Anda di halaman 1dari 9

SISTEM SIRKULASI

Oleh :
Nama : Anjar Sari
NIM : B1A016123
Rombongan :V
Kelompok :5
Asisten : Dini Darmawati

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah cairan dalam tubuh manusia yang beredar melalui jantung,
pembuluh arteri, kapiler dan vena. Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh
kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah, dan kerja otot
yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Ada banyak bukti bahwa
dinamika fluida pembuluh darah memainkan peran utama dalam pengembangan
dan perkembangan penyakit arteri (Jonuarti, 2013).
Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah (blood vascular
system) dan sistem pembuluh limfa atau getah bening (lymph vascular system).
Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang memompa darah, arteri yang
membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan, kapiler, saluran kecil yang
bernastosom dan membelah diri untuk pertukaran zat antara darah dan jaringan,
dan vena yang mengembalikan darah ke jantung (Barvelender & Judith, 1988).
Darah merupakan media transport dari sistem sirkulasi. Sirkulasi merupakan
lintasan yang kontinyu merupakan sifat paling utama dari sirkulasi. Jumlah yang
sama akan mengalir melalui setiap bagian sirkulasi apabila jumlah tertentu darah
dipompa oleh jantung (Junquiera et al., 1995).
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan air tawar yang
berasal dari rawa. Tubuhnya berbentuk pipih dan lebar, tinggi tubuh lebih dari
setengah kali panjang tubuhnya. Tubuh ikan gurami ditutupi oleh sisik berwarna
sawo atau merah kecokelatan dengan bintik hitam pada sirip dada. Punggungnya
berwarna merah sawo tua, sedangkan perutnya berwarna keperakan atau kekuning-
kuningan. Waktu masih muda, kepalanya runcing dan setelah usia dewasa
kepalanya menjadi tumpul. Ikan gurami termasuk ikan omnivore yang memiliki
alat labirin, sehingga tahan terhadap kekurangan oksigen. Ikan gurami memiliki
sepasang benang yang panjang dan berfungsi sebagai alat peraba (Agus, 2001).

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah melihat jalannya peredaran darah ikan dan
membedakan aliran darah vena dan arteri.
II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larva ikan gurame
(Osphronemus gouramy) dan air sumur.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, cavity
slide, dan sendok plastik

2.2 Cara Kerja

1. Larva ikan gurame diambil dengan menggunakan sendok plastik, lalu


diletakkan pada cavity slide.
2. Preparat ditetesi dengan air agar larva ikan dapat bernapas.
3. Peredaran darah diamati di bawah mikroskop.
4. Aliran darah arteri dan vena dibedakan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 3.1.1 Sistem Sirkulasi Larva Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

Perbesaran Gambar : 40 X
Keterangan Gambar :
1. Pembuluh darah vena
2. Pembuluh darah arteri
3.2 Pembahasan

Secara garis besar fungsi darah yang terpenting meliputi (Kay, 1998):
1. Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan
2. Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori
3. Pengangkutan gas
4. Pengangkutan hormon
5. Pengangkutan sel fungsi non respiratori
6. Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit
yang dilakukan oleh leukosit.
Sistem sirkulasi terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem peredaran darah
terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran terbuka merupakan
sistem peredaran darah ke seluruh tubuh yang tidak selalu melewati pembuluh
darah. Peredaran darah yang mengalir di dalam pembuluh darah disebut sistem
peredarah darah tertutup. Sistem peredaran darah dilengkapi dengan organ-organ
seperti jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah pada ikan melibatkan
jantung dan pembuluh darah. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruang, yaitu atrium
dan ventrikel. Pembuluh darah yang berperan pada ikan adalah aorta ventralis,
arteri brankial, vena kardinalis anterior, dan vena kardinalis posterior
(Abdurrahman, 2008). Contoh hewan yang memiliki sistem peredaran darah
tertutup yaitu pada kelas vertebrata (misalnya ikan, katak, buaya, kadal, ular,
biawak, ayam, mencit, burung, kucing). Hewan yang memiliki peredaran darah
terbuka yaitu pada belalang, siput, kepiting, kalajengking, kelabang (Aryulina et
al., 2004).
Tipe sistem sirkulasi pada ikan gurame adalah sistem peredaran darah
tertutup karena darah mengalir di dalam pembuluh darah yang teramati yaitu
pembuluh darah vena dan arteri. Hal ini sesuai dengan referensi yang mengatakan
manusia dan semua hewan vertebrata mempunyai sistem peredaran darah tertutup.
Darah beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah dari arteri ke vena melalui
kapiler. Darah dapat menembus dinding kapiler yang hanya terdiri dari suatu lapis
sel menuju ke cairan jaringan jika darah tidak berhubungan secara langsung
dengan sel jaringan tetapi di sepanjang pembuluh darah kapiler. Cairan jaringan
inilah yang langsung berhubungan dengan sel jaringan (Wulangi, 1993). Sistem
vaskular pada ikan dibagi menjadi dua komponen, sirkulasi darah dan sistem
peredaran darah sekunder, yang merupakan sistem pembuluh disebut sebagai
'limfatik’ (Rasmussen et al., 2013).
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan tunggal, yaitu darah
selalu mengalir melewati pembuluh dan hanya melewati jantung satu kali dalam
sistem peredaran darah. Mekanisme peredaran darah ikan yaitu darah dipompa
oleh jantung yang terdiri atas sebuah sinus venosus, atrium, ventrikel dan konus
arteriosus yang tersusun dalam urutan linier, kemudian darah dikeluarkan melalui
kapiler dan insang. CO2 dilepas dan O2 diambil saat melalui insang sehingga
terjadi pertukaran gas antara CO2 dan O2. Hal ini akan mengubah darah menjadi
darah arteri kemudian menuju jaringan tubuh dan kembali ke jantung melewati
vena (Ville, 1988). Volume darah pada ikan dapat diidentifikasi dengan 2 arah.
Pertama, osteichtis memilki volume darah yang rendah dibandingkan vertebrata
lain. Kedua, perkiraan volume darah didasarkan pada pemakaian teknik. Indikator
volume palsma biasanya digunakan untuk mengukur besarnya volume darah (Brill
et al., 1998).
Komponen sistem sirkulasi darah ada beberapa macam. Pertama, sistem
kardiovaskuler yaitu bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari jantung,
pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), serta darah yang mengalir di dalamnya.
Jantung adalah pompa muscular untuk menggerakkan darah. Pembuluh darah
merupakan serangkaian tube tempat darah mengalir. Kedua, sistem limfatik juga
bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe
yang terletak di dalam pembuluh limfe besar. Ketiga, organ pembentuk dan
penyimpan darah seperti limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan
limfe (Sloane, 1995).
Menurut Kay (1998) perbedaan antara arteri dan vena sebagai berikut:

Perbedaan Arteri Vena

Dinding Tebal elastis Tipis dan kurang elastis

Arah Meninggalkan jantung Menuju jantung

Besar (bila terpotong, Lemah (bila terpotong


Tekanan
darah memancar) darah menetes)
Kandungan O2, darah bersih CO2, darah kotor

Letak Lebih ke dalam Dekat permukaan tubuh

Pola aliran Menyebar Mengumpul

Warna Merah cerah Merah tua

Kecepatan aliran Sangat cepat Agak lambat

Ukuran Lebih kecil Lebih besar

Hanya satu pada pangkal Banyak terdapat di


Jumlah klep
nadi sepanjang vena

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan sistem sirkulasi pada larva ikan


gurame, pembuluh darah larva ikan dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri
dan pembuluh darah vena. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pembuluh
darah arteri mempunyai arah aliran keluar dari jantung dan menuju jaringan-
jaringan, kecepatan aliran darahnya cepat, berwarna merah muda serta memiliki
dinding yang tebal dan elastis. Pembuluh darah vena arah aliran darahnya menuju
jatung, memiliki warna merah tua, serta memiliki dinding yang tipis dan tidak
elastis. Keelastisan kedua dinding pembuluh ini sangat penting dalam proses
sirkulasi darah (Kay, 1998). Pembuluh darah arteri meninggalkan jantung dengan
aliran yang cepat, pembuluh darah vena aliran darah menuju ke jantung, jadi selalu
dipompa oleh jantung. Pembuluh vena tidak mendapat tekanan pompa klep jantung
sehingga alirannya lebih lambat (Parker & William, 1978).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Ikan merupakan hewan vertebrata dengan sistem darah tertutup dan tunggal.
Artinya darah selalu mengalir melewati pembuluh dan hanya melewati jantung
satu kali dalam sistem peredaran darah.
2. Pembuluh darah yang teramati yaitu pembuluh darah arteri dan vena. Pembuluh
darah arteri meninggalkan jantung dengan aliran yang cepat, sedangkan pembuluh
darah vena menuju jantung dan alirannya lebih lambat.
DAFTAR REFERENSI

Abdurrahman, D., 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung :


Grafindo Media Pratama.

Agus, B. M., 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta :
Kanisius.

Aryulina, D., Choirul, M., Syalfinaf, M. & Endang, W. W., 2004. Biologi 2. Jakarta :
Erlangga.

Barvelender, G. & Judith, A. R., 1988. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Brill, R. W. et al., 1998. Blood Volume, Plasma Volume and Circulation Time in a
Highenergy-Demand Teleost, The Yellowfin Tuna (Thunnus albacares). The
Journal of Experimental Biology, Volume 201, pp. 647-654.

Jonuarti, R., 2013. Analisis Aliran Darah dalam Stenosis Arteri Menggunakan Model
Fluida Casson dan Power-Law. Jurnal Ilmu Dasar, 14(2), pp. 72-78.

Junquiera, Carlos, L., Jote, C. & Kelley, R. V., 1995. Histologi Dasar. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kay, I., 1998. Introduction to Animal Physiology. New York : Bioscientific Publisher.

Parker, J. T. & William, A. H., 1978. Text Book of Zoology Volume II: Vertebrates.
London : The Mac Millan Press LTD.

Rasmussen, K. J., Steffensen, J. F. & Buchmann, K., 2013. Differential occurrence of


immune cells in the primary and secondary vascular systems in rainbow trout,
Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Journal of Fish Diseases, Volume 36, pp.
675-679.

Sloane, E., 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Wulangi, K., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Yogyakarta : UGM press.

Anda mungkin juga menyukai