Anda di halaman 1dari 252

Drs. Rudi Susilana, M. Si.

Ritche Johan, M.Si.

PENELITIAN
PENDIDIKAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
Tahun 2012

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
PENELITIAN PENDIDIKAN
Drs. Rudi Susilana, M. Si. & Ritche Johan, M.Si.

Tata Letak & Cover : Rommy Malchan

Hak cipta dan hak moral pada penulis


Hak penerbitan atau hak ekonomi pada
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI

Tidak diperkenankan memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa seizin tertulis dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Cetakan Ke-1, Desember 2009


Cetakan Ke-2, Juli 2012 (Edisi Revisi)

ISBN, 978-602-7774-14-8
Ilustrasi Cover : Sumber, http://ammar360.com/wp-content/uploads/2011/04/
research.jpg

Pengelola Program Kualifikasi S-1 melalui DMS

Pengarah : Direktur Jenderal Pendidikan Islam


Penanggungjawab : Direktur Pendidikan Tinggi Islam
Tim Taskforce : Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA.
Prof.Ahmad Tafsir
Prof. Dr. H. Maksum Muchtar, MA.
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.E.d.
Dr.s Asep Herry Hemawan, M. Pd.
Drs. Rusdi Susilana, M. Si.

Alamat :
Subdit Kelembagaaan Direktorat Pendidikan Tingggi Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI
Lt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701
Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981
http://www.pendis.kemenag.go.id/www.diktis.kemenag.go.id
email:kasubditlembagadiktis@kemenag.go.id/
kasi-bin-lbg-ptai@pendis.kemenag.go.id

ii Penelitian Pe n d i d i ka n
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System—
selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan

jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih
berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.
Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal

terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi
pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan

secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang
relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas.
Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan
terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program)
di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program

pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses
pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-
learning).

Pe n e li t i an Pe n di di ka n iii
Buku yang ada di hadapan Saudara merupakan modul bahan pembelajaran untuk
mensupport program DMS ini. Jumlah total keseluruhan modul ini adalah 53 judul. Modul
edisi tahun 2012 adalah modul edisi revisi atas modul yang diterbitkan pada tahun
2009. Revisi dilakukan atas dasar hasil evaluasi dan masukan dari beberapa LPTK yang

dilakukan dengan melibatkan para pakar/ahli yang tersebar di LPTK se-Indonesia, dan
selanjutya hasil review diserahkan kepada penulis untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
Dengan keberadaan modul ini, para pendidik yang saat ini sedang menjadi mahasiswa
agar membaca dan mempelajarinya, begitu pula bagi para dosen yang mengampunya.
Pendek kata, kami mengharapkan agar buku ini mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan secara lengkap. Kami tentu menyadari, sebagai sebuah modul, buku ini masih
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebih lanjut. Untuk itulah, masukan dan
kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.
Semoga upaya yang telah dilakukan ini mampu menambah makna bagi peningkatan
mutu pendidikan Islam di Indonesia, dan tercatat sebagai amal saleh di hadapan Allah
swt. Akhirnya, hanya kepada-Nya kita semua memohon petunjuk dan pertolongan agar
upaya-upaya kecil kita bernilai guna bagi pembangunan sumberdaya manusia secara
nasional dan peningkatan mutu umat Islam di Indonesia. Amin
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Juli 2012


Direktur Pendidikan Tinggi Islam

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA

iv Peneli ti an Pe ndidikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN................................................................. 3
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Penelitian.............................................................. 5
Karakteristik Ilmu Pengetahuan dan Penelitian.................................................... 13
Penemuan Ilmiah dan Non Ilmiah........................................................................ 23

PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN............................................................. 41


Pendekatan Penelitian Kualitatif.......................................................................... 43
Penelitian Kuantitatif............................................................................................ 53
Konsep dan Jenis Metode Penelitian . ................................................................. 61
Metode Penelitian Sejarah, Deskriptif/ Survei..................................................... 69
Metode Penelitian Eksperimen, Grounded Research........................................... 87

MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN............................................................... 103


Sumber Masalah Penelitian................................................................................ 105
Perumusan Masalah Penelitian.......................................................................... 115
Variabel Penelitian.............................................................................................. 125

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS...................................................................... 139


Landasan Teori.................................................................................................... 141
Hipotesis............................................................................................................. 147
Merumuskan Hipotesis Penelitian...................................................................... 161

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA................................... 173
Konsep Dasar Populasi dan Sampel.................................................................... 175
Teknik-Teknik Penarikan Sampel......................................................................... 183
Penggunaan Instrumen untuk Pengumpulan Data Kuantitatif........................... 193
Penggunaan Instrumen untuk Pengumpulan Data Kualitatif............................. 203

SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN..................... 217


Proposal Penelitian............................................................................................. 219
Laporan Penelitian . ........................................................................................... 227

GLOSARIUM........................................................................................................ 243
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 245

vi Penelitian Pe n d i d i ka n
ILMU PENGETAHUAN

1
DAN PENELITIAN

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
 Penelitian Pe n d i d i ka n
ILMU PENGETAHUAN
DAN PENELITIAN

PENDAHULUAN

Rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal pasti dimiliki oleh setiap orang. Pertanyaan ini
apa?. itu untuk apa?, mengapa bisa begini?, bagaimana itu bisa terjadi?, bagaimana kita
memecahkannya?, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya sering muncul dalam kehidupan
sehari ini. Setiap pertanyaan pasti membutuhkan jawaban untuk memecahkan rasa ingin
tahu orang tersebut.
Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul,
seseorang mungkin akan bertanya kepada orang lain, yaitu orang yang dipandang lebih
tahu, lebih berpengalaman, atau lebih mengerti. Jawaban dan/atau pemecahan tentang
sesuatu hal, bisa juga dilakukan dengan cara pengamatan langsung. Orang juga bisa
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dengan melihat dan
mempelajari dokumen, baik dokumen cetak (buku, jurnal, majalah, surat kabar), maupun
dokumen elektronik dan internet.
Upaya lainnya, orang memperoleh jawaban atau pemecahan masalah melalui
penelitian. Dahulu, orang beranggapan bahwa penelitian merupakan sebuah kegiatan di
laboratorium dengan berbagai alat dan bahan kimia. Anggapan tersebut memang benar,
namun pengertian penelitian tidak terbatas pada sebuah kegiatan di laboratorium.
Penelitian merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan
atau masalah yang dihadapi secara sistematis, dengan menggunakan metode ilmiah.
Pengetahuan yang benar atau kebenaran dapat dicapai individu, baik melalui
pendekatan non ilmiah maupun ilmiah. Pendekatan ilmiah menuntut individu melakukan
langkah-langkah tertentu agar dapat mencapai kebenaran.
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan bahan belajar pertama yang harus
anda kuasai agar proses selanjutnya dapat dilakukan dengan baik. Secara umum BBM

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
ini menjelasakan tentang penemuan non ilmiah dan penemuan ilmiah, sehingga setelah
mempelajari BBM ini, secara khusus Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
2. Menjelaskan karakteristik ilmu pengetahuan dan penelitian
3. Menjelaskan penemuan ilmiah
4. Menjelaskan penemuan non ilmiah

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, BBM ini diorganisasikan menjadi
tiga Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut:
Kb 1 : Konsep Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Kb 2 : Karakteristik Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Kb 3 : Penemuan Ilmiah dan Non Ilmiah

Untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam mempelajari BBM ini, ada
baiknya diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan BBM ini sampai Anda memahami tujuan
dari pembelajaran BBM ini
2. Bacalah uraian dari BBM ini, kemudian temukan kata-kata kunci berdasarkan kata-
kata kunci sendiri, atau diskusikanlah dengan teman Anda
3. Mantapkan pemahaman isi BBM ini, melalui pemahaman sendiri, tukar fikiran dengan
teman lain, atau dengan tutor Anda
4. Untuk memperluas wawasan, Anda bisa membaca atau memperoleh dari sumber lain
selain sumber BBM ini
5. Setelah Anda merasa memahami, kemudian kerjakan latihan dalam BBM ini sesuai
dengan petunjuknya
6. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa untuk mengisi soal yang sudah disediakan.

Jika sudah selesai mengerjakan, dapat dicocokan dengan kunci jawaban untuk
mengetahui sejauhmana keberhasilan belajar yang sudah Anda capai.

Selamat belajar, semoga sukses.

 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Konsep Ilmu Pengetahuan


dan Penelitian

Pengantar
Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natural atau sosial, yang
berlaku umum dan sistematis. Ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan
pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula. Ilmu tidak lain
dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut
kaidah umum. Pengetahuan di dalam ilmu berusaha mengungkapkan keseluruhan aspek
di dalam obyeknya, sehingga tidak hanya memperhatikan kegunaannya saja.
Pada akhirnya, ilmu akan menemukan materi-materi alamiah serta memberikan
suatu rasionalisasi sebagai hukum alam. Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan
keterampilan observasi, percobaan (eksperimentasi), klasifikasi, analisis serta membuat
generalisasi. Dengan adanya keingintahuan manusia terus menerus, ilmu akan terus
berkembang dan membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berfikir secara logis
yang disebut penalaran.

A. Ilmu Pengetahuan dan Proses Berpikir


Dua buah defenisi dari ilmu dipaparkan oleh Nazir (1988: 9) yakni;
“ Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana
dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum”
“ Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta
menyeluruh dan sistematik”

Menurut Maranon dalam Nazir (1988:10), “ Ilmu mencakup lapangan yang sangat
luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Di dalamnya
termasuk pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistimatis melalui pengamatan dan

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
percobaan yang terus menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang
bersifat umum”.
Selanjutnya menurut Harsoyo (1977), ilmu adalah:
1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistimatiskan atau kesatuan pengetahuan
yang terorganisasikan
2. Suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris,
yaitu dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh panca indra manusia.

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa: “ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain


adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari
sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur”.
Ilmu selalu mulai dari sesuatu yang kongkrit atau sesuatu yang dapat diamati
dan bersifat individual atau khusus. Dengan bantuan kemampuan berfikir yang dapat
melampaui batas waktu dan ruang, ilmu dapat sampai pada sesuatu yang abstrak dan
bersifat umum. Untuk membuktikan objektivitas ilmu yang diungkapkan, orang harus
bekerja dengan cara-cara ilmiah.
Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah, keduanya
dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum.
Kemudian muncul satu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan
tentative untuk penyelidikan.
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan berkembangnya pikiran (budaya
manusia). Manusia terus berpikir untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Hasil buah pikir inilah yang kemudian melahirkan pengetahuan
dan atau menyempurnakan dan lebih mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

B. Penelitian
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang
amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Menurut Dewey dalam Nazir (1988: 14) penelitian adalah “transformasi yang
terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang
ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsure dari situasi orisinil menjadi
suatu keseluruhan yang bersatu padu.”
Dalam hubungannya dengan defenisi penelitian, Gee (Nazir, 1988: 14) memberikan
tanggapannya sebagai berikut:

 Penelitian Pe n d i d i ka n
“ Dalam berbagai defenisi penelitian, terkandung cirri tertentu yang lebih kurang
bersamaan. Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan
baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru
dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi
pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga bisa saja signifikan atau
tidak. Dalam masalah aplikasi, nampaknya aktifitas lebih banyak tertuju kepada pencarian
(search) daripada suatu pencarian kembali (research). Jika proses yang terjadi adalah hal
yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang
lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah defenisi lain terhadp defenisi-
defenisi yang telah begitu banyak.
Dari tanggapan serta defenisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang penelitian,
maka nyata bahwa penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang terorganisasi.
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima
ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya alikasi baru dari dalil-dalil tersebut. Dari
itu, penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberiartian yang
terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati
dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.

C. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ilmu adalah suatu pengetahuan yang sistematis
dan terorganisasi. Kita juga sudah memahami pengertian penelitian, yaitu suatu
penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus-menerus untuk memecahkan suatu
masalah. Lalu bagaimana hubungan antara keduanya? Ilmu dan penelitian mempunyai
hubungan yang sangat erat. Almack (Nazir, 1988: 15) menyatakan bahwa ”hubungan
antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses dan
hasilnya adalah pengetahuan”. Namun Whitney dalam Nazir (1988: 15) berpendapat
bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah
proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran. Namun dari keduanya
dapat ditarik kesimpulan bahwa proses penelitian merupakan sebuah proses untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan diproses untuk menemukan
sebuah kebenaran.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
RANGKUMAN
Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistimatiskan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasikan. Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan
berkembangnya pikiran (budaya manusia). Hasil buah pikir inilah yang kemudian
melahirkan pengetahuan dan atau menyempurnakan dan lebih mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada.
Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Ilmu dan penelitian mempunyai kaitan yang sangat erat, karena hubungan antara
ilmu dan penelitian adalah sebagai hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan
hasilnya adalah ilmu.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut:
1. Diskusikanlah dengan teman Anda mengenai konsep Ilmu
2. Diskusikanlah dengan teman Anda contoh-contoh keterkaitan antara ilmu pengetahuan
dan penelitian

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal latihan secara lengkap, Anda dapat mengacu pada uraian materi
tentang konsep ilmu pengetahuan dan penelitian. Untuk lebih mengembangkannya lagi
berdialog dengan dosen pembimbing, sehingga Anda dapat memiliki wawasan lebih jauh
tentang makna ilmu pengetahuan dan penelitian sebagai dasar untuk melaksanakan
penelitian ilmiah.

 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 1

1. Menurut Nazir, ilmu adalah …


a. Akumulasi pengetahuan yang disistematiskan
b. Pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta
menyeluruh dan sistematis
c. Pendekatan terhadap seluruh dunia empiris
d. Pembahasan dan pembicaraan segala macam pengetahuan yang dapat dimiliki
manusia

2. Pengetahuan di dalam ilmu berusaha mengungkapkan keseluruhan aspek di dalam


obyeknya, sehingga …
a. Tidak hanya memperhatikan kegunaannya saja.
b. Hanya memperhatikan kegunaannya saja
c. Memperhatikan aspek yang terdapat dalam obyeknya
d. Melihat dari sebuah tujuan pengetahuan tersebut

3. Ilmu selalu dimulai dari …


a. Abstrak ke konkrit
b. Konkrit ke abstrak
c. Umum ke khusus
d. Khusus ke umum

4. “ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari pengalaman-


pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan
secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur”.
Defenisi tersebut merupakan defenisi ilmu yang dikemukakan oleh …
a. Nazir
b. Dewey
c. Maranon
d. Sutisno Hadi

5. Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah:


a. mencari kembali
b. transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah
unsur dari situasi orisinil menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 
c. penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip;
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu
d. ‘re’ yang artinya ‘kembali’, dan ‘search’ yang artinya ‘mencari’
6. Menurut Dewey, penelitian adalah …
a. mencari kembali
b. transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah
unsur dari situasi orisinil menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu
c. penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip;
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu
d. ‘re’ yang artinya ‘kembali’, dan ‘search’ yang artinya ‘mencari’

7. Diketahui ciri-ciri sebagai berikut : “Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau


investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan
baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul”. Merupakan ciri
ciri untuk pengertian …
a. Ilmu
b. Pengetahuan
c. Penelitian
d. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

8. Dibawah ini merupakan pengertian dari penelitian kecuali ...


a. penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip;
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
b. percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru
c. Pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta
menyeluruh dan sistematis
d. mencari kembali

9. Menurut Almack, keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan penelitian yaitu …


a. hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian
adalah proses dan hasilnya adalah pengetahuan
b. ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian
adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran.
c. Ilmu dan penelitian merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan
d. Ilmu dan penelitian adalah sebuah proses stimulus dan response

10. Menurut Whitney, keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan penelitian yaitu …
a. hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian
adalah proses dan hasilnya adalah pengetahuan

10 Penelitian Pe n d i d i ka n
b. ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian
adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran.
c. Ilmu dan penelitian merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan
d. Ilmu dan penelitian adalah sebuah proses stimulus dan response

Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumusberikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus!
Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 11
12 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

Karakteristik Ilmu Pengetahuan


dan Penelitian

Pengantar
Sudah berabad-abad pengetahuan ditemukan, berkembang, dan terus dikembangkan
oleh manusia. Mulai dari pengetahuan yang sederhana sampai pada pengetahuan-
pengetahuan yang sangat modern (untuk ukuran saat ini). Sebagai contoh dalam
menghitung, dulu menghitung dilakukan dengan menggunakan tangan atau dengan alat
bantu berupa lidi, biji-bijian atau kerikil, kemudian dengan bantuan abacus; sempoa yang
banyak dipakai oleh orang-orang Tionghoa, lalu dengan bantuan kalkulator (mesin hitung)
dalam beberap generasi sampai pada penggunaan komputer yang telah berkembang
beberapa generasi.
Pengetahuan-pengetahuan itu lahir dan ditemukan secara kebetulan (by change),
melalui proses coba-coba (trial and error), pengetahuan juga dapat timbul karena
sebuah otoritas atau kekuasaan individu dalam masyarakat, juga pada penggunaan logika
manusia.

A. Karakteristik Ilmu
Perkembangan budaya akan melahirkan ilmu-ilmu baru untuk semakin mempermudah
kehidupan masyarakat. Secara umum karakteristik ilmu adalah:

1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.


Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru. Setiap orang
dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain, dan tidak menjadi
monopoli bagi yang menemukannya saja.
Contoh:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 13
• Dengan kemajuan teknologi, dalam bidang kedokteran terus berlanjut tentang
penemuan cara pengobatan berbagai penyakit, yang dapat digunakan oleh setiap
dokter untuk terus dikembangkan
• Penemuan pemberantasan hama oleh seorang peneliti dalam bidang pertanian, dapat
dijadikan ilmu oleh seorang petani

2. Kebenarannya tidak mutlak


Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, sehingga kebenaran suatu
ilmu tidak selamanya mutlak. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi terletak pada
manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut, dan bukan hanya pada
kesalahan metode.

Contoh:
• Penemuan obat tertentu untuk penyakit tertentu, satu waktu dapat berubah jenis
maupun komposisi obatnya yang lebih paten
• Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya pembelajaran
partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning

3. Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu
tidak dapat tergantung pada pemahaman secara pribadi, melainkan didasarkan pada
metode yang bersifat ilmiah,

Contoh:
• Penemuan obat untuk penyakit tertentu diawali dengan penelitian di laboratorium
atau diujicoba terlebih dahulu sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat
dipertanggungjawabkan
• Istilah dalam pembelajaran muncul dengan diawali penggunaan dalam pembelajaran,
kemudian diteliti efektivitas dari penggunaan pendekatan tersebut, kemudian
disosialisasikan

Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu yaitu:


1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang
bersifat objektif.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada
siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk

14 Penelitian Pe n d i d i ka n
mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam mengambil keputusan
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara
peserta belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam
kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan

2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak
abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu.
Contoh:
a. Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa
keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek
b. Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta
didik untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak
hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan
secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.
Contoh:
a. Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif
tidak hanya digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi
dapat juga digunakan oleh guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda
b. Cara memeperoleh bayi tabung dapat dimanfaatkan di seluruh wilayah sesuai
dengan kebutuhan
4. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu
sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-
ilmu baru lainnya.
Contoh:
• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran
kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual
learning
• Dalam bidang kedokteran muncul cara lain dalam menangani pasen, misal bagi
yang ginjal tidak selamnya harus cuci darah tetapi bisa melalui cangkok ginjal

B. Karakteristik Penelitian
Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol
melalui percobaan ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 15
peranan penting dalam memberikan tindak serta keputusan dalam segala aspek
pembangunan. Adalah sangat sulit untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat
digunakan dalam perencanaan pembangunan jika tidak didahului oleh proses penelitian.
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan
serta memberikan alternatif yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Beberapa sifat khas penelitian diungkapkan oleh Nazir (1988: 34) adalah sebagai
berikut:
1. penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang ingin dipecahkan
2. penelitian sedikitnya harus mengandung unsur-unsur originalitas
3. penelitian harus didasarkan pada pandangan ‘ingin tahu’
4. penelitian harus dilakukan dengan pandangan terbuka
5. penelitian harus didasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai hokum
dan pengaturan
6. penelitian berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil
7. penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat
8. penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat
9. penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui

Sebagai suatu kegiatan ilmiah, penelitian memiliki karakteristik kerja ilmiah. Azwar
(1998:2) mengemukakan terdapat lima karakteristik kerja ilmiah, yaitu (a) bertujuan,
(b) sistematik, (c) terkendali, (d) objektif, dan (e) tahan uji
Penelitian memiliki tujuan. Maksudnya, kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari
kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Walaupun penelitian tidak memberikan
jawaban langsung terhadap permasalahan yang diteliti, akan tetapi hasilnya harus
mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan permasalahan. Hasil penelitian harus
memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus
dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan. Penelitian pun
memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada
antar kelompok yang terlibat sebagai sample
Penelitian harus dilakukan secara sistematik. Langkah-langkah yang ditempuh
sejak dari persiapan, pelaksanaan sampai kepada penyelesaian laporan penelitian harus
terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang benar. Kegiatan penelitian bukan
kegiatan sambil lalu dan sama sekali bukan kegiatan kausal.
Penelitian dilaksanakan secara terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti
harus dapat menetukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkannya
dari fenomena lain yang mengganggu.
Penelitian harus dilakukan secara objektif. Seluruh pengamatan, telaah yang
dilakukan dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh subjektifitas

16 Penelitian Pe n d i d i ka n
pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan pihak lain. Hasil penelitian tidak boleh
tercemar oleh pandangan subjektif peneliti ataupun tekanan dari luar.
Penelitian harus tahan uji. Penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari
telaah yang didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar, sehingga siapapun
yang akan melakukan replikasi penelitian dengan maksud yang sama akan sampai pada
kesimpulan serupa. Hasil penelitian akan lemah apabila berlakunya secara kondisional
dalam situasi tertentu yang sempit.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 17
RANGKUMAN
Karakteristik ilmu yaitu: (1) bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama,
(2) kebenarannya tidak mutlak, (3) bersifat objektif. Sedangkan menurut Harsoyo,
karakteristik ilmu adalah: (1) bersifat rasional, (2) bersifat empiris, (3) bersifat umum,
(4) bersifat akumulatif.
Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Cirri khas penelitian menurut Nazir, yakni:
(1) penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang ingin dipecahkan, (2) penelitian
sedikitnya harus mengandung unsure-unsur originalitas, (3) penelitian harus didasarkan
pada pandangan ‘ingin tahu’, (4) penelitian harus dilakukan dengan pandangan terbuka,
(5) penelitian harus didasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai hukum
dan pengaturan, (6) penelitian berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil,
(7) penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat, (8) penelitian harus menggunakan
pengukuran yang akurat, (9) penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar
diketahui. Sedangkan karakteristik penelitian menurut Azwar adalah: (a) bertujuan, (b)
sistematik, (c) terkendali, (d) objektif, dan (e) tahan uji.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut:
1. Diskusikanlah dengan teman Anda makna dan karakteristik Ilmu pengetahuan dan
penelitian
2. Diskusikanlah dengan teman Anda contoh-contoh dari karakteristik ilmu
pengetahuan
3. Diskusikanlah dengan teman anda contoh-contoh dari karakteristik penelitian.

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal latihan secara lengkap, Anda dapat mengacu pada uraian
materi tentang karakteristik ilmu pengetahuan dan penelitian yang ada pada bagian ini.
Untuk lebih mengembangkannya lagi berdialog dengan dosen pembimbing, sehingga
Anda dapat memiliki wawasan lebih jauh tentang karakteristik ilmu pengetahuan dan
penelitian.

18 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 2

1. Pengetahuan lahir dan ditemukan melalui berbagai cara, diantaranya …


a. kebetulan dan trial and error
b. otoritas dan logika manusia
c. keduanya keliru
d. keduanya benar

2. Karakteristik Ilmu adalah …


a. Akumulatif, tidak mutlak, objektif
b. Akumulatif, permanen, subjektif
c. Akumulatif, netral, tidak mutlak
d. Objektif, permanen, netral

3. Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru. Hal tersebut
merupakan karakteristik ilmu yang bersifat …
a. Objektif
b. Tidak mutlak
c. Akumulatif
d. Permanen

4. Karakteristik ilmu yang bersifat objektif adalah …


a. Ilmu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang
b. Ilmu tidak selamanya mutlak
c. Menemukan sesuatu harus menggunakan metode ilmiah
d. Ilmu dapat digunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru

5. Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali dan juga
tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, hal tersebut merupakan
karakteristik ilmu yang bersifat …
a. Objektif
b. Tidak mutlak
c. Akumulatif
d. Umum

6. Penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang ingin dipecahkan, hal tersebut
merupakan karakteristik penelitian menurut …
a. Nazir
b. Harsoyo

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 19
c. Azwar
d. Whitney

7. Azwar mengemukakan terdapat lima karakteristik kerja ilmiah, yaitu …


a. Bertujuan, sistematis, lepas, subjektif, tahan uji
b. Universal, bertujuan, subjektif, tahan uji, evaluatif
c. Bertujuan, dinamis, statis, tahan uji, objektif
d. Bertujuan, sistematik, terkendali, objektif, tahan uji

8. Penelitian tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan yang


diteliti, akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan
permasalahan, hal tersebut merupakan pengertian dari karakteristik penelitian yang
bersifat …
a. Bertujuan
b. Sistematik
c. Objektif
d. Tahan uji

9. Langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan, pelaksanaan sampai kepada


penyelesaian laporan penelitian harus terencana secara baik dan mengikuti metodologi
yang benar, merupakan pengertian dari karakteristik penelitian yang bersifat …
a. Bertujuan
b. Sistematik
c. Objektif
d. Tahan uji

10. Dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menetukan fenomena-fenomena


yang akan diamatinya dan memisahkannya dari fenomena lain yang mengganggu. Hal
ini merupakan defenisi dari karakteristik penelitian yang bersifat …
a. Bertujuan
b. Sistematik
c. Terkendali
d. Tahan uji

20 Penelitian Pe n d i d i ka n
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus!
Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 21
22 Penelitian Pe n d i d i ka n
3

Penemuan Ilmiah dan Non Ilmiah


Pengantar
Manusia selalu ingin memperoleh pengetahuan tentang berbagai fenomena. Hasrat
manusia yang tak ternah padam untuk memperoleh pengetahuan dan untuk dapat
memanfaatkan alam mendorong manusia untuk selalu mengembangkan metode-metode
tertentu sesuai keinginannya untuk memenuhi hasratnya memperoleh pengetahuan.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut, seseorang harus melalui sebuah proses
penelitian.
Tidak selamanya penemuan kebenaran atau memperoleh pengetahuan itu
didapatkan dari sebuah proses yang ilmiah. Pada prinsipnya, penemuan non ilmiah juga
merupakan sebuah proses penemuan kebenaran atau memperoleh pengetahuan.

A. Penemuan Ilmiah
Penemuan ilmiah lahir untuk mengatasi kelemahan yang ada pada cara yang tidak
ilmiah. Penemuan ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Memperoleh kebenaran dengan metode
ilmiah adalah lebih efisien dan dapat dipercaya.
Pada dasarnya metoda ilmiah mencakup induksi dari hipotesis-hipotesis berdasarkan
pengamatan (observasi), deduksi dari implikasi hipotesis, pengujian implikasi-implikasi
tersebut, dan konfirmasi (diterimanya) atau diskonfirmasi (ditolaknya) hipotesis.
Pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia melalui pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah tertentu
dengan urutan tertentu, agar dapat dicapai pengetahuan yang benar.
Cara mencari kebenaran yang dipandang cara ilmiah adalah melalui metode
penyelidikan. Seorang penulis telah merumuskan pengertian penyelidikan di sini
sebagai “a method of study by which through the careful and echaustive investigation of

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 23
all acertaineble evidence bearing upon a definable problem, we reach a solution to that
problem”.
Penyelidikan adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan.
Sebuah metode penyelidikan hanya akan menarik dan membenarkan suatu kesimpulan
apabila telah dibentengi dengan bukti-bukti yang meyakinkan, bukti-bukti mana
dikumpulkan melalui prosedur yang sistematik, jelas dan dikontrol.
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian
ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu. Dan berkembang melalui penelitian ilmiah,
yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris. Teori itu dapat
diuji (dites) dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang
dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan
diperoleh hasil ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil
terdahulu.
Dengan pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah,
yaitu pengetahuan yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang
menghendaki untuk mengujinya.
Penemuan ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional
dan berpikir empiris. Berpikir rasional artinya berpikir atas dasar penalaran agar
kebenarannya dapat diterima oleh akal sehat. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional
diperlukan teori-teori yang telah mapan atau telah teruji kebenarannya. Berpikir empiris
artinya berpikir atas dasar fakta-fakta atau gejala yang terdapat dalam berpikir empiris
harus ditunjukkan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya.
Sebuah penemuan dikatakan ilmiah jika memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.
Penemuan atau pembuktian ilmiah tidak didasarkan pada daya khayal, kira-kira,
legenda, atau kegiatan sejenis
2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus memiliki sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alas an dan bukti yang lengkap
dan dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus
digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. Fakta yang mendukung
tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi
semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

24 Penelitian Pe n d i d i ka n
yang tajam.
4. Menggunakan hipotesa
Hipotesa merupakan pegangan yang jhas dalam menuntun jalan pikiran peneliti
5. Menggunakan ukuran Objektif
4. Menggunakan hipotesa
Kerja merupakan
Hipotesa penelitian pegangan
dan analisa harus
yang jhas dinyatakan dengan
dalam menuntun ukuran
jalan kuantitatif
pikiran peneliti yang
5. objektif.ukuran
Menggunakan tidak
ukuran boleh merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-
Objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran kuantitatif yang
pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang
objektif.ukuran tidak boleh merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-
waras.
pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
waras.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali
kecuali
untuk untuk atribut-atribut
atribut-atribut yang dikuantifikasikan.
yang tidak dapat tidak dapat dikuantifikasikan.
Ukuran-ukuran Ukuran-ukuran
seperti ton,
sepertidan
kilogram ton,sebagainya
kilogram dan sebagainya
harus harus selalu
selalu digunakan. digunakan.
Tidak Tidak dengan
dengan kata-kata: kata-
‘sejauh
mata memandang’ dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan
kata: ‘sejauh mata memandang’ dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah
menggunakan ukuran nominal.
adalah dengan menggunakan ukuran nominal.

Proses penelitian melibatkan siklus empat unsur, yaitu pengamatan, induksi, temuan
Proses
ilmiah dan penelitian
deduksi. melibatkan
Siklus tersebut siklus
dapat empat unsur,
digambarkan yaitu
sebagai pengamatan, induksi,
berikut:
temuan ilmiah dan deduksi. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

INDUKSI

TEMUANILMIAH
PENGAMATANN

DEDUKSII

Gambar 1: Siklus Kegiatan dalam Penelitian Ilmiah

Siklus tersebut memberi gambaran kepada kita, bahwa dalam upaya mencari
pemecahan masalah perlu dikumpulkan bukti-bukti empirik berdasarkan pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan dilakukan proses berpikir induktif. Dari kesimpulan
induktif diperoleh temuan ilmiah yang berupa fakta atau data empirik. Berdasarkan fakta
dapat dilakukan proses deduksi, yang selanjutnya dilakukan pengamatan kembali. Atas
dasar siklus ini penelitian bisa dilakukan secara terus menerus, sehingga temuan ilmiah
yang diperoleh dapat terus berkembang.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 25
Sifat penelitian Ilmiah
Individu yang akan melaksanakan suatu karya ilmiah hendaknya telah berpola pikir
ilmiah, yaitu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis.
a. Berfikir skeptis, yaitu selalu mencari fakta atau bukti yang mendukung setiap
pernyataan
b. Berfikir analitis adalah sikap yang mendasarkan pada analisis dalam setiap persoalan
dan memilih yang relevan serta utama
c. Berfikir kritis, yaitu setiap memecahkan persoalan selalu berpijak pada logika dan
objektivitas data atau fakta.

Ada dua kriteria untuk mengukur kadar keilmiahan suatu penelitian, yaitu:
a. Kemampuannya untuk memberi pemahaman (understanding) tentang pokok
permasalahan yang diteliti
b. Kemampuannya untuk meramalkan (prodictive power), yaitu sampai suatu kesimpulan
yang sama dapat dicapai jika data yang sama dikemukakan di lain tempat dan waktu

Penemuan kebenaran dengan cara ilmiah menekankan pada proses bagaimana


pengetahuan itu didapat daripada isi pengetahuan itu sendiri. Dengan cara ini dapat
dikatakan bahwa dengan proses yang berbeda yang dilakukan, maka hasil atau isinya
akan berubah. Dengan demikian proses memegang peranan utama, karena proses
menghasilkan isi.
Penemuan ilmiah (scientific inquiry) adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara
sistematis, dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data. Pengertian
ilmiah berbeda dengan ilmu. Ilmu merupakan struktur atau batang tubuh pengetahuan
yang telah tersusun, sedang ilmiah adalah cara mengembangkan pengetahuan.
Penemuan ilmiah dalam rangka menemukan kebenaran haruslah melewati sebuah
proses. Downing (Nazir, 1988: 45) memberikan proses penelitian yang memiliki tujuh
buah unsur pemikiran ilmiah yang harus dipatuhi serta 15 buah sifat ataupun tindakan
serta kualifikasi yang haris ada agar penelitian tersebut terlaksana secara ilmiah.

26 Penelitian Pe n d i d i ka n
Unsur pemikiran ilmiah Sifat atau kualifikasi
2. observasi ( pengamatan) dengan suatu tujuan 2. harus tetap dan ekstensif
tertentu 3. harus dikerjakan dalam berjenis kondisi
4. harus berisi unsure-unsur esensial dalam
3. analisa sintesa situasi problematic
5. harus diperhitungkan kesamaan atau
keragaman dengan mengingat bahaya analogi
6. harus diberi perhatian pada pengecualian-
pengecualian. Interpretasi harus dilakukan
secara selektif
4. mengingat dan memunculkan kembali secara 7. memerlukan pengalaman yang luas
selektif 8. harus dimasukkan semua hipotesa yang
5. hipotesa mungkin
9. inferensi harus diuji dengan percobaan
6. verifikasi dengan inferensi dan percobaan 10. hanya satu variable yang dibenarkan
7. pemberian alasan dengan: 11. data harus diatur secara sistematik
a. metode penyesuaian 12. keputusan yang diambil harus berdasarkan
b. metode perbedaan kebenara-kebenaran data
c. metode pertinggal 13. pertimbangan harus melalui ketepatan data
d. metode variasi yang berhubungan 14. harus tidak mempunyai prasangka
e. metode persamaan dan perbedaan 15. harus tidak pribadi
1. keputusan 16. harus ditunda, jika data tidak mencukupi

B. Penemuan non ilmiah


Penemuan dengan cara yang tidak ilmiah adalah cara yang mudah dilakukan serta
cepat didapat. Cara non ilmiah memiliki banyak kelemahan justru karena dengan cara ini
didapat secara cepat dan mudah. Sebagai contoh, ketika suatu saat kita berjalan di tempat
yang sunyi dan gelap, lalu tuba-tiba mendengar suara seperti benda keras yang jatuh. Kita
bertanya-tanya apa yang sedang terjadi? Dengan menggunakan cara yang tidak ilmiahm
spontan akan terfikir bahwa suara tersebut berasal dari ‘penghuni’ tempat tersebut.
Namun, hal tersebut tidak dapat dibuktikan, karena tidak ada fakta yang mendukung
persepsi tersebut. Kelemahan pada metode non ilmiah terletak pada lemahnya kemampuan
kita dalam membuktian penemuan tersebut. Ada beberapa kelemahan yang diungkapkan
Bambang dan Lina (2005:5) yakni:
1. Pengetahuan yang didapat cenderung tidak akurat dan bersifat terbatas
2. Pengetahuan yang didapat cenderung digeneralisasikan ke tingkatan yang lebih
umum, tanpa melalui sebuah proses yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pengetahuan yang didapat dimungkinkan sebagai sebuah hasil rekayasa demi
kepentingan mempertahankan ‘kebenaran’ pengetahuan yang ada.
4. Pengetahuan yang didapat sulit dibebaskan dari kepentingan subjektif
5. Pengetahuan yang didapat masih memberikan ruang bagi nuansa mistik yang secara
rasional dan logika sulit untuk dipertanggungjawabkan.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 27
Pada akhirnya, pengetahuan yang didapat dengan cara tidak ilmiah ini cenderung
untuk mengambil jalan pintas tanpa memperhatikan proses bagaimana munculnya
pengetahuan tersebut.
Ada beberapa cara dalam menemukan sesuatu melalui pendekatan non ilmiah,
seperti: akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan dan coba-coba serta pendapat
otoritas ilmiah dan fikiran kritis.
Menurut Nazir (1988: 18) kebenaran dapat diperoleh melalui cara non ilmiah yang
terdiri dari:
a. penemuan kebenaran secara kebetulan
b. penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat)
c. penemuan kebenaran melalui wahyu
d. penemuan kebenaran secara intuitif
e. penemuan kebenaran melalui trial dan error
f. penemuan kebenaran melalui spekulasi
g. penemuan kebenaran karena kewibawaan

1. Penemuan Kebenaran secara kebetulan


Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti serta tidak melalui
langkah-langkah yang sistimatik dan terkendali (terkontrol). Penemuan kebenaran secara
kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara ilmiah, namun banyak penemuan
tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan.
Salah satu contoh adalah tentang penemuan kristal urease oleh Dr. J.S. Summers pada
tahun 1962. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone. Karena
ia ingin bermain tennis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan kedalam kulkas dan
ia bergegas pergi ke lapangan tennis. Keeseokan harinya, ketika ia ingin meneruskan
percobaan dengan ekstrak acetone yang disimpannya ke dalam kulkas, dilihatnya telah
timbul kristal-kristal baru pada ekstrak acetone tersebut. Kemudian ternyata bahwa
kristal-kristal tersebut adalah enzim urease yang amat berguna bagi manusia. Kejadian
yang tidak disengaja atau kebetulan itu, akhirnya diketahuilah bahwa ekstrak acetone
yang dibekukan akan menghasilkan kristal urease yang sangat berguna bagi manusia.
Cara menemukan kebenaran seperti tersebut diatas bukanlah cara yang sebaik-
baiknya, karena manusia bersifat pasif dan menunggu. Tetapi tidak selalu penemuan
secara kebetulan merupakan asasi. Adakalanya penemuan secara kebetulan dapat
membuat seseorang menjadi tertipu karena hubungan yang seakan-akan ada artinya
padahal hubungan tersebut berdiri sendiri.

28 Penelitian Pe n d i d i ka n
2. Cara penemuan kebenaran dengan trial and error
Mencoba sesuatu secara berulang-ulang, walaupun selalu menemukan kegagalan
dan akhirnya menemukan suatu kebenaran disebut cara kerja trial and error. Dengan
cara ini seseorang telah aktif melakukan usaha untuk menemukan sesuatu, meskipun
sebenarnya tidak mengetahui dengan pasti tentang sesuatu yang ingin dicapainya
sebagai tujuan dalam melakukan percobaan itu. Penemuan coba-coba (trial and error)
diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan
sesuatu masalah. Usaha coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan
tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah
dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebih maju,
daripada yang mendahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umumnya tidak efisien
dan tidak terkontrol.
Dari satu percobaan yang gagal, dilakukan lagi percobaan ulangan yang mengalami
kegagalan pula. Demikian dilakukan terus percobaan demi percobaan dan kegagalan demi
kegagalan, tanpa rasa putus asa sehingga akhirnya sebagai suatu surprise dari serangkaian
percobaan itu ditemukan suatu kebenaran. Kebenaran yang menambah perbendaharaan
pengetahuan, yang kebenarannya semula tidak diduga oleh yang bersangkutan. Salah
satu contoh dapat dilihat pada percobaan Robert Kock yang dilakukannya dengan
mengasah kaca hingga terbentuk sebagai lensa, yang mampu memperbesar benda-benda
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, kaca-kaca itu diasah tanpa mengetahui
tujuannya. Akhirnya ternyata lensa yang ditemukannya itu telah mendasari pembuatan
mikroskop, yang pada giliran berikutnya melalui trial and error telah mengantarkan yang
bersangkutan pada keberhasilan menemukan basil atau kuman penyakit Tuberculose
(TBC).
Sebagaimana dikatakan di atas cara ini sudah menunjukkan adanya aktivitas
manusia dalam mencari kebenaran, walaupun lebih banyak mengandung unsur-unsur
untung-untungan. Di samping itu cara tersebut kerap kali memerlukan waktu yang lama
karena kegiatan mencoba itu tidak dapat direncanakan, tidak terarah dan tidak diketahui
tujuannya. Dengan kata lain cara ini terlalu bersifat meraba-raba, tidak pasti dan tanpa
pengertian yang jelas. Oleh karena itulah maka cara trial and error tidak dapat diterima
sebagai metode keilmuan dalam usaha menggungkapkan kebenaran ilmu, terutama
karena tidak memberikan jaminan untuk sampai pada penemuan kebenaran yang dapat
mengembangkan ilmu secara sistematik.

3. Penemuan kebenaran melalui otoritas atau kewibawaan


Di dalam masyarakat, kerapkali ditemui orang-orang yang karena kedudukan
pengetahuannya sangat dihormati dan dipercayai. Orang tersebut memiliki kewibawaan
yang besar di lingkungan masyarakatnya. Banyak pendapatnya yang diterima sebagai
kebenaran. Kepercayaan pada pendapatnya itu tidak saja karena kedudukannya di dalam

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 29
masyarakat itu, misalnya sebagai pemimpin atau pemuka adat atau ulama dan lain-
lainnya, tetapi dapat juga karena keahliannya dalam bidang tertentu. Otoritas ilmiah
adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau
yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak.
Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar.
Namun, pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya, atau bahkan
sering, pendapat mereka itu kemudian ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut
tidak diasalkan dari penelitian, melinkan hanya didasarkan atas pemikiran logis. Kiranya
jelas, bahwa pendapat-pendapat sebagai hasil pemikiran yang demikian itu akan benar
kalau premise-premisenya benar.
Misalnya penerimaan teori evolusi dari Darwin, yang selama ini diakui kebenarannya
oleh banyak orang, tiada lain karena yang bersangkutan dipandang ahli dibidangnya
sehingga mampu meyakinkan tentang kebenaran teorinya walaupun tidak bertolak dari
pembuktian ilmiah melalui fakta-fakta pengalaman. Di samping itu banyak tokoh-tokoh
sejarah yang karena memiliki otoritas atau kewibawaan di lingkungan masyarakatnya,
berbagai pendapat yang dikemukakannya dipandang sebagai kebenaran, walaupun
berlakunya terbatas selama jangka waktu tertentu. Misalnya Hitler dengan teorinya
tentang ras Aria sebagai ras yang terbaik di dunia. Sukarno sebagai presiden di zamannya
dengan berbagai teorinya mengenai politik, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lainnya.
Pendapat-pendapat seperti itu kerapkali berguna juga, terutama dalam merangsang
dan memberi landasan bagi usaha penemuan-penemuan baru di kalangan orang-orang
yang meragukannya. Akan tetapi cara inipun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah
dalam metode keilmuan karena lebih banyak diwarnai oleh subjektivitas dari orang yang
mengemukakan pendapat tersebut.

4. Penemuan Kebenaran secara spekulatif


Cara ini mengandung kesamaan dengan cara trial and error karena mengandung unsur
untung-untungan dalam mencari kebenaran. Oleh karena itu cara ini dapat dikatagorikan
sebagai trial and error yang teratur dan terarah. Dalam prakteknya seseorang telah
memulai dengan menyadari masalah yang dihadapinya, dan mencoba meramalkan
berbagai kemungkinan atau alternatif pemecahannya. Kemudian tanpa meyakini betul-
betul tentang ketepatan salah satu alternatif yang dipilihnya ternyata dicapai suatu hasil
yang memuaskan sebagai suatu kebenaran. Dengan kata lain yang bersangkutan memilih
salah satu dari beberapa kemungkinan pemecahan masalah itu, walaupun tanpa meyakini
bahwa pilihannya itu sebagai cara yang setepat-tepatnya. Cara spekulatif seperti itu
tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Dalam hubungan ini sering ditemui orang yang
pandangan atau intuisinya tajam, yang memungkinkan penggunaan cara spekulatif dalam
menanam sejenis tanaman di tanah gambut. Dari penanaman yang cukup banyak untuk
jangka waktu tertentu, ternyata dihasilkannya suatu kebenaran bahwa jenis tanaman

30 Penelitian Pe n d i d i ka n
tersebut dapat tumbuh subur di atas tanah gambut atau sebaliknya.
Di atas telah dikemukakan bahwa cara ini mengandung unsur untung-untungan
yang sangat dominan, sehingga tidak efektif untuk dipergunakan dalam mengungkapkan
kebenaran ilmiah. Unsur untung-untungan itu mengakibatkan cara menemukan
kebenaran lebih bersifat meraba-raba, sehingga kemungkinan gagal lebih besar daripada
keberhasilan menemukan kebenaran sebagaimana diharapkan. Salah satu contoh dari
untung-untungan adalah ketika pemerintah menyediakan proyek penanaman tahan
gambut untuk ditanami dengan pohon yang produktif. Setelah diolah ternyata mengalami
kegagalan, karena masih memerlukan teknologi yang lebih canggih untuk pengolahan
tanahnya.

5. Akal Sehat
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu
keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973:3) akal
sehat adalah serangkaian konsep (concepts) dan bagan konseptual (conceptual schemes)
yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata-kata
yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.
Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil
hipotesis dan teoritis. Walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan konsep itu dapat
menunjukkan hal yang benar, namun dapat pula menyesatkan. Suatu contoh misalnya
akal sehat mengenai peranan hukuman dan ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke-
19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman adalah alat utama
dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut.
Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan
hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran.

6. Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang
melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi
prasangka. Dengan akal sehat, orang cenderung mempersempit pengamatannya karena
diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambing-hitamkan orang lain
atau menyokong sesuatu pendapat . Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang juga
dapat terjadi pada keadaan lain. Orang sering cenderung melihat hubungan antar dua
hal sebagai hubungan sebab-akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya
gejala yang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang
cenderung kearah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan
prasangka.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 31
7. Pendekatan Intuitif
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasar
atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak
disadari atau yang tidak difikirkan lebih dahulu. Dengan intuisi, orang memberikan
penilaian tanpa didahului sesuatu renungan. Pencapaian pengetahuan yang demikian itu
sukar dipercaya. Di sini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan terkendali.

Ditambahkan oleh Sumanto (1990:2) penemuan kebenaran melalui cara yang tidak
ilmiah adalah dengan:
1. Pengalaman
Untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan, manusia seringkali menggunakan
pengalaman-pengalaman mereka. Contoh, anak kecil kerap kali menggunakan
pengalaman-pengalamannya agar memperoleh sesuatu yang dikehendaki dari orang
tuanya. Misalnya, anak kecil menggunakan pengalamannya bahwa kalau ia selalu patuh
terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapatkan ganjaran dari orang tuanya.
Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi maka ia akan dimarahi. Dengan
pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung untuk patuh dan ingin mendapatkan
prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang
tuanya.
2. Metode A Priori
Metode apriori juga disebut metode intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan
pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung (didapat
dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang). Dalil-dalil dan kesimpulan
yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan tidak
dipertimbangkan dengan pengalaman.

32 Penelitian Pe n d i d i ka n
RANGKUMAN
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian
ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu. Dan berkembang melalui penelitian ilmiah,
yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris.
Penemuan ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional
dan berpikir empiris. Sebuah penemuan dikatakan ilmiah jika memiliki kriteria: (1)
Berdasarkan fakta, (2) Bebas dari prasangka, (3) Menggunakan prinsip analisa, (4)
Menggunakan hipotesa, (5) Menggunakan ukuran Objektif, (6) Menggunakan teknik
kuantifikasi. Proses penelitian melibatkan siklus empat unsur, yaitu pengamatan, induksi,
temuan ilmiah dan deduksi.
Individu yang akan melaksanakan suatu karya ilmiah hendaknya telah berpola pikir
ilmiah, yaitu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis. Ada dua kriteria untuk mengukur
kadar keilmiahan suatu penelitian, yaitu: (1) Kemampuannya untuk memberi pemahaman
(understanding) tentang pokok permasalahan yang diteliti, (2) Kemampuannya untuk
meramalkan (prodictive power), yaitu sampai suatu kesimpulan yang sama dapat dicapai
jika data yang sama dikemukakan di lain tempat dan waktu. Penemuan kebenaran dengan
cara ilmiah menekankan pada proses bagaimana pengetahuan itu didapat daripada isi
pengetahuan itu sendiri.
Penemuan non ilmiah atau penemuan dengan cara yang tidak ilmiah adalah cara
yang mudah dilakukan serta cepat didapat. Ada beberapa kelemahan penemuan non
ilmiah: (1) Pengetahuan yang didapat cenderung tidak akurat dan bersifat terbatas,
(2) Pengetahuan yang didapat cenderung digeneralisasikan ke tingkatan yang lebih
umum, (3) Pengetahuan yang didapat dimungkinkan sebagai sebuah hasil rekayasa demi
kepentingan mempertahankan ‘kebenaran’ pengetahuan yang ada, (4) Pengetahuan
yang didapat sulit dibebaskan dari kepentingan subjektif, (5) Pengetahuan yang didapat
masih memberikan ruang bagi nuansa mistik yang secara rasional dan logika sulit untuk
dipertanggungjawabkan.
Kebenaran dapat diperoleh melalui cara non ilmiah yang terdiri dari:
a. penemuan kebenaran secara kebetulan
b. penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat)
c. penemuan kebenaran melalui wahyu
d. penemuan kebenaran secara intuitif
e. penemuan kebenaran melalui trial dan error
f. penemuan kebenaran melalui spekulasi
g. penemuan kebenaran karena kewibawaan
h. penemuan kebenaran melalui pengalaman
i. penemuan kebenaran a priori

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 33
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
a. Diskusikan dengan teman Anda, kelemahan dan kelebihan dari penemuan ilmiah
b. Diskusikan dengan teman Anda contoh-contoh penemuan ilmiah yang didasarkan
pada pengalaman pribadi anda
c. Diskusikan dengan teman Anda, kelemahan dan kelebihan dari penemuan non
ilmiah
d. Diskusikan dengan teman Anda contoh-contoh dari penemuan non ilmiah.

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal latihan, Anda dapat berdiskusi dengan teman, atau berdialog
dengan dosen Pembimbing, sehingga Anda dapar mengungkapkan penemuan-penemuan
yang pernah Anda alami baik secara ilmiah maupun non ilmiah

34 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 3

1. Cara mencari kebenaran yang dipandang cara ilmiah adalah melalui …


A. Metode penelitian
B. Akal sehat
C. Trial and Error
D. Berfikir Induktif

2. Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang dibangun di atas teori tertentu,
dan sistematik serta terkontrol berdasar atas data empiris, adalah pengertian dari …
a. penemuan ilmiah
b. penemuan non ilmiah
c. penemuan spekulatif
d. penemuan intuitif

3. Dalam menemukan kebenaran, penelitian ilmiah akan menghasilkan …


A. Kesimpulan yang berbeda bagi setiap orang
B. Kesimpulan yang bersifat subyektif bagi setiap orang
C. Kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang
D. Kesimpulan yang sulit digeneralisasikan

4. Sebuah penemuan dikatakan ilmiahjika memiliki criteria, kecuali …


a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari prasangka
c. Menggunakan prinsip analisa
d. Menggunakan otoritas

5. Seseorang yang akan melaksanakan penelitian ilmiah, harus berpola fikir ilmiah,
yaitu memiliki sikap, kecuali …
a. Berfikir skeptis
b. Berfikir analitis
c. Berfikir teoritis
d. Berfikir kritis

6. Karakteristik utama dari penemuan kebenaran secara spekulatif adalah …


a. Mengandung unsur untung-untungan yang sangat dominan
b. Mengandung unsur prediksi yang lebih baik
c. Mengandung unsur untung rugi dalam penemuan
d. Mengandung unsur keterlibatan banyak pihak

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 35
7. Mencoba sesuatu secara berulang-ulang, walaupun selalu menemukan kegagalan dan
akhirnya menemukan suatu kebenaran disebut cara kerja dari …
a. Prasangka
b. Intuitif
c. Otoritas
d. Trial and Error

8. Cara non ilmiah memiliki banyak kelemahan dikarenakan …


a. Cara ini didapat secara cepat dan mudah.
b. Cara ini mengandung objektifitas yang tinggi
c. Cara ini melalui prosedur yang sistematik
d. Cara ini memerlukan criteria yang banyak

9. Orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasar atas “pengetahuan” yang


langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang
tidak difikirkan lebih dahulu, merupakan pengertian dari penemuan non ilmiah
berdasarkan …
a. spekulatif
b. pengalaman
c. intuitif
d. otoritas

10. Berikut ini merupakan kelemahan pada metode non ilmiah, kecuali …
a. Pengetahuan yang didapat cenderung tidak akurat dan bersifat terbatas
b. Pengetahuan yang didapat cenderung digeneralisasikan ke tingkatan yang lebih
umum, tanpa melalui sebuah proses yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pengetahuan yang didapat dimungkinkan sebagai sebuah hasil rekayasa demi
kepentingan mempertahankan ‘kebenaran’ pengetahuan yang ada.
d. Pengetahuan yang didapat mudah dibebaskan dari kepentingan subjektif

Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di

36 Penelitian Pe n d i d i ka n
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke


Bahan Belajar Mandiri berikutnya. Bagus!
Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama
bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN

TES FORMATIF 1 TES FORMATIF 2 TES FORMATIF 3

1. B 1. D 1. A
2. A 2. A 2. A
3. B 3. C 3. C
4. D 4. C 4. D
5. C 5. D 5. C
6. A 6. A 6. B
7. C 7. D 7. D
8. C 8. A 8. A
9. A 9. B 9. C
10. B 10. C 10. D

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 37
38 Penelitian Pe n d i d i ka n
PENDEKATAN DAN

2
METODE PENELITIAN

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 39
40 Penelitian Pe n d i d i ka n
PENDEKATAN DAN METODE
PENELITIAN

Pendahuluan
Sebuah kegiatan untuk menemukan sesuatu, memecahkan sebuah permasalahan
seringkali disebut dengan istilah penelitian. Definisi dari penelitian itu sendiri telah
banyak dikemukan oleh para ahli. Secara etimologi, penelitian merupakan terjemahan
dari sebuah kata dalam bahasa Inggris, research. berasal dari kata re yang berarti kembali,
dan search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti dari research atau biasa disebut
riset adalah mencari kembali.
Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus (Nazir, 2005: 24). Banyak sekali ragam
penelitian yang dapat dilakukan dalam upaya menyelidiki sesuatu. Hal ini tergantung
dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, dan sebagainya. Proses untuk penyelidikan
tersebut dapat melalui berbagai pendekatan. Pendekatan penelitian yang sering kita
jumpai adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Sebuah pendekatan yang digunakan dalam penelitian, tidak terlepas dari kelebihan
dan kekurangan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil penelitian yang relevan, perlu
dipahami masing-masing pendekatan dari penelitian tersebut.
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk mendapatkan sebuah jawaban atau
pemecahan dari sebuah masalah. Hasil dari sebuah penelitian dapat dijadikan rujukan untuk
berbagai kepentingan sesuai dengan kepentingannya. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode
atau teknik yang harus dilalui agar sebuah penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Metodologi mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara
melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah
penelitian, termasuk untuk pengujian hipotesis.
Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam melaksanakan penelitiannya.
Metode yang dipilih pasti berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian
yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan harus sesuai dengan metode penelitian
yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian pun harus cocok dengan
metode penelitian yang digunakan. .
Secara umum, modul ini menjelaskan tentang pendekatan metode penelitian, yaitu

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 41
pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif, dan secara singkat akan membahas metode
penelitian yang paling umum digunakan yaitu: metode sejarah, metode deskriptif/ survei,
metode eksperimen, dan metode grounded research.
Setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pendekatan penelitian kualitatif
2. Menjelaskan pendekatan penelitian kuantitatif
3. Menjelaskan konsep metode penelitian
4. Menjelaskan berbagai jenis-jenis metode penelitian
5. Menjelaskan metode penelitian sejarah
6. Menjelaskan metode penelitian deskriptif/ survei
7. Menjelaskan metode eksperimen
8. Menjelaskan metode grounded research.

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan menjadi
dua Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut:
KB 1 : Pendekatan penelitian kualitatif
KB 2 : Pendekatan penelitian kuantitatif
KB 3 : Konsep dan jenis metode penelitian
KB 4 : Metode penelitian sejarah, deskriptif/ survei
KB 5 : Metode penelitian eksperimen, grounded research.

Untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam mempelajari modul ini, ada
baiknya diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
tujuan dari pembelajaran modul ini
2. Bacalah uraian dari modul ini, kemudian temukan kata-kata kunci berdasarkan kata-
kata kunci sendiri, atau diskusikanlah dengan teman Anda
3. Mantapkan pemahaman isi modul ini, melalui pemahaman sendiri, bertukar pikiran
dengan teman atau dengan tutor Anda
4. Untuk memperluas wawasan, Anda bisa membaca atau memperoleh dari sumber lain
selain sumber modul ini
5. Setelah Anda merasa memahami, kemudian kerjakan latihan dalam modul ini sesuai
dengan petunjuknya
6. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa untuk mengisi soal yang sudah disediakan.

Jika sudah selesai mengerjakan, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban, untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah Anda capai.
Selamat belajar, semoga sukses.

42 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Pendekatan Penelitian Kualitatif

Pengantar
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang terbilang baru dalam dunia penelitian.
Kehadiran penelitian kualitatif sebelumnya diragukan keilmiahannya. Hal ini disebabkan
karena pengumpulan data yang tidak sistematis, sangat individual, kurang ilmiah, dan
sukar dilakukan pelacakan terhadap data yang terkumpul. Namun, seiring berjalannya
waktu, penelitian kualitatif dapat diterima dalam dunia penelitian.
Model penelitian kualitatif yang dikenal di Indonesia adalah penelitian naturalistik.
Istilah naturalistik menunjukkan bahwa, pelaksanaan penelitian terjadi secara alamiah,
apa adanya, dalam situasi normal, dan tidak diberi tindakan apapun. Dengan karakter
ini, maka peneliti merupakan orang yang terlibat secara langsung. Dengan kata lain pula,
instrumen dalam penelitian kualitatif tersebut adalah peneliti itu sendiri. Untuk menjadi
instrumen penelitian yang baik, peneliti dituntut untuk memiliki wawasan yang luas,
baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial aspek yang
sedang diteliti, yaitu berupa: nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi
dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Sehingga, kedalaman ilmu peneliti pada
aspek yang diteliti sangat penting dan akan berpengaruh pada hasil penelitiannya.
Disamping itu, peneliti dituntut untuk menghindari sejauh mungkin pengaruh
subjektif dalam menentukan interpretasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkaji
ulang, bertanya pada orang lain, dan menghimpun informasi lain yang sejenis. Interpretasi
yang dimaksud disini adalah, interpretasi terhadap isi yang dibuat dan disusun secara
sistemik atau menyeluruh, serta sistematis.
Penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory atau teori
yang mendasar yang timbul dari data bukan dari hipotesis. Oleh sebab itu, penelitian
kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok
peneliti di bidang ilmu sosial, termasuk pendidikan.
Sebuah penelitian yang dilakukan, baik penelitian kualitatif maupun penelitian
kuantitatif, selalu berangkat dari masalah. Dalam penelitian kualitatif, masalah yang

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 43
dibawa oleh peneliti masih remang-remang. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti
berada di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
Kemungkinan pertama, masalah yang dibawa tetap sama, sehingga sejak awal sampai
akhir penelitian, peneliti benar-benar meneliti sebuah masalah yang sama. Dengan
demikian, judul proposal dan judul laporan penelitian tetap sama. Kedua, masalah yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian menjadi berkembang, yaitu memperluas
atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian, tidak terlalu banyak
perubahan, segingga judul penelitian cukup disempurnakan. Ketiga, masalah yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian tiba-tiba berubah total, sehingga harus ganti
masalah. Dengan demikian, judul proposal dengan judul penelitian tidak sama, sehingga
judul pun harus diganti.

Fokus Penelitian
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Fokus
merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam
penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi
yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Sebenarnya, fokus dalam penelitian
kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour
question, atau yang disebut penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum tersebut,
peneliti akan memperoleh gambaran menyeluruh yang terdapat pada tahap permukaan.
Untuk dapat memahami secara luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus
penelitian. Spradley (Sugiyono, 2008: 209) mengemukakan empat alternatif untuk
menetapkan fokus, yaitu:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang
ada.

Bentuk Rumusan Masalah


Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti terjun ke lapangan.
Pertanyaan penelitian pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan atas dasar definisi
operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan
dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi sosial yang terjadi, dan
kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori yang baru.

44 Penelitian Pe n d i d i ka n
Judul Penelitian Kualitatif
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah
yang ditetapkan. Dengan demikian, judul penelitian harus spesifik dan mencerminkan
permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Masalah pada penelitian kualitatif masih
bersifat sementara. Oleh sebab itu, perubahan yang terjadi pada judul merupakan sebuah
hal yang lumrah. Jika tidak terjadi perubahan, berarti penelitian yang dilakukan belum
dapat dikatakan mencakup penelitian yang mendalam.

Karakteristik Penelitian Kualitatif


Guba dan Lincoln (Alwasilah, 2008: 104) menyatakan 14 karakteristik dari pendekatan
kualitatif, yaitu:
1. Latar alamiah
Suatu objek mesti dilihat dalam konteksnya yang alamiah. Pengamatan juga akan
mempengaruhi apa yang diamati, oleh karena itu untuk mendapatkan pemahaman
yang optimal, objek harus diamati secara keseluruhan, kontekstual, dan dengan
kekuatan penuh
2. Manusia sebagai instrumen
Instrumen konvensional yang merupakan hard copy, tidak akan sanggup untuk
beradaptasi secara fleksibel dengan realitas yang terjadi di lapangan. Maka dari itu,
penyesuaian demi penyesuaian dilakukan peneliti yang akan berinteraksi dengan
fenomena yang sedang dipelajari
3. Pemanfaatan pengetahuan nonproposisional
Peneliti naturalitis melegitimasi penggunaan intuisi, perasaan, firasat, dan pengetahuan
lain yang tak terbahasakan, selain pengetahuan proposisional. Pengetahuan ini banyak
digunakan dalam proses interaksi antara peneliti dan responden. Pengetahuan itu
juga banyak diperoleh dari responden terutama sewaktu peneliti melihat nilai-nilai,
kepercayaan dan sikap yang tersembunyi pada responden
4. Metode-metode kualitatif
Peneliti kualitatif memilih metode-metode kualitatif karena metode ini lebih mudah
diadaptasikan dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi
5. Sampel purposif
Penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan
data secara maksimal
6. Analisis data secara induktif
Pengembangan konsep didasarkan atas data-data yang ada dan mengikuti desain
penelitian yang fleksibel sesuai dengan konteksnya
7. Teori dilandaskan pada data di lapangan
Penelitian kualitatif mencari teori yang muncul dari data di lapangan. Penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 45
kualitatif memercayai bahwa kebenaran seyogianya akan terlihat dan teralami sendiri
bersama responden di lapangan
8. Desain penelitian mencuat secara alamiah
Desain penelitian kualitatif muncul secara alami selama penelitian. Desain yang
muncul merupakan akibat dari fungsi interaksi antara peneliti dan responden, hal ini
tidak dapat diprediksi di awal penelitian
9. Hasil penelitian berdasarkan negosiasi
Peneliti dan responden merupakan tim yang berinteraksi antara yang mengetahui
dengan apa yang diketahui
10. Cara pelaporan dengan mengedepankan kasus
11. Interpretasi idiografik
Data yang terkumpul termasuk kesimpulannya, akan diberi tafsir secara idiografik,
yaitu secara kasus, khusus, dan kontekstual
12. Aplikasi tentatif
Setiap temuan adalah hasil interaksi peneliti dengan responden dengan memperhatikan
nilai-nilai dan kekhususan lokal, yang mungkin sulit direplikasi dan diduplikasi
13. Batas penelitian ditentukan fokus
Penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh fokus penelitian yang memang mencuat ke
permukaan. Batas penelitian ini akan sulit ditegakkan tanpa pengetahuan kontekstual
dari fokus penelitian
14. Keterpercayaan dengan kriteria khusus.

Dalam penelitian kualitatif, perilaku responden dilihat dalam konteks tertentu dan
pengaruh konteks terhadap tingkah laku itu. Perspektif para responden tidak terbatas
pada laporan mengenai satu kejadian atau fenomena, melainkan juga pada apa yang
ada di balik perspektif itu. Para peneliti kualitatif juga berupaya untuk lebih memahami
proses yang diamati, bukan hanya pada hasil atau produk dari sebuah kejadian maupun
fenomena yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif, peran teori tidak sejelas dalam penelitian kuantitatif,
karena model penelitian kualitatif bersifat induktif. Pada penelitian ini, tidak ada teori
a priori, melainkan grounded theory, yaitu teori yang dikembangkan secara induktif
selama penelitian berlangsung, dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di
lapangan.

46 Penelitian Pe n d i d i ka n
priori, melainkan grounded theory, yaitu teori yang dikembangkan secara induktif selama
penelitian berlangsung, dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di
lapangan.

Penelitimengumpulkan Mengajukan MembangunkategoriͲ


informasi pertanyaan kategori

Pemahamanbaru,teori Mengembangkan MencaripolaͲpola


baru,hipotesisbaru teori (teori)

Diagram Model
Diagram Induktif
Model dalam
Induktif dalamPenelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
Kompetensi Peneliti Kualitatif

Kompetensi Peneliti Kualitatif


Sugiyono (2008: 28) menyatakan, ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang
peneliti untuk melakukan penelitian kualitatif, yaitu:
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang
akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrab
dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial
c. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada objek penelitian pada
konteks sosial
d. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam
secara triangulasi, serta sumber-sumber lain
e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari
analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/ budaya
f. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas
hasil penelitian
g. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru
h. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 47
Latihan
1. Diskusikan dengan teman Anda, kelebihan dan kekurangan dari pendekatan
kualitatif!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan penelitian kualitatif!
3. Jelaskan hal yang menjadi dasar dalam penelitian kualitatif!

Rangkuman
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya,
dalam situasi normal dan tidak diberi tindakan apapun, sehingga penelitian ini akan
menghasilkan sebuah grounded theory. Penelitian kualitatif ditekankan pada model
induktif. Tidak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif lebih mementingkan
proses dari sebuah kejadian atau fenomena dibandingkan hasil dari kejadian tersebut.
Peneliti bertugas sebagai instrumen dalam pengumpulan data pada penelitian ini,
sehingga ketajaman peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh selama penelitian
sangat menentukan hasil yang diperoleh.
Adapun karakteristik dari penelitian kualitatif adalah: (1) berlatar ilmiah; (2) Manusia
sebagai instrumen; (3) Pemanfaatan pengetahuan nonproposisional; (4) Metode-metode
kualitatif; (5) Sampel purposif; (6) Analisis data secara induktif; (7) Teori dilandaskan
pada data di lapangan; (8) Desain penelitian mencuat secara alamiah; (9) Hasil penelitian
berdasarkan negosiasi; (10) Cara pelaporan dengan mengedepankan kasus; (11)
Interpretasi idiografik; (12) Aplikasi tentatif; (13) Batas penelitian ditentukan fokus;
(14) Keterpercayaan dengan kriteria khusus.

48 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 1

1. Istilah naturalistik merupakan istilah yang digunakan dalam penelitian....


a. Penelitian tindakan kelas
b. Penelitian kualitatif
c. Penelitian kuantitatif
d. Penelitian dan pengembangan

2. Yang menjadi ciri dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data. yang merupakan instrument dalam penelitian kualitatif
adalah….
a. Peneliti sendiri
b. Objek penelitian saja
c. Variabel x dan y
d. Pihak luar

3. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif akan diperoleh peneliti pada saat….
a. Sebelum penelitian
b. Ketika memutuskan akan meneliti
c. Setelah penjelajahan/ penelaahan umum
d. Setelah selesai penelitian

4. Penelitian kualitatif biasanya akan menghasilkan sebuah….


a. Grounded theory
b. Rumus matematika
c. Dalil
d. Membuktikan rumus

5. Penelitian kualitatif sangat cocok apabila digunakan dalam penelitian….


a. Sains
b. Sosial
c. Matematis
d. Perbandingan

6. Penelitian kualitatif, merupakan penelitian yang mengembangkan teori selama


penelitian berlangsung dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di
lapangan. Ini merupakan arti dari penelitian yang bersifat….
a. Deduktif
b. Alamiah

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 49
c. Rasional
d. Induktif
7. Seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Mampu mengoperasikan Excel dan SPSS
b. Mampu menganalisis data yang didapat dari tes
c. Memiliki wawasan yang sangat luas dan mendalam tentang kasus/ gejala yang
akan diteliti, serta memiliki kemampuan analisis yang kuat dalam menganalisis
persoalan
d. Kemampuan berpikir matematis logis

8. yang merupakan karakteristik dari penelitian kualitatif, kecuali …


a. Manusia sebagai instrumen;
b. Sampel purposif;
c. Data empiris yang dihasilkan
d. Analisis data secara induktif

9. Yang merupakan ciri khas dari penelitian kuantitatif ialah …


a. suatu penelitian eksperimental
b. mengutamakan proses dari sebuah kejadian atau fenomena
c. menghasilkan data empiris
d. mengutamakan hasil dari kejadian atau penomena

10. Perhatikan fokus permasalahan berikut :


a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu
c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang ada.
Tahapan diatas merupakan pendekatan fokus permasalahan dari penelitian …
a. kualitatif
b. kuantitatif
c. deskriptif
b. eksperimental

50 Penelitian Pe n d i d i ka n
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama pada bagian-bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 51
52 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

KEGIATAN BELAJAR 2

Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif

Pengantar
Pengantar Berbeda dengan penelitian yang merupakan pendekatan penelitian baru,
penelitian kuantitatif
Berbeda dengan merupakan
penelitian penelitian
yang merupakanyangpendekatan
sudah lebihpenelitian
dulu dikenal. Penelitian
baru, penelitian
kuantitatif
kuantitatif sering disebut
merupakan penelitian
penelitian yangtradisional,
sudah lebih positivistik, scientific
dulu dikenal. dan penelitian
Penelitian kuantitatif
sering disebut
discovery. penelitian
Penelitian tradisional,
ini disebut positivistik,
penelitian positivistikscientific dan penelitian
karena berlandaskan pada discovery.
filsafat
Penelitian ini disebut penelitian positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Penelitian ini juga disebut penelitian scientific, karena telah memenuhi positivisme.
Penelitian ini juga disebut penelitian scientific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah
kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit, objektif, terukur dan sistematis. Penelitian ini disebut
ilmiah, yaitu konkrit, objektif, terukur dan sistematis. Penelitian ini disebut penelitian
penelitian
discovery, discovery,
karena dengankarena dengan ini
penelitian penelitian ini dapat ditemukan
dapat ditemukan dan dikembangkan
dan dikembangkan berbagai
berbagai ilmu pengetahuan baru. Disebut penelitian kuantitatif sendiri,
ilmu pengetahuan baru. Disebut penelitian kuantitatif sendiri, karena menghasilkan atau karena
membutuhkan
menghasilkan data penelitian
atau berupadata
membutuhkan angka-angka
penelitian (kuantitas) dan analisis
berupa angka-angka menggunakan
(kuantitas) dan
statistik.
analisis menggunakan statistik.
FilsafatFilsafat
positivisme memandang
positivisme memandang realitas
realitasitu
itudapat diklasifikasikan,relatif
dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala sebab-akibat. Penelitian kuantitatif
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala sebab-akibat. Penelitian kuantitatif pada
pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif untuk
umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif untuk
digeneralisasi. Proses penelitian kuantitatif bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
digeneralisasi.
rumusan masalahProses penelitian
digunakan konsepkuantitatif
atau teoribersifat deduktif,
sehingga dapatdimana untuk hipotesis.
dirumuskan menjawab
rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

Proses Penelitian Kuantitatif


Proses Penelitian Kuantitatif

‡‰—Œ‹ƒ
‹•–”—‡

‘’—Žƒ•‹†ƒ ‡‰‡„ƒ‰ƒ
•ƒ’‡Ž ‹•–”—‡

——•ƒƒ•ƒŽƒŠ ƒ†ƒ•ƒ–‡‘”‹ ‡”——•ƒŠ‹’‘–‡•‹• ‡‰—’—Žƒ†ƒ–ƒ ƒŽ‹•‹•†ƒ–ƒ

‡•‹’—Žƒ
†ƒ•ƒ”ƒ

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berangkat dari adanya sebuah


masalah pada suatu fenomena. Penelitian kuantitatif bertolak dariPestudi
n e l i tpendahuluan
i a n Pe n d i d i kayang
n 53
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berangkat dari adanya sebuah
masalah pada suatu fenomena. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan yang
menjadi objek penelitian untuk benar-benar mendapatkan masalah atau penyimpangan
yang ada pada objek yang diteliti. Masalah yang didapat bukan merupakan masalah yang
hanya terlihat secara fisik, oleh karena itu harus digali melalui studi pendahuluan dengan
fakta-fakta empirik. Peneliti harus menguasai teori yang sesuai dengan objek yang diteliti
agar dapat menggali masalah dengan baik. Selanjutnya, agar masalah dapat dijawab maka
dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik.
Hasil penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan
jawaban sementara pada masalah yang telah dirumuskan. Untuk menguji hipotesis
tersebut, peneliti dapat memilih metode yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih
metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.
Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang
lain.
Setelah ditemukan metode penelitian yang relevan, langkah selanjutnya adalah
menyusun instrumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan. Pada penelitian kuantitatif, instrumen penelitian
bukanlah peneliti sendiri seperti pada penelitian kualitatif. Instrumen penelitian yang
digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian kuantitatif dapat berupa tes,
angket/ kuesioner, maupun pedoman observasi atau pedoman wawancara. instrumen
penelitian yang digunakan untuk menjaring sejumlah data yang dibutuhkan haruslah
merupakan instrumen yang sudah teruji kevalidannya. Tingkat validitas dapat dihitung
melalui perhitungan statistik maupun dengan expert judgement dari seorang ahli yang
kompeten pada objek yang diteliti.
Data yang telah terkumpul selanjutnya harus dianalisis untuk menemukan jawaban
dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu
pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian,
terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan
masalah didasarkan pada masalah.
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah
deskriptif, komparatif dan asosiatif (Sugiyono, 2008: 35). Rumusan masalah deskriptif
adalah suatu rumusan masalah yang berkenan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi, dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan sampel yang lain, dan mencari

54 Penelitian Pe n d i d i ka n
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Rumusan masalah asosiatif adalah suatu
rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif
Jenis-jenis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti,
apakah data sudah tersedia atau baru akan dimunculkan. Jika data sudah tersedia, maka
penelitiannya bukan merupakan penelitian eksperimen. Sebaliknya, jika data baru akan
dimunculkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Penelitian bentuk noneksperimen yang banyak dilakukan antara lain: (1) penelitian
deskriptif; (2) asosiatif, (3) survei; (4) penelitian evaluasi. Penelitian eksperimen dapat
berbentuk eksperimen dalam berbagai bentuk desain, dan penelitian tindakan. Analisis
data penelitian noneksperimental dapat dilakukan menggunakan rumus statistik, dapat
juga hanya statistik sederhana. Dari analisis data tersebut peneliti membuat interpretasi
dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi
objek penelitian.

Penggunaan Penelitian Kuantitatif


Kapan penelitian kuantitatif dapat dilakukan? Sugiyono (2008: 23) menyatakan,
penelitian kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila masalah merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
Penelitian kuantitatif dapat digunakan jika masalah yang akan diteliti sudah benar-
benar jelas, dalam artian sudah dilengkapi dengan data, baik data hasil penelitian
maupun dokumentasi
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi
Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi
tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
Untuk kepentingan ini, metode eksperimen paling cocok digunakan
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 55
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori, dan produk tertentu

Kompetensi Peneliti Kuantitatif


Sugiyono (2008: 28) memaparkan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti
kuantitatif, yaitu:
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
b. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah
penelitian yang betul-betul masalah
c. Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas
masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian
d. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survei,
eksperimen, ex post facto, evaluasi dan sejenisnya
e. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling dan nonprobability
sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif
dengan sampling error tertentu
f. Mampu menyusun instrumen untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu
menguji validitas dan reliabilitas instrumen
g. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara dan
observasi
h. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu mengorganisasikan
tim peneliti dengan baik
i. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
j. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis
k. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke
pihak-pihak yang terkait
l. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke
dalam jurnal ilmiah.

56 Penelitian Pe n d i d i ka n
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1. Diskusikan dengan teman Anda, kelebihan dan kekurangan dari pendekatan
kuantitatif!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif!
3. Jelaskan hal yang menjadi dasar dalam penelitian kuantitatif!

Rangkuman
Penelitian kuantitatif sering disebut penelitian tradisional, positivistik, scientific
dan penelitian discovery. Penelitian ini disebut penelitian kuantitatif sendiri karena
menghasilkan atau membutuhkan data penelitian berupa angka-angka (kuantitas) dan
analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan yang
menjadi objek penelitian untuk benar-benar mendapatkan masalah atau penyimpangan
yang ada pada objek yang diteliti.
Adapun perbedaan mendasar antara kedua pendekatan penelitian tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1 Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data
sumber data sudah mantap dan rinci sejak tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul
awal dan berkembang seiring dengan berjalannya
penelitian
2 Langkah penelitian: segala sesuatu Langkah penelitian: baru diketahui dengan
direncanakan sampai matang ketika mantap dan jelas setelah penelitian selesai
persiapan disusun

3 Dapat menggunakan sampel dan hasil Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi
penelitiannya diberlakukan untuk populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian
kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan
sampel. Istilah yang digunakan adalah setting.
Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang
bersangkutan
4 Hipotesis (jika perlu): Hipotesis:
a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya,
dalam penelitian tetapi dapat lahir selama penelitian
b. Hipotesis menentukan hasil yang berlangsung (tentatif). Hasil penelitian
diramalkan terbuka.
5 Desain: langkah-langkah penelitian dan hasil Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel
yang diharapkan dengan jelas disertakan di dengan langkah dan hasil yang tidak dapat
dalamnya dipastikan sebelumnya

6 Pengumpulan data: kegiatan dalam Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data


pengumpulan data memungkinkan untuk selalu harus dilakukan oleh peneliti
diwakilkan
7 Analisis data: dilakukan sesudah semua data Analisis data: dilakukan bersamaan dengan
terkumpul pengumpulan data

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 57
TES FORMATIF 2

1. Penelitian kuantitatif sering disebut juga, kecuali….


a. Naturalistic
b. Scientific
c. Positivistic
d. Discovery

2. Penelitian kuantitatif berangkat berdasarkan teori yang sudah ada. Sehingga dapat
dirumuskan hipotesis. Hal ini merupakan cirri-ciri dari sifat….
a. Induktif
b. Rasional
c. Deduktif
d. Ilmiah

3. Penelitian kuantitatif dinyatakan sebagai sebuah penelitian yang dapat menemukan


dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Hal ini yang menjadi
sebab, mengapa penelitian kuantitatif disebut juga penelitian….
a. Kuantitatif
b. Discovery
c. Scientific
d. Positivistic

4. Alat pengumpul data pada penelitian kualitatif biasanya berupa….


a. Tape recorder
b. Studi dokumentasi saja
c. Triangulasi
d. Tes, angket

5. Rumusan masalah yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda, merupakan rumusan masalah penelitian kuantitatif
yang bersifat….
a. Komparatif
b. Asosiatif
c. Deskriptif
d. Kualitatif

6. Penelitian kuantitatif dapat dilakukan jika….


a. Peneliti akan membuat teori baru

58 Penelitian Pe n d i d i ka n
b. Peneliti ingin meneliti sejarah keberadaan suatu negara
c. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang sempit dari subjek yang luas
d. Peneliti ingin memperoleh gambaran yang luas dari subjek yang sempit

7. Adanya kejelasan sampel dan populasi penelitian, sumber data yang sudah lengkap,
merupakan kejelasan unsure pada pendekatan penelitian….
a. Kualitatif c. Penelitian Tindakan Kelas
b. R & D d. Kuantitatif

8. Kegiatan pengumpulan data dapat diwakilkan pada orang lain, merupakan kemudahan
dan keefisienan waktu yang dimiliki oleh penelitian….
a. Kualitatif c. Penelitian Tindakan Kelas
b. R & D d. Kuantitatif

9. Jenis Penelitian kuantitatif bentuk noneksperimen yang banyak dilakukan seperti


dibawah ini kecuali …
a. penelitian deskriptif
b. penelitian induktif
c. survei
d. penelitian evaluasi Penelitian

10. Dibawah ini merupakan Penggunaan Penelitian Kuantitatif kecuali ...


a. Bila masalah merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
b. Bila mengutamakan proses dari sebuah kejadian atau fenomena
c. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 59
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Bagus! Anda dapat melanjutkan
ke Kegiatan Belajar 3. Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

60 Penelitian Pe n d i d i ka n
3

Konsep dan Jenis Metode Penelitian

Pendahuluan
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2008: 2) menyatakan terdapat empat
kata kunci pada pengertian tersebut, yaitu: ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, agar dapat terjangkau oleh akal pikiran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang memiliki kriteria
valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek dengan data yang dapat dikumpulkan pleh peneliti. Seringkali, data yang didapatkan
dari penelitian tidak langsung valid. Oleh karena itu, data yang telah terkumpul sebelum
diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektifitas. Pada
umumnya, jika data tersebut reliabel dan objektif, maka terdapat kecenderungan data
tersebut valid.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum, tujuan
penelitian bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data
yang diperoleh dari penelitian adalah data uang benar-benar baru yang sebelumnya
belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh melalui penelitian
tersebut digunakan untuk membuktikan sebuah keragu-raguan terhadap informasi
atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.
Sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti harus menjawab tiga buah
pertanyaan pokok sebagai berikut:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 61
1. Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian?
2. Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data?
3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus


dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa
yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian
memandu peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Jenis-Jenis Penelitian
Dalam pengelompokkan metode-metode penelitian, kriteria yang dipakai adalah
teknik serta prosedur penelitian. Namun tidak jarang terdapat, bahwa pengelompokkan
yang dibuat ada kalanya didasarkan pada prosedur saja dan ada kalanya didasarkan pada
teknik saja, karena ahli-ahli mencampuradukkan antara metode dan teknik penelitian
dalam membuat pengelompokkan metode penelitian. Penelitian dibagi oleh Crawford
pada tahun 1928 (Nazir, 2005: 45) ke dalam 14 jenis, yaitu: (1) Eksperimen; (2) Sejarah;
(3) Psikologis; (4) Case study, (5) Survei; (6) Membuat kurikulum; (7) Analisis pekerjaan;
(8) Interview; (9) Questionair; (10) Observasi; (11) Pengukuran; (12) Statistik; (13) Tabel
dan grafik; dan (14) Teknik perpustakaan.
Pembagian penelitian menurut Crawford di atas memakai kriteria metode (sejarah,
survei, eksperimen, dan sebagainya) dan teknik kuisioner, interview, dan sebagainya yang
tidak dipisahkan olehnya secara jelas. Jika kita lihat, pembagian penelitian dari nomor 1
sampai nomor 7, merupakan metode-metode dalam penelitian.
Sejak tahun 1914 telah muncul ahli-ahli untuk membagi penelitian dalam kelompok-
kelompok penelitian tertentu. Antara tahun 1914-1931 terdapat empat buah metode
favorit, yaitu:
1. Metode eksperimen
2. Metode sejarah
3. Metode deskriptif
4. Metode kuesioner.

Pada tahun 1931, metode penelitian dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu:
1. Metode sejarah
2. Metode ekserimen
3. Metode filsafat
4. Metode deskriptif.

62 Penelitian Pe n d i d i ka n
Antara tahun 1932-1938, metode yang banyak digunakan dalam penelitian masih
dalam pengelompokkan seperti di atas, hanya saja urutan-urutan menurut popularitasnya
berubah menjadi:
1. Metode eksperimen
2. Metode sejarah
3. Metode deskriptif
4. Metode filsafat.
Dewasa ini, pengelompokan penelitian lebih banyak didasarkan pada:
1. Sifat masalah yang dipecahkan
Pengelompokan berdasarkan sifat masalah, membagi penelitian dengan
memperhatikan apakah masalah yang ingin dipecahkan tersebut adalah masalah
yang dapat dikontrol atau tidak, dan apa tujuan dari penelitian tersebut
2. Teknik dan alat yang digunakan
Pengelompokan dapat didasarkan pada alat yang digunakan pada saat melaksanakan
penelitian
3. Tempat penelitian dilakukan
Lokus atau tempat penelitian merupakan cirri khas penelitian. Apakah penelitian
diadakan di lapangan, di sekolah, di laboratorium, di perpustakaan atau sebagainya
4. Waktu jangkauan
Apakah penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis sebuah kejadian atau
fenomena masa lampau, masa sekarang atau masa depan. Apakah penelitian dilakukan
untuk menganalisis hasil dengan kesimpulan dan generalisasi seperti data yang ada,
atau juga memberikan ramalan dan prediksi pada masa yang akan datang
5. Daerah penelitian
Pengelompokan dapat juga didasarkan pada daerah atau area penelitian yang didukung
oleh bidang ilmu tertentu seperti filsafat, sosiologi, kependudukan, psikologi, usaha
tani dan sebagainya.

Berbeda dengan Nazir, Sugiyono (2008: 4) mengklasifikasikan jenis-jenis metode


penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang diteliti.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 63
psikologi, usaha tani dan sebagainya.

Berbeda dengan Nazir, Sugiyono (2008: 4) mengklasifikasikan jenis-jenis metode


penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang diteliti.

Penelitian dasar

Berdasarkan Penelitian pengembangan


tujuan (R&D)
penelitian

Penelitian Terapan
Macam metode
penelitian

Penelitian Eksperimen

Berdasarkan
tingkat
kealamiahan Penelitian survei
tempat penelitian

Penelitian Naturalistik

Nazir (2005: 47)Nazirmenyatakan, untuk dapat


(2005: 47) menyatakan, memberikan
untuk dengan
dapat memberikan jelasjelas
dengan beberapa
beberapametode
penelitian, metode
maka penelitian dikelompokkan
penelitian, maka dalam limadalam
penelitian dikelompokkan kelompok umum. Menurutnya,
lima kelompok umum.
metode penelitian dapat
Menurutnya, dikelompokkan
metode penelitian dapatdalam lima kelompok
dikelompokkan sebagai
dalam lima berikut:
kelompok sebagai

1. Metodeberikut:
Sejarah
1. Metode Sejarah
2. Metode Deskriptif/ Survei
b. Metode2. survei
Metode Deskriptif/ Survei
b. Metode survei
c. Metode deskriptif berkesambungan
c. Metode
d. Metode studi kasus deskriptif berkesambungan
e. Metode analisis pekerjaan dan aktivitas
f. Metode studi komparatif
g. Metode studi waktu dan gerakan

3. Metode Eksperimental
4. Metode Grounded Research
5. Metode Penelitian Tindakan

64 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rangkuman
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Empat kata kunci pada pengertian tersebut, yaitu ilmiah, data,
tujuan, dan kegunaan.
Metode penelitan menurut Nazir (2005: 47) dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
(1) Metode sejarah; (2) Metode deskriptif/ survei; (3) Metode eksperimental; (4) Metode
grounded research; (5) Metode penelitian tindakan.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut:
1. Jelaskan pengertian metode penelitian!
2. Jelaskan jenis-jenis metode penelitian!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 65
TES FORMATIF 3

1. Setiap tahun, para ahli telah membagi-bagi penelitian ke dalam kelompok-


kelompok. Pada tahun 1932, penelitian dikelompokkan dan diurutkan berdasarkan
popularitasnya. Metode dan urutan tersebut adalah….
a. Sejarah, eksperimen, deskriptif, filsafat
b. Eksperimen, sejarah, deskriptif, filsafat
c. Eksperimen, sejarah, deskriptif, kuesioner
d. Sejarah, eksperimen, filasafat, deskriptif

2 . Dewasa ini, pengelompokan penelitian lebih banyak didasarkan pada….


b. Alat yang digunakan, tujuan, area pemikiran, jumlah siswa
c. Prognastik, masalah pendidikan, social
d. Kuesioner, angket dan tes
e. Sifat masalah yang dipecahkan, teknik dan alat yang digunakan, tempat, waktu
jangkauan, daerah penelitian.

3. Semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu
bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang
bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta
teknologi disebut....
a. Metode
b. Penelitian
c. Metode penelitian
d. Metodologi

4. Strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan,
guna menjawab persoalan yang dihadapi disebut….
a. Metode
b. Penelitian
c. Metode penelitian
d. Metodologi

5. Setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk
menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu disebut…..
a. Penelitian murni.
b. Penelitian terapan.
c. Penelitian deskriptif.
d. Penelitian eksperimen

66 Penelitian Pe n d i d i ka n
6. Pengelompokan jenis penelitian antara tahun 1914-1931 terdapat empat buah
metode favorit seperti dibawah ini, kecuali:
a. Metode eksperimen
b. Metode induktif
c. Metode deskriptif
d. Metode kuesioner

7. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Terdapat Empat kata kunci pada pengertian tersebut seperti
dibawah ini, kecuali …
a. ilmiah
b. data
c. sasaran
d. tujuan

8. Data empiris (dengan pengujian statistika) digunakan pada penelitian …


a. kualitatif
b. kuantitatif
c. deskriftif
d. eksperimental

9. Perhatikan metode dibawah ini :


• Metode Sejarah
• Metode Deskriptif/ Survei
• Metode Eksperimental
• Metode Grounded Research
• Metode Penelitian Tindakan

Metode diatas dikemukakan oleh…


a. Nazir 2005
b. Sugiyono 2008
c. Crawford 1928
d. Para peneliti 1914-1931

10. Perhatikan metode penelitian dibawah ini :


• Penelitian Terapan
• Penelitian pengembangan (R&D)
• Penelitian dasar

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 67
Jenis-jenis metode penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang
diteliti. (Nazir, Sugiyono.2008: 4) merupakan macam penelitian berdasarkan..
a. sasaran penelitian
b. sampel penelitian
c. tujuan penelitian
d. tingkat kealamiahan tempat penelitian

Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Bagus! Anda dapat melanjutkan
ke Kegiatan Belajar 4. Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

68 Penelitian Pe n d i d i ka n
4

Metode Penelitian Sejarah,


Deskriptif/ Survei

Metode Penelitian Sejarah


Penelitian dapat dilihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya fenomena-
fenomena yang diselidiki. Metode sejarah mempunyai perspektif historis. Penelitian
historis adalah usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun
kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau. Dalam penelitian ini, peneliti
dituntut menemukan fakta, menilai dan menafsirkan fakta yang diperolehnya secara
sistematik objektif untuk memahami masa lampau. Temuan masa lampau tersebut dapat
dijadikan bahan untuk masa sekarang dan meramalkan peristiwa yang akan datang.
Banyak ahli yang menyamakan metode sejarah dengan metode dokumenter, karena
dalam metode sejarah banyak data didasarkan pada dokumen-dokumen. Namun,
sebenarnya metode sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode
dokumenter dapat saja mengenai masalah dini dan tidak perlu mengenai masalah masa
lalu.
Metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang
tidak dapat diulang-ulang kembali. Ini nyata sekali bedanya dengan metode penelitian
eksperimen pada fenomena natura, di mana data observasi dapat dikontrol dengan
percobaan.

Defenisi Metode Penelitian Sejarah


Sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Nevins
(Nazir, 2005: 48) menyatakan bahwa Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari
keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian
serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Menurut Nazir (2005: 48) penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 69
dengan menggunakan metode sejarah adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-
keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup
teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber-sumber sejarah, serta interpretasi
dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Dari defenisi tersebut, maka biografi dapat menjadi sejarah jika perorangan tersebut
dihubungkan dengan fenomena masyarakat pada masanya. Jika biografi dibatasi dalam
kehidupan perorangan saja dan terisolasi dari masyarakat, maka bibliografi tersebut
bukan sejarah.
Metode sejarah merupakan suatu usaha untuk memberikan interpretasi dari suatu
status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh suatu generalisasi yang berguna
untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan dengan keadaan sekarang dan
dapat meramalkan keadaan yang akan datang. Dengan demikian, tujuan dari penelitian
dengan metode sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan, serta menjelaskan dan
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara
tepat.

Ciri-Ciri Metode Sejarah


Nazir (2005: 48) menungkapkan beberapa ciri khas metode sejarah, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain
di masa-masa lampau.
2. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan
dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara
eksternal.
3. Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang
lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang
standar.
4. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan
waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus
dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.

Sumber Data pada Metode Sejarah


Sumber data dalam penelitian ini umumnya terdiri dari dokumen tertulis, peninggalan-
peninggalan masa lampau, benda purbakala, karya-karya seni, dan mungkin saksi mata
dalam peristiwa tertentu. Sudjana dan Ibrahim (1989: 81) menyatakan bahwa ada dua
sumber dalam metode penelitian sejarah, yaitu sumber primer (utama) dan sumber
sekunder (kedua). Sumber utama antara laindokumen, peninggalan langsung dari

70 Penelitian Pe n d i d i ka n
peristiwa dan catatan saksi mata. Misalnya notulen rapat, benda peninggalan sejarah,
karya seni, dan lain-lain. Sumber kedua adalah sumber dari tangan kedua, misalnya:
buku, hasil penelitian, artikel, ensiklopedia, dan lain-lain.
Peneliti biasanya berusaha keras untuk mendapatkan sumber utama agar hasil
penelitiannya dapat lebih dipercaya. Baik dalam sumber utama maupun sumber kedua,
peneliti dituntut untuk menilai fakta dan memberi interpretasi atas dasar pemikiran yang
ada pada dirinya. Oleh sebab itu, peneliti harus memiliki latar belakang pengetahuan yang
relevan dengan masalah yang ditelitinya.
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam metode
penelitian sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Nazir (2005: 49)
mengklasifikasikan sumber dari sejarah antara lain: remain, dokumen, sumber primer,
sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.

a. Remain dan dokumen


Jika sumber sejarah ditinjau dari sengaja atau tidak sengajanya bahan atau sumber
data tersebut ditinggalkan, maka sumber sejarah dibagi dua, yaitu: remain dan dokumen.
Remain adalah peninggalan-peninggalan yang tidak disengaja, baik berupa barang fisik
ataupun peninggalan rohani. Di lain pihak, terdapat juga catatan-catatan yang sengaja
ditinggalkan dan disebut dokumen.
Remain atau relics, yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yang mempunyai nilai-nilai
sejarah yang terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkannya untuk suatu keperluan
pembuktian sejarah. Peninggalan materi termasuk: alat, perkakas, perhiasan-perhiasan
kuno, bangunan seperti piramida, candi, senjata-senjata, sendok, benda budaya, dan
sebagainya.
Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta
pemikiran-pemikiran manusia di masa yang lalu. Dokumen tersebut secara sadar ditulis
untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan. Contoh dari dokumen antara lain:
buku harian, batu bertulis, daun-daun lontar, relief-relief pada candi, surat-surat kabar,
dan sebagainya.
Jika sumber sejarah di atas diperluas lagi, maka sumber tersebut dapat dibagi menjadi
sebagai berikut:
1. Keterangan ditinggalkan secara sadar:
a) Sumber tertulis: catatan harian, memori, biografi dan sebagainya.
b) Karangan tradisional: balada, cerita-cerita tradisional, anekdot-anekdot, dan
sebagainya.
c) Hasil-hasil artistic: potret, gambar, lukisan, patung dan sebagainya.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 71
2. Relic atau testimony tanpa sadar: pakaian, bahan makanan, alat rumah tangga, mesin-
mesin, buku, makam-makam, dan sebagainya.
3. Inskripsi, dokumen, monumen: memorial, kuburan, candi, dan sebagainya. Sebuah
makam atau kuburan dapat dimasukkan dalam dua kategori di atas. Jika sebuah
makam ditemukan dan pada makam tersebut hanya ada nama saja yang tertulis,
maka makam tersebut adalah relic. Namun, jika di bawah nama tersebut terdapat lagi
beberapa keterangan seperti jabatan, kelahiran, serta tugas-tugas lain, maka makam
tersebut merupakan dokumen yang sengaja ditinggalkan.

Oleh Nevins (Nazir, 2005: 50), sumber-sumber sejarah dibagi kedalam kelompok-
kelompok sebagai berikut:
1) Pertinggal fisis: tempat-tempat bersejarah, piramida, pot-pot, senjata-senjata,
gedung-gedung, dan sebagainya
2) Cerita secara oral: yaitu materi yang dipindahkan dari mulut ke mulut seperti balada,
cerita rakyat, tradisi-tradisi, legenda, dan sebagainya
3) Materi inskripsi: yaitu materi-materi pada tulisan tidak seperti biasa seperti tulisan
pada pot-pot, pada piring, pada patung dan sebagainya
4) Materi tulisan tangan: paripus, hiroglif, dokumen-dokumen modern, dan sebagainya
5) Buku dan cetakan: bahan-bahan yang tercetak
6) Bahan audio-visual: film-film, televisi, microfilm, kaset-kaset, radio dan sebagainya
7) Observasi langsung: hasil pengamatan penulis atau pengamatan oleh orang-orang
yang diwawancarai.

b. Sumber Primer dan Sumber Sekunder


Menurut Nazir (2005: 50), selain pembagian sumber seperti di atas, sumber sejarah
dapat juga dibedakan antara sumber primer dan sumber sekunder. Sumber-sumber
primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinal dari data sejarah. Data primer
merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian
yang lalu. Contoh dari data atau sumber primer adalah: catatan resmi yang dibuat pada
suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan rapat,
foto-foto dan sebagainya.
Suatu peraturan dasar dari metode sejarah adalah menggunakan data primer
sebanyak mungkin. Di lain pihak adalah sumber-sumber sekunder. Sumber-sumber
sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan yang
“jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya, keputusan rapat suatu perkumpulan
bukan didasarkan dari keputusan (minutes) dari rapat itu sendiri, tapi dari sumber berita
di surat kabar. Berita surat kabar tentang rapat tersebut adalah sumber sekunder.
Dalam metode sejarah, maka menggunakan sumber sekunder, padahal sumber primer

72 Penelitian Pe n d i d i ka n
ada, merupakan error yang besar sekali. Ini dapat diterima, karena sumber-sumber data
masa lampau akan terjadi banyak sekali distorsi dalam transmisi. Adanya distorsi akibat
dari transmisi keterangan dapat membuat interpretasi keterangan yang salah tentang
suatu fenomena sejarah.

Kritik Terhadap Keaslian Sumber


Sumber yang digunakan sebagai data dalam metode penelitian sejarah adalah
sumber yang benar-benar orisinil. Karena itu, ada dua hal yang harus diperhatikan untuk
melihat apakah sumber sejarah tersebut orisinil atau tidak. Nazir (2005:51) membagi hal
tersebut menjadi kritik eksternal dan kritik internal.
Kritik eksternal adalah menyelidiki keadaan ‘luar’ dari sumber. Melihat autentik
tidaknya suatu tulisan, meneliti bentuk kertasnya, menyelidiki bentuk papirus, meneliti
bahan-bahan bakunya dan formatnya. Juga diselidiki usia dari sumber serta rupa dari
sumber tersebut.
Kritik internal terhadap sumber sejarah adalah melihat dan menyelidiki isi dari bahan
sejarah dan dokumen sejarah. Apakah pernyataan yang dibuat benar-benar merupakan
fakta historis? Apakah isinya cocok dengan sejarah? Kritik internal termasuk diantaranya
isi, bahasa yang digunakan, tata bahasa, situasi di saat penulisan, ide dan sebagainya.
Bagi peneliti dengan menggunakan metode penelitian sejarah, kedua kritik di atas
digunakan dalam menentukan validitas sumber. Dalam mempelajari validitas sumber ini,
maka sulit diadakan batasan, bila dikerjakan kritik eksternal dan bila dikerjakan kritik
internal. Maka dari itu, walaupun suatu sumber telah lolos dalam kritik eksternal, belum
tentu sumber tersebut lolos dalam kritik internal.

Jenis-Jenis Penelitian Sejarah


Penelitian sejarah banyak sekali macamnya. Akan tetapi secara umum Nazir (2005:
52) membaginya menjadi empat jenis, yaitu:
1. Penelitian sejarah komparatif
Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor
dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian
tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin dibandingkan
sistem pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit.
Dalam hal ini, si peneliti ingin memperllihatkan unsur-unsur perbedaan dan
persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya, seorang peneliti ingin
membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari
beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-
tahap tren waktu zaman pertengahan.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 73
2. Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang
lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan-keputusan
pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu masyarakat
pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh
hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam
penelitian yuridis.
3. Penelitan Biografis
Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-
sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan
ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang
diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis
antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-
karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari
orang yang diteliti tersebut.
4. Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi
serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu
masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam penelitian biografis. Penelitian
ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-
ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang
penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang
dianggap hilang dan tersembunyi, seraya memberikan intepretasi serta generalisasi
yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

Langkah-Langkah Pokok Metode Penelitian Sejarah


Langkah-langkah pokok dalam penelitian sejarah Menurut Nazir (2005: 53) meliputi:
1. Definisikan masalah.
Untuk mendefenisikan masalah, tanyalah pertanyaan berikut pada diri sendiri:
- Apakah metode penelitian sejarah adalah metode terbaik untuk menjawab
masalah tersebut?
- Apakah data-data yang diperlukan culup tersedia dan dapat diperoleh?
- Apakah hasil penelitian nantinya cukup berguna?
1. Rumuskan tujuan penelitian. Dari masalah yang telah diformulasikan, maka rumuskan
tujuan-tujuan penelitian. Hubungkan keberadaan teori dengan perumusan tujuan
penelitian
2. Rumuskan hipotesis. Rumuskan hipotesis sebagai keterangan sementara yang akan

74 Penelitian Pe n d i d i ka n
diuji kebenarannya. Keberadaan hipotesis akan memberikan arahan dan fokus bagi
penelitian.
3. Kumpulkan data. Pengumpulan data dimulai dari mengumpulkan data-data primer,
dan dilanjutkan mengumpulkan data sekunder.
4. Evaluasi data. Data yang dikumpulkan perlu dievaluasi dengan melakukan kritis
eksternal dan kritis internal
5. Interpretasi dan generalisasi. Analisis data serta buat interpretasi dan generalisasi
dan fenomena-fenomena yang diselidiki.
6. Laporan.

Rangkuman
Penelitian dengan menggunakan metode sejarah adalah penyelidikan yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan
menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber-sumber
sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Ciri khas metode sejarah menurut Nazir (2005: 48-49) adalah sebagai berikut: (1)
Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di
masa-masa lampau; (2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer
dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus kritik, baik secara internal maupun
secara eksternal; (3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali
informasi yang tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan
yang standar; dan (4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang,
tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus
dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
Sumber sejarah terdiri dari remain dan dokumen, serta sumber internal dan sumber
eksternal dari fenomena yang ingin diteliti. Penelitian sejarah terbagi dalam empat jenis,
yaitu penelitian sejarah komparatif, penelitian yuridis atau legal, penelitian biografis,
penelitian bibliografis.
Langkah-langkah dari metode penelitian sejarah dimulai dari mendefinisikan
masalah, merumuskan tujuan penelitian, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
mengevaluasi data, melakukan interpretasi dan generalisasi, membuat laporan.

Metode Penelitian Deskriptif


Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
objek, kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 75
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Whitney (Nazir, 2005: 54) menyatakan bahwa metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu. Termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti dapat membuat perbandingan fenomena-fenomena
tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu
standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif
ini dengan nama survei normatif. Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan
(status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor
yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study)

Ciri-Ciri Metode Deskriptif


Secara harfiah, Nazir (2005: 55) mengartikan metode deskriptif sebagai sebuah
metode penelitian yang digunakan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau
kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.
Namun dalam pengertian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode
penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih
umum sering diberi nama metode survei. Kerja peneliti bukan hanya memberikan
gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji
hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari
suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpukan data digunakan teknik
wawancara, dengan menggunakan schedule questionair ataupun interview guide.

Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif


Menurut Nazir (2005: 55), bila ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan
alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat waktu penelitian dilakukan, penelitian
deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
1. Metode survei
Menurut Nazir (2005: 56), metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal masalah-
masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang
sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-

76 Penelitian Pe n d i d i ka n
perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi
atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana
dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu
yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan
menggunakan sampel. Unit yang digunakan dalam metode survei sangat besar agar
mendapatkan deskripsi yang benar-benar luas. Banyak bidang yang dapat diteliti dalam
penelitian deskriptif, termasuk bidang produksi dan tata niaga, usaha tani, masalah
kemasyarakatan, masalah komunikasi dan pendapat umum, masalah politik, masalah
pendidikan, dan sebagainya.

2. Metode deskriptif berkesinambungan


Nazir (2005: 56) menjelaskan, metode deskriptif berkesinambungan (continuity
descriptive research) adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara
terus-menerus pada objek penelitian. Penelitian ini sering digunakan untuk meneliti
permasalahan sosial. Peneliti akan memperoleh pengetahuan yang lebih menyeluruh
dari setiap masalah, fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial, jika hubungan setiap
fenomena dikaji secara terus-menerus dalam suatu interval perkembangan. Dengan
memperlihatkan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam suatu interval
tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat.
Penelitian yang ingin menjangkau informasi faktual yang mendetail secara interval
dinamakan penelitian deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan pada
perubahan-perubahan perilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan
teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang
sama pada situasi yang berbeda.

3. Penelitian studi kasus


Studi kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian
yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas
(Maxfield dalam Nazir, 2005: 57). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok,
lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang
serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status
dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang
bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola
yaitu tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya.
Dilihat dari tujuannya, ruang lingkup studi dapat mencakup segmen, bagian tertentu
atau keseluruhan dari siklus kehidupan individu, kelompok, dan sebagainya. Studi kasus

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 77
lebih menekankan pada pengkajian variabel yang luas pada jumlah unit yang sempit.
Studi kasus mempunyai banyak kelemahan di samping adanya keunggulan-
keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sampel yang terlalu
kecil, sehingga sulit dibuat referensi kepada populasi. Disamping itu, studi kasus sangat
dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemilihan kasus karena adanya sifat khas
yang mungkin terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya objektifitas, dapat disebabkan karena
kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun
dalam penempatan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang
menjurus pada interpretasi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-
studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis
untuk penelitian lanjutan.
Menurut Nazir (2005: 57), langkah-langkah pokok metode penelitian studi kasus
yaitu:
a. Rumuskan tujuan penelitian
b. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang
akan dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian
c. Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik
pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
d. Kumpulkan data
e. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat
interpretasi serta generalisasi
f. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil penelitian.

4. Studi atau penelitian komparatif


Nazir (2005: 58) mendefenisikan penelitian komparatif merupakan sejenis
penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Dalam studi komparatif ini, memang sulit untuk mengetahui faktor-
faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak
mempunyai kontrol.
Metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat
melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab-akibat dari data-data
yang tersedia.
Keunggulan metode ini adalah: (1) Karena metode komparatif dapat mensubstitusikan
metode eksperimental. Hal ini dilakukan jika sukar diadakan kontrol terhadap salah
satu faktor yang ingin diketahui, demikian juga apabila teknik untuk mengadakan

78 Penelitian Pe n d i d i ka n
variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak
memungkinkan adanya interaksi secara normal, dan penggunaan laboratorium untuk
penelitian dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan
normal ; (2) Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih
maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-
parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah: (1) Penelitian ini tidak memiliki kontrol
terhadap variabel bebas, karena sifatnya ex post facto; (2) Sulit memperoleh kepastian
apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar
relevan ; (3) Interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya
suatu fenomena sukar diketahui karena faktor penyebab tidak bekerja secara independen,
melainkan saling berkaitan ; dan (4) Pengkategorisasian subjek ke dalam dikotomi
(benar-salah, tua-muda, dll) dapat menjurus pada pengambilan keputusan yang salah.
Adapun langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut:
a. Rumuskan dan defenisikan masalah
b. Jajaki dan teliti literatur yang ada
c. Rumuskan kerangka teoretis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang
dipakai
d. Buatlah rencana penelitian
e. Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang
tepat
f. Buat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan
g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

2. Analisis kerja dan aktifitas


Nazir (2005: 61) menyatakan bahwa analisis kerja dan aktivitas (job and activity
analysis) merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil
penelitan tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa
yang akan datang.

3. Studi waktu dan gerakan


Nazir (2005:61) mendefenisikan studi gerakan dan waktu (time and motion study)
adalah penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisiensi
produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta
perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati,
dicatat, dilukiskan serta dianalisis. Selanjutnya dilakukan generalisasi dan interpretasi
tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga didapat

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 79
sebuah kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-
gerak yang tidak diperlukan yang dapat menghambat serta saran-saran dalam rangka
memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisiensi, juga perlu
dikaji alat-alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut
diatur demi peningkatan efisiensi kerja.

Kriteria Pokok Metode Deskriptif


Nazir (2005:61) membagi metode deskriptif ke dalam dua kriteria pokok, yaitu
kriteria umum dan kriteria khusus. Yang termasuk ke dalam kriteria umum adalah:
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai tambah ilmiah serta tidak terlalu
luas.
2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
4. Standar yang digunakan untuk memberi perbandingan harus mempunyai validitas.
5. Harus ada deskripsi yang jelas tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6. Hasil penelitian harus detail, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam
menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas
hubungannya dengan kerangka teoretis yang digunakan.

Adapun yang menjadi kriteria khusus adalah sebagai berikut:


1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah
status.
3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel,
dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel.
Variabel dilihat sebagaimana adanya.

Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif


Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering
diikuti menurut (Nazir, 2005: 62) adalah sebagai berikut:
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan
masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian
harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif
tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana
penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam
dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.

80 Penelitian Pe n d i d i ka n
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan
kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik,
maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah
yang akan dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun secara
implisit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan
data yang cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang
ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah
yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang
ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat
ditarik dari penelitian.
11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 81
Rangkuman
Penelitian dengan menggunakan metode sejarah adalah penyelidikan yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta penalaman di masa lampau dan
menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber-sumber
sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Ciri khas metode sejarah menurut Nazir (2005: 48-49) adalah sebagai berikut: (1)
Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain
di masa-masa lampau; (2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data
primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus kritik, abik secara internal
maupun secara eksternal; (3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta
menggali informasi yang tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam
bahan acuan yang standar; dan (4) Sumber data harus dinyatakan secara definitive,
baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan
ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak
pernah berhubungan.
Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu: (1) Metode survai; (2)
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive); (3) Penelitian studi kasus;
(4) Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas; (5) Penelitian tindakan (action research);
dan (6) Penelitian perpustakaan dan dokumenter.

Latihan
1. Jelaskan pengertian metode penelitian sejarah!
1. Jelaskan ciri-ciri penelitian sejarah!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis penelitian sejarah!
3. Jelaskan langkah-langkah pokok penelitian sejarah!
4. Jelaskan pengertian metode penelitian deskriptif!
5. Jelaskan ciri-ciri penelitian deskriptif!
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dan ciri-ciri penelitian deskriptif!
7. Jelaskan langkah-langkah pokok penelitian deskriptif!

82 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 4
1. Penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta
pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang
bukti validitas dari sumber-sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber
keterangan tersebut disebut….
a. Metode deskriptif
b. Metode sejarah
c. Metode eksperimental
d. Grounded research

2. Di bawah ini yang bukan merupakan ciri metode sejarah adalah….


a. Lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-
masa lampau
b. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data sekunder dibandingkan
dengan data primer.
c. Mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang tua yang tidak
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar
d. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan
waktu

3. Penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor


dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian
tersebut disebut….
a. Penelitian bibliografis
b. Penelitan biografis
c. Penelitian sejarah komparatif.
d. Penelitian yuridis atau legal

4. Perhatikan tahapan-tahapan penelitian di bawah ini!


(1) definisikan masalah;
(2) rumuskan tujuan penelitian;
(3) rumuskan hipotesis;
(4) kumpulkan data;
(5) evaluasi data;
(6) interpretasi dan generalisasi;
(7) laporan.

Urutan tahapan penelitian yang tepat adalah…..


a. 1-2-3-4-5-6-7
b. 1-3-2-4-5-7-6

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 83
c. 2-3-1-4-5-6-7
d. 3-2-1-5-4-6-7

5. Metode penelitian yang digunakan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau
kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka
disebut….
a. Metode sejarah
b. Metode deskriptif
c. Metode penelitian tindakan
d. Metode eksperimen

6. Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang


ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah disebut….
a. Metode survey
b. Deskripsi berkesinambungan
c. Studi kasus
d. Penelitian komparatif

7. Kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek
penelitian disebut metode….
a. Metode survey
b. Deskripsi berkesinambungan
c. Studi kasus
d. Penelitian komparatif

8. Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang


latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu
hal yang bersifat umum adalah….
a. Metode survey
b. Deskripsi berkesinambungan
c. Studi kasus
d. Penelitian komparatif

9. Penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisiensi


produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta
perilaku pekerja dalam proses produksi adalah…
a. Metode survey
b. Deskripsi berkesinambungan

84 Penelitian Pe n d i d i ka n
c. Studi kasus
d. Penelitian waktu gerakan

10. Berikut ini yang tidak termasuk pada kriteria khusus metode deskriptif adalah….
a. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
b. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai tambah ilmiah serta tidak terlalu
luas.
c. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah
status.
d. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel,
dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel.
Variabel dilihat sebagaimana adanya.

Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 85
86 Penelitian Pe n d i d i ka n
5

Metode Penelitian Eksperimen,


Grounded Research

Metode Penelitian Eksperimen


Selain metode deskriptif, metode eksperimental merupakan metode yang sering
digunakan, terutama pada bidang eksakta. Dengan cara ini, peneliti sengaja membangkitkan
timbulnya sebuah kejadian atau keadaan yang kemudian diteliti akibatnya. Dengan
kata lain, peneliti ingin mencari hubungan sebab-akibat dari sebuah fenomena yang
ditimbulkan peneliti sendiri. Sugiyono (2008: 72) menyatakan, dalam penelitian
eksperimen terdapat perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Nazir (2005: 64) menyatakan tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk
menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-
akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok
eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian eksperimental
dapat mengubah teori-teori yang telah usang. Percobaan-percobaan dilakukan untuk
menguji hipotesis serta untuk menemukan hubungan-hubungan kausal yang baru.
Namun, walaupun hipotesis telah dapat diuji dengan metode percobaan, tetapi
penerimaan atau penolakan hipotesis bukanlah merupakan penemuan suatu kebenaran
yang mutlak. Eksperimentasi atau percobaan hanya merupakan penemuan suatu akhir
atau tujuan yang diinginkan dalam penelitian. Percobaan hanya merupakan suatu cara
untuk mencapai tujuan. Karena itu, maka seringkali ada kritik-kritik terhadap metode
eksperimen karena interpretasi yang salah dari hasil percobaan, atau karena salahnya
asumsi yang digunakan ataupun karena desain percobaan yang kurang sempurna.

Kriteria Umum Metode Eksperimen


Nazir (2005: 64) menyatakan bahwa pada dasarnya, kriteria umum dari metode

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 87
eksperimental tidak jauh dengan metode penelitian yang lainnya. Beberapa kriteria
penting yang terdapat dalam metode eksperimental yaitu:
1. Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan.
2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan sejelas-jelasnya.
3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga
maksimilisasi variabel perlakuan dalam meminimalisasikan variabel pengganggu
dan variabel random.
4. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat diperlukan.
5. Metode, material, serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus digambarkan
sejelas-jelasnya karena kemungkinan pengulangan percobaan ataupun penggunaan
metode dan material untuk percobaan lain dalam bidang yang serupa.
6. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-
parameter yang dicari atau yang diestimasikan.

Desain Eksperimen
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian,
yaitu: pre-experimental design, true experimental, factorial design, dan quasi experimental
design. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Ada gambar
1. Pre-Eksperimental Designs (nondesign)
Dikatakan pre-eksperimental, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Pada desain ini, tidak terdapat kelas kontrol
dan pemilihan
Penelitian Pe n d i d i ka nsampel yang tidak random, sehingga masih terdapat variabel
88
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi,
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen, bukan semata-mata
1. Pre-Eksperimental Designs (nondesign)
Dikatakan pre-eksperimental, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh. Pada desain ini, tidak terdapat kelas kontrol dan pemilihan sampel
yang tidak random, sehingga masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan
variabel dependen, bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
a. One-shot case study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini digambarkan sebagai berikut:
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi (variabel dependen)

Paradigma ini dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya

b. One group pretest-posttest design

O1 = nilai pretes (sebelum diberi perlakuan)


X = perlakuan
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
Pengaruh perlakuan = (O2 - O1)

c. Intact group comparison


Pada desain ini, terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
setengah kelompok untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma
penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi


perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi
perlakuan
Pengaruh perlakuan = (O1 – O2)

2. True Experimental Design


Dikatakan true experimental karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian,

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 89
validitas internal dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa
sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random dari sebuah populasi. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random.

a. Posttest only control design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random
(R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1 : O2).
Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda,
menggunakan statistik t-test misalnya.

b. Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)

3. Factorial Design
Desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
(variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma desain faktorial
dapat digambarkan sebagai berikut:

90 Penelitian Pe n d i d i ka n
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing
diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok memiliki
nilai pretes yang sama. Dalam hal ini, variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakat. Untuk itu, dipilih empat kelompok secara random.
Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y) dan perempuan (X).
Perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama
yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua
yang telah diberi pretest (O2 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap
kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan
(prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6
– O5) – (O8 – O7).
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah
bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi
karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita
menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi
pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

4. Quasi Eksperimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental
design. Quasi experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 91
Berikut dua bentuk desain kuasi eksperimen yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:
77):

a. Time Series Design

Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretes sampai empat kali,
dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretes selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda,
berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol.

b. Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Grounded Research
Grounded research merupakan lawan dari penelitian secara verifikasi. Metode
penelitian yang dicetuskan oleh Glaser dan Strauss (Nazir, 2005:74) ini merupakan suatu
metode yang mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan
yang vertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep,
membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisis
data berjalan pada waktu yang bersamaan.
Seperti diketahui, kebanyakan dari penelitian beranjak dari teori, yang mana dari
teori dijabarkan hipotesis-hipotesis untuk menguji kebenaran hipotesis yang juga berarti

92 Penelitian Pe n d i d i ka n
dari fakta, dan dari fakta tanpa teori dicoba mewujudkan suatu teori.
Dari defenisi di atas, dapat dilihat bahwa metode yang digunakan dalam
grounded research adalah reaksi terhadap metode penelitian yang asasnya
verifikasi teori. Dalam grounded research, data merupakan sumber teori, dan teori
disebut
menguji grounded
kebenaran karena
teori. teoriGrounded
Namun, tersebut berdasarkan data. Data
research bertolak yang diperoleh
dari fakta, dan dari fakta
tanpadapat
teoridibandingkan
dicoba mewujudkan suatu teori.
melalui kategori-kategori.
Dari defenisi di atas,75)
Nazir (2005: dapat dilihat bahwa
menyatakan, tujuanmetode yang digunakan
dari grounded dalamuntuk
research adalah grounded
research
mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikanDalam
adalah reaksi terhadap metode penelitian yang asasnya verifikasi teori.
grounded research, data merupakan sumber teori, dan teori disebut grounded karena teori
teori, dan mengembangkan teori. Metode yang digunakan dalam grounded
tersebut berdasarkan data. Data yang diperoleh dapat dibandingkan melalui kategori-
research adalah studi perbandingan yang bertujuan untuk menentukan sampai
kategori.
seberapa
Nazir jauh 75)
(2005: suatumenyatakan,
gejala berlaku umum.
tujuan dariPenelitian
groundedjuga bertujuan
research untukuntuk
adalah
menspesifikasikan
mengadakan konsep.
generalisasi Dengan
empiris, kata lain,
menetapkan dalam mempelajari
konsep-konsep, suatu kasus/
membuktikan teori, dan
mengembangkan
gejala, maka teori.
perlu Metode yang digunakangejala/kasus
untuk membandingkan dalam grounded
tersebutresearch
dengan adalah
kasus/ studi
perbandingan yang bertujuan untuk menentukan sampai seberapa jauh suatu gejala
gejala serupa. Perbandingan demikian akan menjelaskan unsur-unsur baru khas
berlaku umum. Penelitian juga bertujuan untuk menspesifikasikan konsep. Dengan kata
lain, dari
dalamkasus yang sedang
mempelajari dipelajari.
suatu kasus/ gejala, maka perlu untuk membandingkan gejala/
kasus tersebut dengangrounded
Penelitian memiliki
kasus/ gejala sebuah
serupa. tujuan yang
Perbandingan sangat akan
demikian berat,menjelaskan
yakni
unsur-unsur baru khas dari kasus yang sedang dipelajari.
mengembangkan teori. Bukti-bukti yang tepat tidak diperlukan untuk
Penelitian grounded
mengembangkan memiliki
teori. Satu sebuah tujuan
kasus saja yangmembuktikan
dapat sangat berat, yakni mengembangkan
indikasi tersebut.
teori. Bukti-bukti yang tepat tidak diperlukan untuk mengembangkan teori. Satu kasus
Tugas peneliti adalah mengembangkan suatu teori yang dapat menjelaskan
saja dapat membuktikan indikasi tersebut. Tugas peneliti adalah mengembangkan suatu
teorikebanyakan
yang dapat dan perilaku yang
menjelaskan relevan dan perilaku yang relevan
kebanyakan

Ciri-Ciri Grounded Research


Ciri-Ciri Grounded Research
Grounded research memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri yang paling pokok
Grounded research memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri yang paling pokok dari grounded
dari grounded
research research adalah
adalah menggunakan menggunakan
data data teori,
sebagai sumber sebagai sumber teori
sehingga teori,yang
sehingga
dibangun
teori yang dibangun berdasarkan logika tidak ada tempatnya dalam penganut
berdasarkan logika tidak ada tempatnya dalam penganut grounded research. Perhatikan
diagram berikut
grounded ini: Perhatikan diagram berikut ini:
research.

Uraian berdasarkan data


Analisis menjadi konsep Teori yang
Data
dan hipotesis berdasarkan menerangkan data

data

Dasar analisis dari grounded research adalah sifat-sifat yang ditemukan , untuk
7
kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori. Kategori dalam pengertian grounded
research adalah konsep-konsep melalui mana data dapat diperbandingkan. Sebuah
kategori adalah suatu konsep yang dapat digunakan untuk menegaskan perbedaan dan

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 93
persamaan dari hal-hal yang diperbandingkan. Kategori serta sifat yang ada dalam kategori
tersebut adalah dasar utama analisis dalam grounded research. Pengumpulan data pada
grounded research tidaklah secara random, namun lebih dikuasai oleh pengembangan
analisis.

Langkah-langkah Grounded Research


Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam grounded research adalah
sebagai berikut:
1. Tentukan masalah yang ingin diteliti
2. Kumpulkan data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian. Kajilah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
o Manakah kelompok atau individu yang penting yang harus diperbandingkan?
o Apakah perbedaan dan persamaan di antara kelompok-kelompok tersebut?
o Apakah cirri-ciri yang penting dari setiap kategori?

3. Menganalisis dan menjelaskan data


4. Membuat laporan penelitian

Kelemahan Grounded Research


Vredenberg (Nazir, 2005: 78) menyebutkan beberapa kelemahan grounded research
sebagai berikut:
1. Grounded research menggunakan analisis perbandingan dan mensifatkan analisis
perbandingan sebagai penemuan yang baru. Karena grounded research tidak
menggunakan probability sampling, maka generalisasi yang dibuat akan mengandung
banyak bias.
2. Akhir satu penelitian bergantung pada subjektivitas peneliti. Apakah hasilnya suatu
teori atau hanya satu generalisasi saja, tidak ada seorang pun yang tahu kecuali
peneliti itu sendiri.
3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa teori yang diperoleh dalam grounded research
tidak didasarkan atas langkah-langkah sistematis melalui siklus empiris dari metode
ilmiah. Spekulasi dan sifat impresionistis menjadi kelemahan utama grounded
research, sehingga diragukan adanya representativitas, validitas dan reliabilitas data.

94 Penelitian Pe n d i d i ka n
4. Grounded research dapat disamakan dengan pilot studi atau exploratory research
belaka.

Rangkuman
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya
hubungan sebab-akibat serta seberapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan
cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental
dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
Desain eksperimen terbagi menjadi: (1) Pre experimental design yang terdiri dari one
shot case study, one group pretest-posttest design, intact group design; (2) True experimental
design, yang terdiri dari posttest only control design, dan pretest-posttest control group
design; (3) Factorial design; (4) Quasi experimental design, yang terdiri dari time series
design dan nonequivalent control group design.
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada
fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan mengadakan generalisasi
empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori di
mana pengumpulan data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.
Tujuan grounded research adalah untuk mengadakan generalisasi empiris,
menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori.
Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam grounded research adalah
sebagai berikut: (1) Menentukan masalah yang diteliti; (2) Mengumpulkan data yang
dibutuhkan; (3) Menganalisis dan menjelaskan data yang terkumpul; dan (4) Membuat
laporan penelitian

Latihan
1. Jelaskan pengertian metode eksperimen!
2. Sebutkan jenis-jenis metode eksperimen!
3. Jelaskan pengertian grounded research!
4. Jelaskan tujuan grounded research!
5. Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan grounded research!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 95
TES FORMATIF 5

1. Penelitian yang ingin mencari hubungan sebab-akibat dari sebuah fenomena yang
ditimbulkan peneliti sendiri merupakan pengertian dari…
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian sejarah
c. Penelitian eksperimen
d. Grounded research

2. Menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan


sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada
kelompok percobaan dan menyediakan kelompok pembanding, merupakan tujuan
dari penelitian…
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian sejarah
c. Penelitian eksperimen
d. Grounded research

3. Desain penelitian eksperimen yang tidak menyediakan kelas control dan pemilihan
sampel yang tidak random, merupakan ciri-ciri dari desain penelitian eksperimen…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

4. Peneliti akan melihat seberapa peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode belajar yang barum dan mengadakan kelas kontrol sebagai pembanding,
serta mengambil sampel secara acak. Desain penelitian yang dilakukan adalah…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

5. One-shot case study, one group pretest-posttest design, dan intact group comparison
merupakan jenis-jenis desain eksperimen…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

6. Desain penelitian yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator


yang memperngaruhi perlakuan terhadap hasil adalah pengertian dari…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

96 Penelitian Pe n d i d i ka n
7. Desain penelitian yang memiliki kelas pembanding/control, namun tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen, merupakan pengertian dari…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

8. Metode penelitian yang mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis
perbandingan, yang bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan
konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan
data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan merupakan pengertian
dari…
a. Pre-experimental c. Factorial design
b. True experimental d. Quasi experimental

9. Grounded research memiliki sebuah tugas, yakni mengembangkan teori. Teori yang
dikembangkan merupakan teori yang berangkat berdasarkan…
a. Fakta c. Keadaan lapangan
b. Data d. Hipotesis

10. 1. Analisis dan menjelaskan data


2. Menyusun laporan
3. Mencari masalah penelitian
4. Merumuskan masalah penelitian
5. Menentukan masalah yang ingin diteliti
6. Mengumpulkan data
Urutan yang benar dalam melaksanakan grounded research adalah
a. 1-2-3-4-5-6
b. 3-4-6-2
c. 5-6-1-2
d. 5-6-4-1-2

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 97
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


ke Modrl selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang belum dikuasai.

98 Penelitian Pe n d i d i ka n
KUNCI JAWABAN

Tes Formatif 1 Tes Formatif 4


1. B 1. B
2. A 2. B
3. C 3. C
4. A 4. A
5. B 5. B
6. D 6. A
7. C 7. B
8. C 8. C
9. B 9. D
10. A 10. B

Tes Formatif 2 Tes Formatif 5


1. A 1. C
2. C 2. C
3. B 3. A
4. D 4. B
5. A 5. A
6. C 6. C
7. D 7. D
8. D 8. D
9. B 9. B
10. B 10. C

Tes Formatif 3
1. B
2. D
3. B
4. C
5. A
6. B
7. C
8. B
9. A
10. C

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 99
100 Penelitian Pe n d i d i ka n
MASALAH DAN

3
VARIABEL PENELITIAN

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 101
102 Penelitian Pe n d i d i ka n
MASALAH DAN VARIABEL
PENELITIAN

Pendahuluan

Penelitian adalah sebuah kegiatan untuk menemukan sesuatu maupun untuk


memecahkan sebuah masalah. Sebuah penelitian akan dimulai karena adanya sebuah
masalah atau kesenjangan pada sebuah fenomena tertentu. Masalah sendiri merupakan
kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sebenarnya. Masalah
timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian, ataupun kebingungan kita terhadap
suatu hal atau fenomena, adanya keambiguan arti, adanya halangan dan rintangan, adanya
celah baik antar kegiatan atau antar fenomena.
Nazir (2008: 111) menyatakan beberapa tujuan dari pemilihan serta perumusan
masalah adalah untuk:
- Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang
- Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
- Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya
ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya
- Memenuhi keinginan sosial
- Menyediakan sesuatu yang bermanfaat

Secara umum, modul ini akan membahas tentang masalah penelitian, cara dan
pertimbangan pemilihan masalah, cara perumusan masalah, makna variabel, dan jenis-
jenis variabel.
Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan menjadi
tiga Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut:
KB 1 : Sumber masalah penelitian
KB 2 : Perumusan masalah penelitian
KB 3 : Variabel penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 103
Untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam mempelajari modul ini, ada
baiknya diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
tujuan dari pembelajaran modul ini
2. Bacalah uraian dari modul ini, kemudian temukan kata-kata kunci berdasarkan kata-
kata kunci sendiri, atau diskusikanlah dengan teman Anda
3. Mantapkan pemahaman isi modul ini, melalui pemahaman sendiri, tukar pikiran
dengan teman lain, atau dengan tutor Anda
4. Untuk memperluas wawasan, Anda bisa membaca atau memperoleh dari sumber lain
selain sumber modul ini
5. Setelah Anda merasa memahami, kemudian kerjakan latihan dalam modul ini sesuai
dengan petunjuknya
6. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa untuk mengisi soal yang sudah disediakan.

Jika sudah selesai mengerjakan, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang sudah dicapai oleh Anda.

Selamat belajar, semoga sukses.

104 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Sumber Masalah Penelitian

Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan
praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Stonner (Sugiyono, 2008: 32)
mengemukakan bahwa, masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan
dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Seseorang yang expert dalam bidangnya, biasanya akan kesulitan ketika harus
berhadapan dengan bidang yang bertolak belakang dengan apa yang sudah menjadi
kebiasaan baginya. Hal tersebut merupakan masalah untuk orang tersebut. Kenyataan
di lapangan yang menuntut orang tersebut keluar dari pengalaman pun merupakan
masalah yang dapat menjadi sumber penelitian
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai tujuan dari rencana
tersebut tentu saja ada masalah. Apa yang menjadi penyebab sehingga kenyataan
atau hasil yang kuta harapkan tidak sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan.
Hal tersebut juga merupakan masalah yang dapat diteliti. Jadi untuk menemukan
masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang
direncanakan dengan kenyataan
c. Ada pengaduan
Setiap saat, pihak kepolisian selalu menerima pengaduan dari orang sekitar karena
pelayanan pihak kepolisian yang dianggap kurang memuaskan oleh masyarakat.
Demikian juga demonstrasi yang dilakukan oleh berbagai pihak kepada lembaga
pemerintahan maupun swasta. Hal tersebut merupakan masalah yang dapat dijadikan
sumber penelitian. Dengan demikian, masalah penelitian dapat digali dengan cara
menganalisis isi pengaduan
d. Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 105
dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahaan Pos dan Giro merasa mempunyai
masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang. Hal
ini dapat diangkat menjadi masalah untuk diteliti untuk meningkatkan kinerja atau
kualitas pelayanan perusahaan Pos dan Giro.

Sebenarnya banyak sekali masalah yang dapat menjadi objek penelitian. Namun
terkadang peneliti kurang peka pada masalah yang sebenarnya ada di lingkungan terdekat.
Yang menjadi kendala adalah kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasikan
masalah. Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan atau memilih
masalah bukanlah pekerjaan yang mudah. Dari mana masalah diperoleh?
Masalah-masalah tersebut sebenarnya ada di sekitar kita dan datang dari berbagai
arah. Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal yang
aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja. Masalah juga bisa didapat
dari orang lain atau lembaga lain yang bermasalah atau memiliki sebuah keunikan yang
dapat diteliti. Akan tetapi, Arikunto menyatakan, yang paling baik apabila datang dari
dirinya sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawaban dari masalah yang
sedang dialaminya sendiri.
Menurut Creswell, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat diajukan oleh peneliti ketika
akan merencanakan suatu penelitian, yaitu:
a. Apakah topik dapat diteliti (researchable), serta adanya sumber-sumber dan
ketersediaan data?
b. Apakah topik sesuai dengan perhatian kepentingan pribadi?
c. Apakah hasil penelitian berguna bagi yang lain?
d. Apakah topik mungkin diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah?
e. Apakah penelitian yang dilaksanakan sifatnya: (1) mengisi suatu kekosongan; (2)
replikasi atau mengulang; (3) memperluas; atau (4) mengembangkan ide-ide baru
dalam literatur ilmiah?
f. Apakah penelitian tersebut menyumbang pada tujuan karier?

Selanjutnya secara praktis Nazir (2008:116) menyatakan sumber-sumber masalah


dapat diperoleh antara lain sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan manusia dapat merupakan sumber
dari masalah yang akan diteliti
b. Pengamatan terhadap alam sekeliling
Peneliti-peneliti ilmu natura seringkali memperoleh masalah dari alam sekelilingnya
c. Bacaan

106 Penelitian Pe n d i d i ka n
Bacaan dapat merupakan sumber dari masalah yang dipilih untuk diteliti. Dalam karya
ilmiah ataupun makalah biasanya banyak ditemukan masalah-masalah yang dapat
diteliti. Baik inspirasi untuk melakukan penelitian yang baru, maupun melanjutkan
penelitian dari hasil karya ilmiah maupun makalah yang sudah diteliti sebelumnya
d. Ulangan serta perluasan penelitian
Masalah dapat diperoleh dengan mengulang percobaan-percobaan yang pernah
dilakukan, dimana percobaan yang telah dikerjakan tersebut belum memuaskan
e. Cabang studi yang sedang dikerjakan
Ketika masalah ditemukan, kadangkala bukan dari bidang studi itu sendiri, tetapi dari
cabang yang timbul kemudian, yang semula dipikirkan tidak begitu penting sifatnya
f. Pengalaman dan catatan pribadi
Catatan pribadi serta pengalaman pribadi sering merupakan sumber dari masalah
penelitian. Dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan pribadi tentang
sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi ataupun kegiatan profesional dapat merupakan
sumber masalah untuk penelitian
g. Praktik serta keinginan masyarakat
Praktik-praktik yang timbul dan keinginan-keinginan yang muncul dalam masyarakat,
bisa jadi merupakan sumber masalah yang dapat diteliti. Praktik-praktik atau
keinginan-keinginan tersebut dapat berupa pernyataan-pernyataan pemimpin
maupun bawahannya, keluhan-keluhan masyarakat, dan lain-lain
h. Bidang spesialisasi
Bidang spesialisasi yang sedang ditekuni seseorang dapat merupakan sumber masalah
yang dapat diteliti. Seseorang yang selalu berkutik pada bidang spesialisasinya akan
menemukan banyak masalah dalam bidangnya
i. Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti
Pelajaran yang sedang diikuti dapat merupakan sumber dari masalah penelitian. Ketika
seseorang sedang mengikuti pelajaran, kemungkinan besar dia juga menemukan
sebuah masalah dalam pelajaran tersebut
j. Diskusi-diskusi ilmiah
Masalah penelitian dapat juga bersumber dari diskusi-diskusi ilmiah, seminar, serta
pertemuan-pertemuan ilmuah. Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap
banyak analisis-analisis ilmiah, serta argumentasi-argumentasi profesional, yang
dapat menjurus pada suatu permasalahan baru
k. Perasaan intuisi
Kadang kala, suatu perasaan intuisi dapat timbul tanpa disangka, dan kesulitan
tersebut dapat merupakan masalah penelitian.

Ciri-Ciri Masalah yang Baik


Sebelum masalah diputuskan untuk diteliti, sebaiknya memperhatikan kebaikan dan
keburukan dari masalah tersebut. Nazir (2008:112) menyatakan, ada beberapa ciri-ciri

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 107
masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi (content), ataupun dari segi
kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Masalah harus memiliki nilai penelitian
Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai
kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah,
maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal-hal berikut diperhatikan.
a. Masalah haruslah mempunyai keaslian
Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Hindarkan
masalah yang sudah banyak sekali dirumuskan orang dan sifatnya sudah umum.
Masalah harus memiliki nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah dan janganlah berisikan hal-
hal yang sepele untuk dijadikan suatu masalah yang dipilih untuk penelitian. Satu
syarat dari masalah yang dipilih adalah, masalah haruslah yang signifikan, dimana
hal tersebut kurang memperoleh perhatian di masa lampau. Jika hal-hal yang lama
ingin dijadikan masalah yang baru dan ilmiah, dapat diperkenankan jika dihubungkan
dengan teknik atau percobaan atau teori baru, sehingga hal yang lampau dapat
menjadi baru dan lebih dihargai
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya
apakah X berhubungan dengan Y? Bagaimana X dan Y berhubungan dengan W?
Demikian seterusnya sesuai dengan masalah yang ingin diteliti
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya
sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan. Masalah harus
ditujukan terutama untuk menemukan fakta atau menjawab permasalahan pada
bidang tertentu. Sehingga nantinya, akan dapat dinikmati atau digunakan oleh
berbagai pihak
d. Masalah harus dapat diuji
Masalah harus dapat diuji, dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang
ada. Sekurang-kurangnya, masalah yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga
memberikan implikasi untuk kemungkinan dapat diuji secara empiris. Masalah yang
tidak memiliki implikasi untuk diuji hubungan antara variabel yang diformulasikan,
adalah masalah yang tidak ilmiah. Hal ini memberikan implikasi bahwa bukan saja
hubungan-hubungan harus dinyatakan secara jelas, tetapi juga harus mengandung
pengertian bahwa hubungan-hubungan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-
variabel yang dapat diukur
e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan. Masalah sebaiknya
dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Namun perlu diingat, tidak semua bentuk

108 Penelitian Pe n d i d i ka n
pertanyaan merupakan pertanyaan ilmiah dan dapat diuji. Misalnya pertanyaan:
“bagaimana kita tahu?”. Pertanyaan tersebut tidak ilmiah dan tidak dapat digunakan
untuk sebuah pengujian
f. Masalah harus fisibel
Pengertian fisibel dalam konteks ini adalah dapat dipecahkan. Artinya, masalah
dalam penelitian kita merupakan masalah yang dapat kita pecahkan sesuai dengan
kemampuan kita. Masalah fisibilitas dalam memilih masalah penelitian harus benar-
benar diperhatikan oleh peneliti. Hal ini berarti:
a. Data yang akurat serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas
kemampuan
c. Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya dan hasil harus seimbang
e. Administrasi dan sponsor harus kuat
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
g. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Masalah yang dipilih, selain mempunyai nilai ilmiah serta fisibel, juga harus sesuai
dengan kualifikasi si peneliti sendiri. Dalam hal ini, masalah yang dipilih sekurang-
kurangnya menarik bagi si peneliti dan cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1. Diskusikan dengan teman Anda cara penemuan masalah yang bersumber pada
pengalaman praktek atau pragmatis!
2. Diskusikan dengan teman Anda pertimbangan pemilihan masalah penelitian!
3. Rumuskan masalah penelitian seusai dengan ketertarikan dan minat Anda, yang
didasarkan pada pengalaman praktek atau pragmatis!

Rangkuman
Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian
(discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada (what
is) dan seharusnya ada (should be).
Masalah penelitian yang bersumber dari pragmatis, dapat diperoleh melalui: (a)
Pengamatan terhadap kegiatan manusia; (b) Pengamatan terhadap alam sekeliling; (c)
Bacaan; (d) Ulangan serta perluasan penelitian; (e) Catatan dan pengalaman pribadi; (f)
Praktik serta keinginan masyarakat; (g) Bidang spesialisasi; (h) Pelajaran yang sedang

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 109
diikuti; (i) Diskusi-diskusi ilmiah; dan (j) Perasaan intuisi.
Ciri-ciri penelitian yang baik adalah: (1) Masalah harus memiliki nilai penelitian,
dimana masalah haruslah: mempunyai keaslian, masalah harus menyatakan suatu
hubungan, masalah harus merupakan hal yang penting, masalah harus dapat diuji,
masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan; (2) Masalah harus fisibel, dalam
artian: data yang akurat serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia, biaya
untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan, waktu
untuk memecahkan masalah harus wajar, biaya dan hasil harus seimbang, administrasi
dan sponsor harus kuat, tidak bertentangan dengan hukum dan adat; (3) Masalah harus
sesuai dengan kualifikasi peneliti

110 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 1

1. Masalah penelitian bisa berkaitan dengan, kecuali….


A. Kegiatan yang berjalan pada saat ini
B. Kegiatan yang berjalan pada masa lampau
C. Kegiatan yang diperkirakan pada masa yang akan datang
D. Kegiatan yang tidak dibatasi oleh waktu

2. Masalah dalam penelitian yang kita lakukan haruslah merupakan masalah yang dapat
dipecahkan sesuai dengan kemampuan kita. Hal ini berarti, masalah yang kita pilih
harus bersifat….
A. Alamiah
B. Rasional
C. Fisibel
D. Kualitatif

3. Intisari dari seluruh isi penelitian, biasanya termuat dalam….


A. Jurnal
B. Laporan penelitian
C. Abstrak
D. Bibliografi

4. Karakteristik masalah penelitian yang baik adalah, kecuali….


A. Dapat diteliti melalui pengumpulan dan analisis data
B. Dapat diteliti oleh siapa saja
C. Mempunyai signifikansi teoritis dan pragmatis
D. Sesuai dengan minat peneliti

5. Kriteria pertimbangan kelayakan masalah yaitu, kecuali….


A. Masalah penelitian harus berguna
B. Masalah harus menarik untuk dipecahkan
C. Masalah penelitian harus bersifat luas
D. Masalah penelitian dapat menghasilkan sesuatu yang baru

6. Penggunaan metode diskusi yang pernah digunakan di kelas oleh guru dapat menjadi
masalah penelitian yang bersumber dari….
A. Laporan penelitian
B. Abstrak
C. Pengalaman pribadi
D. Jurnal

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 111
7. Yang merupakan masalah penelitian yang bersumber dari pragmatis, dapat diperoleh
melalui cara sebagai berikut, kecuali …
a. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
b. Pengamatan terhadap alam sekeliling
c. Kejadian nyata
d. Bacaan

8. Dibawah ini merupakan ciri-ciri penelitian yang baik ialah sebagai berikut, kecuali …
a. Masalah haruslah mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus sudah dilakukan
d. Masalah harus dapat diuji

9. Menurut Nazir (2008:116) menyatakan sumber-sumber masalah dapat diperoleh


antara lain sebagai berikut, kecuali …
a. Praktik serta keinginan masyarakat
b. Bidang generalisasi
c. Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti
d. Diskusi-diskusi ilmiah

10. Stonner (Sugiyono, 2008: 32) mengemukakan bahwa, masalah-masalah dapat


diketahui atau dicari seperti dibawah ini, kecuali …
a. Apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Antara apa yang direncanakan dengan kenyataan
c. Adanya pengaduan, dan kompetisi
d. Adanya penelitian yang sudah dibuktikan

112 Penelitian Pe n d i d i ka n
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Hitunglah jawaban
yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 113
114 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu


pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian
terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan
masalah didasarkan pada masalah.
Perlu diperhatikan, masalah yang telah dirumuskan adalah masalah dengan
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah, dan dapat dijawab serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Umumnya, masalah penelitian merupakan masalah yang luas. Oleh sebab itu,
penurunan masalah ke dalam sub-sub masalah akan memperingan proses penelitian di
lapangan nantinya. Proses penurunan masalah ke dalam sub-sub masalah memerlukan
keahlian tersendiri. Peneliti harus memiliki pengetahuan mengenai masalah yang akan
diangkat menjadi objek penelitian. Perumusan masalah akan lebih mudah, apabila
peneliti memahami berbagai tipe masalah, melakukan pengumpulan data pendahuluan,
dan telaah literatur.
Perumusan masalah akan menjadi acuan bagi penentuan judul penelitian. Perumusan
masalah, sub masalah dan judul penelitian yang tepat, hanya bisa dilakukan apabila
peneliti memiliki bahan apersepsi yang cukup mengenai bidang yang akan ditelitinya.
Untuk menghimpun bahan apersepsi melalui studi literatur yang cukup mendalam dan
luas, akan mempermudah bagi seorang peneliti untuk menyusun landasan teori berupa
kerangka teori dan kerangkan konsep. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir
yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. Kerangka
konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dari hasil yang akan dicapai setelah dianalisa
berdasarkan bahan apersepsi yang dimiliki.

Karakteristik Pertanyaan
Karakteristik pertanyaan yang baik menurut Bordens dalam Ulber Silalahi (2006:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 115
53), adalah:
1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab. Merumuskan ide atau masalah
umum menjadi pertanyaan spesifik yang dapat dijawab melalui aplikasi metode
ilmiah. Setelah merumuskan satu topik atau masalah umum, Anda harus mengubahnya
menjadi satu hipotesis yang dapat diuji, artinya Anda harus mengembangkan
hubungan-hubungan antara variabel
2. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang benar. Banyak pertanyaan yang tidak dapat
dijawab melalui sarana ilmiah, sebab jawabannya tidak dapat diperoleh melalui
observasi objektif. Untuk supaya objektif, suatu observasi harus didefinisikan secara
tepat, menghasilkan hasil yang sama jika dilakukan lagi dalam kondisi yang sama,
dapat dikonfirmasi oleh yang lain. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui
observasi objektif dinamakan pertanyaan-pertanyaan empiris
3. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting. Satu pertanyaan mungkin penting
jika jawabannya akan menjelaskan hubungan antara variabel, jika jawaban dapat
mendukung salah satu dari masing-masing hipotesis atau pandangan teoritikal, dan
jika jawabannya mempengaruhi aplikasi praktik nyata
4. Secara umum mengindikasikan variabel dan atau hubungan spesifik antara variabel-
variabel yang menjadi perhatian untuk peneliti. Ciri rumusan masalah ini lebih
ditekankan untuk penelitian hubungan atau korelasi atau kausal.
5. Adanya kemungkinan pengujian empiris. Pengujian empiris dapat dilakukan melalui
pengumpulan data dan analisis data
6. Signifikan dengan latar belakang masalah. Perumusan masalah harus memiliki latar
belakang masalah. Latar belakang masalah merupakan keseluruhan informasi yang
diperlukan untuk memahami perumusan masalah yang disusun untuk mengerti
permasalahan penelitian.

Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui proses penelitian. Sugiyono (2008: 35) menyatakan bahwa, bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat
eksplanasinya. Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.

1. Rumusan masalah deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel
itu dengan sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang
lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh

116 Penelitian Pe n d i d i ka n
rumusan masalah deskriptif:
a. Seberapa baik kinerja Kabinet Bersatu?
b. Bagaimana sikap masyarakat terhadap Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum?
c. Seberapa tinggi efektifitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?

Dari contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan berkenaan dengan satu variabel
atau lebih

2. Rumusan masalah komparatif


Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau
pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Adakah perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negeri, BUMN, dan
swasta?
b. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional,
dan perusahaan asing?
c. Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank
Pemerintah?

Dari ketiga contoh, dapat dilihat perbedaan antara masing-masing pertanyaan.


Pertanyaan pertama memiliki satu variabel, dan membandingkan antara tiga sampel yang
berbeda. Pertanyaan kedua memiliki dua variabel, dan membandingkan dua sampel yang
berbeda. Pertanyaan ketiga memiliki satu variabel dan membandingkan dua sampel yang
berbeda. Dapat disimpulkan, masalah pada penelitian komparatif merupakan masalah
untuk membandingkan (komparasi) antara satu variabel pada dua sampel yang berbeda
atau lebih, atau membandingkan variabel yang berbeda pada sampel yang berbeda, atau
pada waktu yang berbeda.
a. Rumusan Masalah Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan
yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/ resiprokal/ timbal balik.

b. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
2) Adakah hubungan antara banyaknya pengamen dengan tingkat kriminalitas di

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 117
Bandung?
3) Adakah hubungan antara HP yang terjual dengan kejahatan?

c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independent (variabel yang mempengaruhi) dan dependent (dipengaruhi), contoh:
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap effisiensi kerja karyawan?
3) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?

d. Hubungan interaktif/ resiprokal/ timbal balik


Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak
diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.

Cara Merumuskan Masalah


Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka tiba saatnya masalah tersebut
dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis, dan
dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian, atau judul penelitian. Pada
umumnya rumusan masalah dilakukan dengan kondisi berikut:
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b. Rumusan hendaklah jelas dan padat
c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Contoh: Masalah yang dirumuskan adalah “apakah hasil padi ladang akan bertambah
jika dipupuk dengan pupuk K?”. Maka, judul penelitian yang dapat dibuat adalah
“Pemupukan Padi Ladang dengan Menggunakan Pupuk K”. Atau jika masalah yang
dirumuskan adalah “Apakah terdapat hubungan antara konsumsi rumah tangga petani
dengan pendapatan dan kekayaan petani?”. Maka, judul penelitian yang dapat dibuat
adalah “Hubungan Antara Konsumsi Rumah Tangga Petani dengan Pendapatan dan
Kekayaan Petani”.

118 Penelitian Pe n d i d i ka n
Dalam pemilihan masalah, hindari masalah serta rumusan masalah yang terlalu
umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal atau terlalu luas. Masalah ilmiah bukan
merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Menanyakan hal-hal tersebut
adalah pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bisa dijawab secara
ilmiah. Misalnya, masalah yang dipilih adalah “perlukah kepemimpinan organisasi secara
demokrasi?”, atau “bagaimanakah sebaiknya pola pengajaran pada Taman Kanak-Kanak?”.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, sebaiknya hindari penggunaan kata “mestikah” atau
“lebih baik”, atau perkataan-perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Hindarkan
masalah yang merupakan metodologi.
Nazir (2008: 120) menyatakan dua jalan untuk memformulasikan masalah. Pertama,
dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di lapangan. Seperti yang sering
dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan
oleh peneliti-peneliti ketika merencanakan proyek penelitiannya.
Menentukan masalah penelitian merupakan hal yang tidak gampang, hal ini
disebabkan karena:
a. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara empiris
b. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-
masalah
c. Terkadang peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan peneliti
tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan
d. Ada kalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan
masalah tersebut sukar diperoleh
e. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 119
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut:
1. Diskusikanlah dengan teman Anda karakteristik perumusan masalah yang baik!
2. Susunlah perumusan masalah berdasarkan bentuk-bentuk masalah penelitian,
disesuaikan dengan profesi Anda.

Rangkuman
Perumusan masalah akan mudah dilakukan, jika peneliti memahami berbagai tipe
masalah, melakukan pengumpulan data pendahuluan dan telaah literatur.
Karakteristik dalam penulisan rumusan masalah yaitu: (1) Ajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dijawab; (2) Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang benar; (3)
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting; (4) Pertanyaan mengindikasikan variabel dan
atau hubungan spesifik antara variabel-variabel yang menjadi perhatian untuk peneliti;
(5) Adanya kemungkinan pengujian empiris; dan (6) Signifikan dengan latar belakang
masalah.
Bentuk-bentuk masalah penelitian: (1) Permasalah deskriptif; (2) Permasalahan
komparatif; dan (3) Permasalahan asosiatif.
Cara merumuskan masalah: (1) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan; (2) Rumusan hendaklah jelas dan padat; (3) Rumusan masalah harus
berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah; (4) Rumusan masalah harus
merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis; (5) Masalah harus menjadi dasar bagi
judul penelitian.

120 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 2

1. Berikut merupakan karakteristik pertanyaan penelitian yang baik menurut Bordens,


kecuali....
a. Ajukan pertanyaan yang dapat dijawab
b. Ajukan pertanyaan yang mengindikasikan variabel
c. Ajukan pertanyaan pada orang-orang yang sedang mengadakan penelitian
d. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang penting dan benar

2. Rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel


mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih, merupakan pengertian dari....
a. Rumusan masalah deskriptif
b. Rumusan masalah kualitatif
c. Rumusan masalah komparatif
d. Rumusan masalah asosiatif

3. Rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau


lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, merupakan pengertian dari....
a. Rumusan masalah deskriptif
b. Rumusan masalah kualitatif
c. Rumusan masalah komparatif
d. Rumusan masalah asosiatif

4. “Adakah hubungan antara metode belajar dengan peningkatan hasil belajar?”


Rumusan masalah di atas merupakan contoh dari rumusan masalah...
a. Rumusan masalah deskriptif
b. Rumusan masalah kualitatif
c. Rumusan masalah komparatif
d. Rumusan masalah asosiatif

5. Hubungan yang tidak diketahui mana variabel independen dan variabel dependen,
serta menunjukkan hubungan yang saling mempengaruhi, merupakan ciri-ciri dari
rumusan masalah...
a. Rumusan masalah komparatif
b. Rumusan masalah asosiatif hubungan kausal
c. Rumusan masalah asosiatif hubungan simetris
d. Rumusan masalah asosiatif hubungan resiprokal

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 121
6. Merumuskan masalah yang baik dan benar, harus didasarkan pada ………
a. Intuisi
b. Pengalaman sendiri
c. Penguasaan teori dan hasil penelitian orang lain
d. Penelitian yang sudah dilakukan para ahli

7. Rumusan masalah yang memiliki hubungan simetris yaitu ……


a. Adakah hubungan antara banyaknya televisi di pedesaan dengan buku yang
dibeli?
b. Seberapa besar pengaruh media pendidikan terhadap prestasi belajar yang
dicapai siswa dalam satu kelas?
c. Adakah pengaruh peningkatan insentif terhadap prestasi kerja?
d. Adakah pengaruh pemberian hukuman terhadap perilaku siswa di suatu sekolah

8. Rumusan masalah yang merupakan permasalahan deskriptif, yaitu ……..


a. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara guru SD, pegawai swasta
dan pegawai negeri?
b. Seberapa baik kinerja guru SD lulusan Universitas Keguruan?
c. Seberapa besar pengaruh media pendidikan terhadap prestasi belajar siswa di
suatu kelas
d. Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta api dan bus menurut berbagai
kelompok masyarakat

9. Karakteristik dalam penulisan rumusan masalah sebagai berikut, kecuali …


a. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab
b. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang benar
c. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting
d. Tanyakan pertanyaan pertanyaan yang general

10. Bentuk-bentuk masalah penelitian seperti dibawah ini kecuali …


a. Permasalah deskriptif
b. Permasalahan induktif
c. Permasalahan komparatif
d. Permasalahan asosiatif

122 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 123
124 Penelitian Pe n d i d i ka n
3

Variabel Penelitian
Segala sesuatu yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian dinamakan variabel
penelitian. Dengan kata lain, variabel adalah objek penelitian, fokus penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Istilah variabel merupakan istilah yang
tidak akan pernah tidak ada dalam penelitian, seperti halnya laki-laki pada konsep jenis
kelamin, dan hasil belajar pada konsep siswa.
Sutrisno Hadi (Arikunto, 2008: 116) mendefenisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin memiliki variasi. Nazir (2008:
123) menyatakan bahwa variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam
nilai. Tubuh misalnya, tubuh merupakan konsep, tetapi bukan variabel, karena tubuh
tidak memiliki keragaman nilai. Seterusnya, berat tubuh merupakan variabel, karena
berat tubuh memiliki keragaman, dari mulai 10 kg sampai seterusnya, hal tersebut
merupakan keragaman nilai.
Konsep bisa diubah menjadi variabel. Caranya adalah dengan memusatkan pada
aspek tertentu dari konsep tersebut. Misalnya siswa, siswa merupakan konsep. Namun
bisa diubah menjadi variabel jika dipusatkan pada siswa Taman Kanak-Kanak.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya nyata, mudah
diketahui, karena dapat dilihat ataupun divisualisasikan, sehingga kurang menimbulkan
keragu-raguan akan maknanya. Variabel-variabel dalam ilmu sosial, sifatnya lebih abstrak,
sehingga agak sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial berdasar dari
suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya, sehingga dapat diukur dan
dipergunakan secara operasional.
Variabel berasal dari kata Inggris variable yang berarti faktor tak tetap atau berubah-
ubah. Variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu
standar, dan sebagainya.
Variabel adalah yang berubah-ubah, sehingga tidak ada satu peristiwa di alam ini yang
tidak dapat disebut variabel, tergantung bagaimana kualitas variabelnya. Ada fenomena
yang spektrum variasinya sederhana, tetapi ada fenomena lain dengan spektrum variasi
yang sangat kompleks. Contoh:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 125
memiliki selera sendiri dalam hal memilih mode pakaian,
sehingga mungkin tidak dapat dihitung berapa banyak
variasinya dalam pemilihan mode pakaian.

a. Variasi sederhana: fenomena jenis kelamin manusia, kalau dikelompokkan hanya ada
Jenis-Jenis Variabel
dua jenis kelamin yaitu manusia laki-laki dan manusia perempuan
b. VariasiMenurut hubungan
kompleks: antara
fenomena satu variabel
pemilihan modedengan variabel
pakaian, yang lainnya,
masing-masing jenis
orang memiliki
selera sendiri
variabel dalam hal
dalam penelitian memilih
dapat mode
dibedakan pakaian, sehingga mungkin tidak dapat
menjadi:
dihitung berapa banyak variasinya dalam pemilihan mode pakaian.
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
Jenis-Jenis Variabel
antecedent. Dalam bahasa Indonesia, variabel independen disebut sebagai
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya, jenis variabel
variabeldapat
dalam penelitian bebas. Variabel
dibedakan bebas adalah merupakan variabel yang
menjadi:
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
1. Variabel Independen
Variabelvariabel dependen
ini sering (terikat)
disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahasa Indonesia,
2. Variabel variabel independen disebut sebagai variabel bebas. Variabel
Dependen
bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
Dalam bahasa Indonesia variabel dependen sering disebut sebagai variabel
2. Variabel Dependen
Variabelterikat. Variabel
ini sering disebutterikat
sebagaimerupakan variabel
variabel output, yang konsekuen.
kriteria, dipengaruhiDalam
atau bahasa
Indonesia variabel
menjadi dependen
akibat, sering disebut
karena adanya variabel sebagai variabel
bebas. Contoh terikat. Variabel
hubungan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
independen dan variabel dependen:
bebas. Contoh hubungan variabel independen dan variabel dependen:

KomitmenKerja ProduktivitasKerja
(VariabelIndependen) (VariabelDependen)

3. Variabel Moderator
3. Variabel Moderator
Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
variabel independen dengan dependen. Variabel moderator disebut juga variabel
bebas antara
kedua.variabel
Contoh independen dengan dependen.
hubungan variabel Variabel moderator disebut
independen-moderator-dependen:
juga variabel bebas kedua. Contoh hubungan variabel independen-
PerilakuSuami
moderator-dependen: PerilakuIstri
(VariabelIndependen) (VariabelIndependen)

JumlahAnak 2
(VariabelModerator)

4. Variabel
4. Variabel Intervening
Intervening
VariabelVariabel intervening
intervening adalah adalah variabel
variabel yang secara
yang secara teoritisteoritis mempengaruhi
mempengaruhi hubungan
antara hubungan
variabel antara
independen
variabeldengan dependen
independen menjadi menjadi
dengan dependen hubungan yang tidak
hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/ antara yang terletak diantara variabel
126 Penelitian Pe n d i d i ka n
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Contoh
(VariabelModerator)

4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan
langsung antaradapat
dan tidak variabel independen
diamati dan dengan
diukur. dependen
Variabel menjadi hubunganvariabel
ini merupakan
yangantara
penyela/ tidak yang
langsung dandiantara
terletak tidak dapat diamati
variabel dan diukur.
independen Variabel inisehingga
dan dependen,
variabel independen
merupakan tidakpenyela/
variabel langsungantara
mempengaruhi berubahnya
yang terletak diantara atau timbulnya
variabel
variabel dependen. Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening-
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
dependen:
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Contoh
hubungan variabel independen-moderator-intervening-dependen:

Penghasilan GayaHidup HarapanHidup


(VariabelIndependen) (VariabelIntervening) (VariabelDependen)

BudayaLingkungan
TempatRinggal
(VariabelModerator)

5. Variabel
5. Variabel Kontrol Kontrol
VariabelVariabel
yang yang dikendalikan
dikendalikan atau atau dibuat
dibuat konstan,
konstan, sehingga
sehingga pengaruhvariabel
pengaruh
independen
variabelterhadap dependen
independen tidak
terhadap dipengaruhi
dependen oleh faktor oleh
tidak dipengaruhi luar yang
faktortidak
luar diteliti.
Variabel control tepat digunakan, apabila akan melakukan penelitian yang bersifat
yang tidak diteliti. Variabel control tepat digunakan, apabila akan
membandingkan. Contoh hubungan variabel independen, kontrol, dependen:
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh hubungan
PendidikanSMU&SMK
variabel independen, kontrol, dependen: KeterampilanMengetik
(VariabelIndependen) (VariabelIndependen)

Naskah,Tempat&Mesinsama
(VariabelKontrol)

Variabel juga dapat dibedakan atas variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Lebih
jauh, variabel kuantitatif
Variabel jugadibagi
dapatmenjadi dua kelompok,
dibedakan yaitu
atas variabel variabel diskrit
kuantitatif dan variabel
dan variabel 3
kontinum.
kualitatif. Lebih jauh, variabel kuantitatif dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
variabel diskrit dan variabel kontinum.
1. Variabel diskrit diskrit
1. Variabel
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel
dapat dikategorikan atas dua pernyataan yang berlawanan. Misalnya ya-tidak, pria-
kategorik
wanita, ada-tidak karena
ada, hanya dan
kanan-kiri, dapatsebagainya.
dikategorikan
Jikaatas dua
lebih pernyataan
dari yang maka
dua kategori,
disebut politom. TingkatMisalnya
berlawanan. pendidikan adalah
ya-tidak, politom, SD,
pria-wanita, SMP, SMA,
ada-tidak ada,Perguruan
kanan-kiri,Tinggi
dan dan
sebagainya. Jika lebih dari dua kategori, maka disebut politom. Tingkat
Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n
pendidikan adalah politom, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan lain- 127
lain.
lain-lain.
Pengertian lain tentang variabel diskrit dikemukakan oleh Nazir (2008: 124). Variabel
diskrit adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
atau desimal di belakang koma. Jumlah anak merupakan variabel diskrit, karena tidak
memungkinkan adanya angka di belakang koma. Jumlah anak hanya 4, 5 dan seterusnya,
tidak mungkin jumlah anak 4, 1, dan seterusnya.

2. Variabel Kontinum.
Variabel kontinu adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jarak
jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Arikunto (2008) membagi variabel
kontinum ke dalam tiga variabel kecil, yaitu:
a. Variabel ordinal
Variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya panjang, kurang panjang,
pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel “lebih kurang” karena yang satu memiliki
kelebihan dibandingkan dengan yang lain. Misalnya, Siti terpandai, Layla pandai, Nina
kurang pandai.
b. Variabel interval
Variabel yang memiliki jarak, jika dibanding dibanding dengan variabel lain, sedangkan
jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya jarak Semarang-Magelang 70
km, sedangkan Magelang - Yogya 101 km. Maka selisih jarak Magelang - Yogya adalah
31 km. Jika dibandingkan dengan variabel ordinal, jarak dalam variabel ordinal tidak
jelas. Jarak kepandaian antara Siti dan Layla tidak dapat diukur
c. Variabel ratio (variabel perbandingan)
Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan ‘sekian kali’. Misalnya berat
pak Karto 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg, maka pak Karto beratnya dua kali berat
badan anaknya.

Pentingnya Memahami Variabel


Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasi setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub masalah) merupakan syarat mutlak bagi
setiap peneliti.
Memecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah
variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-
kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel.
Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan
hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah
penelitian yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori akan menghasilkan kesimpulan

128 Penelitian Pe n d i d i ka n
yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-
kecil).
Ada kalanya peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar. Ini mengartikan
bahwa peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara
pengkategorisasian variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian
semakin menjadi teliti.
Kategorisasi variabel merupakan bagian penting dalam penelitian, maka berikut ini
akan disajikan contoh penjabaran variabel. Contoh:
Sebuah penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Guru Terhadap
Prestasi Belajar Siswa
Variabel bebas : kualitas guru
Variabel terikat : prestasi belajar siswa.

Variabel bebas: Kualitas guru Variabel terikat: Prestasi belajar siswa

Sub variabel: Sub variabel:


• Pendidikan guru (dokumen) • Nilai variabel (dokumen)
• Pengalaman mengajar (dokumen) • Nilai ulangan umum (dokumen)
• Banyaknya penataran (dokumen) • Nilai tugas-tugas (dokumen)
• Usia (dokumen) • Cara menjawab pertanyaan di kelas
• Minat menjadi guru (kuesioner kepada guru) (observasi)
• Penguasaan terhadap materi pelajaran • Cara menyusun laporan (dokumen)
(kuesioner murid) • Nilai ketelitian catatan (dokumen)
• Pendekatan/ cara mengajar (observasi dan • Ketekunan, keuletan (observasi)
kuesioner murid) • Usaha (observasi)
• Cara memilih alat dan cara menggunakannya • Dan sebagainya
(observasi dan kuesioner murid)
• Hubungan guru dan murid (kuesioner murid)
• Pribadi guru (wawancara, kuesioner berbagai
pihak)
• Keluarga guru (kuesioner atau wawancara)
• Cara memberi pekerjaan rumah (kuesioner
murid atau guru)
• Dan sebagainya


Pada waktu menentukan sub-variabel ini peneliti harus selalu berfikir, bagaimana
cara mengumpulkan datanya. Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasi
sub-variabel adalah disebutnya sub-variabel akibat dari variabel terikat. Kesalahan
lain, yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab terpengaruhinya varibel terikat.
Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar dan sebagainya. Variabel ini bukan variabel
bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya kejadian pada variabel terikat. Tujuan
kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang
sedang diteliti.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 129
Memahami Variabel yang Bermakna
Sebuah penelitian merupakan kegiatan yang memerlukan pengorbanan waktu,
tenaga, dana dan lain-lain. Oleh sebab itu, hasil penelitian harus memiliki kemanfaatan
yang besar untuk pihak lain yang membutuhkan. Selanjutnya, bermanfaat tidaknya
sebuah hasil penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh
peneliti. Arikunto (2008: 123) menyatakan, ada dua hal yang dapat diperhatikan tentang
variabel penelitian, yaitu:

1. Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
statis dan variabel dinamis.
a. Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya
jenis kelamin, status sosial ekonomi dan lain-lain. Jika hasil penelitian menunjukkan
sesuatu yang merupakan akibat dari variabel tersebut, maka peneliti tidak boleh
mengubah atau mengusulkan untuk variabel tersebut
b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa
pengetahuan, peningkatan atau penurunan, misalnya kedisiplinan, hasil belajar.
Dengan kata lain, jika hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat
dari variabel tersebut, maka peneliti dapat mengubah atau mengusulkan untuk
mengubahnya.

2. Status Variabel
Semua variabel memiliki status yang penting, namun jika melihat hubungan antara
dua variabel, maka kita dapat menentukan mana variabel yang lebih bermakna dalam
penelitian. Dapatkah hubungan dua variabel dilanjutkan dengan variabel yang lain?
Dapatkah menyebutkan perbedaan status variabel yang disebutkan pertama dengan yang
disebutkan kedua? Dari variabel yang manakah kemanfaatan penelitian disebutkan? Ya, di
dalam setiap kaitan dua variabel yang disajikan di atas, variabel yang disebutkan pertama
merupakan penyebab untuk variabel kedua. Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat
dari variabel pertama.

Latihan
Kerjakanlah latihan berikut!
1. Apa dan bagaimana yang disebut variabel penelitian!
2. Rumuskan masalah penelitian yang memiliki karakteristik variabel independen,
dependen, moderator!
3. Rumuskan masalah penelitian yang memiliki variabel kontrol!
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis penelitian!

130 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rangkuman
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang hendak diteliti dalam sebuah
penelitian. Dengan kata lain, variabel adalah objek penelitian, fokus penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Jenis-jenis variabel penelitian, yaitu: (1) Variabel independen; (2) Variabel dependen;
(3) Variabel moderator; (4) Variabel intervening; (5) Variabel kontrol; (6) Variabel luar
biasa.
Variabel juga dapat dibedakan atas variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Lebih
jauh, variabel kuantitatif dibagi menjadi dua kelompok, yaitu variabel diskrit dan variabel
kontinum. Variabel kontinum sendiri dikelompokkan lagi menjadi variabel ordinal,
variabel interval, dan variabel ratio.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 131
TES FORMATIF 3

1. Segala sesuatu yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian, disebut….


a. Variabel penelitian
b. Masalah penelitian
c. Hasil penelitian
d. Rumusan masalah penelitian

2. Fenomena jenis kelamin manusia, termasuk....


a. Variasi sederhana
b. Variasi kompleks
c. Variasi fleksibel
d. Variasi abstrak

3. Variabel stimulus, predictor, antecedent, adalah kata lain dari….


a. Variabel independen
b. Variabel dependen
c. Variabel moderator
d. Variabel intervening

4. Variabel yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas adalah pengertian dari….
a. Variabel independen
b. Variabel dependen
c. Variabel moderator
d. Variabel intervening

5. Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara


variabel independen dengan dependen merupakan pengertian dari....
a. Variabel independen
b. Variabel dependen
c. Variabel moderator
d. Variabel intervening

6. Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga pengaruh variabel


independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti
merupakan cirri dari….
a. Variabel independen
b. Variabel dependen

132 Penelitian Pe n d i d i ka n
c. Variabel kontrol
d. Variabel intervening

7. Hubungan motivasi dan kinerja guru akan semakin kuat bila peranan kepala sekolah
dalam menciptakan iklim kerja yang sangat baik, dan hubungan semakin rendah
bilamana peranan kepala sekolah kurang baik dalam menciptakan iklim kerja. Yang
menjadi variabel moderator dari pernyataan tersebut adalah….
a. Motivasi
b. Kinerja Guru
c. Kepala Sekolah
d. Iklim Kerja

8. Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik. Yang menjadi variabel


independen dari uraian tersebut adalah….
a. Pendidikan
b. Keterampilan
c. Mengetik
d. Pendidikan keterampilan

9. Hubungan variabel yang mendeskripsikan bagaimana suatu variabel mempengaruhi


variabel yang lain, termasuk....
a. Simetris
b. Timbal balik
c. Asimetris
d. Fungsional

10. Kebijakan pemerintah membebaskan SPP bagi masyarakat yang tidak mampu,
berakibat meningkatnya motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Kedua variabel tersebut termasuk….
a. Kedua variabel merupakan indicator untuk konsep yang sama
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional
d. Hubungan variabel berkaitan semata-mata

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 133
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan


dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

134 Penelitian Pe n d i d i ka n
KUNCI JAWABAN

Tes Formatif 1
1. D
2. C
3. C
4. D
5. C
6. C
7. C
8. C
9. B
10. D

Tes Formatif 2
1. C
2. A
3. C
4. D
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. B

Tes Formatif 3
1. A
2. A
3. A
4. B
5. C
6. C
7. C
8. A
9. C
10. B

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 135
136 Penelitian Pe n d i d i ka n
LANDASAN TEORI

4
DAN HIPOTESIS

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 137
138 Penelitian Pe n d i d i ka n
LANDASAN TEORI
DAN HIPOTESIS

Pendahuluan
Kegiatan meneliti tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengkaji dan menyajikan
teori. Penelitian harus selalu disandarkan pada teori-teori yang relevan. Bahkan penelitian
yang hendak mengungkap atau menciptakan teori baru sekalipun, tetap harus berpijak
kepada teori-teori yang telah ada, baik teori tentang substansi penelitian maupun tentang
metodologi penelitian.
Setiap penelitian harus memiliki landasan teori yang kuat. Secara eksplisit teori-teori
yang melandasi suatu penelitan harus dijelaskan dalam laporan penelitian, yakni dalam
bab tersendiri tentang landasan teori. Mengingat pentingnya teori untuk melandasi
kegiatan penelitian, maka diperlukan kemampuan para peneliti tentang teori. Sehingga
ketika peneliti hendak melakukan kegiatan penelitian, ia mampu menemukan dan
merumuskan landasan teori secara tepat.
Para peneliti secara fundamental harus memiliki pemahaman yang tepat tentang
teori, karena hanya dengan berbekal pemahaman tentang arti atau konsep teori, serta
bagaimana teori itu diciptakan dan dikembangkan, peneliti tidak akan mendapat kesulitan
berarti dalam menyusun ladasan teori untuk penelitiannya.
Secara umum modul 4 ini menjelaskan mengenai landasan teori dan hipotesis. Setelah
mempelajari materi yang ada dalam modul ini, secara khusus Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan penggunaan landasan teori
2. Menjelaskan hipotesis penelitian
3. Merumuskan hipotesis penelitian

Organisasi modul ini disusun untuk memudahkan Anda dalam memahami materi
tentang landasan teori dan hipotesis, serta untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas.
Modul ini dikembangkan ke dalam tiga kegiatan belajar (KB), yaitu:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 139
KB 1 berisi materi mengenai Pengertian, Peran dan Fungsi Teori
KB 2 berisi materi tentang Pengertian, Ciri, Kegunaan, dan Jenis Hipotesis
KB 3 berisi materi tentang Merumuskan Hipotesis penelitian

Ada beberapa hal yang kami sarankan agar Anda dapat mempelajari modul ini dengan
baik yakni sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan dalam modul ini.
2. Terlebih dahulu bacalah sepintas bagian demi bagian yang ada dalam modul ini.
Kemudian temukan kata-kata kunci yang dianggap baru, kemudian baca secara
keseluruhan isi dari modul ini.
3. Pahamilah pengertian demi pegertian, materi demi materi yang ada dalam modul ini
menurut pemahaman Anda sendiri. Kemudian ajaklah teman Anda untuk berdiskusi
tentang pengertian atau materi tersebut.
4. Untuk menambah wawasan, baca, gunakan dan pelajari sumber-sumber belajar lain
yang relevan. Anda dapat memperoleh sumber belajar baik dari ahli secara langsung,
melalui buku-buku, artikel di internet, dan sebagainya.
5. Tingkatkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan atau melalui kegiatan
diskusi dengan mahasiswa lain atau teman sejawat.
6. Usahakan untuk tidak melewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan
pada setiap kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah
memahami atau belum memahami materi yang ada dalam modul ini.

140 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Landasan Teori

Pengertian Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proporsi yang disusun secara sistematis (Sugiyono, 2008: 81). Selanjutnya Haditono
(1999) dalam Sugiyono (2008: 81) menyatakan bahwa, suatu teori akan memperoleh
arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan
gejala yang ada.
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis dalam gejala
sosial maupun natura yang ingin diteliti. Teori merupakan abstraksi dari pengertian atau
hubungan dari proporsi atau dalil (Nazir, 2005: 19). Menurut Kerlinger (1973) dalam
Nazir (2005: 19), teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu
dengan lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis
dari fenomena.
Nazir (2005: 19) menyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin
mengenal teori. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang sudah
didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut
secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct) sehingga
pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel
dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel mana yang
berhubungan dengan variabel mana.

Mark (1963) dalam Sugiyono (2008: 80), membedakan adanya tiga macam teori,
diantaranya yaitu:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 141
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kea rah data akan diterangkan
2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada kaum behaviorist
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data

Peran dan Fungsi Teori


Teori merupakan alat dari ilmu (tool of science). Nazir (2005:19) menyatakan bahwa
sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
Fungsi pertama dari teori adalah memberi batasan terhadap ilmu dengan cara
memperkecil jangkauan (range) dari fakta yang akan dipelajari. Karena banyak
fenomena yang dapat dipelajari dari berbagai aspek, maka teori membatasi aspek
mana saja yang akan dipelajari dari suatu fenomena tertentu. Misalnya permainan
bola kaki, dapat dipelajari dari berbagai aspek, seperti dari aspek fisik, dari aspek
ekonomi (penawaran dan permintaan terhadap bola kaki), dari aspek kimia, aspek
sosiologi, dan sebagainya. Dengan adanya teori, maka jenis fakta mana yang relevan
dengan aspek tertentu dari fenomena dapat dicari dan ditentukan
2. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi
Tugas dari ilmu juga mengembangkan sistem klasifikasi dari struktur konsep. Dalam
pengembangan tersebut, ilmu memegang peranan penting, karena konsep serta
klasifikasi selalu berubah karena pentingnya suatu fenomena berubah-ubah.
3. Teori meringkaskan fakta
Teori meringkaskan hasil penelitian. Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil
penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat memadu generalisasi-
generalisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan
hubungan antargeneralisasi atau pernyataan.
4. Teori memprediksi fakta-fakta
Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan-
pengamatan. Dengan adanya uniformitas tersebut, maka dapat dibuat prediksi
terhadap fakta-fakta yang akan datang. Teori fakta-fakta apa yang dapat mereka
harapkan muncul berdasarkan pengamatan fenomena- fenomena sekarang.
5. Teori menjelaskan celah kosong
Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan
datang, yang belum diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas
daerah mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi. Misalnya,
jika teori menyatakan bahwa terdapat hubungan terbalik antara pendapatan dan

142 Penelitian Pe n d i d i ka n
fertilitas, maka teori tersebut menunjukkan celah mana saja di mana hubungan
tersebut berlaku secara umum, ataukah teori tersebut berlaku hanya pada kelompok
pendapatan tertentu. Adanya teori kriminalitas yang dirumuskan berdasarkan
pengamatan terhadap perilaku kelas bawah, telah memperjelas celah bahwa kini
dipertanyakan

Menurut Sugiyono (2008: 88), dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka
fungsi teori diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang
akan diteliti
b. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif
c. Untuk membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan
saran dalam upaya pemecahan masalah

Rangkuman
Teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang
lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dan
fenomena.
Teori mempunyai peranan sebagai berikut: (1) mendefinisikan orientasi utama
dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat
abstraksinya; (2) memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana
fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-
hubungkan; (3) memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris
dan sistem generalisasi; (4) memberikan prediksi terhadap fakta; dan (5) memperjelas
celah-celah di dalam pengetahuan kita.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan pengertian teori!
2. Jelaskan kegunaan teori dalam penelitian!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 143
TES FORMATIF 1

1. Alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan
proporsi yang disusun secara sistematis disebut….
a. Fakta
b. Teori
c. Data
d. Hukum

2. Suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat …. gejala
yang ada.
a. Melukiskan
b. menerangkan
c. Meramalkan
d. a, b, dan c benar

3. Ada tiga macam teori, kecuali ….


a. Deduktif
b. Fungsional
c. Gabungan
d. Induktif

4. Suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis merupakan pengertian
dari
a. Teori fungsional
b. Teori gabungan
c. Teori deduktif
d. Teori iduktif

5. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori. Ketiga hal tersebut
adalah sebagai berikut, kecuali…..
a. Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang
sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set
tersebut secara jelas pula.
b. Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct)
sehingga pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan
oleh variabel dengan jelas kelihatan.
c. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel mana yang
berhubungan dengan variabel mana
d. Teori biasanya digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan suatu penelitian

144 Penelitian Pe n d i d i ka n
6. Berikut ini yang bukan merupakan peranan teori, kecuali ……
a. Mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi
terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya
b. Sebagai landasan dalam menentukan hipotesis penelitian
c. Memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem
generalisasi
d. Memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-
fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-
hubungkan

7. Teori memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range)
dari fakta yang akan dipelajari merupakan pengertian dari….
a. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
b. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi
c. Teori meringkaskan fakta
d. Teori memprediksi fakta-fakta

8. Teori meringkaskan hasil penelitian, merupakan pengertian dari ….


a. Teori memprediksi fakta-fakta
b. Teori meringkaskan fakta
c. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi
d. Teori menjelaskan celah kosong

9. Teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah
ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi ….
a. Teori memprediksi fakta-fakta
b. Teori meringkaskan fakta
c. Teori menjelaskan celah kosong
d. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu

10. Fungsi teori diantaranya adalah sebagai berikut, kecuali .…


a. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang
akan diteliti
b. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif
c. Untuk membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk
memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah
d. Memberikan prediksi terhadap fakta

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 145
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar selanjutnya (kegiatan belajar mandiri 2). Selamat!. Namun bila Anda
belum mencapai nilai di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama
mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

146 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

Hipotesis

Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data (Sugiyono, 2008: 96).
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis Statistik merupakan pernyataan atau dugaan mengenai satu atau
Iebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan
menggunakan informasi yang dimiliki sampel tersebut, diputuskan apakah hipotesis
tersebut kemungkinan besar benar atau salah. Penolakan suatu hipotesis berarti
menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah, sedangkan menerima suatu hipotesis
semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempunyai bukti untuk mempercayai
sebaliknya.
Oleh karena itu, statistikawan atau peneliti selalu mengambil sebagai hipotesisnya
suatu pernyataan yang diharapkan akan ditolak. Misalnya kalau ia menaruh perhatian
pada suatu jenis vaksin baru, ia harus mengasumsikan bahwa vaksin itu tidak Iebih baik dari
pada yang beredar di pasaran, baru kemudian ia berusaha untuk menolak asumsi itu.
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak disebut hipotesis nol
dengan lambang Ho, yang merupakan hipotesis yang akan diuji dan nantinya akan diterima
atau ditolak tergantung pada hasil eksperimen atau pemilihan sampelnya. Penolakan Ho
mengakibatkan penerimaan hipotesis alternatif, yang dilambangkan dengan Hi.
Hipotesis nol mengenai suatu parameter populasi harus menyatakan dengan

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 147
pasti suatu nilai bagi parameter itu, sedangkan hipotesis alternatifnya mengijinkan
beberapa kemungkinan nilai.
Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban sementara
terhadap permasalahan penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Menurutnya, hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita
pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja
serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan
fenomena-fenomena yang kompleks.
Trelease (Nazir, 2005: 151) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan
sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good dan Scates (Nazir,
2005:151) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang
diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk
langkah-langkah penelitian selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005:151) menyatakan bahwa
hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih
variabel.

Ciri-ciri Hipotesis
Nazir (2005:152) menyatakan bahwa hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
- Hipotesis harus menyatakan hubungan
Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan-hubungan
antarvariabel. Ini berarti bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-
variabel yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis
menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan. Hipotesis
yang tidak mempunyai ciri di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian
metode ilmiah.
- Hipotesis harus sesuai dengan fakta
Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan konsep
dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung
hal-hal yang metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru diterima
jika hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan fakta.
- Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan
berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis
bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang tidak berfungsi sama

148 Penelitian Pe n d i d i ka n
sekali.
- Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun
dengan menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat
deduktif. Sehubungan dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik.
Pernyataan hubungan antar variabel yang terlalu umum biasanya akan memperoleh
banyak kesulitan dalam pengujian kelak.
- Hipotesis harus sederhana.
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas
sebuah hipotesis dirumuskan, semakin kecil pula kemungkinan terdapat salah
pengertian dan semakin kecil pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak
relevan ke dalam hipotesis.
- Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.
Hipotesis juga harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat menerangkan hubungan
fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.
Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan
menguji dari si peneliti.

Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus mempertimbangkan
semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum
alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif
atau induktif untuk verifikasi. Hipotesis harus sederhana.

Kegunaan Hipotesis
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta

Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut:


a. Pengamatan yang tajam dari peneliti
b. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari peneliti
c. Kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti
d. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 149
Jenis Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel
akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variabel
dari dua sampel, misalnya membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai
dan penduduk pegunungan terhadap gelombang laut. Ada beberapa jenis hipotesis yang
digunakan dalam penelitian:
- Hipotesis kerja
Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara
dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja:

a. Jika ... maka ....


Contoh:
Jika materi membaca alqur’an selalu dipraktekan, maka siswa
tidak akan kesulitan dalam membaca alqur’an.
b. Ada perbedaan ... antara ....
Contoh:
Ada perbedaan yang signifikan antara metode mengajar guru yang menggunakan
media dengan metode ceramah
c. Ada pengaruh ... terhadap ....
Contoh:
Ada pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa.

- Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho


Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh
variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama ”hipotesis nol” atau ”hipotesis nihil”
dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan
kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Rumusan
hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara ... dengan ....
Contoh:
Tidak ada perbedaan antara siswa MTs dengan siswa SMP dalam kemampuan baca
tulis alqur’an.
b. Tidak ada pengaruh ................ terhadap .................
Contoh:
Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti
kuliah.

150 Penelitian Pe n d i d i ka n
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

- Hipotesis common sense dan ideal


Hipotesis acapkali menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran bersahaja dan
common sense (akal sehat). Hipotesis ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman
kegiatan terapan. Contohnya, hipotesis sederhana tentang produksi dan status pemilikan
tanah, hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan antara
dosis pemupukan dengan daya tahan terhadap insekta, hubungan antara kegiatan-
kegiatan dalam industri, dan sebagainya.
Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan
hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis antara
keseragaman-keseragaman pengamalan empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari
hipotesis analitis. Misalnya, kita mempunyai suatu hipotesis ideal tentang keseragaman
empiris dan hubungan antar daerah, jenis tanah, luas garapan, jenis pupuk, dan sebagainya.
Misalnya, tentang hubungan jenis tanaman A dengan jenis tanah A* dan jenis tanaman
B dengan jenis tanaman B*. Jika kita perinci hubungan ideal di atas, misalnya dengan
mencari hubungan antara varietas-varietas tanaman A saja, maka kita memformulasikan
hipotesis analitis.
Pendapat lain mengenai pengklasifikasian atau jenis-jenis hipotesis diungkapkan
oleh Sugiyono (2001: 83-86). Ia menyatakan bahwa menurut tingkat eksplanasi yang
akan duji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan
dihubungkan), komparatif dan hubungan.

1. Hipotesis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2001: 83) hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu
variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh, bila
rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara)
yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif.
a. Seberapa besar rata-rata nilai Bahasa Arab siswa MTsN 2 Bandung?
b. Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten?
c. Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?
d. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?

Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut:
a. Rata-rata nilai Bahasa Arab siswa MTsN 2 Bandung = 7,5

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 151
b. Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.
c. Daya tahan lampu merk A=450 jam dan merk B=600 jam.
d. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70% dari yang diharapkan.

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dengan hipotesis alternatif
selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat
dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti alternatifnya diterima. Hipotesis
statistik dinyatakan melalui simbol-simbol.
Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis
nol (Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan dipasankan itumaka dapat dibuat
keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.
Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat dirumuskan hipotesis
deskriptif statistiknya:
a. Suatu perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu unsur
kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1%. (paling banyak berarti lebih kecil
atau sama dengan: ≤). Dengan demikian rumusan hipotesisnya adalah:
Ho = µ ≤ 0,01 (lebih kecil atau sama dengan)
Ha = µ > 0,01 (lebih besar)
Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (1% :
proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi
yang berbentuk proporsi lebih besar dari 1%.
b. Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga itu, paling
sedikit 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan hipotesis statistik
adalah:
Ho : µ ≥ 0,90
Ha : µ < 0,90
c. Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu merk A = 450 jam dan B = 600
jam. Hipotesis statistiknya adalah:

Lampu A: Lampu B:
Ho : µ = 450 jam Ho : µ = 600 jam
Ha : µ ≠ 450 jam Ha : µ ≠ 600 jam

Harga dapat diganti dengan nilai rata-rata sampel, simpangan baku dan varians.
Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan uji satu satu pihak (one tail) dan ketiga dengan
dua pihak (two tail).

152 Penelitian Pe n d i d i ka n
tail) dan ketiga dengan dua pihak (two tail).
2. Hipotesis Komparatif
Menurut Sugiyono (2001: 85), hipotesis komparatif adalah pernyataan
yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda. Contoh
1. Hipotesis rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya:
Komparatif
a. Adakah
Menurut perbedaan
Sugiyono rata-rata
(2001: nilaihipotesis
85), UAN kelas komparatif
A dan B? adalah pernyataan yang
menunjukkan dugaan
b. Adakah nilai dalam
perbedaan satu variabel
produktivitas atau
kerja antara lebih golongan
pegawai pada sampel yang berbeda.
I, II dan
Contoh rumusan
III? masalah komparatif dan hipotesisnya:
Adapun perbedaan
a. Adakah rumusan hipotesis adalah:
rata-rata nilai UAN kelas A dan B?
b. a. Adakah perbedaan
Tidak terdapat produktivitas
perbedaan kerja
rata-rata nilai UANantara
antara pegawai golongan
kelas A dan B. I, II dan III?
Nilai rata-rata UAN kelas B paling kecil sama dengan nilai rata-rata UAN kelas
Adapun rumusan hipotesis adalah:
A.
a. Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai UAN antara kelas A dan B.
Nilai rata-rata UAN kelas B paling tinggi sama dengan nilai rata-rata UAN kelas
Nilai rata-rata UAN kelas B paling kecil sama dengan nilai rata-rata UAN kelas A.
A. rata-rata UAN kelas B paling tinggi sama dengan nilai rata-rata UAN kelas A.
Nilai
Hipotesis statistiknya
Hipotesis statistiknyaadalah:
adalah:
Ho:P1=P2 
Rumusanujihipotesisduapihak
Ha:P1zP2
Ho:P1tP2 
Rumusanujihipotesispihakkiri
Ha:P1P2
Ho:P1dP2 
Rumusanujihipotesispihakkanan
Ha:P1!P2
b. Tidak terdapat perbedaan (persamaan) produktivitas kerja antara golongan I, II,
b. Tidak
III. terdapat perbedaan (persamaan) produktivitas kerja antara golongan I, II, III.
Ho : µ1 = µ2 = µ3
Ha : µ1 ≠ µ2 = µ3 (salah satu berbeda sudah merupakan Ha)
Dalam hal ini harga µ (mu) dapat merupakan rata-rata sampel, simpangan baku,
Sugiyono
varians (2001: 86) menyatakan bahwa hipotesis asosiatif adalah suatu
dan proporsi.
pernyataan
3. Hipotesis yang menunjukkan
Hubungan (Asosiatif)dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
Sugiyono
lebih. (2001:
Contoh 86) menyatakan
rumusan bahwaadalah
masalahnya hipotesis asosiatif
“Adakah adalah antara
hubungan suatu pernyataan
gaya
yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh
kepemimpinan dengan efektivitas kerja?”. Rumus dan hipotesis nolnya adalah:
rumusan masalahnya adalah “Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efktivitas kerja. Hipotesis
efektivitas kerja?”. Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada hubungan antara
statistiknya
gaya adalah: dengan efktivitas kerja. Hipotesis statistiknya adalah:
kepemimpinan

Ho : U = 0
U = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan.
Ha : U z 0

Dapat dibaca: hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan (nol =
Dapat
tidak ada dibaca: hipotesis
hubungan) nol, yang
antara gaya menunjukkan
kepempinan tidak
dengan adanya hubungan
efektivitas (nolpopulasi.
kerja dalam =
Hipotesis alternatifnya
tidakmenunjukkan
ada hubungan)ada hubungan
antara (tidak sama
gaya kepempinan dengan
dengan nol, mungkin
efektivitas
lebih besar dari nol atau lebih kecil dari nol).
kerja dalam populasi. Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada
hubungan (tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari nol
atau lebih kecil dari nol). Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 153

Taraf Kesalahan Pengujian Hipotesis


Taraf Kesalahan Pengujian Hipotesis
Terdapat dua cara untuk menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel,
yaitu a point estimate yang berdasarkan satu nilai data sampel dan interval estimate
atau sering disebut confidence interval yang berdasarkan nilai interval data sampel.
Menaksir parameter populasi dengan menggunakan a point estimate
akan mempunyai resiko kesalahan yang Iebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan interval estimate. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin
kecil kesalahannya.

Kesalahan Pengujian Hipotesis


Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan
terdapat dua kesalahan yaitu:
- Kesalahan tipe I, adalah suatu kesalahan bila menolak Ho yang benar (seharusnya
diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan a.
- Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima Ho yang salah (seharusnya ditolak).
Tingkat kesalahan untuk hal ini dinyatakan dengan 13.

Keadaan sebenarnya
Keputusan
Hipotesis benar Hipotesis salah
Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II
Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Bila nilai statistik (data sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama
dengan nilai parameter populasi atau masih berada pada nilai interval parameter
populasi, maka hipotesis yang dirumuskan 100% diterima. Tetapi jika nilai statistik di
luar nilai parameter populasi akan terdapat kesalahan. Kesalahan ini semakin besar bila
nilai statistik jauh dari nilai parameter populasi.
Tingkat kesalahan ini dinamakan level of significance atau tingkat signifikansi.
Biasanya tingkat signifikansi yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti
mempunyai kesalahan 1% bila penelitian yang dilakukan pada 100 sampel yang diambil
dari populasi yang sama, akan mendapat satu kesimpulan salah yang diberlakukan untuk
populasi.

Uji Satu-Arah dan Dua-Arah

154 Penelitian Pe n d i d i ka n
Suatu uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat satu-arah, seperti
atau mungkin
Ho: 0 = Oo
Hi: 0 > Oo
Atau mungkin
Ho: 0 = Oo
Hi: 0 > Oo
disebut uji satu-arah.

Uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat dua-arah, seperti


Ho: 0 = Oo
Hi:0 # 00
disebut uji dua-arah.

Ho selalu dituliskan dengan tanda sama dengan sehingga menspesifikasi suatu


nilai tunggal. Dengan demikian, peluang melakukan kesalahan tipe I dapat dikendalikan.
Pemilihan uji satu-arah atau dua-arah, tergantung pada kesimpulan yang akan ditarik jika
Ho ditolak. Lokasi wilayah kritik dapat ditentukan setelah hipotesis alternatif Hi dinyatakan.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 155
Rangkuman
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) hipotesis harus
menyatakan hubungan; (2) hipotesis harus sesuai dengan fakta; (3) hipotesis harus
berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan; (4)
hipotesis harus dapat diuji; (5) hipotesis harus sederhana; dan (6) hipotesis harus bisa
menerangkan fakta.
Kegunaan hipotesis penelitian, yaitu: (1) hipotesis memberikan penjelasan sementara
tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang;
(2) hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji
dalam penelitian; (3) hipotesis memberikan arah kepaa penelitian; dan (4) hipotesis
memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan singkat!
1. Jelaskan pengertian hipotesis!
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri hipotesis yang baik!
3. Sebutkan dan jelaskan kegunaan hipotesis!
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis hipotesis!

156 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 2

1. Pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana


adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi dikenal dengan istilah….
a. Hipotesis
b. Proposisi
c. Konstruk
d. Teori

2. Berikut ini yang tidak termasuk pada kriteria atau ciri hipotesis yang baik adalah….
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel
c. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
d. Hipotesis harus berbentuk kalimat aktif.

3. Berikut ini yang bukan merupakan kegunaan hipotesis adalah….


a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian
b. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
c. Hipotesis merupakan jawaban atas penelitian yang dilaksanakan
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antarfakta

4. Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut, kecuali....
a. Kerangka analisis yang digunakan oleh si peneliti
b. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh si peneliti
c. Bentuk kalimat hipotesis
d. Pengamatan yang tajam dari si peneliti

5. Berikut ini adalah jenis-jenis hipotesis menurut Sugiyono, kecuali….


a. Hipotesis hubungan
b. Hipotesis deskriptif
c. Hipotesis common sense
d. Hipotesis komparatif

6. Pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada
sampel yang berbeda disebut….

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 157
a. Hipotesis komparatif
b. Hipotesis deskriptif
c. Hipotesis asosiatif
d. Hipotesis kerja

7. Dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau
hubungan disebut …..
a. Hipotesis komparatif
b. Hipotesis kerja
c. Hipotesis asosiatif
d. Hipotesis deskriptif

8. Hipotesis yang bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis antara keseragaman-
keseragaman pengamalan empiris yaitu....
a. Hipotesis nol
b. Hipotesis kerja
c. Hipotesis ideal
d. Hipotesis komparatif

9. Tidak ada perbedaan antara …. dengan ….


Pernyataan tersebut merupakan jenis dari….
a. Hipotesis kerja
b. Hipotesis ideal
c. Hipotesis nol
d. Hipotesis komparatif

10. Nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Arab MTsN 2 Bandung adalah 7,5.
Pernyataan tersebut merupakan jenis dari….
a. Hipotesis kerja
b. Hipotesis asosiatif
c. Hipotesis nol
d. Hipotesis deskriptif

158 Penelitian Pe n d i d i ka n
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5

Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar 3. Selamat!. Namun bila Anda belum mencapai nilai di atas 80%, Anda
harus mengulangi kegiatan belajar 2, terutama mengenai hal-hal yang belum Anda
kuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 159
160 Penelitian Pe n d i d i ka n
3

Merumuskan Hipotesis Penelitian

Menggali dan Merumuskan Hipotesis


Menemukan suatu hipotesis memerlukan kemampuan si peneliti dalam mengaitkan
masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan
suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menurut Nazir (2003: 154) dalam menggali
hipotesis peneliti harus:
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan
banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang
sedang dilaksanakan
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-
objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang
diselidiki
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan

Goode dan Hatt (1952) dalam Nazir (2003: 155) memberikan empat buah sumber
untuk menggali hipotesis, diantaranya:
a. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberi arah kepada penelitian
c. Analogi juga merupakan hipotesis
d. Reaksi individu dan pengalaman

Goode dan Hatt (1954) dalam Nazir (2003: 155) memberikan beberapa sumber
untuk menggali hipotesis:
§ Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
§ Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
§ Imajinasi atau angan-angan
§ Materi bacaan dan literatur

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 161
§ Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang diselidiki
§ Data yang tersedia
§ Analogi atau kesamaan
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.
Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan
hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli bernama Borg yang dibantu oleh temannya Gall
(1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tapi jelas
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan

Merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah. Seperti sudah disinggung sekurang-
kurangnya ada tiga penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesis, yaitu:
1) Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang
2) Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada
3) Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan
kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar

Hipotesis dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensi kejadian atau


hubungan antarvariabel. Dapat dinyatakan bahwa sesuatu terjadi dalam suatu bagian
dari seluruh waktu, atau suatu gejala diikuti oleh gejala lain, atau sesuatu lebih besar atau
lebih kecil dari yang lain. Bisa juga dinyatakan tentang korelasi satu dengan yang lain.
Dalam merumuskan hipotesis, maka harus dipikirkan bahwa: pertama, hipotesis yang
dirumuskan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih juga akan dijumpai dalam
penelitian lainnya. Kedua, hubungan yang direka sebaiknya berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan teori. Karena itu, jika sumber dari hipotesis adalah asosiasi berdasarkan
penemuan-penemuan lain, maka terdapat kemungkinan yang besar bahwa hipotesis yang
dibentuk akan sesuai dengan penemuan pada penelitian-penelitian lainnya. Selanjutnya,
jika hipotesis dikembangkan berdasarkan suatu kerangka teori yang jelas, maka sudah
jelas hipotesis tersebut tidak akan bertentangan dengan teori.
Sehubungan dengan hal di atas, maka perlu juga disinggung bahwa hipotesis
yang dirumuskan dan bersumber kepada intuisi atau firasat, adakalanya memberikan
kontribusi yang besar kepada ilmu. Tetapi hipotesis yang didasarkan pada firasat dapat
menjurus kepada:
1) Tidak adanya jaminan bahwa hubungan yang diperoleh juga akan diperoleh dalam
penelitian lain

162 Penelitian Pe n d i d i ka n
2) Hubungan yang dibentuk tidak ada hubungannya dengan ilmu atau teori
Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat
diberikan sebagai berikut:
§ Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
§ Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
§ Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang
dapat diukur
§ Hipotesis hendaknya dapat diuji
§ Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori

Telah dijelaskan bahwa setiap hipotesis penelitian harus diuji kebenarannya melalui
data empiris, oleh karenanya rumusan hipotesis harus jelas, terbatas, sehingga dapat
diuji dan memberi petunjuk bagaimana pengujian harus dilakukan. Sehingga jawaban
sementara, hipotesis dimulai dari pengidentifikasian penelitian. Perhatikan contoh
berikut ini :

Masalah :
Apakah terdapat hubungan antara partisipasi anggota kelompok dalam memecahkan
masalah dengan prestasi yang dicapai kelompoknya?
Alternatif jawaban :
1. tidak ada hubungan
2. ada hubungan
2.1 terdapat hubungan positif
2.2 terdapat hubungan negatif

Hipotesis :
2. tidak terdapat hubungan antara partisipasi anggota kelompok dalam pemecahan
masalah dengan prestasi yang dicari kelompoknya.
3. ada hubungan antara partisifasi anggota kelompok dalam pemecahan masalah dengan
prestasi yang dicapai kelompoknya
3.1 partisifasi anggota kelompok dalam pemecahan masalah menunjukkan hubungan
yang positif dan berarti dengan prestasi yang dicapai kelompoknya.
3.2 partisifasi anggota kelompok dalam pemecahan masalah menunjukkan hubungan
negatif dengan prestasi yang dicapai kelompokya.

Menguji Hipotesis
Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan
tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tentatif ini

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 163
akan diuji validitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian.
Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya, tetapi diuji validitasnya. Kecocokan
hipotesis dengan fakta bukanlah membuktikan hipotesis, karena bukti tersebut
memberikan alasan kepada kita untuk menerima hipotesis, dan hipotesis adalah
konsekuensi logis dari bukti yang diperoleh.
Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian
harus ditetapkan lebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian
hipotesis merupakan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan
penggunaan teori secara logis, statistik, dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian
hipotesis bergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan.
Secara umum, hipotesis dapat diuji dengan dua cara, yaitu mencocokkan dengan
fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam menguji hipotesis dengan
mencocokkan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data.
Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok
dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini biasa dikerjakan dengan menggunakan desain
percobaan.
Jika hipotesis diuji dengan konsistensi logis, maka si peneliti memilih suatu desain
di mana logika dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesis. Cara ini
sering digunakan dalam menguji hipotesis pada penelitian yang menggunakan metode
noneksperimental seperti metode deskriptif, metode sejarah, dan sebagainya.

Langkah-Iangkah pengujian hipotesis:


1. Nyatakan Ho-nya.
2. Pilih Hi yang sesuai.
3. Tentukan taraf signifikansinya.
4. Tentukan wilayah kritiknya kemudian pilih statistik uji yang sesuai.
5. Hitung nilai statistik uji berdasarkan data sampelnya.
Keputusan: Tolak Ho jika nilai statistik uji jatuh pada daerah kritik, sedangkan bila nilai
statistik jatuh di luar wilayah kritik, terima Ho.

164 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rangkuman
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.
Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan
hipotesis ini dengan jelas.
Borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tapi jelas
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan

Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan
tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Untuk menguji hipotesis diperlukan
data atau fakta-fakta.

Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan singkat!
1. Jelaskan bagaimana cara menguji hipotesis!
2. Sebutkan syarat dalam menggali hipotesis menurut Nazir!
3. Sebutkan syarat hipotesis!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 165
TES FORMATIF 3

1. Goode dan Hatt memberikan empat buah sumber untuk menggali hipotesis,
kecuali….
a. Hasil perenungan peneliti sendiri
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberikan arah kepada
penelitian.
c. Reaksi individu dan pengalaman.
d. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk

2. Petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut, kecuali…..


a. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
b. Hipotesis sebaiknya tidak menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel
c. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
d. Hipotesis hendaknya dapat diuji

3. Berikut ini adalah penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesis, kecuali….


a. Terlalu banyak teori yang relevan.
b. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat
merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
c. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang
terang.
d. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada.

4. Menurut Nazir, dalam menggali hipotesis, yang harus dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut, kecuali….
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan objek yang berhubungan
satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki
c. Mempunyai kemampuan menulis
d. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya

5. Berikut ini adalah sumber untuk menggali hipotesis, kecuali….


a. Ilmu pengetahuan
b. Imajinasi
c. Data yang tersedia
d. Hipotesis nol

166 Penelitian Pe n d i d i ka n
6. Memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan tentatif antara fenomena-
fenomena dalam penelitian, merupakan fungsi dari….
a. Hipotesis
b. Teori
c. Populasi
d. Sampel

7. Jika hipotesis diuji dengan cara mencocokkan fakta, maka yang harus dilakukan oleh
peneliti yaitu….
a. Percobaan untuk memperoleh data
b. Memilih desain yang menggunakan logika
c. Membuat pernyataan
d. Merumuskan hipotesis

8. JIka hipotesis diuji dengan konsistensi logis, maka yang harus dilakukan oleh peneliti
yaitu….
a. Percobaan untuk memperoleh data
b. Merumuskan hipotesis
c. Membuat pernyataan
d. Memilih desain yang menggunakan logika

9. Fungsi dari hipotesis yaitu….


a. Sebagai objek penelitian
b. Memberi pernyataan terkaan tentang hubungan antar fenomena
c. Memberikan kesimpulan
d. Merupakan pertanyaan dari penelitian yang dilakukan

10. Pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi dikenal dengan istilah….
a. Hipotesis
b. Proposisi
c. Konstruk
d. Teori

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 167
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 3, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 3.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar (modul) selanjutnya. Selamat!. Namun bila Anda belum mencapai nilai
di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 3, terutama mengenai hal-hal yang
belum Anda kuasai.

168 Penelitian Pe n d i d i ka n
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. B
2. D
3. C
4. A
5. D
6. B
7. A
8. B
9. C
10. D

Tes Formatif 2
1. A
2. D
3. C
4. C
5. C
6. A
7. B
8. C
9. C
10. D

Tes Formatif 3
1. D
2. B
3. A
4. C
5. D
6. A
7. A
8. D
9. B
10. A

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 169
170 Penelitian Pe n d i d i ka n
POPULASI, SAMPEL,

5
DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 171
172 Penelitian Pe n d i d i ka n
POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA

Pendahuluan
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya, agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah
penelitian atau untuk menguji hipotesis. Data dan informasi tersebut adalah data empiris,
yakni data lapangan atau data yang terjadi sebagaimana adanya.
Data tersebut haruslah jelas sumbernya, karena jika data tersebut keliru baik kualitas
maupun sumber-sumbernya, maka akan memberikan gambaran data yang salah sehingga
menghasilkan kesimpulan yang salah pula.
Dalam bahasa penelitian, seluruh sumber data yang memungkinkan memberikan
informasi yang berguna bagi masalah penelitian disebut populasi atau universe,
sedangkan upaya untuk menetapkan sumber data dari populasi agar cukup mewakili sifat
dan karakter populasi dinamakan penarikan sampel penelitian. Oleh sebab itu, makna
populasi dan sampel harus benar-benar dipahami oleh peneliti sebelum penelitian itu
dilaksanakan.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan
masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengauhi
metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bias terpecahkan
karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan, ataupun
metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan.
Secara umum modul 5 ini menjelaskan mengenai konsep dasar populasi dan sampel
serta teknik-teknik penarikan sampel dan menjelaskan mengenai pengumpulan data
dalam penelitian.
Setelah mempelajari materi yang ada dalam modul ini, secara khusus Anda diharapkan
dapat:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 173
1. Menentukan populasi dan sampel penelitian
2. Menjelaskan teknik-teknik penarikan sampel.
3. Mengembangkan teknik dan instrumen pengumpulan data kualitatif
4. Mengembangkan teknik dan instrumen pengumpulan data kualitatif.

Untuk memudahkan Anda dalam memahami materi tentang populasi dan sampel, serta
untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, modul ini dikembangkan (diorganisasikan)
ke dalam dua kegiatan belajar (KB), yaitu:
KB 1 berisi materi mengenai konsep dasar populasi dan sampel.
KB 2 berisi materi tentang teknik-teknik penarikan sampel.
KB 3 berisi materi mengenai penggunaan instrumen untuk pengumpulan data
kuantitatif
KB 4 berisi materi tentang penggunaan instrumen untuk pengumpulan data
kualitatif

Ada beberapa hal yang kami sarankan agar Anda dapat mempelajari modul ini dengan
baik yakni sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan dalam modul ini.
2. Terlebih dahulu bacalah sepintas bagian demi bagian yang ada dalam modul ini.
Kemudian temukan kata-kata kunci yang dianggap baru, kemudian baca secara
keseluruhan isi dari modul ini.
3. Pahamilah pengertian demi pegertian, materi demi materi yang ada dalam modul ini
menurut pemahaman Anda sendiri. Kemudian ajaklah teman Anda untuk berdiskusi
tentang pengertian atau materi tersebut.
4. Untuk menambah wawasan, baca, gunakan dan pelajari sumber-sumber belajar lain
yang relevan. Anda dapat memperoleh sumber belajar baik dari ahli secara langsung,
melalui buku-buku, artikel di internet, dan sebagainya.
5. Tingkatkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan atau melalui kegiatan
diskusi dengan mahasiswa lain atau teman sejawat.
6. Usahakan untuk tidak melewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan
pada setiap kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah
memahami atau belum memahami materi yang ada dalam modul ini.

Selamat belajar, sukses selalu!

174 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Konsep Dasar Populasi dan Sampel

Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono (2008: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu.
Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 84) menyatakan bahwa populasi, maknanya
berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut
bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi
dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen.
Menurut Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi
terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.
Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut dinamakan
variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit
sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap,
ataupun jumlahnya tidak terhingga, disebut populasi infinit.
Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian
harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 175
mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan
sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya
manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang
heterogen.

Nawawi (Margono, 2004: 118) menyebutkan bahwa, populasi adalah keseluruhan


objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut,
populasi dapat dibedakan berikut ini.
1. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik; masa kerja 2
tahun, lulusan program Strata 1, dan lain-lain.
2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat
ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah
secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung
sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.

Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan
suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-
orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut juga
parameter.

Pengertian Sampel
Sugiyono (2008: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa

176 Penelitian Pe n d i d i ka n
sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan
populasi.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul
disebabkan hal berikut:
1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya,
dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian
yang lebih luas.

Ada beberapa keuntungan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006: 133) jika kita
menggunakan sampel yaitu:
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka
kerepotannya tentu kurang
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati
3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan
tenaga)
4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak). Bayangkan
kalau kita harus meneliti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya
granat. Maka sambil meneliti, kita juga menghabiskannya
5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak,
petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bias menjadi tidak
teliti
6. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 177
Rangkuman
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kuantitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Berdasarkan
batasannya, populasi terbagi menjadi dua, yaitu:
- Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas.
- Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat
ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah
secara kuantitatif.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Agar
dapat diberlakukan untuk populasi, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif.

Latihan
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan pengertian populasi!
2. Jelaskan pengertian sampel!
3. Sebutkan keuntungan menggunakan sampel dalam penelitian!

178 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 1

1. Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya disebut….
a. Populasi
b. Sampel
c. Hipotesis
d. Deskriptif

2. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
a. Penelitian sampel
b. Penelitian populasi
c. Penelitian kuantitatif
d. Penelitian kualitatif

3. Populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga
perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif
disebut populasi …..
a. Terhingga
b. Tak terhingga
c. Homogen
d. Heterogen

4. Suatu populasi dengan jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah
yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga, disebut populasi ……
a. Finit
b. Infinit
c. Homogen
d. Heterogen

5. Jika diketahui populasi penelitian adalah 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun
1985, dengan karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Strata 1. Populasi
yang demikian disebut populasi….
a. Infinit
b. Tak terbatas.
c. Terbatas
d. Homogen.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 179
6. Populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu
dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif disebut populasi …..
a. Terhingga
b. Tak terhingga
c. Homogen
d. Heterogen

7. Populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah secara kuantitatif disebut populasi….
a. Terhingga
b. Tak terhingga
c. Homogen
d. Heterogen

8. Bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu


disebut…..
a. Populasi
b. Hipotesis
c. Sampel
d. Finit

9. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
….
a. Penelitian sampel
b. Penelitian populasi
c. Penelitian kuantitatif
d. Penelitian kualitatif

10. Berikut ini yang menjadi penyebab diperlukannya sampel adalah…


a. Populasi terlalu kecil.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya,
dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau
kejadian yang lebih luas
c. Tuntutan metode penelitian
d. Keterbatasan kemampuan peneliti

180 Penelitian Pe n d i d i ka n
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar selajutnya (kegiatan belajar mandiri 2). Selamat! Namun bila Anda
belum mencapai nilai di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama
mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 181
182 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

KEGIATAN BELAJAR 2
Teknik-Teknik Penarikan Sampel
Teknik-Teknik Penarikan Sampel

Teknik Teknik
samplingsampling menurut
menurut Sugiyono
Sugiyono (2008:
(2008: 118)adalah
118) adalah merupakan
merupakan teknik
teknik
pengambilan
pengambilansampel. Pengambilan
sampel. sampel
Pengambilan sampelharus
harusdilakukan
dilakukansedemikian
sedemikian rupa sehingga
rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus
representatif.
representatif.
Secara skematis, menurut Sugiyono (2008: 119) teknik sampling ditunjukkan pada
Secara ini.
gambar di bawah skematis, menurut Sugiyono (2008: 119) teknik sampling ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.

TEKNIKSAMPLING

Probability NonProbability
Sampling Sampling

1. Simplerandom 1. Samplingsistematis
sampling
2. Samplingkuota
2. Proportionatestratified
randomsampling 3. Samplingincidental
3. Disproportionate
4. Purposivesampling
stratifiedrandom
sampling 5. Samplingjenuh
4. Area(cluster)sampling
6. Snowballsampling
(samplingmenurut
daerah)

Gambar.
Gambar. Teknik
Teknik Sampling(Sugiyono,
Sampling (Sugiyono,2008:
2008:119)
119)

Dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Probability sampling meliputi: Simple random sampling, Proportionate
Pe n e l i t i a nstratified
Pe n d i d i karandom
n 183

sampling, Disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling


(sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis,
sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball
sampling.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Probability sampling meliputi: Simple random sampling, Proportionate stratified random
Probability
sampling, Sampling
Disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling
(samplingMenurut
menurutSugiyono
daerah).(2008:120) probability
Nonprobability sampling
sampling adalah
meliputi: teknik sistematis,
sampling sampling yang
sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
sampling.
menjadi anggota sampel.
Probability Sampling
Menurut Sugiyono (2008:120) probability sampling adalah teknik sampling yang
Simple random
memberikan sampling
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 86) menyatakan bahwa sampel acak merupakan
dasar sempel peluang lainnya. Artinya, sampel lain seperti sampel berlapis, cluster, dan
Simple random
sampel sampling
bertahap mengandung unsur acak.
Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 86) menyatakan bahwa sampel acak merupakan
Teknik
dasar sempel sampling
peluang lainnya.iniArtinya,
diberisampel
nama lain
demikian karena berlapis,
seperti sampel di dalamcluster,
pengambilan
dan
sampelnya,
sampel peneliti
bertahap “mencampur
mengandung unsursubjek-subjek
acak. di dalam populasi sehingga semua subjek
dianggap sama. Dengan
Teknik sampling demikian
ini diberi maka peneliti
nama demikian karenamember
di dalamhak yang samasampelnya,
pengambilan kepada setiap
peneliti
subjek“mencampur subjek-subjek
untuk memperoleh di dalam
kesempatan populasi
(chance) sehingga
dipilih semua
menjadi subjek
sampel dianggap
(Arikunto, 2008:
sama. Dengan demikian maka peneliti member hak yang sama kepada setiap subjek untuk
134).
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2008: 134).
Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Populasi Diambilsecararandom Sampel


homogen/ yang
relatifhomogen representatif

Gambar. Teknik Simpel Random Sampling (Sugiyono, 2008: 120)


Gambar. Teknik Simpel Random Sampling (Sugiyono, 2008: 120)

Proportionate stratified random sampling


Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
Teknik
dan berstrata iniproporsional.
secara digunakan Suatu
bila populasi
organisasimempunyai anggota/unsur
yang mempunyai yang
pegawai dari latartidak
homogen
belakang dan berstrata
pendidikan yangsecara proporsional.
berstrata, Suatu organisasi
maka populasi pegawai ituyang mempunyai
berstrata pegawai
(Sugiyono,
2008: 82).
Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut:

184 Penelitian Pe n d i d i ka n
Populasi

Sampel yang representatif


A
 A
B
Diambil secara random B
C
C

D proporsional D

E
E

Gambar: Teknik Proportionate Stratified Random Sampling


Gambar: Teknik Proportionate Stratified Random Sampling
(Sugiyono, 2008: 120)
(Sugiyono, 2008: 120)
Menurut NanaNana
Menurut Sudjana dandan
Sudjana Ibrahim
Ibrahim(1989:92), sampelberlapis
(1989:92), sampel berlapisatau
atau stratifikasi
stratifikasi
sampel tepat
sampel tepatdigunakan
digunakan apabila:
apabila:
a. Peneliti bertujuan
a. Peneliti membandingkan
bertujuan membandingkan kelompok sampel berdasarkan
kelompok sampel berdasarkan lapisan-
lapisan-
lapisannya
lapisannya
b. Peneliti ingin menganalisis variabel penelitian dari berbagai kategori
b. Peneliti ingin menganalisis variabel penelitian dari berbagai kategori
c. Peneliti ingin menganalisis hubungan dua variabel atau lebih dilihat dari berbagai
c. Peneliti
aspek ingin menganalisis hubungan dua variabel atau lebih dilihat dari berbagai
yang berlainan
aspek
d. Sifat dan yang berlainan
karakteristik sampel sangat heterogen
d. Sifat dan karakteristik sampel sangat heterogen
Keuntungan
Keuntungan penggunaan
penggunaan sampelsampel berlapis
berlapis adalah
adalah sifat
sifat dandan karakteristiksampel
karakteristik sampel bisa
lebih mendekati
bisa populasinya
lebih mendekati serta variabel
populasinya yang diteliti
serta variabel yang bisa diperluas
diteliti atau dipertajam,
bisa diperluas atau
sehingga hasil penelitian akan lebih kaya atau lebih komprehensif.
dipertajam, sehingga hasil penelitian akan lebih kaya atau lebih komprehensif.

Disproportionate
Disproportionate stratifiedrandom
stratified randomsampling
sampling
Sugiyono (2008:
Sugiyono 121)121)
(2008: menyatakan
menyatakanbahwa
bahwateknik ini digunakan
teknik ini digunakanuntuk
untuk menentukan
menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai
pegawai
dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang
dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang
lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan
lulusan
empat S1, S800
orang ituorang
diambillulusan SMU, 700
semuanya orangsampel.
sebagai lulusan Karena
SMP, makadua 3kelompok
orang lulusan S3
itu terlalu
2
kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)


Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:92), sampel ini digunakan apabila populasi
cukup besar, sehingga perlu dibuat beberapa kelas atau kelompok. Dengan demikian,

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 185
Sugiyono
dalam sampel (2008:
ini unit 122) memberikan
analisisnya contoh,
bukan individu tetapidikelompok
Indonesiaatau
terdapat
kelas30 propinsi,
yang terdiri dan
sampelnya
atas sejumlahakan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
individu.
secara random.
Sugiyono Tetapi
(2008: 122)perlu diingat, contoh,
memberikan karena propinsi-propinsi di Indonesia
di Indonesia terdapat itu berstrata
30 propinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.
secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata
Teknik sampling
maka pengambilan sampelnya daerah
perlu ini sering digunakan
menggunakan stratifiedmelalui
randomdua tahap, yaitu tahap
sampling.
pertama
Teknikmenentukan sampel
sampling daerah daerah,digunakan
ini sering dan tahapmelalui
berikutnya menentukan
dua tahap, orang-orang
yaitu tahap pertamayang
ada pada daerah
menentukan itudaerah,
sampel secara sampling
dan tahapjuga. Teknik ini
berikutnya dapat digambarkan
menentukan di bawah
orang-orang ini.
yang ada
pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.

Populasi daerah Tahap I Tahap II

A
B A
C C
E D Diambil dengan D Diambil dengan
random random
F F
G I G
H
Sampel daerah Sampel individu

Gambar: Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2008: 122)


Gambar: Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2008: 122)
Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel (Sugiyono:2008: 122).
Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
Sampling sistematis
peluang/kesempatan
Sampling sistematis sama bagiteknik
adalah setiap pengambilan
unsur atau anggota
sampelpopulasi untuk urutan
berdasarkan dipilih dari
menjadi
anggota
sampelpopulasi yang telah122).
(Sugiyono:2008: diberi nomor urut (Sugiyono, 2008:123). Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
Sampling
nomor ganjilsistematis
saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk
Sampling itu maka
sistematis yang
adalah diambil
teknik sebagai sampel
pengambilan adalah
sampel 5, 10, 15, urutan
berdasarkan 20 dan dari
seterusnya sampai 100.
anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2008:123). Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari

186 Penelitian Pe n d i d i ka n
POPULASI
1 11 21 31 SAMPEL
2 12 22 32 3 24

3 13 23 33 6 27
14 24 34 9 30
4
Diambilsecarasistematis
15 25 35 33
5 12
16 26 36 36
6 15
17 27 37 39
7 18
18 28 38
8 21
19 29 39
9 20 30 40
10

Gambar: Sampling
Gambar: Sampling Sistematis.
Sistematis. Nomor
Nomor populasi populasi
kelipatan kelipatan
tiga yang tiga yang2008:
diambil (Sugiyono, diambil
123)
(Sugiyono, 2008: 123)

Sampling kuota
Sugiyono (2008: 124) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
Menurut Arikunto (2006: 141), teknik sampling ini dilakukan tidak mendasarkan diri
pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.
Dalm mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan
ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih
dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga
pengumpulan datanya mudah, yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya
jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

Sampling incidental
Menurut Sugiyono (2008: 124) sampling incidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989: 95), teknik pengambilan sampel ini
secara serampangan tanpa ada perencanaan yang seksama. Misalkan akan diteliti 100
guru Mi, peneliti datang ke sekolah dasar yang ada, menghubungi guru yang ada disana,
mencari sekolah lain sampai ditemukan 100 guru Mi. Dengan demikian guru Mi yang

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 187
diteliti adalah siapa yang ditemukan oleh peneliti tanpa ada pertimbangan lain.

Purposive sampling
Sugiyono (2008: 124) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau
penelitianadalah
tentangorang yang politik
kondisi ahli politik. Sampel
di suatu ini lebih
daerah, makacocok
sampeldigunakan
sumberuntuk penelitian
datanya adalah
kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi
orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi
Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2008: 124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
Sampling jenuh
bila semua
Menurut Sugiyonoanggota populasi
(2008: 124) digunakan sebagaiadalah
sampling jenuh sampel.teknik
Hal inipenentuan
sering dilakukan
sampelbila
bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah jenuh adalah
populasi sensus,
relatif dimana
kecil, semua
kuranganggota
dari 30 orang.
populasi Istilahsampel.
dijadikan lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Snowball sampling

Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, sampling
Snowball kemudian sampel
adalahiniteknik
disuruhpenentuan
memilih teman-temannya
sampel yang untuk dijadikan
mula-mula sampel
jumlahnya
kecil, kemudian
(Sugiyono, sampel
2008: ini disuruh
125). Dalam memilih
penentuan teman-temannya untuk
sampel, pertama-tama dijadikan
dipilih sampel
satu atau dua
(Sugiyono, 2008:
orang, 125).
tetapi Dalam
karena penentuan
dengan dua orangsampel, pertama-tama
ini belum dipilih
merasa lengkap satudata
terhadap atau dua
yang
orang, tetapi karena
diberikan, dengan
maka dua
peneliti orangorang
mencari ini belum merasa
lain yang lengkap
dipandang terhadap
lebih data yang
tahu sebelumnya.
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

A Sampel Pertama

Pilihan A

B C Pilihan C
Pilihan B

D E F G H I
Pilihan E Pilihan H

J K L M N O

Gambar: Snowball Sampling (Sugiyono, 2008: 125)


Gambar: Snowball Sampling (Sugiyono, 2008: 125)

188 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rangkuman
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik sampel ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified
random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster)
sampling (sampling menurut daerah).
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive
sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan pengertian teknik sampling!
2. Jelaskan pengertian probability sampling!
3. Jelaskan pengertian non-probability sampling!
4. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik sampling yang termasuk dalam kategori
probability sampling!
5. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik sampling yang termasuk dalam kategori
nonprobability sampling!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 189
TES FORMATIF 2

1. Cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang
akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif disebut….
a. Sampling
b. Teknik sampling
c. Populasi
d. Sampel

2. Teknik yang tidak memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel disebut…..
a. Probability sampling
b. Insidental sampling
c. Nonprobability sampling
d. Purposive sampling

3. Teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel disebut….
a. Probability sampling
b. Purposive sampling
c. Insidental sampling
d. Nonprobability sampling

4. Berikut ini yang termasuk ke dalam teknik probability sampling, kecuali…..


a. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)
b. Disproportionate stratified random sampling
c. Proportionate stratified random sampling
d. Purposive sampling

5. Berikut ini yang termasuk pada teknik non probability sampling, kecuali….
a. Simple random sampling
b. Sampling kuota
c. Snowball sampling
d. Sampling jenuh

6. Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut disebut….

190 Penelitian Pe n d i d i ka n
a. Area (cluster) sampling
b. Sampling sistematis
c. Snowball sampling
d. Purposive sampling

7. Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel disebut…..
a. Area (cluster) sampling
b. Purposive sampling
c. Snowball sampling
d. Sampling sistematis

8. Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
disebut…..
a. Area (cluster) sampling
b. Purposive sampling
c. Snowball sampling
d. Sampling jenuh

9. Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah yang diinginkan disebut….
a. Simple random sampling
b. Sampling kuota
c. Snowball sampling
d. Sampling jenuh

10. Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data disebut…..
a. Area (cluster) sampling
b. Purposive sampling
c. Snowball sampling
d. Insidental sampling

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 191
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan kegiatan
belajar selanjutnya (kegiatan belajar 3). Selamat!. Namun bila Anda belum mencapai nilai
di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 2, terutama mengenai hal-hal yang
belum Anda kuasai.

192 Penelitian Pe n d i d i ka n
3

Penggunaan Instrumen untuk


Pengumpulan Data Kuantitatif
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum
tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliable, apabila instrumen tersebut tidak
digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum
memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut
positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk
memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke
dalam riset-riset ilmu sosial (Harahap, 1992).
Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati
menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan berstruktur yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang
diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan-jalan dan lain-lain.
Bila dilihat dari berbagai sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tes, interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi (pengamatan), skala bertingkat (rating scale), dan dokumentasi.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 193
Tes
Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes untuk mengumpulkan data yang
sifatnya mengevaluasi hasil suatu proses atau untuk mengetahui kondisi awal sebelum
terjadinya suatu proses maka digunakan pre test (sebelum proses) dan sesudah proses
digunakan post test (setelah proses).
Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya
beberapa macam tes dan alat ukur lain, diantaranya:
a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap
kepribadian seseorang, yang diukur dapat berupa self-concept, kreativitas, disiplin,
kemampuan khusus, dan sebagainya.
b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.
c. Tes intelegensi atau intelligence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan
estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara
memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
e. Teknik proyeksi atau projective technique. Istilah ini mulai dipopulerkan oleh L.K.
Frank tahun 1949 di dalam bukunya: Projective Methods for The Study of Personality
(Borg & Gall)
f. Tes minat atau measure of interest, adalah alat untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu
g. Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yang lainnya, tes
prestasi diberikan setelah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan
yang akan diteskan.

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes atau
soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur
satu jenis variabel.
Hasil pengukuran ini biasanya berupa data kuantitatif (sebagian besar) bias pula
berupa data kualitatif. Data kualitatif dari alat ukur ini umumnya data interval, sehingga
dapat diolah dengan teknik statistika

194 Penelitian Pe n d i d i ka n
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/ kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakian pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner
(angket) adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara
terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan
alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 195
pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada
penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai
isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variable apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran
permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada
pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara
dengan pekerja tingkat bawah, supervisor, dan manajer.

Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2006:
219).

Contoh Angket
(Keterlibatan Keagamaan)
Apakah Anda berdoa sebelum makan ? 1. Ya 2. Tidak
Kalau ‘ya’, dari hal berikut ini yang manakah yang sesuai bagi Anda :
a. selalu membaca doa setiap kali akan makan makanan apa saja,
b. hanya berdoa setiap akan makan di meja makan,
c. bila akan makan di meja makan kadang-kadang beroda, kadang-kadang tidak,
d. pernah berdoa, tetapi pada umumnya tidak

(Keterlibatan Ideologis)
Apakah Anda yakin bahwa hari kiamat pasti datang?
a. sangat yakin
b. cukup yakin
c. kurang yakin
d. tidak yakin

(Keterlibatan Intelektual)
Apakah Anda sering menghadiri pengajian keagamaan?

196 Penelitian Pe n d i d i ka n
a. sangat sering
b. cukup sering
c. agak jarang
d. sangat jarang

Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.
Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi:
1) Observasi berperan serta (Participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
2) Observasi nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data
yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di
balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi:
a) Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 197
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau
angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
b) Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.

Skala bertingkat (rating scale)


Menurut Arikunto (2006:158), rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran
subjektif yang dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar
tetapi cukup memberikan informasi tertentu program atau orang. Instrumen ini dapat
dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang
menjalankan tugas, yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Rating scale harus diinterpretasikan secara hati-hati karena disamping menghasilkan
gambaran yang kasar juga jawaban responden tidak begitu saja mudah dipercaya.
Sehubungan dengan ini Bergman dan Siegel mendaftar hal-hal yang mempengaruhi
ketidakjujuran jawaban responden yaitu: (a) persahabatan, (b) kecepatan menerka, (c)
cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan instrumen, (f) prasangka,
(g) hallo effects, (h) kesalahan pengambilan rata-rata, (i) kemurahan hati.
Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan
variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden. Misalnya
seorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan kepulangan kepala sekolah, dia tidak
akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu datang siang dan pulang awal.

Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya.
b. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti
tinggal memberikan tanda setiap pemunculan gejala yang dimaksud.

198 Penelitian Pe n d i d i ka n
Rangkuman
Teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan tes,
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan dokumentasi.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber pengumpulan data!
2. Sebutkan teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif!

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 199
TES FORMATIF 3

1. Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif,


kecuali….
a. Wawancara
b. Observasi
c. Triangulasi
d. Kuesioner

2. Teknik pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakian pribadi
yaitu….
a. Wawancara
b. Kuesioner
c. Observasi
d. Triangulasi

3. Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview
dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti
b. Subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
c. Subyek tidak dibatasi oleh peraturan
d. Jawaban yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya

4. Teknik pengumpulan data yang apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh disebut….
a. Wawancara terstruktur
b. Wawancara tak terstruktur
c. Angket
d. Observasi

5. Teknik yang sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian
yang lebih mendalam tentang responden yaitu….
a. Wawancara tidak terstruktur
b. Wawancara terstruktur
c. Observasi
d. Angket

200 Penelitian Pe n d i d i ka n
6. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya disebut….
a. Angket
b. Observasi
c. Triangulasi
d. Wawancara terbuka

7. Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian,


yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Hal tersebut merupakan
salah satu prinsip dalam penulisan angket yaitu prinsip ….
a. Penampilan fisik
b. Pengukuran
c. Penulisan
d. Perhitungan

8. Teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri pengamatannya tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain yaitu….
a. Triangulasi
b. Observasi
c. Angket
d. Wawancara

9. Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian merupakan pengertian dari…
a. Observasi terstruktur
b. Observasi nonpartisipan
c. Observasi tidak terstruktur
d. Observasi partisipan

10. Observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
kapan dan di mana tempatnya disebut observasi….
a. Terstruktur
b. Partisipan
c. Nonpartisipan
d. Tidak terstruktur

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 201
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 3, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 3.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar selanjutnya (kegiatan belajar mandiri 4). Selamat!. Namun bila Anda
belum mencapai nilai di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 3, terutama
mengenai hal-hal yang belum Anda kuasai.

202 Penelitian Pe n d i d i ka n
4

Penggunaan Instrumen untuk


Pengumpulan Data Kualitatif

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus ”divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun
ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik
maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri
seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian
belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya
belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas,
penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis,
tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Dengan demikian
dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum
masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, ”the
researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif.
Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (1986) menyatakan
bahwa:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 203
”the instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other
forms of instrumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the
initial and continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in
earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in the
data that the human instrument has product.”
Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan:
”dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum
mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis
yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan
secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan
lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat difahami bahwa, dalam penelitian
kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi
instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas,
maka dapat dikembangkan suatu instrumen.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan
instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and
selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau
angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika

204 Penelitian Pe n d i d i ka n
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk
memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang
diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik,
sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai
instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon
yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi
tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
pada observasi berperanserta (participan observation), wawancara mendalam (in depth
interview), dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.

1. Pengumpulan data dengan observasi


- Macam-macam observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about
behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar
tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation). Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active
participation, dan complete participation.
Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi, maka dapat
digambarkan seperti gambar berikut:

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 205
membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive
participation, moderate participation, active participation, dan
complete participation.
Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam
observasi, maka dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Observasi
yangpasif

Observasi
Observasi yangmoderat
partisipatif
Observasi
yangaktif
MacamͲ Observasi
macam terusterang Observasi
observasi dantersamar yanglengkap

Observasitak
terstruktur
Gambar. Macam-Macam Teknik Observasi (Sugiyono, 2008:311)

Gambar. Macam-Macam Teknik Observasi (Sugiyono, 2008:311)


4
- Manfaat
 observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut:
1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diiperoleh pandangan yang
holistik atau menyeluruh
2) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery
3) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati
orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah
dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara
4) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau
ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga
5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
6) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang
kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi
sosial yang diteliti

- Obyek observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley
dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor
(pelaku), dan activities (aktivitas).
1) Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung

206 Penelitian Pe n d i d i ka n
2) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, seperti
guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua murid
3) Activity, kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung, seperti kegiatan belajar mengajar

Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga apa yang dapat kita amati
adalah sebagai berikut:
1) Space; the physical place, ruang dalam aspek fisiknya
2) Actor: the people involve, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial
3) Activity: a set of related acts people do, yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan
orang
4) Object: the physical things that are present, yaitu benda-benda yang terdapat ditempat
itu
5) Act: single actions that people do, yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu
6) Event: a set of related activities that people carry out, yaitu rangkaian aktivitas yang
dikerjakan orang-orang
7) Time: the sequencing that takes place over time, yaitu urutan kegiatan
8) Goal: the things people are trying to accomplish, yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-
orang
9) Feeling: the emotion felt and expressed, emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh
orang-orang

- Tahapan observasi
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ada tiga yaitu:
1) Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu
sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang
akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh,
melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Semua data direkam, oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam
keadaan yang belum tertata. Observasi tahap ini sering disebut sebagai grand
tour observation, dan peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Bila dilihat
dari segi analisis maka peneliti melakukan analisis domain, sehingga mampu
mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui.
2) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu
observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi
ini juga dinamakan observasi terfokus, karena pada tahap ini peneliti melakukan
analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 207
3) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan focus yang ditemukan
sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap
fokus, maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-
kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan
antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti
telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. Menurut
Spradley, observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation.

2. Pengumpulan data dengan wawancara


Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut, “a meeting of two
persons to exchange information and iea through question and responses, resulting in
communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif
dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi peneliti juga melakukan
interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya.

- Macam-macam interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
1) Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dalam melakukan wawancara, selain
harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul
data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur,
dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2) Wawancara semiterstruktur (semistructur interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

208 Penelitian Pe n d i d i ka n
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang di ajak wawancara
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3) Wawancara tidak berstruktur (instructured interview)
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawncara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara jenis ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan
untuk penenlitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti
permaslaahan atau variabel apa yang harus diteliti.

- Langkah-langkah wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2008:322) mengemukakan ada tujuh langkah
umum dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara
4) Melangsungkan alur wawancara
5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
6) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

3. Teknik pengumpulan data dengan dokumen


Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan
lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal dokumen, Bogdan dalam Sugiyono
(2008:329), “in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used
broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his
or her own actions, experience and belief”.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 209
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pegumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak. Triangulasi berarti sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Susan Stainback (2008) dalam Sugiyono (2008:330) menyatakan bahwa “the
aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of
triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan
dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih
pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi
lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia
sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan informan salah, karena tidak sesuai dengan
teori, tidak sesuai dengan hukum. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi
adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau
kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan
data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Dengan triangulasi
akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

Rangkuman
Teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), dokumentasi, observasi (pengamatan), dan triangulasi

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Sebutkan teknik pengumpulan data penelitian kualitatif!
2. Sebutkan macam-macam obyek penelitian dalam penelitian kualitatif!

210 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 4

1. Fungsi peneliti kualitatif sebagai human instrument diantaranya sebagai berikut,


kecuali….
a. Menetapkan fokus penelitian
b. Mengabaikan analisis data
c. Memilih informan sebagai sumber data
d. Melakukan pengumpulan data

2. Berikut adalah macam-macam observasi partisipatif, kecuali….


a. Observasi pasif
b. Observasi moderat
c. Observasi aktif
d. Observasi terstruktur

3. Tahapan observasi yang dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu
sebagai obyek penelitian yaitu observasi….
a. Deskriptif
b. Tersamar
c. Terseleksi
d. Terfokus

4. Tahap observasi di mana peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga


datanya lebih rinci yaitu observasi….
a. Tersamar
b. Deskriptif
c. Terfokus
d. Terseleksi

5. Observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu yaitu
observasi….
a. Tersamar
b. Terseleksi
c. Terfokus
d. Deskriptif

6. Jenis wawancara yang termasuk dalam kategori in-depth interview yaitu


wawancara….
a. Terstruktur
b. Tak berstruktur

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 211
c. Partisipan
d. Semistruktur

7. Menurut Lincoln dan Guba ada beberapa langkah umum dalam penggunaan wawancara
untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, kecuali….
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b. Mengabaikan pokok masalah yang akan menjadi bahan
c. Mengawali atau membuka alur wawancara
d. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

8. Teknik pengumpulan data yang menggunakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
disebut ….
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
d. Triangulasi

9. Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik


pengumpulan data dan sumber data yang telah ada disebut….
a. Dokumentasi
b. Triangulasi
c. Wawancara
d. Observasi

10. Bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan merupakan
tujuan dari….
a. Penelitian kualitatif
b. Penelitian korelasional
c. Penelitian kuantitatif
d. Penelitian deskriptif

212 Penelitian Pe n d i d i ka n
Bandingkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 4, yang ada
pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 4.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan
kegiatan belajar (modul) selanjutnya. Selamat! Namun bila Anda belum mencapai nilai
di atas 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 4, terutama mengenai hal-hal yang
belum Anda kuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 213
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1 Tes Formatif 3


1. A 1. C
2. E 2. A
3. D 3. C
4. B 4. A
5. C 5. A
6. C 6. A
7. B 7. B
8. C 8. B
9. E 9. D
10. B 10. A

Tes Formatif 2 Tes Formatif 4


1. B 1. B
2. C 2. D
3. A 3. A
4. D 4. D
5. A 5. C
6. B 6. D
7. C 7. B
8. D 8. C
9. B 9. B
10. D 10. A

214 Penelitian Pe n d i d i ka n
SISTEMATIKA PENULISAN

6
PROPOSAL DAN LAPORAN
PENELITIAN

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 215
216 Penelitian Pe n d i d i ka n
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
DAN LAPORAN PENELITIAN

Pendahuluan
Proposal penelitian (research proposal) pada dasarnya adalah rencana penelitian
yang menggambarkan secara umum hal-hal yang di teliti dan cara penelitian tersebut
dilakukan. Dengan kata lain, proposal merupakan prakiraan atau proyeksi tentang kegiatan
penelitian. Karena sifatnya sebagai perencana, usul penelitian harus mengemukakan
unsur-unsur pokok dari kegiatan penelitian, seperti masalah yang akan diteliti, teori
yang digunakan, hipotesis yang akan di uji, proses pengumpulan data, kapan dan dimana
penelitian dilaksanakan, serta biaya yang diperoleh.
Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus (Nazir, 2005: 24). Banyak sekali ragam
penelitian yang dapat dilakukan dalam upaya menyelidiki sesuatu. Hal ini tergantung
dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, dan sebagainya. Proses untuk penyelidikan
tersebut dapat melalui berbagai pendekatan. Pendekatan penelitian yang sering kita
jumpai adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Kegiatan penelitian yang akan dilakukan tidak terlepas dari proses pembuatan
proposal penelitian sebagai acuan pelaksanaan, dan pembuatan laporan penelitian
untuk melihat seperti apa kegiatan penelitian telah terlaksana. Proposal penelitian dan
laporan penelitian tidak bisa dipisahkan. Karena merupakan suatu perpaduan selama
melakukan penelitian. Dalam hal ini proposal merupakan usulan. Proposal merupakan
gambaran tentang kegiatan penelitian yang dilakukan. Dari proposal dapat dijajagi baik
atau tidaknya rencana, sehingga pihak yang akan memberikan biaya dapat menggunakan
proposal tersebut sebagai tolak ukur untuk menerima menolak rencana penelitian yang di
ajukan. Sedangkan laporan adalah untuk melihat seperti apa sebuah kegiatan penelitian
telah terlaksana

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 217
Dengan demikian, setelah mempelajari modul ini, secara khusus anda diharapkan dapat
1. Menjelaskan tentang proposal penelitian
2. Menjelaskan tenteng sistematika penulisan proposal penelitian
3. Menjelaskan tentang laporan penelitian
4. Menjelaskan tentang penulian laporan peneliti

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan menjadi
dua Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut:
KB 1 : Sistematika penulisan proposal penelitian
KB 2 : Sistematika penulisan laporan penelitian

Untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam mempelajari modul ini, ada
baiknya diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
tujuan dari pembelajaran modul ini
2. Bacalah uraian dari modul ini, kemudian temukan kata-kata kunci berdasarkan kata-
kata kunci sendiri, atau diskusikanlah dengan teman Anda
3. Mantapkan pemahaman isi modul ini, melalui pemahaman sendiri, bertukar pikiran
dengan teman atau dengan tutor Anda
4. Untuk memperluas wawasan, Anda bisa membaca atau memperoleh dari sumber lain
selain sumber modul ini
5. Setelah Anda merasa memahami, kemudian kerjakan latihan dalam modul ini sesuai
dengan petunjuknya
6. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa untuk mengisi soal yang sudah disediakan.
7. Jika sudah selesai mengerjakan, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban, untuk
mengetahui sejauhmana keberhasilan belajar yang sudah dicapai oleh Anda.
8. Selamat belajar, semoga sukses

218 Penelitian Pe n d i d i ka n
1

Proposal Penelitian

Pengantar
Keterampilan menyusun proposal sangat diperlukan bukan hanya untuk kepentingan
menyusun skripsi atau tesis. Para dosen, atau tenaga pengajar perguruan tinggi, instansi
sangat membutuhkan adanya keterampilan dalam menyusun proposal untuk pengadaan
penelitian. Hal ini karena tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga akademik atau
non akademik tidak hanya melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan, tetapi juga
melaksanakan penelitian. Dalam uraian dibawah ini akan dibahas usul penelitian atau
lebih popular disebut proposal penelitian.
Tujuan pembahasan ini adalah agar pembaca memiliki pemahaman dan wawasan
tentang isi dan bentuk, aturan penelitian, dan cara menulis proposal.
Kemampuan menyusun proposal sebenarnya merupakan akumulasi dari
pengetahuan dan penguasaan seseorang terhadap metodologi penelitian, ketajaman
dalam merumuskan masalah, ketetapan merumuskan hipotesis yang bersumber dari
teori-teori dan pengetahuan ilmiah.

Penulisan Propoosal Penelitian


Sebelum seseorang memulai dengan kegiatan penelitiannya maka ia harus membuat
sebuah perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal penelitian. Didalam
istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan. ”Mengusulkan” mengandung makna
bahwa sesuatu masih menuggu jawaban atau izin dari pihak lain. Jika di artikan secara
harfiah adakalanya proposal memang mempunyai makna arti tersebut. Di kegiatan
penelitian, proposal mempunyai kedudukan lain.
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dimaksud untuk mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Sebuah kegiatan ilmiah mengandung tiga
persyaratan, yakni : dilakukan bertujuan, terencana dan sistematika. Proposal merupakan
suatu cara untuk mengadakan realisasi dalam memenuhi persyaratan ilmiah tersebut.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 219
Dengan membuat proposal penelitian, peneliti dituntut untuk merumuskan dengan jelas
apa tujuan yang ingin dicapai. Disamping itu, pada proposal juga disebutkan hal-hal yang
berhubungan dengan penelitiannya, antara lain : latar belakang di adakannya penelitian,
problematika, hipotesis, metodologi yamg dipakai. Dengan menyusun proposal penelitian
ini menandakan bahwa kegiatan telah dilakukan secara sistematis dan terencana.
Mengapa seorang peneliti harus membuat proposal peneliti? Atau dengan kata lain,
apakah manfaat proposal peneliti itu? Proposal peneliti merupakan suatu rencana tertulis
yang akan di ikuti dengan kegiatan nyata. Proposal penelitian masih merupakan rancangan
yang bersifat tentatif (merupakan alternatif sementara dan masih dimungkinkan untuk
berubah). Walaupun demikian proposal atau usulan penelitian yang akan di lakukan
merupakan ”cermin” dari kualitas penelitian yang akan di lakukan peneliti yang
bersangkutan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa proposal merupakan rencana
penelitian yang menggambarkan secara umum hal-hal yang akan diteliti dan cara
penelitian itu dilaksanakan.
Disini kita melihat bahwa proposal penelitian dan laporan penelitian tidak bisa
dipisahkan. Karena merupakan suatu perpaduan selama melakukan penelitian. Dalam
hal ini proposal merupakan usulan. Proposal merupakan gambaran tentang kegiatan
penelitian yang dilakukan. Dari proposal dapat dijajagi baik atau tidaknya rencana,
sehingga pihak yang akan memberikan biaya dapat menggunakan proposal tersebut
sebagai tolak ukur untuk menerima atau menolak rencana penelitian yang diajukan.

Prosedur Penyusunan Proposal Penelitian


Bagi seorang peneliti, menyusun proposal penelitian merupakan langkah yang
sangat penting karena langkah ini sangat menentukan berhasil tidaknya seluruh kegiatan
penelitian. Maka urain mengenai langkah-langkah penelitian dan penjadwalannya
merupakan hal yang sangat penting. Menyusun proposal merupakan langkah pertama.
Namun demikian di dalam menentukan langkah-langkah penelitian harus mencantumkan
dengan rinci setiap langkah yang akan dilakukan agar tampak prosedur yang dilakukan
dengan utuh.
Secara garis besar langkah-langkah penelitian proposal tersebut beserta
penjadwalannya sebagai berikut:

Pra persipan
a. Menyusun proposal penelitian
b. Memantapkan proposal penelitian

Jika usulan penelitian tidak diterima, maka kegiatan penelitian tidak jadi dilaksanakan.

220 Penelitian Pe n d i d i ka n
Penyusunan proposal hanya merupakan kegiatan ekstra.

Persiapan
Kegiatan yang dilakukan sebelum pengumpulan data diklasifikasikan sebagai kegiatan
Persiapan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah berikut ini:
a. Memantapkan kembali proposal penelitian termasuk susunan personel dalam kurun
waktu kurang lebih 1-3 pekan. (penentuan waktu 1-3 minggu ini sudah termasuk
untuk kegiatan studi pendahuluan jika memang masih diperlukan)
b. Menyusun instrument pengumpulan data, kurang lebih 4-8 minggu.
c. Mengadakan uji coba dan revisi instrumen, memakan waktu kurang lebih 4-8
minggu
d. Mengumpulkan data penelitian yang perkiraan waktunya sangat dipengaruhi oleh
sifat dan jenis penelitian, banyaknya responden dan luasnya lokasi penelitian.
e. Mengadakan tabulasi dan mengolah data penelitian, tergantung dari banyaknya
variasi teknik analisis yang digunakan, serta kehendak peneliti untuk memanfaatkan
jasa komputer atau tidak.
f. Menyusun laporan penelitian dengan perkiraan waktu yang disesuaikan dengan luas
sempitnya pembahasan, personal yang terlibat di dalam penyusunan laporan dan
banyak naskah laporan yang di kehendaki.

Sistematika Penyusunan Proposal


Bentuk dari suatu proposal yang berada di suatu lembaga atau instansi berbeda-beda
satu sama lain. Berikut adalah format sistematika penyusunan proposal yaitu:
a. Judul penelitian
Singkat dan cukup spesifik, tetapi tetap menggambarkan penelitian yang akan di
lakukan.
b. Bidang ilmu/ teknologi
c. Pendahuluan
Kemukakan argumentasi mengenai pentingnya penelitian tersebut dilakukan. Uraikan
uraian kuanlitatif maupun kuntitatif/temuan fakta untuk mengidentifikasikan
masalahnya
d. Perumusan masalah
Jabarkan masalah penelitian yang di maksud
e. Tinjauan pustaka
Berikan cuplikan bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah yang di ajukan dan
uraian menjurus kepada penyusunan hipotesis atau fenomena yang akan dijelaskan/
digambarkan hakikatnya, dan bila relevan perlu ditambahkan alasan mengapa fakta
empiris tersebut diperlukan. Hal ini penting artinya dalam memberikan justifikasi

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 221
yang berkaitan dengan tujuan penelitian serta dalam mengarahkan pendekatan atau
metode yang akan dipakai.
f. Tujuan penelitian
Penjabaran tentang pengujian hipotesis atau penjelasan dan atau gambaran hakikat
empiris/ pemahaman dari fenomena yang akan diteliti. Berikan uraian singkat apa
yang hendak dijawab atau yang dapat diperoleh melalui penelitian ini.
g. Manfaat hasil penelitian
Uraikan secara singkat dan jelas mengenai jawaban apa atau konstribusi terhadap
pengembangan ilmu, teknologi, terhadap pemecahan persoalan pembangunan, dan
atau terhadap pengembangan instuisi.
h. Metode penelitian
Uraikan defenisi operasional pengubah-pengubah yang di gunakan, desain penelitian,
cara pengambilan dan besarnya sampel, teknikpengumpulan data, dan cara analisis
data. Untuk penelitian yang tidak menggunakan metode kuantitatif, uraikan
pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan bahan, dan analisis data.
i. Jadwal waktu pelaksanaan
Jadwal waktu, mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan dan
penyebarluasannya.

Rangkuman
Langkah-langkah pembuatan proposal penelitian adalah sebagai berikut: (1)
Pra persipan, (2) Persiapan, (3) evaluasi proposal. Bentuk dari suatu proposal yang
berada di suatu lembaga atau instansi berbeda-beda satu sama lain. Berikut adalah
format sistematika proposal yaitu: (a) Judul penelitian, (b) Bidang ilmu/ teknologi, (c)
Pendahuluan, (d) Perumusan masalah, (e) Tinjauan pustaka, (f) Tujuan penelitian, (g)
Manfaat hasil penelitian, (h) Metode penelitian, (i) Jadwal waktu pelaksanaan. Kegiatan
ilmiah mengandung tiga persyaratan yakni : dilakukan bertujuan, terencana dan
sistematika.

Latihan
Agar menambah pengetahuan dan wawasan anda, kerjakanlah latihan berikut
1. Bagaimanakah ciri dari sebuah proposal yang baik?
2. Buatlah sebuah proposal yang baik!

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal latihan, Anda dapat berdiskusi dengan teman Anda atau
berdialog dengan dosen pembimbing, sehingga Anda dapat mengungkapkan penemuan-
penemuan yang pernah Anda alami

222 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 1

1. Sebutkan tiga persyaratan kegiatan ilmiah!


a. Bertujuan, terencana, dan sistematika
b. Bertujuan, bermanfaat, dan analisis
c. Bermanfaat, sistematika, dan berkedudukan
d. Terencana, sistematika, dan analisis

2. Mengapa proposal diartikan secara harfiah mengandung arti “mengusulkan””?


a. Menunggu jawaban atau izin dari pihak lain
b. Menuggu hasil dari penelitian
c. Mendapat izin dari pihak lain
d. Mendapat pengesahan dan bantuan dari pihak lain

3. Proposal juga memiliki hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Sebutkan hal-
hal tersebut!
a. Latar belakang penelitian, problematika, hipotesis, dan metodologi
b. Abstrak, problematika dan latar belakang
c. Metodologi, penelitian dan problematika
d. Latar belakang, metodologi dan penelitian

4. Langkah-langkah pembuatan proposal yang baik adalah ...


a. Persipan, pra persiapan dan analisis
b. Persiapan, analisis dan kesimpulan
c. Pra persiapan, persiapan, dan evaluasi,
d. Pra persiapan, kesimpulan dan analisis

5. Menyusun proposal penelitian dan memantapkan proposal penelitian,termasuk


kedalam ...
a. Langkah-langkah persipan
b. Langkah-langkah pra persiapan
c. Metode penelitian
d. Kesimpulan penelitian

6. Berapa waktu untuk mengadakan revisi instrumen sebuah peelitian ...


a. 2-4 minggu
b. 2-6 minggu
c. 4-8 minggu
d. 6-10 minggu

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 223
7. Tuliskanlah secara berurutan sistematika penulisan proposal yang baik ...
a. Pendahuluan, perumusan masalah, bidang ilmu, judul penelitian, tinjauan pustaka,
manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode, dan jadwal penelitian
b. Judul penelitian, bidang ilmu, pendahuluan, perumuan maslah, tinjauan pustaka,
tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, metode penelitian, dan jadwal waktu
pelaksanaan
c. Judul penelitian, pendahuluan, perumusan masalah, bidang ilmu, tujuan penelitian,
tinjauan pustaka, jadwal waktu pelaksanaan, metode penelitian, dan manfaat hasil
penelitian.
d. Pendahuluan, perumusan masalah, judul penelitian, tujuan penelitian,bidang
ilmu, tinjauan pustaka, jadwal pelaksanaan, metode penelitian dan manfaat hasil
penelitian

8. Penjabaran masalah penelitian yang dimaksud. Ini merupakan pengertian dari ...
a. Perumusan masalah
b. Tujuan penelitian
c. Pendahuluan
d. Metode penelitian

9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memantapkan kembali proposal termasuk
penyusunan personal ...
a. 1-4 minggu
b. 3-5 miggu
c. 2-6 miggu
d. 1-3 miggu

10 Memantapkan kembali proposal, menyusun instrumen, mengadakan uji coba,


mengumpulkan dan penelitian, mengadakan tabulasi, serta menyusun laporan dengan
baik. Urutan tersebut merupakan proses dari ...
a. langkah-langkah evaluasi
b. langkah-langkah pra persipan
c. langkah-langkah sistematika
d. langkah-langkah persiapan.

224 Penelitian Pe n d i d i ka n
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar, kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%
5
Untuk mengetaui seberapa besar tingkat penguasaan Anda, bandingkan nilai yang
Anda peroleh dengan pedoman penafsiran di bawah ini.

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama pada bagian-bagian yang belum dikuasai.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 225
226 Penelitian Pe n d i d i ka n
2

Laporan Penelitian

Pengantar
Pengetahuan tentang metode penelitian semakin dirasakan manfaatnya dan telah
menjadi perangkat yang penting bagi kita semua yang sedang melakukan penelitian.
Bidang penelitian dewasa ini mendapatkan prioritas, terutama bagi mereka yang
menginginkan penemuan-penemuan hal baru. Jika ditelaah lebih jauh lagi, kegiatan
penelitian dan segenap unsur yang terkait baik administrasi maupun metode-metode yang
digunakan adalah kunci keberhasilan pengembangan ilmu pengetahuan yang diteliti.
Walaupun dalam langkah-langkah penelitian banyak terdapat variasi, namun secara
garis besar adalah sama. Orang tidak akan melakukan penelitian jika tidak merasakan
adanya masalah yang akan dicari pemecahan mengenai pemecahan kegiatan tersebut.

Laporan Penelitian
Setelah anda selesai melakukan sebuah proses penelitian, maka proses terakhir
adalah penyusunan laporan penelitian. Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan akan
dijelaskan dan dipaparkan dalam laporan penelitian.
Suatu kegiatan penelitian akan dianggap selesai apabila hasil penelitian tersebut telah
dikomunikasikan kepada masyarakat ilmiah (scientific society). Bentuk sarana komunikasi
hasil penelitian dapat berupa naskah laporan penelitian yang sifatnya terbatas, disertasi,
thesis, skripsi, artikel-artikel ilmiah, dan yang dianggap paling reputasional adalah jurnal
profesional.
Laporan penelitian yang terbatas maupun berbagai bentuk thesis mensyaratkan
format laporan tersendiri yang biasanya berlaku pada lembaga-lembaga penelitian atau
perguruan tinggi masing-masing. Disiplin ilmu yang berbeda biasanya juga menuntut
bentuk format pelaporan yang tidak serupa, walaupun pokok-pokok isi laporan tetap
sama. Suatu hal yang berlaku umum adalah bahwa kualitas penelitian dan pelaporannya
tidak tergantung sama sekali pada tebal-tipisnya laporan.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 227
Karena laporan penelitian merupakan tulisan ilmiah, maka penulisan laporan
penelitian sama sekali berbeda dari penulisan artikel cerita fiktif maupun laporan
penelitian berita. Penulisan laporan yang baik merupakan suatu seni, dan merupakan
refleksi dari kecerahan fikiran dan logika penulisnya. Diantara ciri-ciri laporan yang
ditulis dengan baik adalah:
1. Komunikasi yang jelas lewat tata bahasa tulisan yang baik.
2. Alur pernyataan yang mulus dengan kontinuitas yang terpelihara antara satu gagasan
dengan gagasan lainya.
3. Hemat kata-kata
4. Pemilihan kata-kata yang komunikatif dan tidak bermakna ganda (ambiguous)
5. Tidak menggunakan kata-kata yang sensitive, stereotype dan sara

Leavit (1991) mengemukakan beberapa cirri kualitas unuk harus dimiliki oleh
tulisan ilmiah. Sebagian dari cirri-ciri tersebut sangat relevan untuk ditambahkan dan
ikut diperhatikan, yaitu:
1. Menggunakan kosa kata teknis
2. Mengemukakan fakta serta deduksi dan induksi yang didasari oleh fakta.
3. Tidak bias dalam memilih fakta demi menciptakan kesan tertentu.

Apapun bentuk dan formatnya, laporan penelitian dapat dibagi dalam tiga bagian
besar, yaitu bagian awal atau depan, bagian isi yang merupakan inti laporan, dan bagian
akhir atau belakang yang pada umumnya memuat lampiran-lampiran.
Untuk dapat memulai proses penulisan dari awal penelitian, maka terlebih dahulu
peneliti merancang sebuah garis besar laporan, bersamaan waktunya dengan pada waktu
ia mengajukan desain penelitian. Namun demikian, kadang-kadang setiap instansi atu
lembaga mempunyai aturan-aturan tersendiri mengenai format laporannya. Oleh karena
itu, perlu dikumpulkan informasi dari berbagai pihak, dari mana aturan format itu dapat
diperoleh. Apabila sudah memiliki format yang mantap, maka peneliti mulai menuliskan
apa yang perlu dituliskan.
Cara membuat laporan penelitian yang baik adalah:
1. Penulis laporan harus tahu kepada siapa akan melaporkan hasil penelitiannya tersebut.
Jangan sampai salah sasaran yang dapat mengakibatkan kesalahan persepsi.
2. Penulis laporan harus mengerti bahwa pembaca tidak mengikuti proses penelitian
tersebut, maka peneliti harus mampu membuat pembaca seolah-olah ikut dalam
penelitian tersebut. Oleh sebab itu penulis laporan harus melakukan proses penelitian
tersebut dengan baik dan benar.
3. Penulis laporan harus menyadari bahwa tidak semua pembaca menganggap sebuah
penelitian itu penting, terkadang penelitian itu tidak sesuai dengan apa yang

228 Penelitian Pe n d i d i ka n
diinginkan pembaca. Karena itu penulis harus memiliki kemampuan ekstra untuk
menulis sebuah laporan penelitiaan agar pembaca tertarik dan ingin membaca hasil
penelitian tersebut.
4. Laporan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian, tapi
kadangkala hal yang penting tersebut tidak semuanya dapat dilaporkan kepada
pembaca. Oleh karena itu penulis harus memperhatikan hasilnya, termasuk cara
penulisannya agar pembaca tidak jenuh,dan bosan.

Laporan penelitian merupakan langkah yang terakhir dalam suatu penelitian. Sebaik
apapun penelitian yang telah anda lakukan, jika dalam tahap pembuatan laporan tidak
dilakukan dengan sempurna, dapat dipastikan orang-orang enggan membaca hasil
penelitian anda tersebut. Anda disarankan untuk membuat tahapan-tahapan pembuatan
laporan penelitian yang baik dan benar, walaupun diatas sudah dikemukakan beberapa
cara pembuatan laporan yang baik dan benar anda juga bisa memilih cara berikut ini.
Tahapan-tahapan pembuatan laporan penelitian yang baik yaitu:
1. Membuat garis besar mengenai pernyataan-pernyataan yang menjelaskan mengenai
permasalahan yang dibahas, hal ini berguna agar hasil yang akan dituangkan pada
laporan tersebut tidak menyimpang.
2. Membuat garis besar mengenai kajian daftar pustaka. Merangkum dan menempatkan
permasalahan yang di angkat ke dalam kajian teori yang digunakan dalam
penelitian.
3. Membuat garis besar mengenai rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan sehingga
kegiatan yang di lakukan dapat dipertanggung jawabkan dengan memakai kaidah
ilmiah.
4. Membuat garis besar mengenai data yang akan ditampilkan sebagai hasil temuan
lapangan.
5. Terakhir, membuat garis basar mengenai analisis yang sudah dilakukan yang
menggambarkan keterkaitan antara hasil temuan dengan kerangka berfikir yang
digunakan dalam penelitian.

Selain tahapan-tahapan diatas, Anda juga dapat mengajukan pertanyataan-pertanyaan


sebagai berikut
1. Apakah saya bisa mengaitkan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang
lain secara sistematis dan logis?
2. Apakah penjelasan yang sudah saya lakukan dapat di akui dan di terima secara
ilmiah?
3. Apakah saya sudah menghilangkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja
hal-hal yang seharusnya saya tuangkan kedalam laporan penelitian?

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 229
Dengan semua tahapan dan pertanyaan di atas, secaa tidak langsung kita sudah
membuat batasan agar dalam menulis laporan tidak melakukan penyimpangan dari
tujuan sebenarnya.
Jika Anda telah melakukan semua itu, Anda juga harus mempertimbangkan kepada
siapa laporan tersebut kita buat. Kita harus ingat tujuan membuat laporan adalah untuk
dibaca orang lain. Dengan demikian laporan tersebut harus dapat dibaca orang lain.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Jika sasaran pembaca adalah kalangan akademis, kita dapat menggunakan bahasa-
bahasa teknis yang memang sudah umum digunakan di kalangan akademisi. Laporan
yang kita buat sebaiknya dalam bentuk yang ringkas dan padat, dan difokusksn
kepada metode dan hasil temuan.
2. Jika sasaran pembaca kita adalah kalangan umum atau awam, sebaiknya kita
menghindari penggunaaan bahasa teknis, dan menyajikan laporan dengan lebih
detail. Dengan demikian orang awam yang tidak pernah atau jarang terlibat dalam
penelitian social bias memehami apa yang sudah ditulis.

Sebuah laporan secara garis besar mengandung komponen sebagai berikut:


1. ABSTRAK
Abstrak merupakan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian yang dibuat
secara ringkas. Umumnya abstrak terdiri dari 150 hingga 200 kata. Tentu saja batasan
ini tidak bersifat mutlak. Fungsi abstrak ini adalah memberikan gambaran kepada
pembaca mengenai isi laporan yang akan dibaca.

2. PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi serangkaian pernyataan atau kalimat yang memberikan gambaran
mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian, serta penjelasan mengapa
permasalahan itu menjadi satu hal yang menarik untuk dijadikan penelitian. Disini
juga dipaparkan latar belakang, dan membahas permasalahan.

3. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka berisi pembahasan kerangka teoritis yang bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai berbagai pendapat, serta berbagai teori mengenai
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Tujuan dibuatnya kajian pustaka
adalah untuk memberikan kajian secara rasional yang dapat diterima oleh berbagai
kalangan secara ilmiah.

4. METODE PENELITIAN
Dalam hal ini penelitian menjelaskan mengenai beberapa hal yaitu
1. Rancangan penelitian, yaitu penjelasan mengenai jenis penelitian

230 Penelitian Pe n d i d i ka n
2. Subjek penelitian, yaitu gambaran mengenai populasi dan sampel
3. Pengukuran, yaitu penjabaran konsep hingga ke indikator, serta defenisi
operasional dari konsep yang digunakan.

5. HASIL TEMUAN
Bagian ini merupakan penjabaran semua hasil temuan di lapangan. Yang perlu
diperhatikan disini adalah dalam mengurai hasil penelitian, jangan sampai terjadi
penyimpangan dari kerangka dasar yang sudah di buat, yang tentunya berkaitan
dengan permasalahan yang di angkat, perumusan hipotesisnya, serta kerangka teori
yang digunakan.

6. PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan analisis terhadap hasil temuan yang sudah dikumpulkan

7. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpualan merupakan serangkai kalimat yang menunjukkan intisari dari analisis
yang kita lakukan. Sifat dari kesimpulan didasarkan pada logika berfikir sehingga
terbuka untuk diperdebatkan.
Kesimpulan merupakan kebenaran ilmiah yang disodorkan peneliti yang setiap saat
di uji. Saran merupakan suatu kritikan dari pembaca yang ditujukan kepada penulis.

A. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian


Sebuah laporan yang baik akan mudah dipahami oleh pembaca..Laporan yang baik
mengacu pada penyusunan sistematika laporan tersebut. Walaupun cara setiap instansi
atau lembaga beerbeda-beda dalam menyampaikan penulisan sistematikannya, namun
setiap laporan selalu memuat bagian-bagian berikut ini:
Bagian Awal, yang terdiri dari:
- Judul
- Halaman Pengesahan
- Kata pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Gambar
- Daftar Lampiran
- Abstraksi

Bagian Isi
- Pendahuluan
- Landasan Teori
- Metode Penelitian

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 231
- Hasil Analisis
- Pembahasan dan Kesimpulan

Bagian Akhir
- Daftar Pustaka
- Lampiran-lampiran

Judul adalah padanan kata-kata yang terdiri dari beberapa perkataan yang padat,
dan dapat memberikan indikasi tentang isi serta penekanan-penekanan yang diberikan
di dalam penelitian.
Halaman pengesahan berisi pengesahan dari pelaksana penelitian dan oramg-orang
yang bertanggung jawab dalam penelitian tersebut.
Kata pengantar adalah laporan yang berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan
penulisan laporan, berhubungan dengan sponsor, serta ucapan terima kasih.
Daftar Isi berfungsi untuk mempermudah pembaca mengetahui bagian-bagian dari
laporan dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara satu bagian dengan bagian
dengan yang lain. Daftar isi berisi judul masing-masing bab, bagian, subbagian dan
seterusnya.
Daftar tabel berfungsi menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama
sampai tabel terakhir. Didalam tabel juga terdapat nomor .Untuk mempermudah pembaca
mencari tabel dicantum nomor halaman yang menunjukkan halaman dimana tabel
tersebut tercantum. Judul tabel pada daftar tabel dan pada naskah ditulis dengan huruf
besar pada tiap huruf awal kata.
Daftar gambar menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama
sampai dengan gambar terakhir. Nomor gambar pada daftar ini ditulis dengan dua angka
Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masimg menyatakan nomor urut
gambar. Untuk mempermudah pembaca mencari gambar yang dipelajari, pada setiap
nomor urut gambar pada daftar gambar dicantumkan nomor urut gambar dicantumkan
nomor halaman yang menunjukkan halaman dimana gambar tersebut tercantum.
Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran
pertama sampai dengan lampiran terakhir. Pada daftar lampiran dicantumkan nomor
urut lampiran yang ditulis dengan satu angka Arab, diikuti dengan nama lampiran, dan
nomor halaman tempat lampiran dicantumkan.
Abstraksi adalah merupakan kondensasi singkat dari isi laporan keseluruhan
laporan.
Pendahuluan adalah menceritakan tentang permasalahan ketika penelitian
dilakukan, apa sebab atau alasan mengapa ia memilih permasalan itu, kegunaan, ruang

232 Penelitian Pe n d i d i ka n
lingkup, dan metode penelitian dan hasil penelitian yang cukup signifikan serta kondisi
masalah pada akhir penelitian.
Landasan teori adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
hal yang dirintis oleh peneliti lain untuk memberikan petunjuk kepada pembaca, kemana
mereka dapat mempelajari masalah tersebut lebih lanjut. Peneliti mengemukaan alur
pikirannya dengan cara merangkum penemuan dan membuat jembatan tentang apa yang
ia teliti. Kerangka teroritis dan konsepsional dapat dijabarkan dalam bentuk matematis.
Misalnya dengan menggukan fungsi konsumsi, fungsi produksi, fungsi permintaan dan
penawaran. Pemjabaran teoritis dan konsepsional tentang hubungan-hubungan yang
terjadi memerlukan latar belakang yang kuat dalam penguasanaan teori.
Metode penelitian berisi tentang penguraian desain penelitian, rencana pengambilan
contoh, jenis responden, prosedur pengumpulan data serta alat yang digunakan secara
terperinci. Peneliti juga memberikan defenisi operasional dari variable-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Peneliti juga mengungkapkan pre-testing dan studi pilot
yang dikerjakan, pengalaman dilapangan dan sumber-sumber data tambahan.
Hasil analisis adalah merupakan akhir sebuah mendata atau mengkoreksi sebuah
data dari penelitian. Hasil analisis ini harus sesuai dengan fakta.
Pembahasan dan kesimpulan adalah pembahasan yang merupakan materi atau
bahan yang akan dikaji dalam penelitian, dan mengahasilkan sebuah hasil akhir yang
dapat disimpulkan oleh si peneliti yang bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam
memahami isinya. Kesimpulan adalah hasil yang telah dibuat sesingkat dan seefisien
mungkin agar mudah dipahami oleh pembaca.
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis baik dari buku, artikel, jurnal,
dokumen resmi atau sumber-sumber lain, atau dari bahan tercetak misalnya Cd, video,
film atau kaset yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah,
dan semua sumber tulisan tertulis atau tercetak yang tercantum dalam daftar pustaka.
Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh peneliti tetapi tidak pernah
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip tidak boleh
dicantukan dalam daftar pustaka. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis
tanpa nomor urut. Sumber tertulis/ tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris,
ditulis dengan jarak antarbaris satu spasi, berurutan adalah dua spasi. Cara menulis
Daftar pustaka secara khusus dijelaskan pada bagian teknis penulisan.
Lampiran-lampiran adalah semua isi dokumen yang digunakan dalam penelitian
dan penulisan hasil-hasil menjadi satu karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan pembaca,
setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunanya, dan diberi
judul. Nomor urut lampiran dinyatakan dengan dua angka dengan tanda penghubung di
antaranya. Angka pertama menyatakan nomor bab dan angka kedua menyatakan nomor
urut lampiran.

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 233
Selain sistematika penulisan laporan penelitian yang disebut di atas, sistematika
penulisan laporan penelitian biasanya disusun seperti berikut:
BAB Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah penelitian, identifikasi
masalah, pembahasan masalah, perumusan masalah, tujuan.
BAB Kajian Teori yang terdiri dari kajian teori, kerangka berfikir.
BAB Metodologi Penelitian yang terdiri dari metode dan desain, penelitian, variable
penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, terbit pengumpulan data, teknik
analisis data, prosedur penelitian.
BAB Hasil Penelitian yang terdiri dari: deskripsi data hasil penelitian, pembahasan
hasil penelitian, pengujuian hipotesis.
BAB Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari kesimpulan, dan saran penelitian.
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

Bab pendahuluan membahas tentang:


- Latar Belakang Masalah Penelitian, yaitu:
• Pembahasan masalah serta posisi awal dari masalah ketika penelitian dilakukan
• Kegunaan, ruang lingkup. Dan metode penelitian.
• Hasil penelitian yang cukup signifikan serta kondisi masalah pada akhir
penelitian.
- Identifikasi Masalah, yaitu:
• Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada
tersedia dan cukup banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan
merumuskannya.
• Dalam mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan yang
diduga mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada
• Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang
terkait dengan fokus masalah.

- Pembatasan Masalah, yaitu


• Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
• Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian
diketemukan lebih dari satu masalah.
• Dari masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut perlu dipilih salah satu,
yaitu mana yang paling menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang sangat
mempergaruhi dan sesuai untuk diteliti.

234 Penelitian Pe n d i d i ka n
• Pilihlah salah satu permasalahan yang sekiranya sesuai.
• Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus
dipertimbangkan kelayakan serta kesesuaiannya untuk diteliti.

- Perumusan Masalah yaitu:


• Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
• Perumusan masalah ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi
langkah-langkah selanjutnya.
• Perumusan masalah memperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
(b) rumusan hendaknya padat dan jelas, dan
(c) rumusan hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan
itu.

Dalam perumusan masalah ini juga diidentifikasikan variabel-variabel penelitian


beserta operasionalnya. Rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya setelah didahului
uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti dan dikaitkan antara
satu variabel dengan variabel lainnya. Defenisi operasional yang dirumuskan untuk
setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang dite;iti
yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian.
Tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses
penelitiannya. Tujuan penilitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum yaitu menggambarkan secara singkat apa yang ingin dicapai melalui penelitian
yang dinyatakan dalam satu kalimat. Sedangkan tujuan khusus adalah merupakan rincian
tujuan umum yamg telah spesifik mengacu kepada pernyataan-pernyattan penelitian.

BAB Kajian Teori dan Kerangka Berfikir, yaitu


A. Kajian Teori
o Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-
teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi
peneliti yang akan dilakukan itu.
o Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh
dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
o Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas,
kita harus melakukan penelaahan kepustakaan.
o Telaah pustaka dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terdapat pada
perumusan masalah berdasarkan teori yang ada. Pemecahan masalah secara
teoretis adalah mempergunakan teori yang relevan sebagai dasar argumentasi

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 235
dalam mengkaji permasalahan agar mendapat jawaban yang akurat.
o Dalam kajian teori bukan kumpulan kutipan dari teori yang relevan saja, tetapi
kajian yang membangun kerangka pemikiran pemecahan masalah sampai dapat
menggambarkan cara perolehan data berupa konstruk variabel yaitu indikator-
indikator dari variabel yang harus diamati.

B. Kerangka Berfikir, yaitu


o Sintesis dari analisis hasil kajian teori dari variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian
o Memberikan gambaran pemecahan masalah dengan adanya variabel yang
digunakan untuk memecahkan masalah
o Gambaran tersebut memberikan arah pemecahan masalah melalui argumentasi,
yaitu menyusun kerangka berpikir peneliti sendiri secara sistemik dan analitik.

BAB Metodologi Penelitian yang terdiri dari:


- Metode dan Desain Penelitian
Memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan dan desain penelitian yang
dipakai dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
- Variabel Penelitian
Menjelaskan berbagai variabel yang akan dikaji dalam penelitian serta keterkaitan
diantara varibel-variabel tersebut
- Populasi dan Sampel
Menjelaskan populasi penelitian yang dituju dalam penelitian ini beserta alasan-
alasan rasionalnya, pemilihan sampel, dan teknik yang digunakan untuk memilih dan
menentukan sampel penelitian.
- Instrumen Penelitian
Memaparkan instrumen yang digunakan dalam penelitian, menjelaskan penetapan
instrumen tersebut, dan memberikan penjelasan tentang prosedur penyusunan
instrumen dan hasil pengujiannya.
- Teknik Pengumpulan Data
Menjelaskan tentang bagaimana data penelitian akan dikumpulkan dan dengan
menggunakan teknik apa dengan instrumen yang mana.
- Teknik Analisis Data
Menjelaskan tentang bagaimana data yang telah dikumpulkan itu akan diolah dan
dianalisis, dengan menggunakan teknik analisis yang bagaimana, dan prosedur
analisis seperti apa.
- Prosedur Penelitian
Memaparkan secara rinci tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara
menyeluruh mulai dari perencanaa, pelaksanaan, dan pelaporan hasil.

236 Penelitian Pe n d i d i ka n
BAB Hasil Penelitian, terdiri dari:
- Data Hasil Penelitian
Menyajikan paparan mengenai data-data hasil penelitian yang disesuaikan dengan
permasalahan yang dikaji dalam penelitian.
- Pembahasan Hasil Penelitian
Berisi tentang kaidah-kaidah dasar, hubungan kausal atau generalisasi yang diperlukan
oleh hasil penelitian. Bukti-bukti yang ditunjukan oleh data unik tiap kesimpulan
utama. Pengecualian teori-teori yang bertolak belakang serta penjelasan-penjelasan
pengecualian tersebut. Perbandingan antara hasil penemuan dan penafsiran dengan
penemuan penelitian-penelitian lain.
- Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan.

BAB Kesimpulan dan Saran yaitu:


- Kesimpulan
Paparan tentang jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan
data, analisis data, dan pengkajian yang telah dilakukan .
- Saran
Saran merupakan suatu kritikan atau masukan yang membangun dari pembaca
kepada penulis agar tau dimana letak kesalahan mereka.

Dafrar Pustaka
Lampiran-lampiran

Rangkuman
Cirri-ciri laporan yang ditulis dengan baik adalah komunikasi yang jelas lewat tata
bahasa tulisan yang baik. Alur pernyataan yang mulus dengan kontinuitas yang terpelihara
antara satu gagasan dengan gagasan lainya, hemat kata-kata, pemilihan kata-kata yang
komunikatif dan tidak bermakna ganda (ambiguous), tidak menggunakan kata-kata yang
sensitive, stereotype dan sara.
Leavit (1991) mengemukakan beberapa cirri kualitas unuk harus dimiliki oleh
tulisan ilmiah. Sebagian dari cirri-ciri tersebut sangat relevan untuk ditambahkan dan
ikut diperhatikan , yaitu: (1) Menggunakan kosa kata teknis, (2) Mengemukakan fakta
serta deduksi dan induksi yang didasari oleh fakta, (3) Tidak bias dalam memilih fakta

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 237
demi menciptakan kesan tertentu.
Cara membuat laporan penelitian yang baik adalah: (1) penulis laporan harus tau
kepada siapa dia akan melaporkan hasil penelitiannya tersebut, (2) penulis laporan harus
mengerti bahwa pembaca tidak mengikuti proses penelitian tersebut, maka peneliti harus
mampu membuat pembaca seolah-olah ikut dalam penelitian tersebut, (2) penulis harus
memiliki kemampuan ekstra untuk menulis sebuah laporan penelitiaan agar pembaca
tertarik dan ingin membaca hasil penelitian tersebut, (3) penulis harus benar-benar
memperhatikan hasilnya, termasuk cara penulisan.
Sebuah laporan yang baik akan mudah dipahami oleh pembaca. Laporan yang baik
mengacu pada penyusunan sistematikan laporan tersebut. kesamaan dalam penulisan
laporan tersebut kurang lebih yaitu terdiri dari:
• Bagian Awal
o Judul
o Halaman Pengesahan
o Kata pengantar
o Daftar Isi
o Daftar Gambar
o Daftar Lampiran
o Abstraksi
• Bagian Isi
o Pendahuluan
o Landasan Teori
o Metode PenelitiHasil Analisis
o Pembahasan dan Kesimpulan
• Bagian Akhir
o Daftar Pustaka
o Lampiran-lampiran

Latihan
Untuk menambah wawasan anda, kerjakanlah latihan berikut:
1. Diskusikanlah dengan teman anda bagaimana seharusnya laporan penelitian yang
baik?
2. Buatlah laporan penelitian yang baik dan benar

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal latihan, Anda dapat berdiskusi dengan teman Anda atau
berdialog dengan dosen pembimbing, sehingga Anda dapat mengungkapkan penemuan-
penemuan yang pernah Anda alami

238 Penelitian Pe n d i d i ka n
TES FORMATIF 2

1. Berikut ini adalah cara membuat laporan penelitian yang baik adalah, kecuali ...
a. Peneliti yang baik harus tau kepada siapa dia akan melaporkan hasilnya tersebut
b. Memiliki format yang mantap, baru peneliti mulai menuliskan apa yang perlu di
tuliskan.
c. Menyediakan map untuk laporan yang akan disusun.
d. Mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, dari mana aturan format penelitian
itu dapat diperoleh

2. Sebutkan bagian awal dari sistematika laporan penelitian!


a. Latar belakang, telaah pustaka, abstrak, prosedur dan judul
b. Judul, daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar isi
c. Judul, Halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, dan abstrak
d. Abstrak, kata pengantar, pembahasan dan kesimpulan

3. Leavitt (1991) menyatakan beberapa kualitas unik yang harus dimiliki tulisan ilmiah.
Berikut adalah ciri kualitas unik tersebut adalah ...
a. Hemat kata-kata.
b. Menggunakan kosakata teknis dan menggunakan fakta serta deduksi dan induksi
yang didasari fakta.
c. Tidak menggunakan kata-kata sensitif
d. Penulisannya tidak tergantung dari tebal dan tipisnya tulisan

4. Sebutkan bagian-bagian dari sistematika laporan penelitian ...


a. Bagian awal, bagian tengah dan bagian isi
b. Bagian isi, bagian tengah, dan bagian akhir
c. Bagian awal, bagian akhir, dan bagian isi
d. Bagian awal, bagian isi, bagian akhir

5. Apakah saya bisa mengaitkan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang
lain secara sistematis dan logis? Pertanyaan tersebut adalah bagian dari ...
a. Tahapan-tahapan laporan penelitian yang baik
b. Ciri-ciri laporan penelitian yang baik
c. Sistematika laporan penelitian yang baik
d. Komponen-komponen laporan penelitian yang baik

6. Merupakan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian yang dibuat secara


ringkas dan terdiri dari 150 hingga 200 kata. Adalah pengertian dari ...
a. Kajian pustaka

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 239
b. Abstrak
c. Metode penelitian
d. Pembahasan

7. Pendahuluan dalam sebuah komponen penelitian laporan terdiri dari ...


a. Serangkai pernyataan, penjelasan permasalahan, latar belakang belakang, dan
pembahasan masalah.
b. Pembahasn masalah, penjelasan rasional, dan gambaran menyeluruh mengenai
kegiatan penelitian
c. Latar belakang, serangkai pernyataan, dan penjelasan secara singkatdan
menyeluruh mengenai penelitian dilakukan.
d. penjelasan permasalahan, serangkai pernyataan, dan penjelasan rasional

8. Sebutkan komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah laporan penelitian!


a. Pendahuluan, kajian pustaka, judul, halaman pengesahan, dan abstraksi
b. Abstraksi, pendahuluan, judul, kata pengantar, daftar tabel
c. Abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil temuan,
pembahasan, kesimpulan dan saran
d. Pendahuluan, kajian pustaka, daftar tabel, judul, dan kesimpulan dan saran

9. Paparan tentang jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan


data analisis dan pengkajian yang telah dilakukan. Pernyataan tersebut merupakan
pengertian dari …
a. kesimpulan
b. saran
c. abstrak
d. analisis

10. Sebutkan pengertian dari latar belakang masalah penelitian!


a. Pembahasan masalah dan posisi awal dari ketika penelitian dilakukan,Kegunaan,
ruang lingkup, metode penelitian dan Hasil penelitian yang cukup signifikan serta
kondisi masalah pada akhir penelitian.
b. Pembahasan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian tersebut
c. Kegunaan ruang lingkup, metode penelitian dan pembahasan masalah penelitian
tersebut.
d. Hasil penelitian cukup signifikan serta kondisi masalah pada akhir penelitian dan
pembahasan masalah yang dipecahkan dalam penelitian tersebut.

240 Penelitian Pe n d i d i ka n
KUNCI JAWABAN

Tes Formatif 1
1. A.
2. A
3. A
4. C
5. B
6. C
7. B
8. A
9. A
10. D

Tes Formatif 2
1. A
2. C
3. B
4. D
5. A
6. B
7. A
8. C
9. A
10. A

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 241
242 Penelitian Pe n d i d i ka n
GLOSARIUM

A priori : teori dimana sejumlah prinsip dan ide tertentu diyakini sebagai
jelas dengan sendirinya
Ex post facto : penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam
variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian
secara alami
Grand tour question : penjelajahan umum
Grounded theory : teori mendasar
Idiografik : sesuatu yang khusus dan khas
Penelitian kualitatif : riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif
Penelitian kuantitaif: penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya
Rapport : hubungan yang baik dengan orang lain
Research : mencari kembali
Asosiatif : hubungan
Discrepancy : ketidaksesuaian
Deskriptif : menggambarkan
Dependen : tergantung/ terikat
Empiris : berdasarkan pengalaman
Expert : ahli/ kompeten
Fisibel : masalah harus dapat dicari jawabannya
Hipotesis : jawaban sementara
Independen : idak tergantung/ bebas
Intervening : ikut campur
Konsiderasi : pertimbangan
Komparatif : membandingkan
Pragmatis : bersifat praktis
Primary sources material : sumber sarana utama
Proposisi : ungkapan yang dapat dipercaya
Objekif : keadaan sebenarnya
Researchable : dapat diteliti
Secondary sources material : sumber sarana penunjang
Signifikan : berarti
Should be : seharusnya ada
Up to date : terkini

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 243
Variabel : segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
Teori : alur logika atau penalaran
Proporsi : perbandingan
Sistematis : teratur menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang
diatur baik-baik
Deduktif : bersifat deduksi, penarikan kesimpulan dari keadaan yang
umum; penyimpulan dari yang umum ke yang khusus
Induktif : bersifat (secara) induksi, penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum
Fungsional : dilihat dari segi fungsi
Orientasi : pandangan yg mendasari pikiran, perhatian atau
kecenderungan
Konseptualisasi : pengonsepan
Klasifikasi : penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut
kaidah atau standar yang ditetapkan
Relevan : kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung
Empiris : berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dr penemuan,
percobaan, pengamatan yang telah dilakukan)
Hipotesis : anggapan dasar
Verifikasi : pemeriksaan tentang kebenaran laporan
Eksplanasi : penjelasan
Efektivitas : eefektifan
Analisis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
Populasi : sekelompok orang, benda, atau hal lain yang menjadi sumber
pengambilan sampel
Sampel : perwakilan dari populasi dalam penelitian
Generalisasi : perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dr suatu
kejadian
Representatif : dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dengan fungsinya sbg
wakil
Reliabel : dapat dipercaya
Valid : benar
Setting : tempat kejadian
Variabel : segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
Induktif : berfikir dari yang bersifat khusus

244 Penelitian Pe n d i d i ka n
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:
Jakarta.
Azwar, Syaifuddin. 1998. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Santoso, Gempur. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana dan Kusumah Awal. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi, cetakan
II. Sinar Baru Algensindo: Bandung.
Sudjana, Nana. (2001).Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Sugiyono. (2001). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Andi Offset: Yogyakarta.
Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

Pe n e l i t i a n Pe n d i d i ka n 245
246 Penelitian Pe n d i d i ka n

Anda mungkin juga menyukai