Anda di halaman 1dari 9

SISTEM SIRKULASI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang
diampu oleh Ibu Dr. Djuna Lamondo, M.Si
OLEH

Nama : Bahtiar Dondo


Nim : 431418020
Kelas : A Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
A. Sistem Sirkulasi Terbuka
Sistem sirkulasi darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan
lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju
jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh
darah dan langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke
dalam tubuh. Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan
volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan
lambat yang mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga
aktivitas metabolisme terbatas. Contohnya: Moluska dan Artropoda.
Susunan pembuluh pada arthropoda contohnya insekta, salah satu jenis hewan
yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki jantung berbentuk 
pipa yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diengkapi dengan sejumlah lubang
beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut memberi peluang kepada darah
untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya
tekanan negative dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk
mengisap darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut aorta.
Dinding aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk
mendorong darah ke arah depan (ke kepala). Pembuluh ini merupakan cabang
pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian tersebut.
Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar tubuh.
Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka tidak dilengkapi dengan
pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan keluar
dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan. Pada tahap
selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara perlahan-lahan kembali ke
jantung melaui ostia (katup) yang banyak terdapat di bagian tersebut. Sebagai akibat
dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan
rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat
dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain itu, tekanan yang
ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah
mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari makanan yang dilepaskan ke sel
tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas metbolisme dalam tubuh pun terbatas.
Kelemahan lain dari sistem sirkulasi terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran
darah secara tepat ke berbagai organ yang berbeda (Campbell, 2008).
Gambar 1. Perbedaan Sistem Sirkulasi Terbuka Dan Sistem Sirkulasi Tertutup
B. Sistem Sirkulasi Tertutup
Sistem sirkulasi darah yang terjadi dimana darah mengalir hanya melalui
pembuluh darah, tanpa pernah langsung menembus sel-sel atau jaringan tubuh.
Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya
dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan
segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Dalam sistem darah tertutup
umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Contohnya : Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan
Vertebrata.
Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan
dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar
dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan dari hasil kerja
jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan
memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat
dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera
masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem
sirkulasi ini, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap sel
tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam jumlah
memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan baik.
Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat melakukan latihan
fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ yang aktif
(misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang kurang/ tidak aktif
(misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada hewan yang memiliki
sistem sirkulasi ini terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari pembuluh
ateri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler (Campbell, 2008).
C. Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang
yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap
(Soewolo, 2000).

D. Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut : (Ville,dkk. 1999).
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang
dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea
dikeluarkan melalui ginjal.
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang
dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah
putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
E. Jantung dan mekanisme kerja jantung pada ikan, katak, kura-kura, dan
buaya
1. Mekanisme kerja jantung pada Ikan (Pisces)
Alat peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung, pembuluh nadi ventral,
pembuluh nadi dorsal, dan kapiler. Jantung ikan itu sendiri terdiri dari dua ruang,
yaitu serambi dan bilik. Jantung pada ikan memiliki sinus venosus. Adapun fungsi
yang dimilikinya yaitu untuk menerima darah kaya karbon dioksida dari seluruh
tubuh.
Darah ikan memiliki fungsi untuk mengangkut sari- sari makanan, oksigen, dan
karbon dioksida. Sistem peredaran darah pada ikan merupakan suatu sistem peredaran
darah yang bersifat tunggal tertutup.
Dinamakan dengan sistem peredaran darah tunggal tertutup sebab darah hanya
satu kali masuk ke dalam jantung. Kemudian, dalam satu kali peredaran dan darah
selalu berada pada dalam pembuluh darah. Gambar sistem peredaran darah pada ikan,
sebagai berikut (Isnaeni, Wiwi. 2006).

Gambar 2. Sistem Sirkulasi Darah Pada Ikan


2. Mekanisme kerja jantung pada Katak (Amfhibi)
Alat peredaran darah yang dimiliki oleh katak terdiri dari jantung dan pembuluh
darah. Jantung pada katak ini terdiri dari tiga ruang. Adapun ruang tersebut yaitu
serambi kiri, serambi kanan, dan bilik.
Lebih lanjut, katak memiliki sinus venosus. Sinus venosus ini memiliki fungsi
untuk menampung darah yang kaya akan karbon dioksida dari seluruh tubuh.
Sistem peredaran darah yang dimiliki katak yaitu sistem peredaran darah ganda
tertutup. Dinamakan demikian sebab darah yang melewati jantung sebanyak dua kali
dan beredar ke dalam pembuluh darah. Adapun gambar dari sistem peredaran darah
pada katak yaitu sebagai berikut.

Gambar 3, Sistem Sirkulasi Darah Pada Katak


3. Mekanisme kerja jantung pada Buaya (Reptil)
Alat peredaran darah yang dimiliki oleh buaya ini terdiri dari jantung dan
pembuluh darah. Di antara dua serambi dipisahkan oleh sekat. Meskipun demikian, di
antara dua bilik ini dipisahkan oleh sekat yang tidak sempurna. Oleh sebab itu, darah
pada bilik kiri dan darah pada bilik kanan masih dapat bercampur. Adapun sistem
peredaran darah pada buaya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Sistem Sirkulasi Darah Pada Buaya


4. Mekanisme kerja jantung pada Kura-Kura
Sistem peredaran darah pada Kura-kura cukup sederhana. Sistem terdiri dari
jantung, pembuluh darah, arteri dan kapiler. Penyu laut tidak seperti manusia
memiliki tiga bilik jantung. Jantung terdiri dari aurikel kiri, aurikel kanan dan
ventrikel. Ventrikel agak terpisah oleh bagian septum yang membantu meminimalkan
pencampuran antara darah beroksigen dan darah tidak oksigen. Deoksigenasi darah
yng tidak beroksigen mengalir ke auricle sebelah kanan. Auricle tersebut berkontraksi
dan mempompa darah yang tidak beroksigen ke dalam ventrikel. Ventrikel memompa
darah menuju paru-paru di mana karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh
darah tsb. Darah, yang sekarang mengandung beroksigen lalu kemudian masuk ke
auricle sebelah kiri. Selanjutnya Auricle kiri kemudian berkontraksi memompa darah
sekali lagi ke dalam ventrikel. Ventrikel kemudian mengirimkan darah yg telah
terikat oksigen dibawa dari jantung melalui arteri. Saat arteri membentang di seluruh
tubuh penyu, mereka menjadi sempit sampai mereka menjadi pembuluh darah kecil
yang bernama kapiler (Campbell, 2008).
Circulatory System
Three chambered heart
 Right auricle
 Left auricle
 Ventricle
Arteries
 Take blood away from heart
Veins
 Take blood to the heart
Path of the Blood
 Deoxygenated blood flows into the right auricle
 It then contracts and blood flows into the ventricle
 The ventricle then forces it into the lungs where the gas exchange
takes place
 Then the oxygenated blood goes to the left auricle which contracts and
sends blood out to the body
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil A. 2008. Biologi Jilid Kelima. Jakarta:Erlangga
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:Departemen Pendidikan Tinggi
Ville,dkk. 1999. Zoologi Umum. Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai