Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG


Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi

Dosen Pengampu:
Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM
Disusun oleh Kelompok 2:

Bryan Novianjaya Putra (P21335120007)


Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Saida Fatimah Azzahra (P213351200035)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Anatomi dan Fisiologi Jantung”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas kelompok mata kuliah Anatomi Fisiologi semester dua program studi

Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata

kuliah Anatomi Fisiologi Ibu Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala

bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Anatomi Makroskopis ...........................................................................3

2.2 Ruang Jantung dan Katup Jantung ........................................................5

2.3 Fisiologi Jantung ...................................................................................8

2.4 Hemodinamika ....................................................................................15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22

3.1 Kesimpulan..........................................................................................22

3.2 Saran ....................................................................................................23

Daftar Pustaka..................................................................................................... 24

ii
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai

bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar

kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu

selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.

Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien dan

hormone keseluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh tubuh

sepertikarbondioksida,asam urat dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai

pompa,jantungdapat berkontraksi dan berlelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi

jantung dikenal sebagaidenyut jantung. Pada saat berdenyut,setiap ruang jantung

mengendur dan terisidarah,selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa dalam

keluar dari jantung.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini

adalah:

1. Bagaimana anatomi makroskopis?

2. Apa yang dimaksud dengan ruang jantung dan katup jantung?

3. Bagaimana fisiologi jantung?

4. Apa yang dimaksud dengan hemodinamika?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui anatomi makroskopis.

2. Untuk mengetahui apa itu ruang jantung dan katup jantung.

3. Untuk mengetahui fisiologi jantung.

4. Untuk mengetahui apa itu hemodinamika.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu:

1. Dapat mengetahui anatomi makroskopis.

2. Dapat mengetahui apa itu ruang jantung dan katup jantung.

3. Dapat mengetahui fisiologi jantung.

4. Dapat mengetahui apa itu hemodinamika.


BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat di bab satu.

2.1 Anatomi Makroskopis

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses

pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari

organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri

yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju

jantung.

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2

ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke

berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran

sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus

oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.

Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi jantung berkontraksi secara periodik.

Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi

jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali

kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf. Berikut

adalah bentuk serta ukuran jantung.

3
4

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung

dibentuk oleh organ- organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri

serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-

9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425

gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak

100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah

atau setara dengan 7.571 liter darah.

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,

bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus

xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa

III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi

cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri

cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi

lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di

kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus jantung disebut

perikardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum
5

pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan

antara perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari

jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah

lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.

2.2 Ruang Jantung dan Katup Jantung

2.2.1 Ruang Jantung

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium

dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan

ventrikel dikenal dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot

yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya

ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang

mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum

interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel


6

(septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi

jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut

orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup

atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup

mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

2.2.2 Katup Jantung

Katup-Katup Jantung Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada

katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium

kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/

bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan

tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.

1. Katup Trikuspid, berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila

katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju

ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah


7

menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.

Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2. Katup pulmonal, setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari

dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis

bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan

dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat

katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel

kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga

memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3. Katup bicuspid, atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri

menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada

saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari 2 daun katup.


8

4. Katup Aorta, katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal

aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga

darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada

saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam

ventrikel kiri.

2.3 Fisiologi Jantung

2.3.1 Sistem Pengaturan Jantung

1. Serabut Purkinje. Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu

menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran

serabut otot jantung.


9

2. Nordus sinoartial (Nodus S-A)

a. Lokasi titik Nodus S-A adalah suatu massa jaringan otot jantung usus yang

terletak didinding posterior atrium kanan tepat dibawah pembukaan vena

kava superior.

b. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit, frekuensi irama

yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium ( 40-60 kali per menit ), dan

ventrikel ( 20 kali per menit).

c. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemicu

jantung.

3. Nodus atrioventrikular (nodus A –V)

a. Lokasi. Impuls menjalar disepanjang pita serabut Purkinje pada atrium,

menuju nodus A-V yang terletak dibawah dinding posterior atrium kanan.

b. Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium

selesai sebelum terjadi kontraksi ventricular.

4. Berkas A-V (Berkas His)

a. Lokasi. Berkas A-V adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang

berasal dari nodus A-V dan membawa impuls disepanjang septum

interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi percabangan

berkas kanan dan kiri.

b. Percabangan Berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan.

Serabut bercabang menjadi serabut – serabut Purkinje kecil yang menyatu

dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls.


10

c. Percabangan berkas kiri memanjang disisi dalam ventrikel kiri dan

bercabang ke dalam serabut otot jantug kiri.

2.3.2 Siklus Jantung

Siklus jantng mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan

relaksasi (diastole) jantung sampai akhir stoole dan diastole berikutnya. Kontraksi

jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan

pembuluh darah utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung

serta aliran darah yang melalui ruang -ruang dan masuk melalui arteri. Walaupun

sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventricular yang berbeda,

sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak

mengeluarkan volume darah yang sama.

Berikut adalah peristiwa mekanik dalam siklus jantung;

1. Masa diastole (relaksasi)

Tekanan dalam atrium dan vertikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium

lebih besar dari tekanan ventrikel.

a. Atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena (vena kava

superior dan inferior, vena pulmolar)


11

b. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang

terbuka.

c. Tekanan ventricular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk

menerima darah yang masuk

d. Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam

pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.

e. Sekitar 70% pengisian ventricular berlangsung sebelum systole atrial.

2. Akhir diastole ventricular, nodus S-A melepas impuls, atrium tambahan

darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.

a. Tekanan dalam atrium kiri meningkat antara antara 7 sampai 8 mmHg.

Tekanan dalam atrium kanan meningkaat antara 4 sampai 6 mmHg.

b. Volume diastolic akhir adalah volume darah dalam setiap ventrikel di

akhir diastole. Volume normalnya sekitar 120 ml.

3. Sistole ventricular.

Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam

ventrikel meningkat dangan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera

menutup.
12

a. Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat

berubah. Ini disebut periode kontraksi isovolusimetrik.

b. Bunyi Katup yang menutup merupakan bunyi jantung petama.

c. Jika kontraksi ventricular meningkat dengan cepat sampai 80 mmHg

dalam ventrikel kiri dan 8 mmHg dalam ventrikel kanan, mendorong katup

semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka.

4. Ejeksi darah ventricular ke dalam arteri

a. Tidak semua dah ventricular dikeluarkan saat kotraksi. Volue sistolik akhir

darah yang tersisa pada akhir systole adalah sekkitar 50 ml.

b. Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan antara volume diastole akhir (120

ml) dan volume systole akhir (50 ml)

5. Diastole Ventrikular

a. Ventrikel berpolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam

ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus

pulmonar, sehingga katup semilunar menutup.

b. Ceruk dikrotik yang ditunjukkan pada gambar tersebut memperlihatkan

adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semi

lunar aorta.

c. Ventrikel kembali menjadi rongga tetutup dalam periode relaksasi

isovolumentrik karena katup masuk dan katup keluar mennutup. Jika

tekanan dalam ventrikel.


13

2.3.3 Bunyi Jantung

1. Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lud-dup dan dapat

didengar melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada saatn katup A-V menutup

dan “dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup.

2. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding

jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat

didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.

3. Murmur adalah kelainan bunyi jantung/bunyi jantung tidak wajar yang

berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada

katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan,

atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.

2.3.4 Frekuensi Jantung

1. Frekuensi jantung normal berkisar antara 60-100 denyut per menit, dengan

rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus

jantung berlangsung selama 0,8 detik; systole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.

2. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut

per menit.

3. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per

menit.

2.3.5 Pengaturan Frekuensi Jantung

1. Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan para simpatis

susunan saraf otonom


14

a. Pusat refleks kardioakselektor adalah sekelompok neuron dalam medulla

oblongata

i. Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi

jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf

jantung menuju jantung

ii. Ujung serabut saraf mensekresi norepinefrin (noradrenalin) yang

meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A,

mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje

dan meningkatkan ekstabilitas keseluruh jantung

b. Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla ablongata

i. Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi

jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam

saraf vagus. Saraf vagus kanan berakhir pada nodus S-A, vagus kiri

pada nodus A-V .

ii. Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin yang mengurangi

frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang

waktu hantaran melalui nodus V-A

c. Frekuensi Jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui

keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dan saraf simpatis dan

parasimpatis.

2. Impuls aferen (sensorik), yang menuju pusat kendali jantung berasal dari

reseptor. Yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.


15

a. Presoreseptor (baroreseptor) dalam arteri karotis (sinus karotis) dan aorta

(sinus aorta dan arkus aorta) sensitive terhadap perubahan tekanan darah.

i. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang

memperlambat frekuensi jantung. Refleks ini menjalar melalui pusat

medular. Pusat kardioakselerator dihambat dan pusat kardioinhibitor

distimulasi.

ii. Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang

menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat

medular dengan cara seperti diatas

b. Proreseptor dalam vena kava sensitive terhadap penurunan tekanan darah.

Jika tekanan darah menurun. Akan terjadi suatu refleks peningkatan

frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah .

3. Pengaruh lain pada frekuensi jantung

a. Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf

kutan. Seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan atau oleh

input emosional dari sitem saraf.

b. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti

kalsium,kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika

kadarnya meningkat atau berkurang.

2.4 Hemodinamika

Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah dan daya yang

berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan mekanisme sirkulasi

darah dalam tubuh (Saputro, 2013). Hemodinamik adalah segala sesuatu yang
16

berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur

oleh system saraf simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015).

Menurut Susanto (2015), hemodinamik adalah ilmu yang memepelajari

peredaran darah dan daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamik erat kaitannya

dengan mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh. Komponen hemodinamik secara

umum terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

1. Volume (darah dan cairan)

2. Pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler)

3. Jantung sebagai pompa

Hemodinamik dapat dipantau secara invasif dan noninvasif. Pemantauan

hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa komponen antara lain tekanan

darah, nadi, heart rate, pernapasan, indikator perfusi perifer, produksi urin, saturasi

oksigen, dan GCS (Katili, 2015). Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk

mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau

pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan

homeostatic tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik tetapi

hanya memberikan informasi kepada klinisi dan informasi tersebut perlu

disesuaikan dengan penilaian klinis pasien agar dapat memberikan penanganan

yang optimal.

2.4.1 Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap

dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan gaya renggang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa


17

mudah pembuluh tersebut diregangkan). Pada saat systole ventrikel, satu sisi

sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga

dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama

diastole, tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah yang terus keluar

dari arteri, didorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada

arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistole

(tekanan sistole), rerata adalah 120 mmHg sedangkan tekanan diastole rerata adalah

80 mmHg.

2.4.2 Istilah dalam Tekanan Darah

1. Tekanan darah sistolik, tekanan darah yang digunakan arteri selama fase

sistol jantung. Tekanan Sistolik normal: 120 mmHg (110 mmHg sampai 140

mmHg)

2. Tekanan darah diastolic, tekanan minimum yang digunakan dalam arteri

selama fase diastol jantung. Tekanan normal diastol: 80 mmHg (60 mmHg

sampai 80 mmHg)

3. Tekanan nadi, perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

Normal tekanan nadi adalah: 40 mmHg (120-80=40).

4. Rata-rata Tekanan darah arteri, rata-rata tekanan yang ada dalam arteri. Hal

ini bukan aritmetik rata-rata tekanan sistolik dan diastolik tetapi tekanan

diastolik ditambah satu per tiga tekanan nadi.


18

2.4.3 Pengaturan Tekanan Darah

1. Pegaturan Tekanan Darah Jangka Pendek

Mekanisme pengaturan tekanan darah jangka pendek berlangsung dari

beberapa detik hingga beberapa menit. Faktor fisik yang menentukan tekanan darah

adalah curah jantung, elastisitas arteri, dan tahanan perifer. Curah jantung dan

tahanan perifer merupakan sasaran pada pengaturan cepat lewat refleks.

Pengukuran ini terjadi melalui refleks neuronal dengan target organ efektor jantung,

pembuluh darah dan medula adrenal. Sistem refleks neuronal yang mengatur mean

arterial blood pressure bekerja dalam suatu rangkaian umpan balik negatif terdiri

atas: detektor, berupa baroreseptor, yaitu suatu reseptor regang yang mampu

mendeteksi peregangan dinding pembuluh darah oleh peningkatan tekanan darah,

dan kemoreseptor, yaitu sensor yang mendeteksi perubahan PO2, PCO2, dan pH

darah; jaras neuronal aferen; pusat kendali di medula oblongata; jaras neuronal

eferen yang terdiri atas sistem saraf otonom; serta efektor, yang terdiri atas alat

pemacu dan sel-sel otot jantung, sel-sel otot polos di arteri, vena dan medula

adrenal.
19

(Pengaturan jangka pendek terhadap penurunan tekanan darah)

(Pengaturan jangka pendek terhadap peningkatan tekanan darah)

2. Pegaturan Tekanan Darah Jangka Menengah-Panjang

2.4.4 Pengukuran Tekanan Darah

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah

sphygmomanometer. Sphygmomanometer ada tiga jenis, ada yang jenis air raksa,

aneroid dan jenis digital. Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa
20

(mmHg) (Palmer, 2007). Tekanan darah diukur dan dicatat dengan menggunakan

tekanan sistolik dan diastolik dari pasien. Mengukur tekanan darah sangat penting

dilakukan sebelum, pada saat latihan dan sesudah memberikan latihan kepada

pasien untuk melihat adanya respon dari latihan yang diberikan (Lippincott &

Wilkins, 2009). Posisi saat melakukan pengukuran tekanan darah adalah punggung

dan kaki pasien harus didukung, kaki tidak menyilang, dan kaki bertumpu pada

permukaan yang keras. Lengan yang akan diukur harus dibebaskan dari pakaian

atau dilonggarkan agar tidak mengganggu aliran darah dan posisi manset sejajar

dengan jantung. Manometer ditaruh sejajar di tingkat mata praktisi kesehatan yang

melakukan pengukuran. Penempatan manset harus ditempatkan pada lengan yang

bebas dari pakaian dan kira-kira 2 cm diatas lipatan siku, dengan garis tengah

kantong diatas arteri brakialis. Pemasangan harus pas tetapi tetap memungkinkan 2

jari untuk masuk di bawah manset (Adhitya, 2014).

Untuk menghindari suara asing selama deflasi manset, pastikan bahwa

stetoskop tidak bersentuhan dengan pakaian pasien atau dengan manset tekanan

darah dan tempatkan bel stetoskop di atas arteri brakialis, menggunakan tekanan

yang cukup untuk menyediakan transmisi suara yang bagus tanpa terlalu

mengompresi arteri. Setelah tekanan nadi-obliterasi ditentukan, memulai auskultasi

pengukuran tekanan darah dengan cepat menggembungkan manset ke

tingkat 20 sampai 30 mmHg di atas tekanan nadi-obliterasi. Kemudian

menurunkan manset pada tingkat 2 mmHg per detik dibarengi mendengarkan suara

korotkoff. Saat manset mengempis, aliran darah bergejolak melalui arteri brakialis

menghasilkan serangkaian suara (Lippincott & Wilkins, 2009).


21

Ada 5 fase untuk menentukan dan mencatat tekanan darah, tahap pertama

ditandai dengan jelas, suara ketukan yang berulang, bertepatan dengan kemunculan

denyut nadi yang diraba. Kemunculan awal suara fase pertama sama dengan

tekanan darah sistolik. Selama fase kedua, murmur terdengar dalam sadapan yang

telah terdengar. Fase ketiga dan keempat, perubahan diredam saat ketukan suara

sedang berlangsung (biasanya dalam 10 mmHg dari tekanan diastolik yang

sebenarnya) sebagai pengukuran tekanan mendekati tekanan diastolik. Fase kelima

benar-benar tidak ada sebuah suara, ini menunjukkan hilangnya suara dan sama

dengan tekanan darah diastolik. Untuk memastikan diastole yang telah tercapai,

kempiskan tekanan manset dengan tambahan 10 mmHg melampaui korotkoff suara

kelima. Lakukan minimal dua pengukuran tekanan darah pada interval minimal 1

menit. Catat rata-rata pengukuran sebagai tekanan darah


BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan di atas.

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu;

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2

ventrikel. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar

kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Ada 4 ruangan dalam jantung

diantaranya katup trikuspid, katup pulmonal, katup dikuspid, dan katup aorta.

Sistem pengaturan jantung terdiri dari serabut purkinje, nordus sinoartial,

nodus atrioventrikular, berkas A-V. frekuensi jantung dibagi menjadi tiga yaitu

frekuensi jantung normal, trakikardia, dan bradirkadia. Pengaturan frekuensi

jantung bisa melalui impuls eferen, impuls aferen dan pengaruh lain.

Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah dan daya

yang berperan di dalamnya. Komponen hemodinamika meliputi jantung, volume

dan pembuluh darah. Sedangkan tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh

darah terhadap dinding pembuluh. Pengaturan tekanan darah dibagi menjadi dua,

yaitu pengaturan jangka pendek dan pengaturan jangka menengah-panjang.

Tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer dalam satuan milimeter

air raksa (mmHg).

22
23

3.2 Saran

Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa saran, yaitu;

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan

dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki

makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang

pembahasan makalah diatas.


Daftar Pustaka

http://repository.ump.ac.id/

https://sinta.unud.ac.id/

https://journal.uny.ac.id/

https://www.dosenpendidikan.co.id

/https://www.academia.edu/

https://www.scribd.com/

24

Anda mungkin juga menyukai