DOSEN PEMBIMBING
Paruhuman Tampubolon S.Th., M.Th.
Disusun Oleh :
Juni Yesti Malau
1917113904
UNIV IBBI
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN.
Salah satu model kepemimpinan yang paling banyak digunakan dewasa ini adalah yang
berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh Paul Harsey Dan Ken blanchard.Teori
ini terkadang disebut “teori kontijensi” kepemimpinan. Teori ini sangat menarik untuk
didalami paling sedikit tiga alasan, yaitu: penggunaannya yang meluas, daya tariknya secara
intuitif dan karena tampaknya didukung oleh pengalaman didunia nyata. Pendekatan
situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang mempengaruhi proses
kepemimpinan. Berbagai faktor situasional yang ditemukan berpengaruh pada gaya
kepemimpinan tertentu, antara lain ialah:
Kompleksitas tugas yang harus diselenggarialah
Jenis pekerjaan, misalnya apakah bersifat rutin atau inovatif,
Bentuk dan sifat teknologi yang digunadigunaka
Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat pemimpin yang
menduduki hirarki jabatan yang lebih tinggitinggi
Norma-norma yang dianut oleh kelompok kerja yang berada di bawah pimpinan
yang bersangkutan,
Rentang kendali yang paling tepat untuk diteraditerapkan
Ancaman yang datang dari luar organisasi yang mesti dihadapi, misalnya dalam
bentuk persaingan bagi suatu organisasi niaga,
Tingkat stress yang mungkin timbul sebagai akibat beban tugas, tingkat tanggung
jawab, desakan waktu dan faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan ketegangan,
Iklim yang terdapat dalam organisasi
Pada intinya teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung
pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi
tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para bawahan yang dipimpin. Dua
dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam teori ini ialah perilaku seorang pemimpin yang
berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Tergantung pada
orientasi tugas kepemimpinan dan sifat hubungan atasan dan bawahan.
Yang digunakan, gaya kepemimpinan yang timbul apat mengambil empat bentuk, yaitu:
A. Memberitahukan Jika seorang pemimpin berperilaku memberitahukan, hal ini berarti
bahwa orientasi tugasnya dapat dikatakan tinggi dan digabung dengan hubungan atasan-
bawahan yang tidak dapat digolongkan sebagai akrab, meskipun tidak pula digolongkan
sebagai hubungan yang tidak bersahabat. Dengan kata lain, perilaku pemimpin terwujud
dalam gaya yang bersifat direktif.
B. “Menjual,” Jika seorang pemimpin berperilaku “menjual” berarti bertitik tolak dari
orientasi perumusan tugasnya secara tegas digabung dengan hubungan atasan-bawahan yang
bersifat intensif.
C.Mengajak bawahan berperan serta Perilaku pimpinan dalam hal demikian ialah orientasi
tugas yang rendah digabung dengan hubungan atasan-bawahan yang intensif. Artinya,
pimpinan hanya memainkan peranan selaku fasilitator untuk memperlancar tugas para
bawahan yang antara lain dilakukannya dengan menggunakan saluran komunikasi yang ada
secara efektif.
D.Melakukan pendelegasian. Seorang pemimpin dalam menghadapi situasi tertentu dapat pula
menggunakan perilaku berdasarkan orientasi tugas yang rendah digabung dengan intensitas
hubungan atasan-bawahan yang rendah pula.
V. Teori Laissez Faire Pemimpin pada teori ini sebenarnya tidak mampu mengurus, dan
menyerahkan tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahannya. Pada teori ini, pemimpin
adalah seorang ketua yang bertindak sebagai simbol, dan biasanya tidakmemiliki
ketarampilan teknis.
VI. Teori Kelakuan Pribadi Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas
pribadi atau pola kelakuan para pemimpinnya. Pemimpin dalam kategori ini harus mampu
mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk suatu masalah. Masalah sosial itu tidak
akan pernah identik sama didalamruntunan waktu yang berbeda.
VII. Teori Sifat Orang-Orang Besar Cikal bakal seorang pemimpin dapat diprediksi dan dilihat
dengan melihat sifat, karakter, dan perilaku orang-orang besar yang tersebut sudah sukses
dalam menjalankan kepemimpinannya. Dengan demikian, ada beberapaciri-ciri unggul
sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu memiliki
inteligensi, memiliki daya persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan
diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang tinggi dan lain-lain.
VIII. Teori Humanistik / Populistik Fungsi kepemimpinan manurut teori ini yaitu merealisasi
kebebasan manusia dan memenuhi setiap kebutuhan insani yang dicapai melalui interaksi
pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal ini, perlu adanya organisasi yang baik dan
pemimpin mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan Rakyat. Organisasi tersebut
berperan sebagai sarana untuk melakukan kontrol sosial agar pemerintahan melakukan
fungsinya dengan baik, serta memerhatikan lemampuan dan potensi rakyat.
Seorang pemimpin pada hakikatnya adalah penggerak orang-orang yang bekerja. Oleh
karena itu, ia harus memiliki perilaku yang efektif dalammenggerakkan
bawahannya.Beberapa perilaku kepemimpinan dalam mengelola pekerjaan antara
lainmembuat perencanaan, menjelaskan, memberikan informasi, memantau danmemecahkan
masalah.
Membuat PerencanaanPerencanaan merupakan perilaku pertama yang harus
dilakukan dalammengelola pekerjaan berdasarkan beberapa prinsip yaitu pekerjaan
apayangdilakukan, mengapa harus dilakukan, bagaimana meakukannya, siapayang
akan melakukan dan bila mana dilakukan, kategori perilaku initermasuk membuat
keputusan mengenai sasaran, strategi, strukturformsal,alokasi sumber daya dan
pengaturan berbagai kegiatan organisasi.Tujuannya agar pengorganisasian unit kerja
sejak awal dapat dijalankandengan efektif.
MenjelaskanMenjelaskan (clarifying) adalah kegiatan mengkomunikasikan
rencanakegiatan yang telah ditentukan atau berbagai kebijakan yang telah dibuatdan
petunjuk praktis dalam melaksanakan berbagai kebijakan tersebut.
Memberikan InformasiPerilaku menginformasikan adalah suatu kegiatan
mengkomunikasikantugas oleh seorang pemimpin kepada bawahan sehingga mereka
dapatmenjalankan tugas dengan baik atau memberikan informasi kepad paraatasan
tentang kegiatan-kegiatan, keputusan-keputusan, serta kinerjasubunit dalam instansi
tersebut.
MemantauMemantau (monitoring) adalah kegiatan pengumpulan informasi
mengenaikegiatan atau aktivitas di subbagian (pemantau internal) serta
informasitentang peristiwa-peristiwa yang relevan dalam orgasisasi yang lebih
besaryang berasal dari lingkungan luar unit organisasi (pemantau eksternal).
Memecahkan MasalahPemecahan masalah menyangkut identifikasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan pekerjaan, menganalisisnya dengan cara yangsistematis,
dan bertindak tepat waktu untuk mengimplementasikan berbagai solusi dalam situasi
krisis. Tujuan dari perilaku ini adalah untukstabilitas organisasi dalam menjamin
iklim kerja yang kondusif danhubungan kerja yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari apa yang dipaparkan dalam perilaku spesifik dalam kepemimpinan untuk mengolah pekerjaan
membuat kita lebih mengerti dan bangaimana itu pemimpin mengelolah pekerjaan.Dan juga
Memberikan dukungan, mengembangkan dan memberikan pengakuan merupakan perilaku penting
yang berorientasi pada hubungan. Memberikan dukungan meliputih saran luas prilaku dimana seorang
pemimpin memperlihatkan pertimbangan, penerimaan, dan perhatian kepada kebutuhan dan perasaan
seseorang. seorang manajer yang perhatian dan bersahabat terhadap orang-orang mungkin
memenangkan persahabatan dan kesetiaan mereka. Mengembangkan meliputi perilaku yang bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memudahkan
penyesuaian pekerjaan dan kemajuan karir seseorang.