Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Psikologi
Industri
Teori Kepemimpinan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Industri MK16018 Dr. Arif Zulkifli

05
Abstract Kompetensi
Konsep Kepemimpinan Mahasiswa mengetahui bagaimana
Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
1. Latar Belakang Studi Kepemimpinan
Menurut Chester Barnard (dalam Rasimin, 2004) latar belakang atau pendekatan awal
studi kepemimpinan dalam organisasi:

1. Koordinasi aktivitas dan sistem yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan
organisasi.
2. Membawa orang-orang dalam organisasi dan menjamin kerja sama mereka.
3. Menentukan sasaran dan tujuan perusahaan

4. Teori Kepemimpinan Dasar


Menurut Kartono (2002) teori kepemimpinan dasar, yaitu: teori genetis, teori sosial,
dan teori ekologis atau sintesis. Teori genetis menjelaskan bahwa pemimpin itu tidak dibuat
tetapi seseorang muncul sebagai pemimpin karena bakat-bakatnya yang luar biasa.
Seorang menjadi pemimpin karena memang ditakdirkan menjadi pemimpin bagaimanapun
juga situasinya.

Teori sosial menjelaskan bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak
terlahirkan dan dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Untuk menjadi pemimpin, setiap
orang dapat melakukannya melalui usaha penyiapan, pendidikan dan latihan secara
intensional. Sedangkan teori ekologis merupakan gabungan dari kedua teori genetis dan
teori sosial, yang menjelaskan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak
lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan
tuntutan lingkungan atau ekologisnya.

5. Teori Kepemimpinan
A. Teori Karakter
Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau sifat-
sifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin. Karakteristik
yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik, kemampuan
pengawasan dan sebagainya.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
Intelegensia, seorang pemimpin lebih cerdas dari pengikut. Namun perbedaan
intelegensia dapat menimbulkan masalah antara pemimpin dan pengikut. Kelebihan
kecerdasan pemimpin mampu membuat kepemimpinan lebih efektif.

Kepribadian, seorang pemimpin memiliki sifat siaga, integritas pribadi, percaya diri,
dan penuh inisiatif. Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu yang membedakan pemimpin
dan bukan pemimpin.

Karakteristik fisik, seorang pemimpin dapat terlihat dari karakteristik fisik. Dengan
pengertian lain menganggap sifat-sifat fisik membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin (penampilan). Akan tetapi anggapan ini menimbulkan diskusi yang cukup tajam.
Kenyataan banyak menunjukkan sulit melihat efektifitas pemimpin dari penampilan fisik.

Kemampuan pengawasan. Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa


terdapat hubungan yang positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki.
Krikpatrick dan Locke menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki intelegensi yang
tinggi akan tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efektif.

Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi
dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas, pengetahuan
dan stabilitas emosi.

Alasan teori ciri kurang tepat di dalam menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena
mengabaikan pengikut, kurang mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan
faktor situasional.

Hasil ringkasan Stogdill terhadap penelitian karakteristik selama 70 tahun sebagai


berikut:

1. Pemimpin mempunyai rasa tanggungjawab yang kuat dan keinginan menyelesaikan


tugas.
2. Keras hati dalam mencapai tujuan.
3. Suka berpetualang dalam menyelesaikan masalah.
4. Dorongan berinisiatif dalam situasi sosial.
5. Rasa percaya diri dan memiliki identitas pribadi.
6. Kemauan menerima konsekwensi atas keputusan dan tindakan yang dilakukan.
7. Kesiapan menerima tekanan.
8. Kemauan memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan.
9. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
10. Kapasitas membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.

B. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku
spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Dalam teori perilaku terdapat dua
pendekatan yaitu: job centered dan employee centered.

Job centered adalah pemimpin yang berpusat pada pekerjaan, yang mengawasi
secara ketat dan memperhatikan kerja orang lain. Sedangkan employee centered adalah
memperhatikan hubungan dengan karyawan, memperhatikan kepuasan pengikut.

STUDI OHIO STATE UNIVERSITY

Dalam penelitian OHIO state university diketahui bahwa terdapat dua faktor
kepemimpinan:

1. Membentuk struktur, yaitu perilaku pemimpin dalam membentuk hubungan dalam


kelompok komunikasi, cara kerja yang jelas.
2. Konsiderasi, menunjukkan persahabatan, saling percaya, menghargai dan menciptakan
kehangatan antara pemimpin dan pengikut.

C. Kepemimpinan Kontingensi
Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler prestasi kerja
suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan dan sejauh mana
pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu. Kepemimpinan
dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh.

1. Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik”
2. Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”.
3. Perilaku pemimpin yang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari pemimpin,
situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin).
4. Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan
tertentu
Terdapat dua hal pertimbangan penting:

1. Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh yang
diperlukan agar efektif

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
2. Sampai sejauh mana pemimpin dapat meramalkan efek dari gaya pemimpin pada
perilaku atau prestasi pengikut
Efektifitas kepemimpinan menurut Fiedler tergantung pada interaksi antara gaya
kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut:

1. Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau hubungan
antar pribadi.
2. Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa diselesaikan.
Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota (tingkat keyakinan,
kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka), struktur tugas (tingkat
di mana penugasan pekerjaan diprosedurkan yakni terstruktur atau tidak terstruktur),
dan kekuasaan jabatan (tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai
variabel kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan,
mempromosikan, dan menaikan gaji)..
3. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler
mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan pemimin-
anggota, struktur tugas dan kekuasaan jabatan). Hubungan pemimpin-anggota baik atau
buruk, struktur tugas tinggi atau rendah, kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler
menyatakan bahwa makin baik hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur
pekerjaan itu, dan makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh
yang dimiliki pemimpin itu.

D. Teori Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership Theory)


Teori kepemimpinan situasional, dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard. Teori ini
berusaha memberikan pemahaman kepada pemimpin tentang kaitan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan dari para pengikutnya. Hersey dan
Blanchard berpendapat bahwa bawahan merupakan faktor yang sangat penting dalam
situasi kepemimpinan. Tingkat kematangan dari para bawahan menentukan gaya efektif dari
pemimpin.

Dengan demikian konsep dari teori kepemimpinan situasional menekankan bahwa


seorang pemimpin hendaknya menganalisa secara cermat tingkat kematangan anggota di
dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya anggota yang sudah bisa memotivasi dirinya
sendiri akan sangat sesuai bila ia dipimpin dengan cara delegasi. Artinya ia dipercaya penuh
mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri tanpa perlu adanya pengawasan melekat. Jadi
dalam hal ini pemimpinlah yang harus menyesuaikan dirinya dengan tuntutan situasi.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
E. Path-goal Theory (teori jalur-tujuan}
Path-goal theory (teori jalur-tujuan}merupakan teori yang baik untuk prestasi kerja
pemimpin maupun penghargaan terhadap bawahan. Dalam teori ini tugas pemimpin adalah
memahami hal-hal yang dirasakan bawahan dan memberikan penghargaan.
Menghubungkan pencapaian prestasi kerja dengan penghargaan. Dan perilaku pemimpin
dapat diterima dan memuaskan bawahan, sejauh bawahan yakin tindakan pemimpin akan
membawa kepada perolehan penghargaan.

Model kepemimpinan ini memusatkan perhatian pada hubungan antara pemimpin dan
pribadi-pribadi pengikutnya. Karakteristik pribadi para pengikut dan sifat lingkungan kerja
mempengaruhi kemampuan pemimpin untuk memimpin.

Terdapat empat jenis umum perilaku pemimpin dalam model ini

1. Pemimpin yang mengarahkan tentang apa yang diharapkan dari mereka, memberikan
pedoman apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Kepemimpinan yang memiliki karakteristik ramah, dapat didekati dan sangat
memperhatikan status, kesejahteraan dan kebutuhan bawahan.
3. Kepemimpinan yang mempunyai karakteristik mengikutsertakan masukan bawahan dan
selalu mempertimbangkan usulan bawahan
4. Kepemimpinan yang berorientasi kepada pencapaian tujuan yang penuh tantangan,
mengharapkan karyawan mencapai prestasi setinggi-tingginya dan menunjukkan bahwa
bawahan mampu mencapai tujuan tersebut
Menurut model jalur-tujuan, perilaku pemimpin dapat diterima ketika para karyawan
memandangnya sebagai suatu sumber kepuasan atau memuluskan jalan menuju kepuasan
masa depan. Di sisi lain, perilaku pemimpin adalah memberikan motivasi sampai tingkat (1)
mengurangi halangan jalan menuju jalan yang mengganggu pencapaian tujuan, (2)
memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3)
mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.

Perilaku pemimpin akan menjadi lebih efektif apabila dihadapkan dengan variabel-
variabel situasional (Faktor kontingensi), seperti karakteristik karyawan dan faktor
lingkungan. Karakteristik karyawan meliputi: ruang pengendalian, kemampuan tugas,
kebutuhan akan pencapaian, pengalaman dan kebutuhan akan kejelasan. Sedangkan faktor
lingkungan meliputi: tugas karyawan, sistem wewenang dan kelompok kerja

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
Karakteristik karyawan

 Ruang pengendalian
 Kemampuan tugas
 Kebutuhan akan pencapaian
Gaya kepemimpinan  Pengalaman
 Kebutuhan akan kejelasan Sikap dan perilaku
 Mengarahkan karyawan
 Mendukung
 Partisipatif  Kepuasan kerja
 Berorientasi pada  Penerimaan atas
pencapaian pemimpin
 Motivasi
Faktor-faktor lingkungan

 Tugas karyawan
 Sistem wewenang
 Kelompok kerja

F. Teori Atribusi Kepemimpinan


Kepemimpinan semata-mata suatu atribusi yang dibuat orang mengenai individu-
individu lain. Teori ini mencoba melihat dari hubungan sebab akibat. Bila ada suatu kejadian
mencoba menghubungkannya dengan sesuatu.

Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan, kepemimpinan adalah sekedar suatu atribusi


yang dibuat orang mengenai individu yang lain. Andaikata sebuah organisasi mempunyai
kinerja yang sangat positip atau negatip orang cenderung memberikan penilaian terhadap
kinerja tersebut lepas dari situasi kondisi yang dihadapi

G. Teori Kepemimpinan Karismatik


Merupakan perpanjangan dari teori atribusi. Dalam teori ini para pengikut
menghubungkan kemampuan pemimpin yang luar biasa dikaitkan dengan kinerja
organisasi. Pemimpin karismatik adalah pemimpin dengan kekuatan pribadinya mampu
memberikan pengaruh yang luar biasa pada para pengikut.

Menurut J,A.Conger dan R.N.Kanungo karakteristik pemimpin yang karismatik adalah


sebagai berikut:

1. Percaya diri.
2. Mempunyai visi. Artinya memiliki tujuan yang ideal, memiliki masa depan yang lebih baik
dari pada status quo.Semakin jauh disparitas antara tujuan ideal denga status quo maka
akan semakin karisma sang pemimpin
3. Kemampuan untuk megungkap visi dengan gamblang, artinya mampu memperjelas visi
dengan kata-kata yang mudah dipahami orang lain.
4. Keyakinan kuat tentang visi.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
5. Perilaku yang sering diluar aturan.
6. Diyakini sebagai agen perubahan.
7. Kepekaan terhadap lingkungan
Kepemimpinan karismatik kemungkinan tidak selalu diperlukan untuk mencapai tingkat
kinerja karyawan yang tinggi. Melainkan ketika tugas dari pengikut memiliki suatu komponen
ideologis atau bila lingkungan melibatkan satu tingkat stres dan ketidakpastian yang tinggi.
Sebagai contoh, ia selalu tampil lebih besar dalam politik, agama, ketika perang atau
perusahaan bisnis memperkenalkan suatu produk yang benar-benar baru atau menghadapi
suatu krisis yang mengancam kehidupannya.

H. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin berinteraksi dengan bawahan melalui proses transaksi. Teori yang telah
diuraikan sebelumnya seperti studi Ohio, model Fiedler, teori jalur-tujuan merupakan model
pemimpin transaksional. Pemimpin jenis ini memandu atau memotivasi pengikut mereka ke
arah tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan tugas.

I. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan
rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki kharisma.

Pengaruh pemimpin dapat merubah perilaku bawahannya, menjadi orang yang


merasa mampu dan berupaya mencapai prestasi tinggi

Kepemimpinan transformasional dapat mengilhami pengikut untuk lebih


mementingkan kepentingan-diri mereka sendiri demi kebaikan organisasi, dan yang dapat
memberikan efek sangat baik dan luar biasa pada diri pengikutnya. Mereka mencurahkan
perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual; mereka
mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan cara-cara baru; dan
mereka mampu menggairahkan, membangkitkan dan mengilhami para pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai tujuan kelompok.

Teori kepemimpinan transaksional dan transformasional tidak dapat dipandang


sebagai pendekatan yang berlawanan dengan penyelesaian pekerjaan. Kepemimpinan
transformasional di bangun di atas puncak kepemimpinan transaksional. Di sisi lain
kepemimpinan transformasional lebih daripada karisma. Pemimpin transformasional akan
berusaha untuk menanamkan dalam diri pengikut kemampuan untuk mempertanyakan tidak

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
hanya pandangan yang sudah mapan melainkan juga pandangan yang ditetapkan oleh
pemimpin.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational
Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston.

Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.

Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior. Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.

‘16 Psikologi Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 DR. Arif Zulkifli http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai