Anda di halaman 1dari 16

Disusun untuk memenuhi kelengkapan Ujian Akhir

Semester mata kuliah Perilaku Organisasi

Dosen Pengajar : Dr. Wuryan Andayani, M.Si., Ak.

Kelas : Perilaku Keorganisasian (CH)

Judul : Kepemimpinan Dalam Organisasi

Oleh :

Natasha Putri 155020301111076

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

MALANG

0
2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut William G. Scoott (1962), Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok dalam upaya
mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Seorang pemimpin harus
memiliki tujuan yang jelas guna membawa kepemimpinan nya ke arah depan
tanpa ragu. Teori sifat kepemimpinan yaitu Teori-teori yang mempertimbangkan
kualitas dan karakteristik personel yang mendiferensiasikan para pemimpin dari
yang bukan para pemimpin. Sumber dari pengaruh ini dapat secara formal, seperti
yang dilakukan dengan peringkat manajerial di dalam organisasi. Tetapi tidak
semua pemimpin adalah manajer, begitu juga sebaliknya. Organisasi memberikan
para manajer hak-hak formal tertentu, tidak memberikan jaminan bahwa mereka
akan memimpin secara efektif.

Organisasi memerlukan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang


kuat untuk efektivitas yang optimal. Kita memerlukan pemimpin untuk
menantang status quo, menciptakan visi masa depan, dan menginspirasi para
anggota organisasi untuk mencapai visi. Dan juga memerlukan para manajer
untuk merumuskan rencana yang terperinci, menciptakan struktur organisasi yang
efisien dan mengawasi kegiatan operasional sehari-hari.

Namun, terkadang seorang pemimpin atau masyarakat yang dipimpin


seringkali tidak mengindahkan pemimpin tersebut, guna menciptakan jiwa-jiwa
yang handal dan dapat dengan tegas meluruskan permasalahan yang terjadi, oleh
karena itu makalah ini hadir guuna meluruskan permasalahan tersebut dan
menyampaikan opini serta saran disertai dengan contoh sosok nyata pemimpin
zaman sekarang ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemimpin itu di definisikan?
2. Bagaimanakah teori-teori kepemimpinan yang terkait?
3. Bagaimanakah teori kepemimpinan mutakhir isu-isu kontemporer

tentang kepemimpinan?
4. Bagaimanakah menciptakan pemimpin yang efektif?
C. Tujuan
1. Menyelesaikan UAS mata kuliah Perilaku Organisasi
2. Mengetahui mengenai kepemimpinan
3. Mengetahui mengenai teori-teori kepemimpinan yang terkait
4. Mengetahui mengenai teori kepemimpinan mutakhir isu-isu

kontemporer tentang kepemimpinan


5. Mengetahui cara menciptakan pemimpin yang efektif dan contoh

kasusnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepemimpinan

Menurut G. L. Feman dan E. K. Taylor (1950), Kepemimpinan adalah


kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi
dengan efektivitas dan kerjasama dari setiap individu maksimal. Dimana dengan
adanya pengertian ini seorang pemimpin sudah selayaknya untuk mengetahui

2
jalan mana yang akan ia tempuh setelah menentukan tujuannya. Seorang
pemimpin disini haruslah mengenal setiap bawahannya agar dapat menjalin
kerjasama dengan baik. Dari pengenalan setiap individu inilah yang nantinya
dapat terjalin suatu kebersamaan tim dan mencapai suatu keefektivitasan dari
setiap kegiatan yang dilakukan itu.

Selain itu, teori mengenai perilaku kepemimpinan yaitu Teori-teori yang


mengusulkan perilaku spesifik yang mendiferensiasikan para pemimpin dari
bukan para pemimpin. Memprakarsai struktur adalah Sampai sejauh mana seorang
pemimpin akan mendefinisikan dan menstruktur perannya dan para bawahannya
dalam pencarian untuk pencapaian tujuan.

2.2 Perbandingan karakteristik dari Empat Jenis Proses

Selain itu, teori mengenai perilaku kepemimpinan yaitu Teori-teori yang

mengusulkan perilaku spesifik yang mendiferensiasikan para pemimpin dari

bukan para pemimpin. Memprakarsai struktur adalah Sampai sejauh mana seorang

pemimpin akan mendefinisikan dan menstruktur perannya dan para bawahannya

dalam pencarian untuk pencapaian tujuan.

1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)

Teori Kepemimpinan Sifat adalah penggeneralisasian satu seri


perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latar belakang histories, sebab musabab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi
kepemimpinan.

Munculnya pemimpinTiga teori yang menonjol dalam menjelaskan


kemunculan pemimpin adalah:

 Teori genetic menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat tetapi


lahir oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahir.
 Teori social menyatakan bahwa pemimpin tidak terlahirkan begitu
saja akan tetapi harus disiapkan,dididik, dan disiapkan.

3
 Teori ekologis atau sistesis menyatakan bahwa seorang akan sukses
jadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan dan bakat-bakat itu sempat dikembangkan melaliu
pengalaman dan usaha pendidikan juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan/ekologisnya.

Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut dapat ditentukan


delapan tipe kepemimpinan. Yaitu :

1. Tipe birokrat

Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia


adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin dank
eras.

2. Tipe misionaris

Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah

3. Tipe developer(pembangun)

Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, menaruh kepercayaan pada


bawahan.

4. Tipe otokrat

Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala,


sombong

5. Benevolent autocrat(otokrat yang bijak)

Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa


keterlibatan diri

6. Tipe compromiser(kompromis)

Sifatnya : plinat-plinut, selalu mengikuti angina tanpa pendirian,


tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

7. tipe eksekutif.

Sifatnya ; Bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik,


berpandangan jauh, tekun.

1. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)

4
Setelah pada tahun lima puluhan teori sifat kepemimpinan
semakin tidak popular, studi mengenai kepemimpinan diarahkan pada
perilaku pemimpin. Studi-studi tersebut menghasilkan satu teori baru
di zamannya yang disebut Teori Perilaku (Behavior Theories). Teori ini
bertolakdari pemikiran bahwa kepemimpinan untuk meng efektifkan
organisasi, tergantung pada perilaku atau gaya bersikap dan gaya
bertindak seorang pemimpin. Dengan demikian berarti juga teori ini
memusatkan perhatianya pada fungsi-fungsi kepemimpinan.
Yang dimaksud perilaku adalah gaya kepemimpinan dalam
mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan, yang menurut
teori ini sangat besar pengaruhnya dan bersifat sangat menentukan
dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Sehubungan dengan itu apabila perilaku kepmimpinan ditampilkan
berupa tindakan tegas, keras, sepihak, tertutup pada kritik dan saran,
mengancam setiap pelanggaran atau kesalahan anggota organisasi
dengan sanksi/hukuman yang berat dll, maka disebut gaya
kepemimpinan otoriter. Sebaliknya pemimpin yang berperilaku dalam
memberikan pengaruh dilakukan secara simpatik, interaksinya
berlangsung timbal balik (dua arah), menghargai pendapat, saran dan
kritik, mengajak, memperhatikan perasaan, membina hubungan
dengan searsi dll, maka disebut gaya kepemimpinan demokratis.
Pendekatan teori perilaku melalui gaya kepemimpian dalam
realisasi fungsi-fungsi kepemimpinan yang meiliki dua orientasi, yang
terdiri dari (1) Orientasi pada tugas, dan (2) orientasi pada orang atau
bawahan. Blake melalui kegiatan penelitian menyimpulkan bahwa
kepemimpinan yang efektif atau yang mampu mengefektifkan
organisasi untuk mencapai tujuannya dapat diwujudkan dengan
kombinasi perilaku atau gaya kepemimpinan orientasi pada tugas dan
orientasi pada orang atau bawahan (karyawan).

2. Kepemimpinan Menurut Kontingensi Teori (contingency Theory)

Model kontingensi fiedler adalah Teori yang menyatakan


kelompok efektif bergantung pada kecocokan yang tepat diantara gaya

5
kepemimpinan dalam berinteraksi dengan para bawahan dan seberapa
besar situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin

Kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai yaitu Sebuah


instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur apakah seseorang
berorientasi pada tugas atau hubungan. Hubungan pemimpin – anggota
adalah dimana Derajat kepercayaan diri, kepercayaan, dan
penghormatan yang para bawahan miliki dalam diri pemimpin mereka.
Fiedler mengidentifikasi tiga dimensi kontingensi atau situasional :

1. Hubungan pemimpin-anggota adalah derajat kepercayaan diri,


kepercayaan, mengormati yang mana para anggota miliki dalam diri
pemimpin mereka
2. Struktur tugas adalah keadaan yang mana penugasan pekerjaan
dibuatkan prosedur
3. Kekuatan posisi adalah derajat dari pengaruh dari seorang pemimpin
yang memiliki variable kekuatan yang lebih seperti merekrut,
memecat, disiplin, mempromosikan, dan menaikkan gaji Fiedler
menyatakan bahwa semakin baik hubungan pemimpin-anggota, maka
semakin tinggi pula pekerjaan menjadi terstruktur, dan semakin kuat
kekuatan posisi, maka semakin tinggi kendali yang dimiliki oleh
pemimpin.
Mencocokkan antara para pemimpin dengan situasi dengan
mengkombinasikan tiga dimensi kontingensi menghasilkan delapan
kemungkinan situasi yang mana para pemimpin dapat menemukan diri
mereka sendiri.

Terdapat dua cara untuk meningkatkan efektivitas pemimpin, yaitu :

1. Dapat mengubah pemimpin untuk menyesuaikan dengan situasi-situasi


seperti seorang manajer.
2. Mengubah situasi untuk menyesuaikan pemimpin dengan
merestrukturisasi tugas atau meningkatkan atau menurunkan

6
kekuasaan pemimpin untuk mengendalikan faktor-faktor seperti gaji,
promosi, dan tindakan kedisiplinan.

Menurut teori jalut-tujuan, seorang pemimpin harus mengarahkan atau


mendukung, atau harus memperlihatkan beberapa perilaku lainnya,
bergantung pada analisis yang rumit atau situasi. Teori ini
memprediksikan :

1. Kepemimpinan yang mengarahkan akan menghasilkan kepuasan yang


lebih tinggi pada tugas yang bersifat ambigu atau penuh tekanan
dibandingkan pada tugas-tugas yang terstruktur dan didata dengan
baik.
2. Kepemimpinan yang mendukung akan menghasilkan kinerja dan
kepuasan yang tinggi ketika para pekerja mengerjakam tugas yang
terstruktur
3. Kepemimpinan yang mengarahkan lebih cenderung dipandang sebagai
faktor yang mubazir jika berada antara para pekerja yang memiliki
kemampuan yang tinggi atau pengalaman yang luas

2.3 Teori Kepemimpinan Mutakhir Isu-Isu Kontemporer Tentang

Kepemimpinan

Pembingkaian (framing) adalah satu cara menggunakan bahasa untuk

mengelola makna. Ini merupakan cara pemimpin untuk mempengaruhi bagaimana

satu kejadian harus dilihat atau di pahami. Pembingkaian melibatkan pemilihan

dan penekanan satu atau lebih aspek dari satu subjek dengan mengabaikan yang

lain.

Terdapat dua teori kepemimpinan kontemporer dengan tema yang sama.

Teori-teori tersebut adalah kepemimpinan karismatik dan transformasional.

7
Kepemimpinan karismatik adalah suatu teori kepemimpinan yang
menyatakan bahwa kemampuan dalam kepemimpinan yang luar biasa ketika kita
mengamati perilaku-perilaku tertentu.

Ada beberapa karakteristik kunci dari pemimpin yang karismatik :

 Memiliki sebuah visi : memiliki visi yang ideal bahwa masa depan lebih
baik dari hari ini dan mengklarifikasikan pentinggnya visi yanng bisa
dipahami orang lain.
 Bersedia untuk mengambil risiko pribadi untuk mencapai visi : bersedia
mengambil resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya yang besar,
dan berkorban untuk mencapai visi tersebut.
 Peka terhadap kebutuhan dari pengikut : menerima kemampuan orang lain
dan bertanggungjawab atas kebutuhan dan perasaan mereka.
 Memperlihatkan perilak-perilaku yang luar biasa : memiliki perilaku yang
dianggap baru dan berlawanan dengan kebiasaan. Pemimpin karismatik
menunjukkan perilaku diluar kebiasaan dan seringkali menentang norma
yang mengakar dalam masyarakat, tetapi untuk perubahan ke arah
perbaikan, misalnya reformasi.

Kepemimpinan transaksional adalah para pemimpin yang membimbing


atau memotivasi para pengikut mereka yang diarahkan menuju tujuan yang
ditetapkan dengan menjelaskan peranan dan tugas yang di butuhkan.

Kepemimpinan transformasional adalah para pemimpin yang


menginspirasi para pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri
dan yang berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar
biasa terhadap para pengikutnya. Para pemimpin tranformasional mendorong
bawahannya agar lebih kreatif dan inovatif, serta berani mengambil resiko. Para
pemimpin tranformasional juga lebih efektif karena mereka sendiri juga lebih
kretif dan juga efektif karena mampu mendorong pengikutnya menjadi kreatif
juga.

8
Adanya tujun yang ditetapkan merupakan mekanisme penting lain yang
menjelaskan bagaimana kepemimpinan transformasional bekerja. Para pengikut
pemimpin transformasional cenderung mengejar tujuan-tujuan ambisius,
memahami dan menyetujui tujuan-tujuan strategis organisasi,dan yakin bahwa
tujuan-tujuan yang mereka kejar itu penting.

Pemimpin yang autentik ( authentic leader ) para pemimpin yang


mengetahui siapakah mereka, mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai , serta
meyakini secara terbuka dan terus terang. Para pengikut mempertimbangkan
mereka sebagai orang- orang yang beretika. Kualitas utama yang dihasilkan oleh
pemimpinan yang autentik adalah kepercayaan. Para pemimpin yang autentik
membagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka, dan melekat pada
idealisme mereka, hasilnya: orang-orang datang untuk memiliki keyakinan akan
mereka. Kepemimpinan yang autentik adalah suatu cara yang menjanjikan untuk
berpikir mengenai aspek etika dan keprcayaan di dalam kepemimpinan karena
menitikberatkan pada aspek moral yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kepercayaan adalah pernyataan psikologi yang terjadi ketika kita menyetujui


untuk membuat diri anda sendiri menjadi rentan terhadap orang lain karena anda
memiliki ekspektasi positif mengenai bagaiimana hal-hal akan berubah. Unsur
penting dari definisi kita adalah bahwa kepercayaan menyiratkan familiaritas dan
resiko.

Ada tiga hal yang mendasari konsep kepercayaan. Dimensi berikut adalah
integritas, kebajikan, kemampuan:

1. Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari tiga hal yang telah
disebutkan sebelumnya, dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang
menilai apakah orang lain bisa dipercaya atau tidak. Intergritas juga berarti
memiliki konsistensi di antara apa yang anda melakukannya dengan yang
dikatakan.

9
2. Kebajikan bahawa orang percaya akan memikat ketertarikan di hati , bahkan
jika orang tidak serta sejajar dengan mereka. Perilaku yang memperhatikan
dan mendukung merupakan bagian dari ikatan emosional diantara
parapemimpin dengan para pengikut.
3. Kemampuan mencakup pengetahuan dan keahlian teknik dan individu serta
interpesonal.
 Konsekuensi dari kepercayaan
 Kepercayaan mendorong pengembalian risiko
 Kepercayaan menfasilitasi pembagian informasi
 Mempercayai kelompok lebih efektif
 Kepercayaan mendorong produktivitas

Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring (menjadi penasehat).


Seorang mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung
karyawan yang masih kurang berpengalaman(sebagai seorang anak didik).

Ada beberapa keuntungan pribadi yang didapat oleh senior dan organisasi
jika menjadi mentor salah satunya adalah hubungan mentor dan anak didik
memberikan mentor akses langsung terhadap sikap dan perasaan karyawan
ditingkat yang lebih rendah. Anak didik bisa menjadi sumber yang baik untuk
mengidentifiksi berbagai masalah yang mungkin timbul dengan cara meberikan
tanda-tanda peringatan awal. Mereka memberikan informasi tepat waktu kepada
manajer yang lebih tinggi sehingga memotong jalur formal. Jadi pementor bisa
mengetahui lebih awal masalah yang timbul oleh anak didiknya sebelum
mencapai manajemen tertinggi.

Anda mungkin beranggapan bahwa pendamping itu penting, tetapi sejauh


ini penelitin menunjukan sebaliknya. Dua penelitian berskala besar menunjukan
bahwa manfaat pendamping lebih bersifat psikologis daripada manfaatnya yang
nyata. Berdasarkan penelitian ini, manfaat pendamping bagi kesuksesan karir
sangat kecil. Mungkin memiliki mentor menyenangkan tapi, tidak bisa dibuktikan
bahwa memiliki mentor adalah penting bagi karir seseorang.

10
Teori atribusi kepemimpinan mengatakan bahwa, kepemipinan adalah
atribusi yang dibuat orang atas orang lain. Teori ini menunjukan bahwa orang
menganggap pemimpin memiliki sifat-sifat seperti kecerdasan, kepribadian yang
menyenangkan, keahlian verbal yang kuat, agresifitas, pemahaman, dan
ketekunan. Pada tingkat organisasi, kerangka atribusi berkaitan dengan kondisi
menggunakan kepemimpinan untuk menjelaskan hasil-hasil organisasional.

Sejalan dengan teori atribusi kpemimpinan, bisa dikatakan bahwa hal


penting untuk dikatakan sebagai pemimpin yang efektif adalah memproyeksikan
tampilan menjadi seorang pemimpin dan bukan berfokus pada pencapaian aktual.
Calon-calon pemimpin bisa berupaya membentuk persepsi bahwa mereka cerdas,
berkepribadian, mahir berkata-kata, agresif, pekerja keras, dan konsisten.

2.4 Menemukan dan Menciptakan Pimpinan yang Efektif

 Memilih para pemimpin


Ujian sangat berguna untuk menemukan dan memilih pemimpin. Tes
kepribadian bisa digunakan untuk mencari sifat-sifat yang berkaitan dengan
kepemimpinan bersikap terbuka, cermat, dan ingin mencari pengalaman baru. Tes
untuk menemukan skor monitor mandiri si calon juga bisa digunakan. Sikap
monitor mandiri yang tinggi cenderung melampaui rekan mereka yang memiliki
skor rendah karena mereka lebih baik dalam membaca situasi dan menyesuaikan
perilaku mereka.

Wawancara juga memberikan peluang untuk menngevaluasi calon pemimpin.


Anda bisa menggunakan wawancara untuk menentukan apakah pengalaman
kandidat sebelumnya sesuai dengan posisi yang akan diisinya. Wawancara juga
merupakan sarana yang baik mengidentifikasi sifat-sifat kepemimpinan yang ada
pada calon.

 Pelatihan
Dari penelitian yang dilakukan menemukan bahwa terdapat beberapa hal
yang bisa dilakukan manajemen untuk memperoleh hasil maksimal dari anggaran
pelatihan kepemimpinan mereka. Pertama, mari kita sadari kembali hal-hal yang
sudah jelas. Tidak semua orang memiliki latar belakang pelatihan yang sama.

11
Pelatihan kepemimpinan dalam berbagai bentuk cenderung lebih berhasil pada
orang-orang yang memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi dibandingan yang
rendah. Orang-orang seperti ini memiliki fleksibilitas untuk mengubah perilaku
mereka.

Hal-hal yang mungkin bisa dipelajari dari kepemimpinan adalah

a. Penciptaan visi

b. Sebuah pemahaman tentang tema-tema yang penting bagi visi yang efektif

c. Membangun kepercayaan dan mentoring

d. Menganalisis situasi

Pada akhirnya, terdapat penelitian yang menunjukan bahwa pemimpin bisa dilatih
untuk memiliki keterampilan kepemimpinan transformasional. Bila telah
dipelajari, keterampilan ini akan memberikan hasil akhir yang menguntungkan
pada laporan keuangan, baik dalam kinerja keuangan dari bank-bank atau bagi
pekerjaan-pekerjaan lain.

Contoh kasus :

Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang seringkali kita panggil
dengan sebutan “Ahok” kerapkali mendapat label negatif seperti pemarah.
Sebetulnya, pemimpin yang baik hádala pemimpin yang dapat mengambil
tindakan, berperilaku tegas ataupun marah pada tempatnya. Dalam praksis
manajemen dan kepemimpinan, kemarahan sesungguhnya sebuah kompetensi
yang sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Memang ada yang mengatakan,
ketegasan lebih diperlukan, bukan kemarahan.

Mendobrak "status quo"


Terkait kasus ini, terdapat cuplikan tulisan Profesor Sarlito Wirawan Sarwono (30
Maret 2014) yang mengungkapkan tentang "kemarahan Ahok". Apa yang salah
dengan (kemarahan) Ahok? Dia memang pemarah, tetapi yang dimarahi adalah

12
masyarakat yang mengancam petugas dengan golok. Yang dimarahi, bahkan
dipecat, adalah kepala dinas yang terbukti korupsi dan mbalelo sehingga
merugikan rakyat. Bahkan hasil analisisnya terhadap kemarahan Ahok bermuara
pada kesimpulan tegas bahwa Gubernur tersebut marah hanya pada dua kondisi:
1) terjadi korupsi, 2) terjadi ketidakadilan. Sementara Malcolm X pernah
mengatakan, "Namun, ketika mereka marah, mereka tengah membuat perubahan".
Sumber: kompas.com

Dari beberapa uraian di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa salah satu tugas
terpenting pemimpin adalah membuat perubahan, dan perubahan itu adalah
mendobrak status quo. Dan, untuk konteks kepemimpinan nasional, status quo
tersebut setidaknya ada dua hal: korupsi dan ketidakadilan.
Ahok marah atau bertindak tegas disini guna untuk menegakkan keadilan,
membasmi kebohongan dan menanamkan budaya jujur. Itulah sebuah integritas
yang dibutuhkan dari seorang pemimpin bernaung pada konsep mendasar dari
sebuah kepercayaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori kepemimpinan terus berkembang untuk memberikan tipe atau gaya


kepemimpinan yang dapat mengaktifkan organisasinya. Seorang pemimpin
haruslah dapat mengikuti perkembangan zaman dan terus mengayomi kelompok
kerjanya.

13
Teori kepemimpinan yang pertama yaitu teori pendekatan personal yaitu
melihat pemimpin dari sisi personal atau karekteristik figur dari seoorang
pemimpin. Kedua yaitu teori pendekatan perilaku adalah lebih memfokuskan
kepada perilaku dan tindakan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Ketiga
yaitu teori pendekatan kontingensi adalah teori pendekatan yang
mempertimbangkan situasi yang dihadapi.

B. Saran

Setiap orang merupakan seorang pemimpin, selanjutnya bagaimana

cara kita mengasahnya agar dapat sesuai dengan tujuan dan tindakan yang

akan kits tempuh nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

 Robbins, Stephen.P., Organizational Behavior: Concept, Controversies,

Application, Prentice. (SR)

 www.detik.com

 www.kompas.com

14
 http://kepemimpinan2050.blogspot.co.id/2015/12/teori-

kepemimpinan-klasik-dan-teori.html. Diakses tanggal 22 Desember

2016

 http://www.gurupendidikan.com/21-definisi-kepemimpinan-menurut-

para-ahli/. Diakses tanggal 22 Desember 2016

 dinus.ac.id/repository/docs/ajar/TEORI+KEPEMIMPINAN.pptx.

Diakses tanggal 22 Desember 2016

 http://duniajuli4.blogspot.co.id/2015/05/resume-materi-bab-isu-isu-

kontemporer.html. Diakses tanggal 8 Januari

15

Anda mungkin juga menyukai