Anda di halaman 1dari 9

RESENSI BUKU

JUDUL BUKU
PENULIS BUKU
NAMA
NPM
KELAS

: MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM


: Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag.
: BUANG
: 1422010054
:G

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH


KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2015 M / 1436 H

IDENTITAS BUKU
Judul buku
Penulis
Penerbit
Cetak
Tebal

A;

: Manajemen Mutu Pendidikan Islam


: Dr. Deden Makbuloh, M. Ag.
: PT Raja Grafindo Persada
: 2011
: 333 halaman A.

KANDUNGAN ISI BUKU


Buku yang berjudul MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM: Model
Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu karya Dr.
Deden Makbuloh, M.Ag. merupakan sebuah buku yang sangat dibutuhkan
bagi perjalanan dan pengembangan mutu pendidikan Islam di tanah air.
Di dalam buku ini menjelaskan bahwa manajemen mutu dalam bidang
pendidikan masih tergolong barudibandinkan dengan manajemen mutu
bidang ekonomi dan industri.
Manajemen mutu dalam dunia pendidikan dimulai sejak tahun 1980 an di AmerikaSerikat terbatas dalam colleges dan pada tahun 1990-an di
sekolah-sekolah formal Amerika Serikat mulai menyadari pentingnya
manajemen mutu. Teori manajemen mutu kemudian menjadi kebutuhan
dalam mengelola lembaga- lembaga pendidikan, hingga era persaingan
merebut jaminanmutu. Pemerintah, masyarakat, dan pengguna jasa
pendidikan sangatmembutuhkan lembaga pendidikan yang bermutu.
Teori menejemen mutu dalam bidang pendidikan masih banyak
didasarkan pada teori mutu yang dikembangkan dalam bidang ekonomi
oleh para tokoh mutu, yaitu W.E. Deming (1990- 1993), J.M. Juran (19042008), A.V.Feigenbaum (1922), dan P.B.Crosby (1926-2001). Teori- teori
menejemen mutu yang diterapkan dalam bidang ekonomi mengilhami
para ahli untuk dapat diterapkan dalam bidang pendidikan walaupun ada
kendala-kendala yang dihadapi, karena adanya perbedaan karesteristik
antara ekonomi- industry dengan pendidikan. Kontruksi berfikir antara
menejemen mutu pendidikan dengan menejemen mutu ekonomi-industri
sangat berbeda, sehingga factor kunci tercapainya mutu itu sendiri
mnjadi sangat berbeda dan lebih kompleks dalam bidang pendidikan.
Misalnya , para siswa disekolah sebagai manusia dinamis turut serta
menentukan tercapai dan tidaknya mutu yang ditetapkan sekolah. Hal ini
tidak sedikit gagalnya tercapainya mutu disebabkan siswa tersebut tidak
berusaha mewujudkannya. Sedangkan dalam bidang ekonomi-industri
bahan baku yang diproduksi sangat tergantung sepenuhnya pada proses
dan prosedur baku yang sudah didesain sedemikian rupa.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam yang tumbuh subur
di kalangan umat Islam termasuk di Indonesia. Menariknya madrasah
yang ada di Indonesia sangat berbeda dengan madrasah yang ada di

dunia islam lainnya termasuk di timur tengah.Di Indonesia


diperdebatkan , Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam yang
tradisional dan modern, sehingga banyak menimbulkan tarik menarik
trens tentang sistim pendidikan islam. Hal ini dapat dipahami sebagai
bentuk
perubahan
dan
dinamika
perkembangan
pendidikan
Islam.Madrasah dapat menjadi salah satu indicator tingkat kemajuan
bangsa Indonesia. Masalah yang dihadapi madrasah pada dasarnya sama
dengan sekolah, yaitu mutu. Masalah mutu banyak persoalan terkait
dengan standar dan pengukuran mutu itu sendiri.
Standar Nasional Pendidikan lebih lanjut diatur secara terperinci
dalam PP Pemerintah Indonesia nomor 19 tahun 2005. Pasal 3 PP tersebut
menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Jaminan mutu
hendaknya diwujudkan dalam sistim pendidikan nasional mulai dari
tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Mutu madrasah di
indonesia di ukur dengan standar nasional yang menggunakan instrument
akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) sekolah
madrasah. Sehingga dengan BAN dapat diketahui tingkat pencapaian
mutu dengan predikat A, B, C, atau tidak terakreditasi. Masalah
rendahnya mutu pendidikan islam menjadi penilaian secara umum.
Standar mutu umumnya dinilai dari mutu pengajar dan mutu lulusan yang
dapat diserap oleh lapangan kerja atau diterima ditingkat lanjutannya .
Namun demikian , lulusan itu dihasilkan dari proses pendidikan yang
dikelola dengan baik , yang secara tidak langsung berkaitan dengan
menejemen mutu yang diimplementasikan berdasarkan data-data
menejemen.
Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah :
1) Rendahnya kemampuan menejerial kepala madrasah.
2) Rendahnya kwalitas tenaga pengajar .
3) Rendahnya dukungan masyarakat.
Masalah tersebut dapat diatasi melalui menejemen mutu pendidikan
yang berdasar pada teori- teori yang diimplementasikan secara konsisten.
Menurut Daming mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Menurut Juran, mutu suatu produk adalah kecocokan penggunaan produk
(fitness for use) untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan
menurut Fegenbaum mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfaction), dan menurut Crosby, mutu adalah conformance to
requirement, yaitu sesuai dengan yang disayaratkan atau distandarkan.
Konsep mutu dalam bidang pendidikan berbeda dengan konsep mutu
dalam bidang industri, perbedaanya terletak pada unsure manusiawinya
yang diproses sebagai hasil. Oleh karena itu, akhir penilaian mutu, yaitu
pada lulusannya. Mutu lulusan beragam dan komplek akan tetapi
penilaian sederhana yaitu jika lulusan dapat di terima bekerja sesuai

bidang keilmuannya atau diterima di perguruan tinggi terkemuka bagi


yang melanjutkan study, maka lembaga pendidikan tersebut dinilaisangat
bermutu.
Kata menejemen berasal dari bahasa latin yaitu kata manus
yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata manus dan
agree digabungkan menjadi manager yang artinya menangani.Kata
manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata
kerja, yaitu to manage, sedangkan dalam bentuk kata kerja yaitu
management, sedangkan kata management diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia dalam bentuk kata benda yaitu pengelolaan , dan kata
pengelolaan mengandung makna yang sangat umum, sehingga
mencakup segala aspek aktivitas dan kehidupan manusia.
Menurut Howard M. Carlisle, bahwa manajemen adalah proses
mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mempengaruhi operasional
organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan meningkatkan
peforma secara keseluruhan. Menurut Tony Bush, menejemen adalah
proses koordinasi yang terus menerus dilakukan oleh seluruh anggota
organisasi untuk menggunakan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam
upaya memenuhi berbagai tugas organisasi yang dilakukan dengan
efisien. Berdasarkan pendapat tersebut inti menejemen adalah koordinasi
sumber daya, baik sumber daya manusia, alam dan sosial. Menurut
Luther Gulick, menejemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana
orang bekerja sama.
Teori yang berkembang dalam bidang menejemen dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : Teori Klasik, teori neo klasik dan teori
modern. Pertama Teori Klasik adalah teori yang berasumsi bahwa
manusia itu sifatnya rasional dan organisasi bekerja pendekatan ilmiyah
yang berlansung secara terstuktur.sehingga teori ini beranggapan bahwa
manusia adalah alat untuk mencapai tujuan organisasi . Kedua teori neo
klasik adalah teori yang berasumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosial
yang harus dikembangkan untuk mengaktualisasikan diri manusia.Teori
ini menjelaskan bahwa hubungan antara manusia dapat mempengaruhi
produktifitas kerja. Ketiga Teori Modern adalah teori yang berasumsi
bahwa organisasi adalah sistim yang terbuka dan komplek. Dalam teori
modern terdapat sistim yang mengatur aktifitas manusia yang bersifat
terbuka.
Praktek menejemen mutu tidak selamanya berjalan mulus dan
lancer, kadang-kadang muncul berbagai kendala dalam mewujudkan
mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Diantara kendala atau
kesulitan yang dihadapi dalam bidang pendidikan antara lain :
Pertama, lembaga pendidkan berbeda dengan layanan jasa dan
perdagangan , karena tugas pendidikan agar siswa memiliki berbagai nilai

dan kepercayaan yang semuanya sukit diukur, tapi bukan berarti tidak
bisa diukur samasekali, seperti prestasi dan kecerdasan kognitif.
Kedua, Tujuan pendidikantermasuk yang sukar diukur tingkat
ketercapaiyannya pada saat siswa selesai belajar mengajar disekolah.
Ketiga, peserta didik disatu pihak sebagai pelanggan yang harus
diberikan pelayanan pendidikan dan pembelajaran terbaik, namun
disilainnya sebagai manusia dapat menentukan sendiri pilihan terbaiknya.
Keempat, kepala sekolah dan guru memiliki profesi yang sama yaitu
berlatar belakang guru. Sistim koorginasi antara mereka terkadang terjadi
gesekan , dan ini berbeda dengan apa yang terjadi pada perusahaan.
Kelima, menejemen sekolah mengahadapi masalah fragmentatif,
sehingga pengambilan keputusan sekolah banyak dipengaruhi oleh factor
tuntutan dari pihakluar, seperti wali siswa, pemerintah, dan lapangan
kerja.
Keenam, kepala sekolah memiliki tugas mengajar, sehingga
menjadi sibuk dan kurang memiliki waktu untuk melaksanakan
menejemen mutu sekolah. Tugas rangkap seringkali menjadi kendala
untuk dapat optimal baik sebagai kepala sekolah maupun sebagai guru
yang professional.
Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan yaitu kepemimpinan, tekad, dan drivingforce untuk
mencapai mutu terbaik yang dimulai dari atas. Dalam aspek ini ada 13
agenda kegiatan menejemen yaitu :
a; Menyenangkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi,dan sbgy.
b; Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan
mengarahkan kelompok pengarah dalam pengembangan
program peningkatan mutu.
c; Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang
mendorong dan menunjang proses peningkatan mutu.
d; Menunjuk coordinator peningkatan mutu yang membantu
mengarahkan tim kerja dan menemukan penyelesaian masalah.
e; Menyelenggrakan sminar menejemen untuk mengevaluasi
kemajuan.
f; Menganalisis
dan
mengdiagnosa
situasi
yang
sedang
berkembang.
g; Menggunakan atau mencoba model-modelbyang diterapkan oleh
lembaga lain.
h; Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat
dilaksanakan sepenuhnya.
i; Meningkatkan
latihan yang
mengarah pada
mutuyang
diutamakan dalam perubahan budaya.

Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu


dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses
peningkatan budaya.
k; Mengukur biaya dari mutu, termasukmenghitung kerugian yang
diakibatkan penurunan jumlah siswa, drop aut, reputasi yang
menurun dan lainya.
l; Menerapkan alat dan tehnik melalui pengembangan kelompok
kerja efektif.
m; Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu, agar
program pada setiap periode tertentu sebagaimana direncanakan
agar tidak gagal.
j;

Tuntutan menejemen mutu menghendaki adanya perubahan


budaya yaitu dari budaya slogan menjadi budaya kepuasan pelanggan
(customer satisfaction), sehingga meletakkan mutu diatas segalagalanya. Kondisi ini memerlukan tekad menyeluruh dari pimpinan puncak
sampai staf sebagai pelaksana.
Keberhasilan penerapan menejemen mutu diterapkan didunia
bisnis, memberikan dorongan untuk diterpkan pada dunia pendidikan,
khususnya pendidikan formal di madrasah, dengan proses adaptasi dan
modifikasi. Dalam implementasi menejemen mutu hal terpenting adalah
bagaimana menjalankan mutu pendidikan itu sendiri. Menurut W.Edward
Deming, 80 % dari masalah mutu ditentukan factor menejemen,
sedangkan 20 % ditentukan oleh faktor pegawai.Itu artinya mutu yang
rendah berawal dari menejemen yang buruk, dan menejemen yang buruk
berarti system organisasi dan kepemimpinan yang kurang sehat.
Menajemen mutu adalah filosofi komprehensif dari kegiatan dalam
organisasi yang menekankan pencarian secara konsisten terhadap
perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini mendorong segala kegiatan
mempunyai spirit untuk mencapai mutu yang terbaik. Teori menajemen
mutu adalah sistim menajemen yang menempatkan mutu sebagai
strategidan berorentasi pada kepuasan pelanggan. Dalam menajemen
mutu dilakukan perbaikan terus menerus dalam meraih daya saing.
Mutu pendidikan harus didesain dengan langkah-langkah kegiatan
yang mengetahui apa yang dilakukan, mempelajari, memperbaiki,
menyempurnakan metode dan prosedur, mencatat apa yang dilakukan,
melakukan apa yang telah dilaksanakan untuk dilaksanakan, dan
mengumpulkan bukti keberhasilan dan upaya yang telah dilakukan serta
menyebarluaskannya. Menurut Creech, dalam menajemen mutu terpadu
terdapat lima pilar utama , yaitu :
a) produk;
b) proses;
c) organisasi;
d)kepemimpinan;

e) komitmen.
Menajemen mutu perlu mempertimbangkan prinsip focus, terukur,
tercapai, rasional dan tepat waktu. Perkembangan menajemen mutu
dalam bidang pendidikan , sebagaimana yang dikemukakan Edward Sallis
dengan istilah Total Quality Education (TQE). TQE dapat disebut pula Total
Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan lima pilarnya, yaitu :
1. Fokus pada pelanggan baik internal maupun ekternal.
2. Adanya keterlibantan secara total.
3. Adanya ukuran baku mutu dalam lulusan sekolah.
4. Adanya komitmen.
5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan.
Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan meliputi :
1; Perencanaan mutu pendidikan. Perencanaan mutu disekolah harus
dilakukan kepala sekolah sebelum mengerjakan yang lain, jika tidak
ada perencanaan maka program sekolah tidak akan terarah, tidak jelas
apa yang dilakukan terlebih dahulu dan tidak tahu apa yang dituju.
Perencanaan dapat di susun melalui tiga tahap , yaitu jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan pendidikan
menurut Husaini Usman memiliki tiga pendekatan , yaitu; kebutuhan
sosial, ketenagakerjaan, dan pendekatan terpadu.
2; Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu.

Pelaksanan merupakan fungsi kedua dalam siklus menajemen mutu


terpadu setelah perencanaan . Pelaksaan yang tidak sesuai dengan
rencana sama buruknya dengan rencana yang tidak dilakukan.
3; Pengawasan mutu. Fungsi pengawasan dalam siklus menajemen mutu

terpadu
adalah
meliputi
evaluasi
terhadap
pencapaianstandar.Pengawasan yang efektip didasarkan pada system
informasi menajemen yang efektif. Pengawasan dilakun untuk
mendeteksi apakah standar mtu yang diterapkan sudah tercapai apa
belum, jika dalam pengawasan ditemukan hal-hal yang masih kurang
maka dilakukan tindakan perbaikan mutu.
4; Audit mutu internal dan eksternal. Audit mutu bertujuan untuk

memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu yang


telah ditetapkan dalam perencanaan mutu. Lembaga pendidikan yang
melakukan
audit
mutu
secara
berkala
dapat
mengetahui
perkembangan mutu dan dapat memastikan bahwa sesuai dengan
standar mutu yang telah ditetapkan.

5; Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu yang berkelanjutan. Mutu

pendidikan dapat dicapai secara bertahap, sehingga diperlukan


tindakan berkelanjutan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu
tersebut.
Teori lama tentangmenajemen mutu terpadu difokuskan pada
perbedaan individu yang mempengaruhi ketercapaian mutu dalam
organisasi. Suatu organisasi sangat selektif terhadap rekruitmen
tenaga kerja dengan memperhatikan aspek-aspek individu. Dengan
demikian teori ini beranggapan bahwa individu mempunyai pengaruh
yang sangat kuat dalam menentukan perbedaan hasil dan kerja.

B;

KELEBIHAN BUKU
Buku ini memberikan petunjuk dan wawasan yang sangat luas
terhadap peningkatan mutu pendidikan Islam khususnya pendidikan di
indonesia, karena didalamnya menjelaskan semua hal- hal yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Mulai mengenai masalahmasalah yang terjadi pada dunia pendidikan dilengkapi dengan
penangan yang menggunakan pendekatan baru yang telah di ujikan
oleh para ahli pendidikan sampai dengan bagaimana masa depan
manajemen mutu pendidikan Islam. Buku ini juga dilengkapi teori-teori
dari para ahli sehingga menambah keyakinan para pembaca untuk
melaksanakan petunjuk yang ada dalam buku ini. Selain itu buku ini
juga sangat membantu para guru maupun kepala madrasah
bagaimana mengelola pendidikan yang baik dan benar sehingga
sekolah tersebut menjadi sekolah yang berkembang dan maju serta
dapat mengikuti perkembangan zaman.

C;

KELEMAHAN BUKU
Dalam buku ini sebenarnya sudah hampir tidak ada kekurangnya, akan
tetapi ada sedikit yang perlu diperbaiki diantaranya dibagian isi buku
tidak ada glukosium untuk mengetahui kata-kata yang sulit dipahami.
Sehingga pembaca masih memerlukan kamus guna mengetahui katakata yang sulit tersebut. Selain itu dalam pengetikannya masih ada
ejaan kata yang masih kurang hurufnya seperti terjadi pada halaman
182 kata menguasai tertulis menguasi.
Namun terlepas dari manusia yang tidak sempurna, buku MANAJEMEN
MUTU PENDIDIKAN ISLAM ini hampir sempurna dan snagat bermanfaat
khususnya bagi pemangku kebijakan di sekolah guna menjadikan
sekolahnya menjadi sekolah yang lebih bermutu.

D;

KESIMPULAN
Buku ini layak untuk dibaca bahkan dimiliki oleh para pengelola
pendidikan khususnnya kepala sekolah karena didalam buku ini
memberikan petunjuk serta pedoman untuk memajukan perkembangan
sekolah, serta memuat ilmu pendidikan. Bukan hanya toeritis tetapi
juga praktik pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya
manusia yang bermutu, mempunyai wawasan luas serta memiliki
akhlak yang baik. Karena pendidikan menyangkut seluruh aspek
kehidupan baik pemikiran maupun pengalamannya.

Anda mungkin juga menyukai