SCRIPTA SCORE
Penelitian
Scientific Medical Journal
ABSTRAK
Alexithymia ditandai dengan ketidakmampuan dalam mengenali dan mengekpresikan emosi serta
pemikiran yang berorientasi eksternal sehingga mereka memiliki hubungan interpersonal yang buruk.
Remaja dengan alexithymia cenderung menjadi kecanduan media sosial.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara Alexithymia terhadap kecanduan media sosial pada remaja di Jakarta
Selatan. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia 13-19 tahun dan tinggal di Jakarta selatan.
Pengambilan data menggunakan metode consecutive sampling dan snowball sampling dengan
menyebar kuesioner menggunakan link googleform. Jumlah subjek penelitian sebanyak 207 orang (41
= laki-laki, 166 = perempuan). Skala yang digunakan adalah Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) dan
Social Media Disorder (SMD). Analisa data menggunakan metode chi-square pada SPSS 25. Hasil
penelitian didapatkan 85 orang mengalami alexithymia, 88 mengalami kecanduan dan 62 orang
mengalami alexithymia dan kecanduan media sosial. p-value didapatkan 0,000. Hal ini berarti terdapat
hubungan antara Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada remaja di Jakarta Selatan.
Kata Kunci :Alexithymia, Kecanduan Media Sosial, Remaja
ABSTRACT
Alexithymia is characterized by an inability to recognize and express emotions and have externally
oriented thoughts so that they have poor interpersonal relationships. Teenagers with alexithymia tend
to become addicted to social media. This study aims to determine the relationship between
Alexithymia towards social media addiction in adolescents in South Jakarta. The research subjects
were adolescents aged 13-19 years and lived in south Jakarta. Retrieval of the data was using
consecutive sampling and snowball sampling method by distributing questionnaires using the google
form link. The number of research subjects was 207 people (41 = men, 166 = women). The scale was
used is the Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) and Social Media Disorder (SMD). Data analysis
using the chi-square method in SPSS 25. The results showed that 85 people had alexithymia, 88 were
addicted and 62 people had alexithymia and were addicted to social media. p-value obtained is 0,000.
This means that there is a relationship between Alexithymia and Social Media Addiction in
adolescents in South Jakarta.
Keyword: Adolescents, Alexithymia, Social Media Addiction
2
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan
derajat kecanduan internet.[17] Kecanduan 20) dan Social Media Disorder (SMD).
internet berhubungan dengan kecanduan
media sosial dan internet gaming HASIL DAN PEMBAHASAN
disorder.[5] Media sosial dapat membantu
penderita alexithymia mengekspresikan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
emosi yang mereka rasakan dan memenuhi sebagian besar responden berjenis kelamin
kebutuhannya untuk berkomunikasi tanpa perempuan (80,2%). Hasil ini serupa
harus berkomunikasi secara langsung dengan Pew Research Centre yaitu
sehingga mereka berisiko mengalami perempuan mendominasi dalam
kecanduan media sosial. Dampak negatif penggunaan media sosial yaitu 76%
media sosial pada penderita alexithymia sedangkan laki-laki sebanyak 72%.[23]
adalah cyberbullying.[20,21] Cyberbullying Waktu yang digunakan perempuan untuk
adalah bullying yang terjadi di masyarakat berkomunikasi di media sosial lebih
melalui media online. Menurut UNICEF banyak sebanyak 30% dibandingkan laki-
(2016), 41% hingga 50% remaja di laki hanya menggunakan 26%
[23]
Indonesia yang berusia 13 sampai 15 tahun waktunya. Media sosial dapat
pernah menjadi korban cyberbullying. [22] membantu mereka untuk mengurangi stres
Oleh karena tingginya penggunaan internet yang dirasakannya serta mereka cenderung
dan terjadinya cyberbullying pada remaja menyukai bercerita atau berkomunikasi
di Indonesia serta kurangnya penelitian dengan oranglain melalui media
[24,25]
yang membahas tentang alexithymia pada sosial. Rendahnya penggunaan media
remaja sehingga membuat peneliti tertarik sosial pada jenis kelamin laki-laki
untuk meneliti hubungan antara mungkin dikarenakan remaja laki-laki
alexithymia dengan kecanduan media menggunakan media sosial untuk bermain
sosial pada remaja di Jakarta Selatan. game. Seperti hasil penelitian yang
dilakukan oleh Achmad, 2017, 52,4% laki-
laki menggunakan media media sosial
METODE
untuk bermain game dibandingkan
Pengambilan data dilakukan pada perempuan hanya terdapat 32,7%.[26]
tanggal 29 Mei hingga 7 Juni 2019. Jenis Dalam penelitian responden
penelitian ini menggunakan penelitian didominasi oleh remaja yang berusia 19
analitik observasional dengan pendekatan tahun. Hal ini dikarenakan mereka
cross-sectional. Data diperoleh dengan cenderung lebih sering mengakses media
menyebarkan kuesioner dalambentuk sosial dibandingkan usia dewasa. Mereka
googleform. Remaja di Jakarta Selatan dapat terhubung ke internet 24 jam dalam
akan menjadi populasi pada penelitian ini. seminggu dan tidak bisa hidup tanpa
Sampel yang digunakan adalah remaja ponsel.[6] Remaja menggunakan media
yang berusia 13 sampai 19 tahun, tinggal sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi
di Jakarta Selatan dan telah mendapatkan dengan keluarga dan teman terutama bagi
izin oleh orangtua untuk berpartisipasi seseorang yang mengalami kesulitan untuk
mengikuti penelitian ini. Teknik berkomunikasi, mencari informasi, berita
pengambilan sampling yang digunakan hiburan atau postingan lucu sehingga
adalah nonprobability sampling mereka terus update dengan hal-hal
denganteknik consecutive sampling dan populer yang sedang terjadi.[7]
snowball sampling. Teknik ini dipilih agar Responden sebagian besar
penyebaran dan pengambilan data lebih berpendidikan SMA Sederajat. Semakin
mudah dan lebih tersebar. Penelitian ini tinggi tingkat pendidikan seseorang
menggunakan kuesioner yang telah semakin tinggi internet. Hal ini sesuai
diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia, dengan APJII yaitu penggunaan internet
yaitu Toronto Alexithymia Scale-20 (TAS- tinggi pada seseorang berpendidikan
3
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan
terakhir SMA atau lebih tinggi[1] dan hasil Perempuan 166 80,2
survey yang dilakukan oleh PUSKAKOM Usia
UI didapatkan pengguna media sosial
13 3 1,4
paling tinggi pada tingkat pendidikan
SMA yaitu 64,7%.[27] Selain itu, hasil 14 12 5,8
penelitian Rusdin & Gafar (2016) pada 93 15 12 5,8
murid SMA didapatkan intensitas 16 29 14,0
berkomunikasi melalui media sosial 17 41 19,8
tergolong sangat sering dan 51,6% siswa 18 51 24,6
menyukai fasilitas chatting saat 19 59 28,5
[28]
menggunakan media sosial.
Dalam mengakses media sosial, Pendidikan
aplikasi yang paling sering digunakan oleh SMP Sederajat 23 11,1
responden adalah Instagram yaitu SMA Sederajat 94 45,4
berjumlah 190 responden. Hasil survey
Kuliah 90 43,5
yang dilakukan oleh Piper Jaffray’s
(2018), 85% remaja menggunakan Aplikasi yang
instagram.[29] Menurut Monthly Active digunakan
Users di Indonesia, jumlah pengguna aktif Youtube 158 23,7
Instagram mencapai 22 Juta pengguna. [30] FB Messenger 10 4,8
Mereka menggunakan instagram untuk
mengurangi perasaan negatif yang mereka Facebook 34 16,4
rasakan saat berhubungan secara langsung. Instagram 190 91,8
Responden dalam penelitian ini dalam Twitter 47 22,7
sehari mengakses media sosial paling Snapchat 24 11,6
banyak antara 3-6 jam, yaitu 120 orang.
Hasil ini serupa dengan penelitian yang WhatsApp 178 86,0
dilakukan oleh Syamsoedin et. al., (2015) Line 133 64,3
dalam sehari rata-rata remaja mengakses
media sosial selama 3 sampai 4 jam. [24] Waktu yang
Sedangkan menurut Global Web dihabiskan
Index(2018), penduduk Indonesia Kurang dari 3
22 10,6
mengakses media sosial rata-rata selama 3 jam
jam, 22 menit dalam sehari.[8] Sebagian Antara 3 - 6 jam 120 58,0
besar responden mengakses media sosial
selama 3 sampai 6 jam dikarenakan Lebih dari 6 jam 65 31,4
mereka harus menyesuaikan antara durasi
penggunaan dengan aktivitas akademik di Berdasarkan tabel 2, gambaran
sekolah dan keinginan untuk bersosialisasi responden yang mengalami alexithymia
secara langsung.[24] berjumlah 85 orang, mungkin alexithymia
berjumlah 72 orang dan tidak alexithymia
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berjumlah 50orang. Remaja adalah masa
transisi dari anak-anak ke usia dewasa.
Emosi remaja masih mengalami
perkembangan dan akan menetap hingga
Frekuensi Persentase
Karakteristik usia dewasa. Perkembangan emosi pada
n (207)
remaja ditandai dengan tercapainya
(%) kecerdasan emosi yang baik. Kecerdasan
Jenis Kelamin emosi menurut Goleman, yaitu
Laki-Laki 41 19,8 kemampuan seseorang dalam memahami
4
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan
dan mengatur suasana hati agar selalu akan menjadikan mereka ketinggalan
berfikir secara rasional serta dapat berita atau kurang update. Cemas dan
berempati pada orang lain.[31, 32] Seseorang takut tertinggal berita atau informasi
dengan alexithymia memiliki kecerdasan terbaru akan menjadikan remaja cenderung
emosi yang buruk.[33]Jika seseorang sering mengakses media sosial sehingga
memiliki kecerdasan emosi yang buruk, remaja berisiko mengalami kecanduan
hubungan intrapersonal dan interpersonal media sosial.[25]
mereka akan terganggu sehingga pada
penderita alexithymia mereka akan Tabel 3. Gambaran tingkat kecanduan media
mengalami gangguan mengidentifikasi dan sosial pada remaja
mengenali emosi yang dirasakannya serta
adanya gangguan dalam memahami Kecanduan Frekuensi Persentase
Media Sosial (n = 207) (%)
perasaan yang orang lain rasakan.[31]
5
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan
n (%) n (%)
122
Tidak alexithymia 26 (12,6) 96 (46,4) <0,001
(58,9)
85
Alexithymia 62 (30,0) 23 (11,1)
(41,1)
207
Total 88 (42,5) 119 (57,5)
(100)
7
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan
Dimension’,https://psycnet.apa.org/rec e/41-persen-remaja-indonesia-pernah-
ord/2012-25646-030 alami-cyberbullying
[15] Moriguchi, Y, Komaki, G 2013, [23] Lubis, EE 2014, ‘Potret Media
Neuroimaging studies of alexithymia: Sosial dan Perempuan’, Jurnal
physical, affective, and social PARALLELA, 1(2), pp.89–167
perspectives, BioPsychoSocial [24] Syamsoedin, WKP, Bidjuni, H,
Medicine, 7(8) Wowiling, F 2015, ‘Hubungan Durasi
[16] Puşcaşu, AI, Usaci, D 2016, ‘The Penggunaan Media Sosial dengan
Impact of Alexithymia on Kejadian Insomnia pada Remaja di
Interpersonal Relationships in SMA Negeri 9 Manado’, Ejournal
Adolescence’, Romanian Journal of Keperawatan (e-Kp), 3(1)
Experimental Applied Psychology, [25] Hariadi, AF 2018, ‘Hubungan
7(1), pp.321–325 Antara Fear Of Missing Out (FOMO)
[17] Scimeca, G, Bruno, A, Cava, L, Dengan Kecanduan Media Sosial
Pandolfo, G, Muscatello, MRA, Pada Remaja’, Skripsi Program Studi
Zoccali, R 2014, ‘The Relationship Psikologi,Universitas Islam Negeri
between Alexithymia , Anxiety , Sunan Ampel Surabaya
Depression , and Internet Addiction [26] Achmad, A 2017, ‘Pengaruh
Severity in a Sample of Italian High Antara Penggunaan Media Sosial
School Students’, The Scientific World Terhadap Prestasi Belajar pada Siswa
Journal SMA Negeri 1 Enrekang dan MA
[18] Harjanah, TW 2018, ‘Hubungan Muhammadiyah Kalosi, Kabupaten
Antara Level Alexithymia Dengan Enrekang Tahun Ajaran 2017/2018’,
Perilaku Prososial Dewasa Muda’, Skripsi Program Studi Pendidikan
Skripsi Program Studi Psikologi, Dokter,Universitas Hasanuddin
Universitas Sanata Dharma Makassar
Yogyakarta [27] Ristiana, UN 2017, ‘Hubungan
[19] Baysan-arslan, S, Cebeci, S, Kaya, Antara Intensitas Akses Media Sosial
M, & Canbal, M 2016, Relationship dengan Komunikasi Interpersonal
between internet addiction and Siswa SMAN 1 Depok Sleman D.I
alexithymia among university Yogyakarta’, Skripsi Program Studi
students’, 39(5), pp.111–115 Bimbingan dan Konseling
[20] Wachs, S, Bilz, L, Fischer, SM, Islam,Universitas Islam Negeri Sunan
Wright, MF 2017, ‘Do Emotional Kalijaga
Components of Alexithymia Mediate [28] Rusdin, FR, Gafar, A 2016, ‘Media
the Interplay between Cyberbullying Sosial dan Pola Perilaku Komunikasi
Victimization and Perpetration ?’, Siswa SMA Negeri 1 Makassar’,
International Journal of Jurnal Komunikasi KAREBA, 5(1),
Environmental Research and Public pp.34–48
Health, 14(1530) [29] Sheetz, M 2018, Instagram inches
[21] Aricak, OT, Ozbay, A 2016, ahead of Snapchat in popularity
‘Investigation of the relationship among teens: Piper Jaffray,
between cyberbullying , https://www.cnbc.com/2018/10/22/ins
cybervictimization , alexithymia and tagram-ahead-of-snapchat-in-
anger expression styles among popularity-among-teens-piper-
adolescents’, Computers in Human jaffray.html
Behavior, 55, pp.278–285 [30] Arianti, G 2017, ‘Kepuasan remaja
[22] 41 Persen Remaja Indonesia terhadap penggunaan media sosial
Pernah Alami Cyberbullying 2017, instragram dan path’, Wacana, 16(2),
https://kumparan.com/@kumparanstyl pp.180–192
8
Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan