Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULER DAN KONSEP DASAR ASUHAN


KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

DOSEN PEMBIMBING : BAIQ HENI RISPAWATI., NERS.,M.KEP

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:

ANGGI HAPSARI PUTRI 001STYC18

ANNISYA HIRDAYANTI 003STYC18

ARFAH 005STYC18

DESAK HARTAMI MALIK 008STYC18

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan
nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Iman Kepada
ALLAH SWT. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Diharapkan makalah ini
dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun  selalu kami harapkan . Sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih baik ke depannya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.  Semoga makalah ini selalu bermanfaat.

Mataram, September 2019

                                                                                                               Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….…… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...………… 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..…………… 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..…………… 1

1.3 Tujuan Masalah…………………………………………………………..…………… 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....

2.1 Definisi Sistem Kardiovaskuler…………………………………………………………

2.2 Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler…………………………………………………

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam Sistem Kardiovaskuler…………………...

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup
yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula
dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan
sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-
obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam
tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi
yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika
berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita
melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami
anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-
obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Kardiovaskuler ?
2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler ?
3. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam Sistem Kardiovaskuler ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi kardiofaskular dan konsep dasar asuhan
keperawatan pada sistem kardiovaskuler
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan
berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti
jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu
sendiri.

Gambar : Jantung pusat kardiovaskuler Gambar : Sistem kardiovaskuler


2.2 Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler
1. Letak Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorax), diantara
kedua paru.
1) Bagian depan dilindungi oleh sternum dan tulang-tulang iga setinggi kosta ke-3
sampai ke-4
2) Dinding samping berhubungan dengan paru-paru faises mediastinalis
3) Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2 berhubungan dengan aorta
pulmonalis, dan bronkus dekstra dan sinistra
4) Dinding belakang, mediastinum posterior oesofagus, aorta desenden, vena azigos,
dan kolumna vertebra torakalis
5) Bagian bawah berhubungan dengan difragma
Dua pertiga jantung berada disebelah kiri sternum. Apeks jantung, berada di sela iga
keempat atau kelima pada garis tengah klavicula. Pada dewasa rata-rata panjangnya
kira-kira 12 cm dan lebar 9 cm dengan berat 300 sampai 400 gram.

2. Struktur Jantung
Pada bagian permukaan inferior (Diafragma) sebagian besar adalah ventrikel kiri dan
sebagian ventrikel kanan. Batas kanan jantung dibentuk oleh vena kava superior dan
atrium kanan, sedangkan batas kiri jantung dibatasi oleh dinding lateral ventrikel kiri.
Basis jantung dibentuk oleh atrium kiri dan sebagian atrium kanan yang berada di iga
ke 2 (dua). Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium, yang terdiri dari 2
lapisan:
a. Perikardium fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada, difragma
dan pleura.
b. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari lapisan
parietalis, melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang melekat
pada jantung yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga
perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan
perikardium kurang lebih 10 sampai 30 ml yang berguna untuk mengurangi
gesekan yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai
barier terhadap infeksi dari paru dan mediastinum.

3. Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
a. Atrium
Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektifitas
ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai
kemampuan memompa lebih dari 300 sampai 500% darah yang dibutuhkan oleh
tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior dan dari jantung
melalui sinus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan
saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua
paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg
dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh
sekat yang disebut septum interatrium.
b. Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung
muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun kutub atrioventrikuler oleh serat-
serat yang disebut korda tendinea.
1) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan
tekanan sistoliknya 15-30 mmHg dan diastolic 0-5 mmHg dengan saturasi
oksigen 75%.
2) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dimpompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri kira-kira 1,5 cm. Tekanan
sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan diastolic 0-10 mmHg.
Saturasi oksigen sebesar 95-98%.
Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
interventrikel.Ventrikel sebagai pompa sekunder, volume akhir-diastolik dan
akhir-sistolik ventrikel
1) Volume akhir diastolik adalah selama diastole, pengisian ventrikel dalam
keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120 sampai
130ml
2) Waktu ventrikel kosong selama sistole, volumenya berkurang sekitar 70 ml
(kedaan normal) yang dinamakan isi sekuncup (stroke volume). Dalam
keadaan tertentu dapat naik sampai 200 ml, dan dapat turun sampai 140 ml.
3) Energi untuk kontraksi jantung adalah energy kimia dari metabolisme asam
lemak dan zat gizi (as. laktat dan glukosa)
4. Katup-Katup Jantung
Terdiri dari 4 katub yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah.Setiap katub
berespon terhadap perubahan tekanan. katub dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu katub
antrioventrikular dan katub semilunar
a. Katub Antrioventrikular
Letaknya antara antrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. katub
yang terletak diantara antrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah
daun katub, disebut katub trikuspid. Sedangkan katub yang letaknya
diantaraatrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub
mitral. Katub antrioventrikular memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada
saat sistol ventrikel (kontraksi)
b. Katub Semilunar
Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub
pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, Memisahkan pembuluh ini dari ventrikal
kanan. Katub aorta terletak antara ventrikal kiri dan aortha
Kedua katub semulunar ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari tiga daun
katub yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan
sebuah cincin serabut. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengair
dari masing-masing ventrikal ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole
ventrikal, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikal.

Pembukaan katub terjadi pada waktu masing-masing ventrikal berkontraksi,


dimana tekanan ventrikal lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-
pembuluh arteri.

Disebelah atau daun katub aorta terdapat tipe penonjolan dinding aorta, yang
disebut sinus valsava. Muara arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini.
Sinus-sinus tersebut berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh
daun katub pada waktu aorta terbuka

Bila ventrikal kiri berkontraksi, masuknya ke dalam aorta dan arteri lain
menyebbkan dinding arteri teregang dan tekanannya meningkat ke tekanan
sistolik normal 120 mmHg. Pada akhir sistole tekanan darah dalam aorta turun
pelan-pelan selama diastole karena darah yang disimpan dalam arteri elastik yang
teregang terus mengalir melalui pembuluh darah perifer kembaali ke vena.
Sebelum ventrikal berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai tekanan
diastole sekitar 80mmHg, yang merupakan 2/3 tekanan maksimum 120 mmHg
yang terdapat selama kontraksi.

5. Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium dan endokardium.
a. Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam
medistinum minus, terletak posterior terhadap kurpus sterni dan tulang rawan iga
ke-2 sampai ke-6

1) Perikardium fibrosum fiseral, merupakan bagian kantong yang membatasi


pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinuim diafragma, bersatu
dengan pembulu darah besar melekat pada sternum melalui ligamentum
stemoperikardial.
2) Perikardium serosum parietal, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu;
a) Perikardium parietalin membatasi perikardium fibrosom sering disebut
epikardium
b) Perikardium fiseral mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai
peluman untuk mempermudah pergerakan jantung

b. Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria, arteri
koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri
sirkumflikes. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node,
ventrikal kanan dan permukaan diafragma ventrikal kanan. Vena koronaria
mengembalikan darah kesinus kemudian bersirkulasi langsung kedalam paru-paru.
c. Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membram yang mengkilat dan terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan
sinus vena kav. Dibagian ini terdapat bundela otot paralel yang berjalan kedepan
kristal, kearah bawah kristal terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang
menonjol dan dikenal sebagai vulvula venakava inferior yang berjalan kedepan
muara V. Inverior menuju kesebelah tepi dan disebut vosa ovalis. Diantara atrium
kanan dan ventrikal kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
6. Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan alisan listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu;

a. Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.


b. Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur
c. Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang, kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung
akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantaran untuk
merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls
dimulai dari nodus SA ke nodus AV, sampai ke serabut purkinye.

Di dinding atrium kanan terhadap nodus sinoatrial SA sel-sel dari nodus SA


memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan
kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60 sampai 100
denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada
bagian bawah septum interatrial terhadap nodus atrioventrikuler AV. Jaringan ini
bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi atrial sebelum ia
mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu berbeda.
Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi
telah dikeluarkan atrium dan memasuki nodus AV.

Setelah sedikit perlambat ini, nodus AV melampaui potensial aksi sekaligus,


ke jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel
ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara
penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk
sistole ventrikel.

Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikuler ke


cabang berkas kanan dan kiri, dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye
ke jaringan miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan
penghantar tiga sampai tuju kali lebih cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka
berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati kontraksisimultan dari semua
bagian ventrikel, sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa
maksimal.
7. Siklus Jantung
Pada waktu aktivitas depolarisasi menjalar keseluruh ventrikel, ventrikel
berkontraksi dan tekanan didalamnya meningkat pada waktu tekanan di dalam
ventrikel melebihi tekanan atrium. Katub mitral dan trikuspid menutupi dan terdengar
sebagai bunyi jantung pertama. Fase kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum
katub-katub semilunar terbuka disebut fase kontraksi isovolumetrik. Disebut demikian
karena tekanan didalam ventrikel meningkat tanpa ada darah yang keluar, sampai
tekanan didalam ventrikel melebihi tekana aorta atau arteri pulmonalis, disaat mana
katub-katub semilunar terbuka dan darah keluar dari ventrikel. Ejeksi darah dari
ventrikel terutama ventrikel kiri berlangsung sangat cepat pada permukaan, sehingga
kadang-kadang menimbulkan suara yang merupakan komponen akhir dari bunyi
jantung satu. Fase ini disebut fasa ejeksi cepat.
Sesudah darah keluar dari ventrikel maka tekanan didalam ventrikel akan
menurun, pada saat tekanan ventrikel menurun lebih rendah dari tekanan aorta atau
arteri pulmonalis, maka katub-katub semilunar akan menutup dan terdengarlah bunyi
jantung kedua.
Selama katub mitral dan trikuspid tertutup, darah dari pulmonalis dan vena kava
tetap mengisi kedua atrium yang menyebabkan peningkatan tekanan diatrium.
Sementara itu tekanan dikeluar ventrikel terus menurun sehingga menjadi lebih rendah
dari tekanan atrium, dan katub mitral serta trikuspid akan terbuka.
Setelah katub mitral dan trikuspid terbuka, maka darah akan mengalir dari kedua
atrium ke kedua ventrikel, mula-mula secara cepat fase pengisian cepat. Dan makin
lama makin lambat sampai berhenti, yaitu sewaktu tekanan di atrium dan ventrikel
sama.
Sebelum saat akhir diastole ventrikel diastole ventrikel dimulai sesudah
penutupan katub semilunar, aktivitas listris yang menimbulkan gelombang P pada
EKG menyebabkan atrium berkontraksi, dan sisa darah didalam atrium akan masuk
kedalam ventrikel. Kemudian mulailah kontraksi ventrikel lagi. Terbukannya katub ini
tidak menimbulkan suara kecuali bila ada kelainan katub. Fase diantara penutupan
katub semilunar dan pembukaan katub mitral atau trikuspid dinamakan fase relaksasi
isovolumetrik ventrikel.
8. Tahap Jantung
Jantung bekerja selama kita hidup dan membutuhkan makanan yang berasal dari
darah dengan tahap kerja sebagai berikut :

a. Tahap kontriksi
Ventrikel jantung dalam keadaan menguncup dan katup bikuspidalis dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup. Valvula seminularis terbuka sehingga darah
dari ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru,
sedangkan darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta lalu diedarkan ke seluruh
tubuh

b. Tahap dilatasi
Jantung mengembang, katub bikuspidalis dan trkuspidalis terbuka sehingga
darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri begitupula pada jantung bagian
kanan
c. Tahap istirahat
Darah masuk dalam kedua bagian jantung, yaitu jantug kanan dan jantung kiri.
9. Faktor-Faktor Penentu Kerja Jantung
a. Beban awal (preload)
Adalah jumlah regangan suatu ruang proporsional terhadap volume darah
ruang yang ditampung pada akhir diastol, sebelum sistol.Biasanya , jumlah
regangan serabut otot jantung segera sebelum sisitol. Baisanya, jumlah regangan
suatu ruang proporsional terhadap volume darah ruangyang ditampung pada akhir
diastol, sebelum sistol karena preload adalah ukuran volume pada akhir diastol,
sering sama dengan volume atau tekanan akhir diastol, maka preload ventrikel kiri
diwakili oleh tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.
b. Beban akhir (afterload)
Adalah kekuatan atau tekanan ruang jantung dimana ruang jantung harus
menejeksikan darah selama sistolik. Faktor yang penting dalam menentukan
afterload adalah tahanan paskular, juga pada pembuluh sistem dan fulmonal.
Afterload sering sama dengan tahanan faskular atau tahanan faskular fulmonar
afterload mempengaruhi isi sekuncup dalam (stroke volume) karena peningkatan
atau pengosongan ventrikel dengan mudah selama sistole.
c. Kontraktilitas
Kemampuan inotropik dan beban kerja jantung disebut kekuatan kontraktil.
Kekuatan otot jantung berubah dalam respons terhadap rangsangan neural dan
terhadap kadar ketekolamin sirkulasi.
d. Frekuensi jantung
Meskipun jantung memiliki kemampuan berdenyut secara mandiri terhadap
pengaruh ekstrinsik, frekuensi jantung dibawah pengaruh otonomik dan
katekolamin adrenal. Serat parasimpatik dan simpatik yang mempersarafi nodus SA
dan AV. Selain itu berberapa serat simpatik berakhir pada jaringan miokard.
Adanya peningkatan atau penurunan frekuensi jantung akan mempengaruhi cardiac
output. Batasan frekuensi antara 50 sampai 170 kali denyut permenit. Bila lebih
dari 170 kali pemenit maka pengisian kembali pada saat diastolik tidak adekuat,
dan bila kurang dari 50 kali denyut permenit akan menurunkan kardia orput karna
ejeksi berkurang. Batasan frekuensi tersebut akan berpariasi untuk setiap individu.
Jurah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam
sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam tranportasi darah
yang memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel dalam satu menit. Nilai normal pada orang pada orang
dewasa berkisar 4-6 liter permenit. Jurah jantung merupakan hasil dari stroke
volume dan frekuensi denyut jantung. Stroke volume sendiri adalah jumlah darah
yang diejeksikan setiap kontraksi ventrikel. Pada dewasa muda kurang lebih 60-100
ml darah.
10. Peredaran Darah
Pembuluh darah adalah parasarana jalan bagi aliran darah.
a. Peredaran besar (sirkulasi sistemik) yaitu dari jantung-seluruh tubuh-jantung.
b. Peredaran darah kecil ( sirkulasi pulmonal) yaitu jantung-paru –jantung.
Darah kotor-atrium kanan- katup trikuspidalis- ventrikel kanan- katup
pulmonal- paru- atrium kiri- katup mitral- ventrikel kiri- katup aorta- seluruh tubuh.
11. Koronaria
Suplai darah ke miokardium berasal dari aorta tepat dibawah katup aorta. Arteri
koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri dan arteri koroner kanan
memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan.Arteri Koroner Kiri (Left main
Coronary artery - LMCA) mempnyai 2 cabang besar yaitu :ramus desenden
anterior (left anterior desenden-LAD) dan ramus sirkumfleks (left-LCx). Arteri ini
melingkari jantung dalam dua lengkuk anatomis eksternal, yaitu siklus atrioventrikler
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, dan sulkus interventrikuler
yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk di bagian permukaan
posterior jantung merupakan salah satu bagian yang kritis dipandang dari sudut
anatomis jantung. Tempat ini dikenal dengan sebutan kruks jantung, dan merupakan
salah satu bagian terpenting dari jantung. Nodus Atrio ventrikuler
(atrioventriculernode –AVN) berlokasi pada titik pertemuan ini, dan pembuluh darah
yang melewati kruks tersebut merupakan pembuluh darah yang melewati kruks
tersebut merupakan pembuluh darah yang memasok nutrisi AVN. Arteri koronaria kiri
bercabang segera sesudah meninggalkan pangkalnya Aorta. Rumus sirkumfleks
berjalan disisi kiri jantung di sulkus atrioventrikuler kiri. Perjalanan secara berkeliling
ini sesuai dengan sebutan dan fungsinya sebagai pembuluh darah sirkumflleks.
Demikian juga dengan ramus desenden anterior, yang menyatakan jalan anatomis
dari cabang arteri tersebut. Arteri tersebut trdapat disebalah depan kiri dan turun ke
bagian bawah permukaan jantung melalui sulkus interventrikular sebelah ddepan,
kemudian melintasi apex jantung berbalik arah dan terus mengalir ke atas sepanjang
permukaan bawah daro sulkusinterventrikelkuler untuk bersatu dibagian dista dengan
cabang artei koroner kanan. Jalur-jalur anatomis ini menghasilkan suatu hubungan
antara arteri koroner dan penyediaan nutrisi otot jantung. Istilah dominasi kanan dan
dominasi kiri sebenarnya menggambarkan apakah arteri kanan atau arteri koroner kiri
yang melewati kruks tersebut.
Tujuh puluh lima persen jantung manusia adalah dominan kanan. Bila situasi ini
berlaku, arteri koroner kanan melewati bagian posterior dan bertanggung jawab untuk
suplai darah ke sisi posterior jantung dan bagian posterior septum interventrikuler.
a. Arteri koroner kanan (Right Coronary artery –RCA)
Berjalan kesisi kanan jantung, pada sulkus atrio ventrikuler kanan. Pada
dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel
kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Meskipun nodus SA (Sino
atrial Node) letaknya diiatrium kanan, tetapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya
dipasok oleh arteri koronaria kanan, sedang 42% lainnya dipasok oleh cabang arteri
sirkumfleks kiri. Nutrisi untuk nodus AV (Atrioventrikuler node) dipasok oleh
arteri yang melintasi kruks, yakni 90% dari artei koroner kanan dan 10% dari arteri
sirkumfleks
b. Vena jantung
Distribusi vena koroner sesungguhnya pararel dengan distribusi arteri konorer.
Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian yaitu:
1) Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
2) Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan
sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan
3) Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan
paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard
kedalam atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang bermuara di
samping vena kava inferior.
12. Pengaruh Berbagai Ion Pada Fungsi Jantung
a. Pengaruh Ion Kalium
1) Kelebihan: Menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan lemas serta
frekuensi jantung lambat.
2) Kekurangan: menghambat hantaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel
melalui berkas A-V Node
3) Peningkatan konsentrasi kalium hannya 8-12 mEq/liter 2-3 kali normal
biasanya akan menyebabkan kelemahan jantung sedemikian rupa sehingga
akan menyebabkan kematian.
b. Pengaruh ion Kalsium
1) Kelebihan: menyebabkan jantung berkontraksi spastik. Hal ini disebabkan oleh
efek langsung ion kalsium untuk merangsaion kalium dengan proses kontraksi
jantung.
2) Defisiensi: menyebabkan jantung lemas sama dengan efek kalsium
3) Pengurangan konsentrasi ion kalsium yang besar biasanyan akan mematikan
orang, karena tetani yang timbul sebelumnya akan mempengaruhi jantung
dengan bermakna.
4) Peningkatan ion kaalsium hampir tidak pernah terjadi karena ion kalsium
diendapkan dalam tulang.
c. Pengaruh ion natrium
1) Kelebihan: menekan fungsi jantung, suatu efek yang sama seperti ion kalium
dengan alasan yang berbeda sama sekali., makin besar kontraksi ion natrium
dalam cairan ekstrasel makin kurang efektifitas ion kalsium menyebabkan
kontraksi, bila terdapat kontraksi aksi.
2) Konsentrasi natrium yang sangat rendah sering menyebabkan kematian karena
fibrilasi jantung.
d. Pengaruh suhu pada jantung
1) Peningkatan suhui menyebabkan peningkatanan frekuensi jantung yang besar.
2) Penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi
3) Kekuatan suhu moderat, tetapi peningkatan suhu yang lama melelahkanjantung
dan menyebabkan kelemahan
13. Aliran Arus Listrik di Sekitar Jantung Selama Siklus Jantung
Jantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif, bila satu
bagian ventrikel menjadi elektronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik
menggalir dari daerah berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur berputar
besar. Selama siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis
jantung menuju keeapeks, sewaktu ipuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar
melalui otot rentikel.
Dalam membuat perekaman elektrodiografik, digunakan bermacam-macam
posisi standar untuk penempatan elektroda dan positif atau negatifnya polaritas
rekaman selama setiap siklus jantung ditentukan olehy orientrasi elektroda dengan
mengingat aliran arus di dalam jantung. Beberapa sistem elekroda konvensional yang
biasanya disebut sandapan elektrokardiografik.
a. Denyut Premature
Suatu denyut premature Adalah sebuah kontraksi jantung sebelum waktu
terjadinya kontraksi normal yang diharapkan. Keadaan ini juga sering disebut
ekstrasitole. Sebagian besar denyut premature disebabkan oleh fokus ektopik di
dalam jantung., yang memancartkan impuls abdonormal pada waktu-waktu yang
tetap selama irama jantung.
Beberapa denyut premature ventrikel bersifat jinak dan diakibatkan oleh
faktor-faktor sederhana seperti rokok,kopi,dan kurang tidur sebagai keadaan toksik
ringan dan bahkan kiritabilitas emosional,sebaliknya sebagian besar denyit
premature ventrikel benar-benar diakibatkan oleh penyakit jantung.
b. Rangsangan Jantung Berirama.
Jantung manusia berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72
denyutan per menit. Semua jaringan peka rangsangan dapat melepaskan muatan
listrik secara berulang bila lambat rangsangannya cukup rendah. Misalnya serabut
saraf dan serabut otot rangka yang dalam keadaan normal sangat stabil, melepaskan
muatan berulang bila konsentrasi ion K turun di bawah nilai kritis.
14. Pengaturan Irama dan Hantaran Jantung oleh Saraf-saraf Otonom
Jantung disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis
a. Perangsangan simpatis
1) Memperkuat dan mempercepat denyut jantung
2) Melebarkan(vasolidatasi) arteri coronia
3) Rasa nyeri jantung
b. Perangsangan Parasimpatis:
1) Mengurangi kecepatan dan kekuatan denyut nadi
2) Vaspkontriksi arteri koronoia
15. Irama-irama Abnormal Jantung
a. Kontraksi premature-fokus ektopik
Suatu gelombang depolarisasi menyebar ke luar dari daerah yang peka dan
menimbulkan kontraksi premature jantung. Fokus tempat impuls abnormal
dibangkitkan disebut suatu fokus ektopik.
Lazimnya suatu fokus ektopik adalah suatu daerah otot yang peka akibat
daerah iskemia setempat.,penggunaan stimulan berlebih-lebihan(Kafein
Nikotin),Kurang tidur,ansietas,atau keadaan lemah lainnya.
b. Blok Jantung
Kadang-kadang penghantaran impuls melalui jantung dihambat pada suatu
kritis dalam sistem hantaran. Salah satu tempat tersering adalah diantara atrium dan
ventrikel. Keadaan ini disebuat blok atrioventrikular. Hal ini dapat diakibatkan oleh
kerusakan atau depresi terbatas oleh serabut junctional AV atau berkas AV
c. Fluter dan Fibrilasi
Kontraksi biasa yang frekuensinya rendah (200-300) denyutan/ menit biasanya
disebut flutter daan kontraksi tak terkoordinasib sangat tinggi disebut fibrilisasi.
d. Gerakan sirkuls
Gerakan sirkuls timbul apabila suatu impuls dimulai pada suatu bagian otot
saja, menyebar dalam lintasan meligkar melalui jantung dan kemudian kembali ke
otot yang mula-mula terangsang untuk merangsang lagi.
Ada 3 macam keadaan yang dapat menyebabkan impuls ini terus berjalan
mengelilingi lingkaran itu.

1) Pertama, bila lintasan keliling lingkaran itu panjang, pada saat impuls kembali
ke posisi jam 12 otot yang semula dirangsang tidak refrakter lagi dan impuls
akan terus mengelilingi lingkaran iyu berulang-ulang
2) Kedua, bila panjang lintasan tetap konstan, tetapi kecepatan penghantaran
menjadi menurun
3) Ketiga, masa refrakter otot tersebut mungkin telah menjadi sangat memendek.

e. Fibrilasi Atrium
Fibrilasi Atrium sangat sering terjadi bila atrium menjadi sangat membesar. Sudah
jelas bahwa fibrilasi atrium menyebabkan inkoordinasi menyeluruh kontraksi
atrium sehingga pompa atrium berhenti sama sekali.
f. Fibrilai fentrikel
Fibrilasi ventrikel terutama disebabkan oleh syok listrik dan fokus ektopik.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam Sistem Kardiovaskuler


1. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Hipertensi
ASUHAN KERPERAWATAN PADA Tn W.R DENGAN GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER “HIPERTENSI”

DI RUANGAN YOHANES RSU BETHESDA TOBELO

A.Biodata

a. Identitas klien

Nama : Tn.W.R

Umur : 62 Tahun

Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Ds Gosoma

Pekerjaan : Tani

Pendidikan : SMP

Tgl MRS : 29-07-2011 jam 14.30

Tgl pengkajian : 01-08-2011 jam 10.00

No.RM : 453402

Dx medis : Hipertensi

b. Penaggung Jawab

Nama : Ny.W.R

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Hubungan dengan klien : Anak dari klien

B.Keluhan utama

Klien mengatakan sakit di bagian kepala

a. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengatakan bahwa ia merasa sakit di bagian kepala,mata bagian


kanan belum dapat melihat dengan baik,dan sulit untuk berbicara.Skala
nyeri 2(sedang dari 0-5) ,dan nyeri diraskan sejak masuk rumah sakit
sampai saat pengkajian namun klien mangatakan nyeri di bagian kepala
sudah mulai berkurang.

- Riwayat kesehatan dahulu


Klien pernah mengalami penyakit hipertensi sejak 2 tahun lalu ,namun klien
tidak rutin minum obat ,hanya saat kepala klien terasa sakit.
- Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
sekarang di derita oleh klien.

d. Riwayat psikososial

1. Pola kognitif

- Hubungan klien dengan keluarga baik

- Hubungan klien dengan perawat kooperatif

2. Pola koping

Klien mampu menerima keadaan fisiknya dan percaya pada perawatan yang
diberikan

3. Pola interaksi

Klien akrab dengan keluarga ,para medis dan orang lain.

e. Riwayat spiritual

Klien beragama Kristen protestan dan klien meyakini kepercayaan yang


dianutnya ,klien cukup aktif dalam mengikuti persekutuan ibadah.

f. Pemenuhan KDM

1. Nutrisi dan cairan

- Di Rumah

Makan 3x/hari .Jenis: nasi,sayur,daging.Nafsu makan baik dan porsi makan


dihabiskan.

Minum 4-5x/hari.Jenis: Kopi,air putih.

- Di RS

Makan 3x/hari .Jenis :nasi,ikan, sayur,buah.Nafsu makan baik dan


dihabiskan

Minum:7-8 x/hari .Jenis,air putih.


2. Istirahat dan tidur

- Di Rumah

Tidur malam 6-8 jam

Tidur siang 1-2 jam

- Di RS

Tidur malam 4-5 jam

Tidur siang 1 jam

3. Eliminasi

- Di Rumah

BAB 2 hari 1x BAB

BAK 4-5 x/hari

- Di RS

Sudah 4 hari klien belum BAB

BAK 3-4x/hari

4. Personal Hygine

- Di Rumah

Klien mandi 1x/hari ,mengganti pakaian , menggosok gigi , mencuci rambut


,dilakukan sendiri.

- Di RS

Klien mandi 4 hari sekali mandi ,mengganti pakaian ,menggosok gigi.

5. Aktifitas

- Di Rumah

Klien sering beraktifitas

- Di RS

Aktifitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga.

6. Ketergantungan
- Obat-obatan : -

- Alkohol : klien mengkonsumsi alcohol

- Rokok : klien mengkonsumsi rokok 1 bungkus/hari

g. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum klien

Keadaan umum : klien tampak sakit sedang.Nyeri di bagian kepala dan


gangguan dalam Komunikasi

Kesadaran : compos mentis

2. Tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg GCS :EYES :4

N : 84 x/m VERBAL : 3

R : 20 x/m MOTORIK : 6

Sb : 36 c

3. Pemeriksaan HEAD TO TOE

a) kepala

klien mengeluh nyeri di bagian kepala

inspeksi : bentuk bulat, tidak ada lesi ,distribusi rambut baik,warna


rambut hitam

b) mata

inspeksi : strabismus,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterus

keluarga mengatakan penglihatan mata bagian kanan cukup

c) telinga

inspeksi : simetris kanan dan kiri ,terlihat serumen ,tidak ada lesi.

d) hidung

inspeksi : tidak ada polip, tidak ada lesi

palpasi : tidak ada nyeri tekan

e) mulut
inspeksi : kebersihan mulut cukup,tidak ada lesi dan stomatitis

bicara klien telor

f) leher

inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesarn kelenjar tiroid dan vena
jugularis

g) dada

inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kanan dan kiri

palpasi : tidak ada nyeri tekan , expansi paru simetris saat inspirasi
dan expirasi

perkusi : suara resonan

auskultasi : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing

h) abdomen

inpeksi : tidak ada lesi

auskultasi : terdengar bissing usus

perkusi : tidak terdapat massa dalam abdomen,bunyi timpani

palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

i) Ektremitas atas

inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM baik ,terpasang
venocath pada tangan kiri

j) ektremitas bawah

inspeksi : pergerakan kaki kanan dan kiri baik , ROM aktif

k) genetalia

inspeksi : penyebaran rambut pubis merata,kebersihan baik

l) kulit

inspeksi : warna kulit sawo matang, turgor kulit baik

PATOFISIOLOGI “ HIPERTENSI “
DIET,GAYA HIDUP,DAN PENYAKIT TERTENTU

KEPEKAAN BARRESEPTOR MENURUN

EKSRESI NATRIUM DAN AIR OLEH GINJAL MENINGKAT

SEKRESI RENIN MENIENGKAT

TEKANAN DARAH SISTEMIK MENINGKAT

GANGGUAN FUNGSI SARAF 10 RESISTENSI VENTRIKEL MENIGKAT VASOKONSTRIKSI

KEPEKAAN EKTREMITAS KERJA JANTUNG MENINGKAT SUPLAI O2 KEOTAK

BERKURANG

AKTIVITAS BERKURANG PERFUSI JARINGAN MENURUN GANGGUAN PERFUSI

JARINGAN SEREBRAL

MOTILITAS USUS BERKURANG PEMENUHAN O2 INTRASERBRAL MENURUN DISARTRIA

BAB BERKURANG ISKEMI INTRA SERBRAL

KERUSAKAN KOMUNIKASI
VERBAL

NYERI
GANGGUAN POLA
ELIMINASI FECAL

*Pemeriksaan penujang

Hasil laboratorium
- 29-07-2011 Nilai normal
LED : 15
HB : 13,6 gr % 12-18 gr %
HT : 38 % 36 -56 %
Leukosit : 4900 /mm3 4900 -9000 /mm3
Trombosit : 189.000 /mcl 120.000 – 380.000 / mcl
Na : 134,5 meq/L 135 -148 /meq/L
K : 4,44 meq /L 3,6 -5,2 meq /L
Cl ; 92,7 meq/L 94-111 meq /L
Glucose :141 mg /dl 75 -115 mg /dl
Urea UV : 9,8 mg/dl 10- 50 mg /dl
Creatinine : 1,34 mg /dl 0,5 -1,1 mg /dl

 TERAPI MEDIC
 Captopril 2x 25 mg
 Cefixime 2x 100 mg
 Asam mefenamat 2x 50 mg
 Propanolol 2x 40 mg
 Rannitidin 2x1
 Amitraphylylin 2x1
 Methyoebal 3x500 mg
 Trombo aspilet 1x1
 Methyl prednisolone 2x1 mg
 Dulcolax 1 amp

PENGELOMPOKAN DATA

1. Data Subjectif

- Kllien mengtakan sakit di bagian kepala


- Klien mengeluh sulit untuk berbicara
- Keluarga klien mengatakan sudah 4 hari belum BAB susah BAB

2. Data Objetif

- TD : 150 /90 mmHg


- Skala nyeri 2 (sedang dari 0-5)
- Bicara klien telor
- BAB (-)

ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH

TD sistemik meningkat Nyeri


1.DS : klien merasa sakit di
bagian kepala Vaskonstriksi
DO : -TD : 150 /90
mmHg Suplai o2 ke otak berkurang
Skala nyeri 2
(sedang) Iskemi intraserebral

Nyeri kepala

Suplai o2 keotak berkurang Kerusakan komunikasi verbal

2. DS : klien mengeluh sulit Gangguan perfusi jaringan


untuk berbicara serabral

DO : bicara klien telor Disatria

TD sistemik meningkat Gangguan pola eliminasi


fecal
3. DS : klien mengatakkan Gangguan fungsi saraf 10
sudah 4 hari belum
BAB , susah BAB Kepekaan ekstremitas

DO : BAB ( - ) Aktifitas berkurang

Motilitas usus berkurang

BAB ( - )

*DIANGNOSA KEPRAWATAN

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan serebrovaskuler yang ditandai dengan :

DS : klien mengatakan merasa sakit di bagian kepala

DO : - TD :150 / 90 mmHg

Skala nyeri 2 ( sedang )

2. Kerusakan komunikasi verbal b/d disartria yang ditandai dengan :


DS : klien mengeluh sullit untuk berbicara

DO : bicara klien telor

3. Ganguan pola eliminasin fecal b/d kurangnya motilitas usus yang ditandai dengan :

DS : keluarga mengtakan sudah 4 hari belum BAB,susah BAB

DO : BAB ( - )

DIANGNOS INTERVENSI IMPLEMENTA EVALUASI


A KEPERAWAT SI KEPERAWA
KEPERAAT AN KEPERAWAT TAN
AN TUJUAN / INTERVENSI RASIONALIS AN
KRITERIA ASI
1.Nyeri b/d Nyeri 1)kaji tingkat Sebagai patokan 01-Agus-2011 01-08-2011
peningkatan berkurang nyeri dalam penilaian (09.00) (11.00)
tekanan sampai nyeri untuk Mengkaji tingkat S: klien
serebrovaskuler hilang membantu nyeri.Skala nyeri mengatakan
yang ditandai dengan kemungkinan 2 (sedang) sakit di bagian
dengan: kriteria hasil intervensi dan kepala sudah
DS :klien : medikasi mulai berkurang
mengatakan - Sakit
merasa sakit kepala 2)pertahankan Meminimalkan (09.30) O: -TD 150/90
dibagian kepala berkurang tirah baring stimulasi dan Menganjurkan mmHg
DO : - TD dalam selama fase akut meningkatkan pasien untuk - skala nyeri
TD150/90mmH batas normal relaksasi istirahat 2(sedang)
g 3)anjurkan teknik
Skala nyeri 2 relaksasi dan Untuk (09.40) A:masalah
(sedang) distraksi merelaksasikan Menganjurkan teratasi sebagian
otot otot dan untuk menarik
menglihkan nafas dalam jika P: tindakan
perhatian klien nyeri perwatan
4)kolaborasi dari rasa nyeri dilanjutkan
untuk pemberian
terapi analgetik Analgetik adalah (10.00)
sedian obat yang Melayani terapi
diformulasikan medis
untuk
1) Mentukan menurunkan
derajat kerusakan nyeri
verbal yang
terjadi
Membantu (12.15)
mentukan daerah Mengkaji derajat
dan derajat disfungsi bicara
kerusakan vebal klien dengan
Klien 2) mintalah klien yang terjadi klien dapat
mampu untuk dapat menjawab setiap (14.00)
2. kerusakan
berkomunik mengucapkan pertanyaan yang S: klien
komunikasi
asi dengan kata kata telah diajukan mengeluh mersa
verbal b/d
orang lain sederhana sulit untuk
disartria yang
,dengan Mengidentifikasi (12.30) berbicara
ditandai dengan
kriteria hasil 3) berikan metode adanya disartria Mencoba untuk
:
: komunikasi, atau berbicara pada O: bicara kklien
DS: klien
- klien dapat motivasi kepada klien telor
mengeluh sulit berkomunik klien seperti cara
untuk berbicara asi ddengan cara menulis kata A: masalah
DO: bicara perawat dan kata di helai belum teratasi
klien telor orang lain kertas Membantu klien (12.40)
disekitar dalam memenuhi Mengajak kklien P: lanjutkan
klien 1)beri makanan kebutuhan untuk intervensi
- bicara yang berserat komunikasi berkomunikasi keperawatan
klien tidak lewat cara non
telor verbal

2)berikan obat
sesuai indikasi

Untuk (16.00) (21.00)


merangsang Meberikan S:klien
peristaltic usus makanan yang mengtakan
berserat mis buah sudah BAB
pisang
O: BAB (+)
Pemberian obat (17.00)
3. Gangguan pencahar Memberkan obat A: masalah
pola elminasi merangsang dulcolax I amp teratasi
fecal b/d peristaltic usus
kurngnya Pola P: -
motilits usus eliminasi
yang ditandai terpenuhi
dengan : dengan
DS:keluarga kriteraia
mengatakan hasil:
sudah 4 hari - klien sudah
belum BAB BAB .BAB
,susah BAB (+)
DO:BAB ( - )

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


01 - 08 - 2011 Dx 1 01 -08 -2011
(09.00) 1.mengkaji tingkat nyeri yang (11.00)
dirasakan pasien.Skala nyeri 2 S: klien mengtakan sakit
(sedang) dari 0-5 dibagaian kepala sudah
(09.30) 2.mengangjurkan pasien mulai berkurang
untuk istirahat
(09.40) 3.mengangjurkan klien untuk O: TD 150/90 mmHg
nafas dalam jika nyeri Skala nyeri 2
(10.00) 4.melayani terapi medis
(10.30) 5.mengobservasi vital sing A: masalah teratasi sebagian
TD: 150/90 mmHg
N :84x/m P: tindakan perawatan
R:20 x/m Dilanjutkan
Sb:36 c

DX 2
(12.45) 1.mengkaji derajat difungsi (14.00)
bicara klien dengan klien
dapat menjawab setiap S: klien mengeluh merasa
pertanyaan yang diajukan sulit
(12.30) 2.memncoba untuk berbicara untuk berbicara
pada klien
(12.40) 3.mengajak klien untuk
berkomunikasi lewat cara non O:bicara klien telor
verbal
(13.00) 4.melayani makan siang.Porsi A:maslah belum teratasi
makan dihabiskan
(13.30) 5.melayani obat oral P:lanjutkan intervensi
keperawatan
DX 3
(16.00) 1.memberikan makanan yang (21.00)
berserat mis buah pisang S: klien mengatakan sudah
(17.00) 2.meberikan obat dulcolax 1 BAB
amp
(17.10) 3.memberi penjelasn pada O:BAB (+)
klien Mengenai obat yang
diberikan A: masalah teratasi
(18.00) 4.melayani makan malam
(18.30) 5.melyani obat oral P: -

02 - 08 - 2011 1.mengontrol KU (21.00)


(07.00) pasien.KU :baik S: nyeri di bagian kepala
Kesadaran ; compos mentis klien sudah mulai berkurang
(07.30) 2. mengobervasi vital sign
TD :150/90 mmHg O; - bicara masih pelo
N : 74x/m -skala nyeri 0
R :20 x/m -TD 150/90 mmHg
Sb ;36 c
(12.00) 3.melayani makan siang A: masalah teratasi sebagian
(13.00) 4..melayani terapi medis
P: lanjutkan tindakan
Perawatan

03 - 08 -2011
(21.00)
(07.00) 1.mengontrol KU klien.KU
klien baik, kesadaran compos S: nyeri bagian kepala
mentis berkurang
(07.30) 2.mengobservasi vital sign
TD : 140 / 90 mmHg O: -bicara klien sudah mulai
N :80 x/m membaik
R :20 x/m - TD 140 /90 mmHg
Sb :36,5 c
(08.00) 3.melayani makan pagi.Porsi A:maslah teratasi sebagian
makan dihabiskan
(13.30) 4.memberikan obat oral
P: lanjutkan tindakan
perawatan

2. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Stroke

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A


DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG UNIT STROKE
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
1. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 25 Juni 2009
Tanggal pengkajian : 06 Juli 2009
Nomor register : 6059678
Diagnosa Medis : Stroke Hemorragik
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 56 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Sudah Menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Grobogan
Penanggung jawab klien
Nama : Ny. M
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Grobogan
Hubungan dengan klien : Istri
B. Status Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
E4 M5 V afasia
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien ditemukan oleh keluarga dalam kondisi tidak sadar dan muntah di
tempat tidur. Kemudian klien dibawa ke RSUD Purwodadi selama 1 hari.
Karena tidak ada perubahan, maka oleh keluarga klien dipindahkan ke
RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan keluhan lemas separuh badan kanan,
sulit diajak berkomunikasi, dan mengalami penurunan kesadaran, GCS: E2
M5 V afasia. Sebelum dilakukan pengkajian di Unit Stroke pada tanggal 06
Juli 2009 pada Tn. A telah dilakukan tindakan di UGD yaitu diberikan
infus RL 20 tpm, terapi oksigen tambahan 3L/menit, pemeriksaan EKG
( hasilnya sinus takikardia), CT-scan, dan fotothoraks. Terapi injeksi dan
oral dilanjutkan di dalam ruang Unit Stroke.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan klien belum pernah mengalami stroke sebelumnya,
klien mempunyai riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Klien tidak
memiliki riwayat DM, jantung dan asma.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa seperti Tn.
A
C. Genogram

Keterangan :

: Laki- laki

Tn. A

56th “Stroke
Hemoragic” : Perempuan
Tn. A adalah anak pertama dari empat bersaudara, mempunyai lima orang anak
yang ketiga anaknya yang terakhir masih tinggal serumah dengan Tn. A. Tidak
mempunyai riwayat penyakit menular maupun riwayat penyakit keturunan.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009


Bentuk Mesochepal, simetris Mesochepal, simetris Mesochepal, simetris

Penyebaran merata, Penyebaran merata, Penyebaran merata,


Rambut
ketebalan cukup, warna ketebalan cukup, warna ketebalan cukup, warna
hitam hitam hitam
Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak
Mata anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil anisokor, ikterik, pupil anisokor, ikterik, pupil anisokor,
diameter pupil 3 mm diameter pupil 3 mm diameter pupil 2 mm
Telinga Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak
terdapat seruman terdapat seruman terdapat seruman
Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak
Hidung
ada napas cuping ada napas cuping ada napas cuping
hidung hidung hidung
Mulut Lidah tidak kotor, Lidah tidak kotor, Lidah tidak kotor,
mukosa lembab mukosa lembab mukosa lembab
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid kelenjar limfe dan tiroid kelenjar limfe dan tiroid

2. Jantung

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009


Inspeksi IC tidak tampak IC tidak tampak IC tidak tampak

Palpasi IC teraba di SIC V, 2 IC teraba di SIC V, 2 IC teraba di SIC V, 2


cm LMCS cm LMCS cm LMCS
Perkusi Pekak Pekak Pekak

BJ I/II murni, tidak ada BJ I/II murni, tidak ada BJ I/II murni, tidak ada
Auskultasi
gallops, tidak ada mur- gallops, tidak ada mur- gallops, tidak ada mur-
mur mur mur
3. Paru

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009


Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
Inspeksi retraksi dinding dada, retraksi dinding dada, retraksi dinding dada,
tidak ada penggunaan tidak ada penggunaan tidak ada penggunaan
otot bantu napas otot bantu napas otot bantu napas
Palpasi Stem fremitus Stem fremitus Stem fremitus
kanan = kiri kanan = kiri kanan = kiri
Perkusi Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang
paru paru paru
Suara dasar vesikuler, Suara dasar vesikuler, Suara dasar vesikuler,
Auskultasi
tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan tambahan

4. Abdomen

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009


Inspeksi Datar, tidak ada jejas, Datar, tidak ada jejas, Datar, tidak ada jejas,
tidak ada asites tidak ada asites tidak ada asites
Auskultasi Bising usus, normal, Bising usus, normal, Bising usus, normal,
5x / menit 5x / menit 5x / menit
Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
Palpasi
tidak ada tidak ada tidak ada
hepato/splenomegali hepato/splenomegali hepato/splenomegali.
Perkusi
Thympani Thympani Thympani

5. Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Tanggal
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
06 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
07 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
09 Juli 2009 - - - - - - - -
Ket: (-); tidak ada, (+); ada

2. Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri
Tanggal
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
06 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit Sulit
07 Juli 2009 - -
dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai dinilai
09 Juli 2009 - - - - - - - -

Ket: (-); tidak ada, (+); ada

Tanda-Tanda Vital
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009

Tekanan Darah (mmHg) 130/90 140/90 140/90


Frekuensi 85 85 85
Nadi
Irama Teratur Teratur Teratur
(kali/menit)
Regangan Teraba kuat Teraba kuat Teraba kuat
Frekuensi 20 20 20
Napas
Irama Teratur Teratur Teratur
(kali/menit)
Regangan Dangkal Dangkal Dangkal
o
Suhu ( C) 35 36,3 36

E. Sistem Persyarafan
1. Fungsi Serebral
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Tingkat
Somnolent Somnolent Somnolent
Kesadaran
Status GCS
E4 M5 V afasia E4 M5 V3 E4 M5 V3
Mental
Gaya Bicara
Tidak bersuara Pelan Pelan
Orientasi Waktu
Sulit dinilai Baik Baik
Fungsi Orientasi Orang
Sulit dinilai Baik Baik
Intelektual
Orientasi Tempat
Sulit dinilai Baik Baik

Spontan, alamiah,
Sulit dinilai + +
masuk akal
Daya Pikir Kesulitan
Sulit dinilai - -
Berpikir
Halusinasi
Sulit dinilai - -
Status Alamiah dan
Sulit dinilai - -
Emosional Datar
Pemarah
Sulit dinilai - -
Cemas Sulit dinilai - -
Apatis
Sulit dinilai - -

Ket: (-); tidak ada, (+); ada

2. Pemeriksaan Saraf Kranial


Nervus I (Olfactorius)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Bisa membedakan Bisa membedakan
Sensasi hidung kanan Sulit dinilai bau alcohol dan bau alcohol dan
balsem balsem
Bisa membedakan Bisa membedakan
Sensasi hidung kiri Sulit dinilai bau alcohol dan bau alcohol dan
balsem balsem

Nervus II (Optikus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mampu
Ketajaman Mampu melihat
Sulit dinilai membaca tulisan
Penglihatan tetesan infus
dg benar
Mampu melihat Mampu melihat
Lapang Pandang
Sulit dinilai perawat yang perawat yang
Mata Kanan datang datang
Mampu Mampu
Melihat Warna menyebutkan menyebutkan
Sulit dinilai warna tertentu dg warna tertentu dg
benar benar
Mampu
Ketajaman Mampu melihat
Sulit dinilai membaca tulisan
Penglihatan tetesan infus
dg benar
Mampu melihat Mampu melihat
Lapang Pandang
Sulit dinilai perawat yang perawat yang
Mata Kiri datang datang
Mampu Mampu
Melihat Warna menyebutkan menyebutkan
Sulit dinilai warna tertentu dg warna tertentu dg
benar benar

Nervus III (Okulomotorius)


Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Pupil bulat, Pupil bulat, Pupil bulat,
Bentuk
isokor isokor isokor
Mata Kanan Besar
Pupil
Diameter 3 mm Diameter 3 mm Diameter 2 mm
Reflek
Cahaya
Reflek + Reflek + Reflek +
Pupil bulat, Pupil bulat, Pupil bulat,
Bentuk
isokor isokor isokor
Mata Kiri Besar
Pupil
Diameter 2 mm Diameter 2 mm Diameter 2 mm
Reflek
Cahaya
Reflek + Reflek + Reflek +

Nervus IV (Trochlearis)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Pergerakan
Mata Sulit dinilai Mampu Mampu
mata ke atas
Kanan
dan ke bawah
Pergerakan
Mata Sulit dinilai Mampu Mampu
mata ke atas
Kiri
dan ke bawah

Nervus V ( Trigeminus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009

Membuka Mulut Mampu Mampu Mampu

Mengunyah Mampu Mampu Mampu

Menggigit Mampu Mampu Mampu

Reflek Kornea Baik Baik Baik

Sensasi pd wajah dengan


benda kasar, halus, Baik Baik Baik
tumpul, runcing

Nervus VI (Abducen)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Pergerakan
Sulit dinilai Mampu Mampu
Mata mata lateral
Kanan Melihat
Sulit dinilai Mampu Mampu
kembar
Pergerakan
Sulit dinilai Mampu Mampu
Mata mata lateral
Kiri Melihat
Sulit dinilai Mampu Mampu
kembar
Nervus VII (Fasialis)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mengerut dahi
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Tersenyum
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Mengangkat alis
Tidak Mampu Tidak Mampu
Sulit dinilai
Menutup mata
Mampu Mampu
Sulit dinilai
Rasa kecap 2/3
Baik Baik
anterior lidah Sulit dinilai

Nervus VIII (Vestibulochoclearis)

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009


Suara
Telinga Sulit dinilai Mampu Mampu
bisikan
Kanan
Detik arloji Sulit dinilai Mampu Mampu
Suara
Sulit dinilai Mampu Mampu
Telinga Kiri bisikan
Detik arloji Sulit dinilai Mampu Mampu

Nervus IX (Glossopharyngeus)

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009

Reflek muntah Baik Baik Baik

Merasakan pahit Sulit dinilai Baik Baik

Nervus X (Vagus)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Menelan
Sulit dinilai Baik Baik

Bicara
Sulit dinilai Baik Baik

Nervus XI (Accesorius)
Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Mengangkat Kanan Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu
bahu Kiri Sulit dinilai Mampu Mampu
Pergerakan Kanan Sulit dinilai Mampu Mampu
kepala Kiri Sulit dinilai Mampu Mampu

NervusXII (Hypoglasus)
Tanggal 06 Juli 2009 08 Juli 2009 09 Juli 2009
Menjulurkan lidah Sulit dinilai Mampu Mampu
Ke
Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu
Menggerak- kanan
kan lidah Ke kiri
Sulit dinilai Tidak mampu Tidak mampu

Tremor Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3. Pemeriksaan Sistem Motorik


Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009
Ektremitas Kanan = 0 Kanan = 0 Kanan = 0
atas Kiri = 5 Kiri = 5 Kiri = 5
Kekuatan otot
Ekstremitas
Kanan = 0 Kanan = 0 Kanan = 0
bawah
Kiri = 5 Kiri = 5 Kiri = 5

Tangan Sulit untuk Sulit untuk Sulit untuk


Keseimbangan kanan dinilai dinilai dinilai
dan koordinasi
Sulit untuk
Tangan kiri Baik Baik
dinilai

4. Pemeriksaan Refleks

Tanggal 06 Juli 2009 07 Juli 2009 09 Juli 2009

Refleks biseps
Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +

Refleks triseps
Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +

Refleks patella Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +

Refleks achiles Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = + Ka = - / Ki = +

F. Sistem Integumen
Mukosa Capilar refill
Tanggal Warna kulit Turgor Kelainan
bibir time
Pigmentasi,
Turgor kulit Mukosa bibir
06 Juli 2009 kulit merata, > 2 detik Tidak ada
cukup elastis lembab
warna
coklat,
tekstur halus
Pigmentasi,
kulit merata, Turgor kulit
Mukosa bibir
07 Juli 2009 warna cukup elastis 2 detik Tidak ada
lembab
coklat,
tekstur halus
Pigmentasi,
kulit merata, Turgor kulit
Mukosa bibir
09 Juli 2009 warna cukup elastis 2 detik Tidak ada
lembab
coklat,
tekstur halus

G. Sistem Imunitas
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid.
Leukosit 17,10 (26/06/09)

H. Status Nutrisi
a.Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit: (2 bulan yang lalu)
BB : Sulit dinilai TB : Sulit dinilai LILA : Sulit dinilai
Saat Dirawat:
BB : 65 kg TB : 165 cm LILA : 25 cm
IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Nilai standar IMT
IMT = BB (kg)
Nilai Kategori
TB (m) ²
<20 Underweight
65
20-25 BB normal
= ( 1 ,65 )2 25-30 Overweight
>30 Obesitas
= 23,8 kg/m2
Kesan: BB Normal
b.Biokimia
Hb : 16,10 gr % (26/06/09)
Albumin : gr / dl (26/06/09)
c. Penampilan fisik
Lemah, seperti orang bingung
Konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
d.Diit
Diit Nasi Tim
I. Status Cairan
Tabel balance cairan dalam 24 jam
Balance
Tanggal Intake Output
Cairan
Infus RL 20 tpm =1500 Urine = 1000
Minum = 800 IWL = 284
06 Juli 2009 Air dalam makanan = 500 Feses = - + 1516 cc
Air hasil metabolisme = -
Total input =2800 Total output = 1284

Infus =- Urine = 800


Minum = 1000 IWL = 284
Air dalam makanan = 500 Feses = - + 416 cc
07 Juli 2009
Air hasil metabolisme = -
Total input =1500 Total output = 1084

Infus = - Urine = 800


Minum = 800 IWL = 284
+ 216 cc
09 Juli 2009 Air dalam makanan = 500 Feses = -
Air hasil metabolisme = -
Total input = 1300 Total output = 1084

J. Status Higienis
Tanggal Mandi Menggosok gigi Memotong kuku Keramas
06 Juli 2009 Dibantu Dibantu - -
07 Juli 2009 Dibantu Dibantu - -
09 Juli 2009 Dibantu Dibantu Dibantu -

K. ADL

Tanggal Bathing Dressing Toileting Transfering Continance Feeding Indeks


KATZ
Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G
06 Juli
u
2009

Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G


07 Juli
u
2009

Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G


09 Juli
u
2009
Keterangan:
Indeks KATZ = G (tidak mandiri untuk semua aktivitas sehari-hari)

L. Status Eliminasi
Sebelum Masuk RS
BAB
Frekuensi Warna Konsistensi
1X Coklat Lembek
BAK
Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
5-6x per hari 1500 cc Kuning jernih -

Selama di RS
BAB
Tanggal Frekuensi Warna Konsistensi
06 Juli 2009 - - -
07 Juli 2009 1X Coklat Lembek

09 Juli 2009 1X Coklat Lembek

BAK
Tanggal Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
06 Juli 2009 3-4 x 1000 cc Kuning jernih Sulit dinilai
07 Juli 2009 3-4 x 800 cc Kuning jernih -
09 Juli 2009 3-4 x 800 cc Kuning jernih -

M. Status Mobilisasi
Skor Norton 13 (kemungkinan kecil terjadi)
- Kondisi fisik umum: baik (4)
- Kesadaran: somnolent (2)
- Aktivitas: tiduran (1)
- Mobilitas: sangat terbatas (2)
- Inkontinensia: tidak terjadi (4
Kategori skor:
16-20: kecil sekali/tidak terjadi
12-15: kemungkinan kecil terjadi
<12: kemungkinan besar terjadi
N. Status Ekonomi Kesehatan
Semua biaya perawatan selama dirawat adalah tanggungan pribadi.
O. Tindakan Kolaborasi Kesehatan
Tanggal/Jam Tindakan kolaboasi Ahli
24 Juni 2009 CT Scan kepala tanpa kontras Radiologi

25 Juli 2009 Pemeriksaan EKG, Rontgen Thorax Radiologi


Pemeriksaan darah rutin
26 Juli 2009 Laboratorium

01 Juli 2009 CT Scan kepala tanpa kontras Radiologi

P. Hasil Pemeriksaan Penunjang Diagnostik


a.Hasil Laboratorium
Pemeriksa 26 Juni 2009 01 Juli 2009
Nilai Normal Satuan
an Nilai Ket Nilai Ket
Hemoglobi 12,00 – 15,00 gr% 16,10
ne
Hematokrit 35,00 – 47,0 % 50,5
Erytrosit 3,900 – 5,60 Juta/mmk 5,84
MCH 27,00 – 32,00 Pg 27,60
MCV 76,00 – 96,00 fl 86,40
MCHC 29,00 – 36,00 gr/dl 31,90
Leukosit 4,00 – 11,00 Ribu/mmk 17,10
Trombosit 150,0 – 400,0 Ribu/mmk 196,0
RDW 11,60 – 14,80 % 13,40
MPV 4,00 – 11,00 fl 8,40
Protein 6,4 – 8,7 gr/dl
total
Albumin 3,4 – 5,0 gr/dl
Globalin 2,30 – 3,50 gr/dl
Natrium 136 – 145 mmol/L 144
Kalium 3,5 – 5,1 mmol/L 3,6
Chlorida 98 – 107 mmol/L 110
Calcium 2,12 – 2,52 mmol/L 2,15
Kadar 180 – 350 mg/dl 430,70
Fibrinogen
Ureum 15 - 39 mg/dl 34 57
Creatinin 0,60 – 1,30 mg/dl 1,53 1,17
SGOT 15 – 37 U/l 19 28
SGPT 30 – 65 U/l 30 36
Asam Urat 2,60 – 7,20 mg/dl 6,80
Cholesterol 50 – 200 mg/dl 242
Trigliserida 30 – 150 mg/dl 164
HDL 35 – 65 mg/dl 40
LDL 62 – 130 mg/dl 164
Gula darah 80 – 109 mg/dl 124 113
Puasa
Gula darah 80 – 140 mg/dl 132 143
PP 2 jam
b.Hasil Rontgen
Kesan: 24 / 06 / 09
 Konfigurasi jantung baik
 Pulmo tak tampak kelainan

c. Hasil EKG
Kesan: 25 / 06 / 09
Sinus Takikardia, LVH

d.Hasil CT-Scan
Kesan:
CT Scan kepala tanpa kontras (01 / 07 / 09)
 Masih tampak perdarahan pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri
dan thalamus kiri tetapi densitas dan volumenya berkurang.
 Udem perifokal lebih luas.
 Efek massa masih tampak.
II. ANALISA DATA
Tgl No Data Fokus Problem Etiologi TTD
06’07’ 1 DS: - Perfusi Interupsi aliran
09 jaringan darah :
DO: serebral tidak hemoragik
 GCS E4 M5 Vafasia efektif serebral
 Tingkat kesadaran
somnolent
 Kekuatan otot ekstremitas
superior ka=ki 0/5,
ekstremitas inferior ka=ki
0/5
 Hemiplegi ektremitas
dextra
 Capillary refill > 2dtk
 CT Scan kepala tanpa
kontras (01 / 07 / 09)
Kesan :
 Tampak perdarahan
pada pedunkules
cerebri kiri,
mesencephalon kiri
dan thalamus kiri tetapi
densitas dan
volumenya berkurang.
 Udem perifokal lebih
luas.
 Efek massa masih
tampak.
06’07’ 2 DS: - Kerusakan Kerusakan
09 DO: mobilitas fisik neoromuskuler,
 Penampilan umum lemah penurunan
 Kekuatan otot ekstremitas kekuatan otot
superior ka=ki 0/5,
ekstremitas inferior ka=ki
0/5
 Hemiplegi ektremitas
dextra
 Indeks KATZ = G (tidak
mandiri untuk semua
aktivitas sehari-hari)
 Reflek biseps ka=ki :+/++
 Refleks triseps ka=ki :+/++
 Refleks patela ka=ki :+/++
 Refleks asciles ka=ki :+/+
+

06’07’ 3 DS: - Kerusakan Penurunan


09 komunikasi sirkulasi
DO: verbal serebral, parese
 Ketidakmampuan N VII
berbicara dan
menyebutkan kata-kata
( afasia)
 Kontak mata tidak ada
 Parese nervus kranial VII
dekstra sentral dan XII
dekstra sentral
 CT Scan kepala tanpa
kontras (01 / 07 / 09)
Kesan :
 Tampak perdarahan
pada pedunkules
cerebri kiri,
mesencephalon kiri
dan thalamus kiri tetapi
densitas dan
volumenya berkurang.
 Udem perifokal lebih
luas.
 Efek massa masih
tampak.

III. PRIOROTAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan interupsi aliran darah :
hemoragik serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neoromuskuler, penurunan
kekuatan otot.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral,
parese N VII.
IV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Tanggal Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Dx. Ditemukan Teratasi
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan interupsi aliran darah:
hemoragi akibat perdarahan pada hiperdens 06 Juli 2009 -
pada ganglia basalis kiri sampai korona
radiata kiri.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan kelemahan neuromuskuler: paralisis
akibat perdarahan pada pedunkules cerebri 06 Juli 2009 -
kiri, mesencephalon kiri dan thalamus kiri

V. RENCANA KEPERAWATAN
No
Tgl/ .
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TTD
jam Dx
.
06’07’ 1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
09 keperawatan selama 3x7 jam 1. Monitor tekanan darah.
diharapkan perfusi jaringan 2. Letakkan kepala dengan posisi
serebral adekuat dengan kriteria agak ditinggikan (30o) dan dalam
hasil: posisi anatomis.
 Menunjukkan peningkatan 3. Tinggikan tangan dan kepala.
tingkat kesadaran menjadi 4. Pertahankan keadaan tirah
CM baring.
 Menunjukkan tekanan darah 5. Catat status neurologis.
dalam rentang normal (120 – Kolaborasi
140/60 – 90 mmHg) 6. Berikan O2 tambahan sesuai
 Tidak ada tanda-tanda indikasi.
peningkatan TIK
06’07’ 2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
09 keperawatan selama 3x7 jam 1. Kaji kemampuan
diharapkan kerusakan mobilitas fungsional/luasnya kerusakan
fisik dapat diminimalkan, awal dan dengan cara yang
dengan kriteria hasil: teratur.
 Klien dapat duduk tanpa 2. Latih melakukan latihan rentang
bantuan. gerak aktif dan pasif pada semua
 Klien dapat makan dan ekstremitas.
minum secara mandiri. 3. Sokong ekstremitas dalam posisi
 Klien dapat melakukan ROM fungsionalnya, gunakan papan
aktif sesuai dengan kaki selama periode paralisi
kemampuannya. flaksid. Pertahankan posisi
kepala netral.
4. Tempatkan bantal dibawah
aksila untuk melakukan abduksi
pada tangan.
5. Posisikan lutut dan panggul
dalam posisi ekstensi.
6. Pertahankan kaki dalam posisi
normal.
7. Anjurkan pasien untuk
membantu pergerakan dan
latihan dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit
untuk
menyokong/menggerakkan
daerah tubuh yang mengalami
kelemahan.
Kolaborasi
8. Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi.

VI. CATATAN KEPERAWATAN


Tanggal/ No.
Implementasi Respon TTD
jam Dx.
06-07-09 1 Memberikan obat oral Nimotop S: -
14.00 O: tidak ada reaksi alergi

14.30 1 Mengkaji status nerologis S: -


O: Kesadaran somnolent,
E4 M5 V afasia

15.00 1 Meninggikan posisi tangan dan S: -


kepala (30o) O: Klien dalam posisi
anatomis dengan kepala
agak tinggi.

1 Mempertahankan tirah baring. S: -


16.00 O: Klien dalam posisi
anatomis dengan kepala
agak tinggi.

1 Memonitor Tanda- tanda vital S: -


16.30 O:
TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/mnt
R : 20 x/mnt
Suhu: 35 0C
17.00 Melatih ROM pasif
1 S: Keluarga mengatakan
tangan kanan dan kaki
kanan belum bisa
digerakkan
O: Klien tampak
kooperatif saat dilatih
ROM
 Melakukan inspeksi kulit
17.15 2 terutama pada daerah-daerah S: Keluarga mengatakan
yang menonjol sudah melakukan pijat
 Menganjurkan keluarga untuk punggung pada klien
melakukan masase secara hati- O:
hati pada daerah kemerahan dan Tidak terdapat luka pada
memberikan alat bantu seperti daerah- daerah yang
bantal tertekan

Menganjurkan keluarga untuk


17.30 2 mengubah posisi minimal setiap S: Keluarga mengatakan
2 jam (telentang, miring) klien kadang minta miring
kanan, miring kiri
O: -
Mempertahankan tirah baring.
07/07/09 1 S: -
14.00 O: Klien dalam posisi
anatomis dengan kepala
agak tinggi.
Memberikan obat oral Nimotop
14.15 1 S: -
O: Tidak ada reaksi alergi
Melatih ROM pasif
S: Keluarga mengatakan
15.00 sudah melakukan ROM
pasif pada klien
O: Klien tampak
kooperatif
Melakukan alih baring.
1 S: -
15.15 O: Klien tampak
kooperataf
Memberikan obat oral Ranitidin
1 S: -
16.00 O: Tidak ada reaksi alergi

Memonitor tekanan darah.


Mencatat status neurologis. TD 140/90 mmHg, GCS
16.00 1 E4M5V3, kesadaran
somnolent
Memonitor Tanda- tanda vital
S: -
16.30 1 O:
 TD : 140/90
mmHg
 N : 85 x/mnt
 R : 20 x/mnt
Melakukan alih baring  Suhu: 36,3 0C
16.45 2 S: Keluarga 1 jam yang
lalu sudah melakukan alih
posisi pada klien
Menganjurkan keluarga klien untuk O: -
membantu pergerakan dan latihan
17.00 2 dengan menggunakan ekstremitas S: Keluarga mengatakan
yang tidak sakit untuk semua aktivitas klien
menyokong/menggerakkan daerah dibantu oelh keluarga.
tubuh yang mengalami kelemahan. O: -

Memonitor tekanan darah.

09/07/09 1 S:-
21.00 Meninggikan posisi tangan dan O: TD : 140/90 mmHg
kepala (30o)
22.00 1 S: -
O:
Klien dalam posisi
anatomis dengan kepala
agak tinggi (30o) tampak
nyaman
Mengkaji status neurologis.
S:
22.15 O:
1  Kesadaran
somnolent
 GCS E4M6V3
 Pandangan klien
masih tampak
Mengkaji tonus otot ektremitas kosong
05.30 S: -
2 O:
 Ektremitas dextra
masih tampak lemas.
 Tonus otot
ektremitas atas ka/ki
1/5
 Tonus otot
ektremitas bawah
ka/ki 1/5
06.00 Melakukan ROM pasif maupun aktif
pada klien S: Keluarga klien
mengatakan tangan dan
1,2 kaki kiri klien masih
belum bisa bergerak
sendiri.
O: -

06.30 Mengukur Tanda – tanda vital S:


O:
1  TD : 140/90
mmHg
 N : 85 x/mnt
 R : 20 x/mnt
 Suhu: 36 0C

S: Keluarga klien
07.00 Mengingatkan kembali pada mengatakan akan berusaha
2 keluarga klien untuk membantu melatih aktivitas klien
pergerakan dan latihan dengan secara bertahap.
menggunakan ekstremitas yang tidak O: -
sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah
tubuh yang mengalami kelemahan.

VII. CATATAN PERKEMBANGAN


Tanggal/ No.
Evaluasi TTD
jam Dx.
06/07/09 1 S: -
21.00 O:
 Klien dalam posisi anatomis, kepala agak
tinggi (30o)
 TD 130/90 mmHg
 Tingkat kesadaran somnolent
 GCS E4M5Vafasia
 Capillary Refill >2’
A:
Masalah perfusi jaringan serebral teratasi sebagian.
P:
Pertahankan intervensi:
 Monitor TTV
 Pertahankan posisi kepala (30o)
 Pantau status neurologis klien

2 S:
Keluarga mengatakan semua ADL dengan bantuan
O:
 Klien tampak badrest
 Klien tampak lemah
 Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi:
 Lakukan alih baring
 Monitoring daerah- daerah yang menonjol/
kemerahan.
 Lakukan masase

07/07/09 1 S: -
21.00 O:
 Klien dalam posisi anatomis, kepala agak
tinggi (30o)
 TD 130/90 mmHg
 Tingkat kesadaran somnolent
 GCS E4M5V3
 Capillary Refill 2’

A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat
teratasi sebagian

P:
Pertahankan intervensi:
 Monitor TTV
 Tinggikan posisi kepala (30o)
 Pantau status neurologis
2 S:
 Keluarga mengatakan klien BAK sudah mulai ke
kamar mandi tetapi masih dibantu untuk berjalan.
O:
 Klien tampak badrest
 Klien masih tampak lemah
 Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5

A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi:
 Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
09/07/09 1 S: -
07.00 O:
 TD 130/90 mmHg
 Tingkat kesadaran composmentis
 GCS E4M5V3
 Capillary Refill 2’

A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat
teratasi sebagian

P:
Pertahankan intervensi:
 Pantau status neurologis
 Monitor TTV
2 S:
 Keluarga mengatakan sebagian ADL masih
dibantu oleh keluarga, seperti BAK,BAB.
O:
 Klien masih tampak lemah
 Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :1/5
ektremitas bawah ka=ki : 1/5

A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian

P:
Pertahankan intervensi:
 Membantu pergerakan dan latihan dengan
menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang
mengalami kelemahan.

3. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D

Dengan kasus penyakit Jantung Koroner

Di ICU RS .Bhayangkara Kediri

A. Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien = Tn.D
No RM = 201309
Usia = 38 tahun
Jenis kelamin = laki-laki
Tgl MRS =25-05-2015
Tgl pengkajian = 25-05-2015 ,jam 14.00 WIB
Status pernikahan =belum menikah
Agama =Islam
Suku/bangsa = Jawa , Indonesia
Pendidikan terahir =SMA
Pekerjaan =TNI
Lama bekerja =+
Sumber informasi =Ibu
Nama keluarga dekat yang di hubungi =Ibu (orang tua)
Alamat = Semen Kediri
Pendidikan terahir = SMA
Pekerjaan = IRT

2. Keluhan utama
Ds : Klien mengatakan sesak sejak hari sabtu
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan badan pasien sejak hari jumat . Klien juga mengeluh batuk
+ 2 hari yang lalu dan sesak ,dahak warna putih (+) tapi tidak keluar darah
(-),pilek (-),mual (+) ,muntah 2x (+) BAB biasa ,BAK lama (+) ,kaki terasa
linu ,hingga pada akhirnya tgl 25-05-2015 pukul 10.00 wib di bawa ke UGD
RS.
Bhayangkara Kediri setelah mendapatkan pertolongan pertama pasien di
pindahkan ke ruang ICU.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah
memiliki penyakit menahun. Hanya pernah sakit panas dan di bawa berobat
ke dotkter praktik dan di berikan obat minum sembuh .
5. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular ,menurun,menahun serta tidak ada dalam keluarga yang mengalami
penyakit serupa.
6. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum cukup
Kesadaran compos mentis
GCS 4 5 6
TTV : TD = 86/53 mmHg
N = 87 x/m
S = 368 oC
RR = 21 x/m
- Kepala
Inspeksi : - Penyebaran rambut merata tidak beruban

- Lesi (-)

- Benjolan (-)
- Pendarahan (-)
- Ukuran dan batuk proposional
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
- Benjolan abnormal
- Pusing / sakit kepala (-)
- Mata
Inspeksi : - sclera ≠ ikterus
- perdarahan (-)
Palpasi: - konjugtiva ≠ anemis
- pandsngan jelas
- pembengkakan (-)
- Hidung
Inspeksi: - bentuk proporsional
- sekresi (-)
- epistaksis (-)
- ganguan penciuman (-)
Palapsi : - Nyeri tekan (-)
- Massa (-)
- Mulut
Inspeksi : - Kebersihan mulut Baik
-Mukosa bibir lembab
- Perdarahan (-)
- Bicara jelas
- Gangguan menelan sering tersedak
- Lesi (-)
- Grimace (+)
- Batuk (+)
- Telinga
Inspeksi : - Batuk simetris , proposional
- Perdarahan (-)
- Serumen (+)
Palpasi : - Nyeri tekan (-)
- Massa (-)
- Gangguan pendengaran (-)
- Leher
Inspeksi : - JVD ≠ terlihat
- Lesi (-)
- Devisiasi trakea (-)
- Massa abnoramal (-)
- Dada/thorax :
Inspeski: - Pergerakan dinding dada simetri
- Normal chest
- Lesi (-)
- Retraksi instercosta (-)
Palpasi: - Nyeri tekan (-)
- Nyeri dada (-)
Perkusi: Paru sonor
Aukulturasi: Paru-paru

Rhonky wheezing
- Abdomen :
Inspeksi: - Bentuk normal flat
- Lesi (-)
- Asites (-)
- Penegangan dinding perut (-)
Palpasi: - Nyeri tekan (-)
- Massa abnormal (-)
Akulturasi : BU: 5 ×/m
Perkusi : Timpani
- Genetalia : Tidak dilakukan di pengkajian
- Ekstremitas dan intergumen

Kekuatan otot 3 3
3 3
Akral
CRT < 2dtk
Edema +
Diaforesis / keringat (+)
Lemah (+)
7. Pemeriksaan penunjang
HB 14,0
LEUKOSIT 2500
PCV 41,3
TROMBOSIT 94.000

 Urin Lenkap

SG 1,015
PH 5
LELI 25/ul +
NIT PO5
PRO 75 mg/dl +
GLUI 50 Mg/ dl +
KET Neg
ubg 8 mg/dl +++
bil 3 mg/dl ++
ery 25/ul ++

 Sedimen

eritrosit 0-2/ipb
leukosit 0-1/ipd
kristal Uric acid 1-3/ ipk
ephitel Ginjal 0-1/ipk
silinder Granular cast 0-
1 /ipk

 Lain-lain

Kateri Coccus
Candida Neg
Tricomonas Neg
Spermatozoa Neg

8. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 DS : Aliran O2 arteri Curah jantung
koronaria menurun menurun
 Pasien mengatakan sesak Jantung kekurangan
O2
nafas Iskimia otot jantung
 Sulit melakukan aktifitas Korelasi jantung
yg berlebihan menurun
 Sering terbangun pada
malam hari karna sesak Curah jantung
menurun
Do :
K/u : Lemah
TTV : TD : 86/53 mmHg
N : 87/x mnt
S : 38 ,8 oC
RR : 21 x/mnt
2 Ds :- Klien mengatakan sesak Beban kerja jantung Gangguan pola
nafas meningkat nafas
-Sulit bergerak bebas Kebutuhan O2 Jantung
- Gelisah meningkat
Do : - Berbaring di tempat Peningkatan respirasi
tidur Takipnea
TTV : TD : 86/53mmHg
N : 87/x mnt Gangguan pola nafas
S : 36.8 oC
RR : 21 x/m
Sesak : (+)
O2 : (+)

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung.
2. Gangguan pola nafas.
10. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa KEP Tujuan KH Intervensi Rasional


1 Curah jantung  Setelah dilakukan Observasi  Untuk
menurun tindakan kep TTV mengetahui
selama 1 x 24 Berikan keadaan
jam curah jantung posisi pasien
kembali normal . nyaman  posisi
yaitu semifowler
KH : Curah jantung posisi untuk
normal semifowle mempermud
r ah
 Monoton pernafasan
output  untuk bisa
cairan mengetahui
Kolaboras kemasukan
i dengan cairan dan
tim medik pengeluaran
untuk  Dengan
pemberia pemberian
n terapi terapi untuk
mempercepat
penyembuha
n

2 Gangguan pola  Setelah di  Observasi  Untuk


nafas lakukan tindakan TTV mengetahui
keperawatan  Memberika keadaan
selama 1 kali 24 n posisi umum pasien
jam, pola nafas yang  Posisi
kembali efektif nyaman semifowler
 Ajarkan  Untuk bisa
KH: Pola nafas (+) teknik mengontrol
relakasi dan pola nafas.
distrasi  Untuk
 Berikan O2 membantu
yg cukup pasien dalam
pernafasan

11. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N Diagnosa KEP IMPLE,ENTASI EVALUASI


O
1 Curah jantung menur- >Observasi TTV S. :Klien mengata-
un > Berikan posisi yang kan lemah
nyaman yaitu posisi
semifowler O. : K/u lemas
> Monoton output cairan TTV :
TD : 86/53mmHg
> Kolaborasi dengan tim N : 87/x mnt
mrdis untuk memberikan S : 36.8 oC
terapi RR : 21 x/m
Lemah : (+)
-Akral dingin: (+)
- CRT : 2 Detik
-Sering keluar
keringat (+)
a. Masalah belum
teratasi
P. Lanjutkan
intervensi
2 Gangguan pola nafas Observasi TTV S. : Klien mengatak-
- Memberikan posisi yang an sesak
nyaman O.: Berbaring di
- Ajarkan teknik relaksasi tempat tidur cemas
dan distraksi (+)
TTV :
- Berian O2 yg cukup TD : 86/53mmHg
N : 87/x mnt
S : 36.8 oC
RR : 21 x/m
Sesak : (+)
O2 : (+)
Akral dingin : (+)
-CRT : > 2 Detik
A. : Masalah belum
teratasi
P. : Lanjutkan
interval
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil pemaparan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:


1. Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3 komponen
yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem
sirkulasi.
2. Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan
proses sirkulasi melalui plasenta.
3. Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya
pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system
kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 2007. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Courara, Rahily. Asuhan keperawatan penyakit hipertensi. Jakarta
https://www.academia.edu/5696117/ASKEP_HIPERTENSI
Shintadewi, Novadilah. Asuhan Keperawatan Penyakit Stroke. Semarang: 2009
https://www.academia.edu/10433703/ASKEP_STROKE_PD_TN_A
Abjan, Jhan. Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner. Kediri
https://www.academia.edu/22513132/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_Tn.D_D
engan_kasus_penyakit_Jantung_Koroner

Anda mungkin juga menyukai