Anda di halaman 1dari 21

i

MAKALAH ICHTYOLOGI

SISTEM PEREDARAN DARAH IKAN

Dosen Pengampu: Nanik Retno Buwono, S.Pi, M.P.

Oleh:
Kelompok 2

Adim Imtikhanah 175080101111018


Muhammad Ichsan Dwi Cahya 175080101111026
Anggraeni Budi Pratiwi 175080101111032
Pandu Andito Danu Sakti 175080107111002
Rendha Agustina Rahmawati 175080107111008
Alfi Nur Aini 175080107111014
Rifqi Falihan Akbar 175080107111020
Nita Yuliana Sari 175080107111026

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2018

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Peredaran Darah Ikan”,
tepat pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ichtyologi. Makalah ini membahas mengenai sistem
peredaran darah ikan meliputi komposisi dan fungsi darah ikan, jantung ikan, serta
dan segala ruang lingkup dalam sistem peredaran darah ikan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
membantu penyelesaian tugas makalah ini. Kami menyadari, bahwa dalam penulisan
makalah ini masih ditemui beberapa kekukrangan, adapun kritik dan saran sangat
bermanfaat bagi kami dalam perbaikan dan penyusunan makalah sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga para pembaca.

Malang,18 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 1
2. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
2.1. Sistem Peredaran Darah Ikan ........................................................................ 2
2.1.1. Jantung .................................................................................................... 3
2.1.2. Pembuluh Darah ..................................................................................... 4
2.1.3. Darah ....................................................................................................... 7
2.2. Organ Pembentuk Darah ............................................................................... 8
2.2.1. Komposisi dan Fungsi Darah Ikan .......................................................... 8
2.2.2. Diagram Jantung ................................................................................... 13
2.2.3. Diagram Sistem Peredaran Darah Ikan................................................ 15
3. PENUTUP ............................................................................................................ 17
3.1. Simpulan ....................................................................................................... 17
3.2. Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

iii
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan (laut dan
tawar) memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Komoditas perikanan sangat
strategis untuk dikembangkan baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Selain sebagai sumber protein yang relatif murah, sebagai sumber devisa negara
dari sektor non migas, selain hal tersebut kegiatan perikanan berdampak positif
terhadap penyerapan tenaga kerja serta kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.

Menurut Mayyuddin (2008), sistem peredaran darah pada semua organisme


merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel,
jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat
disuplai hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenanya, semua fungsi dari
setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dapat dilihat pada darah.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem peredaran darah dalam tubuh ikan ?
2. Bagaimana komposisi dan fungsi darah ?
3. Bagaimana diagram jantung dan diagram peredaran darah ikan ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah, sebagai berikut:
1. Menganalisis sistem peredaran darah dalam tubuh ikan
2. Menganalisis komposisi dan fungsi darah
3. Menganalisis diagram jantung dan diagram peredaran darah ikan
1.4. Manfaat
Adapun manfaar dari penulisan makalah, seagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem peredaran darah dalam tubuh ikan
2. Untuk mengetahui komposisi dan fungsi darah
3. Untuk mengetahui diagram jantung dan diagram peredaran darah ikan

1
2. PEMBAHASAN

2.1. Sistem Peredaran Darah Ikan

Menurut Mahyuddin (2008), sistem peredaran darah melayani banyak fungsi,


namun secara umum sebagai alat transpor antara lain, transpor oksigen,
karbondioksida, sari-sari makanan, maupun hasil metabolisme. Selama beraktivitas,
peredaran darah akan mengangkut lebih banyak oksigen ke otot, karena tanpa
peningkatan ketersediaan oksigen akan segera menghabiskan sistem energi
anaerobik dan akhirnya menyebabkan keletihan akibat terbentuknya asam laktat.
Hasil-hasil pencernaan ditranspor dari usus ke hati dan sel somatis. Bahan-bahan
asing atau yang tidak dibutuhkan oleh tubuh diangkut ke ginjal dan dikeluarkan
melalui urin, atau dipagositasi.
Menurut Soewolo (2005), sistem peredaran darah ikan disebut peredaran
darah tunggal dan tertutup. Disebut tunggal berarti bahwa darah mengalir dari
jantung ke insang kemudian ke seluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung.
Sedangkan disebut peredaran darah tertutup karenan darah tidak pernah keluar
dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya.
Darah yang kaya akan oksigen memasok bagian kepala melalui arteri carotid, dan
memasok bagian badan melalui percabangan aorta dorsalis.

Gambar 1. Sistem peredaran darah ikan


(Sumber: Google image, 2018)
Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun jantung teleostei terdiri
atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau

2
pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka daerah
dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan
arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya
perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005).
Ada tiga komponen utama dalam sistem peredaran darah yaitu jantung,
pembuluh darah, dan darah.

2.1.1. Jantung

Jantung terletak di bagian posterior lengkung insang. Umumnya terdapat di


belakang insang, di bagian depan rongga badan, dan di atas ithmus. Organ jantung
dilapisi oleh selaput tipis yang disebut perikardium. Kontrol terhadap jantung
didasarkan pada dua mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik
merangsang otot jantung berkontraksi sehingga jantung memompa darah dengan
menguncupkan jantung (pengosongan darah di jantung = sistole) sedangkan
cholinergik menyebabakan relaksasi yaitu pengenduran otot jantung (pengisian
darah ke jantung = diastole). Kedua proses yang saling bertentangan ini
menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya kembali.
Seperti halnya pada organ-organ lain, jantung membutuhkan oksigen. Dalam
hal ini jantung menerima darah yang kaya akan oksigen melalui dua kelompok arteri
koronari, yaitu:
1. Arteri koronari anterior yang berasal dari pembuluh hipobrankial (cabang
bawah dari arteri brankial eferent). Arteri ini memasok konus arteriosus dan
ventrikel.
2. Arteri koronari posterior yang berasal dari arteri korokoid atau dari arteri
subklavian dan masuk ke dalam jantung melalui bagian belakang. Arteri ini
berfungsi untuk memasok darah pada bagian dinding jantung.
Ikan yang relatif sedenter dan lamban bergerak mempunyai bobot jantung
yang kurang dari seperseribu bobot tubuh, sedangkan ikan perenang cepat seperti
tuna sebesar 1,2 per seribu, dan jantung ikan terbang mempunyai bobot 2,1 per
seribu bobot tubuh.

3
2.1.2. Pembuluh Darah

Gambar 2. Pembuluh darah ikan

(Sumber: Google image, 2018)

Ada tiga bentuk pembuluh darah ikan yaitu arteri (pembuluh nadi), vena
(pembuluh balik), dan kapiler. Arteri adalah pembuluh yang dilalui oleh darah yang
berasal dari insang. Vena adalah pembuluh darah yang dilewati oleh darah yang
menuju jantung. Dua pembuluh ini mengalir di sepanjang tubuh ikan. Kapiler adalah
bagian dari percabangan pembuluh darah yang merupakan tempat terjadinya
pertukaran zat (gas dan nutrien) antara darah dengan jaringan atau sel.
2.1.2.1. Sistem Arteri
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh yang dilewati darah yang keluar
dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh.

4
Gambar 3. Penampang pembuluh darah arteri

(Sumber: Google image, 2018)

Pembuluh ini terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima) yang memiliki
lapisan endotelium dan sub-endotelium; media yang mengandung sejumlah otot licin
atau otot polos; dan adventris yang merupakan bagian terluar. Arteri dikelompokkan
berdasarkan posisinya pada tubuh, yaitu arteri brankial, arteri sefalik, arteri pada
bagian badan, dan arteri pada bagian ekor.
1. Arteri Brankial
Arteri brankial adalah arteri yang terletak di sekitar insang.
2. Arteri Sefalik
Arteri sefalik adalah arteri yang terdapat di bagian kepala. Arteri ini meliputi
efferent hioidean, orbital, orbito nasal, pseudobrankial efferent, optalmik, optik,
serebral, mandibular, dan hipobrankial.
3. Arteri pada Bagian Badan dan Ekor
Aorta dorsalis merupakan pembuluh darah utama mengalirkan darah
beroksigen tinggi ke badan dan ekor. Penjuluran ini mengarah ke bagian belakang
hingga ke bagian ekor melalui bagian bawah vertebra. Secara khusus aorta pada
bagian ekor disebut aorta kaudalis.
Percabangan dari aorta dorsalis tersebut antara lain meliputi arteri subklavian,
coeliac, mesentarik, iliac, dan segmenter. Arteri coeliac merupakan arteri yang
berukuran besar dan pendek. Arteri ini paling sedikit terdiri atas dua cabang utama
yang menuju ke organ-organ dalam. Cabang pertama adalah gastro-hepato splenik

5
yang mengirimkan satu cabang ke hati dan kemudian bercabang-cabang dalam
limpa dan dinding lambung. Cabang kedua adalah arteri intestinal anterior, yang
cabang-cabangnya keluar secara mendatar ke dinding bawah usus, lambung, dan
limpa.
Arteri mesenterik muncul di bagian belakang kepala dan percabangannya
menuju gonad dan sisi usus bagian atas. Arteri iliac menuju ke arah belakang,
mengaliri rektum dan kloaka. Arteri segmenter menempel pada aorta dorso-kaudal
dan menyebar ke dalam mioseptum untuk memasok otot bagian ekor.
Percabangannya masuk ke dalam ruas vertebra dan mengaliri duri tulang dan yang
lainnya menuju ke sirip tunggal.
2.1.2.2. Sistem Vena

Gambar 4. Penampang pembuluh darah vena

(Sumber: Google image, 2018)

Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang
lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibandingkan arteri pada ukuran diameter
yang sama. Bagian dalam vena yang mendapat tekanan hidrostatik tinggi umumnya
kaya akan jaringan elastis dan otot polos, serta memiliki klep-klep (lipatan
endotelium yang pada bagian tengahnya mengandung kolagen dan elastik).
Disamping itu dinding vena umumnya dapat berkontraksi secara aktif tidak hanya
untuk mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga menolong
memompakan darah dari dinding ke jantung.
Vena pada bagian kepala seperti vena fasial dan vena orbital, menyatu pada
duktus cuvieri dan dari sini melalui sinus venosus menuju ke jantung. Darah dari

6
ekor berkumpul pada vena kaudalis. Vena kaudal ini berhubungan dengan dua vena
kardinal posterior yang keluar dari sinus venosus. Pertemuan antara vena yang satu
dengan vena lainnya dapat terjadi secara langsung atau melalui perantara suatu
jaringan kapiler yang terletak dalam organ ginjal. Keadaan ini menghasilkan suatu
sistem porte renal. Pertemuan antara vena pada organ hati menghasilkan suatu
sistem porte hepatik. Kedua sistem ini (porte renal dan porte hepatik) menyaring
darah dalam vena sebelum kembali ke jantung. Vena kardinal posterior
berhubungan dengan vena kardinal anterior atau vena jugularis yang membentuk
pengumpul pada bagian badan dari vena sefalik.
2.1.2.3. Sistem Limfatik (Getah Bening)
Getah bening (lymph) dikumpulkan dari semua bagian tubuh oleh suatu sistem
ductus dan sinus berpasangan dan tidak berpasangan yang akhirnya kembali ke
aliran darah utama. Tidak seperti vertebrata yang lebih tinggi, ikan tidak mempunyai
tonjolan limfatik (lymph nodes). Ikan bertulang sejati memiliki pembuluh limfatik
subcutane, submuscular, dan viseral yang betul-betul berbeda dari sistem vena.

2.1.3. Darah

Darah merupakan suspensi berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh


darah. Warna merah ini dapat berubah-ubah, kadang-kadang berwarna merah tua
dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen
dan karbon dioksida yang terkandung di dalamnya.
Darah adalah salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan
pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis
ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan.
Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya (Kuswardhani, 2006).

7
2.2. Organ Pembentuk Darah

Pada ikan jenis Lamprey yang dapat membentuk eritrosit dan sel darah adalah
limpha. Pada golongan elasmobranchi, darah dibentuk oleh submucosa di
esophagus. Selain itu, usus spiral Elasmobranchi dan Dipnhoi dapat membentuk sel
darah putih. Pada ginjal mesonephros juga berfungsi membentuk trombosit. Pada
ikan golongan Lepidosiren, polypodon dan acipencer yang berfungsi membentuk
limfosit dan granulosit adalah jaringan di luar jantung. Tulang rawan cranial pada
golongan ikan Squaliformes dapat membentuk bermacam sel darah putih (Kilawati
dan Arfiati, 2017).

2.2.1. Komposisi dan Fungsi Darah Ikan

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel, dan partikel yang menyerupai
sel yang mengalir dalam arteri, vena, dan kapiler, yang mengirimkan oksigen dan
zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil limbah lainnya
(Mayhoneys, 2008). Darah mengangkut bermacam bahan, termasuk ion anorganik
dan sejumlah senyawa organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein
plasma yang mencapai 2-6 g per 100 ml (Bond, 1979).

Gambar 5. Komponen penyusun darah

(Sumber: Google image, 2018)

Darah tersusun atas plasma dan tersusun atas sel darah. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit, dan trombosit; sedangkan plasma darah mengandung sekitar 90%
air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya.

8
2.2.1.1. Plasma Darah
Plasma adalah cairan bening yang mengandung bagian dari sel-sel darah,
mineral terlarut, hasil serapan dari proses pencernaan, produk sisa jaringan, hasil
sekresi khusus, enzim, antibodi, dan gas-gas terlarut. Plasma darah mengandung
sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya.
Zat tersuspensi berikut mencakup beberapa jenis bahan berikut:
1. Protein plasma, yaitu albumin, glubolin, dan fibrinogen.
2. Sari makanan, yaitu glukosa, monosakurida, asam amino, lipid.
3. Bahan untuk dibuang dari tubuh, antara lain urea dan senyawa hidrogen.
4. Berbagai ion, misalnya natrium, kalium, ulur, fosfat, kalsium, sulfat, dan
senyawa bikarbonat.
Kandungan bahan terlarut dalam suatu larutan termasuk plasma ditunjukkan
oleh penurunan titik bekunya (∆), yang juga suatu ukuran tekanan osmotik. Naiknya
tekanan osmotik cairan tubuh akan meningkatkan kecenderungan air berdifusi
melalui selaput semi-permeabel untuk mengencerkan cairan tersebut. Nilai plasma
ikan air tawar berkisar dari 0,5 oC (Telestoi) sampai 1,0 oC (beberapa ikan
Elasmobranchii), dan ikan laut antara 0,6 o-1,0oC (Telestoi) hingga 2,17oC
(Elasmobranchii laut); sedangkan nilai ∆ air laut adalah 2,08 oC.
Ikan mempunyai kadar protein plasma yang rendah dibandingkan dengan
vertebrata lain yang tingkatnya lebih tinggi. Protein plasma darah ikan adalah
albumin (pengendali tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin
(pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah),
dan ioduroforin (hanya pada ikan, pengikat yodium anorganik).
2.2.1.2. Sel Darah
Sel darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit).
1. Sel darah merah (Eritrosit)

9
Gambar 6. Sel darah merah (Eritrosit)
(Sumber: Google image, 2018)
Sel darah merah berbentuk seperti piringan membulat, cekung pada dua
sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1 per 7.500 milimeter. Komponen
terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan memiliki kemampuan unuk mengikat
oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai dari insang keseluruh jaringan
tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan pembuluh kapiler. Hemoglobin yang
mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah yang menyebabkan eritrosit berwarna
merah cerah (Soewolo, 2005).
Sel darah merah pada ikan berbentuk lonjong dan berinti dengan diameter 7 –
36 mikron (tergantung spesies ikannya). Sel darah merah mengandung beberapa
substansi yaitu glukosa, enzym katalase, enzym karbonik anhydrase, dan garam
organik serta anorganik.
Sel darah merah pada ikan stadia dewasa berbentuk oval dan tipis.
Elasmobranchii mempunyai sel darah merah besar, panjang berkisar 20-27 µ, dan
lebar antara 14-20 µ. Sel darah merah ikan bertulang sejati mempunyai panjang
berkisar 12-14 µ dan lebar 8,5-9,5 µ. Umumnya terdapat hubungan berlawanan
antara ukuran dan jumlah sel darah merah. Ikan yang mempunyai jumlah sel per
mm3 lebih banyak biasanya mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat dalam
eritrosit. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah berkisar antara 20.000 – 3.000.000.
Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada komponen Fe pada
hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam eritrosit. Kemampuan
mengikat oksigen pada tingkat kejenuhan 95%, kandungan besi dalam darah dan

10
jumlah sel darah merah sangat bervariasi bergantung pada stadia hidup, kebiasaan
hidup dan kondisi lingkungan. Jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh musim,
suhu, serta status gizi, dan kesehatan ikan.
Tabel 1. Perbandingan beberapa Sifat Sel Darah Merah Ikan

2. Sel darah putih (Leukosit)


Selain mengandung sel darah merah, darah ikan juga mengandung beberapa
tipe sel darah yang tidak berwarna (sel darah putih atau leukosit). Seluruh tipe sel
darah ini berbentuk lonjong hingga membulat. Jumlah sel darah putih antar spesies
bervariasi antara 20.000-150.000 per mm3.

Gambar 7. Sel darah putih (Leukosit)


(Sumber: Google image, 2018)

Sel darah putih mencakup empat jenis yakni granulosit, trombosit, limfosit, dan
monosit. Berdasarkan reaksi pewarnaannya granulosit terdiri atas neutrofil (paling

11
umum), asidofil (eosinofil), dan basofil (jarang ditemukan pada ikan, kecuali pada
sedikit ikan laut).
Menurut Kilawati dan Arfiati (2017), granulosit bersifat fagosit, terlibat dalam
melawan penyakit, dan meningkat jumlahnya bila ikan terinfeksi oleh bakteri. Dalam
mekanisme sistem pertahanan non-soesifik ikan, granulosit dibutuhkan untu
bertanggung jawab terhadap keberadaan benda asing dalam tubuh, akan tetapi
tidak dapat mengenali antigen secara spesifik. Komposisi granulosit berkisar antara
4-60% dari leukosit ikan dan jumlahnya bervariasi tergantung spesies.
Menurut Kilawati dan Arfiati (2017), Trombosit merupakan precursor dari sel
platelets, yang bersirkulasi dalam darah dan bertanggung jawab dalam pembekuan
darah. Trombosit berukuran kecil dan berjumlah kira-kira setengah dari seluruh
leukosit ikan. Pada mamalia trombosit jarang ditemui dalam sirkulasi, tapi pada ikan
trombosit bersirkulasi dalam darah Trombosit mengandung suatu bahan kimiawi
yang mendorong konversi protrombin menjadi trombin.
Limfosit berbentuk lonjong. Limfosit bervariasi ukurannya. Limfosit membentuk
dua kelompok; kelompok pertama berkaitan dengan pmbentukan antibodi dan
kelompok yang lain berkaitan dengan kekebalan sel. Monosit berbentuk lonjong.
Monosit berperan sebagai makrofagus terhadap partikel asing.
Sebagai salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya, darah mempunyai beberapa fungsi penting sebagai berikut:
1. Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaan makanan ke
seluruh sel-sel tubuh
2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan
transportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
3. Mengangkut zat buangan (sisa metabolisme) dan substansi beracun menuju
hati untuk didetoksifikasi (dinetralkan) atau ke ginjal untuk dibuang
4. Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan target
5. Membantu keseimbangan asam-basa cairan tubuh
6. Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah
7. Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah
8. Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan
sel darah putih.

12
2.2.2. Diagram Jantung

Gambar 8. Diagram jantung ikan


(Sumber: Google image, 2018)

Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian posterior
lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang
tersebut ialah atrium yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding tebal.
Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:

2.2.2.1. Sinus venosus


Ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis, hampir tidak
mengandung jaringan otot. Darah dari seluruh tubuh masuk di sinus venosus melalui
sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus
hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria
yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini
darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain
bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menampung darah dari duktus
cuvieri dan vena hepatika, dan kemudian mengirimkan darah tersebut ke atrium.

2.2.2.2. Atrium
Antara sinus venosus dan atrium terdapat katup yang dinamakan katup
sinuatrial. Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran darah dari sinus venosus ke

13
atrium dan mencegah aliran tersebut berbalik. Atrium adalah ruang tunggal yang
dindingnya relatif tipis, terletak di bagian anterior dari sinus venosus. Atrium relatif
lebih luas daripada sinus venosus. Dinding atrium juga sedikit lebih berotot
dibandingkan sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventrikular
diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup
atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.

2.2.2.3. Ventrikel
Ruang berdinding tebal, berotot, dan kuat. Dinding ini dibentuk oleh dua
lapisan otot yaitu lapisan otot luar yang disebut korteks dan lapisan otot dalam yang
dinamai miokardium spongi. Korteks adalah otot jantung yang relatif tebal dan
sangat berkembang pada spesies ikan yang aktif seperti tuna (Ethynnus pelamis).
Ventrikel menerima darah hanya dari atrium saja dan memompakan darah melalui
aorta ventral ke insang. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui
atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding
tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.

2.2.2.4. Conus Arteriosus


Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak
mempunyai bulbus arteriosus. Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah
tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus
(perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.

Gambar 9. Diagram jantung ikan trout (Teleostei) dan shark (Elasmobranchii)


(Sumber: Google image, 2018)

Menurut Kilawati dan Arfiati (2017), fungsi jantung ikan secara umum adalah
sebagai berikut :

14
1. Memompa darah
2. Menyalurkan darah
3. Menyalurkan mineral, gas, dan juga air dalam darah serta hasil buangan
metabolisme yang berbentuk larutan dan bahan terlarut dalam darah.

2.2.3. Diagram Sistem Peredaran Darah Ikan

Gambar 10. Diagram peredaran darah ikan


(Sumber: Google image, 2018)
Keterangan :
1. Atrium 8. Kepala 15. Hati
2. Ventrikel 9. Vena jugularis 16.Vena hepatica
3. Aorta ventralis 10. Vena cardinal 17. Arteri caudalis
4. Arteri branhialis afferent 11. Aorta dorsalis 18. Arteri renalis
5. Insang 12. Aorta dorsalis 19.Vena portae
renalis
6. Arteri branhialis afferent 13. Usus 20. Ginjal
7. arteri carotid 14.Vena portae hepatica 21. Vena renalis

Menurut Soewolo (2005), sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya
hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta
dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu,
sebagian darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi

15
bilamana tidak semua output cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal
aorta dan pembuluh eferen yang lain.
Menurut Sukiya (2005), dorsal aorta adalah sumber darah terbesar pada
tubuh. Dari sini darah di suplai ke kepala, otot badan, ginjal dan semua organ
pencernaan melalui pembuluh kapiler. Ada tiga rute pengembalian jantung, yakni
pertama, dari otak, darah kembali ke jantung melalui vena cardinal anterior yang
berhubungan dengan vena cardinal anterior yang berhubungan dengan vena
cardinal umum. Di sini, juga bertemu darah dari vena cava posterior, yakni darah
dari vena caudal yang telah melalui sistem renal portal. Kedua, dari organ visceral,
darah kembali ke jantung melalui vena hepatik. Terakhir, dari insang, darah
dikembalikan ke jantung melalui vena branchial.

16
3. PENUTUP

3.1. Simpulan

Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal dan tertutup.
Disebut tunggal berarti bahwa darah mengalir dari jantung ke insang kemudian ke
seluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung. Sedangkan disebut peredaran darah
tertutup karena darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada
hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel, dan partikel yang menyerupai
sel yang mengalir dalam arteri, vena, dan kapiler, yang mengirimkan oksigen dan
zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil limbah lainnya
yang terdiri dari plasma darah dan sel darah.
Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses
fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel, jaringan, maupun
organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai hanya bila
peredaran darah berjalan normal. Ada tiga komponen utama dalam sistem
peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.

3.2. Saran

Saran dan kritik dibutuhkan dalam penyusunan makalah ini baik dari segi isi
maupun penyusunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. dan menambah wawasan pembaca mengenai sistem peredaran darah
pada ikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002. FISIOLOGI
HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.

Kilawati, Y. dan D. Arfiati. 2017. Iktiologi Modern. Malang. UB Press. Hlm.58.

Kuswardani, Y. 2006. Pengaruh pemberian resin lebah terhadap gambaran darah


maskoki (Carassius auratus) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila
[skripsi].Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor

Mahyuddin, Kholis. 2008. Panduan Agrobisnis Lele. Jakarta. Penebar Swadaya.


hlm. 287.

Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY. Bandung: Lubuk Agung.

Soewolo. 2005. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta. Proyek Pembangunan Guru


Sekolah Menengah.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Yogyakarta . Universitas Negeri Yogyakarata.

18

Anda mungkin juga menyukai