Anda di halaman 1dari 9

246

ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

UPAYA PENINGKATAN PENERAPAN SANITASI PADA INDUSTRI PANGAN


SKALA KECIL

(Efforts To Improve Sanitation Implementation In Small Scale Food Industries)

Lya Agustina
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Jend. A. Yani Km. 36.5 Banjarbaru 70714, corresponding Author: lya.agustina@ulm.ac.id

ABSTRACT
Food security can be realized by applying the principles of sanitation in an industry. In
this case, the SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) becomes a mandatory sanitation
program for an industry to improve the quality of products and ensure a system of food production
security. This research was carried out in three small-scale food industries (tofu, crackers and
bread). Primary and secondary data obtained will be analyzed based on 8 key aspects of SSOP.
Based on the key to implementing SSOP, basically the implementation of sanitation really needs
to be improved, especially in terms of preventing cross contamination and eliminating pests.
Efforts to implement hygiene workers are focused on the basic things, the using of gloves, masks
and head covering (prevention of cross contamination), while the application of overall
environmental sanitation by way of routine socialization directly or indirectly (through sanitation
symbols attached to the area production) by industrial management.

Keywords: SSOP, small-scale industry, food security.

PENDAHULUAN mempertahankan atau mengembalikan


kesehatan yang baik pada manusia. Untuk
Keamanan pangan dapat diwujudkan
mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang
salah satunya dengan menerapkan prinsip-
harus mengubah segala sesuatu dalam
prinsip sanitasi dalam suatu industri. Seiring
lingkungan yang dapat secara langsung atau
dengan perkembangan industri pangan yang
tidak langsung membahayakan terhadap
semakin meningkat maka dituntut pula untuk
kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga
menghasilkan produk yang mampu
mencakup kesehatan masyarakat (taman,
memenuhi standar keamanan pangan serta
gedung-gedung umum, sekolah, restoran dan
sekaligus dapat memenuhi kepuasan
lingkungan lainnya) (Jenie, 1988).
konsumen secara menyeluruh. Salah satu
Sanitasi pangan erat kaitannya
cara yang dapat ditempuh adalah dengan
dengan sanitasi lingkungan dimana produk
mengupayakan penerapan prinsip sanitasi
makanan disimpan, ditangani, diproduksi
pada industri pangan. Penerapan sistem
atau dipersiapkan. Dalam industri pangan,
sanitasi merupakan dasar untuk menerapkan
sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara
HACCP, dimana HACCP tidak hanya
aseptik dalam persiapan, pengolahan dan
diperuntukkan bagi industri pangan skala
pengemasan produk makanan, pembersihan
besar namun juga industri pangan skala kecil
dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik
(Soeprapto dan Adriyani, 2009).
dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang
Secara luas ilmu sanitasi adalah
berhubungan dengan produk makanan
penerapan dari prinsip-prinsip yang akan
meliputi pengawasan mutu bahan mentah,
membantu dalam memperbaiki,
247
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

penyimpanan bahan mentah, perlengkapan penulis tertarik untuk melakukan analisis


suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi terkait dengan peningkatan upaya penerapan
makanan pada semua tahap-tahap selama sanitasi dengan cara mengidentifikasi upaya
pengolahan dari peralatan personalia, dan penerapan prinsip sanitasi yang merujuk
terhadap hama, serta pengemasan dan kepada SSOP serta mensosialisasikan
penggudangan produk akhir (Surono et al, simbol-simbol sanitasi yang diperlukan pada
2016). beberapa industri pangan skala kecil yang ada
Prosedur-prosedur standar operasi di Kota Banjarbaru dan Martapura. Adapun
sanitasi sangat perlu dalam penerapan prinsip tujuan penelitian ini adalah untuk
pengelolaan lingkungan yang dilakukan mengidentifikasi upaya penerapan prinsip
melalui kegiatan sanitasi dan higiene. Dalam sanitasi berdasarkan 8 aspek kunci SSOP
hal ini, SSOP (Sanitation Standart Operating pada industry pangan skala kecil.
Procedures) menjadi program sanitasi wajib
suatu industri untuk meningkatkan kualitas METODE PENELITIAN
produk yang dihasilkan dan menjamin sistem
Waktu dan Tempat
keamanan produksi pangan. Prinsip-prinsip Penelitian ini dilaksanakan di tiga
sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP industri pangan skala kecil yang berlokasi di
dikelompokkan menjadi 8 aspek kunci Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar
sebagai persyaratan utama sanitasi dan (Martapura) yaitu industri tahu, kerupuk dan
pelaksanaannya, yaitu (1) keamanan air (2) roti.
kondisi dan kebersihan permukaan yang
kontak dengan bahan pangan (3) pencegahan Pelaksanaan Penelitian
kontaminasi silang (4) menjaga fasilitas Penelitian ini dilaksanakan dalam
pencuci tangan, sanitasi dan toilet (5) beberapa tahap, yaitu: 1) tahap survey
proteksi dari bahan-bahan kontaminan (6) industri pangan, 2) tahap identifikasi kondisi
pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan sanitasi pada industri tersebut 3) tahap
bahan toksin yang benar (7) pengawasan peningkatan penerapan sanitasi. Survey
kondisi kesehatan personil yang dapat industri dilakukan dengan cara menetapkan
mengakibatkan kontaminasi (8) industri pangan terlebih dahulu yaitu industri
menghilangkan hama pengganggu dari unit kerupuk, tahu dan roti. Ketiga industri ini
pengolahan (Winarno dan Surono, 2004). dipilih karena merupakan industri pangan
Industri pangan skala kecil yang ada yang dominan beroperasi di daerah
di Kota Banjarbaru dan Martapura umumnya banjarbaru. Selain itu, ketiga industri ini
telah mengenal istilah sanitasi dan umumnya masih berskala kecil hingga
menerapkannya dalam kegiatan proses menengah, dimana industri pangan skala ini
produksi sehari-hari, namun masih belum biasanya masih minim dalam hal penerapan
optimal. Hal ini terlihat bahwa pada beberapa prinsip sanitasi sehingga perlu untuk
industri pangan (studi kasus: industri tahu, ditingkatkan. Tahap berikutnya adalah
kerupuk dan roti) penggunaan alat melakukan identifikasi kondisi sanitasi yang
kelengkapan kerja (seperti sarung tangan dan telah diterapkan pada ketiga industri tersebut
masker) hanya digunakan beberapa orang berdasarkan pada prinsip SSOP. Tahap
pekerja. Hal lain yang nampak terlihat adalah terakhir adalah upaya peningkatan penerapan
belum adanya simbol-simbol terkait dengan sanitasi dengan cara pemaparan secara
prosedur sanitasi. Simbol-simbol ini cukup langsung kepada pemilik industri dan pekerja
penting karena merupakan penanda yang bisa tentang prinsip-prinsip sanitasi serta
mengingatkan pekerja untuk selalu pemberian simbol-simbol sanitasi yang
menerapkan prinsip sanitasi di setiap alur terkait dengan proses produksi pada industri
proses produksi. Melihat masalah ini, maka pangan.
248
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

Data primer yang diperoleh melalui HASIL DAN PEMBAHASAN


wawancara dan pengamatan langsung serta
Penerapan Sanitasi Pada Industri
data sekunder yang diperoleh dari
Kerupuk
dokumentasi industri maupun studi pustaka Hasil pengamatan menggunakan
selanjutnya akan dianalisis berdasarkan 8 aspek kunci SSOP diperoleh hasil seperti
aspek kunci SSOP. dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Penerapan Sanitasi Pada Industri Kerupuk


SSOP Hasil analisis
Keamanan air Air yang digunakan berasal dari PDAM (untuk pencucian
peralatan) sehingga layak meskipun tanpa proses
pengujian
Kebersihan permukaan yang kontak 1. Alat yang digunakan dibersihkan sebelum dan
dengan produk sesudah proses produksi.
2. Peralatan utama yaitu wajan terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan (aluminium)
3. Alat yang digunakan untuk mendinginkan kerupuk
setelah proses penggorengan kurang tepat, (berbahan
plastik). Seperti diketahui bahwa plastik tidak tahan
terhadap suhu tinggi sehingga memungkinkan
terjadinya migrasi ke produk yang dihasilkan.
Pencegahan kontaminasi silang 1. Kebiasaan pekerja mencuci tangan sebelum dan
sesudah proses produksi perlu ditingkatkan lagi.
2. Beberapa pekerja masih memakai perhiasan pada
waktu proses produksi.
3. Tidak menggunakan masker, penutup kepala dan
sarung tangan
Menjaga fasilitas pencucian tangan, Terdapat fasilitas mencuci tangan dan toilet yang cukup
sanitasi dan toilet untuk pekerja
Perlindungan dari bahan-bahan Area sekitar proses produksi cukup terjaga kebersihannya
Kontaminan dan tidak ditemukan genangan air
Pelabelan, penyimpanan, dan 1. Produk dalam keadaan panas langsung dimasukkan
penggunaan bahan kedalam plastik.
toksin yang benar 2. Pelabelan dilakukan secara sederhana.
Pengawasan kondisi kesehatan Pekerja yang sakit diberikan ijin tidak masuk kerja namun
personil yang dapat mengakibatkan tidak ada mekanisme pengecekan kesehatan pekerja
kontaminasi secara langsung
Menghilangkan Hama dari Unit Tidak ada pengecekan hama secara langsung, hanya
Pengolahan membersikan semak semak yang mengganggu lingkungan
sekitar area produksi

Industri kerupuk yang dipilih adalah mempengaruhi proses produksi, dimana air
sebuah industri kerupuk yang berada di yang menggenang dikhawatirkan dapat
Kelurahan Sungai Besar Kota Banjarbaru. meresap dan mencemari sumber air sehingga
Hasil pengamatan penerapan sanitasi di akan berpotensi terjadinya kontaminasi
industri kerupuk ini cukup bagus untuk skala silang pada saat proses produksi. Namun
industri kecil. Di lingkungan sekitar industri karena air yang digunakan berasal dari
kerupuk tidak ditemukan adanya semak PDAM untuk proses pencucian alat
belukar dan air yang menggenang yang dapat
249
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

penggorengan, hal ini tidak berdampak mereka sering berbicara satu dengan yang
terhadap produk yang dihasilkan. lain serta tidak jarang diselingi dengan bersin
Kegiatan sanitasi yang paling mudah dan batuk. Selain itu masih banyak karyawan
dilakukan dan diterapkan pada proses yang memakai perhiasan pada waktu proses
produksi sebuah industri yaitu seperti produksi berlangsung. Dari penjelasan
menerapkan pencucian tangan sebelum tersebut maka perlu diterapkan prinsip
melakukan produksi, memakai sarung tangan sanitasi terhadap karyawan tersebut dengan
agar lebih higenis pada saat pengolahan cara memakai masker dan memakai sarung
produk dan memakai masker untuk tangan pada saat proses produksi
mencegah adanya kontaminan yang berasal berlangsung, seperti terlihat pada Gambar 1.
dari mulut karyawan yang bekerja ketika Dengan penerapan ini diharapkan akan
berbicara. Kebiasaan/ tingkah laku pekerja mengurangi kontaminasi terhadap produk
yang dapat menyebabkan kontaminasi yaitu tersebut.
pekerja tidak menggunakan masker padahal

Gambar 1. Karyawan Yang Sedang Mengemas Produk

Alat yang digunakan untuk terjadinya migrasi ke produk yang dihasilkan.


menggoreng kerupuk adalah wajan besar Kerupuk dalam keadaan panas langsung
yang terbuat dari aluminium. Sanitasi yang dimasukkan kedalam plastik, hal ini juga
dilakukan terhadap wajan yaitu berupa memungkinkan terjadinya migrasi bahan
pencucian wajan setelah proses produksi plastik ke produk (kerupuk), sehingga bisa
selesai. Penerapan sanitasi pada pemakaian saja membahayakan konsumen.
alat penggorengan (wajan) di industri Setelah melakukan identifikasi
kerupuk cukup bagus, hal ini dapat dilihat kondisi sanitasi dan sekaligus memberikan
dari segi sanitasi pemakaian alat tersebut, saran perbaikan terhadap kondisi sanitasi
seperti dilakukannya proses pembersihan yang telah diterapkan pada industri ini
secara berkala sebelum dan sesudah proses kemudian diberikan simbol (berupa poster)
produksi. Alat yang digunakan untuk pada pihak manajemen industri dengan
mendinginkan kerupuk setelah proses harapan simbol-simbol ini bisa meningkatkan
penggorengan kurang tepat, hal ini penerapan sanitasi pada industri kerupuk
dikarenakan alas yang digunakan untuk tersebut. Penyerahan dan pemasangan simbol
proses pendinginan berbahan plastik. Seperti kepada pihak manajemen perusahaan terlihat
diketahui bahwa plastik tidak tahan terhadap pada gambar 2 dan 3.
suhu tinggi sehingga memungkinkan
250
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

Gambar 2. Penyerahan Simbol Sanitasi Pada Pihak Manajemen

Gambar 3. Pemasangan Simbol Sanitasi Oleh Pihak Manajemen

Penerapan Sanitasi Pada Industri Tahu Hasil pengamatan menggunakan


aspek kunci SSOP pada industri tahu dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penerapan Sanitasi Pada Industri Tahu


SSOP Hasil analisis
Keamanan air Air yang digunakan berasal dari PDAM (tanpa proses
pengujian)
Kebersihan permukaan yang kontak Sebagian peralatan yang digunakan dibersihkan sebelum dan
dengan produk sesudah proses produksi.
Pencegahan kontaminasi silang 1. Pekerja menggunakan celemek dan sepatu boot (mengingat
kondisi lantai ruang produksi yang sering basah)
2. Tidak menggunakan masker, penutup kepala dan sarung
tangan
Menjaga fasilitas pencucian tangan, Terdapat fasilitas mencuci tangan dan toilet yang cukup untuk
sanitasi dan toilet pekerja
Perlindungan dari bahan-bahan 1. Kondisi plafon kurang bersih
Kontaminan 2. Saluran pembuangan air yang berasal dari area proses
produksi perlu ditingkatkan kebersihannya untuk mencegah
genangan air
251
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

Pelabelan, penyimpanan, dan 1. Produk tidak diberi label.


penggunaan bahan 2. Tidak ada penyimpanan produk, langsung dipassarkan
toksin yang benar
Pengawasan kondisi kesehatan Pekerja yang sakit diberikan ijin tidak masuk kerja namun tidak
personil yang dapat mengakibatkan ada mekanisme pengecekan kesehatan pekerja secara langsung
kontaminasi
Menghilangkan Hama dari Unit Tidak ada pengecekan hama secara langsung
Pengolahan

Industri tahu yang dipilih adalah cukup banyak sehingga berpotensi membuat
industri tahu yang berlokasi di Kabupaten tempat produksi menjadi becek dan kotor.
Banjar (Martapura). Pengamatan dilakukan Pada ruang pengolahan tahu
terhadap kondisi sanitasi dalam setiap proses, (terutama dibagian plafon) terlihat sedikit
kemudian memberikan masukan secara kotor, dikarenakan proses pembersihan tidak
langsung apabila ada kondisi sanitasi yang dilakukan secara berkala. Limbah cair yang
perlu untuk ditingkatkan. Berikut dihasilkan pada industri tahu ini sudah diolah
pengamatan sanitasi yang telah dilakukan. menjadi biogas tetapi kapasitas produksi
Hasil pengamatan pada industri tahu masih terbatas yaitu hanya bisa digunakan
terhadap praktek sanitasi ini didapatkan untuk 1 kompor saja. Untuk limbah
bahwa pekerja sudah memakai perlengkapan padat/ampas tahu digunakan untuk pakan
dasar untuk menerapkan sanitasi yaitu sepatu ternak.
boot dan celemek (berbahan plastik), hanya Upaya peningkatan penerapan sanitasi
saja perlu untuk menggunakan masker, yang diberikan yaitu disarankan kepada
sarung tangan dan penutup kepala untuk pekerja untuk memakai masker dan penutup
mencegah terjadinya kontaminasi silang dari kepala pada saat melakukan proses produksi,
pekerja terhadap bahan pada saat proses selain itu juga disarankan untuk selalu
produksi berlangsung. Penggunaan sarung memelihara kebersihan diri dan tidak
tangan dalam hal ini juga bermanfaat agar menggunakan perhiasan bagi pekerja wanita.
lapisan kulit pada telapak tangan pekerja Kondisi kebersihan peralatan juga disarankan
tidak berkerut karena terlalu sering terkena untuk selalu dijaga karena tahu merupakan
air. produk yang memiliki kandungan protein
Untuk peralatan pengolahan tahu cukup tinggi, apabila didukung dengan
terdapat peralatan yang kurang bersih, akan keberadaan air yang cukup banyak maka
tetapi ada pula yang cukup terjaga akan mudah sekali memicu pertumbuhan
kebersihannya dikarenakan alat ini sangat mikroorganisme yang akan berakibat pada
sering digunakan dan selalu bersinggungan terjadinya kontaminasi silang antara pekerja
dengan panas sehingga mudah untuk dengan bahan baku maupun produk yang
dibersihkan. Peralatan pengolahan tahu harus dihasilkan. Industri tahu terutama skala kecil
segera dicuci setelah digunakan karena jika hingga menengah memang relatif sulit untuk
tidak maka sisa hasil olahan tahu akan menjaga kebersihannya, hal ini disebabkan
menempel pada alat yang digunakan dan karena manajemen hanya terfokus pada
akan berbau Secara keseluruhan, industri kegiatan produksi saja sehingga
tahu akan mengalami kesulitan untuk pemeliharaan aset dimana didalamnya
menjaga kebersihannya jika tidak termasuk proses pembersihan ruangan tidak
mempunyai saluran pembuangan air yang dilakukan secara berkala. Namun hal tersebut
cukup dan layak karena industri ini sangat tidak menjadikan alasan untuk membiarkan
berhubungan dengan kebutuhan air yang begitu saja ruang dan peralatan yang kotor,
252
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

karena kewajiban produsen adalah menjaga pabrik tahu. Penyerahan beberapa simbol
mutu produk pangan yang dihasilkan salah sanitasi serta masker dan sarung tangan dapat
satunya dengan cara menjaga kebersihan dilihat pada Gambar 4.
lingkungan (peralatan dan ruangan) pada

Gambar 4. Penyerahan simbol sanitasi pada manajemen industri tahu

Penerapan Sanitasi Pada Industri Roti Hasil pengamatan menggunakan


aspek kunci SSOP pada industri roti dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Penerapan Sanitasi Pada Industri Roti


SSOP Hasil analisis
Keamanan air Air yang digunakan berasal dari PDAM (tanpa proses
pengujian)
Kebersihan permukaan yang kontak 1. Alat yang digunakan dibersihkan sebelum dan sesudah
dengan produk proses produksi (khusus untuk oven dilakukan 2 minggu
sekali)
2. Peralatan utama yaitu wajan terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan (stainless steel)
3. Rak fermentasi dan pendinginan produk tidak dibersihkan
setiap hari.
Pencegahan kontaminasi silang 1. Pekerja mencuci tangan sebelum dan sesudah proses
produksi
2. Tidak menggunakan masker, penutup kepala dan sarung
tangan
3. Salah satu proses produksi (pemisahan bagian dari telur)
dilakukan dekat dengan toilet
Menjaga fasilitas pencucian tangan, Terdapat fasilitas mencuci tangan dan toilet yang cukup untuk
sanitasi dan toilet pekerja
Perlindungan dari bahan-bahan Area sekitar proses produksi cukup terjaga kebersihannya dan
Kontaminan tidak ditemukan genangan air
253
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

Pelabelan, penyimpanan, dan Produk menggunakan kemasan dan label yang baik.
penggunaan bahan
toksin yang benar
Pengawasan kondisi kesehatan Pekerja yang sakit diberikan ijin tidak masuk kerja namun tidak
personil yang dapat mengakibatkan ada mekanisme pengecekan kesehatan pekerja secara langsung
kontaminasi
Menghilangkan Hama dari Unit Tidak ada pengecekan hama secara langsung
Pengolahan

Hasil identifikasi pada industri roti bekas cucian loyang dialirkan keluar melalui
dijabarkan berdasarkan area proses produksi. aliran air atau got tetapi terlebih dahlulu
Bangunan pabrik industri roti memiliki dilakukan penyaringan, alat penyaringan
bangunan yang kokoh, penerangan serta dibersihkan secara berkala. Untuk air bekas
ventilasi udara yang memadai. Pada ruang pencucian mentega dialirkan ke dalam safety
proses produksi ditemukan bahwa area untuk tank yang terdapat didalam tanah, dan
tempat pemisahan telur (antara kuning telur dilakukan penyedotan secara berkala, agar
dengan putih telur) terletak disamping toilet, tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah
dalam hal ini sebaiknya tempat pemisahan padat yang dihasilkan dari industri roti ini
telur ini tidak berdekatan dengan toilet karena berupa remah-remah roti yang selanjutnya
telur merupakan bahan yang mengandung dikumpulkan ke dalam karung dan
protein cukup tinggi dan sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah
menjadi media pertumbuhan padat berupa sampah sampah organik lainnya
mikroorganisme apabila bersinggungan akan dilakukan pengambilan setiap hari oleh
dengan lingkungan yang tidak bersih (dekat petugas khusus.
dengan toilet). Kontaminasi mungkin timbul Hygiene pekerja pada industri roti ini
berasal dari pestisida, bahan kimia, insekta, masih belum dilakukan dengan optimal,
tikus dan partikel-partikel benda asing seperti terlihat pada saat proses produksi yang
kayu, metal, pecahan gelas dan lain-lain, bersentuhan langsung dengan bahan, pekerja
tetapi yang terpenting dari semuanya adalah yang menangani tidak menggunakan sarung
kontaminasi mikroorganisme (Purnomo, tangan dan masker. Namun, pekerja sudah
2004). Beberapa fasilitas pengolahan dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum
ditemukan difungsikan dalam kondisi dan sesudah melakukan proses produksi.
terbuka seperti saat proses fermentasi Penggunaan penutup kepala terutama pekerja
adonan, akan lebih baik jika adonan ditutup laki-laki juga merupakan hal yang penting
pada saat proses fermentasi sehingga untuk dilaksanakan (pekerja wanita
mengurangi potensi terpapar udara yang menggunakan kerudung). Kebiasaan ini akan
mengandung kuman. mendukung penerapan sanitasi secara
Pada dasarnya peralatan yang menyeluruh. Lingkungan sekitar proses
digunakan pada industri roti ini sudah semi produksi hendaknya lebih ditingkatkan lagi
otomatis dan berbahan stainless steel kebersihannya dengan cara melakukan proses
sehingga mudah untuk dibersihkan. Namun pembersihan secara berkala minimal satu
proses pembersihan perlu dilakukan lebih minggu sekali sehingga dapat meminimalkan
rutin lagi untuk rak-rak tempat fermentasi potensi terjadinya kontaminasi silang pada
adonan dan pendinginan roti sehingga dapat saat proses produksi berlangsung.
mencegah terbentuknya karat. Tempat Penyerahan beberapa simbol sanitasi sebagai
pembersihan dibagi menjadi dua, yaitu upaya peningkatan penerapan sanitasi pada
tempat pencucian loyang, dan khusus tempat industri roti ini dapat dilihat pada Gambar 5.
pencucian untuk membuang mentega. Air
254
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 246-254 e-ISSN 2355-3545

Gambar 5. Penyerahan Beberapa Simbol Sanitasi

KESIMPULAN Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan


Prancangan Fasilitas. Yogyakarta:
1. Berdasarkan kunci penerapan SSOP pada
Graha Ilmu.
dasarnya penerapan sanitasi sangat perlu
ditingkatkan terutama dari sisi
Soeprapto, F dan R, Adriyani. 2009.
pencegahan kontaminasi silang dan
Penilaian GMP dan SSOP pada
menghilangkan hama.
Bagian Pengolahan Makanan di
2. Upaya penerapan hygiene pekerja
Katering X Surabaya dengan Metode
difokuskan pada hal hal yang mendasar
Skoring sebagai Prasyarat Penerapan
yaitu pemakaian sarung tangan, masker
HACCP. The Indonesian Journal of
serta penutup kepala (pencegahan
Public Health 6 (1): 30-37.
kontaminasi silang), sedangkan
penerapan sanitasi lingkungan secara
Surono, I., S., A. Sudibyo, P., Waspodo.
menyeluruh dengan cara sosialisasi rutin
2018. Pengantar Keamanan Pangan
secara langsung maupun tidak langsung
Untuk Industri Pangan. Yogyakarta:
(melalui simbol-simbol sanitasi yang
Deepublish.
ditempel di area produksi) oleh pihak
manajemen industri.
Winarno, F., G dan Surono. 2004. HACCP
dan Penerapannya dalam Industri
DAFTAR PUSTAKA
Pangan. Bogor: M-Brio Press.
Jenie, B, S, L. 1988. Sanitasi Dalam Industri
Pangan. Bogor: Pusat Antar
Universitas Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai