Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN SIKAP KEPRIBADIAN REMAJA TKJ SMK NEGERI 3 KUDUS

Proposal Praktikum Metodologi

Oleh :
MUJI RAHAYU
30902200279

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Indonesia mempunyai jumlah remaja yang cukup banyak yaitu 20% dari jumlah
total penduduk Indonesia merupakan seorang remaja (Depkes, 2018). Indonesia
mempunyai 266,8 juta jiwa penduduk dan 53,36 juta jiwa penduduk merupakan remaja
( BKKBN, 2018). (Saragih et al., 2020)
Fase remaja terbagi menjadi 3 yaitu pra remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun,
remaja awal (13 atau 14 tahun - 17 tahun), remaja lanjut (17-20 atau 21 tahun)
(Diananda, 2019). Masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun bagi perempuan dan 13-
22 tahun bagi laki-laki. Remaja merupakan fase “ mencari jati diri “. Semakin
bertambahnya usia seseorang maka semakin bertambahnya pula pola piker orang
tersebut. Maka dari itu begitu penting perhatian yang diberikan orang untuk membentuk
kepribadian seorang anak. Orang tua tetap memberikan kebebasan namun juga
memberikan batasan untuk menuntun anak dalam menentukan serta mengambil suatu
keputusan yang tepat dalam kehidupannya. (Labaiga et al., 2019)
Pola asuh orang tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan
anaknya. Sikap yang diberikan orang tua pada anaknya yaitu mendidik, membimbing dan
mengajarkan nilai-nilai sesuai norma-norma yang dijalani dalam masyarakat. Pola asuh
ini sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak selain ikatannya dengan seorang
ibu. Pola asuh ini dibagi menjadi 3 bentuk pola asuh orang tua yaitu demokratis, permisif
dan ototriter. (Afrilyanti, Herlina, 2015)
Kepribadian yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi akal, moral, budi
pekerti, etika, dan etestika orang saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
dalam kehidupan sehari-harinya. Pola asuh orang tua yang baik akan membentuk akhlak
yang baik juga untuk anak. (Anggraini et al., 2018)
Eysenck menggolongkan kepribadian dalam dua tipe yaitu tipe introvert dan
ekstrovert yang keduanya saling bertolak belakang. Orang-orang yang termasuk dalam
tipe introvert adalah individu yang berpusat pada dirinya sendiri, termasuk menentukan
perilakunya sendiri. Sebaliknya, orang dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung
mengarahkan dirinya pada lingkungan di sekitarnya, dan pada umumnya suka berteman,
ramah, menyukai pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang lain untuk
menjadi lawan bicara mereka, tidak suka membaca ataupun belajar sendirian, senang
humor, selalu siap menjawab, menyukai perubahan dan santai (Virlia, 2018)
Selain kepribadian ekstrovert dan introvert juga terdapat 5 tipe kepribadian yaitu
kepribadian oponess (rasa ingin tau yang tinggi), kepribadian concienstiouness (tidak
berhati-hati), kepribadian ekstravertion (suka bersosialisasi dan pemikiran yang fleksibel,
kepribadian agreeableness (suka menolong dan suka diterima oleh lingkungan sekitarnya,
kepribadian neoriticism (mandiri dan pengalaman hidup yang luas. (Labaiga et al., 2019)
Masalah yang muncul pada remaja dalam kegiatan sehari-hari yaitu tidur larut
malam, bosan tinggal dirumah, mencuri, berbohong, merokok, berbicara kasar, tidak
patuh dan suka membantah, tidak mau diperintah, suka berdebat, membolos dari sekolah,
mendengarkan musik dengan keras, bermalas-malasan untuk melakukan sesuatu,
memakai pakaian yang tidak pantas, melakukan sesuatu tanpa dipikir terlebih dahulu
serta dengan resiko yang konyol, bergaul dengan orang-orang yang tidak kita sukai
karena tidak jelas tujuan hidupnya, melupakan pelajaran agamanya serta tidak
memperhatikan ibadahnya seperti meninggalkan sholat dan tidak sholat lima waktu, dll.
Selain itu terdapat empat masalah serius yang mempengaruhi mayoritas remaja yaitu
masalah penyalahgunaan obat, masalah kenakalan remaja, masalah seksual, dan masalah-
masalah yang berkaitan dengan sekolah. (Diananda, 2019)
Upaya untuk menanggulani permasalahan remaja yaitu dengan pendekatan
prefentif dan pendekatan represif. Tindakan prefentif yaitu semua tindakan yang
bertujuan mencegah terjadinya kenakalan remaja yang dipersiapkan secara matang untuk
mengantisipasi timbulnya kenakalan remaja, seperti mengenal ciri-ciri setiap remaja,
mengidentifikasi kesulitan yang dialami remaja, membina remaja, memberikan
penguatan sikap dan mental remaja untuk menyelesaikan permasalahannya, memberikan
pendidikan agama, etika dan budi pekerti, menyediakan sarana prasarana yang maksimal
untuk perkembangan remaja, mempunyai usaha untuk memperbaiki keadaanya di dalam
keluarga, masyarakan ataupun sosial sekitar. Tindakan represif yaitu tindakan menumpas
agar tidak terjadi kenakalan remaja yang lebih parah dengan cara memberi hukuman
kepada remaja adar tidak mengulangi perbuatannya. (Haris, 2019)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahli Fadli Harahap,
Abdurrahman Hamid, Riau Roslita dengan judul “Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua
Dengan Kepribadian Remaja”. Dari 165 responden yang diteliti mayoritas memiliki pola
asuh demokratis sebanyak 69 orang (61,8%) orang sementara pada kepribadian remaja
memiliki mayoritas ekstrovert yaitu sebanyak 126 orang (76,4%). Dari uji Chi Square
yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa adanya hubungan yang siknifikan
antara tipe pola asuh orang tua dengan kepribadian remaja dengan nilai p value
0,0001<0,05. (Riau Roslita, Hamid Abdurrahman, 2021)
Dari penelitian lain yang dilakukan oleh Natasya G.E. Labaiga, Josef Tuha, Rina
Kundre dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepribadian Remaja di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Rombeken”.dari 115 responden yang diteliti
mayoritas memiliki pola asuh demokratis yaitu sebanyak 81 orang (70,4%). Sementara
untuk hasil kepribadian yang berhubungan dengan pola asuh orang tua yaitu kepribadian
conscientiousness dengan hasil positif sebanyak 54 orang(47,0%) hasil negatif 61 orang
(53,0%), kepribadian ekstravertion dengan hasil positif sebanyak 67 orang (58,3%) hasil
negatif sebanyak 48 orang (41,7%), kepribadian neoriticism dengan hasil positif
sebanyak 69 orang (60%) hasil negatif sebanyak 46 orang (40%). Dari hasil uji person
chi square yang didapatkan lebih kecil dari nilai signifikan (α=0,05) pada kepribadian
consscientiouness (p=0,000), ektravertion (p=0,0005) dan neoriticism (p=0,000) hasil
penelitian ini terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepribadian
consscientiouness, ektravertion, neoriticism. (Labaiga et al., 2019)
Berdasarakan uraian masalah diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “ Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Kepribadian
Remaja TKJ SMKN 3 Kudus “
2.1 Masalah Penelitian
Orang tua merupakan pendidik utama dan paling penting bagi buah hati mereka, karena
dari orang tua anak-anak akan menerima pendidikan. Itulah kenapa keluarga dikatakan sebagai
sekolah pertama bagi anaknya, karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar bagi
perkembangan karakter dan kehidupan anak di kemudian hari. Apabila seseorang gagal
melaksanakan tugas perkembangan pada usia sebenarnya, perkembangan pada tahap berikutnya
akan mengalami gangguan, lalu mencetuskan masalah pada diri remaja. Orangtua dari remaja
nakal atau bermasalah cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya,
menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua terhadap remaja.
Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman dan menyenangkan akan
menumbuhkan Orangtua dari remaja nakal atau bermasalah cenderung memiliki aspirasi yang
minim mengenai anak-anaknya, menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan
orangtua terhadap remaja.
Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah ini adalah “bagaimana
hubungan antara pola asuh dengan sikap kepribadian remaja?”
3.1 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan sikap kepribadian
remaja.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik dari responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
pola asuh, dan sikap kepribadian
b. Mendeskripsikan tentang pola asuh yang diterapkan oleh responden
c. Mendeskripsikan tentang sikap kepribadian remaja oleh responden
d. Mendeskripsikan hubungan antara pola asuh orang tua dengan sikap kepribadian
remaja
4.1 Manfaat Penelitian
1. Bagi institus pendidikan kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan pengetahuan Fakultas Ilmu
Keperawatan Unissula
2. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan orang tua sehingga
membantu mereka mengenal dan memahami pentingnya pola asuh orang tua pada
remaja guna membentuk kepribadian remaja

3. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan remaja mengenai pola asuh
orang tua guna pembentukan sikap seorang remaja
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pola asuh orang tua dan sikap kepribadian remaja serta hasil penelitian ini dapat
dijadikan landasan dalam melanjutkan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih
luas
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi literature, dapat digunakan untuk
bahan masukan penelitian lanjjtan, dan dapat memberikan sara-saran penerapan
pendidikan kesehatan
6. Bagi institusi pendidikan kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sarana ilmiah tentang hubungan pola
asuh orang tua terhadap sikap kepribadian remaja

Afrilyanti, Herlina, S. R. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Identitas Diri
Remaja. 2(2).
Anggraini, A., Hartuti, P., & Sholihah, A. (2018). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kepribadian Siswa Sma Di Kota Bengkulu. Consilia : Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan
Konseling, 1(1), 10–18. https://doi.org/10.33369/consilia.1.1.10-18
Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–
133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Haris, N. (2019). Upaya Mengatasi Problematika Remaja. 71–82.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results
Labaiga, N. G. E., Tuda, J., & Kundre, R. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kepribadian Remaja Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Remboken. Jurnal
Keperawatan, 7(1), 1–9. https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24342
Riau Roslita, Hamid Abdurrahman, H. F. A. (2021). Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua
dengan Kepribadian Remaja. 2, 335–342.
Saragih, D. C., Windarwati, H. D., Merdikawati, A., & PH, L. (2020). Tipe kepribadian pada
remaja dengan cyberbullying. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(3), 323–328.
Virlia, S. (2018). Hubungan kepribadian ekstrovert-introvert dan penerimaan sosial terhadap
siswa difabel pada siswa. Konselor, 7(1), 31–39. https://doi.org/10.24036/02018718735-0-
00

Anda mungkin juga menyukai