Disusun oleh :
Siska Rahmawati
(02127076)
JAKARTA
2022
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Disusun dalam rangka menyelesaikan tugas ujian akhir semester mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan pada Program Studi D3 Keperawatan Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya
Disusun oleh :
Siska Rahmawati
(02127076)
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Trend &
Issue Dalam Keperawatan Terkait Revolusi Industri 5.0” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang trend & issue dalam keperawatan terkait revolusi industri 5.0 bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Labora Sitinjak, SKp.,
M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, teknlogi yang dibuat oleh manusia
semakin berkembang. Salah satunya ialah Society 5.0 yang digagas oleh
negara Jepang. Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu
pengetahuan yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia
dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri
baru saja diresmikan 2 tahun yang lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat
sebagai revolusi atas revolusi industri 4.0.
Konsep revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak
memiliki perbedaan yang jauh, akan tetapi konsep Society lebih focus pada
konteks terhadap manusia. Jika revolusi industri menggunakan AI, dan
kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya sedangkan Society 5.0
menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai
komponen utamanya.
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep
yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah pada
saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0
adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Society
3.0 : sudah memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah mulai
menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society 4.0:
manusia sudah mengenal computer hingga internet dan Society 5.0 era dimana
semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya
digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani
kehidupan.
Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang
mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi
dikemudian hari. Memang rasanya sulit dilakukan di negara berkembang
seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan karena saat ini
1
negara Jepang sudah membuktikannya sebagai negara dengan teknologi yang
paling maju.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa
masalah penting sebagai berikut:
1. Apa definisi dari revolusi 5.0?
2. Apa saja bentuk-bentuk trend & issue dalam era revolusi industri 5.0?
3. Apa manfaat revolusi industri 5.0 dalam keperawatan?
4. Apa saja faktor yang memengaruhi trend & issue keperawatan pada era
revolusi industri 5.0?
5. Bagaimana peran perawat dalam era revolusi 5.0?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas dapat di ambil beberapa tujuan,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui definisi revolusi 5.0
2. Untuk mengetahui bentuk bentuk trend & issue dalam era revolusi industri
5.0
3. Untuk mengetahui manfaat revolusi industri 5.0 dalam keperawatan
4. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi trend & issue keperawatan
pada era revolusi industri 5.0
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam era revolusi 5.0
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membuktikan sebagai negara dengan teknologi paling maju saat ini. Tentunya
dengan hal tersebut. Jepang akan terus mengembangkan teknologi hingga
konsep Society 5.0 bisa terealisasikan sepenuhnya.
Pada Society 5.0 masyarakat tidak perlu repot-repot lagi dalam
melakukan sesuatu yang dianggap sulit. Sebagai contoh, pada zaman ini,
ketika melakukan pengiriman barang, perlu waktu berhari-hari hingga barang
itu bisa sampai, belum lagi kendala teknis yang memungkinkan proses
pengiriman tersebut menjadi semakin lama. Society 5.0 mencoba membuat
sesuatu yang lebih modern dengan cara menggunakan drone sebagai alat bantu
manusia. Dengan didukung dengan Iot, robot, juga kecerdasan buatan, drone
dapat mempercepat pengiriman barang sehingga waktu yang diperlukan juga
lebih singkat dan tentunya meminimalisir kendala teknis yang ada.
4
menghubungkan semua peralatan elektronik anda dengan IoT dan
memprosesnya dengan AI maka rumah anda terlihat modern.
Sebagai contoh anda bisa menyalakan lampu teras menggunakan
kontrol suara ataupun apabila anda belum sampai di rumah dan hari mulai
gelap sistem AI akan menyalakan lampu teras anda apabila sudah
mejelang malam. Atau dipagi hari anda bosan dengan menu sarapan yang
biasa anda buat, anda bisa meminta saran menu sarapan yang enak
langsung dengan perintah suara lalu AI dan IoT memproses data dan
memberikan saran sarapan yang terenak.
Atau AI (Kecerdasan Buatan) yang menginformasikan cuaca pada
hari ini dan apabila akan hujan saat anda pulang kerja ataupun sekolah, AI
bisa menyarankan anda membawa payung atau jas hujan.
5
kemudian memproses dan menganalisa data tersebut kemudian
menyarankan anda konsep bertanam yang lebih efisien dari tahun
sebelumnnya.
6
beban tenaga kerja dan juga biaya perawatan serta untuk mendukung
fasilitas perawatan masyarakat.
Robot adalah perpanjangan tangan manusia yang dibuat untuk
membantu meringankan tugas manusia dalam berbagai bidang kehidupan
manusia salah satunya dalam bidang layanan kesehatan di industri medis.
Tujuan penggunaan robot dalam industri medis antara lain untuk
meningkatkan jumlah produksi, kestabilan dan meningkatkan kualitas
produk, peningkatan dalam manajemen produksi, lingkungan kerja yang
manusiawi, dan penghematan sumber daya.
Sebuah robot dalam dunia kesehatan saat ini juga mampu untuk
memberikan berbagai macam tindakan seperti pembedahan dan
intervensional dalam operasi, pengganti kekurangan ataupun melengkapi
fungsi tubuh yang hilang, penyembuhan dan rehabilitasi, terapi behavioral,
serta pemenuhan kebutuhan perseorangan dalam populasi khusus dan
promosi kesehatan.
Robot perawat atau robot nurse saat ini telah berkembang pesat
sampai tahap dapat berinteraksi dengan manusia seperti lansia dan pasien
kelumpuhan dengan menggunakan special setting yang didesain aman
untuk digunakan dan harga yang terjangkau yang dilengkapi alat sensor
agar dapat membdakan user mereka dan melakukan tugas yang diberikan
tanpa kesalahan. Robot nurse ini sekarang juga tidak hanya dikembangkan
untuk membantu pasien melalui kontak fisik (contact assistive robotics)
dan menghibur saja (social interactive robotics) namun juga robot ynag
berfokus untuk membantu manusia dalam berinteraksi sosial (socially
assistive robotics).
Jepang memilih menggunakan robot untuk menggantikan peran
perawat dalam mengurus lansia karna Jepang membutuhkan tenaga lebih
agar terhindar dari tingkat kelahiran rendah dan harapan hidup tinggi
sehingga diciptakanlah RIBA (Robot For Interactive Body Assistance) dan
HIRO (Human Assist Robot) untuk membantu manajemen asuhan
keperawatan di nursing home. Namun awal mula penciptaan robot perawat
tidak langsung menyerupai manusia tapi bentuk hewan sebagai teman setia
7
untuk mengurangi rasa kesepian dan depresi yang dialami oleh para lansia
seperti PARO (robot binatang laut) dan TAMA (robot kucing) yang
kemudian dikembangkan lagi bentuk robot perawat yang lebih variaif
dalam bentuknya maupun fingsinya.
Secara garis besar terdapat tiga model dan fungsi robot perawat.
Pertama,Assistive Robotic (AR) yang fungsinya membantu orang dengan
keterbatasan fisik melalui interaksi fisik, contohnya wheelchair robot,
robot companion, manipulation arms, dan robot edukasi yang biasanya
digunakan di lingkungan sekolah, rumah, maupun hospital.
Kedua, Socially Interactive Robotics (SIR) dengan fungsi memiliki
pola interaksi melalui suara dan gesture yang digunakan dan bertujuan
untuk mengembangkan interaksi yang dekat dan efektif. Ketiga, Socially
Assistive Robotics (SAR) yang merupakan gabungan dari AR dan SIR
yang berfungsi sebagai bantuan interaksi sosial dengan tujuan mencapai
progress yang terukur pada masa penyembuhan, rehabilitasi, serta
pembelajaran.
Permasalahan robot perawat pada society 5.0 ini memberikan
dampak yang besar dalam dunia keperawatan apabila penggunaan robot
menggeser fungsi perawat yang membuat lapangan kerja semakin sempit
dan membuat tenaga kerja perawat menjadi murah dan turunnya
penghasilan yang diterima. Untuk itu seharusnya penggunaan robot
dibatasi dan tidak memberikan asuhan keperawatan secara utuh serta lebih
memerhatikan kelemahan yang dimiliki seperti biaya awal yang besar dan
kekeliruan sensor digital saat bekerja, karna bagaimana pun juga SDM
masih dibutuhkan karna robot hanyalah alat bantu semata yang tidak
sepintar manusia.
8
(aplikasi digital JKN) dan sistem informasi berdasarkan populasi. Sebagai
tambahan, telah dikembangkan sistem survailans aplikasi ponsel.
Hanya saja, sistem melalui aplikasi dan teknologi untuk
mendeteksi kesehatan pribadi belum massif dikembangkan di Indonesia,
dan belum terintegrasi dengan rumah sakit besar. Untuk daerah terpencil,
teknologi kesehatan (mHealth) melalui perangkat seluler akan sangat
membantu bagaimana data PTM yang tersedia menjadi acuan
penganggaran PTM di tahun berikutnya.
Penelitian Kazi (2016) mengemukakan bahwa teknologi kesehatan
seluler (mHealth) memiliki potensi untuk mengubah pemberian layanan
kesehatan: di mana-mana dan biaya marjinal rendah membuatnya sangat
terukur dan berpotensi hemat biaya. Sebaliknya, teknologi mHealth yang
dirancang dengan buruk dapat mengakibatkan pengguna yang tidak puas,
retensi yang buruk, efektivitas berkurang dan biaya kesalahan meningkat.
Tentu saja, mHealth harus menarik minat masyarakat, untuk
mendeteksi sejak dini riwayat penyakit seseorang dalam populasi
(demografi) tertentu dan perlakuan seperti apa yang diperlukan dan
informasi kesehatan apa yang perlu disosialisasikan sesuai dengan data
lapangan. Ini sesuai dengan arahan WHO dalam pedoman rekomendasi
tentang intervensi digital untuk penguatan sistem kesehatan yang
diterbitkan tahun 2019.
9
merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat.
2. Faktor Sosial
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan
etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem
kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada
program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan
pendekatan tim kesehatan.
10
perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan
perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan
permasalahan hukum kesehatan.
6. Faktor Pekerjaan
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam
pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat
dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan / aturan tempat
ia bekerja. Sebagai konsekuensinya, perawat yang membangkang
mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
11
berkualitas, hak untukdiberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam
pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi
informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga
kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua (secand
opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas
(termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak
legal dan hak untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk
menghadapi kematian dengan bangga.
12
Kemajuan teknologi digital yang semakin berkembang dapat
memudahkan perawat atau tenaga kesehatan dalam meningkatkan mutu dan
kualitas hidup klien. Teknologi digital sendiri merupakan perkembangan alat
kesehatan lama yang telah di inovasi sedemikian rupa yang menyesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk mendeteksi suatu penyakit dan dikembangkan guna
meringankan peneeritaan klien terhadap penyakitnya. Berkembangnya
teknologi dapat memberikan ketepatan dalam mendiagnosa dan teknologi
terapu yang baru seperti multislices CT lebih bagus jika dibandingkan yang
lama.
Teknologi dalam bidang kesehatan yang semakin berkembang,
diharapkan dapat membantu mempercepat kinerja tenaga kesehatan dalam
menangani klien. Dengan alat teknologi digital dapat melakukan perawatan
sendiri di rumah misalnya menggunakan alat tensi digital dengan menekan
tombol dan menunggu hasilnya. Selain itu, pada era 5.0 masyarakat dapat
memperoleh informasi layanan kesehatan yang kredibel melalui website yang
dapat di akses dengan mudah.
Maka kesimpulan dari ini semua bahwaa kemajuan teknologi digital
tidak bisa menggantikan peranan tenaga kesehatan secara utuh, karena
keduanya saling beriringan dan memiliki kegunaan masing-masing untuk
mencapau tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas dan mutu hidup
pasien.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Revolusi industri 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia
yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dikemudian hari. Dengan
memanfaatkan teknologi baru dapat membuat segalanya lebih mudah seperti
mendapatkan informasi kesehatan dengan perangkat elektronik yang dapat
memberikan informasi detak jantung atau tekanan darah.
Singkatnya, dalam bidang keperawatan revolusi 5.0 dapat
memudahkan kita untuk mengakses kesehatan tubuh ataupun mendapatkan
informasi kesehatan. Namun, hal ini tidak akan bisa menggantikan peran
perawat secara utuh, karena keduanya saling beriringan dan memiliki
kegunaan masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama yaitu
meningkatkan kualitas dan mutu hidup pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, J. (n.d.). Society 5.0. Retrieved Januari 18, 2022, from issu.com:
https://issuu.com/perencanaandanpelapo5683/docs/warta_2020_-
_semester_1_09_september_2020_final/s/11165137
Hiseki, T. (2019, Mei 27). Robot Perawat Era Society 5.0. Retrieved Januari 18,
2022, from www.kompasiana.com:
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/taoumi33463/
5ceb748b3ba7f71a47341592/robot-perawat-era-society-5-0
15
University, B. (2021, April 19). Mengenal Lebih Jauh Tentang Socienty 5.0.
Retrieved
16