Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PEREDARAN DARAH KELIMA VERTEBRATA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Struktur pertumbuhan hewan yang dibina oleh Ibu Umie Lestari dan Ibu Sofia Ery
Rahayu

Disusun oleh
Kelompok 5 Offering C
Laurenz Mega Ayu (180341617531)
Merti Lestari R.Sihombing (180341617518)
Mutik Makhdania (1803416175
Siti Wardatul Jannah (180341617549)
Tiara Chairunnisa Zen (180341617587)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem peredaran atau sistem sirkulasi adalah sistem organ yang memungkinkan
darah beredar ke seluruh tubuh serta membawa nutrisi (seperti asam amino dan
elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke tiap-tiap sel tubuh untuk
memberikan makanan kepada sel tubuh. Selain itu fungsi sistem ini adalah untuk
melawan penyakit, menstabilkan suhu dan pH, membuang zat sisa dan
mempertahankan homeostasis. Sistem peredaran darah terdiri dari sistem
kardiovaskular yang berfungsi untuk mendistribusikan darah dan sistem limfatik yang
mengedarkan getah bening. Kedua sistem tersebut terpisah satu sama lain. Peredaran
getah bening memakan waktu yang lebih lama dari peredaran darah. Darah adalah
cairan yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
yang diedarkan oleh jantung melalui sistem vaskuler vertebrata. Darah membawa
oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut limbah buangan dari
jaringan tersebut. Getah bening pada dasarnya adalah hasil daur ulang plasma darah
yang berlebih setelah disaring dan dibawa ke sistem limfatik. Sistem kardiovaskular
(berasal dari bahasa Latin yang berarti “jantung” dan “pembuluh”) terdiri dari darah,
jantung, dan pembuluh darah. Sedangkan getah bening, kelenjar getah bening, dan
pembuluh darah bening membentuk sistem limfatik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan sistem peredaran kardiovaskular ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem sirkulasi limfatik ?
3. Bagaimanakah struktur histologis dari sistem peredaran vertebrata ?
4. Bagaimanakah struktur anatomis dari sistem peredaran vertebrata ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang sistem sistem peredaran kardiovaskular
2. Mengetahui pengertian tentang sistem sistem peredaran limfatik
3. Mengetahui dan memahami struktur histologis sistem peredaran pada
kelompok hewan vertebrata.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Peredaran Darah pada Pisces


Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung teleostei terdiri
atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau pompa
piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka daerah dipompa
dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri, dan
tekanan arteri lenih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya perbedaan tekanan
maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005 : 225).

Sistem cardiovascular terdiri atas


a) Jantung, terdiri dari sinus venosus, atrium, ventriculus, dan bulbus arteriousus.
b) Arteri dan arteriolae
c) Kapiler-kapiler
d) venulae dan venae
e) darah
Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung,
yaitu: (1) energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan (2) energi potensial
yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Selain itu,
aliran darah juga dipengaruhi oleh viskositas darah. Bila viskositas darah meningkat
maka aliran darah akan melambat.Kontrol terhadap jantung, didasarkan pada dua
mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik merangsang jantung
berkontraksi, sedangkan cholinergik menyebabakan relaksasi. Kedua proses yang
saling bertentangan ini menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya
kembali. Darah dipompa keluar selama kontraksi ventrikel (systole) dan diikuti oleh
periode relaksasi dan pengisian kembali (diastole) ( Sukiya, 2005)
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur
sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap
organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang
kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua output
cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen yang lain.
Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama, sebelum dihubungkan ke sistem
vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk sekresi gas
ke cairan mata ( Soewolo, 2005)

B. Sistem Peredaran Darah pada Amphibi


Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring,
lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan
berdifusi masuk melalui sepalut rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena
kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit
kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan seluruh tubuh (Tim Dosen Biologi
Dasar,2004).

Gambar 1. Organ jantung pada katak Gambar 2. Sistem Peredaran Darah padaAmfibi
Mikrosirkulasi merupakan sistem peredaran darah kecil yang dimulai dari
arteriol kemudian ke kapiler dan berakhir pada venula. Sistem mikrosirkulasi
hanya dapat terlihat dengan menngunakan mikroskop. Ada beberapa faktor yang
memepengaruhi mikrosirkulasi yaitu laju aliran darah, gradien tekanan serta
resistensi. Darah diangkut keseluruh bagian tubuh melalui suatu sistem pembuluh
yang membawa pasokan segar ke sel sekaligus mengeluarkan zat-zat sisa sel
tersebut. Semua darah yang dipompa sisi kanan jantgung, mengalir ke paru untuk
menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. Volume darah yang mengalir melalui suatu
organ dapat disesuaikan dengan mengatur kaliber (garis tengah internal) arteriol
organ (Hala, 2007).
Jantung amfibi sedikit lebih kompleks yakni memiliki dua atrium, salah satu
menerima darah teraksigenasi dari seluruh tubuh, dua macam darah ini tercampur
dalam satu ventrikel, sehingga sistem ini tidak begitu efisien, akan tetapi bagi hewan
berdarah dingin dapat dikatakan cukup efektif bila mengalirkan melalui ventrikel
tersebut. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat pencampuran darah
kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen
yang telah kembali dari bagian tubuh yang lain (Jasin, 1992).
Di dalam organ arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler. Pembuluh
terkecil tempat semua pertukaran antara darah dan sel-sel sekitarnya terjadi.Kapiler-
kapiler kembali menyatu membentuk venula kecil, yang terus bergabung membentuk
vena kecil yang keluar dari organ.Vena-vena kecil secara progresif bersatu untuk
membentuk vena yang lebih besar yang akhirnya mengalirkan darah ke jantung.
Arteriol, kapiler, dan venula secara kolektif disebut sebagai mikrosirkulasi
(Nature, 2014).
Proses sirkulasi pada Amphibi menurut (Campbell, 2000) Ventrikel akan
memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah
melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus
mengarah ke jarigan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana
darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya
oksigen kembali ke atrium kiri jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya
dipompakan ke dalam sirkuit sistemik.
Sirkuit sistemik membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan
kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena.
Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda, menjamin aliran darah yang kuat ke otak,
otot, dan organ-organ lain karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah
kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru dan kulit. Keadaan ini
sangat berbeda dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara
langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin
berkurang.

C. Sistem Peredaran Darah pada Reptil


Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil
sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan
darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu
suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur
suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah
sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe
kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat
pada Ordo Squamata. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo
Chelonia dan Crocodilia (Irfan, 2010).

Alat pemompa darah atau jantung reptilia memiliki struktur yang berbeda
dibandingkan ikan dan katak. Ini ditunjukkan dari ventrikelnya yang memiliki sekat
(septum) tak sempurna. Apabila ventrikel berkontraksi, lubang sekat ini akan menutup,
sehingga sesaat ventrikel terbagi menjadi dua bagian yang terpisah, yakni ventrikel
kanan dan kiri. Meskipun demikian, jantung reptilia dianggap memiliki tiga bagian,
meliputi atrium kanan, atrium kiri, dan ventrikel yang bisa memodifikasi diri.

Saat darah reptilia beredar, darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dari
seluruh jaringan tubuh dialirkan menuju sinus venosus. Setelah itu, darah menuju
atrium kanan, dan dilanjutkan ke ventrikel. Berikutnya, darah mengalir menuju arteri
pulmonalis dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, kandungan gas
karbondioksida (CO2) dalam darah dilepaskan, sementara gas oksigen (O2) diikat.
Darah yang berasal dari paru-paru akan menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Selanjutnya, darah mengalir menuju ventrikel yang diteruskan menuju aorta. Aorta
terbagi atas dua lung aorta, yang arahnya ke kanan dan ke kiri. Lung aorta kanan
membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk diedarkan ke kepala dan anggota
tubuh (organ) bagian depan. Sementara lung aorta kiri membawa darah yang berasal
dari ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh anggota tubuh (organ) bagian belakang.
Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan
bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak
seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu
pericandrium (Parker dan Haswell, 1962).
Sistem peredaran darah pada kadal adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir
sempurna. Menurut Weichert (1984), pada reptil conusnya terbagi menjadi tiga saluran,
yaitu :
· Truncus pulmonalis,yaitu conus yang mengarah ke paru-paru
· Truncus sistemik kiri
· Truncus sistemik kanan, yang keluarnya dari truncus sistemik kiri dan kanan
mengarah ke peredaran darah umum atau seluruh tubuh.
Truncus sistemik yang sebelah kanan pada kadal cenderung berhubungan pada
ventrikel kiri dan atrium kanannya berhubungan dengan ventrikel kiri, sehingga darah
campuran akibatnya cenderung memasuki ke lengkung sistemik kiri dan darah yang
mengangkut oksigen masuk ke dalam lengkung kanan. Hal ini mungkin disebabkan
tidak adanya persamaan antara septum inter-atrial, septum inter-ventriculer, dan klep-
klep di dalam conus.

D. Sistem Peredaran Darah pada Aves


Burung memiliki tipe sistem peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah
tertutup. Jadi, selama satu kali beredar, darah melewati jantung sebanyak dua kali. Oleh
karena mirip seperti peredaran darah manusia, jantung burung juga mempunyai bagian-
bagian yang sama seperti jantung manusia. Vertebrata ini memiliki jantung yang terdiri
atas empat ruang, meliputi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel
bilik kiri. Sekat (septum) di antara ruang tersebut juga sudah terbentuk sempurna,
sehingga tidak terjadi percampuran darah kaya oksigen (O2) dan darah kaya
karbondioksida (CO2).

Gambar 1. Bagian-bagian jantung pada burung Gambar 2. Sistem peredaran darah


burung
Sistem Sirkulasi
Ada pemisahan sempurna antara pembuluh darah vena dan arteri. Jantung
memiliki 4 ruang. Sistem aorta meninggalkna bilik kiri dan membawa darah ke kepala
dan seluruh tubuh melalui arkus aortikus kanan ke empat. Variasi jumlah terjadi pada
arteri karotis, walaupun umumnya burung mempunyai 2 karotisnya menyatu
membentuk saluran tunggal, sedangkan pada golongan lain mungkin ukurannya
mengecil sebelum menyatu dan pada burung Passerine hanya karotis memiliki serambi
kiri saja mamalia (Sukiya, 2001). Ada dua pembuluh prekaval fungsional dan
postkaval lengkap. Prekaval terbentuk oleh penyatuan pembuluh darah dari
kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia) pada tiap sisi. Postkaval
menerima darah dari angggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal renalis),
yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya
tidak dapat disamakan dengan portal renalis dari vertebrata lebih rendah. Eritrosit
burung lebih besar daripada eritrosit mamalia (Sukiya, 2001).

Sistem Peredaran Darah pada Mamalia


Menurut (Radiopoetra, 1996:580) jantung atau cor dibagi oleh dua septum
atriorum dan septum ventriculorum. Antara atrium dan ventriculus terdapat valvula
atrioventricularis yang menghindari mengalirnya darah dari ventriculus ke atrium. Di
dalam pangkal aorta terdapat valvulae semilunares.
Jantung terdapat di dalam suatu kandungan, yang dindingnya dibentuk oleh
perikardum. Pada pangkal aorta dan arteri pulmonalis pada tempat masuknya vena cava
dan vena pumonales, perikardium melipat menjadi epikardium yang melapisi dataran
luar dinding jantung. Jantung terdapat diantara kedua pulmonales.
Proses sirkulasi pada mamalia
Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Ketika
darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil
oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari
paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya
oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan
atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya
oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh
tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang mengirimkan darah ke
otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke hamparan
kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta terus memanjang ke arah
posterior, sambi mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri yang menuju ke
hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai belakang).
Di dalam masing organ tersebut, arteri akan bercabang menjadi artriola, yang
selanjutnya akan bercabang menjadi kapiler, dimana darah melepaskan banyak
oksigennya dan mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi seluler.
Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke
vena. Darah yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam
suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya yang
disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan
tungkai belakang. Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan,
sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam ventrikel kanan
(Campbell, 2000:46).
DAFTAR RUJUKAN

Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hala,Yusminah.2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press.
Fahmi, Irfan. 2010. Reptilia. Blog Irfan. http://irfanfahmi0594.blogspot.com/2010/12
/pengertian-reptil.html (17 desember 2013).
Nature. 2012. Blog Nature Mikrosirkulasi pada Katak. http://natureisalam.
Blogspot.com/2012/08/mikrosirkulasi-pada-katak.html (2014).
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya.
Parker,T.J.and Haswell. 1962. Textbook of zoology Volume II.Mac.Millan.Hongkong.
Radiopoetra, (1996). Biologi.Jakarta: Erlangga.
Sukiya. (2005). Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.
Weichert, C.K. 1970. Anatomy of The Chordates. Fourth edition. McGraw-Hill
Internatonal Book Company. Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai