Kelompok 6
Nama NIM
Aldona Tegar Saputra J3P117026
Arfan Ariyanto J3P117028
Revi Indah Fitriani J3P117039
Raudhotul Jannah J3P117053
Hintana Fitriani J3P117072
Azijah Arrachmi J3P217088
Dieniza Vadya D. J30217089
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu
jalur sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju insang untuk
melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi
ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian
darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana
tidak semua output cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan
pembuluh eferen yang lain. Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama,
sebelum dihubungkan ke sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai
ventilasi kontrol dan untuk sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo 2000).
Gambar 2. Pengedaran suplai oksigen pada ikan
Darah merupakan suatu fluida yang berisi beberapa bahan terlarut dan
erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Darah berfungsi
mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-
jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan.
Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian
semipermeabel yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu di
daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen ( Soewolo 2000).
Dorsal aorta adalah sumber darah terbesar pada tubuh. Darah disuplai ke
kepala, otot badan, ginjal dan semua organ pencernaan melalui pembuluh kapiler.
Ada tiga rute pengembalian jantung, yakni pertama, dari otak, darah kembali ke
jantung melalui vena cardinal anterior yang berhubungan dengan vena cardinal
anterior yang berhubungan dengan vena cardinal umum. Di bagian ini juga bertemu
darah dari vena cava posterior, yakni darah dari vena caudal yang telah melalui
sistem renal portal. Kedua, dari organ visceral, darah kembali ke jantung melalui
vena hepatik. Terakhir, dari insang, darah dikembalikan ke jantung melalui vena
branchial ( Sukiya 2005).
Jantung ikan hanya terisi darah yang tidak mengandung oksigen. Darah dari
jantung dipompa menuju ingsang untuk diisi oksigen lalu diedarkan keseluruh
tubuh. Jantung hanya memiliki 2 bilik yaitu atrium dan ventrikel dengan konus
(bulbus) arteriosus. Darah sebelum masuk kedalam atrium terlebih dahulu melewati
sinus venosus, dari atrium darah menuju ventrikel, kemudian dipompa kearah
konus arteriosus menuju aorta ventral. Darah dari aorta ventral menuju kedaerah
insang lewat arteri brankia aferentia, selanjutnya dari ingsang arteri brankia eferen
darah mengumpul pada aorta dorsal. Pembuluh ini disebut lengkung aorta (arcus
aortikus) yang akan menjadi aorta ventral dan dorsal (Sukiya 2005). Sinus venosus
menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis (vena cuvieri, yang
merupakan gabungan pembuluh darah vena kardinal posterior dan anterior). Darah
dari kepala dikumpulkan oleh vena kardinal anterior, dan darah dari ginjal dan
gonade dikumpulkan oleh vena kardinal posterior. Pembuluh Cuvier adalah
pembuluh vena latero abdominalis yang menerima darah dari dinding tubuh dan
alat gerak. Sistem pertal renalis terdiri vena kaudal dan 2 pembuluh portal ginjal.
Darah dari ekor menuju sistem portal renalis lalu ke kapiler ginjal. Sistem portal
hepatik mengalirkan darah kelambung dan usus kemudian kembali ke hati, sesudah
itu masuk ke sinus venosus melalui sepasang vena hepatika (Sukiya 2005).
Penyakit dapat menyerang ikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
adalah karena adanya perubahan kondisi lingkungan, faktor keturunan atau karena
adanya mikroorganisme dan parasit (Rahayu 1986). Umumnya penyebab penyakit
pada ikan adalah karena mikroorganisme dan hewan parasit. Penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme disebut dengan “Microbial Disease”. Kelompok
mikroorganisme yang sering menyerang ikan adalah bakteri, virus, jamur, dan
protozoa lainnya (Rahayu 1986). Keberadaan penyakit dapat meyebabkan
gangguan pada sistem fisiologis ikan. Akibat yang ditimbulkan oleh keberadaan
parasit dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah parasit atau
penyebab penyakit, kemampuan atau penyebab penyakit menyerang tubuh ikan,
daya tahan dan kepekaan tubuh ikan terhadap penyakit, keadaan nutrisi dalam
makanan ikan, dan kondisi lingkungan perairan (suhu, salinitas, oksigen, pH, dan
lain-lain) (Rahayu 1986).
Aeromonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering dijumpai
menyerang ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan budidaya.
Bakteri Aeromonas yang sering diidentifikasi menyebabkan penyakit pada ikan
berasal dari spesies A. hydrophila dan A. salmonicida. Bakteri A. hydrophila
dimasukkankan ke dalam kelompok bakteri gram negatif dengan ciri-ciri berbentuk
batang, motil, terdapat di perairan tawar, opurtunis pada ikan yang mengalami
stress atau pada pemeliharaan padat tebar tinggi. Bakteri ini dapat menyerang
semua jenis ikan air tawar dan bersifat laten (Kurniawan Andri 2012).
Penyakit ini dikenal dengan nama motile aeromonas septicemia (MAS) atau disebut
juga hemorrhage septicemia. Serangan bakteri ini baru terlihat apabila pertahanan
tubuh ikan menurun dengan menunjukkan gejala klinis seperti adanya hemorrhage
pada kulit, insang, rongga mulut, borok pada kulit hingga jaringan otot,
exopthalmia, ascites, pembengkakan limpa dan ginjal, dropsy, serta necrosis pada
limpa, hati, ginjal, dan jantung.Tanda-tanda klinis serangan A. salmonicida antara
lain adanya hemorrhage pada otot tubuh dan bagian tubuh lainnya, jaringan
subkutan seperti melepuh dan berkembang menjadi borok yang dalam (ulcerative
dermatitis). Pada beberapa kasus septicemia terjadi pembengkakan limpa, ginjal,
dan ascites, necrosis pada jaringan, serta akumulasi sel bakteri dan sel inflamatori
(sel fagositosis) akibat eksotoksin leukositolitik(Kurniawan Andri 2012).
Ikan yang terserang parasit Trichodina, akan menjadi lemah dengan warna
tubuh yang kusam dan pucat (tidak cerah), produksi lendir yang berlebihan dan
nafsu makan ikan turun sehingga ikan menjadi kurus, gerakan lamban, sering
menggosok-gosokkan tubuhnya pada dinding kolam, iritasi, sirip ekor rusak dan
berawarna kemerahan akibat pembuluh darah kapiler pada sirip pecah, tubuh ikan
tampak mengkilat karena produksi lendir yang bertambah dan pada benih ikan
sering mengakibatkan sirip rusak atau rontok (Rheza 2012). Kematian umumnya
terjadi karena ikan memproduksi lendir secara berlebihan sehingga menyebabkan
terganggunya sistem pertukaran oksigen, karena dinding lamela insang dipenuhi
oleh lendir.
SIMPULAN
Fungsi sistem sirkulasi darah adalah untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi
ke seluruh tubuh. Kelainan pada sistem kardiovaskular dapat disebabkan oleh
parasit.
DAFTAR PUSTAKA