Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JURNAL SEX EDUKASI PADA ANAK NASIONAL DAN

INTERNASIONAL

OLEH :

HENGKY SUTOMO
NIM:023STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN NERS

MATARAM

2022

JURNAL NASIONAL
A. JUDUL DAN PENULIS
Penyuluhan dan Parenting Edukasi Sex pada Anak Usia Dini dan Remaja Perspektif
Islam

Rosyida Nurul Anwar1, Alisa Alfina2

B. METODE
Pengukuran mengenai edukasi seks oleh orangtua dilakukan dengan tahapan pre test
dan post test mengenai pemahaman orangtua mengenai pentingnya edukasi seks pada
anak dan remaja, pelaksanaan pembiasan anak melalui orangtua terkait pendidikan
seks yang harus diketahui anak, pemberitahuan anak mengenai mahrom dan bukan
mahrom, serta keterlibatan orangtua dalam berpakaian menutup aurat pada anak baik
laki-laki dan perempuan

C. HASIL

Kegiatan penyuluhan dan parenting ini didominasi oleh ibu-ibu, sebanyak 91%
peserta adalah ibu-ibu dan sisanya adalah ayah. Peserta berjumlah 64 orang yang
kesemuanya adalah masyarakat pada Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan,
Kabupaten Madiun yang tergabung dalam majelis taklim Al Hidayah. Peserta
kegiatan yang terdiri dari ibu dan ayah secara keseluruhan telah memiliki anak. Usia
anak usia dini adalah 0-6 tahun, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun serta
belum menikah. Peserta yang memiliki anak berusia 0-6 tahun sebanyak 18 orang,
usia 5-9 tahun sebanyak 24 orang, usia 10-20 sebnayak 13, dan usia 20-24 tahun
sebanyak 9 orang. Ditinjau dari aspek kesesuaian/relevansi dan kemanfaan materi
sebanyak 90,% peserta menyatakan sangat bermanfaat dan 8% menyatakan
bermanfaat dan 2 % menyatakan cukup bermanfaat. Dengan demikian dapat
dikatakan materi yang disajikan dalam kegiatan ini sangat berguna bagi orangtua
dalam usaha mendidik anak mengenai pengetahuan seks edukasi. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan edukasi seks pada anak dan remaja untuk
orangtua sangatlah dibutuhkan guna meambah pemahaman orangtua dalam mengasuh
anak mereka. Hal ini sesuai dengan temuan Silvia Yuningsih, dkk bahwa orangtua
perlu terlibat mengenai pendidikan seks untuk anak-anaknya (Yuningsih, Wiji, &
Nadia, 2019). Ditinjau dari kompetensi pemateri/fasilitator yang meliputi penguasaan
materi, sistematika penyajian materi, penggunaan metode tanggung jawab dan
disipilin, secara umum 100% peserta menilai baik. Hal ini berarti tim pelaksana
kegiatan telah memiliki kompetensi yang baik dalam melaksanakan kegiatan
pengabdian pada orangtua. Antusias orangtua dalam mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir juga dirasakan oleh team pengabdi dengan diketahui tidak adanya
peserta yang izin keluar sekedar ke kamar kecil ataupun izin meninggalkan acara
ketika acara kegiatan sedang berlangsung

A. PENULIS DAN JUDUL


Efektivitas Aplikasi Sex Kids Education untuk Mengenalkan Pendidikan Seks Anak
Usia Dini
Misselina Madya Gerda1, Siti Wahyuningsih1, Nurul Kusuma Dewi
B. METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (Research and Development) disingkat dengan (R&D). Model
Penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini mengadaptasi model ADDIE dari
(Branch dalam Aldoobie, 2015). Tujuan peneliti menggunakan model ini yakni untuk
mengembangkan media pembelajaran aplikasi game edukasi Sex Kids Education
berbasis android, guna mengetahui keefektifan dan kelayakan media aplikasi sex kids
education. Terdapat lima tahapan pengembangan model ADDIE diantaranya yaitu;
Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (Branch dalam
Aldoobie, 2015).
C. HASIL
Berlandaskan hasil temuan di lapangan, peneliti merancang media pembelajaran
berbasis digital aplikasi game edukasi Sex Kids Education berbasis android yang
dilengkapi dengan fitur screen time. Terdapat pembatasan waktu bermain yakni 30
menit saja, disesuaikan dengan rekomendasi American Academic of Pediatrics bahwa
waktu bermain gadget pada anak hanya ≤ 2 jam waktu per-hari (AAP, 2016). Tahap
keempat, analisis kebutuhan yang didasarkan pada ketiga analisis sebelumnya,
kemudian ditarik kesimpulan kebutuhan media yang dibutuhkan anak usia dini.
Adapun karakteristik media yang dibutuhkan pada anak usia dini, diantarannya;
media yang menarik, inovatif, interaktif, menyenangkan sehingga dapat menstimulasi
aspek perkembangan fisik motorik halus dan pada aspek media yang memuat materi
pendidikan seks dapat menstimulasi aspek perkembangan kognitif anak sehingga
mampu meningkatkan pengetahuan anak mengenai pendidikan seks anak usia dini
A. PENULIS DAN JUDUL
Pendidikan Seks Pendidikan Seks Pendidikan Seks Pendidikan Seks pada Anak
Usia Dini pada Anak Usia Dini pada Anak Usia Dini pada Anak Usia Dini
Moh. Roqib
B. METODE
Metode yang digunakan yaitu transfer pengetahuan dan nilai (knowledge and
values) tentang fisik-genetik dan fungsinya khususnya yang terkait dengan jenis
(sex) laki-laki dan perempuan sebagai kelanjutan dari kecenderungan primitif
makhluk hewan dan manusia yang tertarik dan mencintai lain jenisnya.
Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang
masalahmasalah seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak
terbebas dari kebiasaan yang tidak Islami serta menutup segala kemungkinan ke
arah hubungan seksual terlarang. Pengarahan dan pemahaman yang sehat tentang
seks dari aspek kesehatan fisik, psikis, dan spiritual
C. HASIL
Pendidikan seks terhadap anak usia dini membutuhkan pendalaman terhadap
materi agar tepat sesuai dengan kebutuhan, usia, dan tingkat pemahaman dan
kedewasaan anak. Di samping itu, diperlukan strategi atau teknik penyampaian
yang komunikatif–efektif. Sebagaimana petuah C.W. Longenecker kompetisi
dalam mengarungi kehidupan tidak selamanya dimenangkan oleh orang yang
kuat, tetapi seringkali diraih oleh orang yang berpikir untuk mengatur strategi.28
Selalu berpikir kreatif untuk mengatur strategi dalam rangka mencapai hidup yang
lebih bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan dan kesejahteraan tidaklah diwariskan,
tetapi diusahakan. Banyak orang ilmuan, tokoh popular, dan jaya dalam hidupnya,
tetapi tidak mampu menelurkan generasi berkualitas sekaliber dirinya, tetapi
banyak juga orang kebanyakan yang mampu mencetak generasi mulia dan brilian
karena mau berpikir kreatif dengan mencoba strategi baru yang lebih baik untuk
dirinya dan anak-anak atau generasinya.

A. JUDUL DAN PENULIS


EFEKTIVITAS MEDIA APLIKASI SEX KIDS EDUCATION DALAM
MENSTIMULASI MOTORIK HALUS ANAK
Misselina Madya Gerda1), Siti Wahyuningsih1), Nurul Kusuma Dewi1).
B. METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian pengembangan (Research and Development) disingkat dengan
(R&D) yang mengadaptasi model ADDIE dari Robert (Branch, 2009).
Terdapat lima tahapan pengembangan yaitu; Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation (Branch, 2009
C. HASIL
Perolehan data uji statistik ditetapkan melalui tahapan uji prasayarat
yang meliputi uji normalitas dan uji hipotesis. Hasil dari uji hipotesis yang
dijadikan acuan keefektifan dari pengembangan aplikasi Sex Kids Education.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan model Kolmogorov Smirnov
dengan menggunakan SPSS 20.0 Hasil uji normalitas menunjukan terdapat
perbedaan pada hasil belajar pre-test 21,30 dan post-test 29,47. Perolehan nilai
signifikansi pada nilai menstimulasi perkembangan fisik motorik halus anak.
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan hasil pembahasan
maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran berbentuk
game edukasi Sex Kids Education berbasis android mengacu pada model
ADDIE yang melalui lima tahap yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation. Tingkat kelayakan pada media pembelajaran
digital berbentuk aplikasi Sex Kids Education sangat layak diimplementasikan
ke anak usia dini usia 5-6 tahun. Hasil Uji Keefektifan menunjukan terjadi
peningkatan hasil belajar anak hal ini dibuktikan pada perolehan uji
keefektifan pada nilai pre-test 21,30 dan post-test 29,47 terdapat perubahan
peningkatan 8,17 dari hasil nilai pretest dan post-test. Hasil uji hipotesis
Sample Paired T-Test diperoleh nilai t hitung dengan nilai signifikansi 0,000
kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan media
pembelajaran alat permainan edukatif aplikasi Sex Kids Education dapat
permainan edukatif ular tangga dalam penerapan pembelajaran tematik di
kelas
A. JUDUL DAN PENULIS
Analisis Pengenalan Edukasi Seks pada Anak Usia Dini
Fidya Ismiulya1, Raden Rachmy Diana1, Na’imah1, Siti Nurhayati1,
Nurazila Sari1, Nurma1
B. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang
dikumpulkan berupa upaya guru, pandangan orang tua, dan kemampuan anak
dalam mengidentifikasi pendidikan seks. Survei dilaksanakan pada TK
Tirmiara, jalan Pantan terong, Desa Tansaran, Kabupaten Aceh Tengah
C. HASIL
Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama kepala sekolah dan
guru TK Tirmi Ara Aceh Tengah menggunakan pedoman wawancara yang
telah divalidasi ditemukan bahwa penerapan pendidikan seks di TK Tirmi
Ara telah dilakukan. Bentuk-bentuk penerapannya seperti materi pada
pembelajaran di tema diriku sendiri, kegiatan bernyanyi tema anggota tubuh,
menghadirkan kader kesehatan untuk belajar cara membersihkan tangan dan
tubuh. Hampir seluruh guru memandang bahwa pendidikan seks bagi anak
berusia dini perlu diajarkan dan bersifat urgen, pendidikan seks dilakukan
sebagai bekal dan pondasi untuk anak dalam melindung diri dari kejahatan
dan kekerasan seksual bisa saja terjadi kapanpun dan di manapun anak
berada. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fitriani bahwa memberi edukasi
seks sejak dini sangatlah penting. (Fitriani et al., 2021).
Berdasarkan hasil dari penilaian 12 anak ditemukan hasil
penilaiannya 13,88%. Artinya hanya 13,88% dari 100% anak yang mengenal
pendidikan seks tersebut. Hal ini berarti anak berusia dini perlu mendapatkan
pendidikan seks yang disesuaikan berdasarkan kemampuannya dalam
menyerap informasi yang disampaikan (Zubaedah, 2016). Cara yang bisa
diaplikasikan pendidik dan orang tua dalam memberikan edukasi seks pada
anak sesuai dengan tahapan perkembangannya diantaranya: pertama,
mengenalkan anatomi tubuh anak, pendidik dan orang tua dapat
mengenalkan macam-macam anggota tubuh serta fungsifungsinya dengan
sederhana

A. PENULIS DAN JUDUL


Integrative Sex Education For Children
Maya Fitria
B. METODE
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, wawancara,
observasi, FGD (Focus Group Discussion), dan kuesioner
C. HASIL
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD, tidak semua orang tua meskipun
dengan pendidikan tinggi dan berprofesi sebagai pengajar atau akademisi
dapat dengan leluasa memberikan pendidikan seks dengan metode-metode di
atas. Pendidikan seks juga masih bertumpu pada ibu yang memberikan
padahal hal ini juga memberikan efek keterbatasan bila menyangkut anak
laki-laki dan pengalaman seksualnya. Salah satu responden FGD menyatakan
bahwa dia dapat selalu mendorong suaminya untuk memberi pengarahan dan
mendampingi anak lakilakinya melalui proses balighnya. Responden lain
yang kebetulan perempuan semua menyatakan tidak bisa melakukan itu.
Maksimal yang dapat dilakukan oleh para suami menurut mereka adalah saat
khitan dan apa saja kaitannya secara agama. Itu saja kebanyakan tetap
perempuan (ibu) yang memberikan pendampingan.

JURNAL INTERNASIONAL

A. JUDUL DAN PENULIS


MENGENALKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK USIA DINI
MELALUI BUKU LIFT THE FLAP “AURATKU”
Dewi Fitriani1, Heliati Fajriah2, dan Arnis Wardani3
B. METODE
Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan jenis penelitian research
and development (R&D). Walaupun prosedur resmi penelitian R and D
terdiri dari 10 langkah, tetapi peneliti mengambil tujuh (7) langkah dalam
melakukan penelitian tentang buku Lift the Flap berjudul “Auratku” ini
dengan beberapa pertimbangan
C. HASIL
1. Tahap ini merupakan tahapan konsultasi dengan ahli materi dan ahli
media. Seorang ahli materi mengkaji aspek kajian materi berupa
kelayakan isi, bahasa dan performance, sedangkan seorang ahli media
mengkaji aspek bahasa, performance, desain grafis dan aspek
kemudahan penggunaan (Wulandari & Purwanto, 2017). Untuk kajian
kelayakan materi dan media, peneliti menggunakan skala likert dengan
gradasi sebagai berikut: Sangat Sesuai (4), Sesuai (3), Kurang Sesuai (2)
dan Tidak Sesuai (1).
2. Pelaksanaan uji coba media buku lift the flap dilakukan di sebuah satuan
PAUD dengan skala kecil pada 10 orang anak. Untuk alternatif jawaban
dalam kuesioner, peneliti menetapkan kategori untuk setiap pernyataan
yaitu, Ya=1 dan Tidak=0. Kesemua aspek menunjukkan nilai lebih dari
75% sebagai batasan kelayakan sebuah produk Hasil validasi kedua
menampilkan hasil uji kelayakan yang sangat baik dimana kesemua
aspek penilaian materi dan media menunjukkan nilai positif pada kriteria
sangat layak
A. JUDUL DAN PENELITI
Penerapan Media Bimbingan Konseling untuk Meningkatkan
Keterampilan Guru BK dalam Memberikan Layanan Pendidikan Seks
terhadap Peserta Didik
Ni Komang Sri Yuliastini1*, I Dewa Ayu Eka Purba Dharma Tari2, Putu
Agus Semara Putra Giri3, Made Wery Dartiningsih4
B. METODE
One grup pretest-postest
C. HASIL
Hasil pelatihan dapat disimpulkan bahwa a) kegiatan pelatihan sangat
bermanfaat bagi guru BK mengingat ketersediaan media BK di sekolah
sangat minim, b) materi yang disampaikan menambah wawasan guru BK
dan peserta didik yang menerima materi memiliki pengetahuan awal
mengenai pendidikan seks sehingga dapat mencegah perilaku yang tidak
diinginkan, c) kegiatan yang di awal didukung oleh Sekolah memberikan
situasi yang aman dan lancar dalam pelatihan sehingga kegiatan berjalan
sesuai rencana, d) penerapan Media BK diharapkan memiliki ragam tema
dan ide yang kreatif sehingga program BK di Sekolah berjalan secara
efektif.

A. JUDUL DAN PENULIS


Pendidikan pada anak usia dini di taman TK islam yogyakarta
Siti zubaedah
B. METODE
Dalam menganalisa data, akan digunakan beberapa cara, yaitu: a. Analisis
Isi (Content Analysis); yaitu menganalisa secara ilmiah, objektif dan
sistematis isi (pesan) suatu data dengan mengidentifikasi karakteristik
spesifik pesan yang hendak dikaji; b. Analisis Kritis; penelitian dilakukan
secara mendalam terhadap beberapa kesimpulan (tesis) atau data yang
berkembang saat itu terkait dengan pendidikan seks pada anak usia dini di
TK Islam kota Yogyakarta sehingga apabila ditemukan data yang baru
maka diupayakan untuk tidak saling bertabrakan
C. HASIL
1. TK Islam di Yogyakarta memberikan pendidikan seks kepada peserta
didiknya dengan baik melalui media yang beragam, salah satunya
adalah media gambar, berkisah, pemutaran video tentang pendidikan
seks untuk usia dini serta penanaman nilai moral keagamaan dengan
mengenalkan batas-batas aurat laki-laki dan perempuan
2. Program pendidikan seks yang diterapkan di TK Yogyakarta sangat
beragam. Setiap sekolah memiliki kekhasan masing-masing. Tetapi
program yang diterapkan oleh semua sekolah antara lain: 1) Toilet
training, yakni pendampingan anak-anak usia dini ketika buang air kecil
maupun besar. 2) Penanaman nilai moral agama dengan pengenalan
aurat laki-laki dan perempuan dan kewajiban menutupnya. 3) Seminar
parenting yang diadakan setiap bulan sekali atau dua kali yang
membahas tentang perkembangan anak-anak didik, cara
memperlakukan mereka termasuk pemberian pendidikan seks yang
cocok bagi mereka 4) Pengenalan anatomi tubuh dan fungsifungsinya.
5) Pengajaran pendidikan seks dengan media gambar
3. Penyimpangan seks oleh anak-anak lebih didorong oleh rasa ingin
meniru apa yang mereka lihat bukan penyimpangan seks yang
sebenarnya, sebab seorang anak usia dini menurut penelitian para ahli
tidak memiliki hasrat seksual yang nyata.
A. JUDUL DAN PENULIS
Literature Review: Intervensi Kebidanan Terkini Peningkatan Sikap Orang
Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak untuk Pencegahan
Child Sexual Abuse
Hafshah1*), Diadjeng Setya Wardani2, Kentri Anggarina Gumanti2
B. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature review
dimana peneliti mengkaji secara kritis gagasan yang terdapat didalam
literatur untuk topik tertentu
C. HASIL
Hasil review 10 jurnal sample penelitian yang digunakan menunjukkan
bahwa intervensi dalam bentuk kegiatan pendidikan/promosi kesehatan
secara signifikan dapat meningkatkan nilai sikap orang tua menjadi lebih
positif terhadap pemberian pendidikan seksual pada anak. Beberapa
intervensi yang dapat diberikan yaitu berupa konseling, pelatihan dan
pendidikan seksual bagi orang tua, drama edukasi dengan melibatkan orang
tua dan anak, serta kursus harian. Pemilihan metode dan media dapat
disesuaikan dengan target dan sasaran. Intervensi satu dengan yang lainnya
memiliki kekurangan serta kelebihannya masing-masing, tingkat
keefektifannyapun berbedabeda.
Berdasarkan hasil analisis 10 jurnal, beberapa metode intervensi
program pendidikan seksual yang efektif untuk diterapkan di Indonesia,
yaitu;
1). metode kursus harian yang bersifat estafet dengan melibatkan anak
dan orang tua secara langsung;
2). drama edukasi yang dimainkan langsung oleh anak-anak diiringi
dengan lagu yang menyenangkan; dan
3). penggunaan lembar worksheet sebagai alat untuk orang tua menyusun
konsep pendidikan seksual untuk anak mereka sesuai kehendak
mereka dengan tetap mendapat arahan dari fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai