FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah e-ISSN 2655-8106
ABSTRAK
Tumbuh kembang remaja dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang mempengaruhi pemenuhan tugas-tugas perkembangan yang berasal dari dalam individu, baik
fisik maupun psikis, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pemenuhan tugas
perkembangan berasal dari luar diri individu. Faktor eksternal sendiri terdapat beberapa contoh yaitu
lingkungan biologis dan fisik, psikososial dan depresi, faktor keluarga dan adat istiadat, serta faktor ekonomi
Faktor psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Aspek sosial dapat dilakukan tanpa harus bertatap
wajah secara langsung atau dapat dilakukan secara online dengan menggunakan media sosial. bebasnya
seseorang dalam menggunakan media sosial menimbulkan berbagai penyalahgunaan media sosial, contohnya
seperti cyberbullying. Cyberbullying pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tipe kepribadian,
persepsi terhadap korban, peran interaksi orangtua dan anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
hubungan tipe kepribadian dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada remaja. Penelitian dilakukan
pada remaja kelas 10 SMA di Malang. Sampel berjumlah 126 siswa dengan teknik sampling purposive
sampling. Data dikumpulkan menggunakan Eysenck Personality Questionare dan instrumen cyberbullying.
Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe
kepribadian dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada remaja kelas 10 SMA di Malang dengan
Asymp.Sig 0.128 atau p-value > 𝞪 (0.05).
ABSTRACT
Adolescent growth and development is influenced by 2 factors, namely internal and external factors. Internal
factors are factors that influence the fulfillment of developmental tasks originating from within the
individual, both physical and psychological, while external factors are factors that influence the fulfillment
of developmental tasks originating from outside the individual self. There are several examples of external
factors, namely biological and physical environment, psychosocial and depression, family and cultural
factors, and economic factors. Psychosocial factors involve psychological and social aspects. The social
aspect can be done without having to face to face directly or can be done online using social media. the
freedom of a person to use social media causes various abuses of social media, for example cyberbullying.
Cyberbullying in adolescents is influenced by several factors, namely personality type, perception of the
victim, the role of parent and child interaction. The research aims to determine the relationship of
personality types with the tendency of cyberbullying behavior in adolescents. The study was conducted on
10th grade high school teenagers in Malang. The sample was 126 students with a purposive sampling
technique. Data was collected using Eysenck Personality Questionare and cyberbullying instruments. Data
were analyzed using Chi Square test. There is no significant relationship between personality types and the
tendency of cyberbullying behavior in 10th grade teenagers in Malang with Asymp. Sig 0.128 or p-value> 𝞪
(0.05).
307
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
308
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307- 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
309
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
sebanyak 56 orang (48.3%) masuk dalam penelitian ini adalah remaja kelas 10 SMA di
kategori perilaku cyberbullying tinggi dan 60 Malang. Sampel dalam penelitian ini
orang (51.7%) masuk dalam kategori perilaku sejumlah 126 responden, berdasarkan
cyberbullying rendah. Kesimpulan dari hitungan menggunakan rumus Slovin.
penelitian yang telah dilakukan oleh Dina Adapun kriteria inklusi yaitu : siswa kelas 10
adalah siswa dengan tipe kepribadian SMA di Malang yang masuk kelas pada saat
ekstrovert memiliki perilaku cyberbullying pengambilan data penelitian dilakukan,
lebih tinggi daripada introvert. Hal ini bersedia menjadi responden dan telah
bertentangan dengan hasil penelitian yang mendapat izin dari orangtua/wali siswa untuk
dilakukan oleh Dewi, Noviekayati dan Nindia menjadi responden, siswa tersebut memiliki
(2018) bahwa kecenderungan cyberbullying media sosial (Instagram, Twitter, Facebook,
ternyata tidak dipengaruhi oleh tipe YouTube, Line, WhatsApp), pernah
kepribadian ekstrovert karena tipe ekstrovert melakukan salah satu jenis cyberbullying.
cenderung mengarahkan pribadi ke Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini
pengalaman objektif, memusatkan yaitu siswa kelas 10 SMA yang tidak
perhatiannya ke dunia luar alih-alih berfikir menyelesaikan pengisian instrumen saat
mengenai persepsinya, cenderung berinteraksi pengambilan data penelitian dilakukan, siswa
dengan orang disekitarnya, aktif dan ramah. kelas 10 SMA yang dalam keadaan sakit pada
saat pengambilan data penelitian dilakukan.
Peneliti telah melakukan studi pendahuluan
kepada 10 orang siswa yang terdiri dari 5 Teknik sampling yang digunakan dalam
siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan serta penelitian ini adalah purposive sampling.
telah melakukan pengambilan data pada 126 Lokasi penelitian dilakukan di salah satu
sampel di kelas 10 Di salah satu SMA di SMA yang berada di Malang. Pengambilan
Malang. Peneliti memberikan kuesioner data dilaksanakan pada bulan Februari 2020.
perilaku cyberbullying kepada 10 siswa dan Alat pengumpul data menggunakan
menemukan bahwa pada studi pendahuluan kuesioner, subyek penelitian diberikan
terdapat 10 siswa pernah melakukan tindakan pertanyaan mengenai identitas nama, umur,
cyberbullying dan pada hasil penelitian yang jenis kelamin dan akun media sosial yang
dilakukan pada 126 sampel ditemukan bahwa dimiliki. Penelitian ini menggunakan
tidak terdapat hubungan yang signifikan kuesioner Eysenck Personality Questionare
antara tipe kepribadian dengan (1975) untuk menentukan kecenderungan tipe
kecenderungan perilaku cyberbullying di kepribadian ekstrovert dan introvert. Skala
kelas 10 Di salah satu SMA di Malang. tipe kepribadian menggunakan skala dari
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas Eysenck Personality Quesionare yang
sebelumnya yaitu mengenai remaja, fenomena dikembangkan oleh Eysenck dan Wilson
cyberbullying , tipe kepribadian, perbedaan (1980) berdasarkan tujuh indikator. Indikator-
hasil dari 2 penelitian mengenai tipe indikator tersebut yaitu activity, sociability,
kepribadian yang cenderung melakukan risk taking, impulsiveness, expressiveness,
perilaku cyberbullying dan ditemukannya 10 reflectiveness dan responsibility. Kuesioner
siswa pernah melakukan tindakan ini telah diterjemahkan dan diadaptasi oleh
cyberbullying pada remaja kelas 10 SMA di Syahrul (2015), kemudian digunakan oleh
Malang. Tujuan penelitian ini untuk Novendy (2017), dan akan digunakan oleh
mengetahui adanya hubungan antara tipe peneliti dalam melakukan penelitian ini.
kepribadian dengan kecenderungan perilaku Kategori dalam skala pada instrumen
cyberbullying pada remaja kelas 10 di salah penelitian ini adalah kategori dominan dan
satu SMA di Malang. non-Dominan. Kategori dominan dan non-
dominan menandakan tipe kepribadian dari
METODE responden. Kuesioner ini memiliki 35 item
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah pernyataan. Pernyataan A dan B memiliki
penelitian deskriptif analitik dengan skor 1. Mean dalam kuesioner ini adalah 18
pendekatan cross sectional. Populasi dalam dan SD=6 Kategorisasi dominan dan non-
310
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307- 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
311
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
menjelaskan bahwa pada tipe kepribadian yaitu flamming pernyataan 3 dengan jumlah
introvert ditemukan bahwa jenis 19 responden. Penjelasan yang terakhir yaitu
cyberbullying yang sangat jarang dilakukan mengenai jenis cyberbullying yang sangat
yaitu exclusion pernyataan 1 dengan jumlah sering dilakukan pada tipe kepribadian
54 responden. Jenis cyberbullying yang jarang introvert , ditemukan bahwa jenis
dilakukan pada tipe kepribadian introvert cyberbullying outing pernyataan 2 yang
yaitu flaming pernyataan 5 dengan jumlah 42 sangat sering dilakukan dengan jumlah 7
responden. Jenis cyberbullying yang sering responden.
dilakukan pada tipe kepribadian introvert
Tabel 1.
Karakteristik Tipe Kepribadian dan Jenis Cyberbullying (n=126)
Jenis Ekstrovert Introvert
SJ J S SS SJ J S SS
Flaming
Pernyataan 1 14 32 11 2 27 32 7 1
Pernyataan 2 14 28 14 3 22 30 10 5
Pernyataan 3 4 32 20 3 16 31 19 1
Pernyataan 4 9 40 10 0 11 41 14 1
Pernyataan 5 15 33 10 1 15 42 10 0
Harrassment
Pernyataan 1 22 25 8 4 38 19 4 6
Pernyataan 2 25 29 5 0 44 18 5 0
Denigration
Pernyataan 1 27 26 5 1 41 23 2 1
Pernyataan 2 25 22 9 3 37 23 5 2
Pernyataan 3 34 19 6 0 53 10 2 2
Pernyataan 4 33 21 5 0 51 12 4 0
Pernyataan 5 28 20 7 4 46 12 6 3
Impersonation
Pernyataan 1 26 14 14 5 38 13 10 6
Pernyataan 2 38 15 6 0 39 18 8 2
Pernyataan 3 30 17 10 2 39 11 15 2
Pernyataan 4 40 13 4 2 54 10 2 1
Pernyataan 5 30 16 10 3 38 14 11 4
Outing
Pernyataan 1 30 20 8 1 53 8 6 0
Pernyataan 2 24 15 12 8 35 15 10 7
Pernyataan 3 34 19 6 0 52 13 2 0
Trickery
Pernyataan 1 38 17 2 2 52 11 3 1
Exclusion
Pernyataan 1 36 20 3 0 54 10 3 0
Pernyataan 2 24 23 9 3 37 16 11 3
Pernyataan 3 26 19 3 1 37 18 9 3
312
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307- 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabe 2.
Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying pada Remaja
(n=126)
Tipe Kepribadian Perilaku Cyberbullying Perilaku Asymp.Sig.
Tinggi Cyberbullying Rendah (2–sided)
Ekstrovert 30 (55,6%) 29 (44,4%) 0.128
Introvert 24 (40,3%) 43 (59,7%)
Tabel 2 menjelaskan bahwa tidak ada cyberbullying. Hasil penelitian ini memiliki
perbedaan yang signifikan pada ketidakselarasan dengan hasil penelitian
kecenderungan perilaku cyberbullying antara Satalina (2014). Satalina (2014) dalam
siswa yang berkepribadian ekstrovert dan penelitiannya menyatakan bahwa orang
siswa yang berkepribadian introvert. Hal ekstrovert cenderung lebih tinggi
tersebut dapat dilihat dari nilai p-value > 𝞪 dibandingkan dengan orang introvert dalam
(0.05) yaitu 0,128 yang memiliki arti bahwa melakukan cyberbullying. Satalina (2014)
tidak terdapat hubungan yang signifikan berpedoman dengan teori yang menyatakan
antara tipe kepribadian dengan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kecenderungan perilaku cyberbullying yang cyberbullying adalah tipe kepribadian dan
terjadi pada siswa kelas 10 di salah satu SMA dalam penelitiannya berpedoman pada
di Malang atau dapat dikatakan bahwa H1 karakteristik pelaku cyberbullying menurut
ditolak dan H0 diterima. Camodeca dan Goosens (2005). Camodeca
dan Goosens (2005) menyampaikan bahwa
PEMBAHASAN karakteristik pelaku cyberbullying adalah
Penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada memiliki kepribadian yang dominan dan
hubungan yang signifikan antara tipe senang melakukan kekerasan, cenderung
kepribadian seseorang baik ekstrovert temperamental, impulsive, mudah frustasi,
maupun introvert dengan kecenderungan dan terlihat kuat dan menunjukkan sedikit
melakukan perilaku cyberbullying. rasa empati atau belas kasihan kepada mereka
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil Chi- yang menjadi korban bully. Satalina (2014)
Square Test yang telah dilakukan dengan juga berpedoman pada teori Eysenck yang
tingkat kemaknaan α = 0,05 dan memaparkan bahwa tipe kepribadian
menghasilkan p-value 0,128. Selaras dengan ekstrovert merupakan orang yang dominan,
hasil penelitian ini, penelitian yang dilakukan sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi,
oleh Dewi, Noviekayati dan Nindia. (2018) riang, bersemangat, dan berani.
menemukan bahwa tipe kepribadian
ekstrovert tidak mempengaruhi Peneliti melihat bahwa pedoman teori yang
kecenderungan cyberbullying. Hasil dianut oleh Satalina (2014) dan peneliti, serta
penelitian lainnya oleh Hamidah dan Emillya faktor pendorong terjadinya cyberbullying
(2018) juga menunjukkan bahwa pelaku pada responden yang berbeda menyebabkan
cyberbullying dan siswa dengan kepribadian terjadinya hasil penelitian yang berbeda pula.
ekstrovert atau inrovert sama-sama memiliki Peneliti selaras dengan Putri, Nauli dan
karakter dominan. Hasil penelitian Novayelinda (2015) yang menemukan bahwa
selanjutnya yang mendukung pernyataan iklim sekolah yang kurang mendukung dapat
dalam penelitian ini adalah hasil penelitian menjadi faktor yang besar dalam
Connolly dan O’Moore (Ayas, 2016) yang mempengaruhi kecenderungan perilaku
menyatakan bahwa individu yang memiliki cyberbullying. Penelitian ini menemukan
kepribadian ekstrovert justru tidak terlibat bahwa perilaku cyberbullying pada siswa
dalam tindakan cyberbullying. Sejalan dengan kelas 10 di Di salah satu SMA di Malang
hal tersebut, penelitian oleh Maisarah, memilki perilaku cyberbullying dominan
Noviekayati, dan Pratitis (2018) juga tidak rendah yaitu sebanyak 57% yang menandakan
menunjukkan adanya hubungan antara bahwa iklim sekolah baik. Pernyataan
kepribadian ekstrovert dengan perilaku tersebut didukung oleh hasil penelitian Bone
313
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
dan Astuti (2019) yang menemukan bahwa jejaring sosial antara tipe kepribadian
ada hubungan antara persepsi terhadap iklim ekstrovert dan introvert pada remaja
sekolah dengan cyberbullying pada siswa menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
SMAK di Kupang. Lingkungan sekolah yang jejaring sosial maka semakin tinggi intensitas
tidak sehat, teman sebaya yang tidak komunikasi pada remaja baik tipe kepribadian
bersahabat, dan pengaturan emosi yang ekstrovert maupun introvert, maka dari itu
minim membuat perkembangan praktik dapat dikatakan bahwa remaja memiliki
bullying semakin meningkat menjadi praktik kesempatan yang besar dalam melakukan
cyberbullying di kalangan remaja (Mawardah, jenis cyberbullying outing pernyataan 2.
Mutia & Adiyanti. 2014). Teori bandura
mengatakan bahwa individu tidak dapat Teori perkembangan menunjukan bahwa
berdiri sendiri dalam memproduksi perilaku. remaja sebagai pribadi yang sedang
Kepribadian dan perilaku individu bersama mengalami dinamika dalam proses mencari
dengan faktor lingkungan saling berinteraksi jati diri menuju dewasa, membutuhkan
dan saling mempengaruhi dalam merespon kehadiran orang lain sebagai bagian penting
situasi yang dihadapi (Aini, 2012). Aliyah bagi perkembangan remaja (Christofides,
(2013) dalam penelitiannya menemukan Muise, & Desmariais, 2009). Masa remaja
bahwa tipe kepribadian seseorang tidak adalah dimana seseorang akan merasa lebih
memiliki hubungan dengan perilaku agresif senang untuk menghabiskan waktu dengan
yang dilakukan. Carl Gustav Jung dalam teman-teman sebaya, serta adanya
Semiun (2013), juga menyebutkan bahwa peningkatan minat terhadap relasi
kepribadian seseorang bukan merupakan interpersonal. Remaja juga memiliki
faktor penting dalam menentukan sikap atau kebutuhan sosial seperti membangun relasi
perilaku yang akan diambil, karena sangat interpersonal yang lebih besar dibandingkan
dipengaruhi oleh banyak faktor diluar diri dengan individu dewasa (Santrock, 2007). Hal
individu. tersebut menjelaskan bahwa faktor yang
mendorong remaja memiliki akun media
Penelitian ini juga menemukan bahwa jenis sosial lebih dari 1 adalah karena remaja
cyberbullying yang sangat sering dilakukan membutuhkannya untuk melakukan interaksi
baik pada tipe kepribadian ekstrovert maupun sosial dengan seseorang dan membangun
introvert adalah jenis cyberbullying outing relasi yang lebih dekat dengan menggunakan
pernyataan 2 dengan 8 responden pada tipe media sosial.
kepribadian ekstrovert dan 7 responden pada
tipe kepribadian introvert. Hal ini dapat saja Hasil penelitian ini yaitu adanya hubungan
terjadi karena baik responden yang memiliki negatif antara tipe kepribadian dengan
tipe kepribadian ekstrovert maupun introvert kecenderungan perilaku cyberbullying pada
merupakan pengguna yang cukup aktif dalam remaja. Penelitian ini menyampaikan bahwa
media sosial dan memiliki akun media sosial adanya perilaku cyberbullying tinggi dan
lebih dari 1. Proses-proses perubahan yang rendah di remaja. Hasil dari penelitian ini
terjadi pada diri remaja dan perjumpaan adalah diharapkan bagi perawat yang ada di
dengan dunia media sosial sering Indonesia semakin menyadari bahwa tindakan
mengakibatkan remaja mengalami tekanan- cyberbullying pada remaja masih ada dan
tekanan, baik itu tekanan dari dalam dirinya dibutuhkan peran perawat dalam menangani
maupun tekanan dari orang-orang di hal tersebut sehingga cyberbullying di
sekitarnya, terutama teman sebayanya. kalangan remaja dapat teratasi. Penelitian ini
Ketidakmampuan menghadapi dan mengelola juga menandakan bahwa tidak hanya masalah
hal ini membuat remaja rentan melakukan yang di rumah sakit saja yang membutuhkan
perilaku negatif, misalnya terlibat dalam peran perawat, perilaku yang menyimpang
tindakan-tindakan cyberbullying (Rahayu, pada masa perkembangan remaja yang terjadi
2012). Penelitian yang dilakukan oleh di lingkungan sekolah juga membutuhkan
Widiantari dan Herdiyanto (2013) mengenai peran perawat terkhususnya keperawatan
perbedaan intensitas komunikasi melalui bagian jiwa. Hal tersebut dikarenakan pada
314
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307- 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
315
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Eysenck, H. J. & Wilson, G. (1975). Own Putri, N. H., Nauli, A.F., & Novayelinda, R.
Your Personality. Canada : Penguin (2015). Faktor-faktor yang
Books. berhubungan dengan
Hall, C.S & Lindzey, G. (1985). Introduction Santrock, J.W. (2007). Adolescence. Jakarta:
to Theoris of Personality. New York: PT Gelora Aksara Pratama.
John Wiley dan Sons.
Semiun, Yustinus. (2013). Teori-teori
Jose, B. (2010). Adolescent Development Kepribadian: Psikoanalitik
(Perkembangan Remaja). Jurnal Sari Kontemporer. Jilid 1. Yogyakarta:
Pediatri, 12. Kanisius.
316
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307- 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tribunnews. (2018). KPAI:Sepanjang tahun Widiantari, K.S. & Herdiyanto, Y.K. (2013).
2018,Kasus Cyberbully Meningkat. Perbedaan Intensitas Komunikasi
http://www.tribunnews.com/nasional/20 Melalui Jejaring Sosial antara Tipe
18/12/27/kpaisepanjang-2018-kasus Kepribadian Ekstrovert dan Introvert
cyberbully-meningkat. Diakses pada pada Remaja. Jurnal Psikologi
tanggal 23 September 2019. Udayana, Vol.1, No.1, hal.106-115.
317
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 307 - 318
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
318