Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RANTAI INFEKSI,PENCEGAHAN BAHAYA FISIK, RADIASI, KIMIA,


ERGONOMI, DAN PSIKOSOSIAL

OLEH KELOMPOK 3
1. Masayu laela nur fitria
2. Nurul Ifmi Ramadhini
3. Nina kania safitri
4. Nisya rofikoh
5. Tedi mahendra effendi
6. Yeni safitri
7. Wizi utami

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI JENJANG S1 KEPERAWATAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, kami panjat kan puji syukur atas kehadiran Tuhan yang maha Esa,
karena dengan Rahmat dan RidhoNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
keselamatan pada pasien dan keselamatan kerja dalam keperawatan.
Dalam penyusunan tugas ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Kami semua menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini,
dan mungkin banyak kata-kata yang kurang tepat. Untuk itu, saran, dan kritik, dari para
pembaca sekalian senantiasa kami nantikan demi kesuksesan tugas kami di masa yang akan
datang. Semoga tugas yang kami buat ini bermanfaat khususnya bagi para pembaca
sekalian.Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb

Mataram, 13 november 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Rantai Infeksi.................................................................................. 3
2.2 Pencegahan Bahaya Fisik............................................................... 5
2.3 Pencegahan Bahaya Radiasi........................................................... 10
2.4 Pencegahan Bahaya Kimia............................................................. 12
2.5 Pencegahan Bahaya Ergonomi....................................................... 13
2.6 Pencegahan Bahaya Psikologis....................................................... 14
BAB III PENUTUP...................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 16
3.2 Saran............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang
menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme
dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et a1, 1995).
Faktor fisik adalah di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu.
Manajemen Bahan Kimia Pengaturan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja
dilakukan agar dosis radiasi (eksternal dan internal) yang diterima para pekerja radiasi, tamu,
pengunjung, dan bukan pekerja radiasi serendah mungkin Management kimia merupakan
komponen penting program laboratorium. Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian
dari seluruh siklus hidup bahan kimia, termasuk pembelian, penyimpanan, inventaris,
penanganan, pengiriman, dan pembuangan. Proses manajemen bahan kimia meliputi
mengelola bahan kimia, bekerja dengan bahan kimia, dan mengelola limbah kimia (Moran
dan Masciangioli, 2010).
Ergonomi Perawat di negara berkembang memiliki sedikit pengetahuan prinsip ergonomi di
tempat kerja dan  tidak dilatih untuk mencegah dan mengendalikan bahaya kerja. Penelitian
awal yang dilakukan di rumah sakit dr. H. Koesnadi Bondowoso melibatkan 8 perawat
menunjukkan bahwa 7 perawat belum pernah mendapatkan pelatihan ergonomi di tempat
kerja dan 5 perawat pernah mengalami low back pain setelah bekerja. Pengetahuan ergonomi
membantu perawat menghindari faktor risiko tertentu yang berkontribusi pada gangguan
muskuloskeletal dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan
lingkungannya(Dakir,1993)

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. rantai infeksi..?
2. bagaimana pencegahan bahaya fisik..?
3. bagaimana pencegahan bahaya radiasi..?
4. bagaimana pencegahan bahaya kimia..?
5. bagaimana pencegahan bahaya ergonomi..?
6. bagaimana pencegahan bahaya psikososial..?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tentang rantai infeksi
2. Mengetahui bagaimana pencegahan bahaya fisik
3. Mengetahui bagaimana pencegahan bahaya radiasi
4. Mengetahui bagaimana pencegahan bahaya kimia
5. Mengetahui bagaimana pencegahan bahaya ergonomi
6. Mengetahui bagaimana pencegahan bahaya psikososial

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. RANTAI INFEKSI
Keamanan dan keselamatan sering kita sebut kewaspadaan umum merupakan suatu
pedoman yang ditetapkan oleh CDC untuk mencegah dari berbagai penyakit. Infeksi adalah
proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan
sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan
berproliferasi dalam jaringan tubuh. (KARTIKA,2014).
Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry
dan host/ pejamu yang rentan. (KARTIKA,2014).

A. Agen Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, Virus, jamur
dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan flora transient maupun resident.
Organisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan
berbiak di kulit. Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan
objek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan, kecuali
dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa
dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan deterjen biasa kecuali bila gosokan
dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung
pada: jumlah mikroorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit),

3
kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari
host/penjamu.
B. Reservoir (sumber mikroorganisme)
Adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik berkembang biak
atau tidak. Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, binatang, makanan, air,
serangga dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia, misalnya di kulit,
mukosa, cairan maupun drainase. Adanya mikroorganisme patogen dalam tubuh tidak
selalu menyebabkan penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang di dalamnya
terdapat mikroorganisme patogen bisa menyebabkan orang lain menjadi sakit (career).
Kuman akan hidup dan berkembang biak dalam reservoar jika karakteristik reservoarnya
cocok dengan kuman. Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan
pencahayaan.
C. Portal Of Exit (jalan keluar)
Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan jalan keluar
(portal of exit untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum
menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari reservoarnya.
Iika reservoarnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran pernapasan, pencernaan,
perkemihan, genitalia, kulit dan membrane mukosa yang rusak serta darah.
D. Cara Penularan
Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai cara seperti
kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya;kontak tidak
langsung melalui jarum atau balutan bekas luka penderita; peralatan yang
terkontaminasi; makanan yang diolah tidak tepat; melalui vektor nyamuk atau lalat.
E. Portal Masuk
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh. Kulit
merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya kulit
atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk ke dalam
tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang
menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.

F. Daya Tahan Hospes (Manusia)

4
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius.
Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen.
Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang
besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan dan jumlah
mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan tubuh
terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terapi
medis, pemberian obat dan penyakit penyerta. (KARTIKA,2014).
2.2. PENCEGAHAN BAHAYA FISIK
Faktor fisik adalah di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini
mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang
tidak diinginkan.
A. Kebisingan
Kebisingan adalah sumber suara yang didapatkan dari alat kerja pada tingkatan
tertentu, kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. suara keras yang
berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga,
kebisingan juga dapat menimbulkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.
Kebisingan berasal dari berbagai tempat seperti pada area generator, area perkantoran,
dari suara mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.
1. sumber kebisingan
Tabel 1. Tingkat dan sumber Bunyi pada Skala Kebisingan tertentu
Tingkat Bising dB Sumber Bunyi Skala intensitas
(A)

0 -20 Gemerisik daun suara gemerisik Sangat tenang


20 – 40 Perpustakaan dan percakapan Tenang
40 – 60 Radio pelan, percakapn keras rumah,Sedang
gaduh kantor
60 – 80 Perusahaan, radio keras, jalan Keras
80 – 100 Peluit polisi, jalan raya pabrik tekstil, Sangat keras
pekerjaan mekanis
100 – 120 Ruang ketel, mesin turbin uap, mesinSangat amat keras
desel besar, kereta bawah tanah

5
>120 Ledakan bom, Mesin jet mesin roket Menulikan
Sumber : Suharsono (1991)

Contoh sumber kebisingan di rumah sakit

2. Akibat kebisingan
a. Gangguan komunikasi yang akan menyebabkan bahaya k3. Penurunan
produktivitas karena tidak terdengarnya suara teriakan atau isyarat tanda bahaya
b. Gangguan keseimbangan rasa mual dan muntah
c. Karyawan yang bekerja terus menerus di tempat kebisingan maka daya dengarnya
akan menurun (Harrington, 2003).
3. Proses terjadinya kerusakan pada telinga
Suara kebisingan akan ditangkap oleh telinga, akan diteruskan ke gendang telinga.
Akibat kebisingan yang frekuensinya diatas batas normal maka gendang telinga akan
pecah, karena telinga manusia hanya dapat mendengar bunyi audiosonik (20-20000
hz).
4. Cara Pencegahan
a. Identifikasi sumber kebisingan, seperti mesin mesin. Tanyakan kepada pekerja
apakah mereka memiliki masalah terkait dengan pendengaran yang memiliki resiko
terkait dengan kebisingan
b. Melakukan inspeksi tempat kerja yang terkait dengan kebisingan. Akan tetapi
inspeksi harus dilakukan pada waktu yang berbeda agar semua kebisingan
teridentifikasi
c. Identifikasi pekerja yang memiliki resiko terkait dengan kebisingan
d. Identifikasi control kebisingan dan evaluasi efek kebisingan tersebut dan cara
pengendaliannya

6
e. Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga
(ear plug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai oleh pekerja.
B. Penerangan
Menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 Penerangan adalah jumlah cahaya yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang efektif. Penerangan di setiap tempat kerja
harus memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.
1. Sumber penerangan
Sumber penerangan dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Penerangan alami
Penerangan alami adalah sumber yang didapatkan dari sinar matahari
b. Penerangan buatan
Penerangan buatan adalah sumber cahaya yang didapatkan dari hasil buatan
manusia contohnya, lampu penerangan buatan sangatlah diperlukan apabila posisi
ruang yang sulit dicapai oleh pencahayaan alami (Frank, 1947).
Contoh penerangan di rumah sakit

2. Proses akibat penerangan


Cahaya yang kurang di lingkungan kerja, misalnya di ruangan operasi. Maka otot
iris mata akan mengatur pupil sesuai dengan intensitas pencahayaan yang ada hal ini
dapat menyebabkan kelelahan terhadap mata (Padmanaba, 2006).
3. Akibat penerangan
a. Kurangnya penerangan dapat mengakibatkan tidak bisa melihat benda-benda
dengan jelas.
b. Kelemahan mata karena pupil mata harus menyesuaikan cahaya yang diterima
oleh mata. Pupil akan mengecil apabila menerima cahaya yang besar, begitupun
sebaliknya pupil akan membesar apabila kurangnya penerangan (Depkes, 2008).

7
4. Pencegahan
a. Pastikan pencahayaan dalam batas normal (intensitas cahaya 300-500 warna
cahaya sedang.
b. Pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjanya sehingga mereka tidak bekerja dengan memicingkan mata.
C. Getaran
Gerakan adalah gerakan bolak balik cepat gerakan terjadi secara teratur dari
benda atau media yang dapat berparuh terhadap semua/sebagian dari tubuh manusia.
Getaran adalah gerakan yang dirasakan oleh orang-orang disekitarnya yang
menyebabkan nyeri dan kram otot misalnya pada mesin di ruangan dokter gigi, akan
tetapi resiko ini tidak banyak didapatkan di rumah sakit

1. Proses akibat getaran


Proses getaran tersebut melalui benda yg memiliki yang mempunyai getaran
seperti alat ada di ruang gigi, ketika benda digunakan terlalu lama maka
terjadinya kram otot, kram otot disebabkan oleh gerakan bolak balik mesin
yang sangat cepat
2. Akibat getaran
Terjadinya kram otot ketika mesin yang digunakan memiliki getaran yang
cukup besar

3. Pencegahan
a. Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan
untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.

8
b. Getaran yang disebabkan oleh mesin besar gunakan penutup lantai yang
menyerap getaran tersebut menggunakan sarung tangan untuk mengurangi
getaran yang ada pada mesin
c. Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru
d. Atur tingkat getaran, jika getaran terlalu dirasakan pasangan alat peredam
getaran
e. Gunakan alat pelindung diri jika mengoperasikan mesin yang memiliki
getaran yang cukup tinggi, misalnya sarung tangan yang menyerap getaran
dan pelindung telinga untuk kebisingan yang menyertainya.
D. Iklim kerja
Iklim kerja adalah suhu yang berada di atas ataupun dibawah batas normal, yang
dapat memperlambat suatu pekerjaan. Iklim kerja dapat mempengaruhi efisien dan
produktivitas pada pekerja.
Ketika suhu berbeda di atas atau dibawah batas normal, keadaan ini memperlambat
pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan
mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan
kelembaban di tempat kerja. Faktor-fator ini secara signifikan dapat berpengaruh pada
efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan
tempat kerja membantu untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat dan
mengurangi pajanan bahan kimia.
Contohnya : kamar operasi
Sebaiknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat mengakibatkan :
1. Akibat iklim kerja
a. Mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan.
b. Menciptakan ketidaknyaman bagi pekerja.
c. Mengurangi konsentrasi pekerja.

2. Pencegahan
a. Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran
udara.

9
b. Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja.
c. Mengurangi kerja fisik dalam kondisi ruangan panas dan memastikan para
pekerja agar tidak dehidrasi.
2.3 PENCEGAHAN BAHAYA RADIASI
Radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan karena energy yang
demikiannya mampu mengionisasi media yang dilaluinya (Bapeten, 2010).
Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana energi dilepaskan oleh atom-atom.
Radiasi korpuskuler, adalah suatu aliran dari atom-atom atau partikel-partikel sub-atom, yang
mempunyai kemampuan untuk memindahkan energy geraknya atau energy kinetiknya ke
bahan-bahan yang mereka bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu pancaran
gelombang yang bisa menyebabkan perubahan struktur dalam atom dari bahan-bahan yang
dilaluinya (Amsyari, 1989).
Contoh radiasi di rumah sakit

A. Tujuan Radiasi untuk kesehatan


Biasanya sinar dimanfaatkan sebagai energy intensif untuk membunuh sel kanker.
Salah satu pengobatan yang dilakukan adalah radioterapi atau terapi radiasi .
B. Sumber Radiasi
Radiasi alam adalah radiasi yang sudah ada sejak terbentuknya alam semesta dan
akan lenyap bersamaan dengan lenyapnya alam semesta. Radiasi merupakan pancaran
energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
(foton) .

C. Proses Radiasi
radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana energi bergerak melalui media atau
melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.

10
D. Akibat radiasi
Jika seseorang sering terkena sinar x yang berlebihan maka dapat menyebabkan :
1. akan mengakibatkan pemusnahan sel.
2. perubahan struktur genetik suatu sel.
3. akan menimbulkan terjadinya kanker.
4. akan terjadi kerontokan pada rambut.
5. akan terjadinya kemerahan dan bisul pada bagian kulit.
6. keguguran kandungan pada ibu hamil.
7. leukemia.
8. mengakibatkan luka dangkal.
9. terjadinya kerusakan pada kulit.
10. akan terjadi kerapuhan di bagian kuku
E. Pencegahan
a. Ruangan radiasi yang tertutup.
b. Menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari sumber-
sumber radiasi.
c. Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat
menghasilkan radiasi sinar tersebut.
d. Memakai alat pelindung diri.
e. Melakukan pemantauan secara rutin
2.4 PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA
A. Pengertian
Kimia merupakan komponen penting dalam laboratorium. Keselamatan dan keamanan
bahan kimia yakni termasuk dalam proses pembelian, penyimpanan, inventaris,
penanganan, pengiriman, dan pembuangan. Proses manajemen bahan kimia meliput
mengelola bahan kimia, bekerja dengan bahan kimia, dan mengelola limbah kimia, (moran
dan masciangioli,2010)

B. Akibat
jika seseorang tidak menggunakan APD dengan benar. Bisa menyebabkan iritasi pada
pada kulit dan gangguan pada saluran pernafasan.

11
C. Bahaya faktor kimia
Resiko kesehatan seseorang dipengaruhi dari pajanan bahan kimia yang timbul. Bahan
kimia ini dapat berbentuk padat, cairan, uap,gas, debu, asap atau kabut dan dapat masuk
ke dalam tubuh dengan cara yakini:
1. Inhalasi
Bahan kimia ini dapat masuk melalui hidung atau mulut saat seseorang bernafas dan
kemudian masuk ke dalam paru-paru. Beberapa zat kimia seperti fiber atau serat
dapat langsung melukai paru-paru
2. pencernaan (menelan)
bahan kimia ini masuk kedalam tubuh saat makanan yang kita makan terkontaminasi
zat kimia tersebut, atau makan dengan tangan yang terkontaminasi zat kimia, zat
kimia ini juga dapat tertelan ketika kita menghirup udara yang terkontaminasi zat
kimia melalui mulut yang dimana zat kimia tersebut bercampur dengan lendir yang
ada di mulut sehingga tersebut beresiko menyebabkan saluran pencernaan terganggu.
3. Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif
Beberapa zat kimia melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah yang biasanya
melalui tangan dan wajah. Zat kimia in juga dapat masuk melalui luka atau suntikan
(kecelakaan media) akibatnya sehingga membuat kulit menjadi iritasi.
Pentingnya pengetahuan bahaya kimia, sikap kerja, mampu memprediksi resiko
iritasi pada kulit dan mengganggu saluran pernafasan dan jika pengetahuan ini
dikontrol dengan baik, maka resiko penyakit tersebut dapat teratasi
D. pencegahan dan mengurangi bahaya kimia
1. Mengetahui bahan kimia yang menghasilkan dampak kesehatan negatif atau beracun
2. Mengetahui wujud dari bahan kimia tersebut selama proses bekerja. Ini Bertujuan
untuk mengetahui zat kimia tersebut masuk ke dalam tubuh dengan cara yang seperti
apa.
3. Mampu mengenali, menilai, dan kendalikan risiko kimia.
4. Mengetahui jenis APD yang diperlukan pada saat proses bekerja
2.5 PENCEGAHAN BAHAYA ERGONOMI
A. pengertian

12
Ergonomi adalah ilmu tentang hubungan antara suatu pekerjaan dan tubuh manusia. Ini
berarti ergonomi adalah mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pekerja atau (tubuh manusia) bukan mengharapkan pekerja menyesuaikan diri.
B. tujuan
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan untuk mengendalikan
atau menghilangkan potensi bahaya pada saat bekerja.
C. faktor
Faktor yang berpengaruh pada ergonomi, yaitu adanya keluhan gangguan
muskuloskeletal. Laki-laki dan perempuan memiliki resiko mengalami keluhan
muskuloskeletal hingga usia 60 tahun dan wanita lebih sering mengalami gangguan ini
pada saat siklus menstruasi terjadi dan adanya proses menopause yang menyebabkan
kepadatan tulang berkurang.
D. Akibat
Akibat jika seseorang tidak melakukan posisi ergonomi dengan benar. Bisa
menyebabkan sakit pada punggung bawah , punggung atas, leher, bahu, dan ekstremitas
atas.
Pentingnya pengetahuan ergonomi, sikap kerja, mampu memprediksi risiko gangguan
muskuloskeletal dan jika pengetahuan ini dikontrol dengan baik, maka resiko
muskuloskeletal dapat teratasi.
E. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan :
1. Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran, kursi,a atau
bangku dan tikar bantalan untuk berdiri.
2. Perbaikan kerja metode kerja manual seperti mengangkat, mengangkut, menarik,
mendorong, menjinjing beban.
3. Desain tempat kerja sehingga alat-alat dapat dijangkau.
4. Jika memungkinkan pertimbangankan rotasi pekerjaan dan memberikan istriarahat
yang teratur dari pekerjaan intensif.

Contoh Cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda:


1. Mencuci tangan.

13
2. Bantu pasien duduk di tempat tidur.
3. Siapkan kursi roda dalam keadaan posisi 45% menghadap tempat tidur dan
pasangkan pengunci yang ada di kursi roda.
4. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu atau sandal yang tidak licin.
5. Regangkan kedua kaki perawat.
6. Fleksikan panggul pasien dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat dengan lutut
pasien.
7. Lalu, kemudian ranggul aksila pasien dan letakkan tangan pasien ke atas bahu
perawat.
8. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke 3 sambil meluruskan panggul dan
tungkai perawat dengan mempertahankan lutut agak fleksi.
9. Minta pasien untuk menggeser posisi duduknya sampai posisi yang paling nyaman.
10. Turunkan tatakan kaki dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.
2.6 PENCEGAHAN BAHAYA PSIKOLOGIS
A. Pengertian
Psikologis menurut muhibbin syah (2001) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
atau perilaku manusia baik tertutup dan terbuka baik selaku individu atau kelompok
dalam hubungan dengan lingkungan. (M.nursan, 2019)
B. Proses perkembangan
Menekankan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilaku
sejak lahir sampai berumur lanjut. Psikologis menelaah berbagai perubahan terhadap
individu. Tetapi juga menjelaskan perubahan perilaku sehingga bisa menyebabkan
pelecehan, harga diri menurun dan penganiayaan.
C. Pencegahan
1. Waspada dan sadar
2. Pelecehan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.pelecehan seksual adalah salah satu
bentuk yang paling umum dari pelecehan tetapi paling sedikit dilaporkan.
3. Mengambil tindakan
4. Menyediakan konseling dan dukungan.
D. Sumber psikologis

14
Perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan keperibadian serta perubahan dalam
pengaruh-pengaruh.
E. Akibat psikologis manusia
Mengalami frustasi atau putus asa, malu merasa tak berdaya, dipermalukan, terisolasi dan
diremehkan. Setiap individu ingin menjadi lebih baik.

BAB III

15
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh
yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et a1, 1995). Faktor fisik
adalah di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran
iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Personel yang terlibat di dalam
penyelenggaraan keselamatan radiasi harus memahami konsep proteksi radiasi dalam
pemanfaatan tenaga nuklir baik terhadap manusia maupun lingkungan, yang mencakup
kuantifikasi efek radiasi terhadap kesehatan melalui besaran besaran dosis dan pembobotan
termasuk aplikasinya
Manajemen kimia Merupakan komponen penting program laboratorium. Keselamatan
dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup bahan kimia, termasuk
pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman, dan pembuangan. Proses
manajemen bahan kimia meliputi mengelola bahan kimia, bekerja dengan bahan kimia, dan
mengelola limbah kimia (Moran dan Masciangioli, 2010). Pengetahuan ergonomi
mempengaruhi sikap kerja saat melakukan tindakan keperawatan. Salah satu tindakan
keperawatan yang berisiko terhadap gangguan muskuloskeletal adalah perawatan luka.
Perawatan luka membutuhkan fokus dan durasi waktu lama, psikologi membahas tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya(Dakir,1993)
3.2 SARAN
Agar mahasiswa/mahasiswa dapat memahami dan menambah wawasan tentang rantai
infeksi,pencegahan bahaya fisik, kimia, ergonomi, dan psikologis

DAFTAR PUSTAKA

16
Heru, B. I. (2017). Pengetahuan Ergonomi dan Postur Kerja Perawat Pada Perawatan Luka
dengan Gangguan Muskuloskeletal di dr.H.Koesnadi Bondowoso. Berita Kedokteran
Masyarakat , 445-448.
KARTIKA, S. D. (2014). ILMU KEPERAWATAN DASAR. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
SCORE. (2013). KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA . JAKARTA: ILO.
SUJONO, R., & HARMOKO. (2012). STANDAR OPERATING PROCEDURE DALAM
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
LANTARA, D. D. (2019). DUNIA INDUSTRI PERSPEKTIF PSIKOLOGIS TENAGA KERJA.
Makassar: Nas Media Pustaka.
Agus, M. (2009 ). Mengenal Mata dan Cara Merawatnya. Semasarang: Pt.Bengawan ilmu.
Eri, H. (2015). Buku Pintar Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Di Rumah sakit. Jakarta Selatan:
Batan Press.

17

Anda mungkin juga menyukai