Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM KARDIOVASKULER

Disusun oleh :

Siska Rahmawati

02127076

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem
Kadriovaskuler” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem
Kardiovaskuler bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Egeria Dorina Sitorus, S.Kep.,
M.Kes, dan Ibu Ns. Reni Amiati S.Kep selaku dosen Mata Kuliah Ilmu
Biomedik Dasar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 15 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 3

A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler .................................................. 3


B. Anatomi Jantung ............................................................................. 3
C. Letak dan Posisi Jantung ................................................................. 4
D. Ruang Jantung ................................................................................. 5
E. Katup Jantung.................................................................................. 7
F. Lapisan Jantung............................................................................... 9
G. Persyarafan Jantung ........................................................................ 13
H. Sistem Sirkulasi............................................................................... 17
I. Aktifitas Kelistrikan Jantung........................................................... 21

BAB III PENUTUP..................................................................................... 28

A. Kesimpulan ..................................................................................... 28
B. Saran ............................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kardiovaskuler memegang peranan penting dalam homeostatis tubuh.
Kardioaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini
mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah
dan pembuluh darah.

Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah
pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh
dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.

Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah


digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan
hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada
sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi


fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami
berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada
kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena
itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang
berfungsi langsung dalam mengedarkan obatobatan serta oksigenasi dalam
tubuh dalam proses kehidupan.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang sistem kardiovaskuler
2. Mengetahui dan memahami tentang anatomi jantung
3. Mengetahui letak dan posisi jantung
4. Mengetahui dan memahami tentang ruang jantung
5. Mengetahui dan memahami tentang katup jantung
6. Mengetahui dan memahami tentang lapisan jantung
7. Mengetahui dan memahami tentang persyarafan jantung
8. Mengetahui dan memahami tentang sistem sirkulasi
9. Mengetahui dan memahami tentang aktifitas kelistrikan jantung

C. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa membuat para pembaca
mengetahui dan memahami tentang sistem kardiovaskuler dan juga anatomi
fiisiologi jantung sebagai komponen utamanya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler atau sistem peredaran darah merupakan organ sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar


fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri. Organ yang berperan penting
dalam sistem peredaran darah adalah jantung.

B. Anatomi Jantung

Jantung adalah kumpulan otot yang mekanisme kerjanya terdiri dari beberapa
bagian yang bekerja bersama. Organ ini terbagi menjadi beberapa ruang yang
menerima dan mendistribusikan darah untuk mengatur kadar oksigen. Ruang-
ruang ini disertai dengan vena dan arteri yang memiliki fungsinya sendiri-
sendiri. Jika semua bekerja dengan normal, jantung bisa memompa darah
dengan mudah.

3
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan
kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm,
lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200
sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya
jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa
2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.

C. Letak dan Posisi Jantung

Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida
terbalik dengan apeks (puncak) berada di bawah dan basis (alas) berada di
atas. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah
dada, bertumpu pada diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas
processus xiphoideus.

Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III
dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi
kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di
tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-
kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

4
D. Ruang Jantung

Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Di bagian dalam, antar atrium dibatasi oleh septum
interatrial sedangkan antar ventrikel dibatasi oleh septum interventrikularis.
Septum atau sekat ini adalah suatu partisi otot kontinue yang mencegah
percampuran darah dari kedua sisi jantung. Antara atrium kanan dengan
ventrikel kanan dibatasi oleh katup trikuspidalis dan antara atrium kiri dengan
ventrikel kiri dibatasi oleh katup bikuspidalis (katup mitral). Pada pembukaan
antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonaris dibatasi oleh katup
semilunaris pulmonal. Di bagian atas, antara atrium kiri dengan aorta dibatasi
oleh katur semilunaris aorta.

Otot berbentuk khusus seperti kerucut menuju rongga ventrikel yang disebut
dengan otot papilaris. Suatu pita kuat yang menghubungkan antara otot
papilaris dengan katup trikuspidalis disebut dengan korda tendinae.
Berikut fungsi dari masing-masing ruang jantung tersebut yaitu :
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui
vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang
berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kanan menerima darah de-
oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh

5
bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah).
Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan
otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi
seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan
dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen
dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri dan sel anjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena
paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan
melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri
3. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah
de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri
paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah.
Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel
kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan
katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
4. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
seluruh tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang
mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati
katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah
ventrikel penuh, dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri,
menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral
mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup
aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh
tubuh.

6
E. Katup Jantung

Katup jantung adalah struktur jantung yang terdiri dari jaringan ikat dan
endokardium (lapisan dalam jantung). Fungsi utama dari katup jantung adalah
memastikan darah mengalir ke arah yang benar. Secara garis besar katup
jantung terbagi menjadi dua bagian seperti berikut.

1. Katup atrioventrikular : Bagian jantung ini terletak di antara atrium dan


ventrikel. Katup ini akan menutup selama awal kontraksi ventrikel (sistol)
dan menghasilkan suara jantung pertama. Pada bagian ini terbagi lagi
menjadi dua katup.
a. Katup trikuspid
Struktur jantung ini terletak di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan, yaitu pada lubang atrioventrikular kanan. Katup trikuspid
terdiri dari tiga flaps (cusp), yaitu anterior, septal, dan posterior.
Cusp sendiri merupakan lipatan jaringan yang kuat dan tipis berupa
selebaran. Setiap dasar cusp terikat dengan cincin fibrosa yang kuat.

Flaps pada katup ini dapat membuka untuk membiarkan darah


bergerak maju melalui jantung selama setengah denyut jantung dan
menutup agar darah tidak mengalir mundur selama setengah denyut.
Nah, fungsi katup jantung trikuspid adalah mengatur aliran darah
antara atrium kanan dan ventrikel kanan.

7
b. Katup mitral
Bagian katup ini terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri,
tepatnya pada muara atrioventrikular kiri. Katup ini juga dikenal
dengan sebutan katup bikuspid, karena memiliki dua flaps, yakni
anterior dan posterior. Sama seperti katup trikuspid, dasar setiap
cusp terikat dengan cincin fibrosa kuat yang disebut anulus.

Fungsi katup jantung mitral adalah memungkinkan darah yang kaya


oksigen dari paru-paru Anda lewat dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
Baik katup trikuspid maupun katup mitral memiliki penyangga
berupa perlekatan tali fibrosa (chordae tendineae) pada tepi bebas
cusp katup. Chordae tendineae juga melekat pada otot papiler yang
terletak di permukaan interior ventrikel. Otot-otot ini berkontraksi
selama sistol ventrikel untuk mencegah prolaps selebaran katup
mitral ke atrium.

Total ada lima otot papiler; tiga terletak di ventrikel kanan yang
mendukung katup trikuspid, dan sisanya terletak di dalam vnetrikel
kiri yang membantu kerja katup mitral.

2. Katup Semilunar : Selanjutnya, katup semilunar yang terletak di antara ventrikel


dan pembuluh yang membawah darah keluar jantung. Katup ini menutup saat
ventrikel melakukan relaksasi (diastol) dan menghasilkan bunyi jantung kedua.
Katup ini terbagi ke dalam dua jenis yakni pulmonal dan aorta.
a. Katup pulmonal
Struktur jantung ini berada di antara ventrikel kanan dan batang paru
(lubang paru). Katup pulmonal terdiri dari selebaran kiri, kanan, dan
anterior. Sisi masing-masing selebaran katup menempel pada dinding
pembuluh yang mengalirkan darah keluar, yang sedikit melebar untuk
membentuk sinus.
Fungsi dari katup jantung pulmonal yaitu mengontrol aliran darah dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, yang membawa darah ke paru-
paru Anda untuk mengambil oksigen.

8
b. Katup aorta
Bagian jantung ini terletak di antara ventrikel kiri dan aorta asendens
(lubang aorta). Katup aorta terdiri dari tiga selebaran kiri, kanan, dan
posterior.

Fungsi dari katup aorta adalah membuka jalan bagi darah yang kaya
oksigen untuk mengalir dari ventrikel kiri ke aorta, arteri terbesar tubuh
Anda. Saat darah mundur selama diastol ventrikel, katup mengisi sinus
aorta dan memasuki arteri koroner untuk mensuplai miokardium, yakni
sel-sel pada otot jantung).

F. Lapisan Jantung

1. Epikardium
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,tersusun dari lapisan
sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium
terdapat pericardium.

Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan


selaput yang membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa
dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai
pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium.

9
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang dibentuk oleh
lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana serosa
yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung
serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal.
Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan
corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung.

Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada


tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium
juga berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari
jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast,
makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium.

Epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas


jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang
terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens
dinamakan arteri coronaria.

2. Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri
koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri
sirkumfleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial
node, ventrikal kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena
koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersikulasi langsung
ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung
yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk memompa
darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
a. Bundalan otot atria,susunanya sangat tipis,kurang teratur serabut-
serabutnya, dan disusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup
kedua atria serabut luar dan paling nyata. Di bagian depan atria,

10
beberapa serabut masuk kedalam septum atrioventrikular. Lapisan
dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini terdapat
dibagian kiri atau kanan dan basis cordis yang membentuk serambi
atau aurikula cordis
b. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang
dimulai dari cincin atrio ventrikuler sampai di apek jantung.
c. Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisah
antara serambi dan bilik jantung(atrium dan ventrikal).

Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang


lainnya.Serabut otot yang tersusun dalam berkas – berkas spiral melapisi
ruang jantung. Kontraksi miokardium “menekan” darah keluar ruang
menuju arteri besar. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah
dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu
kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang
lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.

Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab


atas kemampuan kontraksi jantung. Ketebalannya beragam paling tipis
pada kedua atrium dan yang paling tebal di ventrikel kiri. Miocardium
atrium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-berkas serabut otot jantung
yang merupakan sisa-sisa semasa embrio diketemukan sebagai tonjolan-
tonjolan di permukaan dalam sebagai trabeculae carneae. Serabut elastis
di antara serabut otot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedang di
dinding atrium terdapat lebih banyak serabut elastisnya.

Jaringan pengikat di antara berkas-berkas otot jantung banyak


mengandung serabut retikuler. Miokardium terdiri atas otot jantung yang
melanjutkan diri ke epikardium dan endokardium. Elemen elastis hanya
sedikit ditemukan pada ventrikel kecuali pada tunika adventitia vasa yang
besar. Pada arteri terdapat jala serabut elastis yang berjalan kesegala arah
diantara otot dan melanjutkan diri ke lapisan serabut elastis pada
epikardium dan endokardium dan pada dinding vena yang besar.

11
Diantara otot jantung ditemukan fibril retikuler. Didalam miokardium
terdapat juga vasa, nervi dan ujung serabut purkinje.

Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat


yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan
ujung ke ujungpada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus
interkalatus (intercalated disk). Didalam sebuah diskus interkalatus
terdapat dua jenis pertautan membrane: desmoson dan gap junction.
Desmosom, sejinis kaut lekat yang secara mekanis menyatukan sel-sel,
banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung yang saling mendapat
tekanan mekanis.

Pada interval tertentu disepanjang diskus interkaltus, kedua membrane


berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap junction, yaitu
daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan memungkinkan
potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.

3. Endokardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung.
Endocardium terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang
melapisi permukaan rongga jantung. Lapisan endokardium atrium
jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung. Sebaliknya untuk lapisan
miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium lebih tebal
dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung
lebih tebal dibanding ventrikel kanan.

Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang


menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang
membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium)
diliputi oleh membrane yang mengilat dan terdiri dari jaringan endotel
atau selaput lender yang licin (endokardium) kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava.

12
Di bagian ini terdapat bundelan otot parallel yang berjalan ke depan
Krista. Ke arah aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat
sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula
vena kava inverior yang berjalan di depan muara vena inverior menuju ke
sebelah tepid an disebut vossa ovalis. Diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

G. Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan system saraf


antonom melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus
simpatikus bagian servikal dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal
dari n. vagus. Serabut eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis
dan nodus atrionventrikularis yang tersebar kebagian jantung yang lain.
Serabut eferen berjalan bersama nervus vagus dan berperan sebagai reflex
kardiovaskular yang berjaln bersama saraf simpatis.

System kardiovaskular banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut system


syaraf otonom. System syaraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ;
system parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan

13
bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut
jantung. Contohnya, stimulasi system simpatis bisanya disertai oleh hambatan
system parasimpatis. Sebaliknya stimulasi parasimpatis dan hambatan
simpatis merupakan dua kejadian yang terjadi serentak. Kerja yang bertolak
belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh system saraf otot.

Baroreseptor / presoreseptor, terletak dilengkung aorta dan sinus karotikus.


Reseptor ini peka sekali terhadap perubahan dinding pembuluh darah akibat
perubahn tekanan arteri. Kemoreseptor yag terletak dalam badan karotis dan
aorta, terangsang melalui penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan
tekanan karbondioksida dan peningkatan kadar ion hydrogen (penurunan pH
darah). Apabila reseptor terangsang akan timbul dua jenis respons refleks:
peningkatan kecepatan denyut jantung (reflex Bainbridge) dan dieresis, yang
menyebabkan penurunan volume.

Jalur aferen dalam nervus vagus dan glosofaringeus membawa impuls dari
reseptor ke otak. Pusat vasomotor atau pusat pengaturan kardioaskular
terletak pda bagian atas medulla oblongata dan pons bagian bawah. Pusat
kardioregulator ini menerima impuls dari baroresesptor dan kemoreseptor,
dan meneruskanya kejantung dan pembuluh darah melalui serabut syaraf
parasimpatis dan simpatis.

Pusat-pusat otak yang lebih tinggi seperti korteks serebri dan hipotalamus
juga dpat mempengaruhi aktivitas saraf otonom melalui medulla oblongata.
Reseptor terletak pada system penghantar jantung, miokardium dan otot polos
pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah denyut jantung,
kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi mokardium dan diameter
pembuluh darah.

Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otat atrium, dan


nodus AV melalui nervus vagus. Serabut parasimpatis juga meluas sampai ke
otot ventrikal, tetapi jalur ini tampaknya kurang memiliki makna.
Serabut simpatis menyebar keseluruh system konduksi dan miokardium, juga
pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergikjuga

14
menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medulla
adrenal.

Respons jatung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan


norepinefrin dan epinefrin ke reseptoradrenergik tertentu: reseptor alfa
terletak pada sel-sel otot polos embuluh darah,menyebabkan terjadinya
vasokonstriksi dan reseptor beta yang terletak pada nodus AV, nodus SA, dan
miokardium, menyeabkan peningktan denyut jantung, peningkatan kecepatan
hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium,
stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi.

Hubungan system saraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan


tekanan darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai
kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteria dapat ditinggikan melalui
rangsangan pada saraf simpatis dan hambatan pada saraf parasimpatis. Hal ini
dapat menigkatkan kecepatan denyut jantung, meningkatkan kekuatn
kontraksi, dan vasokonstriksi.
1. Saraf Pengontrol Jantung
Walaupun jantung dapat berdenyut sendiri dan mengatur kecepatan dan
kekuatan dari denyutanya terhadap sejumlah darah yang memasuki
jantung mempunyai dua saraf yang mengontrol fungsi nodus SA dan
menyiapkan jantung bila terjadi perubahan keadaan. Serat simpatis
menjalar dari ganglia pada bagian servikal dari trunkus simpatis dan
mengirimkan impuls yang menstimulus nodus SA kedalam aktvitas yang
lebih cepat dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Serat parasimpatis
mencapai jantung melalui percabang nervus vagus (saraf cranial ke-X)
dan mengirimkan impuls yang melambatkan nodus SA dan mengurangi
kekuatan kontraksi. Pusat saraf tertinggi yang terlibat adalah : kortek
serebral, hipotalamus. Pusat jantung pada medulla oblongata terdiri dari :
 Pusat inhibitor jantung
Pengaruh frekuensi jantung pada fungsi jantung sebagai pompa
pada umumnya, semakin banyak jantung berdenyut per menit,
semakin banyak darah yang dapat dipompa, tetapi banyak

15
pembatasan penting. Misalnya waktu frekuensi jantung meningkat
diatas tingkat kritis, kekuatan jantung itu sendiri menurun mungkin
karena penggunaan zat-zat metabolik yang berlebihan pada otot
jantung.

Selain itu, periode diastole antara kontraksi-kontraksi sedikit


berkurang sehingga darah tidak mempunyai waktu untuk mengalir
secara adekuat dari atrium kedalam ventrikel. Berdasarkan alasan
ini bila frekuensi jantung secara arti visial ditingkatkan dengan
perangsangan listrik, jantung mempunyai puncak kemampuaan
untuk memompa darah dalam jumlah besar pada frekuensi jantung
antara 100 dan 150 denyutan per menit.

Pengaturan syaraf pada kekuatan kontraksi jantung. Kedua atrium


secara khusus dipsyarafi baik dari syaraf simpatis dan parasimpatis
dalam jumlah besar, tetapi vemtrikel terutama dipersyarafi oleh
syaraf simpatis dan serabut-serabut parasimpatis yang jauh lebih
sedikit.

Pada umumnya, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan


kontraksi otot jantung, sedangkan perangsangan parasimpatis
menurunkan kekuatan kontraksi. Dalam keadaan normal, serabut
syaraf simpatis yang menuju ke jantung secar terus menuerus
merangsang dengan frekuensi rendah yang mempertahankan
kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 20 % diatas kekuatan
kontaraksinya tanpa perangsangan simpatis sama ksekali. Oleh
karena itu, salah satu cara dimana sistem syaraf dapat menurunkan
kekuatan kontraksi ventrikel adalah memperlambat atau
menghentikan penyebaran impuls simpatis kejantung.

Sebaiknya, perangsangan simpatis maksimal dapat meningkatkan


kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 100% lebih besar dari normal.
Perangsangan parasimpatis maksimum pada jantung menurunkan

16
kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 30%. Jadi, efek
parasimpatisrelatif kecil dibandingkan dengan efek simpatis.

H. Sistem Sirkulasi

1. Sirkulasi paru

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke
atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah
tersebut telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang
miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup
trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri
pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa
darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru.

Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar


sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah
kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau
mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa yang
memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.

17
2. Sirkulasi sistemik

Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik


pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh
kecuali paru melalui arteri besar yang membawa darah menjauhi
ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan
mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan
akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk
menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk
CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke
dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O 2 dan
mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan
memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang
siklus yang sama setiap saat.

Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama.
Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi
jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen
tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru
adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan
sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi
yang tinggi.

18
Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah
dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar
karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan
resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih
tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang
lebih kuat.

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke
atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah
memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian
rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong
katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong
katup menutup.

3. Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi


otot jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh
permukaan epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke
miokardium melalui cabang-cabang intermiokardial yang kecil-kecil.
Untuk dapat mengetahui akibat penyakit jantung koroner, maka kita
harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria koronaria ke otot
jantung dan system konduksi. Jantung menerima O2 melalui arteri
koronaria .

19
4. Sirkulasi darah

Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan


dengan perdaran darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa.
Keistimewaan perdaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan
zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu.

Hal ini dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut ini :

a. Foramen ovale : lubang diantara atrium deksra dan atrium


sinistra. Lubang ini akan tertutup sesudah bayi lahir.
b. Dustus ateriosus botalli : pebulu darah yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta.
c. Duktus vonosus : pembuluh darah yang menghubungkan
umbilikalis dengan vena cava inverior
d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai
jonjot mengandung pembulu darah yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran zat, dimana zat yang di perlukan akan
diambil dari darah ibu dan yang tidak berguna akan
dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu kedelapan
yang menempel pada endometriumdan terikat kuat sampai bayi
lahir.
Fungsi plasenta :
 Menyediakan makanan untuk janin dalam kandungan
yang di ambil dari darah ibu,

20
 Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan
oksigen pada janin dalam kandungan,
 Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
 Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam
janin.
e. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah
dari plasenta ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh
vena umbilikasis banyak mengandung zat makanan dan
oksigen .
f. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin

I. Aktivitas Listrik Jantung (Sistem Konduksi)

1. Nodus sinoatrium adalah pemacu jantung normal.


Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi
yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai
otoritmisitas
Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung :
a. Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel
kontraktif, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel
pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilakan sendiri
potensial aksi.
b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk
kontraksi sel-sel pekerja.

21
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap
berada pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila
dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat.
Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity),
yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau
bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada
saat membrane mengalami potensial aksi (lihat gambar 13). Melalui
siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang
tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi,
yang kemudia menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut
secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan


dilokasi-lokasi berikut ini :

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium


kanan dekat lubang (muara) vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot
jantung khusus didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas
peraturan atrium dan ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus
yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk
berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum,
melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik
ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari
berkas his dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel
seperti ranting-ranting pohon.

22
Pada perbandingan dua sel otoritmik, sel A memiliki kecepatan
dipolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai
ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari
pada sel B. sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan
potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul
disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke
seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus.

Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan
kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit,
menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal
sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik
lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena
mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA
sebelum mereka mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih
lambat.

Analogi berikut memperlihatkan bagaimana nodus SA mendorong bagian


jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah kereta
terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang
mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus
ditarik agar dapat bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat
berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus AV) 50 mil/jam dan
lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam.

23
Apabila seluruh gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu
berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainya
dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat akan
tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan
demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang
lebih lambat selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan
puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik),
yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan
apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka.

Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus
SA), lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan
kereta akan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus
SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu
Jaringan otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat
mengambil alih, walaupun dengan keceptan yang lebih rendah, apabila
pemacu normal tidak bekerja.

Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium


akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan
ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih
tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel
otoritmik ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan
dengan rusaknya lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga lokomotif
utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan
gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70
mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30
mil/jam.

Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total (complete
heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan
ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30
kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai
pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan

24
dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan
nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial
pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan
inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium
maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.

2. Penyebaran eksitasi jantung dikoordianasi untuk memastikan agar


pemompa efisien
Agar jantung berfungsi secara efisien, penyebaran eksitasi harus
mempunyai tiga criteria :
a. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi
ventrikel dimulai.
b. Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk
memastikan bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai satu-
kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien.
c. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional
harus terkoordinasi, sehingga kedua anggota p[asangan tersebut
berkontraksi secara simultan.

3. Eksitasi atrium
Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar
ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu,
beberapa jalur penghantar khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat
penghantar inpuls melalui atrium :
a. Jalur antaratrium berjalan dari nodus SA di dalam atrium kanan ke
atrium kiri. Karena adanya jalur ini, gelombang eksitasi dapat
menyebar melintasi gap junction diseluruh atrium kiri pada saat
yang sama dengan penyebara eksitasi di atrium kanan. Hal ini
memastikan bahwa kedua atrium mengalami depolarisasi untuk
berkontraksi sedikit banyak secara simultan.
b. Jalur antarnodus berjalan dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV
adalah satu-satunya titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel
dengan kata lain karena atrium dan ventrikel secara structural

25
dihubungkan oleh jaringan ikat yang tidak menghantarkan listrik,
satu-satunya cara agar potensial aksi dapat menyebar ke ventrikel
adalah dengan melawati nodus AV. Jalur penghantar antarnodus
mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus
SA ke nodus Av untuk memastikan kontraksi sekuensial ventrikel
setelah kontraksi atrium.

4. Transmisi antara atrium dan ventrikel


Potensial aksi relative lebih lamabat melalui nodus AV. Kelambanan ini
menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisisn
ventrikel sempurna impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambat an nodus
AV, AV noday delay) yang memungkinkan atrium mengalami
depolarisasi sempurana dan berkontraksi , mengosongkan isi mereka ke
dalam ventrikel, sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.

5. Eksitasi ventrikel
Setelah perlambatan tersebut, impuls dengan cepat berjalalan melalui
berkash his dan keseluruh miokardium ventrikel melalui serabut-serabut
purkinje.

System penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting dari


pada jalur penghantar antaratrium dan antar nodus. Karena masa
ventrikel jauh lebih besar dari pada masa atrium harus terdapat system
penghantar yang cepat untuk segera menyebarkan eksitesi di ventrikel.
Jika proses depolarisasi ventrikel keseluruhan bergantung pada
penyebaran impuls sel ke sel melalui gap junction, jaringan ventrikel
yang berdekatan dengan nodus AV akan tereksitasi dan berkontraksi
sebelum impuls sampai ke apeks jantung. Hal ini tentu saja menyebabkan
pemompaan tidak efektif.

Perambatan potensial aksi secara cepat melalui berkas his dan


pendistribusianya secara difus dan cepat keseluruh jaringan purkinje
menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium ventrikel di kedua bilik

26
hamper terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa kontraksi
yang terjadi adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara
efisien menyemprotkan darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada
saat yang sama.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan nagian dari sistem sirkulasi yang berfungsi
untuk transpor yang diperlukan tubuh dan tidak diperlukan tubuh,
mempertahankan suhu tubuh, perlindungan, dan mempertahankan pH darah.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah yang
memegang peranan yang sangat vital. Jantung telah aktif dalam masa janin
ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan proses sirkulasi melalui
plasenta.

B. Saran
Dari pemaparan di atas, penulis memberikan saran agar ilmu kesehatan
maupun ilmu alam lainnya penting sekali untuk dimengerti. Diharapkan
setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami tentang sistem
kardiovaskuler.

28
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian dan Penjelasan Sistem Kardiovaskuler. (2015, Agustus 23). Dipetik November
16, 2021, dari sainsmini.blogspot.com:
https://sainsmini.blogspot.com/2015/08/pengertian-dan-penjelasan-
sistem.html?m=1

Nevy. (2021, 11 1). Kenali Struktur Anatomi Jantung Beserta Cara Kerjanya. Dipetik 11
16, 2021, dari orami.co.id:
https://www.google.com/amp/s/www.orami.co.id/magazine/amp/anatomi-
jantung/

Puji, A. (2021, September 23). Mengenal Fungsi Katup Jantung dan Masalah
Kesehatannya. Dipetik November 16, 2021, dari hellosehat.com:
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/jantung/katup-jantung/fungsi-
katup-jantung/%3famp=1

Shalehhah, A. (2019, November 8). Anatomi Bentuk dan Letak Jantung. Dipetik
November 16, 2021, dari scribd.com:
https://www.scribd.com/document/421158196/Anatomi-Bentuk-Dan-Letak-
Jantung

Tamin, R. (2021, April 14). Menilik Anatomi Jantung dan Cara Kerjanya. Dipetik
November 16, 2021, dari alodokter.com: https://www.alodokter.com/menilik-
anatomi-jantung-dan-cara-kerjanya

Tufiqullah. (2020, Juni 18). Sistem Syaraf Jantung. Dipetik November 16, 2021, dari
tneutron.net: https://www.tneutron.net/blogs/sistem-syaraf-jantung/

W, K. D. (2015, September 26). Makalah Kardiovaskuler. Dipetik November 26, 2021,


dari scribd.com: https://www.scribd.com/document/171128321/makalah-
kardiovaskuler

29

Anda mungkin juga menyukai