Anda di halaman 1dari 4

Buku dan Keajaiban

Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Sammy, ia sama seperti anak
pada umumnya. Tapi setelah ia membantu seorang kakek, ia mendapat sebuah
buku dan mulai terasa keanehan. Tahun ini ia masuk SMP dan ia pun baru
berkenalan dengan teman baru. “Hai, namamu siapa? Namaku Fredi.” Ucap teman
sebangkunya. “oh... namaku Sammy.” Jawabnya, mereka pun berbincang
layaknya teman lama.

Satu tahun berlalu, Sammy dan Fredi sudah menjadi sahabat yang sangat dekat.
Pada saat perjalanan pulang sekolah, mereka diganggu oleh preman. Mereka
disuruh memberi uang jajan mereka kepada para preman tersebut. Lalu Sammy
tanpa pikir panjang langsung memberikan uang miliknya, namun Fredi tidak mau
memberikannya, dan malah meminta preman-preman tersebut agar
mengembalikan uang milik Sammy. “Hey, kembalikan uang milik temanku!” ujar
Fredi, “ Mau jadi jagoan?” jawab salah satu dari preman. Para preman pun tambah
memukuli Fredi karena kesal dengan perbuatan Fredi. Sammy pun tidak tinggal
diam, lalu ia berteriak kepada para preman itu, walaupun ia takut. “He...hey,
preman jelek jangan beraninya main keroyokan dong, sini kalo berani maju satu-
satu!” Tantangan Sammy diterima oleh para preman tersebut. “Oke, siapa takut.”
Jawab salah satu preman. Lalu Sammy pun mengangkat kedua tangannya kedepan
wajahnya sambil dikepalkan, lalu salah satu dari preman maju. Sammy langsung
memukul preman tersebut, lalu preman itu langsung terpental jauh. Preman
lainnya pun langsung kabur karena ketakutan. Sammy dan Fredi terkejut dan
masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Fredi pun bertanya kepada Sammy
“Eh emang tadi yang kau lakukan apa?” “Aku juga tidak tahu, yasudah kita
obrolin di rumah aku aja.” Jawab Sammy.

Sesampainya di rumah Sammy, mereka berbincang. “Sammy kamu ngelakuin


apa kepada preman tersebut?” tanya Fredi. “Aku tidak melakukan apa-apa,
bahkan aku belum sempat memukunya.” Jawab Sammy. “Lalu kenapa tiba-tiba
preman tersebut terpental?” ini sungguh aneh” ujar Fredi. “Oh, iya aku ingat
semenjak aku mendapat buku dari seorang kakek-kakek yang kutolong aku mulai
merasa aneh, seperti anak nakal di kelas tidak berani menggangguku dan lain-
lain.” Jawab Sammy. Mereka pun berpikir panjang, tetapi mereka masih bingung
dengan apa yang teradi. Fredi pun memutuskan untuk kembali ke rumanya.

Keesokan harinya, disekolah Fredi berbincang dengan Sammy tentang


kejadian kemarin. “Hey, Sammy ku rasa buku itu memiliki kekuatan. “Apa?, yang
benar saja itu tidak mungkin.” “ Yasudah kalau tidak percaya!” Saat bel pulang
sekolah berbunyi Sammy dan Fredi pulang bersama di perjalanan mereka bertemu
lagi dengan segerombol preman kemarin, tetapi kali ini berbeda karena mereka
lebih banyak orang. Salah satu dari preman yang mereka temui kemarin berteriak
kepada mereka berdua. “ Hei bocah ingusan kami akan membalas perbuatan
kalian yang kemarin!” Sammy dan Fredi sangat takut, tetapi Fredi teringat dengan
kejadian kemarin saat Sammy membuat preman itu terpental. Fredi pun
membisiki ke telinga Sammy, “Hey, Sammy kamu bisakan melakukan seperti
kemarin?” “A...aku tidak tahu.” “Ayola... jika kita tidak mencobanya tidak akan
tahu kan?” “Oke baiklah akan ku coba.” Sammy mencoba melakukannya. Tetapi
alangkah terkejutnya, ternyata itu tidak berhassil dan Sammy malah terkena
pukulan dari preman tersebut. Fredi pun sangat ketakutan dan bingung ingin
melakukan apa, lalu ia berpikir untuk menelfon polisi mumpung para preman
tersebut hanya fokus terhadap Sammy. Tetapi tiba-tiba ada seorang preman yang
menyadari akan hal itu. Untunglah Fredi sudah selesai menelfon polisi. Lalu ia
langsung ikut dipukuli oleh para preman tersebut.

Melihat temannya dipukuli, Sammy sangat geram dan tidak akan tinggal diam.
Tiba-tiba saja kekuatan Sammy sangat besar dan semua preman itu terpental jauh.
Fredi menyadari bahwa buku pemberian kakek-kakek tersebut bersinar, “Ternyata
ini adalah bantuan dari buku itu.” Ucap Fredi dalam hati. Tak lama kemudian
polisi datang dan langsung menangkap preman-preman tersebut. Usai polisi
menangkap preman itu mereka langsung pergi setelah mengucapkan
“terimakasih” pada Fredi dan Sammy. Fredi pun langsung menceritakan kepada
Sammy apa yang ia lihat pada saat Sammy menjadi kuat. Mereka berdua pun
memutuskan untuk menjadi pembasmi kejahatan.

Nama : Muthia Zahra Nur Azizah

Absen : 22

Kelas : 7-1
Struktur

1. Orientasi:
Paragraf 1
2. Komplikasi
Paragraf 2, 3, dan 4
3. Resolusi
Paragraf 5

Anda mungkin juga menyukai