek (A, B, C, D, dan E) memiliki keseragaman dalam identifikasi
masing-masing sampel tersebut.
Pada identifikasi larutan gula dengan hidung dibuka, hampir semua subjek menyebutkan
rasa manis atau cenderung manis. Lalu, pada sampel air jeruk subjek A dan B menyebutkan
rasa manis, sedangkan tiga subjek yang lain (C, D, dan E) menyebutkan rasa asam manis.
Kemudian pada sampel kuah acar hanya subjek B dan C yang menyebutkan asam, sedangkan
tiga subjek yang lain menyebutkan rasa asam manis. Dan pada identifikasi susu, larutan cuka,
dan air bawang semua subjek memiliki keseragaman dalam identifikasi masing-masing
sampel tersebut.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum mengenai kemoreseptor hubungan antara bau dan rasa dapat
disimpulkan, bahwa pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau
dari sampel uji dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh
reseptor olfaktori. Keadaan ini akan menjadi berbeda ketika seseorang sedang sakit
(pilek/flu), di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu,
sehingga uap dari suatu sampel makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung
dan rasa dari suatu makanan seperti tidak memiliki rasa. Faktor lain yang mempengaruhi
reseptor perasa adalah suhu dan usia. Suhu kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan
mempengaruhi sensitifitas kuncup rasa (taste bud). Suhu yang terlalu panas akan merusak
sel-sel pada kuncup rasa sehingga sensitifitas berkurang, namun keadaan ini cenderung
berlangsung cepat karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu
yang terlalu dingin akan membius kuncup lidah sehingga sensifitas berkurang (Jalmo,
2007). Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani (2007), pada
orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas dalam menraskan rasa asin. Hal
ini disebabkan pada orang berusia lanjut karena berkurangnya jumlah papilla
sirkumvalata seiring dengan bertambahnya usia dan penurunan fungsi transmisi kuncup
rasa pada lidah sehingga mengurangi sensasi rasa (Jalmo,2007).
5.2 Saran
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Jalmo, Tri. 2007. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Unila: Bandar Lampung.
Johnson, Kurt E. , 1994. Histologi dan Biologi Sel. Binarupa Aksara . Jakarta.
Junqueira, L.Carlos, dkk. 1997. Histologi Dasar edisi ke-8. ECG: Jakarta.
Khumairoh, Siti Nur. 2014. Laporan Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. IAIN
Walisongo: Semarang.
Rahmawati, Dwi. 2014. Laporan Praktikum “Lokasi dan Sensasi Reseptor Pengecap”. Unila:
Bandar Lampung.
Sunariani, J. 2007. “Perbedaan Persepsi Pengecap Rasa Asin Usia Subur dan Usia Lanjut”.
Yuliani, N., & A.A Oksari. 2015. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Tim Dosen Biologi Dasar
Larutan gula tidak ada rasa larutan gula sedikit manis larutan gula
Air jeruk asam air jeruk asam manis air jeruk
Kuah acar asam kuah acar asam kuah acar
Ana (C)
Susu manis susu manis susu
Larutan cuka asam larutan cuka asam larutan cuka
Air bawang merah tidak ada rasa air bawang tidak ada rasa air bawang
Larutan gula tidak ada rasa larutan gula sedikit manis larutan gula
Air jeruk asam air jeruk asam manis air jeruk
Hendriyansyah Kuah acar asam manis kuah acar asam manis kuah acar
(E) Susu manis susu manis susu
Larutan cuka asam larutan cuka asam larutan cuka
Air bawang merah tidak ada rasa air bawang tidak ada rasa air bawang
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh:
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
BOGOR
2015