Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

“ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM JANTUNG”


Dosen Pengajar :
Endang Uji Wahyuni, SKM, MKM

Dr. Corazon Hanna, M.kes

Dr. Dra. Tjipto Rini, M.kes

Disusun Oleh :

Marastri Ayuanindya Cahyadi ( P21335121050 )


Muthia Zahra Nur Azizah ( P21335121058 )
Rini Widyastuti ( P21335121068 )
Sabrina Nur Habibah Simabure ( P21335121069 )
Sefinna Syafelia Nazmi ( P21335121074 )
Siti Althafia Adini ( P21335121076 )

PRODI DIPLOMA – IV
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM JANTUNG”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Anatomi
Fisiologi semester dua program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan
Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Ibu Endang
Uji Wahyuni, SKM, MKM

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi


penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT.

Jakarta, 19 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah. .................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan. .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1. Anatomi Makroskopis Jantung ........................................................................... 3
2.2. Ruang Jantung dan Katup Jantung ...................................................................... 4
2.3. Fisiologi Jantung. ................................................................................................ 7
2.4. Hemodinamika .................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 17
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 17
3.2. Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah


Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke
berbagai bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran
sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus
oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.
Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien


dan hormone keseluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh
tubuh sepertikarbondioksida,asam urat dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya
sebagai pompa,jantungdapat berkontraksi dan berlelaksasi. Proses kontraksi dan
relaksasi jantung dikenal sebagaidenyut jantung. Pada saat berdenyut,setiap ruang
jantung mengendur dan terisidarah,selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa dalam keluar dari jantung.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini
adalah:

1.2.1. Bagaimana anatomi makroskopis?


1.2.2. Apa yang dimaksud dengan ruang jantung dan katup jantung?
1.2.3. Bagaimana fisiologi jantung?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan hemodinamika?

1.3 Tujuan Masalah.


Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.3.1. Untuk mengetahui anatomi makroskopis.


1.3.2. Untuk mengetahui apa itu ruang jantung dan katup jantung.

1
2

1.3.3. Untuk mengetahui fisiologi jantung.


1.3.4. Untuk mengetahui apa itu hemodinamika.

1.4 Manfaat Penulisan.


Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan manfaat bukan hanya
untuk penulis tapi juga secara luas. Diharapkan nantinya banyak pengetahuan
baru yang didapat oleh penulis dan juga pembaca, terkhusus pengetahuan dalam
hal Anatomi Fisiologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Makroskopis Jantung


Jantung terletak dalam rongga mediastinum rongga dada, yaitu diantara
paru-paru. Posisi jantung miring sehingga bagian ujungnya yang runcing (apex)
menunjuk ke arah bawah ke pelvis kiri, sedangkan ujungnya yang lebar yaitu
bagian dasarnya, menghadap ke atas bahu kanan.

Jantung terdiri dari dua lapisan yaitu;

 lapisan dalam atau perikardiumviseral,


 lapisan luar (perikardium parietal).

Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang


mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium juga
melindungi terhadap penyebaran infeksi atau neoplasma dari organ-organ
sekitarnya ke jantung.

2.1.1. Ukuran Jantung

Jantung dibentuk oleh organ- organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan
dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.

Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6
cm. Tetapi,Ukuran jantung tiap orang berbeda.Secara umum, jantung yang sehat
rata-rata beratnya antara 250 - 300 gram (kira-kira berat apel) dan sedikit lebih
besar dari ukuran kepalan tangan. Berat jantung pria diketahui lebih berat dari
wanita, yaitu seberat rata-rata 280 gram, sedangkan jantung wanita beratnya rata-

3
4

rata 220 gr. Pada dewasa rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm dan lebar 9 cm
dengan berat 300 sampai 400 g.

2.1.2. Bentuk Jantung.

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan


2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke
berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran
sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus
oleh suatu selaput yang disebut perikardium.

2.1.3. Pelpis Jantung Dan Dinding Jantung

Perikardium merupakan satu struktur kantung yang melapisi seluruh


jantung kecuali bagian atrium kiri.Perikardium berfungsi untuk membungkus
bagian epikardial (dalam) jantung. Selain itu, perikardium juga berfungsi untuk
mempertahankan posisi jantung, menjaga fleksibilitas pergerakan jantung,
memberi pelumasan, dan menahan pembesaran berlebihan yang terjadi apabila
jantung terisi darah dalam jumlah yang melebihi kapasitas normalnya.

Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu:

 Epikardia adalah lapisan visera pada perikardia serum


 Miokardia adalah bagian jantung yang berotot, terdiri atas otot jantung
yang berkontraksi dan serta purkinje yang tidak berkontraksi yang
mengantarkan impuls saraf.
 Endokardia adalah endotelium tipis dan halus yang menjadi pembatas
dalam jantung yang berhubungan dengan pembatas dalam pembuluh
darah.

2.2. Ruang Jantung dan Katup Jantung


2.2.1. Ruang Jantung

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan
sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan
5

ventrikel dikenal dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding
otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium.
Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri
yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum),


sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-
ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung
berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium
atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup
atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup
mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

2.2.2. Katup Jantung

Katup-Katup Jantung Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup
yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan
ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid.
6

Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada
saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.

2.2.2.1. Katup Trikuspid, berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan
menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah
kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid
terdiri dari 3 daun katup.

2.2.2.2. Katup pulmonal, setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir
dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus
pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang
akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun
katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari
ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

2.2.2.3. Katup bicuspid, atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari 2
daun katup.
7

2.2.2.4. Katup Aorta, katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada
pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri
berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh.
Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

2.3. Fisiologi Jantung.


2.3.1 Sistem Pengaturan Jantung

2.3.1.1. Serabut Purkinje.


Serat ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu mengantar
impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut
otot jantung. Hantaran yang cepat di sepanjang sistem Purkinje
memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti
8

dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja


pemompaan darah yang terkoordinasi.
2.3.1.2. Nordus sinoartial (Nodus S-A)
 Lokasi titik Nodus S-A adalah suatu massa jaringan otot jantung
usus yang terletak didinding posterior atrium kanan tepat dibawah
pembukaan vena kava superior.
 Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit, frekuensi
irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium ( 40-60 kali per
menit ), dan ventrikel ( 20 kali per menit).
 Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut
pemicu jantung.
2.3.1.3. Nodus atrioventrikular (nodus A –V)
 Lokasi. Impuls menjalar disepanjang pita serabut Purkinje pada
atrium, menuju nodus A-V yang terletak dibawah dinding posterior
atrium kanan.
 Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah
atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventricular.
2.3.1.4. Berkas A-V (Berkas His)
 Lokasi. Berkas A-V adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang
berasal dari nodus A-V dan membawa impuls disepanjang septum
interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi
percabangan berkas kanan dan kiri.
 Percabangan Berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel
kanan. Serabut bercabang menjadi serabut – serabut Purkinje kecil
yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang
impuls.
 Percabangan berkas kiri memanjang disisi dalam ventrikel kiri dan
bercabang ke dalam serabut otot jantug kiri.

2.3.2. Siklus Jantung

Siklus jantng mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir stoole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung
mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh darah utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung
serta aliran darah yang melalui ruang -ruang dan masuk melalui arteri. Walaupun
sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventricular yang berbeda,
sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak
mengeluarkan volume darah yang sama.
9

Berikut adalah peristiwa mekanik dalam siklus jantung;

2.3.2.1. Masa diastole (relaksasi)


Tekanan dalam atrium dan vertikel sama-sama rendah, tetapi tekanan
atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.

1. Atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena


(vena kava superior dan inferior, vena pulmolar)
2. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-
V yang terbuka.
3. Tekanan ventricular mulai meningkat saat ventrikel
mengembang untuk menerima darah yang masuk
4. Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan
dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam
ventrikel.
5. Sekitar 70% pengisian ventricular berlangsung sebelum systole
atrial.

2.3.2.2. Akhir diastole ventricular, nodus S-A melepas impuls, atrium


tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
1. Tekanan dalam atrium kiri meningkat antara antara 7 sampai 8
mmHg. Tekanan dalam atrium kanan meningkaat antara 4
sampai 6 mmHg.
2. Volume diastolic akhir adalah volume darah dalam setiap
ventrikel di akhir diastole. Volume normalnya sekitar 120 ml.

2.3.2.3. Sistole ventricular.


Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dangan cepat dan mendorong
katup A-V untuk segera menutup.
10

1. Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah


tidak dapat berubah. Ini disebut periode kontraksi isovolusimetrik.
2. Bunyi Katup yang menutup merupakan bunyi jantung petama.
3. Jika kontraksi ventricular meningkat dengan cepat sampai 80
mmHg dalam ventrikel kiri dan 8 mmHg dalam ventrikel kanan,
mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka.

2.3.2.4. Ejeksi darah ventricular ke dalam arteri


1. Tidak semua dah ventricular dikeluarkan saat kotraksi. Volue
sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir systole adalah sekkitar
50 ml.
2. Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan antara volume diastole
akhir (120 ml) dan volume systole akhir (50 ml)
2.3.2.5. Diastole Ventrikular
1. Ventrikel berpolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan
trunkus pulmonar, sehingga katup semilunar menutup.
2. Ceruk dikrotik yang ditunjukkan pada gambar tersebut
memperlihatkan adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat
penutupan katup semi lunar aorta.
3. Ventrikel kembali menjadi rongga tetutup dalam periode relaksasi
isovolumentrik karena katup masuk dan katup keluar mennutup.
Jika tekanan dalam ventrikel.

2.3.3. Bunyi Jantung


11

Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat


di dengar melalui stetoskop. “lup” mengacu pada saat katup AV menutup dan
“dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup . Bunyi ketiga atau keempat
adalah bunyi jantung yang abnormal yang disebabkan fibrasi yang terjadi pada
dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat di
dengar jika bunyi jantung diperkuat dengan mikrofon.

Oleh karena itu, bunyi jantung pertama (S1) terdengar pada permulaan
sistol ventrikel, pada saat ini tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium
dan menutup katup mitral dan trikuspid. Pada kasus tenosis mitral terdengar bunyi
S1 yang abnormal dan lebih keras akibat kekakuan daun-daun katup. Bunyi
jantung kedua (S2) terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan
ventrikel turun sampai di bawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta, sehingga
katup pulmonalis dan aorta tertutup.

Terdapat dua bunyi jantung lain yang kadang-kadang dapat terdengar


selama diastolic ventrikel yaitu bunyi jantung ketiga dan keempat. Kedua bunyi
ini disebut sebagai irama gallop, istilah ini dapat digunakan karena tambahan
bunyi jantung yang lain tersebut merangsang timbulnya irama gallop seperti derap
lari kuda. Bunyi ketiga terjadi selama periode pengisian ventrikel cepat sehingga
disebut sebagai gallop ventrikular apabila abnormal.

Bunyi keempat timbul pada waktu sistolik atrium dan disebut sebagai
gallop atrium. Bunyi keempat biasanya sangat pelan atau tidak terdengar sama
sekali, bunyi ini timbul sesaat sebelum bunyi jantung pertama. Gallop atrium
terdengar bila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat akibat
berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan volume ventrikel.

2.3.4. Frekuensi Jantung.


2.3.4.1. Frekuensi jantung normal berkisar antara 60-100 denyut per menit,
dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti
12

itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik; systole 0,5 detik, dan
diastole 0,3 detik.
2.3.4.2. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100
denyut per menit.
2.3.4.3. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60
denyut per menit.

2.3.5. Pengaturan Frekuensi Jantung.


2.3.5.1. Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan para
simpatis susunan saraf otonom
1. Pusat refleks kardioakselektor adalah sekelompok neuron dalam
medulla oblongata
o Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi
jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf
jantung menuju jantung
o Ujung serabut saraf mensekresi norepinefrin (noradrenalin) yang
meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A,
mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem
Purkinje dan meningkatkan ekstabilitas keseluruh jantung
2. Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla ablongata
o Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi
jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam
saraf vagus. Saraf vagus kanan berakhir pada nodus S-A, vagus
kiri pada nodus A-V .
o Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin yang mengurangi
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan
memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A
3. Frekuensi Jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui
keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dan saraf simpatis
dan parasimpatis.
2.3.5.2. Impuls aferen (sensorik), yang menuju pusat kendali jantung berasal
dari reseptor. Yang terletak di berbagai bagian dalam sistem
kardiovaskular.
1. Presoreseptor (baroreseptor) dalam arteri karotis (sinus karotis) dan
aorta (sinus aorta dan arkus aorta) sensitive terhadap perubahan
tekanan darah.
o Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks
yang memperlambat frekuensi jantung. Refleks ini menjalar
melalui pusat medular. Pusat kardioakselerator dihambat dan
pusat kardioinhibitor distimulasi.
13

o Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks


yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui
pusat medular dengan cara seperti diatas
2. Proreseptor dalam vena kava sensitive terhadap penurunan tekanan
darah. Jika tekanan darah menurun. Akan terjadi suatu refleks
peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan
darah .
3. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
o Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir
semua saraf kutan. Seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin,
dan sentuhan atau oleh input emosional dari sitem saraf.
o Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan
elektrolit seperti kalsium,kalium, dan natrium yang
mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau
berkurang.

2.4. Hemodinamika
Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah dan daya
yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan mekanisme
sirkulasi darah dalam tubuh (Saputro, 2013). Hemodinamik adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini
diatur oleh system saraf simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015).

Menurut Susanto (2015), hemodinamik adalah ilmu yang memepelajari


peredaran darah dan daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamik erat
kaitannya dengan mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh. Komponen
hemodinamik secara umum terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

1. Volume (darah dan cairan)


2. Pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler)
3. Jantung sebagai pompa

Hemodinamik dapat dipantau secara invasif dan noninvasif. Pemantauan


hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa komponen antara lain
tekanan darah, nadi, heart rate, pernapasan, indikator perfusi perifer, produksi
urin, saturasi oksigen, dan GCS (Katili, 2015). Tujuan pemantauan hemodinamik
adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan
memantau pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi
keseimbangan homeostatic tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan
terapeutik tetapi hanya memberikan informasi kepada klinisi dan informasi
14

tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian klinis pasien agar dapat memberikan
penanganan yang optimal.

2.4.1. Tekanan Darah.

Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap


dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan gaya renggang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa
mudah pembuluh tersebut diregangkan). Pada saat systole ventrikel, satu sisi
sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga
dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama
diastole, tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah yang terus keluar
dari arteri, didorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada
arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistole
(tekanan sistole), rerata adalah 120 mmHg sedangkan tekanan diastole rerata
adalah 80 mmHg.

2.4.2. Istilah dalam Tekanan Darah


2.4.2.1. Tekanan darah sistolik, tekanan darah yang digunakan arteri selama
fase sistol jantung. Tekanan Sistolik normal: 120 mmHg (110 mmHg
sampai 140 mmHg)
2.4.2.2. Tekanan darah diastolic, tekanan minimum yang digunakan dalam
arteri selama fase diastol jantung. Tekanan normal diastol: 80 mmHg
(60 mmHg sampai 80 mmHg)
2.4.2.3. Tekanan nadi, perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Normal tekanan nadi adalah: 40 mmHg (120-80=40).
2.4.2.4. Rata-rata Tekanan darah arteri, rata-rata tekanan yang ada dalam arteri.
Hal ini bukan aritmetik rata-rata tekanan sistolik dan diastolik tetapi
tekanan diastolik ditambah satu per tiga tekanan nadi.

2.4.3. Pengaturan Tekanan Darah


2.4.3.1. Pegaturan Tekanan Darah Jangka Pendek

Mekanisme pengaturan tekanan darah jangka pendek berlangsung dari


beberapa detik hingga beberapa menit. Faktor fisik yang menentukan tekanan
darah adalah curah jantung, elastisitas arteri, dan tahanan perifer. Curah jantung
dan tahanan perifer merupakan sasaran pada pengaturan cepat lewat refleks.
Pengukuran ini terjadi melalui refleks neuronal dengan target organ efektor
jantung, pembuluh darah dan medula adrenal.

Sistem refleks neuronal yang mengatur mean arterial blood pressure


bekerja dalam suatu rangkaian umpan balik negatif terdiri atas: detektor, berupa
15

baroreseptor, yaitu suatu reseptor regang yang mampu mendeteksi peregangan


dinding pembuluh darah oleh peningkatan tekanan darah, dan kemoreseptor, yaitu
sensor yang mendeteksi perubahan PO2, PCO2, dan pH darah; jaras neuronal
aferen; pusat kendali di medula oblongata; jaras neuronal eferen yang terdiri atas
sistem saraf otonom; serta efektor, yang terdiri atas alat pemacu dan sel-sel otot
jantung, sel-sel otot polos di arteri, vena dan medula adrenal.

(Pengaturan jangka pendek terhadap penurunan tekanan darah)

(Pengaturan jangka pendek terhadap peningkatan tekanan darah)

2.4.3.2. Pegaturan Tekanan Darah Jangka Menengah-Panjang

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah


sphygmomanometer. Sphygmomanometer ada tiga jenis, ada yang jenis air raksa,
aneroid dan jenis digital. Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa
(mmHg) (Palmer, 2007). Tekanan darah diukur dan dicatat dengan menggunakan
tekanan sistolik dan diastolik dari pasien.

Mengukur tekanan darah sangat penting dilakukan sebelum, pada saat


latihan dan sesudah memberikan latihan kepada pasien untuk melihat adanya
respon dari latihan yang diberikan (Lippincott & Wilkins, 2009). Posisi saat
16

melakukan pengukuran tekanan darah adalah punggung dan kaki pasien harus
didukung, kaki tidak menyilang, dan kaki bertumpu pada permukaan yang keras.
Lengan yang akan diukur harus dibebaskan dari pakaian atau dilonggarkan agar
tidak mengganggu aliran darah dan posisi manset sejajar dengan jantung.
Manometer ditaruh sejajar di tingkat mata praktisi kesehatan yang melakukan
pengukuran. Penempatan manset harus ditempatkan pada lengan yang bebas dari
pakaian dan kira-kira 2 cm diatas lipatan siku, dengan garis tengah kantong diatas
arteri brakialis. Pemasangan harus pas tetapi tetap memungkinkan 2 jari untuk
masuk di bawah manset (Adhitya, 2014).

Untuk menghindari suara asing selama deflasi manset, pastikan bahwa


stetoskop tidak bersentuhan dengan pakaian pasien atau dengan manset tekanan
darah dan tempatkan bel stetoskop di atas arteri brakialis, menggunakan tekanan
yang cukup untuk menyediakan transmisi suara yang bagus tanpa terlalu
mengompresi arteri. Setelah tekanan nadi-obliterasi ditentukan, memulai
auskultasi pengukuran tekanan darah dengan cepat menggembungkan manset ke

tingkat 20 sampai 30 mmHg di atas tekanan nadi-obliterasi. Kemudian


menurunkan manset pada tingkat 2 mmHg per detik dibarengi mendengarkan
suara korotkoff. Saat manset mengempis, aliran darah bergejolak melalui arteri
brakialis menghasilkan serangkaian suara (Lippincott & Wilkins, 2009).

Ada 5 fase untuk menentukan dan mencatat tekanan darah, tahap pertama
ditandai dengan jelas, suara ketukan yang berulang, bertepatan dengan
kemunculan denyut nadi yang diraba. Kemunculan awal suara fase pertama sama
dengan tekanan darah sistolik. Selama fase kedua, murmur terdengar dalam
sadapan yang telah terdengar. Fase ketiga dan keempat, perubahan diredam saat
ketukan suara sedang berlangsung (biasanya dalam 10 mmHg dari tekanan
diastolik yang sebenarnya) sebagai pengukuran tekanan mendekati tekanan
diastolik. Fase kelima benar-benar tidak ada sebuah suara, ini menunjukkan
hilangnya suara dan sama dengan tekanan darah diastolik. Untuk memastikan
diastole yang telah tercapai, kempiskan tekanan manset dengan tambahan 10
mmHg melampaui korotkoff suara kelima. Lakukan minimal dua pengukuran
tekanan darah pada interval minimal 1 menit. Catat rata-rata pengukuran sebagai
tekanan darah
BAB III
PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap
pembahasan di atas.

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu;

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan


2 ventrikel. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar
kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Ada 4 ruangan dalam jantung
diantaranya katup trikuspid, katup pulmonal, katup dikuspid, dan katup aorta.

Sistem pengaturan jantung terdiri dari serabut purkinje, nordus sinoartial,


nodus atrioventrikular, berkas A-V. frekuensi jantung dibagi menjadi tiga yaitu
frekuensi jantung normal, trakikardia, dan bradirkadia. Pengaturan frekuensi
jantung bisa melalui impuls eferen, impuls aferen dan pengaruh lain.

Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah dan daya


yang berperan di dalamnya. Komponen hemodinamika meliputi jantung, volume
dan pembuluh darah. Sedangkan tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan
oleh darah terhadap dinding pembuluh. Pengaturan tekanan darah dibagi menjadi
dua, yaitu pengaturan jangka pendek dan pengaturan jangka menengah-panjang.
Tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer dalam satuan milimeter
air raksa (mmHg).

3.2. Saran
Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa saran, yaitu;

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI._KE
PERAWATAN/197011022000121

HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/ANATOMI_JANTUNG_MANUSIA.pdf

file:///C:/Users/alya%20hera/Downloads/Anatomi-dan-Fisiologi-Manusia-
Komprehensif%20(1).pdf

http://repository.ump.ac.id/

https://sinta.unud.ac.id/

https://journal.uny.ac.id/

https://www.dosenpendidikan.co.id

/https://www.academia.edu/

https://www.scribd.com/

18

Anda mungkin juga menyukai