D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nadia Nita Hutagalung
1917113900
Kepemimpinan (leadership) berasal dari memimpin (lead). Lead berasal dari bahasa angli
saxon yang artinya kalur perjalanan kapal yang mengarahkan awak kapal. Artinya, pemimpin
kapal (nahkoda) harus mampu mengarahkan kapal sebagai wadah organisasi dan mengarahkan
awak kapal sebagai pengikut (bawahan), untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut KBBI Kepemimpinan diambil dari kata dasar pimpin, bermakna : cara memimpin.
Cowley (1920) menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang berhasil mengumpulkan orang
lain untuk mengikutinya.
Bush (2008:4) menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang menentukan tujuan, memotivasi,
dan menindak pengikutnya.
Pemimpin adalah orang yang memimpin. Tugas utama pemimpin adalah menginspirasi
pengikutnya agar berkomitmen kepada pemimpin sebagai kepala sekolah dan sekolah sebagai
organisasi. Komitmen adalah lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada
kepentingan pribadi.
a. Kerja : Ikhlas, Jelas, Lugas, Keras, Cerdas, Tangkas, Lekas, Tuntas, dan Puas (9s)
b. Belajar Keras
c. Berinisiatif
d. Mencintai Pekerjaan
e. Jelas dalam berkomunikasi
f. Bersemangat untuk sukses
g. Kepribadian menjaga nama baik lembaga
h. Saling membantu
i. Demokratis
j. Melakukan yang baik ( Manning & Curtis, 2003)
Kehidupan manusia tidak terlepaskan dari kepemimpinan. Sehingga kepemimpinan
merupakan topic yang banyak dibicarakan dalam konteks masa kini. Kebutuhan tentang
kepemimpinan menuntut banyak orang untuk belajar tentang skill kepemimpinan.
Sehingga pada masa kini ada banyak teori-teori tentang kepemimpinan diajarkan.
Yukl (2010) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses
untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Ordway Tead (1935) Kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi masyarakat agar mau bekerja
sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
Richard A. Johnson. Fremont E.Kast, dan James E. Rosenzweig (1967) Kepeminpinan adalah
kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.
Robert Tanenbaum, irving R, Weschler, dan Fred Massarik (1961) Kepemimpinan sebagai
saling pengaruh antarpribadi, dilatih dalam situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi
untuk mencapai tujuan, atau tujuan khusus.
Fred F. Fiedler (1967) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok untuk
menetapkan tujuan dan mencapai tujuan.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
Pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti
: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Kekuatan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain di sekitarnya berasal dari 2 sumber :
Pertama, kekuatan yang terpancar dari dalam dirinya, yang menghasilkan tingkat kepercayaan,
penghargaan, dan ketaatan tertentu dari orang lain yang berda di sekitarnya.Kekuatan ini
dinamakan kewibawaan.
Kedua, di dalam organisasi. Orang yang berwibawa, cenderung akan dipilih dan diberikan
kekuasaan dormal untuk bertindak sebagai pemimpin organisasi. Kekuasaan formal itu
dinamakan kewenangan.
Tipe Otokratik
Tipe Paternalistik
Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak
terlalu sering intervensi.
Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya
tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
3. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
2. KOMUNIKASI
Pendapat pemimpin tersebut harus mampu di komunikasikan dalam pembentukan
visis bersama.
3. DELEGASI
Setelah tercapai kesempatan tentang visi bersama, pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas yang relevan dengan misi
dan pencapaian visi bersama sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota.
4. INTEGRITAS
Integritas pemimpin, yaitu satunya kata dengan perbuaatannya, sehingga ia menjadi
teladan dan sumber inspirasi organisasi.
Kepemimpinan strategik adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang
dipimpin. Kepemimpinan stratejik mengarahkan dan menuntut suatu visi sepanjang waktu serta
mengembangkan kepemimpinan masa depan dan budaya organisasional
Kepemimpinan strategik dapat diartikan sebagai pengaruh positif atas perilaku strategik yang
dapat memberi kontribusi bagi keberhasilan dan kelanjutan hidup organisasi. Pengaruh positif
ialah pengaruh yang tidak bersumber pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tetapi
lebih merupakan daya pendorong untuk membangkitkan semangat menciptakan profil stratejik
organisasi.
Perilaku pemimpin yang didorong oleh pengaruh yang seperti itu merupakan suatu perilaku
strategik. Di dalam suatu organisasi ada pihak-pihak terkait yang mempunyai keinginan dan
harapan. Keinginan dan harapan ini perlu dipenuhioleh pihak manajemen. Itulah tanggung jawab
dari suatu kepemimpinan strategik.
Pertama, pertanggungjawaban etis para ahli strategi di dalam masyarakat, yaitu bagaimana
mereka mengintegrasikan organisasi dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Peranan ahli strategi di sini sebagai integrator role.
Kedua, the competence role, yaitu pertanggungjawaban ahli strategi di dalam tubuh
organisasi. Mereka tidak hanya melihat ke luar, tetapi perlu juga memberi perhatian terhadap
organisasinya sendiri, terutama dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi internalnya.
sedangkan integrator role memperlihatkan bahwa organisasi itu adalah instrument untuk
menciptakan masyarakat yang lebih baik. Competence role mengisyaratkan bahwa
kepemimpinan stratejik adalah instrument utama untuk membangun organisasi.
Ketiga, pertangungjawaban sosial yaitu the pluralistic role. Di sini kelompok stratejik
didorong untuk menghilangkan pernyataan dan tuduhan bahwa produk dan pelayanan
organisasinya kurang baik atau kurang cocok dengan masyarakat, bahwa operasi internal
tidak cocok atau tidak baik bagi karyawannya.
Keempat, the judgement role, etika stratejik, yaitu suatu sikap bijaksana yang perlu
ditempuh oleh para ahli strategi dalam organisasi untuk mengadakan evaluasi terhadap
semua tingkah laku orang dan apabila menemukan perilaku yang kontradiktif, berusaha
untuk mendamaikannya. Dengan demikian, mereka berperan sebagai juru damai etik bagi
pihak-pihak yang bertentangan.
Salah satu peran kunci kepemimpinan organisasi yang baik, yaitu membangun organisasi
dengan cara mendidik dan mengembangkan calon pemimpin baru. Masing-masing calon
nantinya akan menjadi manajer global, agen perubahan, penyusun strategi, motivator, pembuat
keputusan stratejik, inovator, dan kolaborator jika kegiatan tersebut tetap bertahan dan
berkembang. Hal ini akan tampak bila melihat kompetensi kunci yang dimiliki dan
dikembangkan manajer masa depan.
Selain mengandalkan kekuasaan organisasi yang harus dimiliki oleh pemimpin masa kini,
pengaruh pribadi juga diperlukan diantara:
1) Pengaruh ahli; kemampuan mengarahkan dan dan mempengaruhi orang lain mereka patuh
kepada anda berdasarkan keahlian/pengetahuan khusus yang berhubungan dengan tugas,
tanggung jawab/penugasan di mana mereka terlibat.
2) Pengaruh referensi; kemampuan mempengaruhi orang lain yang berasal dari hasrat kuat
mereka untuk berhubungan dengan pimpinan, biasanya karena mereka mengagumi pimpinan,
memperoleh reputasi atau beberapa tujuan yang terkait, atau percaya kepada motivasi pimpinan.
3.1 Kesimpulan
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu.
Affif, H. faisal, Kepemimpinan Strategik Dalam Organisasi (Bagian 2), Article, Business,
Management, 2013. sbm.binus.ac.id/2013/11/9/kepemimpinan stratejik dalam organisasi-2/