Anda di halaman 1dari 9

SISTEM SIRKULASI

Oleh :
Nama : Febriani Izmi
NIM : B1A017088
Rombongan : II
Kelompok :1
Asisten : Persona Gemilang

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan gurami merupakan ikan air tawar yang berasal dari rawa. Tubuhnya
berbentuk pipih dan lebar, tinggi tubuh lebih dari setengah kali panjang tubuhnya.
Waktu masih usia muda, kepalanya runcing dan setelah usia dewasa kepalanya
menjadi tumpul. Tubuh ikan gurami ditutupi oleh sisik berwarna sawo atau merah
kecokelatan dengan bintik hitam pada sirip dada. Punggungnya berwarna merah
sawo tua, sedangkan perutnya berwarna keperakan atau kekuning-kuningan. Ikan
gurami termasuk ikan omnivore yang memiliki alat labirin, sehingga tahan
terhadap kekurangan oksigen. Ikan gurami memiliki sepasang benang yang
panjang dan berfungsi sebagai alat peraba (Agus, 2001).
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan yang berasal dari
perairan Indonesia namun persebarannya sudah mencapai seluruh perairan Asia
Tenggara dan Cina (Suminto & Diana, 2015). Sistem budidaya ikan gurami yang
sering dilakukan saat yaitu mengakibatkan ikan gurami sering mengalami
perubahan suhu secara mendadak pada saat perubahan musim atau pada saat
hujan. Perubahan suhu lingkungan akan menyebabkan stres yang mengakibatkan
pada tingginya tingkat glukosa darah, selanjutnya menganggu pertumbuhan
bahkan mematikan (Hastuti et al., 2003). Beberapa ikan yang hidup pada daerah
yang mengandung kontaminasi limbah, juga dibawa oleh sistem sirkulasi pada
ikan yang mengakibatkan terkumpulnya limbah tersebut pada dinding pembuluh
darah dan jaringan ikat otot yang dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan
terganggu bahkan kematian (Priatna et al., 2016).
Sistem sirkulasi atau peredaran darah merupakan proses fisiologis yang
sangat penting. Sistem sirkulasi pada ikan yaitu bersifat tunggal. Sistem sirkulasi
memiliki banyak fungsi, tetapi umumnya sebagai alat transport. Sistem vaskular
pada ikan dibagi menjadi dua komponen, sirkulasi darah dan sistem peredaran
darah sekunder (Rasmussen, 2013).

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui :


1. Melihat jalannya peredaran darah ikan.
2. Membedakan alira darah vena dan arteri.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop dan cavity
slide.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larva ikan gurami
(Osphronemus gouramy) dan air.

B. Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah :


1. Larva ikan diletakkan di cavity slide.
2. Peredaran darah diamati dibawah mikroskop.
3. Gambar diambil untuk dokumentasi dan perbedaan arteri dan vena dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 3.1. Sistem Sirkulasi pada Larva Ikan Gurami


Keterangan :
1. Pembuluh vena
2. Pembuluh arteri
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa ikan gurami memiliki sistem


peredaran yang tertutup dan tunggal. Sistem peredaran darah tertutup tersebut
dikarenakan ikan gurami memiliki pembuluh darah arteri yang mengarah ke ekor
dan pembuluh darah vena yang mengarah ke kepala sehingga darah tetap berada
dalam salura tanpa tercampur dengan cairan tubuh lainnya. Sistem peredaran
darah tunggal karena, darah hanya melewati jantung satu kali dalam setiap
siklusnya. Pembuluh darah arteri meninggalkan jantung dengan aliran yang cepat,
sedangkan pembuluh darah vena, darah menuju ke jantung, jadi selalu dipompa
oleh jantung. Pembuluh vena tidak mendapat tekanan pompa klep jantung
sehingga alirannya lebih lambat (Parker & William, 1978).
Sistem sirkulasi adalah sistem yang dapat mentransportasikan zat-zat yang
berupa nutrisi, O2, CO2, dan hormon keseluruh tubuh. Menurut Sloane (1995), ada
beberapa fungsi sistem sirkulasi darah yaitu :
1. Sebagai transport makanan, gas, hormon, mineral, enzim, dan zat-zat vital
lainnya dibawa darah ke seluruh sel tubuh. Zat-zat sisa dibawa darah menuju
paru-paru, ginjal, dan kulit untuk dikeluarkan dari tubuh.
2. Mempertahankan suhu tubuh, pembuluh darah berkontraksi untuk
mempertahankan panas tubuh dan berdilatasi untuk melepaskan panas pada
permukaan kulit.
3. Perlindungan, sistem darah dan sistem limfatik melindungi tubuh terhadap
cedera dan invasi benda asing melalui sistem imun.
4. Pendaparan (buffering), protein darah memberikan sistem buffer asam-basa
untuk mempertahankan pH optimum darah.
Komponen sistem sirkulasi darah ada beberapa macam. Pertama, sistem
kardiovaskuler yaitu bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari jantung,
pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), serta darah yang mengalir di
dalamnya. Jantung adalah pompa muscular yang digunakan untuk menggerakkan
darah. Pembuluh darah merupakan saluran tempat darah mengalir. Darah adalah
cairan yang mengalir dan membawa berbagai macam zat untuk didistribusikan
keseluruh tubuh. Kedua, sistem limfatik juga bagian dari sistem sirkulasi. Sistem
ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam pembuluh
limfe besar. Ketiga, organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe, hati,
sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe (Sloane 1995).
Sistem sirkulasi terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem peredaran darah terbuka
dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran terbuka merupakan sistem
peredaran darah ke seluruh tubuh yang tidak melewati pembuluh darah sehingga
cairan tersebut akan langsung menyatu dengan cairan tubuh yang lain. Sistem
peredaran darah tertutup merupakan peredaran darah yang mengalir di dalam
pembuluh darah. Sistem peredaran darah dilengkapi dengan organ-organ seperti
jantung dan pembuluh darah. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruang, yaitu
atrium dan ventrikel. Pembuluh darah yang berperan pada ikan adalah aorta
ventralis, arteri brankial, vena kardinalis anterior, dan vena kardinalis posterior
(Abdurrahman, 2008). Contoh hewan yang memiliki sistem peredaran darah
tertutup yaitu pada kelas vertebrata (misalnya ikan, katak, buaya, kadal, ular,
biawak, ayam, mencit, burung, kucing). Hewan yang memiliki peredaran darah
terbuka yaitu pada belalang, siput, kepiting, kalajengking, kaki seribu (Aryulina et
al., 2004).
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan tunggal, yaitu darah
selalu mengalir melewati pembuluh dan hanya melewati jantung satu kali dalam
sistem peredaran darah. Mekanisme peredaran darah ikan yaitu darah dipompa
oleh jantung yang terdiri atas sebuah sinus venosus, atrium, ventrikel dan konus
arteriosus yang tersusun dalam urutan linier, kemudian darah dikeluarkan melalui
kapiler dan insang. Saat melalui insang, CO2 dilepas dan O2 diambil sehingga
terjadi pertukaran gas antara CO2 dan O2. Hal ini akan mengubah darah menjadi
darah arteri kemudian menuju jaringan tubuh dan kembali ke jantung melewati
vena (Ville, 1988).
Perbedaan pembuluh darah arteri dan vena terdapat pada jumlah hematosit,
konsentrasi hemoglobin serta perbedaan mekanisme pergerakan. Arteri meiliki
kadar hemoglobin yang lebih tinggi daripada vena (Al Enezi et al., 2015).
Pembuluh darah arteri memiliki arah yang berlawanan dengan pembuluh darah
vena yaitu pada arteri bergerah kearah keluar jantung sehingga pada arteri miliki
jumlah oksigen yang lebih tinggi, sedangkan pada vena bergerak menuju jantung
dengan membawa darah yang mengandung jumlah oksigen yang sedikit. Jumlah
kadar oksigen inilah yang menyebabkan arteri memiliki warna yang lebih cerah
dibandingan vena (Alam et al., 2018). Perbedaan arteri dan vena menurut
Campbell et al. (2004), bahwa arteri mempunyai lapisan tengah dan luar yang
lebih tebal dibandingkan dengan vena. Dinding arteri lebih tebal menyediakan
kekuatan dan elastisitas yang mengakomodasi aliran darah yang dipompakan
secara cepat pada tekanan tinggi melalui arteri. Vena dengan dinding yang lebih
tipis mengirimkan darah kembali ke jantung dengan kecepatan dan tekanan
rendah.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. Sirkulasi darah pada ikan adalah sirkulasi darah tertutup tunggal.
2. Pembuluh darah arteri mengandung O2 berwarna merah muda, dengan aliran
menjauhi jantung, beraliran cepat dan berdinding tebal, elastis. Sedangkan
pembuluh darah vena mengandung CO2, berwarna merah tua, dengan aliran
menuju jantung, dan beraliran lambat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D., 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung:


Grafindo Media Pratama.
Agus, B. M., 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta:
Kanisius.
Alam, M., Taeyoon, S., Devrim, T., Jennifer, I. L., & Xincheng, Y., 2018.
Combining ODR and Blood Vessel Tracking for Artery–Vein Classification
and Analysis in Color Fundus Images. TVST, 7(2), pp. 1-13.
Al Enezi, F., Abdullah, A. A., Mohammed, A. M., Mohammed, A. S., Shoeb, Q., &
Manjush, K., 2015. Arterial and Venous Estimation of Hemoglobin: A
Correlational Study. J Hematol, 4(3), pp.187-192.
Aryulina, D., Choirul M., Syalfinaf M., & Endang W. W., 2004. Biologi 2. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, N. A., Jane B., & Reece., 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hastuti, S., E. Supriyono, I. Mokoginta, & Subandiyono., 2003. Respon Glukosa
Darah Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy, Lac.) Terhadap Stres Perubahan
Suhu Lingkungan. Akuakultur Indonesia, 2(2), pp. 73.
Parker, J. T & William A. H., 1978. Text Book of Zoology Volume II: Vertebrates.
London:The Mac Millan Press LTD.
Priatna, D. E., Tarzaz, P., & Nur, K., 2016. Kadar Logam Berat Timbal (Pb) pada
Air dan Ikan Bader (Barbonymus gonionotus) di sungai Brantas Wilayah
Mojokerto. LenteraBio, 5(1), pp. 48-53.
Rasmussen, K. J., J. F. Steffensen, & K. Buchmann., 2013. Differential occurrence of
immune cells in the primary and secondary vascular systems in rainbow trout,
Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Journal of Fish Diseases, 36(7), pp. 675-
679.
Sloane, E., 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Suminto & Diana C.., 2015. Pengaruh Probiotik Komersial Pada Pakan Buatan Terhadap
Pertumbuhan, Efisiensi Pemanfaatan Pakan, dan Kelulushidupan Benih Ikan Gurami
(Osphronemus Gouramy). Jurnal Saintek Perikanan, 11(1), pp. 11-16
Ville, C. A., 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai