Anda di halaman 1dari 28

TUGAS VII

LEMBAR KERJA MAHASISWA


SISTEM SIRKULASI

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Hewan dan Manusia


Yang Diampu oleh Nuning Wulandari S.Si, M.Si.

Oleh Kelompok 1:
1. Dini Febrianti Safitri (160341606100)
2. Elvira Harum P (160341606012)
3. Nur Alimah (160341606091)
4. Robert Fikri A (160341606050)
5. Robiatul Adawiyah (160341606036)
6. Zahra Zu Lina (160341606029)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2017
1. Apa perbedaan cairan tubuh hewan uniseluler dan multiseluler?
Jawab:
Sistem sirkulasi dan transport mensuplai bahan-bahan yang dibutuhkan setiap sel.
Berbagai sistem sirkulasi dimiliki hewan, untuk memenuhi segala kebutuhan yang
diperlukan selsel tubuh.
Hewan unniseluler :
a. Difusi bahan tersebut dan daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
b. Difusi juga mencakup distribusi dalam sitoplasma sebagian besar sel.
c. difusi merupakan proses yang relative lambat tanpa pengadukan oksigen hanya
berdifusi ke dalam 1cm air dalam waktu 3 jam, karena kecepatan difusi
bervariasi dalam luas tertentu, luas dua kali lipat membutuhkan waktu
empat kali lebih lama, atau 12 jam. Difusi dapat terjadi sebagai
d. mekanisme transpor pada makhluk hidup hanya ketika bahan yang dibawa sangat
singkat, baik pada hewan kecil maupun besar.
e. Active transport : Endo and exocytosis, Pompa dan ion channel.
f. Aliran sitoplasmik

Hewan multiseluler
a. Semua hewan multiseluler yang tidak berpori, tidak tipis dan tidak rata dan berdinding
tidak tipis, memiliki sistem sirkulasi yang menggerakan masa cairan melalui aliran
sirkulasi yang disebut bulk flow (aliran masa cairan).
b. Memiliki cairan CIS ( cairan intra seluler) dan CES ( cairan ekstra seluler)
c. Pertukaran antar membrane tidak efisien jadi menggunakan sistem sirkulasi dan repirasi.
d. Komponen : Circulatory fluid (Blood)
A set of tubes (Blood Vessels)
A muscular pump (Heart or analogous structure
e. Sistem sirkulasi (peredaran) dibedakan menjadi: 1). sistem peredaran tertutup dan 2).
sistem peredarari terbuka.

2. Apa perbedaan sirkulasi tertutup dan terbuka?


Jawab:

Terbuka Tertutup

Invertebrate (Chepalophoda) & Vertebrata Invertebrate

Contoh hewan : Serangga Contoh hewan : cacing tanah


Yang dialirkan yakni getah bening yang Yang dialirkan yakni getah bening yang
berwarna putih kekuningan berwarna putih kekuningan

Zat yang diangkut yakni lemak (asam lemak Zat yang diangkut yakni O2, CO2,gula dan
dan gliserol) protein

Otot rangka merupakan tenaga pendorong Jantung adalah organ pendorongutama yang
utama memompa darah ke dalam system arteri dan
menjaga tekanan darah tinggi dalam arteri
Darah yang dipompa oleh jantung akan Darah yang dipompa oleh jantung mengalir ke
keluar dari arteri mengalir ke dalam system arteri. Selama sirkulasi darah tidak
hemocoel pernah keluar dari pembuluh darah
Darah (cairan dalam hemocoel) tidak Darah mengalir dalam suatu sirkuit pembuluh
dialirkan melalui kapiler kapiler darah tetapi yang bersinambungan dari arteri ke vena
;langsung membasahi jaringan melalui kapiler kapiler darah

Tekanan darahnya rendah (jarang melebihi Tekanan darahnya cukup tinggi


0,6 – 1,3 kPa)

Volume darah mencapai 20-40% tubuh Volume darah dalam sirkulasi dari volume
tubuh jauh lebih kecil yakni sekitar5-10%
dibandingkan invertebrate
3. Apa perbedaan darah hewan yang memiliki sisrkulasi tertutup dan terbuka?
Jawab:
Sistem Peredaran Darah Terbuka

 Dalam sistem peredaran darah terbuka tidak dapat dibedakan antara darah dan cairan
intersisial (cairan yang mengisi ruang antarsel) karena tercampur. Hal tersebut
merupakan karakteristik dari hewan arthropoda, misalnya belalang.
 Pada Daphia dan Crustacea plasma darah umumnya tak berwarna dan mengandug sel
ameboid dengan sel darah (korpuskula) yang bebas dalam plasma terlarut suatu
pigmen yang disebut hemosianin (pigmen respirasi) yang berguna untuk mengedarkan
oksigen kejaringan – jaringan.
 Darah yang dipompakan oleh jantung akan keluar dari nadi (arteri) mengalir ke dalam
hemocoel. Darah (cairan dalam hemocoel) tidak dialirkan melalui kapiler-kapiler
tetapi langsung membasahi jaringan
 Sistem ini cocok untuk hewan-hewan kecil dengan metabolisme rendah dan respirasi
kurang aktif, pencernaan dan gerak.
Sistem Peredaran Darah Tertutup

 Darah yang dipompa oleh jantung mengalir ke sistem arteri. Selama sirkulasi darah
tidak pernah keluar dari pembuluh darah. Darah mengalir dalam suatu sirkuit
pembuluh yang bersinambungan dari arteri ke vena melalui kapiler-kapiler
 Aliran darah dalam sistem peredaran darah tertutup sangat cepat karena tekanan darah
tinggi. Tekanan ini disediakan oleh aksi pemompaan jantung.
 Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem peredarannya
terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat
peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah
cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam
plasma darah.
 Sistem ini cocok untuk hewan yang lebih besar yang memiliki metabolisme yang
lebih cepat dan perlu untuk menghilangkan limbah dari tubuh dengan cepat.
Gambar:

4. Jelaskan fungsi darah sebagai (alat transportasi; alat regulasi kandungan air
jaringan; alat regulasi pH; alat regulasi suhu tubuh dan alat proteksi). Jelaskan!
Jawab:
Pada dasarnya darah memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai alat untuk: (1)
pengangkutan (transportasi), (2) pengaturan (regulasi), (3) perlindungan (proteksi).
1. Pengangkutan (Transportasi)
Darah mengandung berbagai macam zat organik, zat anorganik, dan gas. Zat – zat
tersebut berada dalam darah hanya sementara dan harus disalurkan ke jaringan atau
organ-organ yang memerlukan.

 Zat – zat makanan : gula sederhana, asam amino, asam lemak, vitamin, dan
berbagai macam garam yang diabsorpsi dari saluran pencernaan makanan diangkut
ke seluruh tubuh.
 Oksigen, yang diambil pigmen darah (hemoglobin) dari udara respirasi, diangkut ke
sel-sel yang memerlukannya.

Gambar Pengangkutan Oksigen oleh pigmen darah

 Sisa – sisa metabolisme, diangkut ke organ-organ ekskresi yang terkait, misalnya


karbondioksida ke paru-paru, urea ke ginjal, sedangkan air diangkut ke ginjal, paru –
paru, dan kulit.
Gambar Pengangkutan CO2
 Hormon, diangkut oleh plasma darah ke organ- organ atau jaringan
target.

 Enzim – enzim, diangkut oleh plasma darah ke tempat – tempat enzim itu bekerja.
 Antibodi diangkut untuk melawan bakteri atau benda asing lainnya.

2. Pengaturan (Regulasi)
 Pengaturan kandungan air jaringan. Air yang berada dalam cairan intrasesluler
maupun interstisial sebenarnya berasal dari darah. Tekanan hidrostatik darah
menyebabkan terjadinya filtrasi zat – zat dari dalam kapiler, sedangkan protein darah
menyebabkan berlangsungnya pengembalian secra osmotik dari cairan interstisial ke
dalam kapiler.

Mekanisme Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Pembuluh kapiler dan jaringan

 Pengaturan suhu tubuh. Air adalah zat yang dapat menyerap banyak panas dengan
sedikit saja mengalami perubahan suhu. Air plasma akan menyerap kelebihan panas
metabolik, kemudian mengangkutnya ke kulit dan paru – paru untuk dibuang.
 Pengaturan pH. Keasaman darah (pH darah) harus dijaga dalam rentangan tertentu
untuk menunjang fungsi darah secara maksimal. Pengaturan pH darah sangat
bergantung pada berbagai garam anorganik, protein plasma, dan sel – sel.
Keseimbangan asam basa darah merupakan suatu mekanisme homeostasis tubuh yang
sangat penting, yang mengacu kepada pengaturan konsentrasi ion hidrogen di dalam
cairan tubuh. Sedikit perubahan pH dari rentangan pH normal, akan berakibat
perubahan dalam aktivitas metabolik yang secara potensial dapat berbahaya bagi hewan
dan manusia.
Mekanisme pengaturan pH darah:

Karbondioksida yang berdifusi ke dalam darah dari jaringan, akan berekasi


dengan air dan membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini akan segera berdisosiasi
menjadi H+ dan HCO3-. Ion hidrogen dapat menyebabkan turunnya pH darah yang
dapat membahayakan hewan dan manusia. Ada beberapa zat yang dapat berfungsi
sebagai buffer, antara lain adalah protein darah, dan hemoglobin.

Dalam plasma darah, ion hidrogen yang terbentuk segera berikatan dengan
protein darah, sedangkan HCO3- berekasi dengan ion logam seperti K+ dan Na+ yang
memang banyak berada dalam plasma darah, membentuk NaHCO3, KHCO3. Dengan
demikian komponen plasma berperan sebagai buffer pH darh untuk menjaga pH agar
tidak turun. Reaksi tersebut juga mengurangi pembentukan HCO3- dari asam karbonat
dan menjaga CO2 mengalir ke dalam sistem sirkulasi jaringan.

CO2 yang masuk eritrosit diubah mejadi HCO3-oleh enzim karbonat anhidrase.
Selanjutnya asam karbonat tersebut mengurai menjadi H+ dan HCO3- dari asam
karbonat dan menjaga CO2 mengalir ke dalam sistem sirkulasi dan jaringan.

Pada tingkat jaringan, hemoglobin akan memberikan oksigennya ke jaringan


dan berkombinasi dengan H+ membentuk HbH+. Reaksi ini sangat penting dalam
menjaga pH sel pa tingkat yang konstan.

Karena reaksi tersebut di atas, maka konsentrasi HCO3- dalam eritrosit


meningkat, dan sesuai gradien konsentrasi maka bikarbonat berdifusi ke dalam plasma.
Embran eritrosit tidak permeabel terhadap kation, oleh karena itu agar netralitas
kelistrikan terpelihara, maka untuk setiap HCO3- yang berdifusi ke dalam plasma, akan
ditukar dengan Cl- yang masuk ke dalam eritrosit dan bereaksi dengan ion – ion logam
(Na+ dan K+). Peristiwa ini dikenal dengan nama pergeseran klorida atau pergeseran
Humberger.

Pada alat respiratori akan terjadi reaksi sebaliknya, sebab CO2 dapat berdifusi
ke dalam lingkungan eksternal. Bila hemoglobin berkombinasi dengan O2, maka
hemoglobin akan membebaskan H+. Hemoglobin yang teroksigenisasi bereaksi dengan
ion logam alkali yaitu CL-. Ion Klorida berdifusi keluar sel, dan HCO3- berdifusi
kembali ke dalam sel dan bereaksi dengan H+. Asam karbonat yang terbentuk, oleh
anhidrase kerbonat diubah menjadi CO2 dan H2O. CO2 kemudian berdifusi keluar sel,
dan selanjutnya ke lingkungan eksternal. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseimbangan
asam-basa tergantung pada keberadaan kadar protein darah, ion – ion logam alkali, Cl-,
dan HCO3-.

Gambar Reaksi – reaksi untuk mengatur pH darah

3. Proteksi (Perlindungan)
Perlindungan atau proteksi darah dilakukan oleh trombosit berkerja saat peristiwa
pembekuan darah dan penutupan luka, selain itu juga saat zat asing masuk ke dalam
tubuh, zat asing tersebut akan di fagosit oleh leukosit yang bertugas memfagositik zat-
zat asing dan bertugas untuk memproduksi antibodi.
Gambar jenis sel darah putih yang berfungsi sebagai antibodi dan proses proteksi sel
darah putih terhadap bakteri
Proses pembentukan sumbat trombosit yang dilanjutnya proses pembekuan darah dan
penutupan luka.

5. Sebut dan jelaskan tipe-tipe jantung!


Jawab:
 Jantung dengan 2 ruang: dimilik oleh anggota dari kelas pisces. Merupakan jantung
dengan struktur yang masih sederhana. Tersusun atas 1 ventrikel dan 1 atrium dengan
dilengkapi sinus venosus yang tersuun ssecara seri. Diantara ventrikel dan atrium terdapat
katup yang berfungsi untuk mencegah berbaliknya darah ke dalam atrium. Ujung aterior
ventrikel memanjang sebagai tabung berotot dengan diameter kecil yang disebut konus
arteriosus. Terdapat serangkaian katup semilunaris pada daerah tersebut yang berfungsi
untuk mencegah berbaliknya darah ke dalam jantung

 Jantung dengan 3 ruang: dimiliki oleh anggota kelas amphibia dan kelas reptilia. Jantung
tersebut terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh
septum interatrium. Pada amphibi masih terdapat konus arteriosus., sehingga masih dapat
pecampuran. Terdapat katup spiral yang terdapat pada konus arteriosus. Tetapi pada
ventrikel terdapat susunan otot menyerupai bunga karang yang mengurangi percampuran
darah pada ventrikel.
Pada reptilia jantung terdiri dari 3 ruang yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Namun
pada ventrikel sudah terdapat septum interventrikuler namun belum sempurna mulai dari
bagian apeks sampai bagian tengah.
 Jantung dengan 4 ruang: dimiliki oleh anggota kelas mamalia, aves dan beberapa reptilia
khusus (buaya dan alligator). Ruangan tersebut terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel yang
terpisah secara sempurna. Namun pada buaya dan alligator terdapat foramen panizzae
yang masih memungkinkan terjadinya percampuran darah. Adanya sekat yang sempurna
mengakibatkan tidak adanya percampuran darah pada kelas aves dan mamalia. Pemisahan
yang sempurna anatara darah ke paru-paru dan darah ke seluruh tubuh sangat dibutuhkan
karena aktivitas aves dan mamalia lebih besar jika dibandingkan vertebrata yang lebih
rendah.

Heart of Crocodile Heart of Bird and Mammal


6. Jelaskan pengendalian kerja jantung !
Jawab:
Pengendalian Kerja Jantung
Jantung berkontraksi dan berelaksasi dalam suatu siklus ritmis. Ketika berkontraksi
ruangan-ruangan jantung terisi dengan darah. Satu rangkaian pemompaan dan pengisian
jantung lengkap disebut siklus jantung (cardiac cycle). 1. fase kontraksi dari siklus itu
disebut sistol (systole).
2. Fase relaksasi disebut diastol (diastole).
Volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel permenit disebut keluaran jantung
(cardiac output). Ada dua faktor yang menentukan keluaran jantung; laju kontraksi, atau laju
detak jantung (heart rate, jumlah detak jantung permenit) dan volume darah terpompa
(stroke volume), volume darah yang dipompa oleh ventrikel dalam satu kontraksi.
Terdapat 4 katub di dalam jantung menjaga aliran kembali darah dan menjaga agar darah
bergerak ke arah yang benar. Terbuat dari keleak-kelepak jaringan ikat, katup-katup tersebut
membuka ketika terdorong dari satu sisi dan menutup ketika terdorong dari sisi lain.
• Katup atrioventrikular (atrioventricular valve, AV) terletak diantara setiap atrium
dan ventrikel. Katub AV ditambatkan oleh serat-serat kokoh yang mencegah katub
tersebut berbalik. Tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi ventrikel yang kuat
menutup katub AV, menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke atrium.
• Katub seminular (seminular valve) terletak di kedua jalan keluar jantung; tempat
aorta meninggalkan ventrikel kiri dn temat arteri pulmoner meninggalkan ventrikel
kanan. Ketika ventrikel-ventrikel berelaksasi, tekanan yang terkumpul di dalam aorta
menutup katup-katup seminular dan mencegah aliran kembali yang besar. Pola suara
yang terdengar adalah ‘lup-dup, lup-dup, lup-dup’. Bunyi jantung pertama (‘lup’)
dihasilkan oleh empasan balik darah ke katup-katup AV yang tertutup. Bunyi kedua
(‘dup’) dihasilkan oleh empasan balik darah ke katup-katup seminular yang tertutup.
Jika darah menyemprot mundur melalui katup yang cacat, hal tersebut dapat
menghasilkan bunyi abnormal yang disebut desir jantung (heart murmur).
Fungsi utama pusat kontrol kardiovaskular adalah memastikan aliran darah
yang memadai ke otak dan jantung dengan mempertahankan tekanan arterial rata-rata.
Namun, CVCC juga menerima masukan dari bagian lain otak, dan ia memiliki
kemampuan untuk mengubah fungsi pada beberapa organ atau jaringan saat
meninggalkannya.
yang lainnya tidak terpengaruh. Misalnya, pusat thermoregulatory di hipotalamus
berkomunikasi dengan CVCC untuk mengubah aliran darah ke kulit. Komunikasi otak-otak
setelah makan meningkatkan aliran darah ke saluran usus. Kontrol refleks aliran darah ke
jaringan tertentu berubah berarti tekanan arteri, sehingga CVCC terus memantau dan
menyesuaikan hasilnya sesuai kebutuhan untuk mempertahankan homeostasis.
Reflektor Baroreceptor Mengontrol Tekanan Darah
Jalur refleks utama untuk kontrol homeostasis terhadap tekanan darah arterial rata-
rata adalah refleks baroreceptor. Komponen refleks diilustrasikan pada Gambar 1 5.14a.
Insektivator mekanis yang dikenal sebagai baroreseptor terletak di dinding arteri karotid dan
aorta, di mana mereka dapat memantau tekanan darah yang mengalir ke otak (baroteptor
autotid) dan ke tubuh (aortic baroreseptor).
Barokoreseptor karotid dan aorta adalah reseptor peregangan aktif yang berpotensi
menimbulkan efek terus menerus pada tekanan darah normal. Ketika tekanan darah
meningkat di arteri membentang membran baroreceptor, tingkat cincin reseptor meningkat.
Jika tekanan darah turun, tingkat penurunan reseptor akan meningkat. Jika tekanan darah
berubah, frekuensi potensial aksi yang berjalan dari baroreceptors ke pusat kontrol
kardiovaskular meduler. CVCC mengintegrasikan masukan sensorik dan memulai respons
yang tepat. Respon refleks baroreceptor cukup cepat: perubahan curah jantung dan resistansi
perifer terjadi dalam dua detak jantung stimulus. Sinyal keluaran dari pusat kendali
kardiovaskular dibawa oleh neuron otonom simpatis dan parasimpatis. Resistensi perifer
berada di bawah kontrol simpatik tonik, dengan peningkatan pelepasan simpatik yang
menyebabkan vasokonstriksi. Fungsi jantung diatur oleh kontrol antagonis. Peningkatan
aktivitas simpatis meningkatkan denyut jantung pada nodus SA, mempersingkat waktu
konduksi melalui nodus AV, dan meningkatkan kekuatan kontraksi miokard. Aktivitas
parasimpatis meningkat memperlambat denyut jantung namun hanya memiliki efek kecil
pada kontraksi ventrikel. Refleks baroreceptor dalam menanggapi peningkatan tekanan darah
dipetakan dalam F ig. 1 5.14b. Baroreceptor meningkatkan tingkat persalinan saat tekanan
darah meningkat, mengaktifkan pusat kontrol kardiovaskular meduler. Sebagai tanggapan,
pusat kontrol kardiovaskular meningkatkan aktivitas parasimpatis dan mengurangi aktivitas
simpatik untuk memperlambat jantung dan melebarkan arteriola. Saat denyut jantung turun,
curah jantung turun. Dalam pembuluh darah, aktivitas simpatis yang menurun menyebabkan
pelebaran arteriol, menurunkan resistansi mereka dan membiarkan lebih banyak darah
mengalir keluar dari arteri. Karena tekanan arterial rata-rata berbanding lurus dengan curah
jantung dan resistensi perifer kombinasi penurunan curah jantung dan penurunan resistansi
perifer menurunkan tekanan darah arteri rata-rata. Penting untuk diingat bahwa reflektor
baroreceptor berfungsi setiap saat, tidak hanya dengan gangguan dramatis dalam tekanan
darah, dan ini bukan respons yang tidak ada sama sekali. Perubahan tekanan darah dapat
menyebabkan perubahan pada curah jantung dan hambatan perifer atau perubahan hanya
pada satu dari dua variabel. Mari kita lihat sebuah contoh. Untuk contoh ini, kita akan
menggunakan diagram skematik pada Gambar 15.15, yang menggabungkan konsep yang
diperkenalkan pada F igures 1 5.8 dan 1 5.13. Dalam model ini ada empat set arteriol
resistansi variabel (A-D) yang diameternya dapat dikontrol secara independen oleh
mekanisme kontrol lokal atau refleks. Baroreceptor di arteri memantau tekanan arterial dan
berkomunikasi dengan pusat kontrol kardiovaskular meduler.
misalkan arteriole menetapkan sebuah konstriksi karena mekanisme kontrol lokal.
Vasokonstriksi meningkatkan resistansi pada aliran A dan d ecreases melalui A. Total perifer
resistance (TPR) di semua arterioles juga meningkat. Menggunakan hubungan MAP? CO *
TPR, peningkatan resistansi total menyebabkan peningkatan tekanan arteri rata-rata. Th e
arterial baroreceptors merasakan peningkatan MAP dan mengaktifkan refl baroreceptor ex. O
utput dari pusat kontrol kardiovaskular dapat mengubah curah jantung, hambatan arteriolar,
atau keduanya. Dalam contoh ini, kita dapat mengasumsikan bahwa aliran darah di arteriole
set A-D sekarang sesuai dengan kebutuhan jaringan dan harus tetap konstan. Pada CVCC
sebaiknya tidak mengubah resistansi pada arteriol. Pilihan yang tersisa untuk menurunkan
MAP adalah mengurangi curah jantung. Jadi sinyal efektif dari CVCC menurunkan curah
jantung, yang pada gilirannya membawa tekanan arteri rata-rata ke bawah. Tekanan darah
homeostasis dipulihkan. Dalam contoh ini, sinyal output dari resonator baroreceptor
mengubah curah jantung namun tidak mengubah resistansi perifer.
Hipotensi ortostatik Memicu Refleks Baroreceptor
Refleks baroreceptor berfungsi setiap pagi saat Anda bangun dari tempat tidur. Ketika
Anda berbaring datar, kekuatan gravitasi didistribusikan secara merata ke atas dan ke bawah
sepanjang tubuh Anda, dan darah didistribusikan secara merata ke seluruh sirkulasi. Saat
Anda berdiri, gravitasi menyebabkan darah menempel di ekstremitas bawah. Penyatuan ini
menciptakan penurunan seketika dalam pengembalian vena. Akibatnya, kurang darah ada di
ventrikel pada awal kontraksi berikutnya. Curah jantung turun dari 5 L / menit menjadi 3 L /
menit, menyebabkan tekanan darah arteri menurun. Penurunan tekanan darah pada posisi
berdiri ini dikenal sebagai hipotensi ortostatik {orthos, tegak lurus, statikos, untuk berdiri}.
Hipotensi rthostatic biasanya memicu reflek baroreceptor. Kombinasi antara peningkatan
curah jantung dan peningkatan resistensi perifer meningkatkan tekanan arteri rata-rata dan
membawanya kembali normal dalam dua detak jantung. Pompa otot skeletal juga
berkontribusi terhadap pemulihan dengan meningkatkan kembalinya vena saat otot perut dan
kaki berkontraksi untuk mempertahankan posisi tegak. Bagaimanapun, refleks baroreceptor
tidak selalu efektif. Misalnya, selama istirahat di tempat tidur yang diperpanjang atau dalam
kondisi gravitasi nol dari spektrum, darah dari ekstremitas bawah didistribusikan secara
merata ke seluruh tubuh daripada dikumpulkan di ekstremitas bawah. Bahkan distribusi
meningkatkan tekanan arteri, memicu ginjal untuk mengeluarkan apa yang dianggap sebagai
cairan berlebih. Selama tiga hari, ekskresi air menyebabkan penurunan volume darah 12%.
Ketika akhirnya orang tersebut keluar dari tempat tidur atau kembali ke bumi, gravitasi lagi
menyebabkan darah menempel di kaki. Hipotensi ortostatik terjadi, dan baroreseptor
mencoba untuk mengimbanginya. Namun, dalam kasus ini, sistem kardiovaskular tidak dapat
mengembalikan tekanan normal karena hilangnya volume darah. Akibatnya, individu
mungkin menjadi pusing atau bahkan pingsan karena berkurangnya pengiriman oksigen ke
otak.
Sistem lain Mempengaruhi Fungsi Kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular dapat dimodulasi dengan masukan dari reseptor perifer selain
dari baroreseptor. Misalnya, kemoreseptor arterial yang diaktifkan oleh kadar oksigen darah
rendah meningkatkan curah jantung. Pusat kontrol kardiovaskular juga memiliki komunikasi
timbal balik dengan pusat di medula yang mengendalikan pernapasan. Ia mengintegrasikan
fungsi antara sistem pernafasan dan peredaran darah yang adaptif. Jika jaringan
membutuhkan lebih banyak oksigen, ini dipasok oleh sistem kardiovaskular yang bekerja
bersamaan dengan sistem pernafasan. Akibatnya, kenaikan laju pernapasan biasanya disertai
dengan peningkatan curah jantung. Tekanan darah juga tunduk pada modulasi oleh pusat otak
yang lebih tinggi, seperti hipotalamus dan korteks serebral. Hipotalamus memediasi respons
vaskular yang terlibat dalam regulasi suhu tubuh dan untuk respon bentangan cepat. Respons
yang dipelajari dan emosional mungkin berasal dari korteks serebral dan dinyatakan dengan
respons kardiovaskular seperti tersipu dan pingsan. Salah satu refleks tersebut adalah sinkop
vasovagal, yang mungkin dipicu pada beberapa orang dengan melihat darah atau jarum
suntik. (Ingat kembali pengalaman Anthony di awal bab ini.) Dalam jalur ini, aktivitas
parasimpatis meningkat dan aktivitas simpatik yang menurun memperlambat denyut jantung
dan menyebabkan vasodilatasi luas. Curah jantung dan resistansi perifer keduanya menurun,
memicu penurunan tekanan darah yang terjal. Dengan kekurangan darah ke otak, kotoran
individu. Peraturan tekanan darah dalam sistem kardiovaskular sangat terkait dengan regulasi
keseimbangan cairan tubuh oleh ginjal. Hormon tertentu disekresikan dari tindakan jantung
pada ginjal, sementara hormon yang dikeluarkan dari ginjal bekerja pada jantung dan
pembuluh darah. Bersama-sama, jantung dan ginjal memainkan peran utama dalam
mempertahankan homeostasis cairan tubuh, contoh bagus dari integrasi fungsi sistem organ

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah: (a) tekanan jantung, (2)


tahanan perifer, dan (3) volume darah dalam arteri. Jelaskan bagaimana
pengaruhnya?
Jawab:
a. Tekanan Jantung
Pada sirkulasi sistemik, tekanan yang tinggi terjadi pada aorta dan menghasilkan tekanan
dari ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai rata-rata tertinggi yaitu 120 mmHg ketika
ventrikel mengalami sistol (tekanan sistol), kemudian akan turun menjadi 80 mmHg ketika
ventrikel mengalami diastol.
Ketika darah mencapai vena maka tekanan akan turun diakibatkan oleh gesekan dan
tekanan gelombang yang tidak lama ada. Rendahnya tekanan darah pada vena dikarenakan
darah yang mengalir melawan gravitasi saat kembali ke jantung
Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah
ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak
terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah
jantung dan tekanan darah akan menurun
b. Tahanan Perifer
Darah yang mengalir menuju aorta sama dengan cardiac output yang meningglakan ventrikel
kiri. Darah keluar dari arteri terutama dipengaruhi oleh tahanan perifer. Tahanan perifer
adalah tahanan yang digunakan untuk mengalir melalui arteriol. Ketika cardiac output
bertambah, maka jantung akan memompa lebih banyak darah ke arteri per unit waktunya.
Jika resistensi yang membuat darah yang mengalir keluar dari arteri tidak mengalami
perubahan, maka darah yang masuk akan lebih banyak dari darah yang keluar. Volume darah
pada arteri akan bertambah dan arterial blood pressure atau yang sering dikenal dengan
tekanan darah saja adalah tekanan darah akan meningkat.
Ketika cardiac output tidak mengalami perubahan namun tahanan perifer bertambah, maka
aliran darah menuju arteri tidak bertambah namun aliran yang keluar akan berkurang. Darah
akan berakumulasi lagi di arteri sehingga tekanan arteri akan bertambah.
Yang mempengaruhi Resisten siperifer :

1. Diameter pemuluh darah:semakin kecil diameter,tekanan darah semakin besar.

2. Kekentalan darah; semakin kental,tekanan darah semakin tinggi.

3. Panjang pembuluh darah total; semakin panjang,semakin tinggi tekanan darah.

c. Volume darah dalam arteri


Volume darah dalam sirkulasi biasanya cenderung relatif konstan, perubahan pada
volume darah dapat berakibat pada arterial blood pressure (blood pressure). Ketika volume
meningkat akan meningkatkan tekanan darah. Namun jika terjadi penurunan volume maka
tekanan juga akan menurun.
Sedikit penambahan pada volume darah terjadi selama proses ingesti makanan dan
cairan, tetapi penambahan tidak membuat perubahan yang lama pada tekanan darah karena
adanya komponen homeostatik.
Akibat dari pengurangan volume darah lebih sulit dan membutuhkan respon integrasi
dari ginjal dan sistem kardiovaskular. Ketika volume darah berkurang maka ginjal tidak
dapat mengembalikan kehilangan cairan. Ginjal hanya dapat memlihara volume darah
dengan cara mencegah berkurangnya tekanan darah.

8. Volume darah dalam arteri ditentukan oleh volume denyutan dan kecepatan
denyut jantung. Jelaskan!
Jawab:
• Jumlah darah yang terkandung dalam arteri bergantung pada jumlah darah yang
memasuki dan yang meninggalkan arteri.
• Jumlah darah yang memasuki arteri ditentukan oleh frekuensi jantung dan volume
sekuncup.
• Frekuensi jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, saraf simpatis akan menyebabkan
naiknya frekuensi jantung dan saraf parasimpatis mengakibatkan turunnya frekuensi
jantung. Frekuensi jantung ini menentukan besarnya nilai volume sekuncup (volume
darah yang dipancarkan setiap denyutan jantung). Untuk menemukan nilai volume
sekuncup dengan membagi nilai cardiac out put dengan frekuensi denyut jantung.
9. Bagaimana perbandingan besarnya tekanan darah pada pembuluh darah mulai
dari aorta s/d vena kava. Buat grafiknya !
Jawab:
Diameter dari aorta kemudian bercabang menjadi arteri, arteriol, hingga menjadi
kapiler akan memiliki ukuran yang semakin mengecil yang mengakibatkan aliran
darahnya semakin lama semakin lambat. Dengan lambatnya aliran darah akan
menurunkan jumlah volume darah pada tiap-tiap pembuluh darah. Penurunan volume
darah tersebut mengakibatkan tekanan darah didalamnya juga menurun.

JADI : DIAMTER + , ALIRAN + , VOLUME + , TEKANAN + , DARAH KELUAR


MEMANCAR.
10. Bagaimana perbandingan kecepatan aliran darah di pembuluh darah mulai aorta
s/d vena kava! Buat grafiknya!
Jawab:
Kecepatan aliran darah (jarak tempuh setiap menitnya) melalui gelombang darah
berdasarkan prinsip fisika: Bila suatu cairan mengalir dari suatu daerah berdiameter kecil ke
daerah berdiameter besar, kecepatannya akan turun. Dalam sistem pembuluh darah,
seluruhnya bagian yang mewakili seluruh arteriola mempunyai diameter lebih besar dari yang
mewakili seluruh arteri. Karenanya aliran darah di dalam arteriola lebih lamban daripada
aliran darah di dalam arteri.
Demikian juga daerah yang mewakili seluruh arteriol memiliki diameter lebih kecil dari
diameter yang mewakili semua kapiler, karenanya aliran darah di dalam arteriola lebih
lamban daripada aliran darah di dalam kapiler. Seterusnya daerah yang mewakili venula lebih
kecil daripada daerah yang mewakili kapiler, karenanya kecepatan aliran darah di dalam
venula lebih besar daripada di dalam kapiler. Aliran darah tercepat ada di dalam arteri,
sedangkan yang terlambat ada dalam kapiler.

 Kecepatan darah pada aorta yang penampangnya 4,5 cm2 sebesar 20-50 cm/s dengan
rata-rata 40 cm/s.
 Aorta bercabang-cabang menjadi banyak arteri dan tiap arteri bercabang-cabang
menjadi banyak arteriol, selanjutnya menjdi banyak kapiler
 Aliran darah dari aorta sampai kapiler semakin lambat, sekitar 0.3-0.05 cm/s, kira-kira
hanya 1/1000 kecepatan aliran darah dalam aorta.
Kecepatan aliran darah dalam vena jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran
dalam aorta, dan arteri. Yakni sebesar 5.5 cm/s

Anda mungkin juga menyukai