BAB II
A. Tinjauan Pustaka
pendidikan seks yaitu penciptaan manusia oleh Allah, akhil baligh, cara
bersuci, adab pergaulan dalam Islam dan batasan aurat. Sementara itu,
2011: 11).
cara orang tua mendidik anak, suasana kehidupan keluarga, dan status
Sex Education for Their Children: The Implications for Health Education”
dan persepsi mereka terkait pendidikan seks. Orang tua mengambil peran
usia 13-15 tahun dan 63 orang tua berusia 29-51 tahun. Dalam
komunikasi yang terbuka antara remaja dan orang tua serta kepuasan
pada etnis Jawa. Di antara penelitian tersebut adalah yang dilakukan oleh
sampel diambil secara acak dari populasi remaja kelas menengah dari para
secara umum pola resiko pada kesehatan seksual dan reproduksi pada
yang positif. Sementara itu, faktor yang paling kuat terhadap perilaku
seksual remaja adalah rasa percaya diri yang dimiliki oleh para remaja.
Rachim dan Fuad Nashori (2007) yang berjudul “Hubungan Antara Nilai
budaya Jawa dengan perilaku nakal pada Remaja Jawa. Hal ini berarti
semakin tinggi sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai budaya Jawa,
Sebaliknya, semakin rendah sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai
budaya Jawa, maka semakin tinggi tingkat perilaku nakal pada remaja
Jawa.
ini sesuai dengan hasil pengkajian kondisi situasi remaja perkotaan di kota
karena setiap tahunnya ada saja para pelajar yang harus putus sekolah
karena hamil di luar nikah, serta mereka mengatakan bahwa perilaku seks
yang mendengarnya dan haram karena tidak sesuai dengan ajaran agama
emosionalnya.
dapat para orang tua dalam memberikan pendidikan seks anaknya dan
Penelitian yang akan dilakukan kali ini akan difokuskan pada aspek
B. Landasan Teori
1. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
1).
adalah to find out, decide, the amount or value yang artinya suatu
tercapainya tujuan.
ditentukan.
keputusan.
b. Model-model Evaluasi
yaitu:
19
program.
maupun negatif.
tersebut.
20
program berjalan.
ketercapaian program.
Product)
a) Evaluasi Konteks
b) Evaluasi Masukan
c) Evaluasi Proses
dengan rencana.
22
d) Evaluasi Hasil
2-4). Baik itu secara fisik, mental maupun sosial. Bukan sekedar
sendiri.
reproduksi.
1) Gizi seimbang
hari.
pelecehan sekual.
26
pelecehan seksual.
penyalahgunaan NAPZA.
pernikahan dini.
memperhatikan kesehatan.
1) Metode ceramah
suatu keputusan.
3) Metode panel
diskusi.
6) Metode simposium
7) Metode demonstrasi
dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya
22-23).
KRR.
bebas.
tersebut.
4. Seks Pranikah
a. Perilaku
Perilaku merupakan suatu keadaan jiwa atau berpikir dan
tanggapan ini ada dua macam yaitu bersifat aktif (dengan tindakan)
tanpa obyeknya".
sebagai berikut:
yang serupa.
situasi di luar subyek tersebut. Respon atau tanggapan ini ada dua
b. Seks Pranikah
perilaku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
jenis. Bentuk tingkah laku ini beraneka ragam mulai dari perasaan
bersenggama.
kepuasan psikis.
35
fungsi primer saja, tetapi juga termasuk gaya dan cara berperilaku
1999: 97).
Ajzen (1975) serta Worchel dan Cooper (1983) sikap dan perilaku
spesifik dan ada relevansinya satu dengan yang lain. Karena sikap
sebelum nikah spesifik dan relevan satu dengan yang lain, maka
faktor luar dan dalam diri individu. Dengan demikian faktor sikap
perilaku seks tersebut tidak bisa berlaku sama untuk pria dan
5. Remaja
a. Pengertian Remaja
sampai dengan 22 tahun bagi pria. (Rumini dan Sundari, 2014: 53).
23).
39
2003: 26).
masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada
maupun psikologis.
2008: 129-131).
3) Mampu bergaul.
norma.
kanakan.
ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku
benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua menjadi
berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar
moralitas autonomous.
44
163). Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh Kohlberg disebut
1) Pra-konvensional
2) Konvensional
ketertiban.
3) Pasca konvensional
tidak.
paling berat bagi remaja. Oleh karena itusetiap remaja akan selalu
dan f) kecerdasan.
2) Reactive vs aplacidity
emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu
amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan
C. Kerangka Teori
Problem Remaja