Anda di halaman 1dari 19

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER SMT GASAL 2016-2017

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN & TELAAH KURIKULUM


BID. STUDI
SIFAT TES : TAKE HOME TEST
______________________________________________________________________________

1. Salah satu penafsiran kurikulum adalah sebagai rencana pembelajaran. Apa yang
dimaksud dengan pernyataan tersebut? Jelaskan disertai dengan contoh!
2. Bagaimanakah hubungan kurikulum dengan guru dan kualitas pendidikan?
3. Jelaskanlah komponen Kurikulum 2013,
4. Jelaskan secara singkat apa perbedaan kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum 2013
terhadap ekonomi di SMA?
5. Jelaskan perbedaan pembelajaran ekonomi di SMA secara tradisional dan modern ?
6. Bagaimanakah keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum? Jelaskan dengan
contoh!
Jawaban harap dikirim via email ke : srikantunilyas@ymail.com

1.

Hass (1980) dalam Curriculum Planing: Anew Approach(3 edition).


Kurikulum adalah semua pengalaman yang dialami pebelajar dalam suatu program
pendidikan yang bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan
khusus yang relevan, yang direncanakan berdasarkan kerangka teoritik dan penelitian tau
praktik- praktik yang professional masa lalu dan masa sekarang. Beberapa ahli
memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Salah seorang
diantara mereka adalah Mac Donald (1965:3 dalam Sukmadinata, 1997:5) Menurut dia,
sistem persekolahan terbentuk atas empat sub sistem, yaitu mengajar, belajar,
pembelajaran, dan kurikulum.
Kurikulum juga sering dibedakan antara kurikulum sebagai rencana (curriculum
plan) dengan kurikulum yang fungsional (functioning curriculum). Beauchamp lebih
memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran.
Pelaksanaan itu sudah masuk pengajaran. Selanjutnya, dokumen tertulisnya saja,
melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum
bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan suatu yang
fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur
linhkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Nurhadi (2005: 1) menyatakan
bahwa kurikulum merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Pentingnya sebuah kurikulum membawa implikasi
pada penerapan pembelajaran yang terarah sehingga tujuan dari pendidikan dapat
terencana dengan baik. Oemar Hamalik (2001: 18) menyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
terselenggara dengan efektif dan efisien.Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Contoh : Keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum bukanlah kebetulan
belaka tetapi karena guru adalah orang yang tahu persis situasi dan kondisi diterapkannya
kurikulum yang berlaku. Selain itu guru bertanggungjawab atas terciptanya hasil belajar
yang diinginkan (Raka Joni, 1983 : 26). Kuriklum meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa dan kegiatan yang akan perlu dilakukan oleh siswa

direncanakan dalam suatu kurikulum agar lebih terarah, terkonsep, dan terstruktur dengan
baik untuk tercapainya tujuan dari pembelajaran.
2.
Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
pendidikan. Hubungan kurikulum dengan guru adalah, kurikulum merupakan pedoman
yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan adanya kurikulum tentu tugas
guru sebagai pengajar dan pendidik akan lebih terarah. Sedangkan hubungan kurikulum
dengan kualitas pendidikan adalah, jika kurikulum disusun dan dikembangkan dengan
baik, tentu dapat meningkatkan mutu pendidikan, sehingga satuan pendidikan dapat
menciptakan lulusan yang berkualitas. Kurikulum, guru, dan pengajaran saling
berhubungan satu sama lain. Kurikulum tentunya merupakan awal atau rancangan
bagaimana pendidikan nantinya akan dijalankan. Kesesuaian kurikulum dalam instansi
pendidikan akan mempermudah seorang guru dalam menentukan model dan metode
mengajarnya serta mempermudah dalam menyiapkan dan menyampaikan materi
pembelajaran nantinya. Dengan adanyakesesuaian kurikulum, model dan metode
mengajar yang disesuaikan oleh guru diharapkan kualitas pendidikan juga akan
meningkat. Hal ini mungkin terjadi karena sejak dari awal telah ditetapkan bagaimana
rancangan pendidikan nantinya dijalankan dengan perencanaan kurikulum yang baik dan
relevan.
Selain itu, kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat
karena kurikulum itu sendiri merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari siswa untuk memperoleh pengetahuan. Dalam melaksanakan hal tersebut tentu
tidak

lepas

dari

unsur-unsur

seperti

manusiawi (guru),

material,

fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur-prosedur yang semua itu disebut dengan pembelajaran. Maka
kurikulum, guru, dan pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri karena saling berhubungan
erat dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi, kurikulum, guru,
dan pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam pendidikan.
3. Komponen-komponen Kurikulum 2013
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini
meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,
kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen.
Adapun komponen-komponen pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Komponen tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan
dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan
dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam
proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan
kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat
secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
b

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai
berikut;
1 Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
2

mengikuti pendidikan lebih lanjut.


Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.


Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.


Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran.
Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat


didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum
meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing
bidang studi tersebut.
3. Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena
metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah
materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam
prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran
secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam
menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan
diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk
kurikulum yang berperan sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan
yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita
dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode
yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil
dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan
yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau
berhasil.
4. perbedaan kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum 2013 terhadap ekonomi di SMA
A. Perbedaan umumnya

No

Kurikulum 2013

SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan


1

KTSP

Standar Isi ditentukan terlebih dahulu

terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun melaui Permendiknas No 22 Tahun


2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang

2006. Setelah itu ditentukan SKL

bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang

(Standar Kompetensi Lulusan)

dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan

melalui Permendiknas No 23 Tahun

70 Tahun 2013

2006

Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft

lebih menekankan pada aspek

skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi pengetahuan


sikap, keterampilan, dan pengetahuan

3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk


kelas I-III

4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan


jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit


dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak dibanding Kurikulum 2013

5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan

Standar proses dalam pembelajaran

semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK

terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan

dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific

Konfirmasi

approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran


terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

6 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan


sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media

TIK sebagai mata pelajaran

pembelajaran

7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik,


yaitu mengukur semua kompetensi sikap,

Penilaiannya lebih dominan pada


aspek pengetahuan

keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses


dan hasil.

8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib

Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang

Penjurusan mulai kelas XI

SMA/MA

10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyelesaikan


masalah siswa

B. Di tinjau dari prosesnya


1 Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif.
2

Artinya siswa dalam proses lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.


Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006

yang pada tahap implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6
mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada,
sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa
pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan
jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan
waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.

Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan


pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan
pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju
kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada
awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teachercentered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-

centered leaning).
Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses
pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut
dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi

siswa.
C. Di tinjau dari penilaiannya
KTSP
KTSP memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan
dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam
kurikulum.
Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional maupun global.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berskala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.
Kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi,
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan
teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan
berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba,
korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.
D. Di tinjau dari esensialnya
Kurikulum 2013
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan,

keterampilan)
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi

dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.


Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan keterampilan bahasa)
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dll


Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama lain
(cross curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan

diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.


TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran

mata pelajaran lain.


Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar minat

dan pendalaman minat.


SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar dasar

pengetahuan, keterampilan dan sikap.


Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan pendalaman.

KTSP 2006

Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu


Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Bahasa Indonesia sejajar dengan maple lain
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)
Tematik untuk kelas I III SD (belum terintegratif)
TIK adalah mata pelajaran sendiri
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian)
Dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Pada Kurikulum KTSP
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami kondisi 1.1
Mengklasifikasi ketenagakerjaan
ketenagakerjaan
dan

1.2

Mendeskripsikan tujuan pembangunan

dampaknya 1.3

Mendeskripsikan proses pertumbuhan ekonomi

terhadap

1.4

Mendeskripsikan

pembangunan

dampaknya terhadap pembangunan nasional

ekonomi
2. Memahami APBN 2.1
dan APBD

pengangguran

beserta

Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan

APBD
2.2

Mengidentifikasi

sumber-sumber

penerimaan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah


2.3

Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang

fiskal
2.4
3.

Mengenal

modal
4.

pusat dan pemerintah daerah


Pasar 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek

3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek


Memahami 4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-

perekonomian
Terbuka

Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah

faktor pendorong perdagangan internasional


4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan neraca

pembayaran
4.3

Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor,

larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga dan


dumping
4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-sumber
devisa dan tujuan penggunaannya

Pada Kurikulum 2013


KELAS: XI KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1


agama yang dianutnya

Melakukan

kegiatan

akuntansi

berdasarkan ajaran agama yang dianut

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, 2.1 Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri


tanggung jawab, peduli, santun, ramah dan tanggung jawab dalam upaya
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta mengatasi
damai,

responsif

dan

proaktif)

permasalahan

dan ketenagakerjaan di Indonesia

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi 2.2

Menunjukkan

perilaku

jujur,

atas berbagai permasalahan bangsa dalam disiplin, dan tanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan kegiatan

penyusunan

keuangan

sosial dan alam serta dalam menempatkan perusahaan


diri

sebagai

pergaulan dunia

cerminan

bangsa

dalam 2.3

Menunjukkan

perilaku

kreatif,

percaya diri, disiplin, tanggung jawab,


jujur, kerjasama dan mandiri dalam
menerapkan

kegiatan

rencana

usaha/bussines plan secara sederhana

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan 3.1

Menganalisis

konsep

dasar

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, pembangunan ekonomi, permasalahan


dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, pembangunan ekonomi, faktor yang
teknologi, seni, budaya, dan humaniora mempengaruhi,

dan

strategi

untuk

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, mengatasinya


kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab 3.2 Memahami pengertian, fungsi, dan
fenomena dan kejadian, serta menerapkan tujuan, APBN maupun APBD
pengetahuan prosedural pada bidang kajian 3.3

Menganalisis

permasalahan

yang spesifik sesuai dengan bakat dan ketenagakerjaan, faktor penyebab dan
minatnya untuk memecahkan masalah

upaya

untuk

mengatasi

masalah

ketenagakerjaan di Indonesia
3.4 Memahami kebijakan pemerintah
dalam bidang fiskal dan moneter
3.5 Memahami konsep manajemen,
unsur-unsur manajemen, dan fungsi
manajemen

dalam

pengelolaan

perusahaan
3.6 Memahami konsep kewirausahaan ,
cara

mengelola

usaha/bisnis

secara

sederhana dan peran wirausaha dalam


perekonomian
3.7 Memahami akuntansi sebagai sistem
informasi
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 3.8

Memahami

konsep

persamaan

ranah konkret dan ranah abstrak terkait akuntasi


dengan

pengembangan

dari

yang 3.9 Memahami konsep perusahaan jasa

dipelajarinya di sekolah secara mandiri,


bertindak secara efektif dan kreatif, serta 4.1Menerapkan prinsip penyusunan dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah penutupan siklus akuntansi perusahaan
keilmuan

jasa

4.2Membuat
usaha/bussines
menerapkannya

perencanaan
plan

sederhana

secara

efektif

dan
dan

kreatif

Berdasarkan SK/KD (pada kurikulum KTSP) dan KI/KD (pada kurikulum 2013)
yang tercantum di atas. Kita dapat melihat beberapa perbedaan di antara kedua kurikulum
tersebut, yaitu:
1. Pada kurikulum KTSP dikenal istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD). Namun pada kurikulum 2013, istilah yang dikenal adalah Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Akan tetapi tidak terdapat permasalahan dalam
penggunaan istilah ini. Hanya saja pada kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada KI
dan kemudian dijabarkan menjadi KD. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
2. Pada kurikulum KTSP terdapat pengelompokkan untuk masing-masing SK/KD pada
semester tertentu. Artinya sudah ada ketetapan kapan SK/KD ini dipelajari oleh siswa,
apakah menjadi beban belajar di semester I atau II. Sehingga semuanya sudah jelas dan
guru hanya tinggal memberikannya saja pada semester yang telah ditetapkan. Sementara
pada kurikulum 2013 yang tampak hanya pembagian menurut kelas saja, tetapi tidak
nampak kapan KI/KD itu akan dipelajari, apakah di semester I atau II. Menurut saya hal
inilah yang masih membuat kita bertanya-tanya bagaimana aplikasinya nanti.
3. Pada kurikulum KTSP, pengelompokkan antara SK/KD untuk mata pelajaran ekonomi
atau akuntansi terlihat lebih tersusun. Artinya ketika SK nya membahas tentang
Akuntansi maka KD nya juga akan berbicara seputar permasalahan akuntansi, begitu
juga ketika mempelajari ekonomi. Namun, berbeda halnya pada kurikulum 2013

terdapat percampuran antara materi yang termasuk akuntansi dengan ekonomi. Jadi
lebih terlihat seperti tematik. Sehingga menurut saya guru harus benar-benar kreatif dan
cerdas dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013 ini.
4. Pada kurilukum KTSP lebih menekankan pada penguasaan kompetensi siswa pada suatu
kajian tertentu (ekonomi atau akuntansi), meskipun tetap ada penilaian tersendiri untuk
sikap dan psikomotor dari SK/KD tersebut hanya saja penilaian itu lebih bersifat abstrak
(tidak dibunyikan pada SK/KD nya). Namun, pada kurilukum 2013 hal ini lebih terlihat
jelas, karena dibunyikan unsur penilaian atau KI/KD yang mengarahkan pada
pembentukan dan penilaian karekter siswa.

5. Perbedaan Pembelajaran Ekonomi Di SMA Secara Tradisional Dan Modern


Pembelajaranan tradisional (konsep lama) sangat menekankan pentingnya
penguasaan bahan pelajaran. Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran dimana
secara umum, pusat pembelajaran berada pada guru, dan menempatkan siswa sebagai
objek dalam belajar. Jadi, disini guru berperan sebagai orang yang serba bisa dan sebagai
sumber belajar. Pembelajaran tradisional ini dekenal dengan pembelajaran behavioristik.
Sistem pembelajaran tradisional memiliki ciri bahwa pengelolaan pembelajaran
ditentukan oleh guru. Peran siswa hanya melakukan aktifitas sesuai dengan petunjuk
guru. Model tradisional ini lebih menitik beratkan upaya atau proses menghabiskan
materi pelajaran, sehingga model tradisional lebih berorientasi pada teks materi pelajaran.
Guru cenderung menyampaikan materi saja, masalah pemahaman atau kualitas
penerimaan materi siswa kurang mendapatkan perhatian secara serius.
Sedangkan pembelajaran modern adalah salah satu hasil dari pesatnya perkembangan
teknologi dan informasi yang mengubah konsepsi dan cara berpikir belajar manusia.
Semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi tersebut mengakibatkan
teori pembelajaran behavioristik dipandang kurang cocok lagi untuk dikembangkan bagi
anak didik di sekolah. Oleh karena itu, munculah sebuah teori pembelajaran
konstruktivisme sebagai jawaban atas berbagai persoalan pembelajaran dalam masa
kontemporer.
Paradigma baru pembelajaran di Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Bab
IV, Pasal 19 ayat ( 1 ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 ahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan bakat, minat dan psikologi
peserta didik. Proses pembelajaran akan efektif jika diketahui inti kegiatan belajar yang
sesungguhnya. Pada bagian ini akan di bahas perbedaan pembelajaran tradisional
(behavioristik) dan pembelajaran konstruktivistik.
Berbeda dengan pembelajaran tradisional, dalam pembelajaran modern ini telah
mengalaimi pergeseran, yang mulanya berpusat pada guru menjadi berpusatkan pada
siswa (Student Centered). Hal ini siswa berfungsi sebagai subjek dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran modern ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk

melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung


sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pada sistem pembelajaran tradisional, sumber pembelajaran masih terbatas pada
informasi yang diberikan oleh guru ditambah sedikit dari buku. Sedangkan sumber
belajar lainnya belum mendapatkan perhatian, sehingga aktivitas belajar siswa kurang
berkembang. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar semakin berkembang,
seiring dengan terjadinya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kreatifitas manusia. Sumber belajar yang bukan manusia, melainkan peralatan yang
dibuat manusia yang selanjutnya menjadi penyambung lidah keinginan manusia biasanya
disebut media. Hal itu ditandai denan munculnya medel pembelajaran melalui teknologi
internet yang disebut dengan e-education atau e-learning. Yaitu kegiatan pendidikan atau
pembelajaran melalui media elektronik, khususnya melalui jaringan internet.mengenai
model pembelajaran berbasis komputer dan pembelajaran berbasis elektronik yang saat
ini mulai banyak dipakai di lembaga pendidikan.
Pada pembelajaran tradisonal menggunakan cara isolated work. Jadi di sini
menurut penulis yang dimaksud dengan isolated work adalah di mana cara para siswa
dalam belajar adalah dengan belajar sendiri-sendiri atau bersifat individual. Sehingga tak
ada tukar informasi antara mereka. Para siswa belajar secara individual sehingga mereka
hanya bergantung pada kemampuan mereka masing-masing. Siswa yang memiliki
kemampuan yang tinggi akan egois dan menggunakan kemampunnya sendiri untuk
kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan temannya. Perubahan yang terjadi pada
pembelajaran modern adalah mengutamakan kerjasama. Ada beberapa model
pembelajaran koperatif yang dapat guru terapkan untuk melaksanakan cara belajar
dengan collaborative work ini. Collaborative work adalah suatu pembelajaran di mana
siswanya dituntuk untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara kerja sama
(kolaborasi). Hal paling mudah yang dapat guru terapkan dalam kelas adalah diskusi. Jadi
di sini siswa dibagi menjadi grup atau minimal satu kelompok dua orang. Lalu mereka
diberi sebuah permasalahn dan pemecahannya harus dikerjakan secara kelompok. Cara
belajar ini cukup efektif bila setiap anggota kelompok dapat menymbangkan atau
beraspirasi dalam memecahkan masalah.
Pada pembelajaran tradisional, salah satu sifatnya adalah information delivery
yaitu penyampaian informasi dari salah satu pihak. Di sini pihak yang dimaksud adalah

guru. Jadi dalam pembelajaran tradisional, informasi hanya bersumber dari guru. Guru
menyampaikan informasi tentang pembelajaran kepada siswa dan siswa menerimanya.
Pada pembelajaran modern, sifatnya adalah information exchange atau dalam istilah
bahasa Indonesia adalah pertukaran informasi. Berbeda dengan pembelajaran tradisional
di mana informasi berasal dari guru saja. Dalam pembelajaran modern terjadi pertukaran
informasi antara guru dan siswa. Jadi, informasi tidak hanya berasal dari guru saja.
Ada pergeseran antara cara berpikir dalam pembelajaran tradisional dan modern.
Dalam pembelajaran tradisional, menekankan pemikiran yang sifatnya factual,
knowledge-based learning. Jadi di sini penekanan pada pengetahuan yang kita pelajari
adalah pada fakta di mana pembelajaran ini berdasarkan pada suatu pengetahuan.
Berbeda dalam pembelajaran modern yang kini sudah mengalami perubahan. Dalam
pembelajarn modern yang diutamakan adalah critical thinking ang informed decision
making.
Perbedaan penerapan evaluasi belajar dalam pembelajaran tradisional dan
modern. Evaluasi belajar pandangan tradisional lebih diarahkan pada tujuan belajar.
Penilaian hasil belajar atau pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari
pembelajarandan biasanya dilakukan dengan cara test. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran tradisional penekanan terhadap peserta didik sering hanya pada
penyelesaian tugas. Sedangkan pada pembelajaran modern, pengukuran proses dan hasil
belajar siswa terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru
mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
Siswa-siswa dalam pembejaran tradisional dipandang sebagai kertas kosong
yang dapat digoresi informasi oleh guru. Guru-guru pada umumnya menggunakan cara
didaktik dalam menyampaikan informasi kepada siswanya. Dalam pembelajaran modern,
siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang
dirinya. Dari uraian tersebut, maka peserta didik perlu diberikan modal untuk dapat
6.

memunculkan teori.
Dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat di bedakan antara sifat
yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral. Pembagian kategori ini
tentu saja- akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan kurikulum.
Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk menciptakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah.

Latar belakang pengembangan kurikulum menurut Dr. Nana Saodih yaitu pertama,
karena wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya
berjauhan. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda yaitu ada yang
daerahnya sangat maju sekali dan ada yang sangat terbelakang sekali,ada daerah yang
tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada yang kaya dan miskin. Ketiga,
perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah
mapan mampu berdiiri sendiri dan melakukan pengembangan sendiri karena memiiki
personalia, fasilitas yang memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain
kondisinya sangat memprihatinkan karena segalanya masih berada pada tingkat darurat.
Keempat, adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang ingin lebih
mengutamakan kelompoknya dan menggunakan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut.
5. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi Dalam
kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun dan merumuskan
tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media
mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang
memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun
dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengaddakan
penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian. Guru Dan Pengembangan Kurikulum
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan,
kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan
menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan
melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan
pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu memilih,
menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau
hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu sendiri.
6. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu
dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini dipeeruntukkan bagi suatu sekolah
atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini di dasarkan
pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah

tersebut. Bentuk kurikulum seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan kelebihannya adalah.
* Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
* Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan
profesioanal, finansial maupun manajerial.
* Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanaannya.
* Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan
menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Adapun beberapa kelemahannya adalah. Guru Dan Pengembangan Kurikulum
* Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan kesesragaman demi
persatuan dan kesatuan nasional
* Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk diperbandingkan
keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
* Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain
* Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.
* Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.
7. Dalam kurikulum yang bersifat sentral-desentral guru bukan hanya menjabarkan
kurikulum induk ke dalam program tahunan, program semester, catur wulan maupun
ke dalam satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum secara
keseluruhan untuk sekolahnya.
Sebagai guru, anda dapat menambahkan peran-peran guru dalam pengembangan
kurikulum tersebut di atas berdasar dengan landasan-landasan pengembangan
kurikulum yang telah ditetapkan. profesi guru yang amanah ini perlu upaya tindak
lanjut dalam mengoperasikan dan membawa anak bangsa menuju kesetaraan yang
baik dengan bangsa lain agar kelak mereka dapat menoreh prestasi yang membangun
bangsa yang lebih cerah.

Anda mungkin juga menyukai