Anda di halaman 1dari 45

SISTEM PEREDARAN

DARAH
NURKHAIRAH, S.Pd
A. SISTEM PEREDARAN DARAN
HEWAN AVERTEBRATA
Avertebrata memiliki struktur tubuh yang masih
sederhana Golongan ini mehputi filum Protozoa,
Coeenterata, Porifera, Patyheminthes, Nematelmmnthes
Annelida, Arthropoda, dan Echinodermata. Pada
beberapa hewan tingkat rendah seperti Coeenterata dan
Platyhelminthes, sistem pencernaan dan sistem
peredaran menjadi satu, yattu sistem gastrovaskuler,
sedangkan pada Porifera dan Protozoa, sistem peredaran
zat dilakukan secara difusi pada seluruh permukaan
tubuhnya.
Lain halnya dengan insekta. Keompok ini
memiliki sistem peredaran darah yang Iebih sempurna
dibandingkan dengan protozoa, sebagai contoh belalang.
Belalang memiliki sistem peredaran darah terbuka.
Artinya sistem peredaran darah yang darahnya keluar masuk
langsung ke jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh darah.
lnsekta memiliki satu pembuluh memanjang dengan beberapa
gelembung (jantung pembuluh) paling belakang tertutup, paling
depan ujungnya terbuka (aorta) menuju jaringan tubuh Darah
bebas dalam tubuh berfungsi mengangkut zat makanan saja,
sedangkan pengangkutan O2 dan CO2 melalui sistem trakea.

Sistem peredaran darah cacing berbeda lagi, peredaran


darahnya tertutup. Sistemnya lebih lengkap jika dibandingkan
dengan serangga, karena sudah memiliki selom yang berisi
pembuluh-pembuluh darah, yaitu pembuluh darah punggung,
perut dan samping dengan lima aorta (pembesaran pembuluh
darah sebagai jantung). Darah cacing mengandung hemoglobin
sehingga berwarna merah meskipun kadarnya masih rendah.
Darah cacing berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan
dan oksigen.
SISTEM PEREDARAN DARAH
B.SISTEM PEREDARAN
DARAH HEWAN VERTEBRATA
1. Sistem Peredaran Darah Pisces (Ikan)
Sistem peredaran darah pada ikan adalah sistem
peredaran darah tertutup tunggal. Artinya sistem
peredaran darah hanya satu kali melewati jantung dalam
satu kali peredaran ke seluruh bagian tubuh dengan
melalui pembuluh darah. Pada ikan, sistem ini hanya
mengangkut oksigen ke setiap jaringan tubuh dan tidak
mengedarkan zat-zat secara cepat karena tekanan
darahnya rendah.
Jantung terletak di dalam rongga tubuh dekat
daerah insang dibungkus oleh selaput perikardium
sehingga disebut rongga perikardium. Terdiri dan dua
ruangan, yakni serambi berdmnding fipis (berwarna
merah) dan bilik berdinding tebal (berwarna merah
muda). Antara serambi dan bilik dipisahkan oleh katup.
PEREDARAN DARAN PADA IKAN

Jantung (bagian bilik) > aorta ventral * insang > kapiler


CO2 dilepaskan dan O2 diambil * aorta dorsal memberikan O2
dan sari makanan > mengambil CO2 > kembali ke jantung.
2. Sistem Peredaran Darah Amfibi (Katak)
Sistem peredaran darah amfibi sudah lebih kompleks,
Pada amfibi, sistem peredaran darahnya terdiri atas darah dan
alat peredaran darah yang berupa jantung dan pembuluh
darah.
Darah katak terdiri atas sel-sel darah dan cairan plasma
jernih yang mengandung air, protein darah, dan garam-garam
mineral. Sel darah merah berinti, berbentuk bulat panjang,
pipih, dan mengandung hemoglobin. Hemoglobin berfungsi
sebagai pengikat oksigen untuk diedarkan kejaringan-
jaringan tubuh. Selain sel darah merah juga terdapat sel-sel
darah putih yang tidak berwarna, berinti, dan bergerak bebas
secara amoeboid.
Jantung amfibi memiliki tiga ruangan, yaitu dua atrium
(kin dan kanan) dan satu ventrikel. Antara atrium dan
ventrikel juga dipisahkan oleh adanya katup. Darah yang
masuk melalui atrium kanan berasal dan berbagai bagian
tubuh, sedangkan darah yang masuk ke atrium kin berasal
dan paruparu dan kulit. Darah mi banyak mengandung
oksigen.
Pembuluh nadi utama yang keluar dan ventrikel akan
bercabang menjadi dua aorta. Pada flap pangkal arteri
terdapat cabang arteri, yaitu sebagai berikut.
Arteri karotis, yaitu pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke kepala.
Arteri pulmo kutaneus, yaitu pembuluh arteri yang
bercabang dua, yaitu arteri yang menuju paru-paru (arteri
pulmonalis) dan arteri yang menuju kulit (arteri kutaneus).

Selain pembuluh darah arteri, pada amfibi juga


terdapat tiga sistem pembuluh vena (balik), yaitu sistem vena
kava, sistem vena pulmokutaneus, dan sistem vena porta.
Pada katak, terdapat dua sistem vena porta, yaitu vena porta
hepatika dan vena porta renalis.
PEREDARAN DARAH PADA AMFIBI
3. Sistem Peredaran Darah Reptil (Kadal)
Jantung kadal terdiri atas empat ruangan,
yaitu dua atrium atau serambi dan dua ventrikel atau
bilik. Sekat yang membatasi ventrike atau bilik
kanan dan kiri belum sempurna sehingga dapat
terjadi percampuran darah yang berasal dan kedua
bilik tersebut. Makin flnggi derajat reptilia, sekat
antara bilik makin mendekati sempurna. Pada
buaya, sekat antarbilikjantungnya mempunyai
lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang
berperan penting dalam hal:
memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke
alat pencernaan,
memelihara keseimbangan tekanan cairan di
dalam jantung pada waktu menyelam.
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA
REPTIL ( KADAL ) YANG MEMILIKI 4
RUANG
4. Sistem Peredaran Darah Ayes (Burung)
Jantung burung terbagi menjadi empat ruangan,
yaitu atrium kanan dan kiri serta ventnikel kanan dan
kiri. Antara atrium dan ventnikel dibatasi oleh sekat
bilik serambi yang mempunyai katup. Atrium kiri dan
atrium kanan dibatasi oleh sekat senambi, sedangkan
sekat yang membatasi ventrikel kiri dan ventrikel
kanan disebut sekat bilik. Pemisahan antara darah
arteri dan vena sudah sempurna sehingga darah bersih
dan kotortidaktercampur. Hal ini karena katup yang
ada sudah sempurna.
Dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada golongan amfibi, reptil, dan aves menganut
sistem peredaran darah tertutup rangkap atau ganda.
Hal ini dikarenakan darah dalam sistem peredarannya
melewati jantung dua kali, yaitu pada saat peredaran
darah besar dan peredaran darah kecil.
SISTEM PEREDARAN PADA BURUNG
C. SISTEM PEREDARAN
DARAH PADA MANUSIA
1. Darah
a. Fungsi Darah
Sebagian besar darah berupa cairan berair yang
disebut plasma. Plasma tersebut mengangkut berbagai
substansi seperti gas (oksigen dan karbon dioksida) lemak
vitamin dan mineral, masing-masing memiliki fungsi
tertentu, misalnya membawa nutrisi ke organ dan jaringan
tubuh. Berikut ini fungsi darah.
1) Sebagai sarana transportasi zat dalam tubuh. Dalam hal
in darah mengangkut:
sari-sari makanan dan sel-seljonjot-jonjot usus ke seluruh
tubuh (seperti gula asam amino)
oksigen dan alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh
yang membutuhkan oksigen
karbon dioksida dan seluruh jaringan tubuh ke alat
pernapasan
sisa-sisa metabolisme (seperti urea)
hormon dan kelenjar buntu atau endokrin ke
bagian tubuh tertentu
air (merupakan pelarut bagi zat-zat lain) untuk
diedarkan ke seluruh bagian tubuh
ion-ion dan berbagai macam garam (seperti Na+,
Ca2+, Cl-, HCO3-)
2) Untuk mengedarkan panas dalam tubuh.
3) Menghindarkan tubuh dan infeksi dengan
antibodi, leukosit, dan trombosit.
4) Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk
menghindari kerusakan jaringan tubuh.
b. Komponen Darah
Darah manusia terdiri atas dua komponen
utama, yaitu sel-sel darah (eritrosft, leukosit, dan
trombosit) dan plasma darah atau cairan darah.
1) Sel darah merah (eritrosit)
Eritrosit merupakan bagian utama darah. Eritrosit
tidak memiliki inti sehingga dapat dikatakan bukan se yang
sebenarnya. Eritrosit mengandung 30% hemoglobin.
Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung
senyawa hemin dan globin. Senyawa hemin mi memiliki
daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida. Dengan
demikian, hemogobmn sangat berperan dalam pengangkutan
oksigen dalam darah. Seseorang yang darahnya kekurangan
oksigen akan berwarna kebiru-biruan. Keadaan mi disebut
sianosis, misalnya pada orang yang batuk terusmenerus atau
tercekik.
Konsentrasi sel darah merah (eritrosit) dalam darah
berkisar antara 3,9-5,5 juta/L pada wanita dan 4,1-6 juta/L
pada pria. Penurunan konsentrasi eritrosit dalam darah, akan
menyebabkan anemia, yaitu suatu kondisi patologis yang
ditandai dengan penurunan hemoglobin.
Faktor-faktor yang menyebabkan anemia, antara
lain adaah kekurangan gizi, infeksi kuman penyakit,
atau akibat kecelakaan yang mengeluarkan banyak
darah.
Eritrosit mampu bertahan dalam sirkulasi selama
kurang lebih 120 hari. Eritrosit yang sudah tua
dikeluarkan dan limfa dan sumsum tuang kemudian
ditelan oleh sel-sel fagostik yang terdapat di dalam hati
dan limfa. Sebagian hemoglobin yang berwarna
kemerahan akan diubah menjadi zat warna biru
empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin.
Pada embrio dan bayi, eritrosit dibuat oleh hati
dan limfa. Keadaan menjadi berubah setelah bayi lahir.
Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang merah,
seperti pada tulang-tulang pipih.
2) Sel darah putih (leukosit)
Di dalam tubuh, leukosit dapat diumpamakan
sebagai tentara yang menjaga dan serangan-serangan
musuh. Jika kita mengalami luka, leukosit akan
diproduksi lebih banyak untuk berkumpul di bagman
tubuh yang mengalami luka. Leukosit akan bertarung
melawan kuman-kuman yang masuk. Jadi, leukosit
berfungsi melawan kuman dan benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh dengan cara
memakannya (fagositosis).
Leukosit diproduksi di sumsum tulang, Hmfa,
kelenjar limfa, dan jaringan retikuloendotelium.
Leukosit bergerak bebas dan jaringan ke jaringan
secara amuboid dan dapat menembus dinding kapiler
(diapedesis) untuk melakukan berbagai fungsi.
Leukosit merupakan sel darah yang sebenarnya
karena memiliki intl sel.Berdasarkan jenis granula
dalam sitopasma dan bentuk intinya, sel darah putih
digolongkan menjadi dua.
Kandungan sel darah putih di dalam darah
berkisar 6.0009.000 per mm3. Jika jumlahnya
kurang dan 6.000/mm3, keadaan mi disebut
leukopenia, sedangkan jika jumlahnya Iebih dan
9.000/mm3 disebut leukositosis. Akan tetapi,
jika jumlah Ieukosit dalam darah menjadi amat
besar, misalnya mencapat 200.000 per mm3
darah, keadaan demikian disebut leukimia atau
kanker darah.
Dan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa leukosit berfungsi untuk melawan kuman
dan benda-benda asing yang masuk ke dalam
tubuh dengan cara memakannya (fagositosis).
3) Sel darah pembeku (trombosit)
Trombosit merupakan fragmen sel mirip
cakram, tidak berinti, tidak berwarna, berukuran
Iebih kecil daripada eritrosit dan leukosit (garis
tengahnya 2-4 m). Sel darah ini berasal dari
fragmentasi sel megakariosit poliploid raksasa
yang terdapat di sumsum tulang.
Trombosit berperan dalam proses
pembekuan darah dan membantu memperbaiki
celah dalam dinding pembuuh darah untuk
mencegah hilangnya darah. Tiap 1 mm3 darah
mengandung 200.000400.000 trombosit
dibuat di sumsum tulang belakang.
PROSES PEMBEKUAN DARAH
4) Cairan darah plasma
Cairan darah atau plasma darah terdiri atas
air, protein plasma, larutan senyawa organik
(seperti asam amino, hormon, vitamin,
lipoprotemn), dan garam anorganik. Protein plasma
utama adalah albumin (alfa, beta, dan gama
globulin) dan fibrinogen. Albumin berperan dalam
mempertahankan tekanan osmosis darah.
Globulin merupakan zat anti yang disebut
imunoglobulin, sedangkan fibrinogen diperlukan
untuk pembentukan fibrin daam proses pembekuan
darah.
2. Alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi
secara berirama memompa darah melalui sistem
peredaran darah.Jantung terletak di rongga dada sebelah
kiri dan dilindungi oleh tulang rangka. Dinding jantung
terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1) Lapisan perikardium
Lapisan ini terletak pada bagian luar jantung
sehingga dapat dikatakan sebagai pembungkus jantung.
2) Lapisan miokardium
Lapisan ini terletak di bagian tengah jantung,
merupakan lapisan paling tebal dan terdiri atas sel-sel
ototjantung sehingga dapat dikatakan sebagai otot
jantung.
3) Lapisan endokardium
Lapisan endokardium tersusun atas selapis sel endotel
gepeng dan terbentang di atas lapisan subendotel tipis
jaringan ikat dengan serat-serat elastis dan kolagen, selain
sel otot polos.
Di antara lapisan miokardium dan endokardium
terdapat lapisan jaringan ikat yang disebut lapisan
subendokardium. Lapisan ini banyak mengandung
pembuluh vena, saraf, dan cabang-cabang sistem hantar-
rangsang jantung.
Jantung manusia terbagi dalam empat ruang, yaitu
dua serambi (atrium kanan dan atrium kiri) dan dua bilik
(ventrikel kanan dan ventrikel kiri). Keempat ruang
jantung dibatasi oleh katup (klep), yaitu katup (valvula)
trikuspidalis yang membatasi atrium kanan dengan
ventnikel kanan sehingga darah dalam ventrikel kanan
tidak kembali mengalir ke atrium kanan. Atrium kiri
dengan ventrikel kiri dibatasi oleh katup (valvula)
bikuspidalis, sehingga darah dan ventrikel kin tidak
mengalir kembali ke atrium kiri. Otot ventrikel kiri
bertugas memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan
otot ventrikel kanan bertugas memompa darah ke
paruparu. Otot atrium bertugas menerima darah sehingga
struktur otot atrium Iebih tipis dibanding otot ventrikel.
SKEMA KERJA JANTUNG
b. Pembuluh Darah
1) Arteri
Arteri disebut juga pembuluh nadi, yaitu pembuluh
darah yang mengangkut darah yang meninggalkan
jantung menuju seluruh jaringan tubuh. Berdasarkan
ukurannya, arteri dibedakan menjadi tiga berikut.
a) Arteri besar (arteri elastik atau aorta) Pembuluh mi
menghubungkan darah menuju organ paru-paru kin
dan kanan. Arteri mi juga disebut arteri konduksi
karena fungsi utamanya mengangkut darah keluar
jantung. Selain itu, arteri ini juga berfungsi
meredakan fiuktuasi besar dalam tekanan yang
ditimbulkan oleh jantung. Contohnya arteri
pulmonalis, arteri vertebralis, dan arteri subelavia.
Pembuluh arteri tubuh berhubungan langsung dengan
bilik kin sehingga mengandung darah yang kaya
oksigen, sedangkan pulmonalis berhubungan dengan
bulk kanan sehingga mengandung karbon dioksida.
b) Arteri sedang (arteri
muskular)
Arteri ini berfungsi
menyuplai darah ke berbagai
macam organ dengan
kontraksi/dilatasi. Contohnya:
arteni radialis, arteri fitibialis,
dan arteri femurralis.
c) Arteri kecil (arteriol)
Arteriol berfungsi
mengatur distribusi darah ke
berbagai kapuler darah.
Terdapat pada sebagian besar
tubuh.
Sistem Peredaran Darah Pada
Manusia
2) Vena (pembuluh balik)
Pembuluh ini mengembalikan darah ke jantung
dengan bantuan aktivitas otot polos dan katup-katup
khusus. Pembuluh vena terdiri atas tiga lapisan, yaltu
lapisan luar (tunika adventisia) berdinding relatif
lebih tebal, lapisan tengah (tunika media)
mengandung perisit kontraktil dengan sedikit sel-sel
otot polos, dan lapisan dalam (tunika intima).
Secara fungsional, vena disebut sebagai
pembuuh penampung karena lebih dan 70% volume
total sistem kardiovaskuler berada dalam pembuluh
ini. Pembuluh vena dibedakan menjadi tiga berikut.

Venul (vena kecil)


Venul memiliki dinding yang sangat tipis,
berperan serta dalam proses radang dan pertukaran
metabolik antara darah dan jaringan (berhubungan
dengan kapiler).
Vena sedang
Vena sedang menerima darah dan venul. Berbeda dengan arteri, vena
memiliki katup di bagian dalamnya. Katup banyak terdapat dalam vena
ekstremitas yang mengalirkan darah ke jantung. Tenaga pendorongjantung
diperkuat oeh kontraksi otot rangka yang mengitarinya.
Vena besar (vena kava)
Pembuluh vena besar adalah pembuluh batik yang langsung
berhubungan dengan jantung. Hal ini dapat terjadi karena susunan otot polos
yang melingkar dan memanjang pada pembuuh mi dapat melawan gaya berat
dengan mengadakan gerak peristaltik yang memompa darah ke jantung.
Pembuluh vena kava dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Vena kava superior, membawa darah yang kaya CO2 dan bagman atas
tubuh ke serambi kanan jantung.
b. Vena kava inferior, membawa darah yang kaya CO2 dan bagian bawah
tubuh ke serambi kanan jantung.
c. Vena kava pulmonalis, membawa darah yang mengandung O2 dan
paru-paru ke serambi kiri jantung.
Dilihat dan alirannya, maka pembuluh vena berfungsi untuk
mengalirkan darah dan jaringan di seluruh tubuh menuju ke jantung.
3) Kapiler
Kapiler merupakan
pembuluh halus yang
menghubungkan arteriol
dengan venul, dindingnya
hanya setebal selapis set.
Pada pembuluh inilah
terjadi pertukaran oksigen
dan darah dengan karbon
dioksida jaringan.
Kapiler sering
disebut sebagai pembuluh
pertukaran karena pada
tempat ini terjadi transfer
oksigen, karbon dioksida,
substrat, dan metabolit dan
darah ke jaringan atau
sebaliknya.
Peredaraan darah manusia dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu peredaran darah besar, peredaran darah kecil, dan
sistem vena korta hepatis.
a) Peredaran darah besar
Peredaran darah besar terjadi jika darah mengalir dan jantung
(ventrikel kiri) > ke seluruh jaringan tubuh (kecuali paru-
paru) > jantung, melewati atrium kanan.
b. Peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil terjadi jika darah mengalir dan
jantung (ventrikel kanan) > paru-paru > jantung
melewati atrium kiri.
c. Sistem vena korta hepatis
Merupakan peredaran darah melalui pembuluh vena
dan usus > hati > jantung.
3) Sistem Vaskuler Limfa (Pembuluh Getah
Bening)
Selain sistem vaskuler darah, tubuh manusia juga
mempunyai sistem vaskuler limfa atau pernbuluh getah
bening. Limfa sama penting dengan danah, tetapi berbeda
dengan darah. Limfa berwarna kekuningan dan
mengandung lemak. Darah tersusun dan sel-sel darah,
limfa hanya tersusun dan limfosit yang merupakan bagian
dan leukosit. Limfosit dapat menghasilkan antibodi
sehingga sangat berperan dalam sistem imunitas tubuh.
Kapilerlimfa berawal dan berbagaijaringan di
seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Kapiler
limfa menyerap sedikit elektnolit dan protein yang selalu
keluar dan kapiler darah. Kontraksi sel endotelnya
memungkinkan banyak cairan jaringan memasuki sistem
limfa. Pembuluh limfa tipis berakhin sebagal dua duktus
besar, yaitu duktus torasikus (dada) dan duktus limfatikus
dekster (kanan).
Duktus torasikus mengalirkan limfa dan alat-alat
tubuh bagian bawah dan alat-alat tubuh bagian atas
sebelah kiri. Pembuluh getah bening ini masuk ke
pembuluh balik bawah selangka kiri.
Duktus limfatikus dekster (kanan) mengalirkan
getah bening dan alat-alat tubuh bagian atas sebelah
kanan, sepenti kepala, leher, dada, paru-panu,
jantung, dan tangan bagian kanan.
Duktus limfatikus (duktus torasikus dan duktus
limfatikus dekster) memiliki struktur yang mirip vena
dengan penambahan otot polos dalam lapisan
tengahnya. Dalam lapisan I, berkas otot polos
tersusun secara memanjang dan melingkar.
Beberapa kelenjar limfa dapat menyaring
kuman-kuman penyakit. Dalam limfa dibuat sejenis
sel darah putih yang disebut limfosit. Kelenjar limfa
yang besarterdapat di lipat ketiak, lipat siku, ketiak
lutut, paha, leher, selaput lendir, usus, tonsil, dan
amandel.
4. Golongan Darah
Penggolongan darah sangat erat kaitannya
dengan proses transfusi darah. Selain itu,
golongan darah dapat dimanfaatkan oleh aparat
kepolisian dalam rangka menyelidiki pelaku
tindak kniminal.
Menurut Dr. Karl Landsteiner dan Donath,
golongan darah dibagi menjadi empat macam,
yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan ini
diawali dan penelitiannya ketika menemukan
antigen (aglutinogen) dalam sel darah merah
dan antibodi (aglutinmn) yang terdapat dalam
plasma darah ternyata mengalami
penggumpalan. Aglutinogen dibedakan menjadi
aglutinogen A dan B.
Aglutinin dibedakan menjadi aglut-ini dan .
Golongan darah Ajika sel darah mempunyai aglutinogen A
dan serumnya mengandung aglutinin . Rumus golongan
darahnya adalah (A, ).
Golongan darah B jika sel darahnya mempunyai
aglutinogen B dan serumnya mengandung aglutinin .
Rumus golongan darahnya adalah (B, ).
Golongan darah AB jika sel darahnya mempunyai
aglutinogen A dan aglutinogen B tetapi serumnya tidak
mempunyam aglutinin dan . Rumus golongan darahnya
adalah (AB, -).
Golongan darah O jika sel darahnya tidak mempunyal
aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serurnnya
mempunyai aglutinin dan . Rumus golongan darahnya
adalah (-, dan ).
5. Transfusi Darah
Tranfusi darah adalah proses transfer darah dan
seseorang yang disebut donor (pemberi) kepada orang lain yang
disebut resipien (penerima). Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan transfusi darah adalah sebagai berikut.
Bagi donor, yang diperhatikan hanya aglutinogen yang ada di
dalam sel darah merah, sedangkan bagi resipien, yang
diperhatikan hanya aglutinin yang ada di dalam plasma
darahnya saja.
Aglutinogen Atidak bertemu dengan aglutinin ctdan
aglutinogen B tidak bertemu dengan aglutinin a karena jika
bertemu akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan.
Landsteiner juga menemukan aglutinogen lain dalam
darah manusia yang disebut aglutinogen rhesus. Berdasarkan
ada tidaknya aglutinogen rhesusnya, darah manusia dibedakan
menjadi dua, yaltu Rh+ dan Rh-. Golongan darah dikatakan Rh=
jika di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen rhesus,
dan dikatakan Rh- jika di dalam sel darah merahnya tidak
terdapat aglutinogen rhesus. Golongan darah Rh+ tidak boleh
digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh- karena
dapat menyebabkan terjadinya aglutinasi atau penggumpalan.
D. KELAIANAN/PENYAKIT DAN
GANGGUAN PADA SISTEM
PEREDARAN DARAH
1. Anemia
Anemia adalah keadaan berkurangnya
kadar hemoglobin dalam darah. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa faktor, misalnya
karena kekurangan gizi, infeksi kuman
penyakit, atau akibat kecelakaan yang
mengeluarkan banyak darah.
2. Penyakit Sel Sabit
Penyakit sel sabit merupakan penyakit bawaan karena kelainan
molekul hemoglobin, Hal ini terjadi karena adanya mutasi satu
nukleotida (mutasi satu titik) pada rantai DNA gen untuk rantai 13
hemoglobin. Eritrosit sabit menyebabkan viskositas darah meningkat
sehingga mampu menghentikan aliran darah melalul kapiler yang
mengakibatkan terjadinya kekurangan oksigen berat (anoksia) pada
jaringan.
3. Kanker Darah atau Leukimia
Kanker darah atau leukimia adalah keadaan kadar sel
sel darah putih (leukosit) yang jauh di atas ambang
normal Karena sifatnya yang fagosit, maka sel darah
putih ni dapat menghancurkan sel darah merah.
4. Leukositosis dan Leukopeni
Leukositosis terjadi jika jumlah leukosit darah melebihi
batas normal, sedangkan leukopeni terjadi jika jumlah leukosit
darah
kurang dan batas normal.
5. Hemofilia
Hemofflia merupakan kelainan pada proses pembekuan
darah. Penyakit mi dapat menyebabkan kematian karena darah
yang keluar akibat adanya luka tidak dapat membeku. Penyakit
mi disebabkan oleh faktor genetik.
6. AIDS
AIDS merupakan penyakityang disebabkan oleh virus
HIV. Penyakit mi menyerang sistem imun tubuh untuk melawan
kuman patogen. Akibatnya, tubuh tidak memiliki sistem
kekebalan tubuh sehingga bibit penyakit yang masuk akan
langsung menyerang tubuh.
7. Endokarditis dan Miokarditis
Endokarditis adalah radang pada selaput yang melapisi
jantung (endokardium jantung), sedangkan miokarditis adalah
radang yang terdapat pada otot jantung.
8. Polisitemia
Polisitemia adalah kondisi sel darah merah yang terlalu banyak
terbentuk sehingga dapat mengakibatkan kenaikan tekanan
darah.
9. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit karena pembuluh darah arteri
yang mengeras. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
skierosis, antara lain, adanya endapan kapur dan endapan lemak.
10. Trombus atau Embolus
Trombus atau embolus adalah penyakit pada jantung
karena adanya gumpalan di arteri koroner.
11. Varises
Varises merupakan gangguan pada pembuluh
vena, yaitu terjadinya pelebaran pembuluh vena.
Varises lazim dijumpai di daerah betis atau lutut
bagian belakang. Kelainan ini dapat terjadi di
pembuluh vena yang mempunyai fungsi mengangkut
darah sisa metabolisme dan seluruh jaringan tubuh
untuk kembali kejantung. Jika varises terjadi di
pembuluh vena dekat anus, disebut ambeien atau
wasir.
12. Penyakit Kuning pada Bayi
Penyakit kuning pada bayi disebabkan oleh
terinfeksinya darah bayi yang bergolongan Rh+ oleh
aglutinin (anti-rh) dan darah ibu.

Anda mungkin juga menyukai