Lya Agustina
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Jend. A. Yani Km. 36.5 Banjarbaru 70714, corresponding Author: lya.agustina@ulm.ac.id
ABSTRACT
Food security can be realized by applying the principles of sanitation in an industry. In
this case, the SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) becomes a mandatory sanitation
program for an industry to improve the quality of products and ensure a system of food production
security. This research was carried out in three small-scale food industries (tofu, crackers and
bread). Primary and secondary data obtained will be analyzed based on 8 key aspects of SSOP.
Based on the key to implementing SSOP, basically the implementation of sanitation really needs
to be improved, especially in terms of preventing cross contamination and eliminating pests.
Efforts to implement hygiene workers are focused on the basic things, the using of gloves, masks
and head covering (prevention of cross contamination), while the application of overall
environmental sanitation by way of routine socialization directly or indirectly (through sanitation
symbols attached to the area production) by industrial management.
Industri kerupuk yang dipilih adalah mempengaruhi proses produksi, dimana air
sebuah industri kerupuk yang berada di yang menggenang dikhawatirkan dapat
Kelurahan Sungai Besar Kota Banjarbaru. meresap dan mencemari sumber air sehingga
Hasil pengamatan penerapan sanitasi di akan berpotensi terjadinya kontaminasi
industri kerupuk ini cukup bagus untuk skala silang pada saat proses produksi. Namun
industri kecil. Di lingkungan sekitar industri karena air yang digunakan berasal dari
kerupuk tidak ditemukan adanya semak PDAM untuk proses pencucian alat
belukar dan air yang menggenang yang dapat
249
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545
penggorengan, hal ini tidak berdampak mereka sering berbicara satu dengan yang
terhadap produk yang dihasilkan. lain serta tidak jarang diselingi dengan bersin
Kegiatan sanitasi yang paling mudah dan batuk. Selain itu masih banyak karyawan
dilakukan dan diterapkan pada proses yang memakai perhiasan pada waktu proses
produksi sebuah industri yaitu seperti produksi berlangsung. Dari penjelasan
menerapkan pencucian tangan sebelum tersebut maka perlu diterapkan prinsip
melakukan produksi, memakai sarung tangan sanitasi terhadap karyawan tersebut dengan
agar lebih higenis pada saat pengolahan cara memakai masker dan memakai sarung
produk dan memakai masker untuk tangan pada saat proses produksi
mencegah adanya kontaminan yang berasal berlangsung, seperti terlihat pada Gambar 1.
dari mulut karyawan yang bekerja ketika Dengan penerapan ini diharapkan akan
berbicara. Kebiasaan/ tingkah laku pekerja mengurangi kontaminasi terhadap produk
yang dapat menyebabkan kontaminasi yaitu tersebut.
pekerja tidak menggunakan masker padahal
Industri tahu yang dipilih adalah cukup banyak sehingga berpotensi membuat
industri tahu yang berlokasi di Kabupaten tempat produksi menjadi becek dan kotor.
Banjar (Martapura). Pengamatan dilakukan Pada ruang pengolahan tahu
terhadap kondisi sanitasi dalam setiap proses, (terutama dibagian plafon) terlihat sedikit
kemudian memberikan masukan secara kotor, dikarenakan proses pembersihan tidak
langsung apabila ada kondisi sanitasi yang dilakukan secara berkala. Limbah cair yang
perlu untuk ditingkatkan. Berikut dihasilkan pada industri tahu ini sudah diolah
pengamatan sanitasi yang telah dilakukan. menjadi biogas tetapi kapasitas produksi
Hasil pengamatan pada industri tahu masih terbatas yaitu hanya bisa digunakan
terhadap praktek sanitasi ini didapatkan untuk 1 kompor saja. Untuk limbah
bahwa pekerja sudah memakai perlengkapan padat/ampas tahu digunakan untuk pakan
dasar untuk menerapkan sanitasi yaitu sepatu ternak.
boot dan celemek (berbahan plastik), hanya Upaya peningkatan penerapan sanitasi
saja perlu untuk menggunakan masker, yang diberikan yaitu disarankan kepada
sarung tangan dan penutup kepala untuk pekerja untuk memakai masker dan penutup
mencegah terjadinya kontaminasi silang dari kepala pada saat melakukan proses produksi,
pekerja terhadap bahan pada saat proses selain itu juga disarankan untuk selalu
produksi berlangsung. Penggunaan sarung memelihara kebersihan diri dan tidak
tangan dalam hal ini juga bermanfaat agar menggunakan perhiasan bagi pekerja wanita.
lapisan kulit pada telapak tangan pekerja Kondisi kebersihan peralatan juga disarankan
tidak berkerut karena terlalu sering terkena untuk selalu dijaga karena tahu merupakan
air. produk yang memiliki kandungan protein
Untuk peralatan pengolahan tahu cukup tinggi, apabila didukung dengan
terdapat peralatan yang kurang bersih, akan keberadaan air yang cukup banyak maka
tetapi ada pula yang cukup terjaga akan mudah sekali memicu pertumbuhan
kebersihannya dikarenakan alat ini sangat mikroorganisme yang akan berakibat pada
sering digunakan dan selalu bersinggungan terjadinya kontaminasi silang antara pekerja
dengan panas sehingga mudah untuk dengan bahan baku maupun produk yang
dibersihkan. Peralatan pengolahan tahu harus dihasilkan. Industri tahu terutama skala kecil
segera dicuci setelah digunakan karena jika hingga menengah memang relatif sulit untuk
tidak maka sisa hasil olahan tahu akan menjaga kebersihannya, hal ini disebabkan
menempel pada alat yang digunakan dan karena manajemen hanya terfokus pada
akan berbau Secara keseluruhan, industri kegiatan produksi saja sehingga
tahu akan mengalami kesulitan untuk pemeliharaan aset dimana didalamnya
menjaga kebersihannya jika tidak termasuk proses pembersihan ruangan tidak
mempunyai saluran pembuangan air yang dilakukan secara berkala. Namun hal tersebut
cukup dan layak karena industri ini sangat tidak menjadikan alasan untuk membiarkan
berhubungan dengan kebutuhan air yang begitu saja ruang dan peralatan yang kotor,
252
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545
karena kewajiban produsen adalah menjaga pabrik tahu. Penyerahan beberapa simbol
mutu produk pangan yang dihasilkan salah sanitasi serta masker dan sarung tangan dapat
satunya dengan cara menjaga kebersihan dilihat pada Gambar 4.
lingkungan (peralatan dan ruangan) pada
Pelabelan, penyimpanan, dan Produk menggunakan kemasan dan label yang baik.
penggunaan bahan
toksin yang benar
Pengawasan kondisi kesehatan Pekerja yang sakit diberikan ijin tidak masuk kerja namun tidak
personil yang dapat mengakibatkan ada mekanisme pengecekan kesehatan pekerja secara langsung
kontaminasi
Menghilangkan Hama dari Unit Tidak ada pengecekan hama secara langsung
Pengolahan
Hasil identifikasi pada industri roti bekas cucian loyang dialirkan keluar melalui
dijabarkan berdasarkan area proses produksi. aliran air atau got tetapi terlebih dahlulu
Bangunan pabrik industri roti memiliki dilakukan penyaringan, alat penyaringan
bangunan yang kokoh, penerangan serta dibersihkan secara berkala. Untuk air bekas
ventilasi udara yang memadai. Pada ruang pencucian mentega dialirkan ke dalam safety
proses produksi ditemukan bahwa area untuk tank yang terdapat didalam tanah, dan
tempat pemisahan telur (antara kuning telur dilakukan penyedotan secara berkala, agar
dengan putih telur) terletak disamping toilet, tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah
dalam hal ini sebaiknya tempat pemisahan padat yang dihasilkan dari industri roti ini
telur ini tidak berdekatan dengan toilet karena berupa remah-remah roti yang selanjutnya
telur merupakan bahan yang mengandung dikumpulkan ke dalam karung dan
protein cukup tinggi dan sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah
menjadi media pertumbuhan padat berupa sampah sampah organik lainnya
mikroorganisme apabila bersinggungan akan dilakukan pengambilan setiap hari oleh
dengan lingkungan yang tidak bersih (dekat petugas khusus.
dengan toilet). Kontaminasi mungkin timbul Hygiene pekerja pada industri roti ini
berasal dari pestisida, bahan kimia, insekta, masih belum dilakukan dengan optimal,
tikus dan partikel-partikel benda asing seperti terlihat pada saat proses produksi yang
kayu, metal, pecahan gelas dan lain-lain, bersentuhan langsung dengan bahan, pekerja
tetapi yang terpenting dari semuanya adalah yang menangani tidak menggunakan sarung
kontaminasi mikroorganisme (Purnomo, tangan dan masker. Namun, pekerja sudah
2004). Beberapa fasilitas pengolahan dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum
ditemukan difungsikan dalam kondisi dan sesudah melakukan proses produksi.
terbuka seperti saat proses fermentasi Penggunaan penutup kepala terutama pekerja
adonan, akan lebih baik jika adonan ditutup laki-laki juga merupakan hal yang penting
pada saat proses fermentasi sehingga untuk dilaksanakan (pekerja wanita
mengurangi potensi terpapar udara yang menggunakan kerudung). Kebiasaan ini akan
mengandung kuman. mendukung penerapan sanitasi secara
Pada dasarnya peralatan yang menyeluruh. Lingkungan sekitar proses
digunakan pada industri roti ini sudah semi produksi hendaknya lebih ditingkatkan lagi
otomatis dan berbahan stainless steel kebersihannya dengan cara melakukan proses
sehingga mudah untuk dibersihkan. Namun pembersihan secara berkala minimal satu
proses pembersihan perlu dilakukan lebih minggu sekali sehingga dapat meminimalkan
rutin lagi untuk rak-rak tempat fermentasi potensi terjadinya kontaminasi silang pada
adonan dan pendinginan roti sehingga dapat saat proses produksi berlangsung.
mencegah terbentuknya karat. Tempat Penyerahan beberapa simbol sanitasi sebagai
pembersihan dibagi menjadi dua, yaitu upaya peningkatan penerapan sanitasi pada
tempat pencucian loyang, dan khusus tempat industri roti ini dapat dilihat pada Gambar 5.
pencucian untuk membuang mentega. Air
254
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545