Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929

Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

DAMPAK POLA ASUH OTORITER TERHADAP PERKEMBANGAN


PSIKOSOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH

Hana Faiha Fikriyyah1, R Nunung Nurwati2, Meilanny Budiarti Santoso3


1
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran
2,3
Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Universitas Padjadjaran

hana19002@mail.unpad.ac.id1, nunung.nurwati@unpad.ac.id2, meilannybudiarti13@gmail.com3

Submitted: 02-06-2022; Accepted: 01-07-2022: Published : 07-07-2022

ABSTRAK

Perkembangan psikososial anak usia prasekolah atau sekitar 3-6 tahun berada di tahap inisiatif versus rasa
bersalah. Orang tua sebagai lingkungan terdekat anak mempunyai peran yang penting dalam mendukung
perkembangan anak. Salah satu hal yang dapat mendukung perkembangan anak ialah pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Pola asuh merupakan hubungan atau pola interaksi antara orang tua dan anak
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anak. Pola asuh terbagi menjadi tiga jenis, salah satunya
otoriter. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dampak dari pola asuh otoriter terhadap perkembangan
psikososial anak di usia prasekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa pola asuh otoriter memiliki berbagai dampak pada
perkembangan psikososial anak usia prasekolah seperti kurang mandiri, sulit mengambil keputusan, dan
sulit mengontrol emosi.

Kata kunci: Pola Asuh Otoriter, Perkembangan Psikososial, Anak Usia Prasekolah

ABSTRACT

The psychosocial development of preschool children or 3-6 years is in the initiative versus guilt stage.
Parents as the closest environment for children have an important role in supporting the development of
the child. One of the things that can support the proliferation of children is parenting applied by parents.
Parenting is a relationship or pattern of interaction between parents and children to meet the physical
and psychological needs of children. Parenting style are divided into three types, one of which is
authoritarian. This study aims to examine the impact of authoritarian parenting on the psychosocial
development of children at preschool age. The method used in this research is a literature study. The
results of this study found that authoritarian parenting has a variety of impacts on the psychosocial
development of preschool-aged children such as lack of independence, difficulty making decisions, and
difficulty controlling emotions.

Keywords: Authoritarian Parenting, Psychosocial Development, Preschool children

PENDAHULUAN dengan anak. Tujuan dari pola asuh ialah


mempertahankan kehidupan fisik anak dan
Pola asuh merupakan aspek yang meningkatkan kesehatannya dan memfasilitasi
penting dalam hubungan antara orang tua anak untuk mengembangkan kemampuan guna

11
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

mendukung tahapan perkembangan dan dan membangun hubungan dengan orang lain
peningkatan kemampuan anak. Pola asuh terbagi ialah dengan permainan (Mansur, 2019). Dalam
menjadi beberapa bentuk. Ada yang teori perkembangan psikososial anak menurut
mengklasifikasikan pola asuh dengan tiga Erik Erikson, masa anak usia prasekolah adalah
bentuk seperti menurut Hurlock, Hardy, dan proses dimana perkembangan kemampuan anak
Heyes yaitu pola asuh otoriter, pola asuh dalam menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai
demokrasi dan pola asuh permisif. Adapula yang dengan pengetahuannya (Nancye, 2021). Di
membaginya kepada empat bentuk yang masa ini juga anak belajar bagaimana
dicetuskan oleh Baurmind yaitu pola asuh merencanakan dan melaksanakan tindakannya.
otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh Jika dalam tahapan ini anak tidak belajar dalam
permisif, dan pola asuh neglectful atau mengambil inisiatif atau suatu keputusan, maka
mengabaikan (Sutisna, 2021). Habibi dalam anak bisa kehilangan rasa percaya dirinya saat ia
(Utami et al., 2017) menjelaskan bahwa dewasa (Riendravi, 2017). Pada masa ini jika
pengalaman yang didapat anak seperti faktor sikap lingkungan sekitar anak suka melarang
pendidikan dan pola asuh orang tua amat dan menyalahkan dapat membuat sikap insiatif
bergantung terhadap masa depan anak. Banyak anak hilang dan mudah mengalami rasa bersalah
orang tua, demi memenuhi kepentingannya (Nancye, 2021). Keluarga merupakan
sendiri dengan alasan untuk kesejahteraan anak, lingkungan terdekat dari seorang anak terutama
terkadang peran orang tua dalam mendidik dan di usia prasekolah yang masih banyak
mengasuh anak bisa terabaikan. berinteraksi dengan keluarga khususnya orang
Perkembangan anak usia dini ditentukan tua. Orang tua mempunyai peranan penting
oleh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam perkembangan psikososial anaknya. Salah
terhadap anaknya. Beberapa penelitian terdahulu satu yang dapat mempengaruhi perkembangan
menunjukkan pengaruh dari berbagai pola asuh psikososial ini ialah pola asuh dari orang tua.
yang dilakukan terhadap perkembangan anak Pada usia prasekolah atau usia 3-6 tahun
khususnya perkembangan psikososial. Penelitian ini, sesuai dengan klasifikasi teori
yang telah dilakukan oleh (Alini & Indrawati, perkembangan psikosial menurut Erik Erikson.
2020) menunjukkan pada keluarga yang broken Perkembangan psikososial anak berada di tahap
home dan kurang adanya interaksi serta ketiga yaitu Iniative versus Guilt (inisiatif versus
kebersamaan dalam keluarga dengan ditambah rasa bersalah). Pada tahap ini, anak belajar untuk
perlakukan pola asuh otoriter dari orang tua melakukan tindakan dalam penyelesaian
cenderung menghasilkan anak yang bermasalah masalahnya sendiri dan ditahap ini seharusnya
dan akan berdampak pada kualitas karakter orang tua bisa mendorong dan membimbing
anak. Sedangkan untuk pola asuh permisif, anak anak untuk menumbuhkan kemampuan
cenderung akan merasa bebas sehingga inisiatifnya serta rasa percaya diri. Pola asuh
pembentukan karakter pada anak tidak kondusif. otoriter yang lebih berorientasi kepada adanya
Penelitan yang dilakukan oleh Utami et al., permintaan tinggi dari orangtua dan juga
(2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anak
antara pola asuh dengan perkembangan yang mungkin bisa memberikan dampak baik
psikososial anak usia prasekolah di TK Pertiwi ataupun buruk terhadap tahapan ketiga dari
dengan hasil perkembangan psikososial baik dan perkembangan sosial anak.
pola asuh yang banyak dilakukan oleh orang tua Berdasarkan uraian tersebut, penulis
adalah pola asuh demokratis. ingin melihat lebih dalam mengenai dampak dari
Anak usia prasekolah adalah anak yang pola asuh otoriter yang diterapkan oleh orang tua
berada di usia antara 3-6 tahun (Mansur, 2019). kepada anak yang berusia 3-6 tahun atau di usia
Di usia ini anak mengalami pertumbuhan fisik prasekolah. Dalam pencarian data dan
yang melambat dan perkembangan psikososial informasinya digunakan metode studi literatur
serta kognitifnya meningkat. Rasa ingin tahu dan berupa artikel jurnal dengan mencari kata kunci
kemampuan berkomunikasi pada anak di masa terkait.
ini juga mulai berkembang. Cara anak belajar

12
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

METODE membatasi kebebasan anak dan menuntut anak


untuk selalu mengikuti perintah orang tua. Ciri-
Penulisan dalam artikel ini ciri dari perilaku orang tua yang menerapkan
menggunakan metode studi literatur. Studi pola asuh ini ialah bersifat kaku, tegas, kerap
literatur merupakan isitilah lain dari tinjauan memberi hukuman, kasih sayang yang kurang
pustaka, kajian teoritis, kajian pustaka, landasan kepada anak. Orang tua juga memaksa anak
teori, literature review, dan tinjaun teoritis. untuk patuh terhadap nilai dan peraturan yang
Penelitian dengan studi literatur dilakukan mereka buat tanpa adanya penjelasan kepada
berdasarkan atas karya tertulis, baik hasil anak untuk mengikuti peraturan tersebut.
penelitian tersebut telah terpublikasi atau belum Dampak dari pola asuh otoriter ini dapat
(Embun, 2012; Melfianora, 2019). Pengumpulan membuat anak merasa tidak bahagia, canggung,
data berasal dari textbook, jurnal, artikel ilmiah, cenderung agresif, dan kesulitan dalam
dan situs internet yang terpercaya. Pengumpulan mengatur konsentrasinya (Riendravi, 2017).
data dalam artikel ini diperoleh dari artikel Dalam pola asuh otoriter gaya
jurnal ilmiah yang sesuai dengan topik artikel. pengasuhan yang diberikan oleh orang tua
Pencarian referensi diperoleh melalui Google cenderung keras. Anak ditekankan pada
dan Google Scholar dengan memasukkan kata kedisiplinan yang tinggi dan aturan-aturan yang
kunci “Pola Asuh”, “Perkembangan harus dipatuhi dan membuat anak sulit untuk
Psikososial”, dan “Anak Usia Prasekolah”. Data menghindari hal tersebut. Orang tua menuntut
yang diperoleh kemudian dianalisis secara anak untuk patuh dan menerapkan hukuman
mendalam dan dituangkan ke dalam sub bab-sub ketika anak melanggar peraturan yang telah
bab untuk menjawab rumusan masalah dibuat. Anak juga akan dikontrol secara ketat
penelitian. dan kurang diberi kesempatan untuk bisa
berdiskusi, sehingga anak cenderung
HASIL DAN PEMBAHASAN berkembang menjadi anak yang kaku, sulit
beradaptasi, tidak percaya diri, dan bisa
Pola Asuh Otoriter mengarah pada perilaku-perilaku agresif (Aas,
Pola Asuh didefinisikan oleh (Latifah, 2021). Berdasarkan uraian di atas, pola asuh
2010) sebagai pola interaksi orang tua dengan otoriter lebih menekankan kepada sikap
anak untuk memenuhi kebutuhan fisik (makan, orangtua yang cenderung lebih keras
minum, dan hal lain) dan kebutuhan psikologis dibandingkan dengan tipe pola asuh lainnya.
(rasa aman, kasih sayang, dan lain-lain) serta Tingkat kedisiplinan yang diterapkan oleh
mengenalkan norma-norma yang berlaku di orangtua terhadap anak juga tinggi di dalam tipe
masyarakat sehingga anak dapat hidup sesuai pola asuh otoriter ini.
dengan lingkungannya. Pola asuh juga dapat
diartikan sebagai pola interaksi orang tua dengan 1. Perkembangan Psikososial Anak Usia
anak untuk membangun pendidikan karakter Prasekolah
anak (Ayun, 2017). Pola asuh terdiri dari tiga Perkembangan adalah pola yang
jenis yaitu otoriter, demokratis dan permisif. berkaitan dengan struktur, pikiran, perasaan, dan
Pola asuh otoriter menggunakan perilaku yang didapat dari proses pembelajaran
kepemimpinan otoriter sebagai cara dalam dan terus berproses secara dinamis seiring
mendidik anak. Kepemimpinan otoriter berupa berjalannya kehidupan dengan serangkaian
perilaku penentuan kebijakan, langkah, dan kondisi naik, tetap, dan penurunan (Mansur,
tugas dari orang tua yang harus dijalankan oleh 2019). Perkembangan Psikososial merupakan
sang anak. Dalam pola asuh otoriter ini, sikap tahapan kehidupan seseorang dari lahir yang
orang tua cenderung bertindak keras dan dibentuk oleh pengaruh sosial dan berhubungan
diskriminatif. Orang tua kerap memberikan dengan perubahaan emosi dan kepribadian serta
aturan dengan ketat dan membatasi kebebasan interaksi individu terhadap orang lain (Arif,
anak dalam bertindak (Ayun, 2017). Pola asuh 2019).
otoriter identik dengan cara pengasuhan yang

13
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

Perkembangan psikososial berkaitan berkembang dengan baik sesuai kepribadiannya


dengan perkembangan sosial seseorang dilihat (Yulianto et al., 2017). Pola asuh yang dilakukan
dari sudut pandang psikologi. Teori yang sering orang tua akan berdampak pada tumbuh
digunakan untuk perkembangan psikososial kembang sang anak. Perkembagan psikososial
adalah teori perkembangan psikososial dari Erik merupakan salah satu tahapan perkembangan
Erikson. Teori ini terdiri dari delapan tahap yang pada anak. Perkembangan psikososial anak usia
berurutan yaitu trust versus mistrust, autonomy prasekolah menjadi tahapan penting untuk
versus shame and doubt, initiative versus guilt, tahapan selanjutnya. Penerapan pola asuh yang
industry versus inferiority, identity versus role dilakukan orang tua akan menentukan
confusion, intimacy versus isolation, generatity keberhasilan perkembangan psikososial anak
versus stagnation, dan ego integrity versus usia prasekolah (Utami et al., 2017). Pada
despair (Riendravi, 2017). penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017)
Perkembangan psikososial anak usia terdapat hubungan tipe pola asuh orang tua
prasekolah merupakan proses berkembangnya dengan perkembangan psikososial anak usia
kemampuan anak untuk berinisiatif dalam prasekolah, penerapan pola asuh yang salah
penyelesaian masalahnya dengan menggunakan dapat mengakibatkan anak usia prasekolah gagal
pengetahuan yang dipunya (Nancye, 2021). Pada untuk mengembangkan psikososialnya terutama
usia anak prasekolah, menurut Erik Erikson, dalam rasa bersalah anak dan dapat menghambat
tahapan perkembangan psikososialnya berada di pencapaian tugas perkembangannya. Alini &
tahap iniative versus guilt. Tahapan tersebut Indrawati, (2020) menjelaskan dalam
ialah membangun rasa inisiatif versus rasa penelitiannya terdapat hubungan yang signifikan
bersalah, di mana anak usia prasekolah berada antara tipe pola asuh terhadap perkembangan
pada masa ingin tahu segala hal dan senang psikososial pada anak usia dini (prasekolah).
dalam mempelajari hal-hal yang baru baginya. Penerapan pola asuh otoriter dapat
Anak akan merasa senang ketika berhasil membuat anak merasa kepentingan dan hobinya
melakukan suatu kegiatan. Pada tahap ini tidak dianggap penting, anak juga bisa merasa
merupakan dasar terkait perkembangan moral kecewa dan akhirnya frustasi karena sikap orang
dimana anak mampu untuk mengetahui benar tua dalam menerapkan pola asuh otoriter lebih
dan salah. Selama tahap ini berlangsung, untuk banyak menuntut anak dan hal tersebut dapat
keamanan dan perawatan diri, anak-anak akan menjadi beban bagi anak (Yulianto et al., 2017).
bergantung pada orang sekitarnya. Mereka Perkembangan psikososial anak berhubungan
membangun kepercayaan pada lingkungan dengan emosi yang dimiliki sang anak. Menurut
sekitarnya (Mansur, 2019). penelitian yang dilakukan oleh (Fakriyatur &
Anak usia prasekolah dalam tahapan Damayanti, 2019), terdapat hubungan yang
perkembangan psikososialnya akan belajar signifikan antara pola asuh otoriter dengan
untuk memulai hubungan dan berinteraksi emosi temper tantrum anak pra sekolah.
dengan orang sekitarnya, berimajinasi, Semakin tinggi pola asuh otoriter orang tua
berinisiatif, mengenal identitas dan meniru. semakin tinggi pula temper tantrum anak.
Perkembangan pada usia ini didapatkan dengan Fakriyatur&Damayanti juga menjelaskan dalam
cara mengeksplorasi lingkungan yang ada penelitiannya bahwa orang tua yang
disekitarnya. Jika pada tahapan ini tidak menggunakan pola asuh otoriter merasa anaknya
diberikan stimulasi yang baik, akan terjadi belum bisa untuk mengambil keputusannya
penyimpangan pada anak usia prasekolah sendiri dan akhirnya menerapkan pola asuh
(Lestari & PH, 2019). otoriter dengan harapan sang anak bisa mandiri,
menjadi anak yang disiplin. Orang tua yang
2. Pola Asuh Otoriter Dalam Perkembangan menerapkan pola asuh otoriter lebih banyak
Psikososial Anak Usia Prasekolah memaksakan kehendan dan membuat anak untuk
Orang tua memiliki peran untuk selalu mengikuti perintahnya dan terkadang
mendidik, membimbing, dan melindungi anak- memberikan hukuman yang akan membuat
anaknya sehingga sang anak dapat tumbuh dan

14
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

emosi anak tidak terkendali dan menjadi harus selalu mengikuti aturan tersebut dengan
tantrum. alasan supaya anak tidak membangkang dan
Pada tahap perkembangan psikososial membiasakan anak untuk mengikuti aturan demi
anak usia prasekolah juga melihat bagaimana kebaikan sang anak berpengaruh pada
kemandirian sang anak bisa terbentuk. Ketika perkembangan psikososial yang kurang baik.
terdapat kesalahan dalam penerapan pola asuh Pada lingkungan keluarga yang kurang baik
akan berdampak pada pembentukan kemandirian akan menyebabkan perkembangan psikososial
anak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan anak terganggu dan anak dapat menjadi pemalu.
oleh Nafiah et al., (2018), sikap kemandirian Pada tahap perkembangan psikososial
anak yang kurang baik dapat dipengaruhi oleh usia anak prasekolah, seharusnya orang tua
poa asuh otoriter yang diterapkan orang tua. Hal dapat memberikan stimulus yang baik dengan
tersebut terbukti dengan sikap anak-anak yang menerapkan pola asuh yang tepat dalam
mencari perhatian dengan sikap berlebihan dan mendukung perkembangan psikososial anak.
ketika akan berinteraksi dengan teman Berdasarkan teori perkembangan psikososial
sebayanya, mereka menjadi pemilih dan takut yang digagas Erik Erikson, pada tahap ini anak
untuk memulai interaksi dengan orang yang berada di tahap inisiatif versus rasa bersalah.
baru. Anak-anak yang mendapatkan pola asuh Pada tahap inilah anak belajar untuk melakukan
otoriter juga kurang dalam hal berinisiatif. tindakannya dengan mengambil inisiatif dan bisa
Selain itu, mereka juga sulit untuk mengontrol membuat keputusan sendiri. Ketika anak dapat
emosi dan kurang dalam hal berkomunikasi. melewati tahap ini dengan baik, maka ia akan
Perilaku sosial juga menjadi bagian dari memiliki keteramilan ego yang baik. Namun,
perkembangan psikososial yang harus ketika tahapan ini tidak berhasil dilewati akibat
diperhatikan. Berdasarkan hasil penelitian yang salah pengasuhan atau stimulus yang diberikan
dilakukan oleh (Makagingge et al., 2019), anak kurang tepat dapat membuat anak takut untuk
yang sulit untuk bergaul dan tidak memiliki rasa membuat keputusan atau inisiatifnya sendiri
percaya diri karena takut akan kesalahan yang karena anak takut untuk berbuat salah. Anak
dilakukannya disebabkan oleh pola asuh otoriter. juga dapat memiliki rasa percaya diri yang
Pola asuh otoriter dapat berdampak negatif rendah dan tidak mau mengembangkan harapan-
terhadap perilaku sosial anak. Semakin tinggi harapan ketika ia tumbuh dewasa (Riendravi,
penerapan pola asuh otoriter maka semakin 2017).
rendah perilaku sosial yang dimiliki oleh anak. Ketika di tahap ini, anak tidak dipercaya
Penerapan pola asuh otoriter terhadap anak untuk menemukan tanggung jawab moralnya
berdampak negatif seperti yang dijelaskan dalam sendiri dalam menyelesaikan konflik dengan
penelitian yang dilakukan oleh Riati, (2016), teman sebayanya atau menghadapi fantasi dan
anak yang mendapatkan pola pengasuhan keinginannya dalam mewujudkan mimpi dan
otoriter menjadi anak yang pasif dihadapan bertindak berdasarkan kehendak dirinya sendiri,
orang tua tapi bisa agresif ketika dihadapan anak akan mengubah rasa marah terhadap
orang lain. Mereka juga akan sangat dirinya sendiri dan hidup dengan rasa
ketergantungan dengan orang lain, sulit untuk penghambatan untuk waktu yang lama (Batra,
bertanggung jawab dengan dirinya sendiri, 2013).
hilangnya rasa kepercayaan diri, sulit dalam Orang tua yang sehari-harinya dekat
mengambil keputusan, melakukan perlawanan dengan anak seharusnya bisa mendukung dalam
karena terlalu banyak dilarang, sulit perkembangan anak, khususnya perkembangan
mengendalikan emosi, dan selalu merasa dirinya psikososial anak. Perkembangan psikososial
bersalah. berkaitan dengan perkembangan kepribadian
Orang tua dengan pola asuh otoriter manusia, meliputi emosi, motivasi, dan
kerap menuntut anak untuk mematuhi peraturan kepribadiannya. Jika orang tua tidak melakukan
yang telah mereka buat. Penelitian yang dan menerapkan gaya pengasuhan yang tepat
dilakukan oleh (Firmawati & Biahimo, 2020), pada tahapan perkembangan ini, akan
pada orang tua yang membuat aturan dan anak berdampak pada anak ketika tumbuh dewasa

15
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

nantinya. Setiap orangtua tentunya ingin DAFTAR PUSTAKA


memberikan yang terbaik untuk anaknya. Setiap
tipe pola asuh yang ada pastinya mempunya sisi Aas, D. (2021). Dampak Pola Asuh Otoriter
positif maupun negatif yang dapat berdampak Terhadap Perkembangan Sosial Emosional
pada anak. Pola asuh yang sama mungkin akan Anak Usia Dini (Studi Kasus Kelompok A
berbeda hasil atau dampaknya jika diterapkan di di R.A Attaqwa Padaringan, Kabupaten
dalam kondisi ataupun situasi yang berbeda. Ciamis). Tarbiyah Al-Aulad, 6(1), 13–26.
Sama halnya dengan pola asuh otoriter. Pola Achmad, I. F., Latifah, L., & Husdayani, D.W.
asuh otoriter dengan penerapan sikap disiplin (2010). Hubungan tipe pola asuh orangtua
dari orangtua terhadap anak tentunya memiliki dengan emotional quotient (EQ) pada anak
dampak yang baik untuk disiplin anak usia prasekolah (3- 5tahun) di TK Islam
kedepannya. Namun, di sisi lain ketika melihat Al-Fattah Sumampir Purwokerto Utara.
penerapannya pada tahapan perkembangan Jurnal Keperawatan Soedirman (The
psikososial anak di usia 3-6 tahun yang lebih Soedirman Journal of Nursing), 5(1), 47-
membutuhkan stimulus dari orangtua berupa 57.
rasa kebebasan yang didapat oleh anak untuk Alini, & Indrawati. (2020). Hubungan Tingkat
mengeksplor rasa ingin tahunya, sikap Pendidikan Dan Tipe Pola Asuh Orang Tua
kemandiriannya, dan mengeksplorasi Terhadap Perkembangan Psikososial Anak
lingkungan sekitarnya. Dengan penerapan pola Usia Prasekolah. Jurnal Ners, 4(2), 110–
asuh otoriter memungkinkan untuk sedikit 115.
menghambat perkembangan tersebut. Arif, A. M. (2019). Teori Psikoseksual Dan
Psikososial. Academia Accelerat Ing the
KESIMPULAN DAN SARAN World’s Research. TEORI, 2.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.d
Berdasarkan studi literatur yang telah ocuments/40292421/PTI-
dilakukan, peran pengasuhan orang tua untuk B.MOH_ARIF_ANDRIAN.156150600111
perkembangan psikososial anak sangatlah 002.REVIEW_7.pdf?AWSAccessKeyId=
penting. Saat orang tua menerapkan pola asuh AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=
otoriter terhadap anak usia pra sekolah, 1505634541&Signature=wVuGZ1jbctcydb
berdampak besar pada perkembangan Ard8nSAYl8DSs%3D&response-content-
psikososialnya seperti anak bisa menjadi kurang disposition=inline%3B filename%3D
mandiri, tidak berani mengambil keputusan Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan
karena takut salah, dan sulit dalam mengontrol Metode Pengasuhan dalam Membentuk
emosinya. Dengan demikian, orang tua perlu Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal
untuk menerapkan pola asuh yang tepat karena Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul
jika terdapat pengasuhan yang salah pada tahap Athfal, 5(1), 102.
tersebut akan berdampak pada perkembangan https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1.2421
anak selanjutnya. Batra, S. (2013). The Psychosocial Development
Orang tua hendaknya memahami dan of Children: Implications for Education
mempelajari berbagai tipe pola asuh yang ada and Society — Erik Erikson in Context.
serta bisa selektif untuk dalam memilih pola Contemporary Education Dialogue, 10(2),
asuh yang akan diterapkan kepada anak. Pola 249–278.
asuh sangat berdampak pada perkembangan https://doi.org/10.1177/0973184913485014
anak sehingga orang tua harus mengetahui pola Embun, B. 2012. Retrieved from Penelitian
asuh mana yang tepat bagi perkembangan anak Kepustakaan:
sesuai dengan usianya. http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/04/
penelitian-kepustakaan.html
Fakriyatur, A., & Damayanti, A. K. (2019).
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua
Otoriter Dengan Temper Tantrum Pada

16
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 11-17 April 2022

Anak Usia Prasekolah. Psikovidya, 22(2), Pengaruh Pola Asuh Otoriter Terhadap
144–163. Sikap Kemandirian Anak Usia Dini Di
https://doi.org/10.37303/psikovidya.v22i2. Raudhatul Athfal Miftahus Salam
110 Kaliwates Jember. Jurnal Pendidikan Luar
Firmawati, & Biahimo, N. U. I. (2020). Sekolah 2, 2(1), 29–32.
Lingkungan Keluarga dengan Nancye, P. (2021). Stimulasi Perkembangan
Perkembangan Psikososial Anak Usia Psikososial Anak Usia Pra Sekolah. 26–34.
Prasekolah di TK Srikandi Kecamatan Riati, I. K. (2016). Pengaruh Pola Asuh
Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Jurnal Orangtua Terhadap Karakter Anak Usia
Zaitun, 852–857. Dini. Infantia, 4(2), 8.
Lestari, S., & PH, L. (2019). Kemampuan https://antologi.upi.edu
Orangtua dalam Melakukan Stimulasi Riendravi, S. (2017). Perkembangan Psikososial
Perkembangan Psikososial Anak Usia Anak. https://doi.org/10.1088/0370-
Prasekolah. Jurnal Ilmu Keperawatan 1328/87/1/333
Jiwa, 2(3), 123. Sutisna, I. (2021). Mengenal Model Pola Asuh
https://doi.org/10.32584/jikj.v2i3.438 Baumrind. 7(2), 262.
Makagingge, M., Karmila, M., & Chandra, A. Utami, W., Nurlaila, & Qistiana, R. (2017).
(2019). PENGARUH POLA ASUH Hubungan Tipe Pola Asuh orang Tua
ORANG TUA TERHADAP PERILAKU dengan Perkembangan Psikososial Anak
SOSIAL ANAK (Studi Kasus Pada Anak Usia Prasekolah di TK Petiwi 1
Usia 3-4 Tahun di KBI Al Madina Desapurbowangi Kecamatanbuayan
Sampangan Tahun Ajaran 2017-2018). Kabupatenkebumen. Jurnal Ilmiah
YaaBunayya Jurnal Anak Pendidikan Usia Kesehatan Keperawatan, 13(1), 27–34.
Dini, volume 3 n, 115–122. Yulianto, Y., Lestari, Y. A., & Suwito, E. D.
https://doi.org/10.24853/yby.3.2.16-122 (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Mansur. (2019). Tumbuh Kembang Anak Usia Dengan Perkembangan Psikososial Anak
Prasekolah. In Jurnal Abdimas Kesehatan Prasekolah Di Tk Pkk Xi Winong
(JAK) (Vol. 1, Issue 2). Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.
Melfianora. (2019). Penulisan Karya Tulis Nurse and Health: Jurnal Keperawatan,
Ilmiah dengan Studi Literatur. Open 6(2), 21–29.
Science Framework, 1–3. https://doi.org/10.36720/nhjk.v6i2.18
Nafiah, U., Marijono, & Imsiyah, N. (2018).

17

Anda mungkin juga menyukai