Anda di halaman 1dari 5

RESENSI BUKU

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM


(Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem
Penjaminan Mutu)

Penulis : DR. Deden Makbuloh, S.Ag., M.Ag.

Oleh:

Numani

(NPM :

1422010081)

Mahasiswa PPs IAIN Raden Intan Lampung


Program Studi Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2014/2015

Buku ini dicetak menggunakan kertas yang berkulaitas dengan kualitas sampul yang
baik pula sehingga tidak mudah rusak. Penulis buku menggunakan kata-kata atau pilihan diksi
yang mudah dipahami sehingga pembaca dapat dengan mudah mencerna isi kandungan buku.
Kalimat yang disusun pun sesuai EYD dan penulisan karya ilmiah sehingga memudahkan
pembaca untuk membacanya. Penulis yang berlatar belakang sebagai seorang dosen dan
penulis ini membuat karya ini berdasarkan pengujian dari para ahli dan guru-guru di
bidangnya sehingga hasil penelitian di dalam buku ini pun dapat dipertanggungjawabkan.
Buku ini merupakan buku yang dianjurkan untuk dibaca oleh para guru, dosen, dan para
pegiat pendidikan yang ingin memperdalam mengenai manajemen pendidikan islam.
Di dalam buku ini terdapat 9 BAB bahasan. BAB pertama penulis mencoba
menguraikan tentang isu-isu manajemen mutu pendidikan islam. penulis menyatakan bahwa
para tokoh pendidikan yang tergabung dalam bentuk asosiasi telah mengkaji tentang
penerapan manajemen mutu di sekolah-sekolah. Robert Kaplan dalam hasil penelitiannya
memberikan input pada manajemen mutu di Harvard Business School walaupun hanya
terbatas pada relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia industri. Para tokoh dalam bidang
pendidikan berbeda pendapat teori manajemen mutu. Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri
sekolah/madrasah bermutu dan bagaimana cara mewujudkan ciri-ciri tersebut. Atas dasar ini,
beberapa teori yang berkembang dalam manajemen mutu sebagai upaya untuk meningkatkan
dan menjamin mutu sebagai upaya untuk meningkatkan dan menjamin mutu, yaitu total
quality control, quality assurance, total quality control, total quality management, dan school
base management.semua teori menempatkan quality sebagai pusat pengawasan dan evaluasi.
Jika diklasifikasikan dalam bidangnya, dua teori yang terakhir menjadi isu yang populer
dalam bidang pendidikan karena memiliki bangunan teori yang lebih relevan dengan
karakteristik sekolah atau madrasah sebagai layanan jasa kecuali TQM selain pendidikan juga
lebih dahulu digunakan dalam bidang ekonomi-produksi.
Di dalam BAB pertama ini penulis juga memaparkan bahwa sukses yang telah diraih
oleh para ahli dalam bidang ekonomi tersebut banyak mengilhami para ahli dalam bidaang
pendidikan untuk menerapkan manajemen mutu berdasarkan konsep-konsep tokoh tersebut
walaupun melalui adaptasi-adaptasi teori. Sebab, ketika teori manajemen mutu dalam bidang
ekonomi diadopsi ke dalam bidang pendidikan, ternyata banyak menimbulkan masalah karena
adanya perbedaan karakteristik antara ekonomi-industri dengan pendidikan. Hal ini
menimbulkan kajian menarik di kalangan para pemikir atau pakar pendidikan untuk mengkaji
relevansi manajemen mutu dengan indikator-indikator mutu dalam bidang pendidikan.
Penulis juga memaparkan masalah pendidikan islam di dalam bab ini. Pintu masuk
yang digunakan untuk mengumpulkan data empiris dan aktual dalam rangka menganalisis
kritis teori manajemen mutu yaitu lembaga pendidikan islam seperti madrasah. Madrasah
dijadikan objek kasus dalam rangka menolak, memperkuat, dan atau merevisi teori
manajemen mutu dalam pendidikan Islam yang dikaitkan dengan teori manajemen mutu yang
dikaji secara komprehensif. Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang
berkembang subur di kalangan umat Islam termasuk Indonesia. Menarik bahwa madrasah di
Indonesia memiliki perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan dengan madrasah di dunia
Islam lain, bahkan dengan awal mula munculnya sejarah madrasah itu sendiri dalam
pergumulan umat Isslam di Timur Tengah. Kajian tentang madrasah banyak dilakukan oleh
para tokoh pendidikan baik tokoh nasional maupun tokoh internasional.
Madrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrapersepsi. Keragaman
makna tentang madrasah dapat ditimbulkan sebagai akibat dari karakteristik masing-masing

lembaga pendidikan Islam secara internsional yang belum mendapat penegasan dan
penjelasan yang memadai dalam kajian teori maupun praktik. Penelitian dan publikasi tentang
madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam banyak dilakukan oleh para tokoh Barat
sedangkan tokoh muslim Indonesia masih jarang yang meneliti dan menulis madrasah dalam
publikasi internasional. Atas permasalahan tersebut diperlukan karya-karya monumental hasil
penelitian yang dikembangkan oleh pemikir pendidikan Islam agar dapat memberikan warna
dalam wacana internasional.
Di dalam buku ini juga dipaparkan masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah
adalah sebagai berikut: 1) rendahnya kemempuan manajerial kepala madrasah, mencakup
kurang mampu mengembangkan inovasi pendidikan, kurang mampu menguasai prinsipprinsip manajemen pendidikan berbasis madrasah, kurang mampu mendayagunakan sumber
daya, lemahnya sistem administrasi dan keuangan, serta kurangnya monitoring dan evaluasi
capaian hasil pendidikan. 2) rendahnya kulaitas tenaga pengajar mencakup guru pengajarh
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, guru kurang menguasai materi, guru kurang
menguasai metodologi pengajaran yang efektif, guru kurang menguasai media dan alat
pembelajaran, guru kurang mengakses buku-buku dan pengetahuan baru, guru kurang mampu
mengoperasikan komputer sebagai alat pendukung tugas pokok dan fungsi guru dan
rendahnya insentif, 3) rendahnya dukungan masyarakat mencakup kurang partisipasi
masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan madrasah, belum fungsionalnya
komite madrasah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat pengguna madrasah. Masalah
pengembangan teori manajemen mutu merupakan masalah yang urgen dalam sistem
pendidikan madrasah karena banyaknya kritik terhadap madrasah berkaitan dengan msalah
mutu yang rendah.
Transformasi teori manajemen mutu dibahas dalam BAB 2. Pembahasan mengenai
konsep mutu pendidikan yang didasarkan teori para ahli. Terdapat beberapa perbedaan
pendapat mengenai hal ini. Pertama bahwa kepuasan pelanggan menjadi target yang harus
dicapai dalam penjualan produk, sedangkan menurut kelompok kedua bahwa suatu produk
memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Implementasi
kedua arus pemikiran di atas dapat dikompromikan yaitu bahwa mutu memiliki dua aspek
utama, yaitu pertama produknya memenuhi tuntutan pelanggan. Kedua, produk sesuai dengan
standar. Konsep mutu memeng memerlukan standar sebagai ukuran pasti yang akan dicapai
dalam kegiatan manajemen. Konsep mutu juga dipandang sebagai konsep yang relatif, tidak
mutlak. Bermutu menurut satu perspektif belum tentu bermutu menurut perspektif yang lain.
Pandangan ini benar, tetapi perlu ada yang ditegaskan bahwa ada mutu yang pasti dengan
ukuran yang pasti, itulah perlunya standar baku.
Di dalam bab ini juga dikupas pengertian manajemen menurut para ahli, antara lain
Horward M. Carlisle bahwa manajemen adalah proses mengarahkan, mengoordinasikan, dan
memengaruhi operasional organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan serta
meningkatkan performa organisasi secara keseluruhan. Sedangkan menurut Tony Bush,
manajemen adalah proses koordinasi yang terus menerus dilakukan oleh seluruh anggota
organisasi untuk menggunakan seluruh sumber daya dalam upaya memenuhi berbagai tugas
organisasi yang dilakukan dengan efisien. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut inti
manajemen adalah koordinasi sumber daya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia
ataupun sumber daya sosial.
Manajemen pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mencari perubahan fokus
ekolah, dari kelayakan jangka pendek menuju ke arah perbaikan mutu jangka panjang, serta
dampaknya terhadap perubahan nilai-nilai budaya sekolah. Teknik perbaikan mutu banyak
disarankan oleh para ahli seperti tentukan tujuan dan target, tentukan metode untuk mencapai
tujuan, berikan pendidikan dan latihan berkelanjutan untuk setiap anggota, laksanakan

kegiatan pekerjaan, periksa akibat pelaksanaan dan temukan penyimpangannya dan ambil
tindakan yang tepat. Ukuran mutu pendidikan sekolah mengacu pada derajat keunggulan
setiap komponennya bersifat relatif dan selalu ada dalam perbandingan. Ukuran sekolah yang
baik pula dari kemampuan sekolah tersebut mengantisipasi perubahan.
Di dalam buku ini penulis juga mencantumkan 13 agenda kegiatan manajemen
menurut Sallis yaitu: 1)menyenangkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi, daftar
pertanyaan dan sebagainya. 2) membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program
dan mengarahkan kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu. 3)
membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan menunjang proses
peningkatan mutu. 4) menunjukkan koordinator peningkatan mutu yang membantu dan
mengarahkan tim kerja dalam menemukan penyelesaian masalah. 5) menyelenggarakan
seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan. 6) menganalisis dan mendiagnosis situasi
yang sedang berkembang. 7) menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterapkan
oleh lembaga lain. 8) menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya sebagaimana pada perusahaan. 9) meningkatkan latihan yang mengarah pada
mutu yang diutamakan dalam perubahan budaya. 10) menyebarluaskan pengertian mutu
kepada seluruh individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses
peningkatan budaya. 11) mengukur biaya dari mutu termasuk menghitung kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan jumlah siswa atau mahasiswa baru, drop out, reputasi yang
menurun kehilangan kesempatan dan sebagainya. 12)menerapkan alat dan tehnik melalui
pengembangan kelompok kerja efektif. 13) mengevaluasi program pada setiap periode
tertentu agar program pada setiap periode tertentu sebagaimana direncakanan tidak
mengalami kegagalan.
Penulis juga dengan jelas memaparkan urgensi penjaminan mutu dalam pendidikan
dan siklus penjaminan mutu pendidikan dalam BAB 3. Di dalam bab ini dikemukakan
bagaimana manajemen mutu mutu untuk pertama kalinya dalam dunia industri pada tahun
1970-an kemudian menyebar dalam bidang layanan jasa, pemerintahan, dan dunia pendidikan.
Kehadiran manajemen mutu secara terpadu sebagai suatu konsep manajemen modern
berusaha untuk memberikan respons secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik
yang didorong oleh tantangan eksternal maupun kekuatan internal organisasi. Manajemen
mutu perlu mempertimbangkan prinsip fokus, terukur, tercapai, rasional, dan tepat waktu.
Fokus merupakan strategi positif untuk mendekatkan yang jauh sehingga tampak jelas apa
yangs sedang dihadapi. Di dalam siklus penjaminan mutu pendidikan, perencanaan
merupakan fungsi pertama dalam siklus manajemen mutu. Dalam perencanaan, ditetapkan
dahulu apa yang akan dikerjakan. Perencanaan dapat disusun dalam tiga kategori yaitu jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
BAB 4 yang memaparkan madrasah lembaga pendidikan islam dalam sistem
pendidikan nasional. Madrasah di Indonesia mengalami berbagai perubahan dan proses
sejarah panjang mulai dari pengaruh penjajah barat, pendidikan haramain, sampai akulturasi
budaya lokal tradisi Hindu-Budha. Upaya memahami pendidikan madrasah dalam sistem
pendidikan nasional berhadapan dengan perdebatan pengaruh-pengaruh dari luar negara
maupun luar paradigma keyakinan dalam menempuh cita-cita hidup bangsa Indonesia. Di
kalangan pemikir muslim pun masih banyak terjadi perdebatan yang ditandai dengan
banyaknya variasi bentuk lembaga pendidikan Islam yang berjalan masing-masing. Hal
demikian di satu pihak mendorong kreativitas dan kemajuan namun di pihak lain sering
terjadi gontok-gontokan yang satu menghancurkan yang lainnya sehingga persaingannya
menjadi tidak sehat. Akibat yang kedua ini menimbulkan kondisi banyaknya jumlah lembaga
pendidikan Islam tidak diiringi sebanding dengan meningkatkan mutu pendidikan umat Islam.
Selain tentang mutu madrasah yang ada di Indonesia, penulis juga menjelaskan tentang model
pengembangan teori manajemen mutu pendidikan islam, dalam BAB 5. Di dalam bab ini

dijelaskan lebih lanjut mengenai urgensi pengembangan mutu pendidikan islam,


pengembangan sistem jaminan mutu pendidikan islam, dan pengembangan visi, misi, dan
tujuan pendidikan islam. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi
realitas yang berkembang, tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ilmu pengetahuan semakin
berkembang. Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai
bidang industri hingga pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Pendidikan Islam di Indonesia
perlu melakukan internasionalisasi mutu agar sejajar dengan kemajuan-kemajuan di berbagai
belahan dunia.semua dapat dilakukan terlebih dahulu dengan penguatan kapasitas pendidikan
islam secara internal dengan melakukan penjaminan mutu internal yang konsisten, terencana,
dan berkelanjutan. Sistem penjaminan mutu internal pendidikan islam perlu dikembangkan
berkaitan dengan potensi kekuatan yang dimiliki pendidikan islam yang mengarah pada
kebutuhan nyata terhadap mutu secara substansial.
Penulis menguraikan manajemen mutu peserta didik dalam pendidikan Islam pada
BAB 6 dengan rinci. Di dalam bab ini juga dibahas mengenai kedudukan seorang pendidik
yang memberi ilmu dan peserta didik yang menuntut ilmu. Dijelaskan bahwa kedudukan
keduanya sangat mulia dan terhormat. Selanjutnya penulis memaparkan tentang manajemen
mutu sumber daya manusia dalam pendidikan Islam dalam BAB 7.
BAB 8 mengupas tentang standar mutu dan akreditasi madrasah : studi kasus yang
mencakup sistem penjaminan mutu madrasah dan ilmplementasi model penjaminan mutu
Badan akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah. Di dalam bab terakhir yaitu BAB 9
mengupas tentang masa depan manajemen mutu pendidikan islam. Kesimpulan dari buku ini
ialah pemerintah pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan islam perlu membuka
kesempatan yang luas kepada madrasah untuk melakukan inisiasi dan inovasi sejalan dengan
undang-undang otonomi daerah dengan menyediakan sumber daya manusia yang berstandar
untuk penguatan kapasitas madrasah taraf internasional. Sumber daya manusia di dalamnya
perlu dibangun budaya mutu yang penuh dengan nilai-nilai persaingan mutu sehingga
kreativitas dan produktivitasnya dapat memberikan kepuasan stakeholderr internal dan
stakeholders eksternal.

Anda mungkin juga menyukai