Disusun oleh :
Nisita Rahman
D3A2021.086
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberi
petunjuk dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikannya Laporan
Pendahuluan dengan judul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Gagal Jantung”.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
syarat menyelesaikan mata ajar BLOKPK 015 Praktik Klinik Keperawatan
Medikal Bedah II di STIKES Panti Kosala. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyakit dalam sistem
kardiovaskuler terlebih pada penyakit gagal jantung bagi para pembaca.
Dengan selesainya Laporan Pendahuluan ini, diucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Ratna Indriati, M. Kes selaku Ketua STIKES Panti Kosala
Surakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan makalah ini.
2. Bapak Budi Kristanto, Ns., M. Kep selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pembuatan
laporan ini hingga selesai.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini hingga selesai.
4. Teman-teman seperjuangan di STIKES Panti Kosala yang saya
hargai.
5. Serta pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca
laporan ini.
Diharapkan dengan adanya laporan ini akan memicu kemampuan
pembaca dalam pemahaman tentang gangguan sistem kardiovaskuler dan
dapat membantu dalam penulisan referensi bagi pembaca sesuai dengan
kebutuhan. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan masukan sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan
dengan baik.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
A. Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
1. Anatomi Sistem Pernapasan ...................................................... 1
2. Fisiologi Sistem Pernapasan ....................................................... 5
3. Definisi ....................................................................................... 5
4. Etiologi/Faktor Resiko ................................................................. 6
5. Patofisiologi ................................................................................ 8
6. Pathway ...................................................................................... 9
7. Pemeriksaan Penunjang ............................................................. 9
8. Tanda dan Gejala......................................................................... 10
9. Penatalaksanaan......................................................................... 12
10. Komplikasi ................................................................................... 13
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
1. Pengkajian .................................................................................. 14
2. Diagnosa Keperawatan................................................................ 16
3. Perencanaan ............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 24
LEMBAR KONSULTASI
iv
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN GAGAL JANTUNG
1
2
3) Katub-katub jantung
a) Katub antrioventrikuler
Katub yang terletak antara antrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah katub disebut katub trikuspidalis.
Sedangkan katub yang letaknya diantara antrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah katub disebut katub
mitral.
b) Katub semilunar
Katub pulmonal – terletak pada arteri pulmonalis,
memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta
– terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan. Kedua katub semilunar ini mempunyai
bentuk yang sama, terdiri aru 3 daun katub yang simetris
disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan
dengan sebuah cincin serabut. Adanya katub semilunar
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel
ke arteri pulmonalis atau aorta dan mencegah aliran balik
waktu diastol ventrikel. Pembukaan katub ini terjadi pada
waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan
ventrikel lebih tinggi daripada tekana di dalam pembuluh-
pembuluh arteri.
4) Otot-otot jantung
a) Otot atrium
b) Otot ventrikel
c) Jaringan khusus penghantar ransangan.
5) Pericardium
Yaitu lapisan pembungkus jantung, yang terdiri dari :
a) Viseralis
Melekat pada permukaan jantung
b) Parientalis
Melekat pada tulang dada, kolumna vetebralis dan
diagfragma.
Kedua pericardium dipisahkan oleh cairan pelumas untuk
mengurangi gesekan pada Gerakan memompa dari jantung itu
sendiri.
6) Pembuluh Darah Besar Pada Jantung
Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya
dengan jantung yaitu :
4
c. Darah
Adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh
darah yang berwarna merah.
Darah berfungsi :
1) Menstranportasikan O2, KH dan metabolit.
2) Mengatur suhu tubuh dengan konduksi (hantaran).
3) Membawa panas tubuh dari pusat produksi panas untuk
didistribusikan keseluruh tubuh.
4) Mengatur hormon dengan membawa dan menghantarkan dari
kelenjar ke sasaran.
Sel-sel darah terdiri atas :
1) Sel darah merah
Dalam sel darah merah ini terdapat HB yang berfungsi sebagai
pengikat O2, membawa O2 dari paru-paru ke jaringan dan
membawa CO2 dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan
melalui pernafasan. Pembentukan sel darah merah berada pada
sumsum tulang belakang. Umur dari sel darah merah sendiri
sekitar 105-120 hari sebelum dihancurkan di limpa.
2) Sel darah putih
Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh
dengan cara menghancurkan anti gen (kuman, virus dan toksin).
3) Trombosit
Fungsi dari trombosit adalah untuk pembekuan darah.
Trombosit sendiri dibentuk pada sum-sum tulang, paru-paru dan
limpa.
Selain darah sel-sel darah juga terdapat plasma darah. Plasma
darah merupakan bagian dari cairan darah yang digunakan
untuk media sirkulasi dan transportasi. Zat-zat yang terdapat di
dalam plasma darah antara lain :
a) Fibrinogen
Digunakan dalam pembekuan darah.
b) Garam-garam mineral
Berguna untuk metabolisme dan juga untuk
mempertahankan tekanan osmotik.
c) Protein darah
Terdiri atas albumin dan globumin. Untuk meningkatkan
viskositas darah dan menimbulkan tekanan osmotik untuk
memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
8
d) Zat makanan
e) Hormon
f) Antibodi/antitoksin.
2. Pengertian Gagal Jantung
Menurut Manurung (2016; 109) gagal jantung biasanya disebut
dengan Decompensatio Cordis, yaitu ketidakmampuan jantung
memompakan darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan
sirkulasi.
Sedangkan menurut Majid (2018; 112,113) penyakit gagal jantung
dalam istilah medisnya dissebut dengan Heart Failure atau Cardiag
Failure, dimana merupakan keadaan darurat medis dimana jumlah
darah yang di pompakan oleh jantung seseorang setiap menitnya
(cardiag output) tidak mempu memenuhi kebutuhan normal
metabolisme tubuh. Hal ini berkaitan dengan adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk kebutuhan
metabolisme tubuh. Hal yang terjadi berikutnya adalah jantung tidak
mampu mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagian organ.
3. Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab gagal jantung mencangkup apapun yang menyebabkan
peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu, sehingga volume
diastolik akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi Panjang
optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung yang
memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi
jantung. Penyebab gagal jantung antara lain (Majid, 2018;112-114) :
a. Disfungsi Miokard (kegagalan miokardial)
b. Beban tekanan berlebihan/pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang berlebihan mengakibatkan hambatan pada
pengosongan ventrikel, sehingga menurunkan curah ventrikel atau
isi sekuncup.
c. Beban volume berlebihan/pembebanan diastolic (diastolic
overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolik dalam
ventrikel meninggi. Curah jantung mula-mula akan meningkat
sesuai dengan besarnya renggangan otot jantung, tetapi bila
beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka
curah jantung justru akan menurun kembali.
9
5. Pathway
Menurut Majid (2018) pathway penyakit gagal jantung adalah
1. Arterosklerosis koroner
2. Hipertensi arterial
3. Penyakit otot jantung degeneratif atau inflamasi
Disfungsi miokard
Infark miokard
Gagal jantung
Perembesan cairan di
Aktivasi Renin- Aliran darah ke
alveoli
Angiotensin- jantung dan otak
Syok kardiogenik
Ekskresi Na+ dan Pengembangan paru
H2O dalam urine kurang optimal
Kematian
DX : kelebihan
DX : resiko pola napas
volume cairan
tidak efektif
12
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hurst (2016; 165 & 166) pemeriksaan penunjang yang
bisa dilakukan pada pasien dengan gagal jantung adalah :
a. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya berupa pemeriksaan laboratorium rutin ditambah dengan
pemeriksaan metabolik untuk memeriksa faktor penyebab (mis.
Diabetes) atau malfungsi pada organ vital lainnya karena perfusi
yang buruk (akut atau kronis). Pemeriksaan laboratorium yang
harus dilakukan adalah :
1) DPL (pemeriksaan darah lengkap)
2) Urinalisis
3) Elektrolit serum, termasuk magnesium dan kalium
4) Panel lipid puasa
5) Glukosa puasa dan glikohemoglobin
6) Kreatinin serum
7) Hormon tiroid
8) Uji fungsi hati
9) Nilai feritain (jika diduga hemokromatosis)
10) BNP
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi mencangkup satu atau lebih pemeriksaan
dibawah ini :
1) Rontgen dada untuk mendeteksi pembesaran jantung, dilatasi
ruang jantung, dan infiltrate paru.
2) Ekokardiogram : ultrasound noninfasif untuk mendeteksi setiap
ketidaknormalan pada ukuran, bentuk, dan Gerakan jantung;
dapat menentukan fraksi ejeksi dan iskemia miokardium saat
dilakukan uji stress.
3) Transesofageal ekokardiogram (TEE) digunakan dengan cara
yang sama seperti ekokardiogram di atas, tetapi ultrasound
mendapat gambaran dari dalam esofagus, yang memberikan
pencitraan yang lebih baik, tajam, khususnya pada pasien yang
memiliki payudara besar atau massa otot yang banyak.
4) MRI, dapat memperlihatkan masalah pada otot jantung,
pembuluh besar, pericardium dan katub.
5) Sonogram dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik
jantung, perubahan dalam fungsi/struktr katub atau area
penurunan kontraktilitas ventricular.
13
b. Infark paru
c. Syok kardiogenik
Sedangkan menurut LeMone et al., (2015; 1213) mekanisme
kompensasi yang dimulai pada gagal jantung dapat menyebabkan
komplikasi pada sistem tubuh lain. Hepatomegali kongestife dan
splenomegaly kongestif yang disebabkan oleh pembengkakkan
system vena porta menimbulkan peningkatan tekanan abdomen,
asites, dan masalah pencernaan. Pada gagal jantung sebelah kanan
yang lama, fungsi hati dapat terganggu. Distensi miokardium yang
dapat memicu disritmia, mengganggu curah jantung lebih lanjut. Efusi
pleura dan masalah paru lain dapat terjadi. Komplikasi mayor gagal
jantung berat adalah syok kardiogenik, dan edema paru akut.
d. Eliminasi
Tanda : normal atau bunyi usus menurun
e. Makanan atau cairan
Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu
hati/terbakar.
Tanda : penurunan tugor kulit, muntah, perubahan berat badan.
f. Hygiene
Gejala/tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan.
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk
atau istirahat).
Tanda : perubahan mental, kelemahan.
h. Nyeri
Gejala : nyeri pada dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin.
Lokasi : tipikal pada anterior, substernal, dapat menyebar ke
tangan, rahang, wajah, punggung dan leher. Tidak tertentu
lokasinya.
Kualitas : menyempit, berat, tertekan, menetap.
Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin ‘pengalaman
nyeri yang paling buruk yang pernah dialami’.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis,
merintih, merenggang, mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak
mata, perubahan irama jantung, tekanan darah, pernafasan, warna
kulit serta kesadaran mengalami penurunan.
i. Pernafasan
Gejala : dispnea, dispnea nocturnal, batuk dengan/tanpa produksi
sputum, riwayat merokok, PPOK.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak/kuat, pucat
atau sianosis.
Bunyi napas : bersih/mengi
Sputum : bersih, merah muda kental.
j. Interaksi sosial
Gejala : stress saat ini, kerja, keluarga, kesulitan koping dengan
stressor yang ada.
Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi,
dan menarik diri dari keluarga.
16
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aspiani (2014; 162) diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan adalah :
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
ketidakmampuan jantung memompakan sejumlah darah untuk
mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas.
c. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air
ditandai dengan oliguria, edema, peningkatan berat badan.
d. Intoleransi efektivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan,
kelelahan, perubahan tanda-tanda vital.
3. Perencanaan
a. DX. No. 1
1) SDKI : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017; 34).
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas
2) SLKI : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019; 20)
Curah Jantung
Ekspektasi : Pasien mampu mencapai curah jantung yang
meningkat.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Takikardia
2 Pucat/sianosis
3 Lelah
4 Edema
5 Dispnea
Keterangan skala :
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
3) SIKI :
a) Perawatan Jantung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018; 317-
318).
17
Tindakan :
(1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
jantung (meliputi edema, kelelahan, dispnea, dll)
(2) Monitor tekanan darah
(3) Monitor saturasi oksigen
(4) Monitor keluhan nyeri dada
(5) Monitor intake dan output cairan
(6) Posisikan pasien semifowler
(7) Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi
asupan kafein, natrium, kolestrol, dan makanan
tinggi lemak)
(8) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
(9) Anjurkan beraktifitas fisik sesuai dengan toleransi
(10) Anjurkan berhenti merokok
(11) Anjurkan beraktifitas secara bertahap
(12) Kolaborasikan dengan pemberian aritmia, jika perlu
(13) Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
b) Manajemen syok kardigenik (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017; 223)
(1) Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
(2) Identifikasi penyebab utama (mis. Volume, pompa atau
irama)
(3) Pertahankan jalan napas paten.
(4) Pasang jalur IV
(5) Kolaborasi pemberian antiaritmia bila perlu
b. DX. No. 2
1) SDKI : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017; 22)
Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
2) SLKI : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019; 94)
Pertukaran Gas
Ekspektasi : Pasien mampu mencapai pertukaran gas yang
meningkat.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Dispnea
2 Gelisah
18
3 PO2
4 Takikardia
5 Pola Napas
Keterangan skala :
No, 1&2 :
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
No 3-5 :
1 : memburuk
2 : cukup memburuk
3 : sedang
4 : cukup membaik
5 : membaik
3) SIKI :
a) Terapi Oksigen (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018; 431)
Tindakan :
(1) Monitor kecepatan aliran oksigen
(2) Monitor efektifitas terapi oksigen
(3) Monitor kecemasan akibat terapi oksigen
(4) Pertahankan kepatenan jalan napas
(5) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
(6) Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
(7) Kolaborasikan penentuan dosis oksigen
(8) Kolaborasikan penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau saat tidur.
b) Pemantauan respirasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018;
247)
(1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
(2) Palpasi kesimetrisan paru
(3) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
(4) Jelakan tujuan dan prosedur pemantauan
(5) Informasikan hasil pemantauan jika perlu.
19
c. DX. NO.3
1) NANDA : (Hederman & Kamitsuru, 2019; 226)
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidak-
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2) NOC : (Moorhead et al., 2016; 582)
Toleransi Terhadap Aktivitas.
Ekspektasi : pasien mampu mencapai toleransi terhadap
aktivitas yang meningkat.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Frekuensi pernafasan saat
beraktivitas
2 Temuan hasil EKG
3 Saturasi oksigen saat beraktivitas
4 Kemampuan untuk berbicara ketika
melakukan aktivitas
5 Frekuensi nadi ketika beraktivitas
Keterangan skala :
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 : tidak terganggu
3) NIC :
a) Perawatan Jantung : Rehabilitatif. (Bulechek et al., 2016;
366)
Tindakan :
(1) Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas
(2) Berikan dukungan harapan yang realistis pada pasien
dan keluarga
(3) Intruksikan kepada pasien dan keluarga mengenai
modifikasi faktor resiko jantung (mis. Menghentikan
kebiasaan merokok, diet dan olahraga)
(4) Intruksikan pasien dan keluarga mengenai
pertimbangan khusus terkait dengan aktivitas sehari-
hari (mis. Pembatasan aktivitas dan meluangkan waktu
untuk beristirahat)
(5) Koordinasikan rujukan pasien (diet maupun fisioterapi)
20
20