Anda di halaman 1dari 25

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Khairul Nur Hazami

NIM : L1C021046

Prodi/Kelas : Sosiologi/B

PRODI STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2021

1
DAFTAR ISI

A .Pengertian dan Ruang Lingkup Dasar Manajemen ...................................................... 3


1.Pengertian .................................................................................................................. 3
2.Ruang Lingkup Manajemen ....................................................................................... 6
B. Tahap-Tahap dan Komponen Manajemen ................................................................... 9
1.Tahap-tahap Manajemen ............................................................................................ 9
2.Komponen Dasar Manajemen.................................................................................. 12
C.Peran Manajemen Di Dalam Organisasi ..................................................................... 15
D.Tipe-Tipe Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Organisasi .................................. 17
Daftar Pustaka................................................................................................................. 25

2
A.Pengertian dan Ruang Lingkup Dasar Manajemen

1.Pengertian

Dalam memberikan pengertian manajemen, penulis


menggunakan dua pendekatan yang lazim digunakan, yaitu pengertian
secara etimologi dan pengertian secara terminologi. Etimologi
merupakan ilmu ketatabahasaan yang menekankan pada arti
sesungguhnya yang terkandung dalam suatu kata berdasarkan asal
mula atau asal usulnya yang disepakati oleh masyarakat dalam tatanan
sistem politik tertentu. Artinya, suatu kata apabila dipandang dari sisi
etimologinya, pasti hanya memiliki satu arti, kecuali sudah mengalami
perubahan dalam struktur kata, maka secara otomatis akan mengalami
pergeseran arti dari yang seharusnya terkandung. Sebagian ahli
menggunakan istilah “pengertian secara bahasa” untuk menyebut
pengertian secara etimologi. Selanjutnya terminologi dipandang
sebagai kata yang digunakan untuk mengistilahkan satu kata atau
lebih yang sudah mengalami pergeseran arti dari arti sesungguhnya
yang digunakan oleh tatanan masyarakat dalam sistem politik
tertentu.Oleh karena itu, pendapat lain menggunakan istilah
“pengertian secara istilahi” untuk menyebut pengertian secara
terminologi.

Agar lebih memahami dua pendekatan (etimologi dan terminologi)


ini, penulis memberikan contoh sederhana dengan kata “sawah”,
dimana arti sesungguhnya yang terkandung dalam kata tersebut
merupakan sepetak tanah dataran rendah tempat bercocok tanam
seperti padi dan sejenisnya. Arti tersebut merupakan arti asal mulanya
yang disepakati untuk digunakan oleh masyarakat dalam suatu tatanan
politik tertentu, yang selanjutnya disebut pengertian secara etimologi.
Pada perkembangannya, kata “sawah” mengalami perubahan struktur
kata seperti “persawahan”, yang secara otomatis juga mengalami
pergeseran dari arti yang sesungguhnya. Kata “persawahan”
merupakan suatu wilayah yang di dalamnya terdapat banyak sawah.

3
Arti tersebut sudah mengalami pergeseran dari arti asal mulanya, yang
selanjutnya disebut pengertian secara terminologi. Menurut Usman6
kata “manajemen” berasal dari bahasa latin “manus” yang berarti
“tangan” dan “agere” yang berarti “melakukan”. Dari dua kata
tersebut dengan arti masing-masing yang terkandung di dalamnya
merupakan arti secara etimologi. Selanjutnya kata “manus” dan
“agere” digabung menjadi satu kesatuan kata kerja “managere” yang
mengandung arti “menangani”. Pengertian ini dalam ilmu
ketatabahasaan disebut sebagai pengertian secara terminologi.
“Managere” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk
kata kerja menjadi “to manage” dengan kata benda “management”.
Julukan bagi orang yang melakukan kegiatan managenent disebut
manager atau manajer (dalam bahasa Indonesia). sedangkan dalam
bahasa Prancis disebut “ménagement” yang berarti seni melaksanakan
dan mengatur. Kata “management” dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi manajemen, yang mengandung arti
“pengelolaan”.

Pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli dapat


ditemukan dalam banyak literatur dan merujuk pada persepsi masing-
masing. Konsekuensinya adalah cenderung memunculkan pengertian
yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini
dipaparkan beberapa pandangan mengenai pengertian manajemen,
adalah :

1. Manajemen dipandang sebagai suatu proses mencapai tujuan


organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya melalui interaksi sumber
daya-sumber daya dan pembagian tugas dengan profesional.

2. Manajemen dipandang sebagai upaya-upaya yang dilakukan orang


untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi melalui proses optimasi
sumber daya manusia, material dan keuangan.

4
3. Manajemen dipandang sebagai bentuk koordinasi dan
pengintegrasian dari berbagai sumber daya (manusia dan cara) untuk
menyelesaikan tujuan-tujuan khusus dan tujuan-tujuan yang berfariasi
(umum).

4. Manajemen dipandang sebagai suatu bentuk kerja yang melingkupi


koordinasi sumber daya-sumber daya manusia-tanah, tenaga kerja,
dan modal untuk menyelesaikan target-target organisasi.

Dari beberapa pandangan yang dikemukakan di atas tersebut, pada


intinya merujuk pada suatu kesimpulan pokok, yaitu adanya
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, baik
tujuan yang bersifat khusus maupun tujuan yang bersifat umum.

Pencapaian tujuan organisasi dilakukan dengan cara interaksi,


koordinasi, pengintegrasian, dan pembagian tugas secara profesional
dan proporsional untuk mengelola sumber daya yang ada, baik sumber
daya manusia (tenaga kerja), material (tanah), keuangan (modal),
maupun cara yang digunakan. Dalam konteks ini, profesional
dimaknai sebagai bentuk pembagian tugas sesuai dengan keahlian dan
keterampilan sumber daya-sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi tersebut. Sedangkan proporsional dimaknai sebagai
pembagian tugas yang seimbang antara kemampuan yang dimiliki
oleh sumber daya manusianya dengan beban kerja yang harus
ditunaikan. Sehingga dengan upaya ini, setiap sumber daya manusia
yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut tidak
kelebihan beban yang akan berakibat pada lambannya pencapaian
tujuan dimaksud bahkan terjadi kegagalan. Wijayanti8 memandang
manajemen secara lebih detail dengan merinci pengertian sebagai
berikut:

1. Manajemen sebagai seni

5
Pandangan ini mengadopsi dari pendapat Mary Parker Pollet,
yang berpendapat bahwa manajemen merupakan seni untuk
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
2. Manajemen sebagai proses
Pandangan tersebut diadopsi dari pendapat Stoner, dimana
manajemen dimaknai sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
daya lainnya agar dapat secara maksimal mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
3. Manajemen sebagai ilmu dan seni
Pandangan tersebut diadopsi dari apa yang disampaikan Luther
Gulick, dimana manajemen dimaknai sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk
memahami bagaimana dan mengapa manusia bekerja sama
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/perusahaan serta
membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
4. Manajemen sebagai profesi
Pandangan ini diadopsi dari apa yang dikemukakan Edgar H.
Schein, dimana manajemen dipandang sebagai suatu profesi
yang menuntut seseorang untuk bekerja secara profesional.
Manajemen sebagai profesi ini memiliki beberapa karakteristik.

2.Ruang Lingkup Manajemen

Setiap Organisasi memiliki orang didalamnya, baik organisasi


yang berskala kecil maupun besar, orang atau manusia merupakan
unsur penting dalam menentukan apakah sebuah organisasi dapat
beroperasi sesuai dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut. Pada dasarnya, gagal atau suksesnya sebuah
organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada manusia
yang mengelola organisasi tersebut. Manusia atau Karyawan yang

6
berada dalam suatu organisasi biasanya disebut dengan Sumber Daya
Manusia atau SDM.

Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kapabilatas serta


kinerjanya, diperlukan suatu manajemen untuk mengelolanya.
Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Sumber
Daya Manusia atau disingkat dengan MSDM. Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam bahasa Inggris disebut dengan Human
Resources Management (HRM) sedangkan Departemen dalam
organisasi yang mengelola Sumber Daya Manusia disebut dengan
Human Resouse Department atau disingkat dengan HRD.

Jika dilihat dari definisinya, Manajemen Sumber Daya Manusia


(MSDM) adalah suatu process perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalianterhadap kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemberhentian sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat (Menurut Edwin
Flippo).

memahami ruang lingkup manajemen juga hal yang tak kalah penting.
Dengan memahaminya, kamu bisa tahu apa saja garis garis besar yang
seorang manajer lakukan.Baik dalam sebuah organisasi, perusahaan,
dan lainnya. Meskipun ruang lingkup ini dalam tataran yang lebih
praktis bisa jadi berbeda, namun secara umum di berbagai bidang
sama saja. Ruang lingkup manajemen menurut ahli mencakup
beberapa hal berikut:

A.Planning (Merencanakan)

Kegiatan merencanakan adalah pekerjaan manajemen di awal.


Isinya berupa merencanakan tujuan dan proses yang harapannya akan
terwujud.Seorang manajer perlu membayangkan, menggambarkan,
hingga mendefinisikan hal hal apa saja yang perlu ia dan timnya
lakukan agar semuanya bisa tercapai.

7
B.Controlling (Pengawasan)

Ketika perencanaan mulai tim laksanakan, maka manajemen bukan


berarti sudah boleh ongkang ongkang kaki.Lingkup pekerjaannya juga
termasuk mengawasi proses yang berjalan. Proses ini tentu saja
memerlukan berbagai tools seperti KPI, daftar hadir, catatan harian,
dan banyak lagi.

Pengawasan ini berlangsung sampai suatu proyek atau tujuan tim


benar benar telah terwujud. Maka mungkin dapat kami katakan,
biasanya lingkup ini memakan waktu paling lama.

C.Closing (Penutup)

Lingkup paling akhir adalah closing. Dalam proses ini manajemen


melakukan berbagai bentuk evaluasi dari apa yang ia dan timnya
kerjakan.Manajemen berarti mengaudit berbagai hal seputar
proyeknya, menyampaikan hasilnya, hingga melakukan penilaian
terhadap tim yang mereka pimpin.

8
B. Tahap-Tahap dan Komponen Manajemen

1.Tahap-tahap Manajemen

Dalam kelancaran proses kegiatan manajemen diperlukan beberapa


tahapan-tahapan yang dianggap penting. Tahapan-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:

• Perencanaan

Perencanaan merupakan tahapan pertama dari proses manajemen.


Rencana-rencana itu dibutuhkan untuk memberikan kepada
organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk
mencapai tujuan-tujuan itu, dan perencanaan suatu pendekatan yang
terorganisir untuk menghadapi problema-problema di masa yang akan
datang (Sarwoto, 1978).

Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta,


menggunakan asumsi- asumsi tentang masa depan dalam membuat
visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Terry, 2003).

Perencanaan yang matang dan strategis (strategic planning) serta


pertimbangan masa depan (fore casting) secara tepat merupakan salah
satu modal suatu organisasi atau lembaga. Perencanaan di sini
dimaksudkan sebagai usaha untuk melakukan penyusunan rangkaian
kegiatan atau program yang akan dilaksanakan, sekaligus menentukan
time schedule dan hal-hal yang berkaitan dengan program atau
kegiatan yang akan dilakukan.

• Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian didefinisikan sebagai penataan sekumpulan


tugas ke dalam unit-unit yang dapat dikelola dan penetapan hubungan
formal diantara orang-orang yang diserahi berbagai tugas (Sukiswa,
1978). Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu

9
dilaksanakan itu terlalu berat ditangani oleh satu orang saja. Dengan
demikian diperlukan tenaga-tenaga bantu.

Dalam rangka pelaksanaan program-program harus


diorganisasikan dengan baik, artinya pengelompokan dan pengaturan
antara berbagai komponen yang ada maupun kegiatan digerakkan
sebagai satu kesatuan sesuai dengan perencanaan yang ada. Setiap
bidang yang ada dalam organisasi merupakan komponen yang
membentuk satu sistem yang saling berhubungan baik secara vertikal
maupun horizontal yang bermuara ke satu arah untuk mencapai suatu
tujuan.

Dalam proses pengorganisasian diperlukan berbagai rangkaian


kegiatan, yaitu :

a. Perumusan Tujuan

b. Penetapan tugas pokok

c. Perincian kegiatan

d. Pengelompokan kegiatan – kegiatan dalam fungsi –fungsi

e. Departementasi

f. Pelimpahan wewenang

g. Staffing

h. Fasilitas

Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuan untuk


menyusun berbagai sumber dayanya, dalam mencapai suatu tujuan.
Semakin terkoordinir dan terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif
pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Adapun tujuan organisasi ialah
untuk membimbing manusia-manusia bekerjasama secara efektif
(Sarwoto, 1978).

10
Pengorganisasian dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji
meliputi pembagian tugas. Setelah pembagian tugas selesai kemudian
dilanjutkan dengan penempatan orang atau petugas pada masing-
masing unit untuk melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap
tugas tersebut.

• Penggerakan (actuating)

Penggerakan merupakan bagian terpenting daripada proses


manajemen, bahkan manajer praktis beranggapan bahwa pelaksanaan
merupakan intisari daripada manajemen. Pelaksanaan bimbingan
manasik haji dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk Kementerian
Agama Kabupaten Buyolali.

• Pengawasan (controlling)

Lembaga sesuai dengan prinsip pembagian tugas dan pemberian


wewenang dan tanggung jawab harus selalu memberikan kontrol atau
mengendalikan setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian
akan dapat dihindari adanya penyimpangan-penyimpangan yang dapat
berakibat fatal bagi mekanisme organisasi, sehingga dapat
mengganggu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Oleh sebab itu, lembaga harus selalu memonitor dan mengawasi


setiap kegiatan atau pelaksanaan program, sehingga masalah-masalah
yang dapat mengganggu jalannya roda organisasi dapat sedini
mungkin diketahui, agar dapat segera diambil langkah-langkah
perbaikan untuk mencapai tujuan yang ada. Di samping itu, dengan
tindakan-tindakan monitoring tersebut lembaga juga dapat segera
mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang telah dilanjutkan
sesuai dengan program kerja guna kepentingan pengembangan
selanjutnya.

Pengawasan dapat dilaksanakan dan dilakukan dengan


menggunakan 2 (dua) teknik, yaitu teknik langsung dan pengawasan

11
tidak langsung. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang
dilakukan oleh manajer pada waktu kegiatan-kegiatan sedang berjalan,
sedangkan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dari jarak
jauh melalui laporan yang disampaikan oleh bawahan (Sarwoto,
1978).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan pengawasan baik


internal maupun eksternal, memiliki tujuan: (Kayo, 2007)

a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap seseorang yang diserahi


tugas dalam melaksanakan kegiatan dakwah.

b. Mendidik agar kegiatan dakwah dapat dilaksanakan sesuai dengan


prosedur dan mekanisme yang telah ditentukan.

c. Mencegah terjadinya kelalaian atau kesalahan dalam melaksanakan


kegiatan dakwah.

d. Memperbaiki kesalahan yang terjadi agar tidak terulang lagi di


masa yang akan datang, sehingga kegiatan dakwah dapat berjalan
lebih aktif dan profesional.

2.Komponen Dasar Manajemen

a. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia termasuk bagian terpenting dalam manajemen


selain modal materi. Untuk memenuhi sumber daya manusia perlu
perencanaan dan pengelolaan dengan baik. Tidak hanya kuantitas,
kualitas SDM juga perlu dipertimbangkan untuk keberlangsungan
kegiatan bisnis. Setidaknya terdapat tiga bagian yang memiliki peran
dalam mengelola SDM, diantaranya Personalia, Human Resource
Management (HRM), dan Human Resource Development (HRD).

b. Manajemen Keuangan

12
Sudah pasti dalam bisnis membutuhkan manajemen keuangan untuk
mengelola arus kas atau keluar masuknya dana. Dengan adanya
manajemen ini, anggaran perusahaan atau bisnis dapat dikelola dan
digunakan secara tepat. Jika tidak ada manajemen keuangan, maka
data anggaran alirannya tidak akan jelas.

c. Manajemen Produksi

Dalam sebuah bisnis ada produk yang ditawarkan kepada konsumen.


Disinilah perlu adanya pengelolaan proses produksi sehingga dapat
menghasilkan barang atau jasa yang punya nilai jual dan bermanfaat
bagi konsumen. Faktor-faktor manajemen produksi diantaranya
perencanaan dan pengendalian produksi, kuaiitas mutu barang, dan
bahan baku.

Sebuah perusahaan tanpa melibatkan manajemen produksi dipastikan


mengalami kerugian materi yang besar. Sementara proses produksi
sendiri dipengaruhi atas dasar kepuasan konsumen terhadap produk
yang ditawarkan.

d. Manajemen Pemasaran

Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan nilai ekonomi dari


barang dan jasa yang dijual. Suatu produk atau jasa dapat diterima di
masyarakat tergantung bagaimana metode dari manajemen pemasaran.
Tugas dari pemasaran adalah untuk memperkenalkan jenis bisnis atau
perusahaan ke masyarakat luas.

Namun, untuk menjalankan metode pemasaran tidaklah mudah.


Orang-orang yang terlibat dalam pemasaran harus menggali informasi
mengenai potensial pasar, menyusun program pemasaran, dan
melakukan evaluasi pasar.

e. Manajemen Informasi

13
Melalui manajemen informasi, dapat memastikan apakah bisnis yang
sedang dijalankan dapat bertahan untuk waktu yang lama. Ketika
bisnis dalam masa sulit, manajemen informasi menjadi sangat krusial.
Kekuatan informasi dapat memberi pengaruh terhadap keputusan
perusahaan atau bisnis, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.

Manajemen informasi yang baik mampu menyajikan sumber-sumber


informasi yang dapat mendukung berkembangnya kegiatan bisnis.
Terlebih informasi mengenai kompetitor. Kinerja dari manajemen
informasi akan berdampak pula pada manajemen pemasaran.

14
C.Peran Manajemen Di Dalam Organisasi

peranan manajemen dalam organisasi yaitu mengatur struktur organisasi manajemen


sesuai kehendak yang perusahaan inginkan, membantu manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam perusahaan tersebut,
akan mendapatkan pengambilan keputusan yang cepat dalam perusahaan, organisasi
akan tersusun dengan baik. Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan
situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa
menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan.

Berikut ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :

• Peran Interpersonal.Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di


sekelilingnya, meliputi:

1. Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.

2. Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan /


bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.

3. Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun


eksternal.

• Peran Informasi Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik
yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi :

1. Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan


merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung
maupun tidak langsung.

2. Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-


orang dalam organisasi.

3. Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.

15
• Peran Pengambil Keputusan. adalah peran dalam membuat keputusan baik yang
ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi :

1. Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan


inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.

2. Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan


solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.

3. Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang


menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.

4. Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar


untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.

Jadi setiap kegiatan atau apapun yang terdapat dalam pelaksanaan suatu organisasi
pasti manajemen berlaku untuk pelaksanaan kegiatan organisasi tersebut karena akan
dibutuhkan manajemen waktu untuk mengatur bagaimana waktu yang baik tersebut.

16
D.Tipe-Tipe Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin, di mana pemimpin adalah orang
yang mendorong, menggerakkan dan meyakinkan orang lain agar dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Keberadaan pemimpin dalam suatu organisasi
tidak sama dengan pemimpin kelompok yang asal tunjuk.

Dalam organisasi, penentuan pemimpin didasarkan oleh banyak faktor dan harus
melalui berbagai tahapan agar dapat diperoleh pemimpin yang berjiwa jujur, cedas, adil,
dan amanah sehingga pemimpin mampu membangun iklim organisasi yang harmonis.

Pengertian kepemimpinan adalah suatu kemampuan seorang pemimpin untuk


mempengaruhi dan memberdayakan orang lain atau anggota untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan dalam organisasi yang baik yakni dapat mengkoordinasikan,
mengsinergikan dan memaksimalkan segala sumberdaya (terutama manusia) yang ada
untuk mencapai tujuan.

Selain itu dengan kepemimpinan seorang pemimpin mampu menggali dan


mengembakan pontesi yang dimiliki oleh setiap anggotanya.

Ada beberapa macam gaya kempemimpinan yang bisa diterapkan dalam organisasi,
diantaranya:

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Macam gaya kepemimpinan yang pertama adalah gaya kepemimpinan otokratis.


Gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter memusatkan kekuasaan penuh pada
pemimpin. Biasanya, para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk
menentukan tujuan mereka sendiri. Dalam arti, keputusan pemimpin bersifat mutlak,
tidak bisa diganggu gugat, dan anggotanya tidak diberi kesempatan berpendapat.

Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan,


peraturan, dan prosedur apa pun di perusahaan/organisasi. Terkadang, gaya
kepemimpinan ini bisa berjalan sukses, jika memang pemimpin punya pengalaman dan
keterampilan maksimal. Namun, kepemimpinan seperti ini juga bisa menjadi bumerang
karena kemungkinan besar bawahannya menjadi 'jengah'. Apalagi di zaman modern
sekarang, kepemimpinan otokratis tidak relevan lagi untuk diterapkan.

17
Adapun ciri-ciri pemimpin dengan tipe kepemimpinan otokratis, antara lain:

a. Organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan atasan memiliki hak
penuh atas itu.

b. Bawahan hanyalah sebagai alat semata untuk mencapai tujuan perusahaan atau
organisasi.

c. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain.

d. Semua keputusan dari pemimpin adalah paling benar.

e. Sering menggerakkan bawahan dengan pendekatan yang mengandung unsur paksaan


dan ancaman.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


demokratis. Dalam konsep kepemimpinan demokratis, anak buah (bawahan)
mempunyai peranan penting dan dilibatkan dalam setiap keputusan. Setiap bawahan
diberikan tugas dari atasan sesuai dengan kemampuan atau keahlian masing-masing

. Kreativitas, kejujuran, usaha, dan tanggung jawab, sangat terlihat jelas lewat gaya
kepemimpinan yang satu ini. Komunikasi yang terjalin dari gaya kepemimpinan ini
bersifat dua arah, di mana setiap bawahan dapat menyampaikan masukan jika
diperlukan. Sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis akan disegani oleh
bawahan, bahkan difavoritkan.

3. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan birokrasi.


Di sini, pemimpin tidak hanya bertugas sebagai atasan, tapi juga harus memastikan
bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Kepemimpinan birokrasi ini cukup efektif
untuk memantau hasil kerja rutin dari para karyawan. Jadi, sekiranya ada karyawan
yang malas-malasan atau tidak menunjukkan kinerja baik, atasan bisa segera mengambil
sikap.

4. Gaya Kepemimpinan Karismatik

18
Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan
karismatik. Kata 'karisma' yang berasal dari bahasa Yunani sebagai suatu sifat tertentu
dari seseorang. Karisma dipandang sebagai kemampuan atau kualitas istimewa manusia
yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Berdasarkan hal itu, pemimpin yang baik adalah
seseorang yang memiliki karisma di dalam dirinya. Seorang pemimpin karismatik
memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat, sehingga mampu memengaruhi anak
buahnya. Dengan pembawaan seperti itu, pemimpin karismatik akan membuat orang
kagum, yakin, dan benar-benar percaya.

5. Gaya Kepemimpinan Inovatif

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan inovatif.


Setiap organisasi maupun perusahaan selalu membutuhkan inovasi berkelanjutan. Untuk
mencapai hal tersebut, sangat diperlukan sosok pemimpin dengan pribadi yang inovatif
pula. Pasalnya, itu nanti akan berpengaruh pada bagaimana cara ia memimpin
organisasi atau perusahaan. Inilah yang dikenal dengan gaya kepemimpinan inovatif
atau innovative leadership style.

Gaya kepemimpinan inovatif lebih mengarah pada perusahaan yang memproduksi


produk, layanan, dan jasa. Tipe pemimpin seperti ini akan mengarahkan setiap
karyawan memiliki ide-ide segar demi kemajuan perusahaan. Di sisi lain, ia akan
menerapkan prinsip trial and error dan berani mengambil risiko apa pun dalam setiap
keputusan.

Mereka yang memiliki tipe kepemimpinan ini, selalu mendorong anggota timnya
untuk selalu memacu dan mencoba hal-hal baru dalam meningkatkan kinerja dan
menemukan metode yang ideal dalam proses pencapaian tujuan.

Tipe ini juga memberikan kepercayaan penuh kepada anggota timnya untuk
berkembang. Dengan kepemimpinan ini, anggota tim dapat berkembang secara cepat
dengan belajar dari pengalaman sebelumnya dan menemukan solusi secara mandiri.

Sementara itu, menurut Blake dan Mouten, gaya kepemimpinan seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut:

19
1. Tipe pemimpin Deserter adalah gaya kepemimpinan terburuk dengan
karakteristik kurangnya perhatian, baik terhadap produksi dan manusia.

2. Tipe pemimpin Misionaris adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada


manusia, begitu banyak perhatian pada manusia dan kurangnya pemahaman tentang
produksi.

3. Tipe pemimpin Kompromi adalah gaya kepemimpinan yang memperhatikan


gaya yang seimbang, di mana perhatian diberikan secara merata antara produksi dan
manusia.

4. Jenis pemimpin Autokrat adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi


produksi. Sebagai akibat terlalu banyak memperhatikan produksi, mereka kurang
memperhatikan manusia.

5. Tipe pemimpin Eksekutif adalah puncak gaya kepemimpinan, di mana


perhatiannya pada produksi dan manusia sangat besar (lebih besar dari gaya kompromi).

Setelah mengetahui bagaimana saja tipe-tipe pemimpin dalam suatu organisasi


tersebut juga perlu kita ketahui baha tipe tersebut saja tidak cukup karena diperlukan
juga gaya dalam memimpin terhadap seorang pemimpin sebagai landasan bagaimana
pemimpin tersebut membawa apa yang dipimpinnya tersebut.Berikut merupakan gaya
seorang pemimpin dalam memimpin organisasinya,antara lain:

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Macam gaya kepemimpinan yang pertama adalah gaya kepemimpinan otokratis.


Gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter memusatkan kekuasaan penuh pada
pemimpin. Biasanya, para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk
menentukan tujuan mereka sendiri. Dalam arti, keputusan pemimpin bersifat mutlak,
tidak bisa diganggu gugat, dan anggotanya tidak diberi kesempatan berpendapat.

Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan,


peraturan, dan prosedur apa pun di perusahaan/organisasi. Terkadang, gaya
kepemimpinan ini bisa berjalan sukses, jika memang pemimpin punya pengalaman dan
keterampilan maksimal. Namun, kepemimpinan seperti ini juga bisa menjadi bumerang

20
karena kemungkinan besar bawahannya menjadi 'jengah'. Apalagi di zaman modern
sekarang, kepemimpinan otokratis tidak relevan lagi untuk diterapkan.

Adapun ciri-ciri pemimpin dengan tipe kepemimpinan otokratis, antara lain:

a. Organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan atasan memiliki hak
penuh atas itu.

b. Bawahan hanyalah sebagai alat semata untuk mencapai tujuan perusahaan atau
organisasi.

c. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain.

d. Semua keputusan dari pemimpin adalah paling benar.

e. Sering menggerakkan bawahan dengan pendekatan yang mengandung unsur paksaan


dan ancaman.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


demokratis. Dalam konsep kepemimpinan demokratis, anak buah (bawahan)
mempunyai peranan penting dan dilibatkan dalam setiap keputusan. Setiap bawahan
diberikan tugas dari atasan sesuai dengan kemampuan atau keahlian masing-masing.
Kreativitas, kejujuran, usaha, dan tanggung jawab, sangat terlihat jelas lewat gaya
kepemimpinan yang satu ini. Komunikasi yang terjalin dari gaya kepemimpinan ini
bersifat dua arah, di mana setiap bawahan dapat menyampaikan masukan jika
diperlukan. Sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis akan disegani oleh
bawahan, bahkan difavoritkan.

3. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan birokrasi.


Di sini, pemimpin tidak hanya bertugas sebagai atasan, tapi juga harus memastikan
bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Kepemimpinan birokrasi ini cukup efektif
untuk memantau hasil kerja rutin dari para karyawan. Jadi, sekiranya ada karyawan

21
yang malas-malasan atau tidak menunjukkan kinerja baik, atasan bisa segera mengambil
sikap.

4. Gaya Kepemimpinan Karismatik

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


karismatik. Kata 'karisma' yang berasal dari bahasa Yunani sebagai suatu sifat tertentu
dari seseorang. Karisma dipandang sebagai kemampuan atau kualitas istimewa manusia
yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Berdasarkan hal itu, pemimpin yang baik adalah
seseorang yang memiliki karisma di dalam dirinya. Seorang pemimpin karismatik
memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat, sehingga mampu memengaruhi anak
buahnya. Dengan pembawaan seperti itu, pemimpin karismatik akan membuat orang
kagum, yakin, dan benar-benar percaya.

5. Gaya Kepemimpinan Inovatif

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan inovatif.


Setiap organisasi maupun perusahaan selalu membutuhkan inovasi berkelanjutan. Untuk
mencapai hal tersebut, sangat diperlukan sosok pemimpin dengan pribadi yang inovatif
pula. Pasalnya, itu nanti akan berpengaruh pada bagaimana cara ia memimpin
organisasi atau perusahaan. Inilah yang dikenal dengan gaya kepemimpinan inovatif
atau innovative leadership style.

Gaya kepemimpinan inovatif lebih mengarah pada perusahaan yang memproduksi


produk, layanan, dan jasa. Tipe pemimpin seperti ini akan mengarahkan setiap
karyawan memiliki ide-ide segar demi kemajuan perusahaan. Di sisi lain, ia akan
menerapkan prinsip trial and error dan berani mengambil risiko apa pun dalam setiap
keputusan.

6. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


partisipatif. Partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengarah pada
kepercayaan dan loyalitas dari bawahan ke pemimpin. Dalam hal ini, baik pimpinan
maupun bawahan akan terlibat bersama menentukan kebijakan dan aturan lainnya.

22
7. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


transaksional. Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan
antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward
(hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi). Kesepakatan ini akan
'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh
penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, maka harus
siap menerima segala bentuk sanksi.

8. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan delegatif.


Hampir mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis, di mana seorang atasan memberi
kepercayaan pada tim yang ia pimpin. Dari sini, dapat terlihat bagaimana cara
pemimpin meningkatkan kerjasama antara dirinya dan anggota tim dalam
menyelesaikan tugas. Sembari bekerja sama, pemimpin tipe ini bisa sekaligus
mengawasi jalannya sistem agar tidak 'kebablasan'. Umumnya, cara memimpin seperti
ini ditemukan pada perusahaan start-up yang masih berkembang.

9. Gaya Kepemimpinan Situasional

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan situasional.


Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh
lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional terbagi
menjadi 2 (dua) teori, antara lain:

a. Teori kepemimpinan Hersey dan Blanchard

Model kepemimpinan ini pertama kali diterbitkan pada 1969. Ada empat gaya
kepemimpinan dari teori ini. Di antaranya, gaya bercerita, gaya penjualan, gaya
berpartisipasi, dan gaya mendelegasikan.

b. Teori kepemimpinan SLII Blanchard

Untuk model SLII Blanchard ini, ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian, yakni
pengarahan, pembinaan, pendukung, dan delegasi.

23
10. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan


transformasional. Secara sederhana, kepemimpinan transformasional diartikan sebagi
proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya,
pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka
semakin meningkat. Terdapat

24
Daftar Pustaka

Hasibuan S.P Malayu. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Cetakan
kelima. Jakarta: bumi aksara.

Terry(2003).Dasar-dasar managemen Jakarta.Ghalia Indonesia

Gurupendidikan.com

Sarwoto(1978)Organisasi dan mangement,JakartaBaca aksara

http://www.jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/jlpn/article/download/3733/2748

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/1502-proses-manajemen

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-bisnis/

https://www.slideshare.net/MuhammadKurniawan5/peran-manajemen-dalam-organisasi

25

Anda mungkin juga menyukai