Psikologi
Industri
Teori Kepemimpinan
05
Abstract Kompetensi
Konsep Kepemimpinan Mahasiswa mengetahui bagaimana
Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
1. Latar Belakang Studi Kepemimpinan
Menurut Chester Barnard (dalam Rasimin, 2004) latar belakang atau pendekatan awal
studi kepemimpinan dalam organisasi:
1. Koordinasi aktivitas dan sistem yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan
organisasi.
2. Membawa orang-orang dalam organisasi dan menjamin kerja sama mereka.
3. Menentukan sasaran dan tujuan perusahaan
Teori sosial menjelaskan bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak
terlahirkan dan dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Untuk menjadi pemimpin, setiap
orang dapat melakukannya melalui usaha penyiapan, pendidikan dan latihan secara
intensional. Sedangkan teori ekologis merupakan gabungan dari kedua teori genetis dan
teori sosial, yang menjelaskan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak
lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan
tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
5. Teori Kepemimpinan
A. Teori Karakter
Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau sifat-
sifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin. Karakteristik
yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik, kemampuan
pengawasan dan sebagainya.
Kepribadian, seorang pemimpin memiliki sifat siaga, integritas pribadi, percaya diri,
dan penuh inisiatif. Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu yang membedakan pemimpin
dan bukan pemimpin.
Karakteristik fisik, seorang pemimpin dapat terlihat dari karakteristik fisik. Dengan
pengertian lain menganggap sifat-sifat fisik membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin (penampilan). Akan tetapi anggapan ini menimbulkan diskusi yang cukup tajam.
Kenyataan banyak menunjukkan sulit melihat efektifitas pemimpin dari penampilan fisik.
Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi
dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas, pengetahuan
dan stabilitas emosi.
Alasan teori ciri kurang tepat di dalam menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena
mengabaikan pengikut, kurang mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan
faktor situasional.
B. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku
spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Dalam teori perilaku terdapat dua
pendekatan yaitu: job centered dan employee centered.
Job centered adalah pemimpin yang berpusat pada pekerjaan, yang mengawasi
secara ketat dan memperhatikan kerja orang lain. Sedangkan employee centered adalah
memperhatikan hubungan dengan karyawan, memperhatikan kepuasan pengikut.
Dalam penelitian OHIO state university diketahui bahwa terdapat dua faktor
kepemimpinan:
C. Kepemimpinan Kontingensi
Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler prestasi kerja
suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan dan sejauh mana
pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu. Kepemimpinan
dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh.
1. Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik”
2. Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”.
3. Perilaku pemimpin yang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari pemimpin,
situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin).
4. Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan
tertentu
Terdapat dua hal pertimbangan penting:
1. Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh yang
diperlukan agar efektif
1. Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau hubungan
antar pribadi.
2. Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa diselesaikan.
Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota (tingkat keyakinan,
kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka), struktur tugas (tingkat
di mana penugasan pekerjaan diprosedurkan yakni terstruktur atau tidak terstruktur),
dan kekuasaan jabatan (tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai
variabel kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan,
mempromosikan, dan menaikan gaji)..
3. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler
mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan pemimin-
anggota, struktur tugas dan kekuasaan jabatan). Hubungan pemimpin-anggota baik atau
buruk, struktur tugas tinggi atau rendah, kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler
menyatakan bahwa makin baik hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur
pekerjaan itu, dan makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh
yang dimiliki pemimpin itu.
Model kepemimpinan ini memusatkan perhatian pada hubungan antara pemimpin dan
pribadi-pribadi pengikutnya. Karakteristik pribadi para pengikut dan sifat lingkungan kerja
mempengaruhi kemampuan pemimpin untuk memimpin.
1. Pemimpin yang mengarahkan tentang apa yang diharapkan dari mereka, memberikan
pedoman apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Kepemimpinan yang memiliki karakteristik ramah, dapat didekati dan sangat
memperhatikan status, kesejahteraan dan kebutuhan bawahan.
3. Kepemimpinan yang mempunyai karakteristik mengikutsertakan masukan bawahan dan
selalu mempertimbangkan usulan bawahan
4. Kepemimpinan yang berorientasi kepada pencapaian tujuan yang penuh tantangan,
mengharapkan karyawan mencapai prestasi setinggi-tingginya dan menunjukkan bahwa
bawahan mampu mencapai tujuan tersebut
Menurut model jalur-tujuan, perilaku pemimpin dapat diterima ketika para karyawan
memandangnya sebagai suatu sumber kepuasan atau memuluskan jalan menuju kepuasan
masa depan. Di sisi lain, perilaku pemimpin adalah memberikan motivasi sampai tingkat (1)
mengurangi halangan jalan menuju jalan yang mengganggu pencapaian tujuan, (2)
memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3)
mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.
Perilaku pemimpin akan menjadi lebih efektif apabila dihadapkan dengan variabel-
variabel situasional (Faktor kontingensi), seperti karakteristik karyawan dan faktor
lingkungan. Karakteristik karyawan meliputi: ruang pengendalian, kemampuan tugas,
kebutuhan akan pencapaian, pengalaman dan kebutuhan akan kejelasan. Sedangkan faktor
lingkungan meliputi: tugas karyawan, sistem wewenang dan kelompok kerja
Ruang pengendalian
Kemampuan tugas
Kebutuhan akan pencapaian
Gaya kepemimpinan Pengalaman
Kebutuhan akan kejelasan Sikap dan perilaku
Mengarahkan karyawan
Mendukung
Partisipatif Kepuasan kerja
Berorientasi pada Penerimaan atas
pencapaian pemimpin
Motivasi
Faktor-faktor lingkungan
Tugas karyawan
Sistem wewenang
Kelompok kerja
1. Percaya diri.
2. Mempunyai visi. Artinya memiliki tujuan yang ideal, memiliki masa depan yang lebih baik
dari pada status quo.Semakin jauh disparitas antara tujuan ideal denga status quo maka
akan semakin karisma sang pemimpin
3. Kemampuan untuk megungkap visi dengan gamblang, artinya mampu memperjelas visi
dengan kata-kata yang mudah dipahami orang lain.
4. Keyakinan kuat tentang visi.
H. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin berinteraksi dengan bawahan melalui proses transaksi. Teori yang telah
diuraikan sebelumnya seperti studi Ohio, model Fiedler, teori jalur-tujuan merupakan model
pemimpin transaksional. Pemimpin jenis ini memandu atau memotivasi pengikut mereka ke
arah tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan tugas.
I. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan
rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki kharisma.