Anda di halaman 1dari 11

SISKA RAHMAWATI

KELOMPOK 2

PENERAPAN PANCASILA DALAM KEPERAWATAN

Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat
harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia.

Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus
dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan
memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa
menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien.

Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan
menghargai di antara keduanya.

Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam


menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para
perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan
perawatan.

Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan
seksama. Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti
saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah – pisahkan.

Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik
rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat / kesan dari masyarakat umum.
Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti
perawat dan pegawai – pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang
teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala
jabatan, termasuk jabatan perawat.
BUDAYA ISI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

1. Hakikat Pancasila
a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan Hidup Bangsa berisikan :


(1) Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan.
(2) Pikiran – pikiran dan gagasan – gagasan yang mendalam mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa itu.

Pandangan Hidup Bangsa adalah kristalisasi nilai – nilai yang dimiliki bangsa itu :
(1) Merupakan pedoman, pegangan dalam menghadapi setiap masalah.
(2) Diyakini kebenarannya.
(3) Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

Suatu bangsa memerlukan pandangan hidup karena :


(1) Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa itu.
(2) Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu.
(3) Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta bagaimana bangsa itu
memecahkan masalah – masalah yang timbul dalam gerak masyrakat yang makin
maju, meliputi :
(a) Masalah politik
(b) Masalah ekonomi
(c) Masalah sosial budaya
(d) Masalah pertahanan keamanan
(4) Untuk dipakai sebagai pedoman dalam membangun dirinya.

b. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan melalui
proses yang panjang didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dengan melihat
pengalaman bangsa – bangsa lain dengan diilhami oleh gagasan – gagasan besar
dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan – gagasan besar bangsa
sendiri.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,
maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup kenegaraan. Hal ini
tampak dalam sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda,
yaitu dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah konstitusi
RIS 1949, dan Mukadimah Undang Undang Dasar Sementara 1950, Pancasila tetap
tercantum di dalamnya.
Pancasila menjadi pegangan bersama pada saat – saat terjadinya krisis nasional
dan ancaman terhadap eksistensinya bangsa kita, itu merupakan bukti sejarah
bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia dan seluruh
rakyat Indonesia sebagai dasar kerohanian negara, dan sebagai Dasar Negara.
Oleh karenanya yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati
dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Pancasila merupakan satu
kesatuan yang bulat dan utuh karena masing – masing sila dari Pancasila tidak dapat
dipahami dan diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila – sila ainnya.
Memahami atau memberi arti setiap sila secara terpisah dari sila – sila lainnya akan
menimbulkan pengertian yang keliru dan salah tentang Pancasila.

c. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Pancasila merupakan sumber tertib hukum dan dasar negara. Segala peraturan
yang ada, harus bersumber dan tidak boleh menyimpang dan bertentangan dengan
Pancasila. Dalam ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa sumber
tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita – cita
hukum serta cita – cita moral hokum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak
dari bangsa Indonesia, yang sekarang menjadi dasar Negara Indonesia yakni
Pancasila. Jadi jelaslah bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala peraturan
perundangan yang ada maupun yang akan dikeluarkan di dalam Negara Indonesia,
apakah Undang Undang Dasar, undang–undang atau peraturan pelaksanannya.

2. Memahami dan Menghayati Nilai – Nilai Pancasila


Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai – nilai yang diyakini
kebenarannya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam segala perilaku hidup
dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi Bangsa Indonesia
kristalisasi nilai – nilai tersebut adalah yang terdapat di dalam Pancasila, dimana
sila Ketuhanan merupakan nilai inti dan nilai sumber untuk nilai – nilai yang terdapat
dalam sila – sila lainnya.
Nilai Ketuhanan yang merupakan nilai inti dan nilai sumber akan dapat
memberikan upaya dan usaha manusia dalam :
a. Investasi nilai
b. Filter tindakan manusia
c. Memberikan kendali bagi manusia
d. Sebagai pengarah pada manusia
e. Sebagai pendorong bagi manusia

PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN


Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita – cita adat dan
kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya.
1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.
Seringkali perawat diajukan pertanyaan – pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi
penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang
tidak mempunyai harapan sembuh.

SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK


Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan untuk
mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi perawat yang baik.
Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan dalam
lapangan pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan
manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi
dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat.
Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan
batin bagi orang-orang yang memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara
langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita
dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila
penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus
dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada penderita.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-
syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan
perawatan pada penderita.
2. Mempunyai rasa kasih sayang.
3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit
kerjanya
5. Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup
menjalankan pekerjaannya.

PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM MENJALANKAN


TUGASNYA.
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para
anggota suatu masyarakat tertentu sebagai “yang salah” atau “yang benar” ( Berkowit
Z,1964 ).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan.
Akan tetapi tidak semua penilaian tentang “baik” dan “benar” itu merupakan
pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap
kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis / bijak.
Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai
moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip
moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak,
namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang
dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori prinsip diantaranya :
Kebijakan ( dan realisasi diri )
Kesejahteraan orang lain
Penghormatan terhadap otoritas
Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi
terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin
hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu
membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan
perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan
pasien.

Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya
dalam sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat
melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum
Tuhan sudah menanti disana
( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien
sebagai mana mestinya.

2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )


Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam
menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien,
baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien.

SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN.


Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia. Keadaan
sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran, perasaan,
kemauan dan ilham / intuisinya.
Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat
memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga ia dapat memastikan mana yang baik dan
mana yang tidak baik.

Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh :
a. Keluhuran budi manusia
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran. Dalam
dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam kelakuan
dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya
diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat yang tidak baik
akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit penderita kepada orang lain /
penderita itu sendiri mengetahui penyakitnya yang sebenarnya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata –
kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita dan penyakitnya. Hal
ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.

 Implementasi Sila-Sila Dalam Keperawatan


A.  Ketuhanan Yang Maha Esa.

           Sebagai seorang perawat tentu harus menjungjung tinggi kebebasan beragama


bagi klien. Pengamalan pancasila sila pertama tentu wajib dilakukan oleh seorang
perawat. Hal itu dikarenakan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui adanya
lima kepercayaan atau agama. Maka sudah tentu sebagai seorang perawat harus bisa
menghargai dan menghormati pasien atau klien  yang berbeda kepercayaan.

            Selain itu, seorang perawat yang baik juga harus bisa menagamlkan nilai-nilai
keagamaan dalam menjalankan profesi keperawatannya seperti dalam tata kelakuan
yang sesui norma agama. Implentasi dari sila pertama antara lain :

1.      Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.


2.   Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sholat sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan.
3.      Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
masing-masing jika antara perawat maupun dokter berbeda keyakinan dengan pasien.

Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.


Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Sila kedua ini
mengandung arti bagi profesi keperawatan yaitu seorang perawat harus bersikap adil
terhadap klien. Memiliki rasa cinta dalam hartiaan sayang terhadap klien, serta tidak
membeda-bedakan klien dalam melakukan perawatan. Dengan keanekaragaman
budaya serta suku bangsa, seorang perawat dalam menjalankan tugasnya tentu akan
menghadapi klien yang berbeda-beda. Sangat jelas bahwa seorang perawat harus adil
dan menangani klien dengan penuh tanggung jawab serta tidak dengan semena-mena.
Implementasi dari sila kedua antara lain :
1.      Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien.
2.       Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dengan tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.
3.      Perawat merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap tenggang rasa dan
tepa selira.
4.      Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak pasien,
sehingga pasien merasa aman dan nyaman.
 Persatuan Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku bangsa,
budaya dan lain-lain. Dengan keanekaragaman tersebut menimbulkan masyarakat
yang berbeda-beda, dalam profesi perawat justru akan berbaur dengan tenaga
kesehatan yang lainnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai pandangan antara tenaga
kesehatan yang satu dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Seorang perawat akan
dihadapkan dengan berbagai profesi yang akan menunjang profesinya untuk
kesembuhan bagi klien. Maka, implementasi dari sila ketiga jelas harus dilakukan
oleh seorang perawat. Hal ini dimaksudkan agar klien dapat merasakan kenyamanan
dan cepat dalam memperoleh kesehatan. Seorang perawat tidak boleh mementingkan
diri pribadi, kelompok ataupun ras. Seorang perawat yang baik harus mementingkan
kesehatan klien baik berbeda agama, ras dan suku bangsa.

Implementasi dari sila ketiga antara lain :


1.      Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
2.       Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan pribadi.
3.      Perawat harus menjalin hubungan baik terhadap sesama perawat lain, staf kesehatan
lainnya, pasien dan keluarga agar tidak terjadi konflik yang menimbulkan perpecahan.
4.      Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
5.      Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
6.      Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
7.      Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
8.      Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
9.      Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
10.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
D .Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawataran/Perwakilan.
Dalam sila keempat memiliki arti yang lebih luas. Akan tetapi, dalam profesi
perawat akan terlihat jelas bahwa dalam pelaksanaan keperawatan terhadap klien.
Seorang perawat harus bisa dipimpin dan bekerja secara tim. Selain itu, sebelum
melaksanakan tindakan kepada klien harus terlebih dahulu melakukan musyawarah
dengan keluarga klien serta tenaga medis lainnya. Hal ini, dimaksudkan agar tercipta
proses pelayanan kesehatan yang baik bagi klien. Implementasi sila keempat antara
lain :
1.      Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat hendaknya
mengutamakan musyawarah  dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengambil
keputusan.
2.      Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
3.      Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal
pasien dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti
soal perawatan pasien, meskipun orang tersebut keluarga pasien sendiri.
4.      Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
5.      Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

E. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima dalam profesi keperawatan memiliki arti bahwa seorang perawat
harus bersikap adil dan merata terhadap seluruh rakyat indonesia. Hal ini,
mengandung pengertian bahwa seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
bersikap sama dan tidak membeda-bedakan antara klien yang satu dan klien yang
lainnya. Seorang perawat juga harus mampu mementingkan keselamatan klien dan
juga keselamatan bagi dirinya sendiri. Seorang perawat harus mampu
menyeimbangkan antara hak dan kewajiban klien. Implementasi dari sila kelima
antara lain :
1.      Mengembangkan sikap adil dan keseimbangan antara hak dan kewajiban terhadap
semua pasien.
2.      Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter serta tim
paramedis dan medis lainnya.
3.      Antara hak dan kewajibannya perlu diseimbangkan. Lebih mementingkan
keselamatan pasien tapi tidak mengabaikan keselamatan perawat itu sendiri.
4.      Perawat mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten
serta tepat dalam bertindak.
5.      Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
6.      Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Anda mungkin juga menyukai