Anda di halaman 1dari 291

Dr. Asep Suryana, M.

Pd
Suryadi, M.Pd

MODUL
BIMBINGAN DAN KONSELING

KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA

Bimbingana dan Konseling


MODUL BIMBINGAN DAN KONSELING
Dr. Asep Suryana, M.Pd
Suryadi, M.Pd

Tata Letak & Cover : Rommy Malchan

Hak c pta dan hak moral pada penul s


Hak penerb tan atau hak ekonom pada
D rektorat Jenderal Pend d kan Islam
Kementer an Agama RI

T dak d perkenankan memperbanyak sebag an atau seluruhnya s buku n dalam


bentuk dan dengan cara apapun tanpa se z n tertul s dar D rektorat Jenderal
Pend d kan Islam Kementer an Agama RI.

Cetakan Ke-1 Desember 2009


Cetakan Ke-2, Jul 2012 (Ed s Rev s )

ISBN,978-602-7774-06-3
Ilustras Cover : Sumber, http://5elect on.com/2012/06/27/th ngs-women-really-want-
from-men/man-and-woman-hands/

Pengelola Program Kualifikasi S-1 melalui DMS

Pengarah : D rektur Jenderal Pend d kan Islam


Penanggungjawab : D rektur Pend d kan T ngg Islam
Tim Taskforce : Prof. Dr. H. Az z Fahrurroz , MA.
Prof.Ahmad Tafs r
Prof. Dr. H. Maksum Muchtar, MA.
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.E.d.
Dr.s Asep Herry Hemawan, M. Pd.
Drs. Rusd Sus lana, M. S .

Alamat :
Subd t Kelembagaaan D rektorat Pend d kan T nggg Islam
D rektorat Jenderal Pend d kan Islam, Kementer an Agama RI
Lt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701
Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981
http://www.pend s.kemenag.go. d/www.d kt s.kemenag.go. d
ema l:kasubd tlembagad kt s@kemenag.go. d/
kas -b n-lbg-pta @pend s.kemenag.go. d

Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System—
selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan

jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih
berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.

Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal

terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi
pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan

secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang
relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas.

Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan


terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program)
di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program

pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses
pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-
learning).

Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


Buku yang ada di hadapan Saudara merupakan modul bahan pembelajaran untuk
mensupport program DMS ini. Jumlah total keseluruhan modul ini adalah 53 judul. Modul
edisi tahun 2012 adalah modul edisi revisi atas modul yang diterbitkan pada tahun
2009. Revisi dilakukan atas dasar hasil evaluasi dan masukan dari beberapa LPTK yang

dilakukan dengan melibatkan para pakar/ahli yang tersebar di LPTK se-Indonesia, dan
selanjutya hasil review diserahkan kepada penulis untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
Dengan keberadaan modul ini, para pendidik yang saat ini sedang menjadi mahasiswa agar
membaca dan mempelajarinya, begitu pula bagi para dosen yang mengampunya.

Pendek kata, kami mengharapkan agar buku ini mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan secara lengkap. Kami tentu menyadari, sebagai sebuah modul, buku ini masih
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebih lanjut. Untuk itulah, masukan dan
kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.

Semoga upaya yang telah dilakukan ini mampu menambah makna bagi peningkatan
mutu pendidikan Islam di Indonesia, dan tercatat sebagai amal saleh di hadapan Allah swt.
Akhirnya, hanya kepada-Nya kita semua memohon petunjuk dan pertolongan agar upaya-
upaya kecil kita bernilai guna bagi pembangunan sumberdaya manusia secara nasional
dan peningkatan mutu umat Islam di Indonesia. Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Juli 2012

Direktur Pendidikan Tinggi Islam

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA

iv Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 4


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
TINJAUAN MATA KULIAH ..............................................................................................vii
HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING ....................................................................... 3
MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING.......................................................................... 5
TUJUAN, PRINSIP, FUNGSI DAN AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING .......................... 13
PENDEKATAN-STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING............................................... 31
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD .......................................................................... 41
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD .......................................................................... 43
ASPEK-ASPEK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK .............................................................. 45
STRATEGI , TEKNIK DAN TEKNIK TES UNTUK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK ............... 55
STRATEGI DAN TEKNIK NON-TES UNTUK PEMAMAHAM PESERTA DIDIK ................... 65
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ........................................................... 87
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ........................................................... 89
MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL ............................................. 91
TUJUAN DAN RAGAM MASALAH BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL..... 101
SRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL ...................... 113
BIMBINGAN BELAJAR ANAK SD/MI ........................................................................... 127
BIMBINGAN BELAJAR ANAK MI/SD ........................................................................... 129
PENGERTIAN BELAJAR DAN TUJUAN BIMBINGAN BELAJAR DI MI/SD....................... 131
JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR DAN IDENTIFIKASI PESERTA DIDIK
YANG DIPERKIRAKAN MENGALAMI MASALAH BELAJAR ........................................... 143
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR DAN UPAYA
MEMBANTU PESERTA DIDIK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR ..................... 151
BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD................................................................. 163
BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD................................................................. 165

iv Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 5


KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR........................................................................... 167
TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KARIR DI MI/SD.................................... 179
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR................................................................ 187
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI/SD ............................................. 201
MANAJEMEN BIMBINGAN ....................................................................................... 203
DAN KONSELING DI MI/SD ........................................................................................ 203
STRUKTUR DAN PENGEMBANGAN PROGRAM BK DI MI/SD ..................................... 205
KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN DI MI/SD .................................................... 223
GLOSARIUM............................................................................................................... 233
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 240

v Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling v


TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kul ah B mb ngan dan Konsel ng d MI merupakan mata kul ah yang akan
membekal mahas swa tentang pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI yang
dijabarkan dalam materi : Hakekat Bimbingan dan Konseling di MI (Makna Bimbingan dan
Konsel ng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan B mb
ngan dan Konsel ng); Pemahaman Peserta D d k MI/SD (Aspek-aspek Pemahaman Peserta
D d k; Strateg dan Tekn k Tes untuk Pemahaman Peserta D d k; serta Strateg dan Tekn
k Non-tes untuk Pemahaman Peserta D d k); B mb ngan Pr bad Sos al (Makna Bimbingan
Pribadi-Sosial; Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial; serta Strategi dan
Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial); Bimbingan Belajar (Makna Belajar dan Bimbingan
Belajar; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar; serta Strategi dan Teknik
Bimbingan Belajar); Bimbingan Karier (Makna Karier dan Bimbingan Karier; Tujuan,
Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karier; serta Strategi dan Teknik Bimbingan Karier)
serta Manajemen Bimbingan dan Konseling (Penyusunan Program Bimbingan dan
Konsel ng ; Struktur Program B mb ngan dan Konsel ng; serta Evaluas Program B mb
ngan dan Konsel ng).

Secara umum tujuan dari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
keg atan B mb ngan dan Konsel ng d MI, dan secara khusus adalah agar para mahas swa
dapat :

1. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan dan Konsel ng;
2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling
4. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Aspek-aspek Pemahaman Peserta
Ddk
5. Mengura kan Strateg dan Tekn k Tes untuk Pemahaman Peserta D d k
6. Menjelaskan Strategi dan Teknik Non-tes untuk Pemahaman Peserta Didik
7. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan Pr bad -Sos al;
8. Menguraikan Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial;
9. Menjelaskan Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial
10. Makna Belajar dan Bimbingan Belajar;
11. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar;
12. Strategi dan Teknik Bimbingan Belajar

v Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling v


13. Makna Kar er dan B mb ngan Kar r;
14. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karir;
15. Strateg dan Tekn k B mb ngan Kar r
16. Penyusunan Program B mb ngan dan Konsel ng ;
17. Struktur Program B mb ngan dan Konsel ng;
18. Evaluas Program B mb ngan dan Konsel ng .

Manfaat dar mata kul ah n adalah menambah wawasan dan keteramp lan mahas swa
tentang berbaga hal yang berka tan dengan keg atan layanan B mb ngan dan Konsel ng
di MI sehingga dapat dijadikan dasar untuk penerapan kegiatan Bimbingan dan Konseling
di MI tempat ia mengajar.

Berdasar tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah Bimbingan dan
Konseling di MI, materi kuliah ini disajikan dalam 6 Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang
terd r dar :

BBM 1 : Hak kat B mb ngan dan Konsel ng


BBM 2 : Pemahaman Peserta D d k MI
BBM 3 : B mb ngan Pr bad Sos al
BBM 4 : Bimbingan Belajar
BBM 5 : B mb ngan Kar r
BBM 6 : Manajemen Bimbingan dan Konseling

Dengan mempelajari setiap BBM secara cermat sesuai dengan petunjuk yang ada pada
setiap modul serta dengan mengerjakan semua tugas dan latihan serta tes yang diberikan,
mahasiswa akan berhasil dalam menguasai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
v Bimbingana dan Konseling
1
BAHAN BELAJAR MANDIRI

HAKEKAT BIMBINGAN
DAN KONSELING

Bimbingana dan Konseling 1


Bimbingana dan Konseling 11
2 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 12


HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri pertama ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
B mb ngan dan Konsel ng d MI. Pembahasan akan d fokuskan pada Makna B mb ngan
dan Konsel ng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
B mb ngan dan Konsel ng.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :

1. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan dan Konsel ng;
2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling

Ruang L ngkup Mater


1. Makna B mb ngan dan Konsel ng.
2. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan dan Konseling
3. Strateg -Pendekatan B mb ngan dan Konsel ng.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut :

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 13


Bimbingana dan Konseling 14
4 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 15


1

MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan akan layanan b mb ngan d MI muncul dar karakter st k dan masalah-
masalah perkembangan peserta d d k. Pendekatan perkembangan dalam b mb ngan
merupakan pendekatan yang tepat d gunakan d MI karena pendekatan n leb h
berorientasipadapengembanganekologiperkembanganpesertadidik.Gurumenggunakan
pendekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang
d perlukan peserta d d k agar berhas l d sekolah dan dalam keh dupannya kelak.

Dalam konteks perkembangan anak, b mb ngan dapat d art kan sebaga suatu upaya
memgopt malkan perkembangan anak ( us a 6 – 13 tahun) melalu penyed aan perlakuan
dan l ngkungan pend d kan yang sesua dengan kebutuhan perkembangan anak serta
pengembangan berbaga kemampuan dan keteramp lan h dup yang d perlukan anak.

B mb ngan merupakan sebuah st lah yang sudah umum d gunakan dalam dun a
pend d kan. B mb ngan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu
nd v du mencapa perkembangan yang opt mal. Sela n tu b mb ngan yang leb h luas
dikemukakan oleh Good (Thantawi, l995 : 25) yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah
(1) suatu proses hubungan pr bad yang bers fat d nam s, yang d maksudkan untuk untuk
mempengaruh s kap dan per laku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang s stemat s
(selain mengajar) kepada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan
dan kecenderungan mereka dan menggunakan nformas tu secara efekt f dalam
keh dupan sehar -har ; (3) perbuatan atau tekn k yang d lakukan untuk menuntun mur d
terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan
yang membuat d r nya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan tu, dan
mengamb l langkah-langkah untuk memuaskan d r nya.

Sementara tu, Supr ad (2004 : 207) menyatakan bahwa yang d maksud dengan
b mb ngan adalah proses bantuan yang d ber kan oleh konselor/ pemb mb ng kepada
konsel agar konsel dapat : (1) memaham d r nya, (2) mengarahkan d r nya, (3)

Bimbingana dan Konseling 16


memecahkan masalah-masalah yang d hadap nya, (4) menyesua kan d r dengan
l ngkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengamb l manfaat dar peluang-
peluang yang d m l k nya dalam rangka mengembangkan d r sesua dengan potens -
potens nya, seh ngga berguna bag d r nya dan masyarakatnya.

B mb ngan dan Konsel ng yang berkembang saat n adalah b mb ngan dan konsel ng
perkembangan. B mb ngan dan Konsel ng perkembangan bag peserta d d k adalah upaya
pember an bantuan kepada peserta d d k yang d lakukan secara berkes nambungan,
supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan l ngkungan, keluarga dan masyarakat serta keh dupan pada
umumnya. B mb ngan membantu mereka mencapa tugas perkembangan secara opt mal
sebaga makhluk Tuhan, sos al dan pr bad (Nur hsan & Sud anto, 2005 : 9).

Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja


atau berbaga p hak yang terka t terutama orang tua mur d, seh ngga akan leb h efekt f
ketimbang bekerja sendiri. Bimbingan perkembangan dirancang secara sistem terbuka,
dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang
d perlukan. B mb ngan perkembangan meng ntegras kan berbaga pendekatan, dan
or entas nya mult budaya, seh ngga t dak mencabut mur d dar akar budayanya. T dak
fanat k menolak suatu teor , mela nkan meramu apa yang terba k dar mas ng-mas ng
terapi dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimana masing-masing terapi bermanfaat
bag peserta d d k atau keluarga.

Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan


bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan
Pend d kan Nas onal adalah menghas lkan manus a yang berkual tas yang d deskr ps kan
dengan jelas dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , yaitu
manus a yang ber man dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mul a;
memiliki pengetahuan dan keterampilan; memiliki kesehatan jasmani dan rohani;
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang
mengharuskan) bag semua t ngkat satuan pend d kan untuk senant asa memantapkan
proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Dar pengert an-pengert an d atas, d dapatkan kunc dar b mb ngan tu send r


adalah sebaga ber kut :

a. B mb ngan merupakan upaya membantu dengan member kan nformas sesua


dengan yang dibutuhkan oleh murid sebagai objek bimbingan.
b. B mb ngan d lakukan dengan cara menuntun dan mengarahkan seseorang untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
c. B mb ngan d ber kan kepada satu orang atau leb h melalu tatap muka langsung.

Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan

6 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 6


konsel ng perkembangan adalah upaya pember an bantuan yang d rancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, m nat, dan su- su yang berka tan dengan
tahapan perkembangan peserta d d k dan merupakan bag an pent ng dan ntegral dar
keseluruhan program pendidikan. Secara lebih spesifik bimbingan perkembangan adalah
proses bantuan dar konselor (guru) kepada nd v du, peserta d d k, atau konsel secara
berkes nambungan dalam semua fase pekembangannya, agar dapat mengaktual sas kan
potens d r nya ( ntelektual, emos onal, sos al, dan moral-sp r tual) secara opt mal,
sehingga menjadi seorang pribadi yang produktif dan kontributif, atau bermakna dalam
keh dupannya, ba k secara personal maupun sos al.

2. Asumsi BK Perkembangan
Model b mb ngan perkembangan memungk nkan konselor untuk memfokuskan
t dak sekedar terhadap gangguan emos onal kl en (peserta d d k), mela nkan leb h
mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan,
menjembatani tugas-tugas yang muncul padasaat tertentu, danmeningkatkan sumberdaya
dan kompetens dalam member kan bantuan terhadap pola perkembangan yang opt mal
dar kl en (peserta d d k) (Blocher, 1974:79).

Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi peserta d d k merupakan aset
yang berharga bag kemanus aan. Dorongan dar dalam n memerlukan kesepakatan
dengan kekuatan dalam l ngkungan. Pengembangan kemanus aan merupakan nteraks
individual dimana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling
melengkap .

Menurut Blocher (1974:5) asums dasar b mb ngan perkembangan, ya tu


perkembangan nd v du akan berlangsung dalam nteraks yang sehat antara nd v du
dengan l ngkungannya. Asums n membawa dua mpl kas pokok bag pelaksanaan
b mb ngan d sekolah:

1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para guru sebagai petugas
b mb ngan d sekolah perlu mem l k suatu kerangka berp k r konseptual untuk
memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan isi dan tujuan
b mb ngan.
2. Interaks yang sehat merupakan suatu kl m perkembangan yang harus d kembangkan
oleh guru sebaga petugas b mb ngan. Oleh karena tu, guru sebaga petugas b mb ngan
perlu menguasa pengetahuan dan keteramp lan khusus untuk mengembangkan
nteraks yang sehat sebaga pendukung s stem peluncuran b mb ngan d sekolah
(Sunaryo Kartad nata, 1996:10).

Rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal


mengemukakan dengan lebih jelas, bahwa layanan bimbingan dan konseling didasarkan

7 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 7


pada asums :

1. Program b mb ngan dan konsel ng merupakan suatu kebutuhan yang mencakup


berbagai dimensi terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerja sama personel
b mb ngan dan konsel ng dengan personel la n, keluarga dan masyarakat,
2. Layananbimbingandankonselingditujukanuntukseluruhpesertadidik,menggunakan
berbaga strateg (pengembangan pr bad dan dukungan s stem), mel put ragam
d mens (masalah, setting, metode dan lama waktu layanan).
3. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangan seluruh potensi
peserta d d k secara opt mal, mencegah terhadap t mbulnya masalah, dan berusaha
membantu memecahkan masalah peserta d d k.

Dalam konsep layanan b mb ngan dan konsel ng, peserta d d k d pandang sebaga
suatu kesatuan perkembangan. Pengaruh terhadap satu aspek perkembangan pada
seorang peserta d d k akan mempengaruh keseluruhan pr bad nya. Dalam d r set ap
peserta d d k terdapat energ yang mendorongnya tumbuh dan berkembang secara pos t f
ke arah yang seba k-ba knya sesua dengan kemampuan dasar yang d m l k peserta d d k
tersebut.

Set ap mur d mempunya kebebasan untuk mem l h. Kebebasan d kut oleh tanggung
jawab, yaitu penerimaan resiko atas akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggung jawab
seseorang tidak hanya bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada
orang la n secara se mbang.

Manus a t dak kaku terhadap pengalaman-pengalaman masa lampaunya, a akan


mengolah pengalaman masa lampaunya untuk memperba k arah, kecepatan, dan
kematangan perkembangannya. Per laku manus a adalah has l nteraks antara nd v du
dengan lingkungannya. Demikain juga dengan peserta didik yang dihadapi oleh guru di MI.
B mb ngan dan konsel ng d dasarkan pada kebutuhan dan masalah mur d, pengalaman
nyata, dan bers fat pengembangan yang komprehens f.

8 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 8


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
1. Rumuskanlah dengan menggunakan kata-kata Anda send r pengert an b mb ngan
dan konsel ng secara umum !
2. Mengapa dalam b mb ngan dan konsel ng d gunakan st lah opt mal ? kemukakan
perbedaannya dengan st lah maks mal !
3. Baga mana keterka tan antara pelaksanaan layanan b mb ngan dan konsel ng dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional ?
4. Jelaskan asums dar pem k ran pendekatan perkembangan dalam pelaksanaan
b mb ngan d MI !

RANGKUMAN
1. Keg atan b mb ngan dan konsel ng d MI, merupakan suatu layanan yang d perlukan
dengan d dasarkan atas karakter st k dan kebutuhan masalah perkembangan mur d
yang perlu d opt malkan pencapa an tugas perkembangannya.
2. B mb ngan dan konsel ng adalah upaya pember an bantuan yang d rancang dengan
menfokuskan pada kebutuhan, kekuatan m nat, dan su- su yang berka tan dengan
tahapan perkembangan anak dan merupakan bag an pent ng dan ntegral dar
keseluruhan program pend d kan.
3. Pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI menrupakan keg atan yang terpadu
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, melibatkan kerja sama dengan berbagai
fihak terutama orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar sekolah.
4. Program dan layanan b mb ngan dan konsel ng merupakan suatu kebutuhan yang
mencakup berbagai dimensi dan dilaksanakan secara terpadu; ditujuan untuk seluruh
peserta d d k, dengan menggunakan berbaga strateg dan mel put ragam d mens ;
serta bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi secara optimal, mencegah
terhadap t mbulnya masalah dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta
d d k.

9 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 9


TES FORMATIF 1

1. Kebutuhan akan layanan b mb ngan d MI muncul dar ….


a. Karakter st k dan masalah-masalah perkembangan peserta d d k
b. Kebutuhan orangtua
c. Kebutuhan guru
d. Kebutuhan dan masalah yang d hadap wal kelas

2. Guru yang menggunakan pendekatan perkembangan dalam kegiatan bimbingan dan


konsel ng, akan melakukan:
a. Identifikasi potensi dan peluang yang dilakukan oleh peserta d d k agar selalu
na k kelas.
b. Identifikasi bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta d d k agar dapat
berkembangan secara opt mal.
c. Identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan peserta d d k agar
berhas l d sekolah dan dalam keh dupannya.
d. Identifikasi kebutuhan dan kecakapan agar tercapai tugas perkembangan peserta
d d k.

3. Sasaran akh r dar b mb ngan untuk peserta d d k yang sekaligus juga merupakan
sasaran akh r dar proses pend d kan secara keseluruhan adalah :
a. Tercapa nya perkembangan peserta d d k yang opt mal.
b. Tercapa nya taraf kesadaran peserta d d k yang opt mal.
c. Tercapa nya kecerdasan peserta d d k yang opt mal.
d. Tercapa nya taraf kedewasaan peserta d d k yang opt mal.

4. Suatu tugas yang muncul sesua dengan per ode keh dupan nd v du, d mana
keberhas lan nd v du dalam pencapa an tugas tersebut akan membawa dampak
kebahagiaan atau kesuksesan pada pelaksanaan tugas berikutnya, begitu juga sebal
knya. Hal n merupakan:
a. F nal task
b. Developmental task
c. Home work tas
d. Exerc ve task

5. Supr ad , mengemukakan bantuan yang dapat d peroleh peserta d d k dar


pemb mb ng/ guru melalu proses b mb ngan, kecual :
a. Memaham dan mengarahkan d r nya.
b. Memecahkan masalah yang d sarankan oleh pemb mb ng.
c. Menyesua kan d r dengan l ngkungannnya.
d. Mengamb l manfaat dar peluang-peluang yang d m l k nya dalam rangka

10 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


0
mengembangkan d r .

6. D bawah n termasuk karakter st k keg atan b mb ngan d SD. Yang t dak termasuk
karakter st k b mb ngan d SD …
a. Leb h memaham keh dupan peserta d d k beragam.
b. Leb h banyak mel batkan orang tua.
c. Leb h menekankan akan pent ngnya peranan guru dalam fungs b mb ngan.
d. Leb h menekankan kepedul an terhadap kebutuhan dasar peserta d d k.

7. Dalam proses pengamb lan keputusan seba knya peserta d d k dapat melakukannya
berdasarkan….
a. Keputusan konselor
b. Kemauan peserta d d k tu send r
c. Keputusan dengan guru yang bermasalah
d. Keputusan berdasarkan pendapat teman

8. Menurut Blocher, asums dasar b mb ngan perkembangan, ya tu perkembangan


nd v du berlangsung dalam nteraks yang sehat antara…
a. Peserta d d k dan konselor
b. Peserta d d k dengan guru
c. Ind v du dengan kebutuhannya
d. Ind v du dengan l ngkungannya

9. Menurut Sunaryo Kartad nata, kl m perkembangan yang harus d kembangkan oleh


petugas b mb ngan/guru b mb ngan adalah…
a. Interaks yang sehat.
b. Interaks yang teratur.
c. Interaks yang bebas.
d. Interaksi yang efisien.

10. D bawah n d kemukakan asums layanan b mb ngan dan konsel ng menurut


Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal,
kecual :
a. Program b mb ngan dan konsel ng merupakan suatu kebutuhan yang mencakup
berbaga d mens dan d laksanakan secara terpadu.
b. Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik,
menggunakan berbaga strateg dan mel put berbaga ragam d mens .
c. Layanan b mb ngan konsel ng merupakan keg atan yang terpadu dalam
keseluruhan s stem pend d kan d sekolah.
d. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potens peserta d d k secara opt mal.

11 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


1
BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar

T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

12 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


2
2

TUJUAN, PRINSIP, FUNGSI DAN AZAS BIMBINGAN


DAN KONSELING

Sampai saat ini, di jenjang Sekolah Dasar tidak ditemukan posisi struktural untuk
konselor. Namun dem k an, sesua dengan t ngkat perkembangan peserta d d k us a
sekolah dasar/ madrasah bt da yah, kebutuhan akan pelayanannya bukannya t dak
ada meskipun tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah
menengah dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain, konselor juga dapat berperan
serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, bukan memposisikan diri sebagai
fasilitator pengembangan diri peserta didik yang tidak jelas posisinya tetapi membantu
para guru yang meng ntegras kan layanan b mb ngan dan konsel ng ke dalam keg atan
proses pembelajaran yang diselenggarakannya.

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling di MI


Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan peserta d d k MI sangat berguna
bag guru. Dalam kacamata b mb ngan, pemahaman tugas-tugas perkembangan mur d
MI sangat berguna bag pengembangan program b mb ngan dan konsel ng, karena sangat
membantu dalam:

a. menemukan dan menentukan tujuan program bimbingan dan konseling di MI,


b. menentukan kapan waktu upaya b mb ngan dapat d lakukan.

B mb ngan dan konsel ng perkembangan bertolak dar anggapan bahwa mengharga


secara pos t f dan respek terhadap martabat manus a merupakan aspek yang amat
penting dalam masyarakat. Guru memiliki tugas untuk mengembangkan potensi dan
keun kan peserta d d k secara opt mal dalam perubahan masyarakat yang global. Dalam
program b mb ngan yang komprehens f mur d d harapkan memperoleh keteramp lan
yang pent ng dalam member kan kontr bus terhadap masyarakat yang mem l k aneka
budaya.

Dalam konteks b mb ngan perkembangan, perkembangan per laku yang efekt f


sebagai tujuan pelaksanaan bimbingan yang dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-

13 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


3
tugas perkembangan. Memaham karakter st k peserta d d k MI sebaga dasar untuk
pengembangan program b mb ngan d MI d fokuskan pada pencapa an tugas-tugas
perkembangan peserta didik MI. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal
yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan
b mb ngan.

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar peserta didik dapat:

a. merencanakan keg atan penyelesa an stud , perkembangan kar r serta keh dupan-
nya d masa yang akan datang;
b. mengembangkan seluruh potens dan kekuatan yang d m l k nya seopt mal
mungk n;
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta kerjanya;
d. mengatas hambatan dan kesul tan yang d hadap dalam stud , penyesua an dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan


untuk:

a. mengenal dan memaham potens , kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya,


b. mengenal dan memaham potens atau peluang yang ada d l ngkungannya,
c. mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut,
d. memaham dan mengatas kesul tan-kesul tan send r
e. menggunakan kemampuannya untuk kepent ngan d r nya, kepent ngan lembaga
tempat bekerja dan masyarakat,
f. menyesua kan d r dengan keadaan dan tuntutan dar l ngkungannya; dan
g. mengembangkan segala potens dan kekuatan yang d m l k nya secara opt mal.

Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan


bekal kemampuan dasar kepada peserta d d k untuk mengembangkan keh dupannya
sebaga pr bad , anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manus a serta
mempers apkan peserta d d k untuk meng kut pend d kan menengah (UUSPN, dan PP
No. 28 tahun 1990).

Pengembangan keh dupan peserta didik sebagai pribadi sekurang-kurangnya


mencakup upaya untuk:

a. memperkuat dasar ke manan dan ketaqwaan,


b. memb asakan untuk berper laku yang ba k,
c. member kan pengetahuan dan keteramp lan dasar,
d. memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
e. memberikan kemampuan untuk belajar dan membentuk kepribadian yang mantap

14 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


4
dan mand r ,
f. pengembangan sebaga anggota masyarakat mencakup,
g. memperkuat kesadaran h dup beragama dalam masyarakat,
h. menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan
. member kan pengetahuan dan keteramp lan dasar yang d perlukan untuk berperan
serta dalam keh dupan bermasarakat.

Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:

a. mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga


negara Republ k Indones a,
b. menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara,
c. member kan pengetahuan dan keteramp lan dasar yang d perlukan untuk berperan
serta dalam keh dupan berbangsa dan bernegara.

Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:

a. men ngkatkan harga d r sebaga bangsa yang merdeka dan berdaulat,


b. men ngkatkan kesadaran tentang HAM,
c. member kan pengert an tentang ketert ban dun a,
d. men ngkatkan kesadaran tentang pent ngnya persahabatan antar bangsa, dan
e. mempers apkan peserta d d k untuk menguasa s kur kulum.

Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar
d rumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya d capa oleh
peserta d d k MI. Secara operas onal tugas-tugas perkembangan murid MI adalah
pencapa an per laku yang seyogyanya d tamp lkan peserta d d k MI yang mel put :

a. s kap dan keb asaan dalam ber mtaq ( man dan taqwa),
b. pengembangan kata hat -moral dan n la -n la ,
c. pengembangan keteramp lan dasar dalam membaca – menul s - berh tung
(cal stung),
d. pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam keh dupan sehar -har ,
e. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,
f. belajar menjadi pribadi yang mandiri,
g. mempelajari keterampilan fisik sederhana,
h. memb na h dup sehat,
i. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, serta
j. pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Secara khusus, layanan bimbingan di MI bertujuan untuk membantu peserta didik

15 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


5
agar dapat mencapa tugas-tugas perkembangan yang mel put aspek pr bad sos al,

16 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


6
belajar/pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud, 1994b).

Dalam aspek perkembangan pribadi sosial, layanan b mb ngan membantu mur d


agar dapat:

a. Mem l k pemahaman d r .
b. Mengembangkan s kap pos t f.
c. Membuat p l han keg atan secara sehat.
d. Mampu mengharga orang la n.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Mengembangkan keteramp lan hubungan antar pr bad .
g. Menyelesa kan masalah.
h. Membuat keputusan secara ba k.

Dalam aspek perkembangan belajar/ pendidikan, layanan b mb ngan membantu


peserta d d k agar dapat:

a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.


b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan.
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Dalam aspek perkembangan karier, layanan b mb ngan membantu peserta d d k
agar dapat:

a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan.


b. Menentukan c ta-c ta dan merencanakan masa depan.
c. Mengeksplorasi arah pekerjaan.
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.

Terdapat beberapa ide pokok menyangkut hakikat dan tujuan bimbingan untuk peserta
d d k MI yang d kemukakan dar pendapat Solehudd n (2005), ya tu sebaga ber kut :

Pertama,b mb nganpadahak katnyamerupakanakt v tas yangterarah keopt mal sas


perkembangan peserta d d k. Akt v tas atau perlakuan yang s fatnya mendukung,
mempermudah, memperlancar, dan bahkan sampat batas tertentu mempercepat proses
perkembangan peserta d d k adalah b mb ngan. Sebal knya, keg atan-keg atan yang
s fatnya memaksa, mengambat, menghalang , dan atau mempersul t proses perkembangan
peserta d d k, maka tu bukanlah keg atan b mb ngan.

Kedua, tercapa nya perkembangan peserta d d k yang opt mal adalah sasaran
akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses pend
d kan secara keseluruhan.

Ketiga, dalam konteks b mb ngan, upaya membantu peserta d d k dalam mera h

17 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


7
keberhas lan perkembangan peserta d d k d lakukan melalu t ga akt v tas pokok sebaga
ber kut :

a. Menyeras kanperlakuandanl ngkunganpend d kandengankebutuhanperkembangan


peserta d d k serta dengan mempert mbangkan tuntutan n la -n la keagamaan dan
kultural yang d anut.
b. Menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbaga kemampuan dalam
keterampilan pribadi-sosial, belajar dan karir peserta didik yang diperlukan untuk
keperluan perkembangan dan belajarnya seperti keterampilan belajar, bergaul,
menyelesaikan konflik dan sejenisnya.
c. Menyelenggarakan layanan ntervens khusus bag peserta d d k yang memerlukan
perhat an dan bantuan khusus.

2. Prinsip Bimbingan dan Konseling di MI


Dalam pelaksanaan keg atan b mb ngan, terdapat beberapa pr ns p b mb ngan sebaga
pijakan bertindak. Paryitno (l998 : 27) menjabarkan prinsip pelaksanaan bimbingan
berkaitan dengan sasaran layanan, permasalahan individu, program layanan, tujuan dan
pelaksanaan adalah sebaga ber kut n :

a. Pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan sasaran layanan, ya tu :


1) B mb ngan melayan semua nd v du (peserta d d k) tanpa membedakan umur,
jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi;
2) B mb ngan berurusan dengan pr bad dan t ngkah laku yang un k dan d nam s;
3) B mb ngan member kan perhat an sepenuhnya tahapan dan aspek perkembangan
nd v du (peserta d d k);
4) B mb ngan member kan perhat an utama kepada perbedaan nd v du (peserta
didik) yang menjadi orientasi pokok pelayanan.

b. Pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan permasalahan individu (peserta d d k),


ya tu :
1) B mb ngan berka tan dengan sesuatu yang menyangkut pengaruh kond s
mental/ sehat nd v du terhadap penyesua an d r nya ba k d rumah, sekolah serta
dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, juga pengaruh sebaliknya,
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu (peserta d d k);
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada nd v du (peserta d d k) yang kesemuanya menjadi perhatian dalam
pelayanan b mb ngan dan konsel ng.

c. Pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan program layanan, ya tu :


1) B mb ngan merupakan bag an ntegral dar upaya pend d kan dan pengembangan
nd v du (peserta d d k). Oleh karena tu, program b mb ngan harus d selaraskan
dan d padukan dengan program pend d kan serta pengembangan peserta d d k;

18 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


8
2) Program bimbingan harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu
(peserta d d k), masyarakat dan kond s lembaga;
3) Program bimbingan disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang
terendah sampa tert ngg ;
4) Terhadap s dan pelaksanaan program b mb ngan perlu d adakan pen la an yang
teratur dan terarah.

d. Pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan, ya tu :


1) B mb ngan dan konsel ng harus d arahkan untuk pengembangan nd v du (peserta
d d k) yang pada akh rnya mampu memb mb ng d r send r dalam menghadap
permasalahannya;
2) Dalam proses b mb ngan keputusan yang d amb l dan akan d lakukan nd v du
(peserta d d k) hendaknya atas kemauan nd v du (peserta d d k) tu send r ,
bukan karena kemauan atau desakan dar pemb mb ng (guru) atau p hak la n;
3) Permasalahan nd v du (peserta d d k) harus d tangan oleh tenaga ahl dalam
b dang yang relevan dengan permasalahan yang d hadap ;
4) Kerja sama antara guru dan pembimbing, guru bidang studi, staf sekolah dan
orang tua amat menentukan has l pelayanan b mb ngan;
5) Pengembangan program b mb ngan d tempuh melalu pemanfaatan yang
maks mal dar has l pengukuran dan pen la an terhadap nd v du (peserta d d k)
yang terl bat dalam proses pelayanan dan program b mb ngan tu send r .

Pr ns p-pr ns p B mb ngan dan Konsel ng menurut Rambu-Rambu Penyelenggaraan


B mb ngan dan Konsel ng pada Jalur Pend d kan Formal. Terdapat beberapa pr ns p
dasar yang d pandang sebaga fundas atau landasan bag pelayanan b mb ngan. Pr ns p-
prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar
bag pember an pelayanan bantuan atau b mb ngan, ba k d MI/SD maupun d luar MI/
SD. Pr ns p-pr ns p tu adalah sebaga ber kut.

1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik (peserta


didik ). Pr ns p n berart bahwa b mb ngan d ber kan kepada semua peserta d d k (mur
d), ba k yang t dak bermasalah maupun yang bermasalah; ba k pr a maupun wanita;
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang d gunakan
dalam b mb ngan leb h bers fat prevent f dan pengembangan dar pada
penyembuhan (kurat f); dan leb h d utamakan tekn k kelompok dar pada
perseorangan ( nd v dual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Set ap peserta d d k bers fat
un k (berbeda satu sama la nnya), dan melalu b mb ngan peserta d d k d bantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa
yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah peserta didik, meskipun pelayanan
b mb ngannya menggunakan tekn k kelompok.

19 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 1


9
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan mas h ada peserta
d d k yang mem l k perseps yang negat f terhadap b mb ngan, karena b mb ngan
d pandang sebaga satu cara yang menekan asp ras . Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, b mb ngan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena b mb ngan merupakan cara untuk
membangun pandangan yang pos t f terhadap d r send r , member kan dorongan,
dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. B mb ngan bukan hanya
tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/
Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai
teamwork.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan
dan konseling. B mb ngan d arahkan untuk membantu peserta d d k agar dapat
melakukan p l han dan mengamb l keputusan. B mb ngan mempunya peranan untuk
member kan nformas dan nas hat kepada peserta d d k, yang tu semua sangat
pent ng bag nya dalam mengamb l keputusan. Keh dupan peserta d d k d arahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi peserta didik untuk memper-timbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang
tepat. Kemampuan untuk membuat p l han secara tepat bukan kemampuan bawaan,
tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan peserta d d k untuk memecahkan masalahnya dan
mengamb l keputusan.
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pember an pelayanan b mb ngan t dak hanya berlangsung d Sekolah/
Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemer ntah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. B dang pelayanan b mb ngan
pun bers fat mult aspek, ya tu mel put aspek pr bad , sos al, pend d kan, dan
pekerjaan.

Beberapa faktor pent ng yang perlu d perhat kan dalam pelaksanaan layanan
b mb ngan dan konsel ng d MI menurut D nkmeyer dan Caldwell (1970:4-5) adalah:

a. B mb ngan dan konsel ng d MI leb h menekankan akan pent ngnya peranan guru
dalam fungs b mb ngan. Dengan s stem guru kelas, guru leb h mem l k banyak waktu
untuk mengenal murid lebih mendalam, sehingga memiliki peluang untuk menjalin
hubungan yang leb h efekt f.
b. Fokus b mb ngan dan konsel ng d MI leb h menekankan pada pengembangan
pemahaman d r , pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efekt f
dengan orang la n.
c. B mb ngan dan konsel ng d MI leb h banyak mel batkan orang tua, meng ngat

20 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


0
pent ngnya pengaruh orang tua dalam keh dupan peserta d d k selama d MI.
d. B mb ngan dan konsel ng d MI hendaknya memaham keh dupan peserta d d k secara
un k
e. Program b mb ngan dan konsel ng d MI hendaknya pedul terhadap kebutuhan dasar
peserta d d k, sepert kebutuhan untuk matang dalam pener maan dan pemahaman
d r , serta memaham keunggulan dan kelemahan d r nya.
f. Program b mb ngan dan konsel ng d MI hendaknya meyak n bahwa masa us a
sekolah dasar merupakan tahapan yang amat pent ng dalam perkembangan peserta
d d k.

Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di MI dari sudut
karakter st k peserta d d k termasuk beberapa keterbatasannya, tekn k pember an
layanan, dan jenis pemberian layanan. Menurut Muro dan Kottman (1995:53-54) terdapat
enam perbedaan pent ng yang harus d pert mbangkan guru dalam mengembangkan
program b mb ngan dan konsel ng d MI, ya tu:

a. Guru memandang bahwa murid belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, guru belum
dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen.
b. Beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling tidak langsung kepada peserta didik,
mela nkan d luncurkan melalu guru, orang tua, dan orang dewasa la nnya.
c. Kesempatan peserta d d k untuk melakukan p l han mas h terbatas.
d. Peserta didik MI memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab dirinya
(self-responsibility).
e. Pengembangan program b mb ngan dan konsel ng hendaknya berawal dar konsep
dasar b mb ngan dan konsel ng, terutama kepedul an untuk member kan bantuan
kepada peserta didik sebagai pembelajar.
f. Layanan b mb ngan dan konsel ng d MI kurang menekankan pada peny mpanan data,
test ng, perencanaan pend d kan, pendekatan yang beror entas pada pemecahan
masalah, dan konsel ng atau terap nd v dual.

Mencermat karakter st k b mb ngan dan konsel ng d MI, tergambar bahwa ntervens


layanan b mb ngan dan konsel ng d MI/SD leb h banyak d lakukuan melalu orang-orang
yang berarti dalam kehidupan peserta didik seperti orang tua dan guru. Kerjasama guru
dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhas lan mur d. Oleh karena tu, guru
MI mem l k peranan strateg s dalam peluncuran layanan b mb ngan.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di MI/SD


Bimbingan mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng dalam sett ng sekolah. Ada beberapa fungs b
mb ngan yang d kemukakan oleh Aqu no dan Alv ar (Thanyaw , 1995 : 39) ya tu

21 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


1
pencegahan (prevent f), perba kan (kurat f), pengembangan (development) dan satu
fungsi lagi yang dikemukakan oleh Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan
Konsel ng Kur kulum l994 (l998: 25) ya tu fungs pemahaman ( nformat f).

Penjabaran keempat fungsi itu adalah sebagai berikut :

a. Fungsi pemahaman, ya tu fungs b mb ngan yang akan menghas lkan pemahaman


tentang sesuatu oleh p hak-p hak tertentu sesua dengan kepent ngan pengembangan
peserta d d k. Pemahaman tu mel put pemahaman tentang d r send r (potens dan
kelemahan) dan l ngkungan (keluarga, pend d kan, kar r, sos al budaya dan n la ).
b. Fungsi preventif, adalah bantuan yang d ber kan kepada peserta d d k bertujuan
agar peserta d d k terh ndar dar berbag masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah hubungan sos al dan sebaga nya. Bentuk keg atan yang dapat d lakukan
ya tu :
1) Program layanan or entas yang member kan kesempatan kepada peserta d d k
untuk mengenal sekolah;
2) Program keg atan atau layanan b mb ngan klas kal atau kelompok tertentu,
seperti diskusi, bermain peran, dinamika kelompok, menyusun program belajar
dan tekn k-tekn k pendekatan kelompok la nnya;
3) Program layanan penempatan dan penyaluran ba k yang bers fat nd v du maupun
kelompok seperti pembentukkan kelompok belajar, ekstra kurikuler dan lain-
la n.

c. Fungsi developmental, yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat


membantu peserta d d k mengembangkan keseluruhan potens nya dengan terarah
dan mantap. Layanan n memungk nkan peserta d d k:
1) Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman-pengalaman yang dapat
membantu perkembangan seba k mungk n;
2) Mengenal, memaham serta melat h d r dan melakukan keg atan tentang cara-
cara pengembangan d r , seh ngga mereka leb h matang untuk melakukan tugas
perkembangannya, mencapa prestas yang semaks mal mungk n..
3) Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternatif yang paling efisien untuk
d lakukan dalam set ap s tuas , dengan mempert mbangan m nat, kemampuan
dan kesempatan yang tersed a;
4) Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran dan
ekstrakur kuler (kesen an, keteramp lan, Olah Raga dan sebaga nya).

d. Fungsi kuratif, adalah layanan yang membantu peserta d d k untuk mengatas


masalah-masalah yang d hadap ba k d l ngkungan sekolah maupun d l ngkungan
luar sekolah. Bantuan yang d ber kan amat bergantung pada s fat masalahnya,

22 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


2
bentuknya dapat langsung berhadapan dengan peserta d d k atau melalu p hak la n.

Fungsi-fungsi tersebut di atas diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai


jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil yang ingin
diwujudkan dari masing-masing fungsi tersebut.

Guru MI sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, pada dasarnya
mempunya peran sebaga pemb mb ng. Dalam SK Menpan No.83/1993 d tegaskan bahwa
selain tugas utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan program bimbingan
dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murro dan Kottman
(1995:69) menempatkan pos s guru sebaga unsur yang sangat kr t s dalam mplementas
program bimbingan dan konseling perkembangan. Guru merupakan gelandang terdepan
dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, penasehat utama bagi peserta didik, dan
perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru yang memonitor peserta didik dalam
belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk keberhasilan peserta didik.

Fungs B mb ngan dan Konsel ng menurut Rambu-Rambu Penyelenggaraan B mb ngan


dan Konsel ng d Jalur Pend d kan Formal adalah sebaga ber kut :

1. Fungsi Pemahaman, ya tu fungs b mb ngan yang membantu peserta d d k agar


mem l k pemahaman terhadap potens d r nya dan l ngkungannya (pend d kan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, peserta didik diharapkan
mampu mengembangkan potens d r nya secara opt mal, dan menyesua kan d r nya
dengan l ngkungan secara d nam s dan konstrukt f.
2. Fungsi Fasilitasi, member kan kemudahan kepada konsel dalam mencapa
pertumbuhan dan perkembangan yang opt mal, seras , selaras dan se mbang seluruh
aspek dalam d r konsel .
3. Fungsi Penyesuaian, ya tu fungs b mb ngan dalam membantu peserta d d k
agar dapat menyesua kan d r dengan d r dan l ngkungannya secara d nam s dan
konstrukt f.
4. Fungsi Penyaluran, ya tu fungs b mb ngan dalam membantu peserta d d k mem l h
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan
karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
la nnya d dalam maupun d luar lembaga pend d kan.
5. Fungsi Adaptasi, ya tu fungs membantu para pelaksana pend d kan, kepala Sekolah/
Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesua kan program pend d kan
terhadap latar belakang pend d kan, m nat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
d d k. Dengan menggunakan nformas yang memada mengena peserta d d k,
pemb mb ng/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta
d d k secara tepat, ba k dalam mem l h dan menyusun mater MI, mem l h metode dan
proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan

23 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


3
dan kecepatan peserta d d k.
6. Fungsi Pencegahan (Preventif), ya tu fungs yang berka tan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya t dak d alam oleh peserta d d k. Melalu fungs n ,
konselor member kan b mb ngan kepada peserta d d k tentang cara mengh ndarkan
d r dar perbuatan atau keg atan yang membahayakan d r nya. Adapun tekn k yang
dapat d gunakan adalah pelayanan or entas , nformas , dan b mb ngan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu d nformas kan kepada para peserta d d k dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya
m numan keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
7. Fungsi Perbaikan, ya tu fungs b mb ngan dan konsel ng untuk membantu konsel
seh ngga dapat memperba k kekel ruan dalam berp k r, berperasaan dan bert ndak
(berkehendak). Konselor melakukan ntervens (member kan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat seh ngga dapat mengantarkan mereka kepada t ndakan atau kehendak
yang produkt f dan normat f.
8. Fungsi Penyembuhan, ya tu fungs b mb ngan yang bers fat kurat f. Fungs n
berka tan erat dengan upaya pember an bantuan kepada peserta d d k yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Tekn k yang dapat d gunakan adalah konsel ng, dan remedial teaching.
9. Fungs Pemel haraan, ya tu fungs b mb ngan dan konsel ng untuk membantu konsel
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam d r nya. Fungs n memfas l tas konsel agar terh ndar dar kond s -kond s
yang akan menyebabkan penurunan produkt v tas d r . Pelaksanaan fungs n
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan)
sesua dengan m nat konsel .
10. Fungsi Pengembangan, ya tu fungs b mb ngan yang s fatnya leb h proakt f dar
fungs -fungs la nnya. Konselor senant asa berupaya untuk menc ptakan l ngkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik. Konselor dan
personel MI la nnya secara s nerg sebaga teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program b mb ngan secara s stemat s dan
berkes nambungan dalam upaya membantu peserta d d k mencapa tugas-tugas
perkembangannya. Tekn k b mb ngan yang dapat d gunakan d s n adalah pelayanan
nformas , tutor al, d skus kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyaw sata.

Rochman Natawidjaja, (1987:78-80) merekomendasikan fenomena perilaku guru


dalam bimbingan dalam rangka kegiatan Pembelajaran, yaitu:

a. Mengembangkan kl m kelas yang bebas dar ketegangan dan yang bersuasana

24 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


4
membantu perkembangan peserta d d k,
b. Memberikan pengarahan atau orientasi dalam rangka belajar yang efektif,
c. Mempelajari dan menelaah peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan,
keb asaan dan kesul tan yang d hadap nya,
d. Member kan konsel ng kepada peserta d d k yang mengalam kesul tan, terutama
kesulitan yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya,
e. Menyajikan informasi tentang masalah pendidikan dan jabatan,
f. Mendorong dan men ngkatkan pertumbuhan pr bad dan sos al peserta d d k,
g. Melakukan pelayanan rujukan referal,
h. Melaksanakan b mb ngan kelompok d kelas,
. Memperlakukan peserta d d k sebaga nd v du yang mempunya harga d r , dengan
memaham kekurangan, keleb han dan masalah-masalahnya,
j. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan peserta didik,
k. Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
d d k,
l. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik,
m. Menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dan berkesinambungan,
n. Melakukan perbaikan pengajaran bagi peserta didik yang membutuhkan,
o. Menyiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam konferensi
kasus,
p. Bekerja sama dengan tenaga pendidikan lainnya dalam memberikan bantuan yang
d butuhkan peserta d d k,
q. Memahami, melaksanakan kebijaksanaan dan prosedur-prosedur bimbingan yang
berlaku.

Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur jika guru
menguasai rumpun model mengajar Pribadi. Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model
mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri peserta didik. Penekanannya
leb h d utamakan kepada proses yang membantu peserta d d k dalam membentuk dan
mengorgan sas kan real ta yang un k, dan leb h banyak memperhat kan keh dupan
emos onal peserta d d k.

4. Azas Bimbingan dan Konseling di MI


Syamsu Yusuf (2005 : 22-24 ), yang leb h d tegaskan dalam Rambu-rambu
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal (2008),
mengemukakan bahwa keterlaksanaan dan keberhas lan layanan b mb ngan dan
konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut :

1. Asas Kerahasiaan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menuntut d rahas akanya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan,
ya tu data atau keterangan yang t dak boleh dan t dak layak d ketahu oleh orang la n.

25 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


5
Dalam hal ini guru berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menghendak adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menghendak agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
t dak berpura-pura, ba k d dalam member kan keterangan tentang d r nya send r
maupun dalam mener ma berbaga nformas dan mater dar luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta d d k. Keterbukaan n amat terka t pada terselenggaranya asas
kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
pelayanan/keg atan. Agar peserta d d k dapat terbuka, guru pemb mb ng terleb h
dahulu harus bers kap terbuka dan t dak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menghendak agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/keg atan b mb ngan. Dalam hal n guru pemb mb ng
perlu mendorong peserta d d k untuk akt f dalam set ap pelayanan/keg atan
b mb ngan dan konsel ng yang d peruntukan bag nya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum b mb ngan dan konsel ng, yakn : peserta d d k sebaga sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi peserta didik yang mandiri dengan
c r -c r mengenal dan mener ma d r send r dan l ngkungannya, mampu mengamb l
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru hendaknya mampu
mengarahkan segenap pelayanan b mb ngan dan konsel ng yang d selenggarakannya
bag berkembangnya kemand r an peserta d d k.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan b mb ngan dan konsel ng alah permasalahan peserta d d k dalam
kond s nya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kond s
masa lampau pun” d l hat dampak dan/atau ka tannya dengan kond s yang ada dan
apa yang d perbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menghendak agar s
pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dar waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menghendak agar
berbaga pelayanan dan keg atan b mb ngan dan konsel ng, ba k yang d lakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam

26 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


6
penyelenggaraan pepelayanan b mb ngan dan konsel ng perlu terus d kembangkan.
Koord nas segenap pelayanan/keg atan b mb ngan dan konsel ng tu harus

27 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


7
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Kemukakan tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalam aspek perkembangan


pribadi sosial, belajar dan karir !
2. Jelaskan beberapa pr ns p b mb ngan berka tan dengan pelaksanaan b mb ngan dan
konsel ng d MI !
3. Berikan contoh-contoh kegiatan yang Anda lakukan dalam mengajar yang
menggambarkan pelaksanaan fungs B mb ngan dan Konsel ng d MI !
4. Jelaskan azas-azas b mb ngan sebaga ber kut : rahas a, sukarela, terbuka, keg atan,
mand r , k n , d nam s, terpadu, harmon s, ahl dan tangan kasus.

RANGKUMAN
1. Pemahaman tentang tugas perkembangan berguna bag pengembangan program
bimbingan dalam merumuskan tujuan serta waktu pelaksanaan.
2. Program bimbingan yang dirumuskan di MI didasarkan pada tujuan pendidikan MI/SD
dalam pengembangan keh dupan peserta d d k sebaga pr bad , anggota masyarakat,
warga negara dan umat manus a.
3. Tujuan layanan bimbingan di MI adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapa tugas-tugas perkembangan yang mel put aspek-aspek pr bad sos al,
belajar, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
4. Karakter st k BK d MI terl hat dalam hal fungs b mb ngan, fokus b mb ngan, peran
orang tua, pemahaman akan keh dupan dan kebutuhan dasar, us a MI merupakan
tahapan yang pent ng dalam perkembangan anak.
5. Layanan bimbingan di MI dilaksanakan oleh guru kelas yang mengajarkan mata
pelajaran yang bernuansa bimbingan sebagai gelandang terdepan.
6. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Prayitno menjabarkan prinsip pelaksanaan
b mb ngan berka tan dengan permasalahan nd v du, sasaran, program layanan,
tujuan dan pelaksanaan.
7. Muro dan Kottman mengemukakan BK perkembangan mengan pr ns p-pr ns p sebaga
ber kut : b mb ngan d perlukan oleh selu peserta d d k ruh, memfokuskan pada
pembelajaran peserta didik, kerja sama antara konselor dengan guru, pelaksanaan kur
kulum b mb ngan, kepedul an terhadap potens peserta d d k, proses mendorong
perkembangan, pengembangan yang terarah, tim oriented, identifikasi peserta didik,
peduli dengan penerapan psikologi (anak, perkembangan dan teori-teori belajar/
pembelajaran), serta sifatnya mengikuti urutan dan lentur.
8. Fungs b mb ngan : pencegahan (prevent f), perba kan (kurat f), pengembangan
(development), dan pemehaman ( nformat f).

28 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


8
9. Azas-azas b mb ngan dan konsel ng d MI/SD, mecakup : kerahas aan, kesukarelaan,
keterbukaan, keg atan, kek n an, ked nam san, keterpaduan, keharmon san, keahl an
serta al h tangan kasus.

29 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 2


9
TES FORMATIF 2

1. Di bawah ini yang tidak termasuk tujuan yang diharapkan dari proses bimbingan,
ya tu…
a. Peserta d d k dapat memaham d r nya
b. Peserta d d k dapat memecahkan masalah yang d hadap nya
c. Peserta d d k selalu bergantung pada konselor/pemb mb ng
d. Peserta d d k dapat menyesua kan d r dengan l ngkungannya.

2. Salah satu pr ns p b mb ngan adalah b mb ngan mempunya s fat meng kut urutan
dan lentur. Maksud dar berurutan d s n adalah……
a. Program b mb ngan d rancang sesua dengan t ngkat perkembangan peserta
ddk
b. Program hendaknya d sesua kan dengan perbedaan nd v dual
c. Program d susun dar tahun ke tahun secara berurutan
d. Program berdasarkan peraturan sekolah

3. Yang t dak termasuk pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan program layanan
adalah…
a. Program bimbingan harus fleksibel
b. Program bimbingan disusun secara berkelanjutan
c. Is dan pelaksanaan program perlu d adakan pen la an
d. Program d susun berdasarkan ke ng nan kepala sekolah

4. Mengembangkan bakat dan m nat melalu keg atan sepert ekstrakur kuler, kesen an,
keteramp lan, dan sebaga nya adalah salah satu contoh layanan dar fungs …
a. Prevent f
b. Developmental
c. Kurat f
d. Pemahaman

5. Apab la guru pemb mb ng t dak mampu menangan masalah peserta d d k, maka


seba knya d lakukan….
a. Pengamb lan keputusan secara sep hak
b. Vot ng
c. Musyawarah
d. Al h tangan kasus

6. Isi layanan bimbingan hendaknya terus berkembang serta berkelanjutan sesuai


dengan kebutuhan dan tahap perkembangan s swa. Hal n merupakan salah satu

30 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


0
azas b mb ngan, ya tu….
a. Terbuka
b. Harmon s
c. D nam s
d. Terpadu

7. Yang t dak termasuk tugas-tugas perkembangan mur d MI adalah…


a. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.
c. Mengarahkan potensinya sesuai dengan cita-cita pekerjaannya.
d. Memb na h dup sehat.

8. Tujuan layanan bimbingan di MI dalam aspek perkembangan pribadi sosial yaitu


membantu peserta d d k agar…
a. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
b. Menentukan c ta-c ta dan merencanakan masa depan.
c. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.
d. Mengembangkan s kap pos t f.

9. Sejak duduk di kelas tiga MI, Amalia sudah memiliki kelompok belajar yang dinamakan
kelompok belajar “ceria” yang beranggotakan teman-teman sekelasnya. Dalam hal
n , Amal a sudah mencapa tugas perkembangan yang seyogyanya d tamp lkan anak
MI, ya tu…
a. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok teman sebaya.
c. Kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan teman sebaya.
d. Pengembangan s kap terhadap kelompok teman sebaya.

10. Upaya yang pal ng tepat d lakukan oleh guru apab la t dak b sa menangan masalah
yang sudah menyangkut aspek-aspek kepr bad an yang mendalam sepert masalah
kesehatan mental pada mur dnya adalah…
a. Membuat konferens kasus.
b. Melakukan kerjasama dengan para guru.
c. Member kan konsel ng kepada peserta d d k tersebut.
d. Membuat rekomendas (referral) kepada para ahl yang kompeten.

31 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


1
BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

RUMUS
Jumlah jawaban Anda yang benar

T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

32 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


2
3

PENDEKATAN-STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING

Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata
(1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat
d rumuskan sebaga pendekatan dalam b mb ngan yang d laksanakan d MI, ya tu :

a. Pendekatan krisis.
Dalam pendekatan n , guru menunggu munculnya suatu kr s s, baru kemud an d a
bert ndak membantu peserta d d k yang menghadap kr s s tu.

Strategi yang d gunakan dalam pendekatan n adalah tekn k-tekn k yang secara
“past ” dapat mengatas kr s s tu. Contoh : Seorang peserta d d k datang mengadu
kepada guru samb l menang s karena d dorong temannya seh ngga tersungkur ke lanta .
Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
memb carakan penyelesa an masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lanta .
Bahkan mungk n guru tersebut memangg l teman peserta d d k tersebut untuk datang ke
ruang guru untuk memb carakan penyelesa an masalah tersebut sampa tuntas.

b. Pendekatan remedial.
Dalampendekatan n ,guruakanmemfokuskanbantuannyapadaupayamenyembuhkan
atau memperba k kelemahan-kelemahan peserta d d k yang tampak. Tujuan bantuan
dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.

Strategi yang digunakan, seperti mengajarkan kepada peserta d d k keteramp lan


tertentu seperti keterampilan belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll),
keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki peserta d d k sebelumnya. Dalam
contoh kasus d atas, dengan menggunakan pendekatan remed al, guru dapat mengamb l
tindakan mengajarkan keterampilan berdamai sehingga peserta d d k tad mem l k
keteramp lan untuk mengatas masalah-masalah hubungan antarpr bad ( nterpersonal).

33 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


3
Keteramp lan berdama adalah keteramp lan yang selama n belum d m l k kedua peserta
d d k tersebut dan merupakan kelemahan yang b sa memunculkan kr s s tu.

c. Pendekatan preventif
Dalam pendekatan n , guru mencoba mengant s pas masalah-masalah gener k
dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus
sekolah, berkelah , kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengut l, berma n game
on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
peserta d d k secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika
guru dapat mend d k peserta d d k untuk menyadar bahaya dar berbaga keg atan dan
menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat
mencegah peserta d d k dar perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.

Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan
memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan
preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran
dan memaham orang la n seh ngga dapat mencegah munculnya per laku agres f, tanpa
menunggu munculnya kr s s terleb h dahulu.

d. Pendekatan perkembangan
Pendekatan n merupakan pendekatan yang leb h mutakh r dan leb h proakt f
d band ngkan dengan ket ga pendekatan sebelumnya. Pemb mb ng yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus
yang d butuhkan peserta d d k untuk mencapa keberhas lan d sekolah dan d dalam
keh dupan secara leb h luas d masyarakat. Pendekatan perkembangan n d pandang
sebaga pendekatan yang tepat d gunakan dalam tatanan pend d kan sekolah karena
pendekatan n member kan perhat an pada tahap-tahap perkembangan peserta d d k,
kebutuhan dan m nat, serta membantu peserta d d k mempelajari keterampilan hidup (
Robert Myr ck, l989).

Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika
guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut seba knya menangan
peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan
antarpr bad yang d perlukan untuk melakukan nteraks yang efekt f dengan orang la n.
Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar
yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan atau d rumuskan sebaga Layanan Dasar Umum.

34 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


4
Tampak bahwa dalam pendekatan perkembangan akan tercakup juga pendekatan-

35 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


5
pendekatan lain. Guru yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin
juga melakukan intervensi krisis, pekerjaan remedial, mengembangkan program
pencegahan, dan menggunakan kur kulum b mb ngan yang yang komprehens f. Upaya
bantuan yang d ber kan terarah pada pengembangan seluruh aspek perkembangan yang
mencakup pr bad , sos al, akadem k dan kar r.

Ada pola umum dalam proses perkembangan peserta d d k. Oleh karena tu,
perkembangan berlangsung dalam tata urutan tertentu. Dalam teor ps kolog , tata
urutan tu d rumuskan sebaga tugas-tugas perkembangan. Tugas perkembangan
d art kan sebaga perangkat per laku yang harus d kuasa mur d dalam per ode
keh dupan tertentu, d mana keberhas lan menguasa perangkat per laku pada per ode
keh dupan tersebut akan mendasar keberhas lan penguasaan perangkat per laku dalam
per ode ber kutnya; sedangkan kegagalan menguasa perangkat per laku dalam per ode
keh dupan sebelumnya akan membawa peserta d d k ke dalam kekecewaan, penolakan
masyarakat, dan kesul tan d dalam menguasa perangkat per laku pada per ode
kehidupannya berikutnya. Konsep mengenai tugas perkembangan dan jenisnya sudah
Anda peroleh pada mata kul ah Perkembangan Peserta D d k. Contoh sederhana alah
bahwa keteramp lan membaca, menul s, dan berh tung sudah harus d kuasa peserta
d d k pada kelas-kelas awal. Keberhas lan peserta d d k menguasa keteramp lan dasar n
akan mempengaruh keberhas lan peserta d d k dalam mempelajari mata-mata pelajaran
kelas-kelas yang leb h t ngg . Sedangkan kegagalan peserta d d k dalam menguasa hal
tersebut akan menimbulkan kesulitan dan kekecewaan peserta didik dalam mempelajari
atau menguasai mata pelajaran di kelas-kelas yang lebih tinggi. Bahkan lebih jauh dari
tu, kegagalan tad b sa membawa kepada munculnya per laku bermasalah pada peserta
d d k. Perkembangan pada us a MI terarah kepada pemerolehan per laku yang berka tan
dengan s kap, keb asaan, dan kesadaran akan keberadaan d r nya sebaga bag an dar l
ngkungan dan mem l k kecakapan tertentu yang berbeda dar orang la n.

Dalam pendekatan perkembangan, perolehan per laku yang d harapkan terbentuk


pada peserta d d k perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan menjadi
dasar bag pengembangan program b mb ngan. Esens strateg untuk membantu peserta
d d k mengembangkan dan menguasa per laku yang d harapkan tersebut terletak pada
pengembangan lingkungan belajar, yakn l ngkungan yang memungk nkan peserta
didik memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Dalam lingkungan belajar inilah
d kembangkan peluang, harapan, pemahaman, perseps yang memungk nkan peserta
d d k memperkuat dan memenuh kebutuhan dan mot f dasar mereka, atau mungk n
mendorong peserta d d k untuk mengubah atau menyesua kan kebutuhan dan mot f
dasar kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang di dalam lingkungan belajar.
Di dalam konsep bimbingan perkembangan lingkungan belajar seperti digambarkan d
atas d rumuskan ke dalam konsep l ngkungan perkembangan manus a atau ekolog
perkembangan manus a.

36 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


6
Dalam suatu l ngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur ber kut :

Pertama, unsur peluang. Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang
memungkinkan peserta didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Di MI, keterpaduan top
k sepert n leb h d utamakan meng ngat pelaksanaan layanan b mb ngan akan leb h
banyak terpadu dengan proses pembelajaran. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan
dan top k-top k yang terkandung dalam kur kulum yang sudah d organ sas kan harus
maksimal dan dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan akademik dan tujuan pengembangan pr
bad , sos al, kar r, keteramp lan komun kas , kemampuan pemecahan masalah,
pemecahan konflik, pengembangan konsep diri, dan aspek-aspek lainnya.

Kedua, unsur pendukung. Unsur n berka tan dengan proses pengembangan nteraks
yang dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk mempelajari perilaku baru ba
k secara kogn t f, afekt f, maupun ps komotor k. Dalam b mb ngan, d kenal dengan strandar
kompetens kemand r an peserta d d k ba k secara pengenalan, akomodat f serta t
ndakan. Dengan kata la n, unsur pendukung n berka tan dengan upaya guru dalam
pengembangan ; (1) relasi jaringan kerja yang bisa menyentuh peserta didik dan memungk
nkan peserta d d k mengembangkan kemampuannya, dan (2) keterl batan seluruh
peserta d d k d dalam proses nteraks .

Ket ga, unsur penghargaan. Esens unsur n terletak pada pen la an dan pember an
bal kan yang dapat memperkuat pembentukkan per laku baru. Pen la an dan bal kan
ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan
untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi peserta didik, dan perbaikan serta
penguatan (reinforcement), d lakukan untuk membentuk pola-pola baru yang d utarakan
pada unsur peluang d atas.

Agar pengembangan lingkungan belajar dan layanan bimbingan dapat diberikan secara
s stemat k perlu d kembangkan atau d rumuskan program b mb ngan dan konsel ng.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan dengan kata-kata sendiri, bagaimana keterkaitan antara tujuan bimbingan dan
konsel ng perkembangan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus d kuasa oleh
peserta d d k!
2. Am nah, seorang peserta d d k kelas 3 SD. Akh r-akh r n , n la has l ulangan
matemat kanya rendah. Dar berbaga nformas d ketahu , n la nya rendah tu
d sebabkan oleh Am nah yang t dak dapat berkonsentras padasaat guru menerangkan,
padahal Am nah seorang peserta d d k yang cerdas. Anda kata Anda sebaga guru
Am nah, s lahkan Anda p l h pendekatan mana yang pal ng relevan untuk menangan
kasus tersebut dan kemukakan strateg b mb ngan yang pal ng tepat.

37 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


7
3. Dalam kasus d atas, kemukakan unsur peluang dan pendukung yang untuk
keterlaksanaan layanan b mb ngan serta bentuk penghargaan yang baga mana yang
akan Anda berikan untuk meningkatkan prestasi belajar Aminah ?

RANGKUMAN
1. Ada empat pendekatan dalam b mb ngan yang d laksanakan d MI, ya tu: kr s s,
remed al, prevent f dan perkembangan. Strateg yang d gunakan d sesua kan dengan
permasalahan yang d alam oleh peserta d d k serta pendekatan yang d gunakan.
2. Esens strateg untuk membantu peserta d d k mengembangkan dan menguasa
perilaku yang diharapkan terletak pada pengembangan lingkungan belajar yang
memungk nkan peserta d d k memperoleh perlaku baru yang efekt f.
3. Dalam suatu l ngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur : peluang,
pendukung dan penghargaan.

38 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


8
TES FORMATIF 3

1. Seorang guru yang mengajari peserta didik nya untuk bersikap toleran dan memahami
orang la n seh ngga dapat mencegah munculnya per laku agres f, merupakan contoh
dar pendekatan….
a. Pendekatan kr s s
b. Pendekatan remed al
c. Pendekatan prevent f
d. Pendekatan perkembangan

2. Pendekatan yang bert t k tolak pada tahap-tahap perkembangan peserta d d k,


kebutuhan dan m nat, membantu peserta d d k mempelajari keterampilan hidup
merupakan pengert an dar pendekatan…
a. Pendekatan kr s s
b. Pendekatan remed al
c. Pendekatan prevent f
d. Pendekatan perkembangan

3. Pendekatan perkembangan, merupakan pendekatan yang tepat d gunakan dalam


pelaksanaan layanan b mb ngan dan konsel ng d sekolah, karena :
a. Tujuan perkembangan dan tujuan bimbingan sama.
b. Membantu peserta didik mempelajari keterampilan sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan, kebutuhan serta m nat.
c. B mb ngan selalu berkembang ke lmuannya.
d. Peserta d d k dan guru MI sama-sama sedang berkembang

4. Ber kut d kemukakan contoh permasalahan mur d yang dapat d bantu dengan
menggunakan pendekatan kr s s :
a. An ta yang bertengkar dengan teman sekelasnya.
b. Salma yang ng n berlat h bernyany karena suaranya bagus
c. Ilyas yang berlat h karate untuk supaya t dak ada teman yang mengganggunya.
d. Z ah yang bersolek karena ng n d perhat kan oleh teman sekelasnya

5. Ber kut d kemukakan contoh permasalahan peserta d d k yang dapat d bantu dengan
menggunakan pendekatan remed al, kecual …
a. Nanda prestasi belajar matematikanya tinggi
b. L dya membaca pu s nya bagus
c. Ima belum dapat menul s dengan lancar
d. Yun dapat berolah raga dengan ba k

39 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 3


9
6. Peserta d d k kelas 5, sedang mend skus kan tentang keg atan-keg atan ekstra
kur kuler yang dapat d lakukan untuk menyalurkan bakat yang mereka m l k. Strateg /
tekn k tersebut termasuk ke dalam pendekatan …
a. Pendekatan kr s s
b. Pendekatan remed al
c. Pendekatan prevent f
d. Pendekatan perkembangan

7. Menurut Hav ghurst, kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan


dapat men mbulkan hal-hal d bawah n . Kecual …
a. Penolakan oleh masyarakat.
b. Rasa t dak bahag a.
c. Rasa kebahag aan yang mendalam.
d. Kesul tan dalam menghadap tugas-tugas ber kutnya.

8. Dalam suatu l ngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur…


a. Peluang, pendukung, keuntungan
b. Pendukung, penghargaan, kekeluargaan
c. Penghargaan , peluang, kekeluargaan
d. Peluang, pendukung, penghargaan

9. Seorang anak diberi pujian oleh gurunya karena telah menolong temannya yang jatuh.
S kap guru termasuk termasuk ke dalam unsur….
a. Penghargaan
b. Pendukung
c. Peluang
d. Perkembangan

10. Esens strateg untuk membantu peserta d d k mengembangkan dan menguasa


per laku yang d harapkan terletak pada pengembangan :
a. L ngkungan yang sehat
b. Lingkungan belajar
c. L ngkungan keluarga
d. L ngkungan masyarakat

40 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 4


0
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. A

2. C

3. A

4. B

5. B

6. A

7. B

8. D

9. A

10. C

TES FORMATIF 2
1. C

2. A

3. D

4. B

5. D

6. C

7. A

8. C

9. B

10. D

41 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 4


1
TES FORMATIF 3
1. C

2. D

3. B

4. A

5. C

6. D

7. C

8. D

9. A

10. B

42 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 4


2
40 Bimbingana dan Konseling
BAHAN BELAJAR MANDIRI

PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK MI/SD
2

Bimbingana dan Konseling 41


Bimbingana dan Konseling 46
42 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 47


PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri kedua ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
pemahamanpesertad d k MI. Pembahasan akand fokuskanpada aspek-aspek pemahaman
peserta d d k , strateg dan tekn k tes untuk pemahaman peserta d d k serta strateg dan
tekn k non untuk pemahaman peserta d d k.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Mengura kan dengan kata-kata send r aspek-aspek pemahaman peserta d d k.
2. Menjelaskan strategi dan teknik tes untuk pemahaman peserta didik.
3. Menjelaskan strateg dan tekn k non untuk pemahaman peserta d d k.

RUANG LINGKUP MATERI


1. Aspek-aspek pemahaman peserta d d k.
2. Strateg dan tekn k tes untuk pemahaman peserta d d k.
3. Strateg dan tekn k non untuk pemahaman peserta d d k.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda Memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut:

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 48


Bimbingana dan Konseling 49
44 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 50


1

ASPEK-ASPEK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

A. Pentingnya Pemahaman Peserta Didik dalam Bimbingan dan Konseling


Pemahaman akan objek yang akan dikerjakan dituntut hampir pada semua jenis
pekerjaan. Demikian juga, manakala seorang pembimbing, dalam hal ini seorang guru MI
apab la hendak member kan layanan b mb ngan dan konsel ng, maka perlu pemahaman
yang mendalam akan peserta d d k yang akan d b mb ngnya. Perkembangan per laku
yang efekt f dapat d l hat dar t ngkat pencapa an tugas-tugas perkembangan dalam
set ap tahapan perkembangan. Oleh karena tu, untuk memaham karakter st k peserta
d d k MI sebaga dasar untuk pengembangan program b mb ngan d MI d fokuskan
pada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan
merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan
mutu layanan b mb ngan.

Salah satu hal pent ng yang perlu d perhat kan dalam member kan b mb ngan adalah
memaham peserta d d k secara keseluruhan, ba k masalah yang d hadap nya maupun latar
belakang pr bad nya. Dengan data yang lengkap, pemb mb ng akan dapat member kan
layanan b mb ngan kepada peserta d d k secara tepat atau terarah. Upaya memaham
pr bad mur d merupakan salah satu langkah layanan b mb ngan yang harus d lakukan
oleh pemb mb ng. Untuk memperoleh data peserta d d k yang lengkap, d perlukan tekn k
atau cara tertentu yang memada .

Pemahaman peserta d d k mencakup pemahaman tentang potens , kemampuan,


karakter st k, kebutuhan dan masalah-masalah yang d hadap nya. Pemahaman tersebut
akan menjadi dasar memilih alternatif strategi dan teknik bimbingan yang diberikan
kepada peserta d d k tersebut.

Pelaksanaan pemahaman nd v du dalam keg atan b mb ngan dan konsel ng,


berka tan erat dengan fungs dar b mb ngan dan konsel ng tu send r . Dalam fungs BK,
pemahaman nd v du (understanding the individual) dan pencegahan dan pengembangan
(preventive and development) ya tu untuk dapat melakukan pencegahan peserta d d k MI
terhadap per laku/ keg atan ke arah yang negat f atau meny mpang terleb h dahulu perlu
pemahaman terhadap potens , kekuatan, kelemahan, kecenderungan-kecenderungan
yang d m l k oleh peserta d d k. Demikian juga untuk fungsi pengembangan, perlu

Bimbingana dan Konseling 51


pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada d dalam d r peserta d d k
dan yang ada d l ngkungannya. Agar potens -potens dan kekuatan peserta d d k dapat
tersalurkan dengan tepat dan berkembang opt mal maka perlu pemahaman tentang
kegiatan, program, objek, subjek, alat atau hal-hal lain yang ada di sekolah atau lingkungan
yang lebih luas yang dapat dijadikan sumber dan sarana pengembangan dan penyaluran
berbaga bakat dan m nat peserta d d k. M salnya keg atan keg atan ekstra kur kuler
sekolah, hendaknya dapat menyalurkan potens dan kebutuhan peserta d d k.

Pemahaman individu juga mendasari pemberian bantuan penyesuaian diri. Bantuan


penyesua an d r merupakan upaya untuk mencar keselarasan atau harmon antar
aspek-aspek yang ada dalam d r peserta d d k, antara aspek dalam d r peserta d d k
dengan luar d r peserta d d k, dengan l ngkungannya, ba k l ngkungan sos al, budaya,
keagamaan, dll. Agar terc pta keselarasan perlu d ketahu terleb h dahulu kond s atau
keadaan dar set ap aspek yang akan d selaraskan. Untuk tu d perlukan berbaga upaya
pemahaman, pemahaman d r dan luar d r nd v du.

Pemecahan masalah sangat terka t erat dengan proses pengembangan, penyaluran


dan penyesua an d r . Untuk pemecahan masalah yang tepat dan akurat, maka d perlukan
upaya pemahaman akan macam-macam bentuk masalah yang d hadap dengan berbaga
faktor yang melatarbelakang nya.

Terdapat keterka tan keg atan pemahaman nd v du dengan langkah-langkah


b mb ngan dan konsel ng. Secara umum, dalam pember an layanan b mb ngan dan
konsel ng ada t ga langkah utama, ya tu (1) d agnos s, (2) prognos s dan (3) treatment atau
terap .

Diagnosis merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/ kesul tan yang d hadap
oleh peserta d d k dan berbaga faktor yang melatarbelakang nya. Dalam d agnos s, guru
menganalisis masalah, menghubungkan satu gejala kesulitan dengan kesulitan lainnya,
antara kesul tan dengan hal-hal yang melatarbelakang nya. Dar keg atan d agnos s akan
d peroleh n masalah. Peny mpulan nt masalah dengan hal-hal yang terka t d dalamnya
d dasarkan atas data yang d peroleh melalu berbaga keg atan pengumpulan data. Jad
langkah d agnos s sebenarnya merupakan langkah pemahaman peserta d d k tetap leb
h luas dan leb h lengkap sebab dalam pemahaman nd v du, data yang d h mpun dan
d paham leb h lengkap, mencakup semua aspek kepr bad an, potens , kekuatan,
kelemahan, kesul tan, masalah dan hambatan yang d hadap .

Langkah selanjutnya, berdasarkan hasil diagnosis, guru melakukan prognosis dan


treatment/ terapi. Dalam kegiatan prognosis, guru memperkirakan/ menentukan jenis
bantuan yang diberikan berdasarkan atas jenis dan tingkat kesulitan/masalah yang
d hadap . Setelah tu d laksanakan treatment/ terap .

Dengan dem k an untuk dapat memaham peserta d d k secara komprehens f


d perlukan pengumpulan data sebaga layanan pertama dalam keg atan b mb ngan dan

46 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 46


konsel ng sebab untuk member kan layanan-layanan la nnya ser ngkal d perlukan data
terleb h dahulu.

B. Prinsip-Prinsip Pengumpulan dan Penyimpanan Data


Data, dalam program b mb ngan dan konsel ng mempunya fungs yang sangat pent ng.
Oleh karena tu, program pengumpulan dan peny mpanan data hendaknya lengkap,
relevan, akurat, efisien dan efektif.

Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Kelengkapan data
Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhas lan pember an layanan
b mb ngan dan konsel ng. Data yang d kumpulkan hendaknya mencakup data :
potens dan kekuatan atau kecakapan-keteramp lan yang d m l k ; aspek ntelektual,
sosial, emosional, fisik, dan motorik; kebutuhan, tantangan, ancaman dan masalah
yang d hadap ; karakter st k permanen ataupun temporer; data pr bad , keluarga dan
masyarakat sek tar; data tentang kond s saat n , masa lalu dan rencana masa yang
akan datang, dan la n-la n.
2. Relevans data
Untuk pelaksananaan layanan b mb ngan dan konsel ng d butuhkan data yang lengkap,
tetap walaupun dem k an t dak sembarangan data d kumpulkan dan d s mpan. Data
yang d h mpun hendaknya data yang sesua atau relevan dengan kebutuhan layanan
b mb ngan dan konsel ng supaya dapat d anal s s, d padukan, dan d kelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing jenis layanan.
3. Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan tekn k pengumpulan data.
Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data n , ya tu :
a. Validitas data, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan benar-benar
menggambarkan aspek atau seg yang d kumpulkan. M salnya, apab la data
tentang kepr bad an peserta d d k, maka data yang d kumpulkan adalah benar-
benar mengura kan tentang gambaran kepr bad an peserta d d k.
b. Validitas instrumen, menunjukkan ketepatan teknik dan instrumen yang
d gunakan, ba k dengan menggunakan tes maupun non tes.
c. Proses pengumpulan data yang benar, terutama yang s fatnya mengh mpun
data, hendaknya dilaksanakan secara objektif yaitu mengungkapkan data
sebaga mana adanya. Data d kumpulkan secara s stemat s, aspek dem aspek dan
tel t seh ngga t dak ada data yang terlewat, tercecer atau terlupakan.
d. Analisis data yang tepat, untuk kepent ngan layanan b mb ngan dan konsel ng
b asanya tekn k anal s s data leb h sederhana. Tekn k anal s s data yang d gunakan
terutama yang mengarah pada pencar an kecenderungan sentral (persentase,
modus, mean).

47 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 47


4. Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi
(cummulative record). Sekarang data tersebut d s mpan secara elektron k dalam
komputer (soft file/ CD) seh ngga t dak memerlukan tempat yang banyak dan ruang
data yang luas. Peny mpanan data dalam komputer tergantung pula pada dukungan
s stem sekolah yang bersangkutan. Dalam peny mpanan datapun hendaknya
s stemat s sesua dengan kebutuhan supaya mudahnya untuk mencar data yang
d perlukan untuk kepent ngan pember an layanan b mb ngan.
5. Efekt v tas penggunaan data
Data yang tersed a hendaknya dapat member kan dukungan terhadap pember an
layanan b mb ngan dan konsel ng, seh ngga layanan tersebut dapat member kan
dampak secara opt mal.

C. Macam-Macam Data
Banyak sekal data yang dapat d kumpulkan dar peserta d d k. Data tersebut daat
d kelompokkan ke dalam :

1. Kecakapan :
a. Kecakapan Potens al (potential ability) : yang menunjukkan pada aspek kecakapan
yang mas h terkandung dalam d r peserta d d k yang d peroleh secara her d ter
(pembawaan kelah rannya), yang mungk n dapat merupakan :
1) Ab l tas dasar umum (general intelligence) atau kecerdasan secara umum
( ntel gens ), kecerdasan emos onal, kecerdasan sp r tual
2) Ab l tas dasar khusus dalam b dang tertentu (bakat, aptitudes) : b langan,
(numerical abilities), bahasa (verbal abilities), t l kan ruang (spatial abilities),
t l kan hubungan sos al (social abilities) serta gerak motor s (motorical/ kinestetic
abilities).

b. Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukkan pada aspek kecakapan yang
segera dapat didemostrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil belajar
peserta d d k dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.
Misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas

2. Kepribadian :
a. Fisik dan kesehatan : kondisi fisik, panca indra, kesehatan, kebugaran, penyakit
menetap/ lama diderita, alergi, cacat fisik, dll.
b. Ps kh s :
1. Aku (self) dan kesadaran d r , kesehatan mental, kemand r an.
2. Afekt f : Emos (perasaan, s mpat , empat , senang, rasa bersalah, takut/ cemas/
khawat r, marah dan permusuhan), s kap, m nat, mot vas .

48 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 48


3. Karakter, watak dan temperamen.
4. Kebiasaan : hidup, belajar, bekerja, kebiasaan buruk, dll.
5. Hubungan sosial : interaksi, penyesuaian diri, penolakan, komunikasi, kerjasama,
kelompok sebaya, bahasa, kepemimpinan, disiplin, tanggung jawab, konformitas.
6. Aspirasi sekolah dan pekerjaan, cita-cita, harapan masa depan, rencana lanjutan
stud , dll.
a. Keg atan : ekstra kur kuler (pengembangan bakat dan m nat), sos al.
b. Keunggulan-keunggulan dalam b dang : akadem k, keagamaan, olah raga, kesen an,
keteramp lan, sos al, dll.
b. Pengalaman st mewa dan prestas yang telah d ra h.
c. Latar belakang (keluarga : kond s ekonom keluarga, status sos al keluarga,
hubungan sos al ps kolog s)
d. Agama dan moral.
e. L ngkungan masyarakat.

Data d atas d kumpulkan dengan menggunakan tekn k-tekn k yang d kelompokkan


menjadi dua, yaitu teknik tes (sifatnya mengukur/ measurement) dan non tes (s fatnya
mengh mpun, mendeskpr s kan).

49 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 49


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Coba Anda jelaskan kegunaan pemahaman peserta didik dalam langkah-langkah


b mb ngan dan konsel ng (d agnos s, prognos s dan treatment/terap ) ?
2. Mengapa dalam pengumpulan dan peny mpanan data harus lengkap, relevan, akurat,
efisien serta efektif ?
3. Jelaskan kr ter a data yang akurat seh ngga dapat d gunakan secara tepat dalam
pember an layanan b mb ngan dan konsel ng !
4. Data-data apa saja yang dapat dikumpulkan dari seorang peserta d d k?

RANGKUMAN
1. Keberhas lan proses b mb ngan d sekolah dasar antara la n d tentukan oleh ketepatan
pemahaman pemb mb ngan terhadap karakter st k perkembangan peserta d d k yang
datanya d peroleh dengan menggunakan tekn k tes dan non tes.
2. Data yang d kumpulkan dalam dangka pemahaman peserta d d k d gunakan sebaga
dasar untuk melakukan langkah-langkah b mb ngan (d agnos s, prognos s serta
treatment/ terapi) selanjutnya.
3. Pengumpulan dan peny mpanan data hendaknya lengkap, relevan, akurat (val d tas
data, val d tas nstrumen, proses pengumpulan data yang benar serta anal s s data
yang tepat), efisien dan efektif.
4. Data yang d kumpulkan dapat d kelompokkan dalam dua kategor , ya tu : kecakapan
dan kepr bad an peserta d d k.

50 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 50


TES FORMATIF 1
1. Hal esens yang pertama hendaknya d lakukan oleh guru yang akan member kan
layanan b mb ngan dan konsel ng adalah :
a. Membaca buku-buku b mb ngan dan konsel ng.
b. Memaham secara mendalam peserta d d k yang akan d b mb ngnya.
c. Member kan bantuan dengan tepat.
d. Mengevaluas keg atan b mb ngan yang telah d lakukannya.

2. Untuk dapat melakukan pencegahan supaya peserta d d k t dak melakukan hal-hal


yang negat f maka d perlukan pemahaman terhadap potens , kekuatan, kelemahan
serta kecenderungan yang d m l k peserta d d k. Dalam hal n keg atan pemahaman
data berka tan dengan fungs b mb gan …
a. Understand ng the nd v dual
b. Prevent ve
c. Development
d. Kurat ve

3. Keterak tan fungs pengembangan dengan keg atan pengumpulan data/ pemahaman
peserta d d k, terl hat dalam keg atan b mb ngan ber kut …
a. Pembentukkan kelompok belajar peserta didik berdasarkan abjad dalam absen.
b. Penempatan tempat duduk peserta d d k d ruang kelas berdasarkan ke ng nan
mur d.
c. Penggunaan metoda mengajar yang sesuai dengan kemampuan guru.
d. Keg atan ekstra kur kuler sekolah hendaknya dapat menyalurkan potens dan
kebutuhan peserta d d k.

4. Langkah b mb ngan yang memanfaatkan data guru mengetahu masalah/ kesul tan
yang d hadap oleh peserta d d k dan berbaga faktor yang melatarbelakang nya.
Langkah tersebut d sebut dengan …
a. D agnos s b.
Prognos s c.
Treatment d.
Terap

5. Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhas lan pember an layanan
b mb ngan. Hal tersebut termasuk ke dalam pr ns p :
a. Keakuratan data
b. Kelengkapan data
c. Efisiensi data
d. Efekt v tas data

51 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 51


6. Hal-hal ber kut merupakan c rr keakuratan data, kecual :
a. Val d tas data
b. Val d tas sntrumen
c. Proses pengumpulan data yang benar
d. Anal s s data menggunakan tekn k komputer

7. Dewasa ini, penyimpanan data sudah canggih dalam komputer (soft file/ CD).
Walaupun dem k an peny mpanan yang konvens onalpun mas h d pertahankan
dengan meng kut pr ns p ber kut :
a. Terl hat peny mpanan data yang kongkr t
b. S stemat s sesua dengan kebutuhan supaya mudah untuk mencar data yang
d perlukan
c. Dapat disimpan di mana saja
d. Mudah menggunakannya kalau d s mpan dalam bentuk buku/kartu

8. Banyak sekal data peserta d d k yang dapat d kumpulkan dar peserta d d k, yang
dapat d kelompokkan ke dalam dua kelompok besar ya tu :
a. Intelegens dan bakat
b. Potens al dan actual
c. Pr bad dan l ngkungan
d. Kecakapan dan kepr bad an

9. Ber kut d kemukakan data kepr bad an peserta d d k, kecual :


a. Kebiasaan belajar
b. Hubungan sos al
c. N la rapot
d. Pengalaman st mewa

10. Tekn k untuk mengumpulkan data peserta d d k, d kelompokkan ke dalam dua


kategor besar, ya tu…
a. Tes B net dan tes S mon
b. Tekn k tes dan non tes
c. Tes IQ dan tes bakat
d. Tes l san dan tul san

52 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 52


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


T ngkat penguasaan = _______________________________________ X 100 %
10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :


90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

53 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 53


Bimbingana dan Konseling 54
54 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 55


2

STRATEGI , TEKNIK DAN TEKNIK TES


UNTUK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid
dengan menggunakan alat-alat yang bers fat mengukur atau mentes. Peters & Shertzer
(1971: 349) mengart kan tes sebaga suatu prosedur yang s stemat s untuk mengobservas
(mengamat ) t ngkah laku nd v du, dan menggambarkan (mendeskr ps kan) t ngkah laku
tu melalu skala angka atau s stem kategor .

Pengumpulan data test ng, s fatnya mengukur atau pengukuran (measurement),


menggunakan nstrumen yang standar dan akan menghas lkan skor atau angka-angka
hasil ukur yang menunjukkan tingkat kemampuan, atau kekuatan dari aspek yang diukur
dengan berpegang pada standar tertentu

Secara keseluruhan macam tes untuk keperluan b mb ngan dan konsel ng,
d kelompokkan ke dalam empat kelompok tes, ya tu : tes kecerdasan, tes bakat, dan tes
hasil belajar.

1. Tes Kecerdasan.
Kecerdasan dapat d art kan sebaga kemampuan berp k r yang bers fat abstrak. Dapat
juga diartikan sebagai kemampuan umum individu (peserta didik) untuk berprilaku yang
jelas tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif
(Shertzer & Stone, 1971 : 239). Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa
rumusan kecerdasan, ya tu sebaga ber kut :

1. Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang (peserta d d k) yang


memungk nkan memperoleh lmu pengetahuan dan mengamalkan lmu tersebut
dalam hubungannya dengan l ngkungan dan masalah-masalah yang t mbul.
2. Kecerdasan adalah suatu bentuk t ngkah laku tertentu yang tamp l dalam kelancaran
t ngkah laku.
3. Kecerdasan mel put pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya
pengert an dan t ngkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara
efekt f.

Bimbingana dan Konseling 56


Dengan dem k an, tes kecerdasan tu t dak la n adalah prosedur yang s stemat s
dengan menggunakan nstrumen untuk mengetahu kemampuan umum nd v du terutama
menyangkut kemampuan berp k rnya. Nana Syaod h S. (2007 : 198), menegaskan bahwa
yang d ukur dalam tes kecerdasan adalah kecakapan yang berkenaan dengan kemampuan
untuk memaham , menganal s s, memecahkan masalah, dan mengembangkan sesuatu
dengan menggunakan rasio atau pemikirannya. Melalui tes ini akan diketahui kualifikasi/
t ngkat kecerdasan (IQ) mur d.

Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya, dapat dilihat
d bawah n :

TABEL 2.1
KLASIFIKASI KECERDASAN INDIVIDU (PESERTA DIDIK)

KELAS INTERVAL SKOR IQ KLASIFIKASI


140-ke atas Genius (Luar biasa)
120-139 Very Super or (Sangat cerdas)
110-119 Super or (Cerdas)
90-109 Normal (Average)
80-89 Dull (Bodoh)
70-79 Border L ne (Batas Normal)
50-69 Morrons (Deb el)
30-49 Emb c le (Emb s el)
D bawah 30 Id ot

Keterangan dar tabel d atas adalah sebaga ber kut :


a. Superior atau genius adalah peserta d d k yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan d band ngkan dengan peserta d d k yang la nnya;
b. Normal adalah peserta d d k yang rata-rata atau pada umumnya dapat bert ndak
b asa dengan kecepatan, ketepatan, dan kemudahannya sepert tampak pada sebag an
besar anggota kelompoknya menurut batasan-batasan waktu dan t ngkat kesukaran
yang telah d tetapkan;
c. Sub-normal atau mentally deffective atau mentally retarded adalah peserta d d k yang
bertindak jauh lebih lambat kecepatannya, dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya
dan kesul tannya, d band ngkan dengan peserta d d k yang la n yang secara leb h
teliti lagi dibedakan lebih lanjut ke dalam kategori peserta d d k:
1) Debil (moron) yang mas h mendekat peserta d d k normal yang berus a sek tar 9
– 10 tahun;
2) Imbecil mendekat peserta d d k normal sek tar us a 5 – 6 tahun;

56 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 56


3) Idiot mendekatu peserta d d k normal berus a d bawah 4 tahun.

Untuk mengetahu kecenderungan t ngkat kecerdasan peserta d d k, d antaranya


dapat d gunakan Test B net-S mon (verbal test), yang d pers apkan untuk anak yang
berus a mula 3 (t ga) tahun sampa dengan 15 (l ma belas) tahun. Tes B net-S mon,
memperhat kan dua hal ber kut :

Pertama, umur kronolog s (cronological age d s ngkat CA); ya tu umur seseorang


(peserta d d k) sebagaimana yang ditunjukkan dengan tanggal kelahirannya atau lamanya
ia hidup sejak tanggal lahirnya.

Kedua, umur mental (mental age d s ngkat MA); ya tu umur kecerdasan sebaga mana
yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.

Dengan demikian tingkat intelegensi ditunjukkan dengan perbandingan kecerdasan


atau d sebut dengan st lah ”Intelligence Quotient” yang b asa d s ngkat IQ. Perband ngan
kecerdasan tu adalah umur mental d band ngkan dengan umur kronolog s, seh ngga
d peroleh rumus sebaga ber kut :

IQ = MA : CA, atau dapat d tul skan :

IQ = MA x 100

CA

Apab la tes tersebut d ber kan kepada umur tertentu dan peserta d d k dapat
menjawab dengan betul seluruhnya, berarti umur kecerdasannya (MA) sama dengan umur
kalender (CA), maka n ka IQ yang d dapat peserta d d k tersebut sama dengan 100. N la
n menggambarkan kemampuan peserta d d k yang normal. Peserta d d k yang berumur,
misalnya 6 tahun hanya dapat menjawab tes untuk anak umur 5 tahun, akan d dapat n
la IQ d bawah 100 dan a d nyatakan sebaga peserta d d k berkemampuan d bawah
normal; sebaliknya bagi peserta didik umur 5 tahun tetapi telah dapat menjawab dengan
benar tes yang d peruntukkan bag anak umur 6 tahun, maka n la IQ peserta d d k
tersebut tu d atas 100, dan a d katakan sebaga peserta d d k yang cerdas.

Sela n tekn k tes d atas, mas h terdapat tes kecerdasan la nnya sepert Test PM
(Progressive Matrices), ya tu alat yang mengukur ntel gens secara non-verbal yang
d ber kan kepada anak yang berus a d antara 9-15 tahun. (R ch & Anderson, dalam
Anne Anastas , 1988). Tes n menggunakan gambar sebaga but r-but r soalnya, karena
menggunakan gambar maka dapat d gunakan bag peserta d d k yang belum dapat
membaca dan menul s. Ada dua macam tes PM, ya tu t pe pertama PM berwarna bag
peserta d d k sampa us a 10 tahun dan PM t dak berwarna untuk us a 11 tahun ke atas.

57 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 57


2. Tes Bakat
T dak dapat d pungk r bahwa terdapat perbedaan antara peserta d d k yang satu
dengan peserta d d k yang la n dalam t ngkat kemampuan atau prestas mereka dalam
b dang mus k, sen , mekan k, p dato, kepem mp nan, dan olah raga serta b dang-b dang
la nnya. B mb ngan dan konsel ng hendaknya d rancang t dak hanya memperhat kan
kemampuan peserta d d k untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan
khusus atau bakat peserta d d k. Bakat merupakan kemampuan khusus peserta d d k
yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan.

Seorang peserta d d k yang kurang berprestasi dalam mata-mata pelajaran tertentu,


mungk n bukan d sebabkan karena kecerdasannya rendah, tetap karena kurang berbakat
dalam mata pelajaran tersebut.

Tes bakat atau apt tude tes, mengukur kecerdasan potens al yang bers fat khusus
peserta d d k. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat
pekerjaan-jabatan (vocatinal aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan
potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.
Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang
mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil pengukuran bakat sangat penting, baik
bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi,
maupun bagi perencanaan, pemilihan dan persiapan jabatan-karir.

Untuk mengetahu bakat peserta d d k, telah d kembangkan beberapa macam tes,


sepert :

1) Rekonik. Tes n mengukur kemampuan fungs motor k, perseps dan berp k r


mekan s.
2) Tes Bakat Musik. Tes n mengukur kemampuan peserta d d k dalam aspek-aspek
suara, nada, r tme, warna buny dan memor .
3) Tes Bakat Artistik. Tes n mengukur kemampuan menggambar, meluk s dan merupa
(mematung).
4) Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes n mengukur kemampuan ”kecepatan dan
ketel t an”.
5) Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat mengukur berbaga kemampuan khusus,
yang telah lama d gunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes n mengukur
delapan kemampuan khusus, ya tu :
a) Berp k r verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang d nyatakan secara
verbal;
b) Kemampuan b langan, yang mengungkap kemampuan berp k r dengan
menggunakan angka-angka;
c) Berp k r abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang d nyatakan dengan
menggunakan berbaga bentuk d agram, yang bers fat non-verbal atau tanpa
angka-angka;

58 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 58


d) Hubungan ruang, v sual sas dan perseps , yang mengungkap kemampuan untuk
membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya
mel hat gambar d atas kertas yang rata;
e) Kecepatan dan ketel t an, yang mengungkapkan kemampuan ketel t an dan
kecepatan seseorang dalam memband ngkan dan memperhat kan daftar tertul s,
sepert nama-nama, atau angka-angka;
f) Berp k r mekan k, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengena
hukum-hukum yang mendasar alat-alat, mes n-mes n dan gerakan-gerakannya;
g) Penggunaan bahasa-pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata-
kata umum;
h) Penggunaanbahasa-menyusunkal mat,yangmengungkapkemampuanpemaka an
kata-kata dalam kal mat, sepert tanda baca dan tata bahasa.

3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Tests).


Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
dalam doma n kogn t f, afekt f dan ps komotor. Nana Syaod h S. (2007 : 201), menegaskan
bahwa tes pretasi belajar mengukur tingkat penguasaan pengetahuan atau kemampuan
peserta didik berkenaan dengan bahan atau komptetensi yang telah dipelajarinya.

Shertzer & Stone (1971 : 235), mengemukakan bahwa penggunaan tekn k tes
khususnya tes prestasi belajar bagi guru di MI bertujuan untuk :

a. Menilai kemampuan belajar peserta d d k.


b. Memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik.
c. Mengecek kemajuan belajar peserta d d k.
d. Memahami kesulitan-kesulitan belajar peserta d d k.
e. Memperbaiki teknik mengajar guru.
f. Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru

Materi tes sesuai dengan mata-mata pelajaran yang telah diajarkan, baik yang bers
fat teor t s maupun prakt s. Pengukuran penguasaan mater yang bers fat teor atau
pengetahuan, umumnya menggunaka tes tertul s, ba k berbentuk ura an/essay ataupun
tes objektif, atau mungkin adakalanya pula menggunakan tes lisan. Pengukuran
penguasaan kompetens atau mater yang bers fat prakt k menggunakan tes perbuatan
dan atau pen la an has l karya, ba k karya tul s, rupa ataupun benda.

Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid. Tes n mel put :

a. Tes d agnost k, yang d rancang agar guru dapat menentukan letak kesul tan peserta
d d k, dalam mata pelajaran yang diajarkannya, misalnya berhitung dalam Matematika,

59 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 59


dan membaca dalam Bahasa Indones a.
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku, dan
c. Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan
sehar -har .

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan dengan kata-kata send r pengert an tes ?


2. Ura kan karakter st k mas ng-mas ng peserta d d k sesuai dengan klasifikasi
kecerdasan yang d m l k nya !
3. DAT sebagai tes yang bakat mengungkap aspek apa saja ?
4. Apa tujuan dilaksanakannya tes prestasi belajar di MI ?

RANGKUMAN
1. Keberhas lan proses b mb ngan d sekolah dasar antara la n d tentukan oleh
ketepatan pemahaman pemb mb ngan terhadap karakter st k perkembangan mur d
yang datanya d peroleh dengan menggunakan tekn k tes dan non tes.
2. Tekn k tes merupakan upaya pemb mb ng untuk memaham mur d dengan
menggunakan alat-alat yang s fatnya mengukur (mentest). Tes d art kan sebaga
sebaga suatu prosedur yang s stemat s untuk mengobservas dan menggambarkan
t ngkah laku mur d melalu skala angka atau s stem kategor .
3. Untuk keperluan b mb ngan tes d kelompokkan ke dalam : tes kecerdasan, tes bakat
dan tes prestasi belajar.

60 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 60


TES FORMATIF 2

1. Suatu prosedur yang s stemat s untuk mengamat t ngkah laku nd v du (peserta


d d k) dan mendeskr ps kan t ngkah laku tu melalu skala angka atau s stem kategor
d sebut….
a. Tekn k non tes
b. Wawancara
c. Catatan anekdot
d. Tes

2. Yang t dak termasuk kedalam empat kelompok tes, ya tu…


a. Tes kecerdasan
b. Tes kepr bad an
c. Tes Angket
d. Tes bakat

3. Manfaat dari penggunaan teknik tes (khususnya tes prestasi belajar) bagi guru
adalah….
a. Untuk mengukur fungs motor k
b. Untuk mengukur kemampuan menggambar peserta d d k
c. Mengecek kehad ran peserta d d k
d. Menilai keberhasilan mengajar guru

4. B la seseorang peserta d d k mem l k umur mental = 187 dan umur kronolog s = 162,
maka ia termasuk klasifikasi….
a. Dull
b. Super or
c. Normal
d. Border l ne

5. Tes untuk mengetahu bakat peserta d d k alah menggunakan tes…


a. DAT
b. IQ
c. B net-S mon
d. Ach ev ement test

6. Yang tidak termasuk ke dalam tes prestasi belajar ialah ….


a. Tes d agnost k
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku
c. D fferent al Att tude Test

61 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 61


d. Tes prestasi belajar yang disusun oleh guru

7. Tes bakat kler kal alah tes untuk mengukur….


a. Kemampuan nd v du dalam aspek-aspek suara
b. Kemampuan kecepatan dan ketel t an
c. Kemampuan menggambar, meluk s, dan mematung
d. Kemampuan nalar

8. Tes yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, disebut dengan tes …
a. Tes d agnost k
b. Tes proyeks
c. Tes objektif
d. Tes ura an

9. Berikut dikemukakan tujuan dari penggunaan tes prestasi belajar bagi guru MI bagi
kepent ngan layanan b mb ngan dan konsel ng, kecual :
a. Menilai kemampuan belajar peserta didik.
b. Mengecek kemajuan belajar peserta didik
c. Memamahi kesulitan-kesulitan belajar peserta didik
d. Menilai keberhasilan mengajar guru.

10. Alat yang mengukur ntel gens secara non-verbal yang d ber kan kepada peserta
d d k berus a d antara 9-15 tahun alah…
a. Tes B net-S mon
b. Ach evement test
c. D fferent al Att tude Test
d. Test Progress ve Metr ces

62 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 62


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

63 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 63


Bimbingana dan Konseling 64
64 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 65


3

STRATEGI DAN TEKNIK NON-TES


UNTUK PEMAMAHAM PESERTA DIDIK

Tekn k non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang d rancang untuk


memaham pr bad peserta d d k, yang pada umumnya bers fat kual tat f. Tekn k n t dak
menggunakan alat-alat yang bers fat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang
bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Dalam pelaksanaan penghimpunan data
tidak menggunakan instrumen yang standar, dalam arti telah dilakukan pengujian val d
tas, rel ab l tas, serta anal s s but r soal dengan menggunakan data emp r s dan anal s
s stat st k. Akan tetap tetap berpegang pada pr ns p-pr ns p pengembangan instrument
secara standar, seperti mengacu pada kisi-kisi penyusunan instrument. Uji val d tas emp
r s d lakukan dengan pen la an/ pen mbangan (judgement) ahl .

Has l pengh mpunan data n , t dak berbentuk skor atau angka-angka yang
menunjukkan kualifikasi berdasarkan standar tertentu, tetpi berupa deskripsi atau
gambaran tentang s fat-s fat, karakter st k, t ngkah laku, per st wa yang d alam oleh
peserta didik. Data dapat juga berupa angka-angka frekuensi atau persentase dan urutan
atau ranking. Data tertentu yang bersifat deskriptif-kualitatif dapat diubah menjadi data
kuant tat f.

Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti : (1) observasi, (2)
wawancara, (3) angket (quesioner), (4) catatan anekdot, (5) autobiografi, (6) sosiometri,
(7) stud kasus, (8) stud dokumentas , (9) konferens kasus, (10) gues who, (11) anal s s
hasil pekerjaan.

Berikut akan dijelaskan lebih rinci setiap teknik :

1. Observasi
Observasi (pengamatan), ya tu tekn k atau cara pengh mpunan data untuk
mengamat suatu keg atan, per laku atau perbuatan peserta d d k yang d peroleh
langsung dar keg atan yang sedang d lakukan peserta d d k. Data yang d kumpulkan
berupa fakta-fakta tentang per laku dan akt v tas yang dapat d amat atau yang nampak
dar luar, sedangkan akt v tas yang t dak tampak t dak dapat d peroleh melalu observas .

Bimbingana dan Konseling 66


Observas s fatnya mengamat , maka alat yang pal ng pokok dalam tekn k n adalah panca
ndera, terutama ndera pengl hatan.

Observas mem l k c r -c r sebaga ber kut.

a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,


b. D rencanakan secara s semat s,
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan,
d. Perlu d per ksa ketel t annya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Observasi Sehari-hari (daily observatian), ya tu observas yang t dak d rencanakan


dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin guru (mengajar),
juga tidak memiliki pedoman dan dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah
laku peserta didik yang menonjol atau menyimpang pada saat pembelajaran. Juga
t dak d pers apkan kapan akan d lakukan dan baga mana prosesnya. Has l pencatatan
observas sehar -har n d sebut dengan catatab anekdot (anecdotal record). Mengena
catatan enekdot akan dibahas lebih mendalam bada bagian selanjutnya. Contoh : Guru
mengamat per laku peserta d d k pada saat mengikuti pelajaran sehari-hari, baik di
kelas maupun d luar kelas.
b. Observasi Sistematis (systematic observation) ya tu observas yang d rencanakan
dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan
but r-but r pertanyaan yang menggambarkan t ngkah laku mur d yang d observas .
Jumlah peserta d d k yang d observas seba knya t dak terlalu banyak, dealnya
seorang peserta d d k saja, tetapi maksimal 3 peserta d d k. Apab la observas
dilakukan terhadap kelompok, maka sebaiknya satu kelompok saja, sehingga dapat
d lakukan observas secara cermat ba k terhadap kelompok sebaga keseluruhan
maupun mas ng-mas ng anggota kelompok.
c. Observasi Partisipatif (participative observation), ya tu observas d mana observer
(guru) berada dalam s tuas yang sedang d amat atau turut serta melakukan apa yang
dikerjakan oleh para peserta didik. Contoh : Guru mengamati perilaku peserta didik
tertentu pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, kegiatan ekstra kurikuler,
karyaw sata, lat han olar raga, dan la n-la n. Observas pat s pas menggunakan
pedoman observas . Beberapa keuntungan dar observas part s pas , adalah peserta
d d k t dak mengetahu kalau d r nya sedang d observas seh ngga tetap menamp lkan
perilaku yang natural/alamiah/wajar, serta obeservasi dilakukan dalam relasi yang
telah sal ng mengenal seh ngga dapat melenggap data yang d peroleh sebelumnya.
Adapun kelemahannya d antaranya karena guru harus melakukan dua keg atan
sekal gus, maka ketel t an observas sed k t terganggu. Pencatatan has l observas
ser ngkal t dak dapat d lakukan pada saat observas d laksanakan dan dapat
mengakibatkan catatan menjadi tidak lengkap dan banyak yang terlupakan, sehingga
dapat mengurang kesempurnaan pencatatan.

66 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 66


d. Observasi Non-partisipatif (non participative observation), ya tu observas d mana
observer (guru) t dak turut atau berada dalam s tuas keg atan peserta d d k. Contoh :
Guru mengamati tingkah laku seorang peserta didik yang sedang belajar dengan guru
lain, mengerjakan tugas di perpustakaan, bermain di halaman sekolah. Observasi
n pun d lengkap dengan pedoman wawancara. Beberapa keba kan observas
ini adalah pengamatan dan pencatatan lebih teliti karena guru tidak mengerjakan
pekerjaan lain. Sedangkan kelemahannya adalah mungkin murid mengetahui bahwa ia
sedang d observas , mereka akan memperl hatkan per laku yang t dak sesungguhnya.
Untuk itu, observasi hendaknya dilakukan dari jauh, walaupun akan mengurangi
kecermatan pengamatan.
Kelebihan dan Kelemahan Observasi

Keleb han Observas :

a. Observas merupakan tekn k yang langsung dapat d pergunakan untuk


memperhatikan berbagai gejala tingkah laku peserta didik.
b. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang
pent ng.
c. Observas ba k sekal untuk d gunakan sebaga tekn k untuk melengkap data
yang d peroleh dar tekn k la n.
d. Dalam observas pengumpul data t dak perlu mempergunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan objek yang ditelaah.

Kelemahan Observas :
a. Banyak hal-hal yang t dak dapat d amat dengan observas langsung.
b. Apabila objek observasi (peserta didik) mengetahui bahwa ia sedang diamati
cenderung melakukan keg atannya d buat-buat.
c. Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan
sebelumnya seh ngga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan observas .
d. Observas banyak tergantung pada faktor-faktor yang t dak dapat d kontrol.
Data yang d peroleh dar keg atan observas terhadap per laku dan akt v tas peserta
d d k, bag kepent ngan b mb ngan dan konsel ng adalah sebaga ber kut :
a. Kegiatan belajar di kelas : disiplin belajar, perhatian dalam belajar, cara-cara
mengikuti pelajaran, cara bertanya dan menjawab pertanyaan, penyajian hasil
kegiatan, partisipasi dalam diskusi, pengerjaan tugas dan latihan di kelas, kejujuran
dalam ulangan dan ujian.
b. Kegiatan belajar di luar kelas : belajar dan berlatih di perpustakaan, kunjungan ke
objek-objek studi.
c. Keg atan ekstra kur kuler : keorgan sas an, keolahragaan, kesen an, keagamaan,
sos al.

67 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 67


d. Interaks sos al d sekolah : nteraks dengan guru, sesama peserta d d k, teman dalam
keg atan khusus (lat han, upacara, p kn k, dll).

Untukmelaksanakantekn kobservas n ,gurudapatmenggunakanpedomanobservas


yang berbentuk daftar cek. Pedoman observas n b asanya hanya mengungkapkan satu
segi atau atribut saja dari perilaku peserta didik. Contoh daftar cek untuk mengobservasi
kegiatan peserta didik pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

LEMBAR OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN PESERTA DIDIK KELAS 5


PADA SAAT PROSES BELAJAR-MENGAJAR BERLANGSUNG

KEGIATAN
NAMA
MENCATAT MENJAWAB
MURID
PELAJARAN BERTANYA PERTANYAAN MENGANTUK
1. SALIM √ - - -
2. SOLEH √ √ √ -
3. MARIAM √ - - -
4. SALMA √ - - -
5. SIDIK - - - √

Har /tanggal observas : .............................................

Berdasarkan observas d atas, guru akan mengetahu peserta d d k yang akt f dan
yang pasif dalam belajarnya.

2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan tekn k untuk mengumpulkan nformas melalu komun kas
langsung dengan responden (orang yang d m nta nformas ), dalam hal n b sa peserta
d d k, orang tua peserta d d k, teman-temannya atau orang la n yang d m nta keterangan
tentang peserta d d k dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara l san yang
dijawab secara lisan pula.

Guru ingin mengetahui informasi dari peserta didik yang sering membolos dari
sekolah. Di sini guru dapat menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan tentang
: identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar peserta
d d k, keadaan ekonom , keg atan sehar -har yang d lakukan mur d, alasan ser ng
membolos, minat bersekolah, jumlah keluarga dan lain-lain.

68 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 68


Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Keleb han wawancara sebaga tekn k pengumpul data, adalah sebaga ber kut.
a. Merupakan tekn k yang pal ng tepat untuk mengungkapkan keadaan pr bad mur d
secara mendalam.
b. Dapat d lakukan terhadap set ap t ngkatan umur.
c. Dapat d selenggarakan serempak dengan observas .
d. D gunakan untuk pelengkap data yang d kumpulkan dengan tekn k la n.

Kelemahan-kelemahannya, d antaranya sebaga ber kut.


a. Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b. Sangat tergantung pada kesed aan kedua belah p hak.
c. Menuntut penguasaan bahasa dar p hak pewawancara.

Dalam b mb ngan dan konsel ng d kenal beberapa macam wawancara, ya tu :

a. Wawancara pengumpulan data (informational interview), merupakan tanya jawab


yang d lakukan antara guru dengan peserta d d k dengan maksud untuk mendapatkan
data atau fakta peserta d d k.
b. Wawancara konsel ng (counseling interview), merupakan d alog antara guru dengan
peserta d d k dengan maksud membantu peserta d d k memecahkan masalah yang
d hadap nya, yang b asanya berfokus pada perubahan s kap dan per laku peserta
d d k.
c. Wawancara d s pl n (diciplinary interview), merupakan suatu proses wawancara yang
dilakukan guru yang ditujukan untuk menegakkan disiplin.
d. Wawancara penempatan (placement interview), adalah wawancara yang d adakan
dengan maksud membantu dalam penempatan d kelas, dalam kelompok, keg atan
eksta kurikuler, latihan, pengerjaan tugas, dll.
Data yang d peroleh dengan menggunakan wawancara hendaknya d batas karena
bers fat nd v dual, maka t dak mungk n mengadakan wawancara dalam waktu terlalu
lama, maka data yang diungkap hendaknya dibatasi pada hal-hal penting saja, diantaranya
: keh dupan pr bad peserta d d k, pengalaman masa lalu, perencanaan masa depan,
keb asaan h dup, keh dupan dalam keluarga, hubungan dengan teman, keg atan sos al,
bakat dan ke st mewaan, masalah dan peny mpangan, serta karakter st k khusus.

Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentas kan has lnya dapat
d buat pedoman wawancara, formatnya dapat d l hat sebaga ber kut.

69 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 69


Nama SD : .....................
Alamat : .....................
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke :
2. Waktu wawancara :
3. Tempat wawancara :
4. Masalah :
5. Responden :
6. Jalannya wawancara:

No. Pertanyaan Deskr ps /Jawaban

7. Kes mpulan wawancara :


.......................................................................................................................... .........
............................................................................................................................. ......
..................................................................................................................................

Pewawancara/Guru,

________________
NIP.

70 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 70


1. Angket.
Angket (kues oner) merupakan alat pengumpul data ( nformas ) melalu komun kas t
dak langsung, ya tu melalu tul san. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berka tan dengan responden
(peserta didik). Angket juga dapat mengungkap data yang cukup luas, hampir semua aspek
dapat d ungkap melalu angket, tetap hanya pengungkapan data yang dasar dan relat f
umum. Keterbatasan angket adalah t dak dapat mengungkap data secara mendalam dan
rahas a.

Data yang dapat d ungkap dengan menggunaka angket berkenaan dengan : dent tas
peserta d d k, keadaan keluarga, l ngkungan sek tar keluarga, r wayat pend d kan,
keadaan dan perkembangan kesehatan, bakat-bakat khusus, pembag an waktu sehar -
hari, kebiasaan (bekerja, belajar, membaca), hobi, penggunaan waktu senggang, cita-cita
lanjutan studi dan pekerjaan, pergaulan dengan teman, kegiatan keorganisasian, pendapat
mur d tentang guru/ sekolahnya, prestas dan keunggulan-keunggulan, hambatan yang
d hadap , dll.

Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :


a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap/ ambigous.
b. Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
c. H ndarkan pemaka an kata-kata yang sul t d paham .
d. H ndarkan pertanyaan-pertanyaan yang t dak perlu.
e. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f. H ndarkan kata-kata yang bers fat negat f dan meny nggung perasaan responden
(peserta d d k).
Contoh angket dapat d l hat sebaga ber kut.

ANGKET MURID

A. Ident tas Mur d.


1. Nama :
2. Jen s Kelam n :
3. Kelas :
4. Tempat Tanggal Lah r :
5. Suku Bangsa :
6. Agama :
7. T nggal Bersama : Orang Tua / Wal
8. Pos s Mur d dalam Keluarga : Anak ke....dar ....orang bersaudara

71 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 71


B. Ident tas Orang Tua.
1. Ayah
a. Nama :
b. Pekerjaan : c.
Pend d kan : d.
Alamat :

2. Ibu
a. Nama :
b. Pekerjaan : c.
Pend d kan : d.
Alamat :

C. Kond s F s k.
1. T ngg Badan :
2. Berat Badan :
3. Penyak t yang Ser ng D der ta:
4. Kond s Badan : Utuh / Cacat

D. C ta-c ta.
1. Setelah Lulus MI :
2. Pekerjaan :

E. Minat Terhadap Mata Pelajaran.


1. Mata Pelajaran yang Paling
D senang :
2. Mata Pelajaran yang Paling
T dak D senang :

But r-but r angket d atas dapat d tambah sesua dengan kebutuhan.

2. Catatan Anekdot.
Catatan Anekdot, ya tu catatan otent k has l observas , yang menggambarkan t ngkah
laku peserta d d k atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot
n b sa menyangkut t ngkah laku seorang peserta d d k atau kelompok.

Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat :

a. Memperoleh pemahaman yang leb h tepat tentang perkembangan peserta d d k.

72 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 72


b. Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku peserta didik.
c. Memudahkan dalam menyesua kan d r dengan kebutuhan peserta d d k.

Catatan anekdot yang ba k mem l k syarat sebaga ber kut :

a) Objektif, ya tu catatan yang d buat secara r nc tentang per laku peserta d d k


Untuk mempertahankan objektivas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.

1) Catatan d buat send r oleh guru.


2) Pencatatan dilakukan segera setelah suatu peristiwa terjadi.
3) Deskr ps dar suatu per st wa d p sahkan dar tafs ran pencatatan send r .
b) Deskriptif, ya tu catatan yang menggambarkan d r peserta d d k secara lengkap
tentang suatu per st wa mengena peserta d d k hendaknya lengkap d serta
dengan latar belakang, percakapan dicatat secara langsung dan kejadian-kejadian
dicatat dengan tersusun sesuai dengan kejadiannya.
c) Selektif ya tu d p l h suatu s tuas yang d catat adalah s tuas yang relevan dengan
tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai dengan situasi dan
keadaan peserta d d k.

Contoh Catatan Anekdot : Guru bermaksud mengobservasi seorang peserta d d k


yang d duga mempunya masalah.

CATATAN ANEKDOT
1. Nama Mur d : And
2. Kelas :5
3. Tanggal Observas : 02 Februar 2009
4. Per st wa :
Pada pukul 07.30, semua peserta d d k kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran
jam pertama. Ketika itu para peserta didik sedang menyimak penjelasan dari guru,
t ba-t ba And masuk kelas, tanpa terleb h dahulu mengetuk p ntu, d a langsung duduk
d bangkunya, paka annya tampak lusuh dan penamp lannya nampak lesu. Pada har
itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya untuk belajar.

Melalu catatan anekdot n , guru akan leb h memaham tentang s kap, keb asaan
atau per laku peserta d d k, seh ngga memudahkannya untuk member kan b mb ngan
kepadanya.

5. Otobiografi (riwayat atau karangan pribadi) dan catatan harian.


Karangan pr bad n merupakan ungkapan pr bad peserta d d k tentang pengalaman
h dupnya, c ta-c tanya, keadaan keluarga, dsb. Karangan pr bad n merupakan cara
untuk memaham keadaan pr bad peserta d d k yang pada umumnya bers fat rahas a.
Otobiografi atau catatan harian merupakan sumber data yang berharga, karena

73 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 73


d susun oleh peserta d d k send r dan mencer takan d r nya, bukan hanya tentang
d r nya send r tetap per st wa-per st wa yang d anggap pent ng oleh peserta d d k
dengan segala ekspresi dan gejolak jiwanya.
Penggunaan otobiografi mempunya beberapa kelemahan. Pertama, seringkali
peserta d d k hanya menul skan per st wa-per st wa yang berart bag peserta d d k
send r tap belum tentu berart untuk guru dalam kepent ngan layanan b mb ngan
dan konsel ng. Kedua, per st wa-per st wa lama ser ngkal banyak yang terlupakan.
Ket ga, ada kecenderungan peserta d d k membuang hal-hal yang kurang sesua
dengan harapan peserta d d k dan menggant nya dengan hal yang sesua . Keempat,
ser ngkal peserta d d k tidak mau memberikan otobiobrafinya untuk dibaca oleh
orang la n.
Menulis otobiografi menuntut ketekunan, kerajinan dan kemahiran dalam membuat
karangan, apalag untuk peserta d d k MI kelas rendah karena mas h terbatas
kemampuan menul snya. Kadang-kadang peserta d d k malas untuk membuat cer tera
yang membuat suatu kesatuan yang menar k. Untuk mereka membuat catatan-
catatan harian yang pendek saja. Itupun berguna untuk kepentingan bimbingan dan
konsel ng.
Penggunaan otobiografi bagi guru, bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan
peserta d d k yang berhubungan dengan m nat atau c ta-c ta dan s kapnya terhadap
keluarga, guru atau sekolah serta berbaga dalam pengalaman h dupnya.

Karangan pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur
dan t dak terstruktur.

1) Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
sebelumnya, sepert : C ta-c taku, keluargaku, teman-temanku, masa kec lku,
l buranku, sekolahku, dsb
2) T dak Terstruktur
D s n peserta d d k d m nta untuk membuat karangan pr bad secara bebas, t dak
d tentukan kerangka karangan sebelumnya.

6. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi
sos al (sal ng pener maan atau penolakan) d antara peserta d d k dalam suatu kelas,
kelompok, keg atan ekstra kur kuler, organ sas kes swaan, dll. Melalu tekn k n guru
dapat mengetahu tentang.
a) Peserta d d k yang populer (banyak d senang teman),
b) Yang ter sol r (t dak d p l h / t dak d senang teman), dan
c) Kl k (kelompok kec l dengan anggota 2-3 orang peserta d d k).

74 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 74


Proses n d dasarkan atas penelaahan terhadap perasaan anggota pr bad seorang
anggota kelompok terhadap anggota la nnya, ya tu d nyatakan dengan p l han yang
d suka dan/atau yang t dak d suka oleh mas ng-mas ng anggotanya dalam satu s tuas
tertentu (belajar, bermain, olah raga).

Kegunaan sos ometr bag guru adalah alat untuk menel t struktur sos al dar suatu
kelompok nd v du (peserta d d k) dengan dasar penelaahan terhadap relas sos al dan
status sos al dar mas ng-mas ng anggota kelompok yang bersangkutan. D samp ng tu, sos
ometr dapat d gunakan untuk :

a) Memperba k hubungan nsan (human relations) d antara anggota-anggota kelompok


tertentu ( peserta d d k d kelas);
b) Menentukan kelompok belajar/ kerja;
c) Menel t kemampuan mem mp n seorang nd v du (peserta d d k) dalam kelompok
tertentu untuk suatu keg atan tertentu.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, kepada para peserta d d k d edarkan sepotong


kertas. Mas ng-mas ng peserta d d k d m nta menul skan nama sorang temannya d kelas,
yang paling ia sukai untuk dijadikan teman sekelompok dalam suatu kegiatan, misalnya
dalam kegiatan kelompok belajar, ekatra kurikuler, karyawisata, mengerjakan suatu tugas.
Nama teman yang diminta dituliskan bisa juga dua, atau tiga, tetapi jangan terlalu banyak
sebab susah menggambarkannya. Nama-nama peserta d d k yang mem l h dan d p l h
dapat d tul skan pada sebuah kertas dan d hubungkan dengan sebuah gar s yang bertanda
panah, arah panah menunjukkan pilihan. Apabila jumlah pilihan lebih dari satu dapat
dibuat dengan warna ballpoint yang berbeda. Gambar keseluruhan pilihan peserta d d k
akan membentuk semacam sarang laba-laba yang d sebut sos ogram.

Dalam sos ogram dapat d l hat peserta d d k mana yang mendapatkan p l han
terbanyak, mana yang kedua dan seterusnya sampa dengan yang t dak mendapat
pilihan sama sekali. Dalam sosiogram juga akan terlihat adanya peserta didik yang saling
mem l h, aatara dua, t ga atau empat orang. P l han dua orang d sebut dengan dyad,
antara t ga orang tryad atau kl k. Mur d yang mendapat p l han pal ng banyak d sebut
dengan b ntang atau star, sedangkan peserta d d k yang t dak ada yang mem l h d sebut
ter solas atau isolated sudent. Ba k b ntang, ter solas atau kl k b asanya mempunya
latar belakang tertentu mengapa berstatus demikian. Penelitian lebih lanjut tentang latar
belakang tersebut pent ng sekal untuk leb h memaham pr bad peserta d d k.

P l han d antara anggota suatu kelompok d pengaruh oleh banyak hal, sela n karena
faktor-faktor potensi, kecakapan, dan keterampilan, juga karena faktor-faktor subjektif
terka t dengan ketampanan-kecant kan, popular tas, kekayaan, dll. Oleh karena tu, guru
perlu berhat -hat dalam menar k kes mpulan dar has l sos ogram, terutama untuk
peserta d d k yang ter solas .

75 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 75


Contoh Sosiometri dibuat dengan jalan meminta kepada setiap peserta didik untuk
menyebutkan dua orang temannya yang paling disukai untuk belajar bersama. Biasanya,
untuk menyatakan p l han tu d sed akan kartu dalam bentuk sebaga ber kut :

KARTU PILIHAN SOSIOMETRI

Tanggal :
Nama :

Teman yang disukai untuk belajar bersama


1
2

TABEL SOSIOMETRI

DIPILIH PEMILIH ANDI BAGUS SIDIK IMA NANDA


ANDI 1 2
BAGUS 1 2
SIDIK 1 2
IMA 1 2
NANDA 1 2
JULMAH NILAI 6 0 4 3 1

Keterangan : p l han pertama bobot 2, p l han kedua bobot 1.


7. Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik
secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pr bad peserta
d d k yang datanya d peroleh dar berbaga p hak, sepert dar set ap guru, orang tua,
dokter atau p hak yang berwenang.

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi peserta didik dengan lebih
menyeluruh, dan membantunya agar peserta d d k dapat mengembangkan d r nya secara
opt mal.

Dalam melaksanakan stud kasus n dapat d tempuh langkah-langkah :

1) Menemukan peserta d d k yang bermasalah. Peserta d d k yang bermasalah sepert


yang prestasi belajarnya sangat rendah dan sering berperilaku menyimpang (nakal),
bertengkar dan membolos. Untuk contoh d s n mungk n guru akan melakukan stud
kasus terhadap peserta d d k, yang bernama Rifqy, karena prestasi belajarnya sangat
rendah.
2) Memperoleh data. Untuk memaham secara lengkap tentang mengapa prestas
R fqy tu sangat rendah, maka guru melakukan pengumpulan nformas atau data
mengena pr bad R fqy. Informas n b sa d peroleh melalu (1) Stud dokumentas ,

76 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 76


ya tu memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert has l tes kecerdasan,
angket dan observas ; atau (2) Pengumpulan data, apab la data yang d peroleh belum
memada . Cara n b sa d tempuh melalu (a) wawancara dengan guru la n, untuk
melacak pendapat mereka tentang pr bad R fqy, (b) Home visit, yaitu kunjungan ke
rumah orang tua R fqy, untuk memperoleh nformas tentang kond s atau keadaan
keluarga R fqy, dan pendapat mereka terutama orang tuanya tentang pr bad R fqy
dan (c) wawancara langsung dengan R fqy.
3) Menganalisis data. Setelah data terkumpul, kemud an guru melakukan anal s s
terhadap semua data yang diperoleh. Langkah analisis ini, terutama ditujukan untuk
menemukan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar
R fqy. Berbaga kemungk nan faktor penyebab tu sepert : (1) Kond s keluarga yang
tidak harmonis, (2) Tingkat kecerdasan rendah, (3) Motivasi belajarnya rendah, (4) Ser
ng sak t-sak tan, (5) Kurang mengetahu pengetahuan atau konsep-konsep dasar dalam
mata pelajaran tertentu.
4) Memberikan layanan bantuan. Apab la berdasarkan anal s s ternyata faktor
penyebabnya itu kurang menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran-
mata pelajaran tertentu seperti : Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia, maka
layanan yang diberikan adalah ”Remedial Teaching”, yaitu pengajaran penyembuhan.
Dalam hal n guru-guru Matemat ka, IPA, IPS dan Bahasa Indones a d m nta untuk
memberikan ”Remedial Teaching”, dengan jalan mengajar kembali kepada Rifqy
tentang konsep-konsep dasar dari setiap mata pelajaran tersebut.

8. Konferensi kasus
Konferens kasus merupaka suatu pertemuan d antara beberapa unsur d sekolah
untuk memb carakan seorang atau beberapa peserta d d k yang mempunya masalah.
Tujuan dari konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta
d d k yang menghadap masalah untuk kemud an mencar cara penyelesa an atau
pemecahan yang pal ng tepat.

Unsur-unsur yang dapat turut berpart s pas dalam konferens kasus dapat terd r
atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar peserta d d k yang menjadi kasus, kepala
sekolah, ps kolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua peserta d d k atau personel
la n yang mengenal dekat peserta d d k ybs.

Konferens kasus dapat d adakan secara ns dental atau rut n (sem nggu, dua
m nggu atau sebulan sekal ) membahas seorang atau beberapa peserta d d k sekal gus.
Keseluruhan proses konferens kasus dapat mel put t ga langkah, ya tu pers apan,
pelaksanaan serta tindak lanjut.

Contoh format konferens kasus :


Nama s swa :

77 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 77


Kelas :
Jen s kelam n :
Us a :

Gejala Data (latar


Perkiraan Alternatif Pelaksana
Masalah/ Belakang
Masalah Pemecahan Bantuan
kesulitan Masalah)

9. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah satu bentuk dari layanan bimbingan
dan konseling. Fungsi utama dari kunjungan rumah adalah membina hubungan baik dan
kerja sama antara guru/ sekolah dengan orang tua peserta d d k, seh ngga akan terb na
sal ng pengert an, kesamaan perseps , s kap dan perlakuan terhadap peserta d d k.
Dengan kunjungan rumah, guru dapat memperoleh data lebih luas dan mendalam tentang
perkembangan peserta d d k, karakter st k, s kap, keb asaan serta akt v tasnya dalam
keluarga dan d l ngkungan masyarakat sek tar, sela n hal-hal yang berkenaan dengan
kond s dan keh dupan keluarganya serta dapat d gal harapan-harapan keluarga tentang
anaknya, rencana dan pers apan yang telah d lakukan, serta hambatan dan masalah-
masalah yang d hadap , dll.

Melalui kunjungan rumah ini, guru dapat membina hubungan baik dengan orang
tua, membangk tkan kepercayaan orang tua kepada guru/ sekolah, member kan
informasi dan penjelasan tentang kebijakan sekolah, memberikan informasi tentang
kemajuan murid di sekolah, serta bertukar pikiran tentang usaha-usaha memperlancar
perkembangan peserta d d k ba k d sekolah maupun d rumah. Apab la d perlukan, guru
dapat member kan beberapa pandangan dan masukan terhadap orang tua baga mana
sebaiknya menghadapi anaknya. Dengan demikian, kunjungan rumah ini mempunyai
manfaat yang leb h dar sekedar pengumpulan data.

Meskipun demikian, keberhasilan kunjungan rumah sangat bergantung pada sikap dan
kemampuan guru dalam menc ptakan hubungan ba k serta membangk tkan kepercayaan
orang tua. Dengan bekal pengetahuan dan kecakapannya dalam lmu mend d k d harapkan
guru mampu menumbuhkan apres as dan kepercayaan dar orang tua.

78 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 78


Interaksi guru dengan orang tua dalam kunjungan rumah lebih banyak dilakukan
melalu d alog verbal, khususnya wawancara. Dalam wawancara n hendaknya
d perhat kan, pertama, h ndarkan kesan bahwa kedatangan guru ke rumah adalah untuk
mencar kesalahan atau kelemahan peserta d d k dalam keluarga, mengguru , menasehat
apalag menyalahkan orang tua. Kedua, c ptakan hubungan ba k, harga kehormatan orang
tua, jangan menanyakan hal-hal pribadi dan bersifat rahasia. Ketiga, dalam mencari cara
memb mb ng peserta d d k hendaknya d dasarkan pada kesamaan pandangan, s kap dan
pem k ran antara guru dengan orang tua, untuk tu guru harus mampu menumbuhkan
kesamaan-kesamaan tersebut.

10. Studi dokumentasi


Tekn k n berusaha untuk memperoleh nformas - nformas yang bers fat dokumen,
dari dokumen-dokumen yang ada. Di sekolah umumnya telah ada sejumlah dokumen
tentang peserta d d k, dokumen tentang hasil atau nilai pelajaran, tentang keadaan dan
latar belakang keluarga, tentang keadaan dan perkembangan pr bad mur d, tentang
akt v tas d sekolah maupun d luar sekolah. Betapapun sederhananya sekolah, dokumen
tentang nilai pelajaran biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau leger pada guru,
buku nduk ataupun rapot. Pada sekolah yang leb h teratur secara adm n strat f biasanya
ada juga dokumen-dokumen tentang keadaan keluarga dan sejumlah data pribadi siswa,
walaupun hanya yang penting-penting saja.

11. Analisis hasil pekerjaan


Dalam hal-hal tertentu, k ta dapat memaham peserta d d k dengan menganal s s
beberapa hasil pekerjaan mereka. Hasil-hasil pekerjaan yang dianalisis dapat berupa
karangan, laporan kunjungan, hasil pengamatan, penelitian, puisi, prosa, ceritera pendek,
lukisan, kerajinan, dll. Dengan memperhatikan hasil pekerjaan mereka, kita dapat melihat
beberapa hal, m salnya m nat, perhat an, pembendaharaan bahasa, log ka, s stemat ka
berfikir, keluasan pengetahuan, wawasan, kreativitas, ekspresi, ketelitian, imajinasi,
kemampuan bahasa, keterampilan, dll. Untuk dapat menganalisis hasil pekerjaan mereka,
sudah tentu d sekolah tersebut terleb h dahulu harus sudah d b na keb asaan membuat
karya, ba k karya lmu pengetahuan, teknolog, bahasa dan sastra, sen maupun pra karya
dan keteramp lan.

79 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 79


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Coba ura kan kegunaan dar tekn k pengumpul data : observas , wawancara dan
angket !
2. Dalam pelaksanaan b mb ngan d sekolah, penggunaan data yang akurat sangat
d perlukan. Kemukakan pengalaman Anda dalam melaksanakan tekn k d atas yang
selama n Anda lakukan dalam hal aspek yang d ungkap, keleb han dan kendala yang
d hadap .
3. Seorang murid kelas VI bernama Fikri, menunjukkan perilaku yang kurang baik,
seperti : (1) terlambat masuk kelas, (2) ngantuk waktu mengikuti pelajaran, (3) sering
tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan (4) prestasi belajarnya rendah.
J ka anda sebaga gurunya, maka perlu berupaya untuk memaham pr bad dan latar
belakang keh dupan dan per laku F kr . Coba anda paham leb h dalam tentang kasus
tersebut dengan menggunakan tekn k pengumpul data yang sesua dan kemud an
anda anal s s has lnya.

RANGKUMAN
1. Tekn k non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang d rancang untuk
memaham pr bad peserta d d k, bers fat kual tat f, t dak menggunakan alat-alat
yang bers fat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang bers fat mengh mpun
atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti
: observas , angket (ques oner), wawancara, sos ometr dan stud dokumentas .
2. Observas ya tu tekn k untuk mengamat suatu keadaan atau t ngkah laku dengan
menggunakan modalitas pengamatan berupa panca indra. Jenis-jenis observasi : sehar
-har , s stemat s, part s pat f dan non part s pat f.
3. Wawancara merupakan tekn k untuk mengumpulkan nformas melalu komun kas
langsung dengan responden (orang yang d m nta nformas ), dalam hal n b sa
peserta d d k, orang tua peserta d d k, teman-temannya atau orang la n yang d m nta
keterangan tentang peserta d d k.
4. Angket merupakan alat pengumpul data ( nformas ) melalu komun kas t dak
langsung, ya tu melalu tul san. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berka tan dengan
responden (peserta d d k).
5. Catatan anekdot adalah ya tu catatan otent k has l observas , yang menggambarkan
tingkah laku peserta didik (seorang atau sekelompok peserta didik) atau kejadian/ per
st wa dalam s tuas yang khusus.
6. Autobiografi merupakan ungkapan pribadi peserta didik yang sifatnya rahasia tentang
pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarganya, dan sebagainya. Tujuannya
adalah untuk leb h memaham keadaan peserta d d k. Jen s terstruktur dan t dak
terstruktur.

80 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 80


7. Sos ometr adalah alat untukmemperoleh nformas tentang hubungan atau nteraks
sos al peserta d d k dalam s tuas tertentu (populer, ter sol r atau kl k).
8. Studi kasus adalah teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara
menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pr bad peserta d d k
yang datanya d peroleh dar berbaga p hak, sepert dar set ap guru, orang tua,
dokter atau p hak yang berwenang. Langkah-langkahnya : menemukan peserta d d k
yang bermasalah, memperoleh data, menganal s s data, serta member kan layanan
bantuan.

81 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 81


TES FORMATIF 3

1. Observasi dalam rangka pengumpulan data mengenai aktivitas belajar peserta didik
d kelas d lakukan pada saat…
a. Sebelum proses belajar-mengajar
b. Selama berlangsungnya proses belajar-mengajar
c. Setelah proses belajar-mengajar
d. Sebelum dan setelah proses belajar-mengajar.

2. Sejak sebulan yang lalu, Pak Ahmad sudah berencana untuk mengamati perilaku siswa
kelas enam dalam mengikuti pelajaran matematika. Maka, beliau sudah menyiapkan
daftar cek dan pedoman yang d butuhkan untuk pelaksanaan observas . Tekn k
observas yang d lakukan oleh Pak Ahmad adalah…
a. Observas sehar -har
b. Observas s stemat s
c. Observas part s pat f
d. Observas non-part s pat f.

3. Bu Musl mah selalu mempers apkan beberapa hal d antaranya ya tu waktu, tempat,
teknik serta tindakan dan ucapan agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan
efekt f. Keg atan yang akan d laksanakan oleh Bu Musl mah adalah…
a. Observas .
b. Wawancara.
c. Pembuatan angket.
d. Pembuatan sos ometr .

4. Yang tidak termasuk petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
adalah…
a. H ndar pemaka an kata-kata yang sul t d paham .
b. H ndar pertanyaan-pertanyaan yang t dak perlu.
c. H ndar kata-kata yang bers fat negat f dan meny nggung responden.
d. H ndar kal mat yang sederhana.

5. Yang tidak termasuk hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan objektivitas
catatan anekdot… adalah
a. Pencatatan d buat send r oleh guru.
b. Deskr ps dar suatu per st wa d p sahkan dar tafs ran pencatatan send r .
c. Pencatatan dilakukan segera sebelum peristiwa terjadi.
d. Pencatatan dilakukan segera setelah peristiwa terjadi.

6. Tujuan penggunaan autobiografi bagi guru adalah…

82 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 82


a. Untuk menggambarkan tingkah laku peserta didik atau kejadian dalam situasi

83 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 83


khusus
b. Untuk mengetahu tentang keadaan peserta d d k yang berhubungan dengan
m nat, s kapnya terhadap keluarga, guru/sekolah dalam pengalaman h dupnya
c. Untuk memperoleh nformas tentang hubungan atau nteraks sos al d antara
peserta d d k
d. Untuk mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara menyeluruh

7. Ber kut n langkah-langkah yang harus d tempuh dalam stud kasus:


1). Memperoleh data
2). Menganal s s data
3). Member kan layanan bantuan
4). Menemukan peserta d d k yang bermasalah
Urutan yang benar adalah….
a. 1,2,3,4
b. 4,1,2,3
c. 4,1,3,2
d. 2,3,4,2

8. D bawah n langkah-langkah dalam mengolah sos ometr :


1) Membuat sos ogram
2) Mengh tung banyaknya pem l h bag set ap peserta d d k
3) Mentabulas peserta d d k dalam matr k atau tabel sos ometr
urutan yang benar adalah….
a. 1,2,3
b. 2,3,1
c. 3,2,1
d. 3,1,2

9. Memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert tes kecerdasan, angket dan
observas d sebut….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home v s t
d. Menganal s s data

10. Seorang guru berkunjung ke rumah orangtua peserta d d k guna memperoleh


nformas tentang kond s peserta d d k tersebut. Keg atan yang d lakukan oleh guru
tersebut alah….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home v s t

84 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 84


d. Menganal s s data

85 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 85


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

86 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 86


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. B
3. D
4. A
5. B
6. D
7. B
8. D
9. C
10. B

TES FORMATIF 2
1. D
2. C
3. D
4. B
5. A
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D

TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. D
5. C
6. D
7. B
8. C
9. A
10. C

87 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 87


86 Bimbingana dan Konseling
3
BAHAN BELAJAR MANDIRI

BIMBINGAN DAN
KONSELING PRIBADI
SOSIAL

Bimbingana dan Konseling 87


Bimbingana dan Konseling 91
88 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 92


BIMBINGAN DAN KONSELING
PRIBADI SOSIAL

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
B mb ngan dan Konsel ng Pr bad Sos al. Pembahasan akan d fokuskan pada makna
bimbingan dan konseling pribadi sosial; tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial;
serta strateg dan tekn k b mb ngan dan konsel ng pr bad sos al

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian b mb ngan dan konsel ng pr bad
sos al.
2. Menyebutkan tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan dan konseling pribadi sosial

RUANG LINGKUP MATERI


1. Pengert an b mb ngan dan konsel ng pr bad sos al.
2. Tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Strateg dan tekn k b mb ngan dan konsel ng pr bad sos al

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut:

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 93


Bimbingana dan Konseling 94
90 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 95


1

MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING


PRIBADI-SOSIAL

1. Konsep Dasar Bimbingan dan konseling Pribadi-Sosial


Pada bahasan awal telah d kemukakan bahwa yang d maksud dengan B mb ngan dan
konsel ng adalah suatu proses usaha yang d ber kan konselor/ guru untuk memfas l tas /
membantukonsel / nd v du/mur dagarmampumengembangkanpotensiataumengatas
masalah. Potens atau masalah tersebut dapat d kelompokkan ke dalam empat area/
wilayah garapan Bimbingan dan Konseling, yaitu : Pribadi, sosial, akademik (belajar) dan
kar r. Secara berturut-turut dan mendalam keempat area tersebut akan d bahas secara
medalam. Dalam Bahan Belajar Mandiri 3 ini, akan dibahas secara mendalam mengenai
B mb ngan Pr bad Sos al.

Bantuan dalam b mb ngan adalah proses bantuan yang s fatnya memand r kan mur d.
M salnya bantuan yang d ber kan kepada seorang mur d yang belum dapat menyeberang
jalan raya. Pertama kali bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan membantu dia
menyeberang, tetap ber kutnya d ber kan pengetahuan/ keteramp lan mel hat ke kanan
kiri manakala mau menyeberang, jangan lari sekaligus sampai akhirnya murid tersebut
dapat menyeberang jalan raya sendiri dengan selamat.

Berka tan dengan b mb ngan pr bad sos al, pada nt nya adalah membentuk pr bad
yang matang dan mand r para mur d, dengan karakter st k sebaga ber kut :

− Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya
send r akan potens yang d m l knya serta permasalahan yang d hadap nya. M salnya
saja dapat diajukan kepada murid pertanyaan siapa saya (who am I). Tentu saja
jawabannya di sekedar nama, usia, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan, urutan
kelahiran, tetapi lebih jauh jawabannya apakah saya termasuk murid yang pintar,
sedang-sedang saja atau kurang (potensi intelegensi), apakah bakat saya ( bahasa,
h tungan, menggambar, baca pu s , menyany , dll), baga mana kepr bad an saya
(pemaaf, pemarah, per ang, derwaman, suka menolong, ego s, dan la n sebaga nya).
− Penerimaan diri (self acceptance - Qona’ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat
mener ma d r apa adanya potens -potens dan anugerah dar Allah, ba k tu yang

Bimbingana dan Konseling 96


sesua dengan harapan mur d tersebut ataupun t dak (perbedaan antara deal self
dengan actual self). M salnya, seorang mur d lak -lak mener ma kond s d r nya yang
t dak ganteng, kul tnya h tam, rambutnya ker t ng, karena d ber kan b mb ngan pr bad
sos al bahwa dalam d r nya ada keleb han yang d m l k nya d band ngkan dengan
mur d-mur d la nnya, m salnya d a seorang mur d yang cerdas atau panda bergaul dan
la n-la n. Setelah dapat mener ma d r nya, maka mur d tersebut akan mampu
mengarahkan d r nya (self d rect on) untuk akh rnya mampu untuk memperba k dan
mengembangkan d r nya (self mprovement). Pada akh rnya mur d tersebut dapat
menyesuaikan diri (self adjustment) baik dengan dirinya maupun dengan tuntutan
l ngkungan sos alnya.

Pembahasan mengena pr bad pun, dapat d l hat t dak hanya dar self tetap dar
mur d sebaga nd v du (person). Mur d sebaga person dapat d l hat dar pendekatan
teoritis ya tu apab la d l hat dar teor yang d kemukakan oleh Er kson yang menekankan
pada pendekatan ps kosos al pada per laku mur d. Sedangkan teor P aget dan Kohlberg,
mel hat perkembangan kogn t f dan moral mur d (d bahas mengena masalah equ l br um/
kese mbangan, ntelegens , skema pengetahuan mur d).

Murid juga dapat dilihat dari fase kritis dalam rentang kehidupan individu. Misalnya
:

− kemapanan pada kelekatan pr mer (ketergantungan dan kepercayaan) dalam


hubungan dua arah antara anak dengan orang tua (trust vs mistrust).
− Membedakan d r dengan n la -la yang ada dalam s stem keluarga seh ngga
memungk nkan munculnya permasalahan kemand r an vs malu-malu dan ragu pada
d r mur d (autonomy vs shame and doubt), ns at f vs rasa bersalah yang sangat
mendalam (intiative vs guilt)
− Definisi pribadi (self) dalam system soc al sekunder atau l ngkungan sekolah dan
teman sebaga yang memungk nkan mur d menghas l sustu kreat v tas, apab la
sebal knya maka akan t mbul rasa rendah d r (industry vs inferiority). Pembahasan
secara mendalam mengena teor -teor perkembangan nd v du sudah Anda dapatkan
pada mata kul ah Perkembangan Peserta D d k.

Murid MI/SD tidak hanya dilihat sebagai pribadi, tetapi juga sebagai makhluk social,
artinya sekolah sebagai lingkungan sekunder bagi murid akan memungkinan terjadinya
berbaga trans s antar pr bad . Melalu proses sos al sas , mur d-mur d akan berada
dalam satu l ngkungan yang baru, ba k tu dengan teman sebayanya atau guru-gurunya.
Dalam lingkungan ini, akan terjadi proses saling mewarnai, saling identifikasi dan saling
mempengaruh antara mur d yang satu dengan yang la nnya atau antara mur d dengan
gurunya.

Sebaga makhluk sos al, mur d memerlukan orang la n untuk bersama-sama (sharing),

92 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 92


untuk member perhat an (attention) dan untuk mendengar keluhan atau pandangan
orang la n (responsivity). Selain itu, murid mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi yaitu
dorongan yang mencakup kebutuhan atau dorongan untuk set a kawan, berpart s pas
dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan
baru, mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab
dengan kawan, menul s pengalaman persahabatan, dsb.

Departemen Kesehatan (2005: www.depkes.com), mengemukakan pengert an st lah


pribadi sosial, yaitu setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu, baik yang
bers fat ps kolog s maupun sos al yang mempunya pengaruh t mbal bal k terhadap
individu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Chaplin (2000: 406) menyatakan bahwa
pr bad sos al adalah sesuatu yang d gunakan dengan menyangkut relas sos al yang
mencakup faktor-faktor ps kolog . Drever (1998 : 447) menegaskan dengan menyatakan
sesuatu yang d gunakan dengan menyangkut hubungan sos al, seh ngga hubungan-
hubungan ini ditentukan oleh lingkungan fisik.

Sejalan dengan pengertian bimbingan dan konseling yang telah dikemukan dalam BBM
1, maka Nurihsan (2002: 21) menyatakan dengan jelas bahwa “ bimbingan dan konseling
pr bad -sos al adalah b mb ngan dan konsel ng untuk membantu nd v du (mur d) dalam
memecahkan persoalan pr bad -sos al”. Leb h ter nc d kemukakan pengert an b mb ngan
dan konsel ng pr bad sos al adalah layanan b mb ngan dan konsel ng untuk membantu mur
d agar menemukan dan mengembangkan pr bad yang ber man dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani serta mampu
mengenal dengan ba k dan ber nteraks dengan l ngkungan sos alnya secara
bertanggung jawab.

B mb ngan dan konsel ng pr bad - sos al d arahkan untuk memantapkan kepr bad an
dan mengembangkan kemampuan nd v du dalam menangan masalah-masalah d r nya.
B mb ngan n merupakan layanan yang mengarah pada pencapa an pr bad yang se mbang
dengan memperhat kan keun kan karakter st k pr bad serta ragam permasalahan yang
d alam oleh mur d, dengan mempert mbangkan n la (value), keteramp lan pengamb lan
keputusan untuk penyesua an sos al yang memada sebaga suatu keteramp lan h dup
(life skills).

2. Karakteristik Pribadi-Sosial Murid MI/ SD


Secara kronolog s, mur d sekolah dasar berus a enam sampa dengan t ga belas tahun.
Pada masa n , anak mula keluar dar l ngkungan pertama ya tu keluarga dan mula
memasuk l ngkungan kedua ya tu sekolah. Permulaan masa anak-anak d tanda dengan
masuknya mereka ke kelas 1 (satu) MI/SD.

Ada tiga ciri utama pada masa ini yang menunjukkah perbedaan dengan masa
sebelumnya (Hurlock, 1980 : 149-199) :

93 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 93


a. Dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan yang
membutuhkan keteramp lan otot-otot.
b. Dorongan anak untuk keluar dar l ngkungan rumah dan masuk ke dalam kelompok
teman sebaya (peer group).
c. Doronganmental untukmematuh dun a konsep-konsep log ka,s mbol dan komun kas
secara dewasa.

Pada masa ini, penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti masa sebelum sekolah. Akan tetapi, menjadi tanggung
jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-teman sebayanya.

Berikut dikemukakan beberapa aspek psiko-fisik anak usia MI/SD :

a. Keadaan fisik dan keterampilan.


Setelah anak berusia enam tahun, pertumbuhan fisik menjadi agak lambat tetapi
keseimbangan relatif berkembang baik. Anak dapat mejaga keseimbangan badannya,
sehingga anak senang berjalan di atas benteng atau pagar. Penguasaan badan seperti
jongkok, melakukan latihan-latihan senam, serta berbagai aktivitas olah raga berkembang
pada masa anak-anak sekolah. Pada masa n berkembang pula koord nas mata-tangan
yang d perlukan untuk memb d k, menendang, melempar dan menangkap. Hurlock (l980
: 4) mengemukakan empat kategor keteramp lan yang d m l k anak-anak pada us a MI/
SD n , ya tu :

1) Keteramp lan menolong d r send r , sepert : makan, berpaka an, mand , dan
berdandan send r secepat orang dewasa.
2) Keteramp lan menolong orang la n, sepert d rumah anak membantu merap hkan
tempat t dur atau members hkan lanta , d sekolah anak members hkan papan
tulis, dan pada kelompok sebaya anak sudah membantu temannya yang jatuh.
3) Keteramp lan sekolah, sepert d sekolah anak mengembangkan beberapa
keteramp lan yang d perlukan untuk menul s, menggambar, membentuk,
mewarnai, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan yang menggunakan berbagai
alat.
4) Keteramp lan berma n. Pada kategor n , dapat d amat anak yang leb h besar
sudah mulai belajar keterampilan melempar dan menangkap bola, naik sepeda,
sepatu roda bahkan berenang.

Lebih jauh Hurlock (1980 : 149) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi jumlah dan jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak
yang berasal dar keluarga dengan stuatus sos al ekonom atas, pada umumnya mempunya
keteramp lan yang leb h sed k t dar pada anak-anak yang berasal dar keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Jenis keterampilan yang dipelajari anak dari keluarga
dengan status sos al ekonom rendah cenderung berpusat pada keteramp lan menolong

94 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 94


d r send r dan orang la n, tetap anak yang berasal dar dar keluarga dengan status
sos al ekonom atas cenderung terpusat pada keteramp lan berma n.

Memperhat kan adanya perbedaan penguasaan keteramp lan yang d pengaruh


oleh latar belakang sos al ekonom keluarga, maka tugas sekolah adalah t dak hanya
memberikan sejumlah keterampilan yang sama bagi anak. Pada saat memberikan
permainan hendaknya diidentifikasi terlebih dahulu jenis dan jumlah penguasaan
keteramp lan anak pada saat mau memasuk lembaga sekolah. B la hal n d lakukan,
usaha untuk mendorong kemampuan sos al pada d r anak yang d lakukan oleh sekolah,
relat f leb h mudah pencapa annya.

b. Kemampuan bahasa.
Memasuk us a sekolah, kemampuan berbahasa anak merupakan salah satu sarana
dalam memperluas l ngkungan sos al anak. Dengan meluasnya cakrawala sos al anak, anak
akan menemukan bahasa atau berb cara merupakan sarana pent ng untuk memperoleh
tempat atau kelompok. Lebih dari pada itu, anak juga mengetahui bahwa komunikasi
adalah kemampuan d r untuk mengert apa yang d katakan oleh orang la n, t dak
saja menyulitkan berkomunikasi dengan orang lain tetapi lebih pada anak cenderung
mengatakan sesuatu yang sama sekal t dak berhubungan dengan apa yang d b carakan
teman-temannya, seh ngga a t dak d ter ma oleh teman-temannya.

Pada masaus a sekolah n sudah menggunakan kosa kata rahas a dalam berkomun kas
dengan sahabatnya. Kata rahas a dapat berbentuk tul san, terd r dar kode-kode yang
berbentuk lambang atau penggant huruf; l san, terd r dar kata-kata yang d rusak; atau
kinetik, terdiri dari isyarat dan penggunaan jari-jari untuk mengkomunikasikan kata- kata.
Penggunaan kosa kata rahas a d mula pada saat anak memasuk kelas 3 (t ga) dan
penggunaan kosa kata n mencapa puncaknya beberapa saat sebelum masa puber.

c. Keadaan emosi
Pada masa n , anak sudah mem l k dorongan untuk mengendal kan emos nya.
Ket ka ber nteraks dengan kelompok sebaya anak memaham bahwa ledakan emos
yang kurang ba k, t dak dapat d ter ma oleh teman-temannya. Pada umumnya keadaan
emos anak cenderung leb h tenang sampa datangnya masa puber. Ketenangan emos nya
tu d sebabkan oleh beberapa hal, ya tu : pertama, peranan yang harus d lakukan anak
yang lebih besar sudah terumuskan dengan jelas, dan anak sudah mengetahui bagaimana
melaksanakannya. Kedua, perma nan dan olah raga merupakan bentuk penyaluran
emos yang tertahan. Ket ga, men ngkatkan keteramp lan anak yang d perlukan untuk
menyelesa kan berbaga macam tugas.

95 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 95


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Menyebutkan dengan kata-kata sendiri definisi bimbingan pribadi sosial !


2. Dalam rangka murid-murid yang diajar di kelas Bapak/ Ibu dapat memahami dirinya,
maka set ap mur d d m nta untuk menul skan kekuatan/ keleb han serta kekurangan/
kelemahan baik fisik maupun psikhis yang dimilikinya dalam tabel berikut :

Kekuatan/ kelebihan Kekurangan/ kelemahan


- -
- -
- -

kemud an setelah tabel tersebut ter s , maka memb carakannya dengan t ga orang
mur d la nnya. Baga mana komentar teman-temannya, sesua atau t dak ?
3. Baga mana keterka tan antara masalah pr bad dan sos al, seh ngga memerlukan
b mb ngan pr bad sos al dan baga mana kedudukan b mb ngan pr bad soc al dalam
keseluruhan penyelenggaraan b mb ngan dan konsel ng d sekolah ?

RANGKUMAN
1. B mb ngan dan konsel ng pr bad sos al merupakan salah satu bag an ntergral dalam
penyelenggaraan b mb ngan dan konsel ng d MI/SD. B mb ngan dan konsel ng
pr bad sos al adalah layanan untuk membantu nd v du (mur d) dalam memecahkan
persoalan pr bad -sos al.
2. Esens b mb ngan pr bad sos al adalah membantu mur d untuk mengembangkan
potens d r serta mengatas masalah, ba k masalah pr bad maupun sos al, seh ngga
dapat tercapa memaham d r (self understanding), mener ma d r (self acceptance -
Qona’ah), memperba k d r (self improvement), mengarahkan d r nya (self direction)
serta akh rnya mur d dapar menyesua kan d r (self adjustment).
3. Murid MI/SD mempunyai dorongan (masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan,
keluar dar l ngkungan rumah dan masuk ke dalam l ngkungan teman sebaya serta
mematuh konsep-konsep log ka) dan karakter st k yang khas dalam pr bad -sos alnya
yang terlihat dalam keadaan fisik dan keterampilan (menolong diri sendiri, menolong
orang la n, sekolah, berma n), kemampuan bahasa, keadaan emos , serta s kap dan
per laku moral.

96 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 96


d. Sikap dan perilaku moral.
Pada saat anak menyadar d r nya sebaga bag an dar suatu kelompok, maka saat
tu pula anak mula menyadar aturan-aturan per laku yang boleh, harus, atau d larang
d lakukan d r nya dalam kelompok. Hal n d karenakan pada masa n anak mula
memperh tungkan s tuas khusus mengena pelanggaran moral yang benar dan salah.
Dalam hal ini Piaget (Hurlock, 1980 : 163) lebih jauh mengemukakan bahwa pada masa ini
anak mulai menggantikan moral yang kaku menjadi relativisme. Misalnya, bagi anak yang
berus a l ma tahun berbohong selalu buruk, sedangkan bag anak yang leb h besar sadar
bahwa dalam beberapa s tuas , berbohong d benarkan, karena tu berbohong t dak selalu
buruk. Dengan dem k an, apab la kelompok sos al mener ma peraturan-peraturan yang
sesua bag anggota kelompok, d r nya harus menyesua kan dengan peraturan agar terh
ndar dar penolakan dan celaan kelompok.

Memperhatikan kode moral yang dimiliki individu menunjukkan pada pengaruh


standar moral kelompok di mana individu mengidentifikasikan dirinya sangat besar.
Hal n menuntut sekolah untuk member kan perhat an yang leb h besar. Pend d kan
mengena benar dan salah seyogyanya menekankan alasan mengapa per laku tertentu
diterima dan mengapa pola perilaku lainnya tidak diterima. Lebih jauh lagi, penekanan
benar dan salah adalah untuk membantu anak memperluas konsep yang leb h luas, dan
leb h abstrak. In berart bahwa p hak guru dan orang tua harus memperlakukan secara
konsisten, sehingga setiap yang benar hari ini, besok juga dan lusapun masih tetap benar.
Perbuatan yang salah harus mendapatkan hukuman yang sama apab la perbuatan tu
setiap kali diulang dan perbuatan yang benar harus mendapat ganjaran yang sama.

97 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 97


TES FORMATIF 1

1. Konsep dasar b mb ngan dan konsel ng secara umum adalah suatu proses usaha yang
d ber kan konselor/ guru untuk membantu mur d agar mampu :
a. Menyelesa kan masalahnya atas nasehat guru
b. Mengembangkan potens dan mengatas masalahnya
c. Mempunyai prestasi belajar yang cemerlang
d. Na k kelas set ap tahun

2. Bantuan dalam b mb ngan mempunya s fat :


a. Mengembangkan
b. Memecahkan masalah
c. Membantu mur d
d. Memand r kan

3. Contoh bantuan yang memand r kan kepada mur d MI/ SD adalah :


a. Selalu membantu murid untuk menyeberang jalan raya
b. Menuntun murid untuk menyeberang jalan raya
c. Memberikan berbagai keterampilan agar murid dapat menyeberang jalan raya
send r
d. Membiarkan murid menyeberang jalan raya sendiri

4. B mb ngan pr bad -sos al, pada nt nya adalah membentuk pr bad yang matang
dengan rangka an self sebaga ber kut :
a. Self understand ng – self acceptance – self d rect on – self mprovement – self
adjusment
b. self adjusment – self improvement - self understanding - self direction - self
acceptance
c. self acceptance - self direction - self adjusment - self improvement - self
understand ng
d. Self understanding - self acceptance - self improvement - self adjusment - self
d rect on

5. Ahl ps kolog yang mengemukakan masalah ps kosos al mur d adalah :


a. Kohlberg
b. P aget
c. Er kson
d. S gmund Freud

6. Ber kut d kemukakan pengert an b mb ngan pr bad sos al adalah layanan untuk
membantu mur d agar, kecual :

98 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 98


a. Menyesuaikan antara kebiasaan belajar dengan pilihan karirnya
b. Mengembangkan pr bad yang ber man dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
c. Mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani
d. Berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara bertanggung jawab

7. Dorongan anak menurut pendapat Hurlock adalah sebaga ber kut, kecual :
a. Dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan.
b. Dorongan anak untuk keluar dar l ngkungan rumah masuk ke dalam kelompok
teman sebaya.
c. Dorongan mental untuk mematuh konsep log ka.
d. Dorongan untuk melakukan aktivitas fisik.

8. Mur d SD/ MI set ap pag secara berg l ran bertugas untuk members hkan kelasnya mas
ng-mas ng. Keg atan tersebut termasuk ke dalam pengembangan keteramp lan
a. Menolong d r send r
b. Menolong orang la n
c. Sekolah
d. Berma n

9. Pada masa MI/SD n , mur d mula senang menggunakan kosa kata rahas a dengan
sahabatnya dalam bentuk kode-kode yang berupa lambang atau penggant huruf.
Kosa kata rahas a tersebut termasuk ke dalam :
a. Tul san
b. L san
c. K net k
d. Gerakan

10. Menurut Anda, perilaku mana yang menunjukkan seorang murid mempunyai perilaku
moral yang ba k :
a. Mencontek pada waktu ulangan karena t dak menghapal
b. Mengerjakan PR di sekolah karena di rumah main game saja.
c. Terlambat datang ke sekolah karena membantu pekerjaan di rumah dulu
d. R but d kelas karena t dak ada guru.

99 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 99


Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

100 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 100


2

TUJUAN DAN RAGAM MASALAH BIMBINGAN


DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial


Pada BBM 1, telah dikemukakan mengenai tujuan bimbingan dan konseling secara
umum. Bahasan k ta secara mendalam dalam BBM n adalah tentang b mb ngan dan
konsel ng pr bad -sos al, ber kut d kemukakan tujuan BK pr bad -sos al agar peserta
d d k (mur d) dapat:

a. Mem l k kom tmen yang kuatdalam mengamalkan n la -n la ke manandan ketaqwaan


kepada Tuhan Yang Maha Esa, ba k dalam keh dupan pr bad , keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
b. Mem l k s kap tolerans terhadap umat beragama la n, dengan sal ng menghormat
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang t dak menyenangkan (mus bah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Mem l k s kap pos t f atau respek terhadap d r send r dan orang la n.
f. Mem l k kemampuan untuk melakukan p l han secara sehat
g. Bers kap respek terhadap orang la n, menghormat atau mengharga orang la n, t dak
melecehkan martabat atau harga d r nya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
. Mem l k kemampuan ber nteraks sos al (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau s laturah m dengan
sesama manus a.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam d r send r ) maupun dengan orang la n..
k. Mem l k kemampuan untuk mengamb l keputusan secara efekt f.

101 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 101


Dalam aspek perkembangan pribadi sosial, layanan b mb ngan membantu mur d
agar dapat:

a. Mem l k pemahaman d r

b. Mengembangkan s kap pos t f


c. Membuat p l han keg atan secara sehat
d. Mampu mengharga orang la n
e. Memiliki rasa tanggung jawab
f. Mengembangkan keteramp lan hubungan antar pr bad
g. Menyelesa kan masalah
h. Membuat keputusan secara ba k.

Memperhatikan uraian mengenai tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan


konsel ng d MI/SD, dapat d kemukakan pelaksanaan b mb ngan d MI/SD dapat d l hat
m n mal dar dua p hak, ya tu :

a. P hak s swa
Berdasarkan kemampuan yang d m l k nya, d harapkan para s swa mampu mencapa
:

1) Kebahag aan h dup pr bad d dun a dan akh rat kelak;


2) Pen ngkatan pemahaman kesadaran terhadap d r send r dan l ngkungannya
yang mel put sekolah, keluarga dan masyarakat luas;
3) Pengembangan kemampuan dan kual tas d r sebaga nsan pr bad , sos al, dan
nsan c ptaan Allah; dan
4) Pen ngkatan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah keh dupannya.

b. P hak guru
Pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI/SD d harapkan para guru mampu
mencapa :

1. Pengembangan keharmonisan di dalam melaksanakan program belajar


mengajar;
2. Keselarasan kerja sama dengan, terutama dengan mereka yang memiliki masalah
pr bad ;
3. Kerja sama yang lebih intensif dengan orang tua murid dan masyarakat luas pada
umumnya.

Asos as B mb ngan dan Konsel ng Indones a (ABKIN) sebaga organ sas profes
konselor/ guru BK mengemukakan Standar Kompetens Kemand r an untuk mur d MI/ SD,
sebaga ber kut :

102 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 102


NO TUGAS PERKEMBANGAN PENGENALAN AKOMODASI TINDAKAN
1 Landasan h dup rel g us Mengenal ben-tuk- Tertar k pada Melakukan ben-
bentuk dan tata cara dan tujuan tuk-bentuk ba-dah
badah sehar -har badah sehar -har
2 Landasan per laku et s Mengenal patok-an Mengharga Meng kut atur-an-
ba k-buruk atau aturan-aturan aturan yang berlaku
benar-salah dalam yang berlaku dalam l ngkungannya
berper -laku dalam keh -
dupan sehar -
har
3 Kematangan emos onal Mengenal pera-saan Memaham Mengekspres kan
d r send r dan perasaan- perasaan secara
orang la n perasaan d r dan wajar
orang la n
4 Kematangan ntelektual Mengenal kon-sep- Menyenang Mel batkan d r
konsep dasar lmu berbaga akt - dalam berbaga
pengetahu-an dan v tas per laku akt v tas per laku
perilaku belajar belajar belajar
5 Kesadaran tanggung jawab Mengenal hak Memaham hak Ber nteraks de-
sos al dan kewajiban dan ke-wajiban ngan orang la n
d r send r da- d r dan orang dalam suasana
lam l ngkungan la n dalam l ng- persahabatan
keh dupan seha-r - kungan keh -
har dupan sehar -
har
6 Peran sos al sebaga pr a Mengenal d r Mener ma atau Berper laku se-
atau wan ta (kesadaran sebaga lak -lak atau menghar-ga d r sua denan peran
gender) perempuan seba-ga lak -lak sebaga lak -lak atau
atau perem-puan perempuan
7 Pener maan d r dan Mengenal keber- Mener ma Menamp lkan
pengembangannya adaan d r dalam ke-adaan d r se- per laku sesua
l ngkungan dekatnya baga bag an dar l dengan keber-
ngkung-an adaan d r dalam
l ngkungannya
8 Kemand r an per laku Mengenal per la- Memaham Menamp lkan
ekonom s (per laku ku hemat, ulet, per laku he-mat, per laku hemat, ulet,
kew rausahaan) sungguh-sung-guh, ulet, sungguh- sungguh-sungguh,
dan kompe-t t f sungguh, dan dan kompetet f
dalam keh -dupan kompetet f dalam dalam keh dupan
sehar -har d keh -dupan seha-r -har d l ng-
l ngkungan dekatnya sehar -har d kungan dekatnya
l ng-kungan de-
katnya
9 Wawasan pers apan kar r Mengenal ragam Mengharga Mengekspres kan
pekerjaan dan akt ragam peker-jaan ragam pekerjaan dan
v tas orang dalam l dan akt -v tas akt v tas orang dalam
ngkung-an keh orang sebaga l ngkungan keh -
dupan hal yang sal ng dupan
bergantung

103 Bimbingana dan Konseling


Bimbingana dan Konseling 103

104 Bimbingana dan Konseling


10 Kematangan hubungan Mengenal norma- Mengharga Menjalin persa-
dengan teman sebaya norma dalam norma-norma habatan dengan
ber nter-aks dengan yang dijun-jung teman sebaya atas
tem-an sebaya t ngg dalam dasar norma yang
men-jalin dijunjung tinggi
persaha-batan bersama
dengan teman
sebaya
11 Pers apan d r untuk - - -
pern kahan dan h dup
berkeluarga

2. Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial Peserta Didik


Secara umum, masalah yang terh mpun dalam persoalan pr bad -sos al mel put
masalah hubungan nteraks dengan orang la n (orang tua, saudara, teman, guru dan
masyarakat d l ngkungan nd v du), masalah pengaturan d r ba k dalam b dang
kerohanian, perawatan diri (jasmani dan rohani), penyelesaian konflik dan sebagainya.

Secara ter nc , peserta d d k (mur d) dalam l ngkup persekolahan pada umumnya


menghadap permasalahan pr bad -sos al sebaga ber kut :

a. Pemantapan s kap dan keb asaan serta pengembangan wawasan dalam ber man dan
bertaqwa kepada Alloh SWT.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan d r dan pengembangannya untuk
keg atan yang leb h kreat f, produkt f, dan normat f ba k dalam kesehar an maupun
untuk peran d masa yang akan datang.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan m nat pr bad dan penyaluran dan
pengembangannya pada/melalu keg atan yang kreat f dan normat f dan produkt f.
d. Pemantapan tentang kelemahan d r dan usaha penanggunlanggannya.
e. Pemantapan kemampuan pengamb lan keputusan.
f. Pemantapan kemampuan mengarahkan d r sesua dengan keputusan yang telah
d amb l.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat jasmani dan
rohan .
h. Pemantapan kemampuan berkomun kas .
. Pemantapan kemampuan mener ma dan menyampa kan argumentas secara d nam s,
kreat f, normat f dan produkt f.
j. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan penuh
tanggung jawab.
k. Pemantapan hubungan yang d nam s dan harmon s dengan teman sebaya, orang tua,
dan msyarakat sek tar.
l. Or entas tentang keh dupan berkeluarga.

Permasalahan yang dikemukakan di atas belum diklasifikasikan ke dalam masalah

105 Bimbingana dan Konseling


pribadi dan sosial. Apabila dirinci lebih lanjut, maka permasalahan yang dihadapi adalah
sebaga ber kut :

Masalah-masalah yang berka tan dengan b dang pr bad :

a. Ketakwaan kepada Allah SWT, mencakup :


1) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
2) Kurang memaham bahwa agama sebaga pedoman h dup;
3) Kurang mem l k kesadaran bahwa set ap perbuatan manus a d awas oleh
Tuhan;
4) Mas h merasa malas untuk melaksanakan shalat;
5) Kurang mem l k kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

b. Perolehan s stem n la , mel put :


1) Mas h mem l k keb asaan berbohong;
2) Mas h mem l k keb asaan mencontek;
3) Kurang berd s pl n (khususnya memel hara kebers han).

c. Kemand r an emos onal, mel put :


1) Belum mampu membebaskan d r dar perasaan atau per laku kekanak-kanakan;
2) Belum mampu menghormat orang tua atau orang la n secara khlas.
3) Mas h kurang mampu menghadap atau mengatas s tuas frustras (stress) secara
pos t f.

d. Pengembangan keteramp lan ntelektual, mel put :


1) Mas h kurang mampu mengamb l keputusan berdasarkan pert mbangan yang
matang;
2) Mas h suka melakukan sesuatu tanpa mempert mbangkan ba k-buruknya, untuk-
rug nya.

e. Mener ma d r dan mengembangkan secara efekt f, mel put :


1) Kurang merasa bangga dengan keadaan d r send r ;
2) Merasa rendah d r , apab la bergaul dengan orang la n yang mempunya keleb han
(sepert teman yang leb h cant k/ cakep)

Masalah-masalah yang berka tan dengan b dang sos al :

a. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :


1) Kurang menyenang kr t kan orang la n;
2) Kurang memaham tata karma (et ka) pergaulan;

105 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 105


3) Kurang berpart s pas dalam keg atan sos al, ba k d sekolah maupun d

106 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 106


masyarakat.

b. Mencapa hubungan yang leb h matang dengan teman sebaya, mel put :
1) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
2) Merasa t dak senang kepada teman yang suka mengkr t k.

c. Mempers apkan pern kahan dan h dup berkeluarga, mel put :


1) S kap yang kurang pos t f terhadap pern kahan;
2) S kap yang kurang pos t f terhadap h dup berkeluarga.

Ragam permasalahan tersebut apab la d kelompokkan ke dalam pencapa an tugas


perkembangan dan standar kompetens kemand r an mur d sebaga ber kut :

1. Landasan hidup religius, mengangkut masalah sholat dan berdoa, belajar agama,
ke manan serta akt v tas beragama.
2. Landasan perilaku etis, menyangkut masalah jujur, hormat kepada orang tua, sikap
sopan dan santun, serta ketert bandan kepatuhan.
3. Kematangan emosional, mengangkut masalah kebebasan dalam mengemukakan
pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi serta kemampuan menjaga stabilitas emos
.
4. Kematangan intelektual, mengangkut masalah s kap kr t s, s kap ras onal,
Kemampuan membela hak pr bad serta kemampuan men la .
5. Kesadaran tanggung jawab, mengangkut masalah mawas diri, tanggung jawab atas
t ndakan pr bad , part s pas pada l ngkungan serta d s pl n.
6. Peran sosial sebagai pria atau wanita, mengangkut masalah perbedaan pokok
antara laki-laki dan perempuan, peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, tingkah laku
dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin, serta cita-cita sesuai jenis kelamin.
7. Penerimaan diri dan pengembangannya, mengangkut masalah kondisi fisik,
kond s mental, pengembangan c ta-c ta, serta pengembangan pr bad .
8. Kemandirian perilaku ekonomis, mengangkut masalah upaya menghas lkan uang,
sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, serta tidak mengharap pemberian
orang.
9. Wawasan persiapan karir , mengangkut masalah pemahaman jenis pekerjaan.
Kesungguhan belajar, upaya memahami keahlian serta perencanaan karir).
10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya, mengangkut masalah pemahaman
tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, serta kemampuan
hubungan sos al.
11. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Untuk mur d MI/SD
belum d bahas masalah-masalah yang tercakup dalam po n n

Has l penel t an Pray tno d Padang (Ded Supr ad , 1997) mengungkapkan masalah-

107 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 107


masalah yang dihadapi murid-murid SD. Sejumlah 50 item atau jenis masalah, terdapat
sepuluh masalah utama yang d hadap mur d-mur d SD d Kodya Padang, dar sebanyak
t ga kelompok mur d yang d tel t , ya tu :

I. Mur d-mur d SD PPSP IKIP Padang – ket ka tu – dengan sampel 220 kelas IV dan
kelas V.
II. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (d lakukan
tahun 1981).
III. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 mur d.

Sepuluh masalah utama yang d hadap mur d-mur d SD d Kodya Padang dapa d l hat
pada tabel ber kut :

SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI MURID-MURID SD


DI KODYA PADANG
(Dalam %)

KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berb cara d muka kelas 30 40 40
3 Khawat r t nggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesul tan berh tung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Ser ng sak t 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54

Mur d-mur d sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah tersebut tidak
selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan
memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran.

108 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 108


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan tujuan bimbingan pribadi sosial!


2. Kemukakan contoh-contoh masalah-masalah yang termasuk ke dalam b mb ngan
pr bad sos al
3. Silahkan Anda identifikasi murid di kelas Anda mengajar yang termasuk ke dalam
mur d yang bermasalah dalam pr bad sos al berdasarkan pencapa an kompetens
kemand r an mur d MI/SD.

RANGKUMAN
1. Bimbingan dan konseling pribadi sosial mempunyai tujuan khusus untuk
mengembangkan kemampuan s swa untuk mengenal d r nya serta menyesua kan
dengan l ngkungannnya.
2. Standar kompetens kemand r an mur d MI/SD yang d kemukakan oleh ABKIN,
mel put : landasan h dup rel g us, landasan per laku et s, kematangan emos onal,
kematangan intelektual, kesadaran dan tanggung jawab sosial, peran sosial sebagai
pr a atau wan ta (kesadaran gender), pener maan d r dan pengembangannnya,
kemand r an per laku ekonom s (per laku kew rausahaan, wawasan pers apan kar r,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta pers apan d r untuk pern kahan
dan h dup berkeluarga.
3. Ragam masalah pr bad mel put : ketakwaan kepada Alloh SWT, peroleh s stem n la ,
kemand r an emos onal, pengembangan keteramp lan ntelektua, serta mener ma d r
dan mengembangkannya secara ekeft f. Ragam masalah sos al mel put : berper laku
sosial yang bertanggung jawab, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, setya mempers apkan pern kahan dan h dup berkeluarga.

109 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 109


TES FORMATIF 2

1. Pa Amin, guru kelas V mengajak para siswanya untuk menyantuni anak yatim piatu di
panti asuhan Melati. Kegiatan tersebut untuk mencapai tujuan :
a. Memiliki rasa tanggung jawab
b. Bers kap respek terhadap orang la n
c. Mem l k s kap yang pos t f
d. T dak melecehkan martabat orang la n

2. Berikut kegiatan yang dilakukan Pa Nurhudaya untuk pencapaian tujuan memiliki


kom tmen yang kuat dalam mengamalkan n la -n la ke manan dan ketaqwaan, kecual
:
a. Melakukan shalat berjamaah di mesjid sekolah
b. Melakukan puasa sunat sen n kam s
c. Belajar dengan baik saat akan ulangan
d. Mengucapkan salam saat akan masuk kelas.

3. S d k mur d kelas VI, mengenal dengan ba k kemampuan yang d m l k ba k dalam


bakat maupun minat. Kondisi tersebut menunjukkan telah tercapai tujuan apa :
a. Mem l k pemahaman dan pener maan d r .
b. Mem l k respek terhadap d r send r
c. Mem l k kemampuan untuk melakukan p l han
d. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik

4. Wujud perilaku murid yang bertanggung jawab adalah :


a. Andi selalu mengerjakan tugas sekolah dengan benar, tepat dan bagus.
b. Ilyas selalu mengerjakan tugas piket pagi-pagi di sekolah dengan membersihkan
kelas sampa bers h
c. Salma selalu membuang sampah pada tempatnya
d. Nanda selalu datang pagi-pagi untuk mengerjakan PR nya di sekolah

5. Standar kompetens kemand r an kematangan emos onal dalam ranah akomodas


adalah:
a. Mengharga aturan-aturan yang berlaku dalam keh dupan sehar -har
b. Memaham perasaan-perasaan d r dan orang la n
c. Mener ma atau mengharga d r sebaga lak -lak atau perempuan
d. Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam menjalin persahabatan
dengan teman sebaya

6. Ber nteraks dengan orang la n dalam suasana persahabatan termasuk ke dalam


pencapa an standar kompetens dalam

110 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 110


a. Kematangan hubungan dengan teman sebaya
b. Pener maan d r dan pengembangannya
c. Kematangan emos onal
d. Kesadaran tanggung jawab sosial

7. Anda tentu mas h ngat dengan Kasus Heryanto dengan percobaan bunuh d r karena
malu dengan teman-teman sekelasnya pada saat d tag h uang keteramp lan oleh
gurunya d depan kelas. Tanggapan Anda terhadap kasus tersebut adalah :
a. Heryanto mur d yang mudah putus asa
b. Guru sudah menagih berkali-kali tetapi Heryanto tidak mau membayar
c. Guru tidak menggunakan pendekatan bimbingan dalam mendekati muridnya
yang bermasalah
d. Heryanto mur d yang mengalam masalah pr bad -sos al

8. Bagus mur d kelas III, apab la st rahat selalu d am send r an d kelas, t dak pernah
terl hat kut ma n d halaman sekolah. Bagus mengalam masalah :
a. Belum matang untuk bergaul dengan teman sebaya
b. Malu untuk bergaul dengan lawan jenis
c. T dak senang berma n karena suka d kr t k sebaga anak yang kuper
d. Kurang memaham et ka/ tata krama pergaulan

9. Masalah pers apan d r untuk pern kahan dan h dup berkeluarga belum d bahasa d
MI/SD, alasannya adalah :
a. Mur d MI/SD mas h termasuk ke dalam fase perkembangan anak-anak.
b. Belum termasuk ke dalam tugas perkembangan mur d MI/SD
c. Masalah tersebut mas h tabu untuk d b carakan
d. Mur d MI/SD mas h lama men kah

10. Berdasarkan has l penel t an Ded Supr ad masalah pr bad sos al yang d alam mur d
SD d d Padang adalah :
a. Takut berb cara d depan kelas
b. Khawat r t nggal kelas
c. Pemalu
d. Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan

110 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 110


Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : ba k sekal

80 % - 89% : ba k

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

111 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 111


Bimbingana dan Konseling 112
112 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 113


3

SRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN


DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL

a. Jenis Layanan dan Struktur Bimbingan


Struktur program b mb ngan perkembangan yang komprehens f terd r atas empat
komponen dan perband ngan alokas waktu untuk mas ng-mas ng komponen program
b mb ngan dan konsel ng d MI/ SD adalah: (1) Layanan Dasar B mb ngan 35-40%,
(2) Layanan Respons f 30-40%, (3) Layanan Perencanaan Ind v dual 5-10%, dan (4)
Dukungan S stem 10-15%.

1. Layanan Dasar Bimbingan. Ya tu layanan umum yang d peruntukkan bag semua


mur d. Layanan terarah pada pengembangan per laku atau kompetens yang harus
dikuasai murid dengan tugas perkembangannya. Layanan dasarini disebut juga sebagai
kur kulum b mb ngan yang merupakan nt dar program b mb ngan perkembangan.
Strateg : B mb ngan klas kal, b mb ngan kelompok, berkolaboras dengan guru b dang
studi, kerja sama dengan orang tua.
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam
mengembangkan keteramp lan dasar untuk keh dupan. Komponen n merupakan
landasan bag program b mb ngan perkembangan.
Contoh mater program b mb ngan perkembangan d MI/ SD mencakup:

a. Harga d r (self-esteem)
b. Mot vas berprestas
c. Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan, dan membuat
perencanaan (belajar, pendidikan).
d. Keteramp lan pemecahan masalah
e. Keefekt van dalam hubungan antar pr bad
f. Keteramp lan berkomun kas
g. Keefekt van dalam memaham l ntas budaya
h. Perilaku yang bertanggung jawab.

Layanan dasar b mb ngan perkembangan mem l k cakupan dan urutan bag

Bimbingana dan Konseling 114


pengembangan kompetensi murid. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada
has l (outcome-focused) dan pengajaran yang berorientasi tujuan (objective-based lesson)
bag mur d dalam kelompok kec l atau kelas. Kur kulum d rancang untuk menggunakan
mater al dan sumber-sumber la nnya, dan memerlukan strateg pen la an. Pember an
layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama murid masuk sekolah,
dengan mater yang d selaraskan dengan us a dan tahapan perkembangan mur d.

2. Layanan Responsif. Ya tu layanan yang d arahkan untuk membantu mur d mengatas


masalah-masalah yang d hadap pada saat tu. Oleh karena tu, layanan respons f
akan mengandung layanan-layanan yang bers fat penanganan kr s s, remed at f dan
prevent f.
Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau
kepedul an pr bad mur d yang muncul segera dan d rasakan saat tu. Sekal pun
layanan ini merespon kepedulian murid, beberapa topik telah diidentifikasi sebagai
top k yang mem l k pr or tas dan/atau relevan dalam sett ng sekolah. Sebaga bahan
perbandingan, topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah:
a. Masalah bunuh d r pada kalangan anak SD
b. Kenakalan anak
c. Masalah putus sekolah
d. Penyalahgunaan obat terlarang/ narkot k.
e. Pacaran pada us a sekolah dasar

Top k-top k la nnya yang relevan dengan masalah d sekolah sepert :

a. Kehad ran
b. S kap dan per laku terhadap sekolah
c. Hubungan dengan teman sebaya
d. Penyesua an d sekolah baru
e. Isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian
traumat k.

Sedangkan top k-top k yang berka tan dengan masalah pr bad adalah:
a. Kemat an anggota keluarga atau teman
b. Masalah percera an
c. Masalah keluarga, dan
d. Masalah seksual

Layanan respons f bers fat prevent f dan remed al. Prevent f dengan member kan

114 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 114


ntervens terhadap mur d agar mereka terh ndar dar p l han yang t dak sehat atau t dak
memada atau membawa mur d agar mampu menentukan p l han pada s tuas tertentu.

115 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 115


Remed al dengan member kan ntervens terhadap mur d yang telah mem l k p l han
yang salah atau mereka t dak mem l k kemampuan dalam memecahkan masalahnya.

Pr or tas pember an layanan hendaknya d sesua kan dengan kebutuhan mur d.


Program b mb ngan yang komprehens f mencakup pula pember an layanan bag mur d
yang mem l k karakter st k tertentu.

Tekn k pember an layanan berupa konsultas nd v dual atau mur d dalam kelompok
kecil, mengamati murid untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan
orang tua, bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program
atau spes al s la n, melakukan koord nas dengan ahl la n, dan melakukan pengawasan
terhadap kemajuan murid. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan
oleh fas l tator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan b mb ngan untuk
merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesa an masalah kelompok anak
tertentu sepert masalah persa ngan atau stress d kalangan mur d berbakat.

3. Layanan Perencanaan Individual. Ya tu layanan yang d maksudkan untuk membantu


murid mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pribadi sosial. Tujuan
utama dar komponen n adalah untuk membantu mur d memantau dan memaham
pertumbuhan dan perkembangannya secara proakt f.
Tujuan layanan perencanaan individual adalah membimbing murid untuk
merencanakan, memon tor, dan mengelola rencana pengembangan sos al-pr bad oleh
d r nya send r . Konselor dapat menggunakan berbaga nara sumber, staf, nformas ,
dan keg atan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh mur d dan membantu
mur d secara nd v dual untuk mengembangkan dan meng mplementas kan
perencanaan pr bad .
Melalu layanan perencanaan nd v dual, mur d dapat:
a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial-pribadi yang didasarkan
atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan
masyarakatnya.
b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan
tujuan jangka panjang.
c. Menganal s s apa kekuatan dan kelemahan d r nya dalam rangka pencapa an
tujuannya.
d. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Guru-guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi


mur d, dan meng mplementas kan perencanaan nd v dual dengan fokus mur d.

116 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 116


4. Komponen dukungan sistem. Ya tu komponen yang berka tan dengan aspek
manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf,
alokasi dana dan fasilitas, kerja sama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan
pengembangan.
Komponen dukungan s stem leb h d arahkan pada pember an layanan dan keg atan
manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi murid. Layanan mencakup:
a. Konsultas dengan guru-guru la n;
b. Dukungan bag program pend d kan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang
berhubungan;
c. Part s pas dalam keg atan sekolah dalam rangka pen ngkatan perencanaan dan
tujuan;
d. Implementas dan program standar sas nstrumen tes;
e. Kerjasama dalam melaksanakan riset yang relevan;
f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran,
berdasarkan perspekt f mur d.
Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program b mb ngan
yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain:

a. Pengembangan dan menajemen program bimbingan;


b. Pengembangan staf b mb ngan;
c. Pemanfaatan sumber daya masyarakat;
d. Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan
b mb ngan.

b. Teknik/ Strategi Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial


Junt ka dan d pertegas dengan ABKIN dalam Rambu-Rmbu Penyelenggaraan
B mb ngan dan Konsel ng dalam Jalur Pend d kan Formal, mengemukakan beberapa
macam tekn k b mb ngan yang dapat d gunakan untuk membantu perkembangan mur d,
ya tu :

1. Konseling Individual.
Konsel ng nd v dual adalah merupakan bantuan yang s fatnya terapeut k yang
d arahkan untuk mengubah s kap dan per laku mur d. Konsel ng d laksanakan melalu
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada murid yang normal,
bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial.

Dalam konsel ng terdapat hubungan yang akrab dan d nam s. Mur d merasa d ter ma
dan d mengert oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor mener ma mur d secara

117 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 117


pr bad dan t dak member kan pen la an. Mur d merasakan ada orang yang mengert
masalah pr bad nya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.

118 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 118


Dalam konseling, berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat mengenal,
mener ma, mengarahkan, dan menyesua kan d r secara rel al st s dalam keh dupannya
d sekolah maupun d rumah. Dalam konsel ng terc pta hubungan pr bad yang un k
dan khas, dengan hubungan tersebut mur d d arahkan agat dapat membuat keputusan,
pemilihan, dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih
ba k d l ngkungannya. Konsel ng membantu mur d agar leb h mengert d r nya send r ,
mampu mengeksploras dan mem mp n d r send r , serta menyelesa kannya tugas-tugas
keh dupannya. Proses konsel ng leb h bers fat emos onal d arahkan pada perubahan s kap,
pola-pola h dup sebab hanya dengan perubahan-perubahan tersebut memungk nkan
terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian masalah.

2. Konsultasi.
Konsultas merupakan salah satu tekn k b mb ngan yang pent ng sebab banyak
masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultas dalam pengert an umum d pandang sebaga nas hat dar seorang
profes onal.

Pengert an konsultas dalam program b mb ngan d pandang sebaga suatu proses


menyed akan bantuan tekn s untuk guru, orang tua, adm n strator, dan konselor la nnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas murid atau
sekolah.

Brown dkk. menegaskan bahwa konsultas tu bukan konsel ng atau ps koterap sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara
t dak langsung melayan mur d melalu bantuan yang d ber kan orang la n.

Adapun yang menjadi tujuan konsultasi adalah :

a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi mur d, orang tua,


dan adm n stras sekolah;
b. Menyempurnakan komun kas dengan mengembangkan nformas d antara orang
yang pent ng;
c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
d. Memperluas layanan dar para ahl ;
e. Memperluas layanan pend d kan dar guru dan adm n strator;
f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku;
g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang
ba k;
h. Menggerakkan organ sas yang mand r .

119 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 119


Ada l ma langkah proses konsultas ya tu :
a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komun kas dan perhat an pada mur d;
b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan;
c. Mengembangkan mot vas untuk melaksanakan keg atan;
d. Melakukan pemecahan masalah;
e. Melakukan alternat f la n apab la masalah belum terpecahkan.

3. Nasihat.
Nas hat merupakan salah satu tekn k b mb ngan yang dapat d ber kan oleh guru.
Pember an nas hat hendaknya memperhat kan hal-hal sebaga ber kut :
a. Berdasarkan masalah atau kesul tan yang d hadap oleh mur d.
b. D awal dengan mengh mpun data yang berka tan dengan masalah yang
d hadap .
c. Nas hat yang d ber kan bers fat alternat f yang dapat d p l h oleh mur d, d serta
kemungk nan keberhas lan dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan d serahkan kepada mur d, alternat f mana yang akan
d amb l, serta
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
d amb lnya.

4. Bimbingan kelompok.
B mb ngan kelompok merupakan bantuan terhadap mur d yang d laksanakan dalam
s tuas kelompok. B mb ngan kelompok d maksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesul tan pada d r mur d. Is keg atan b mb ngan kelompok terd r atas
penyampa an nformas ataupun akt v tas kelompok yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

B mb ngan kelompok d laksanakan dalam t ga kelompok, ya tu kelompok kec l (2-6


orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas
(21-40). Pember an nformas dalam b mb ngan kelompok terutama d maksudkan untuk
men ngkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam keh dupan, dan cara-
cara yang dapat d lakukan untuk menyelesa kan tugas, serta mera h masa depan dalam
stud , kar er, ataupun keh dupan. Akt v tas kelompok d arahkan untuk memperba k ,
mengembangkan pemahaman d r dan pemahaman l ngkungan, penyesua an d r , serta
pengembangan d r .

Pember an nformas banyak menggunakan alat-alat dan med a pend d kan, sepert
OHP, kaset audio-video, film, buletin, brosur, majalah, buku dan lain-lain. Kadang-kadang
konselor mendatangkan ahl tertentu untuk member kan ceramah ( nformas ) tentang
hal-hal tertentu.

Pada umumnya, akt v tas kelompok menggunakan pr ns p dan proses d nam ka

120 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 120


kelompok, sepert dalam keg atan d skus , sos odrama, berma n peran, s mulas , dan
la n-la n. B mb ngan melalu akt v tas kelompok leb h efekt f karena sela n peran nd v du
lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana,
dan penyelesa an masalah.

5. Konseling kelompok.
Konsel ng kelompok merupakan upaya bantuan kepada mur d dalam rangka
member kan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Sela n bers fat
pencegahan, konsel ng kelompok dapat pula bers fat penyembuhan.

Konsel ng kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada mur d dalam suasana
kelompok yang bers fat pencegahan dan penyembuhan, dan d arahkan kepada pember an
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konsel ng kelompok
bers fat pencegahan, dalam art bahwa mur d yang bersangkutan mempunya kemampuan
untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik
lemah dalam keh dupannya seh ngga mengganggu kelancaran berkomun kas dengan
orang la n. Konsel ng kelompok bers fat pember an kemudahan dalam pertumbuhan
dan perkembangan mur d, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan
member kan dorongan kepada mur d- mur d yang bersangkutan untuk mengubah d r nya
selaras dengan m natnya send r . Dalam hal n , nd v du- nd v du tersebut d dorong
untuk melakukan t ndakan yang selaras dengan kemampuannya semaks mal mungk n
melalui perilaku perwujudan diri.

Konsel ng kelompok adalah suatu proses antarpr bad yang d nam s yang terpusat
pada pem k ran dan per laku yang sadar dan mel batkan fungs -fungs terap sepert s fat
perm s f, or entas pada kenyataan, katars s, sal ng mempercaya , sal ng memperlakukan
dengan mesra, sal ng pengert an, sal ng mempercaya , sal ng mener ma dan sal ng
mendukung. Fungs -fungs terap tu d c ptakan dan d kembangkan dalam suatu kelompok
kec l melalu cara sal ng mempedul kan d antara peserta konsel ng kelompok. Kl en-kl en
dalam konsel ng kelompok pada dasarnya adalah mur d-mur d normal yang mem l k
berbaga kepedul an dan persoalan yang t dak memerlukan perubahan kepr bad an
dalam penanganannya. Kl en dalam konsel ng kelompok dapat menggunakan nteraks
dalam kelompok untuk men ngkatkan pemahaman dan pener maan terhadap n la -n la dan
tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan per
laku tertentu.

Prosedur konsel ng kelompok sama dengan b mb ngan kelompok ya tu terd r dari :

(1) tahap pembentukkan;


(2) tahap peral han;
(3) tahap keg atan; dan
(4) tahap pengakh ran.

121 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 121


Tahap pembentukan temanya pengenalan, pel batan, dan pemasukan send r . Tahap
peralihan temanya pembangunan jembatan antara tahap pertama dengan tahap ketiga.
Tahap kegiatan temanya kegiatan pencapaian tujuan. Tahap pengakhiran temanya
penilaian dan tindak lanjut.

6. Pengajaran Remedial.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu
s tuas yang memungk nkan mur d atau kelompok mur d tertentu leb h mampu
mengembangkan d r nya seopt mal mungk n seh ngga dapat memeluh kr ter a
keberhas lan m n mal yang d harapkan, dengan melalu suatu proses nteraks yang
tertencana, terorgan sas , terarah, terkoord nas , terkontrol dengan leb h memperhat kan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok mur
d yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan l ngkungannya (Ab n Syamsudd n
Makmun, 1998 : 228).

Pengajaran remedial merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan


kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan, rangkaian kegiatan lanjutan
logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar.

Strategi dan teknik pengajaran dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan
pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah
program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada
murid tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang
akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
d agnost k yang d lakukan guru selama berlangsung PBM.

Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh
guru selama mengajar. Keberhasilan belajar murid akan lebih memadai apabila guru
menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rochman, l988 : 43). Penerapan peran
bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam
bentuk membimbing murid menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing
murid dalam mencapai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.

Dalam melaksanakan peranan b mb ngannya, ba k secara umum maupun dalam


PBM, guru ser ng mengeluh karena tugasnya terlalu mel mpah. Sebenarnya, apab la guru
lebih memperhatikan murid dan bukan hanya memperhatikan pelajarannya, guru itu akan
menemukan bahwa proses belajar itu lebih penting daripada bahan pelajaran yang
diberikannya. Guru akan lebih efektif, apabila memberikan perhatian yang lebih besar
kepada proses belajar dan proses perkembangan muridnya.

Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari
pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi murid yang sedang belajar. Guru akan

120 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 120


menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan meningkatkan efektivitas mengajar.

7. Mengajar bernuansa bimbingan.


Murid akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan
memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang
dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar,
karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu
mengatas kesul tan yang d hadap nd v du, penyelesa an tugas, merencanakan masa
depan, memberikan fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi, dan lain-
la n.

Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah

a. mengenal dan memaham mur d secara mendalam;


b. member kan perlakuan dengan memperhat kan perbedaan nd v dual;
c. memperlakukan mur d secara manus aw ;
d. member kemudahan untuk mengembangkan d r secara opt mal; dan
e. menc ptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip/


bernuansa b mb ngan tampak sebaga ber kut :

b. Tec pta kl m kelas yang perm s f, bebas dar ketegangan dan menempatkan mur d
sebagai subjek pengajaran.
c. Adanya arahan/ orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam bidang
studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
d. Mener ma dan memperlakukan mur d sebaga nd v du yang mempunya harga d r
dengan memaham kekurangan, keleb han dan masalah-masalahnya.
e. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan mur d.
f. Memb na hubungan yang dekat dengan mur d, mener ma mur d yang akan
berkonsultas dan mem nta bantuan.
g. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan,
kelemahan, keb asaan dan kesul tan yang d hadap nya terutama dalam hubungannya
dengan bidang studi yang diajarkannya.
h. Member kan bantuan kepada mur d yang menghadap kesul tan, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
i. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/ karir.
j. Memberikan bimbingan kelompok di kelas.
k. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
l. Member kan layanan perba kan bag mur d yang memerlukannya.
m. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh

121 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 121


mur d.

122 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 122


n. Member kan umpan bal k atas has l evaluas .
o. Memberikan pelayanan rujukan (referal) bagi murid yang memiliki kesulitan yang
t dak dapat d selesa kannya send r .

LATIHAN
1. Coba Anda buat sebuah rancangan di kelas yang Anda ajar berdasarkan hasil
pengamatan Anda tentang karakter st k permasalahan mur d (layanan b mb ngan
dasar, layanan respons f, perencanaan nd v dual dan dukungan s stem).
2. Coba Anda p l h satu permasalahan yang pal ng perlu untuk mendapatkan b mb ngan
kemud an s lahkan Anda p l h salah satu tekn k/ strateg b mb ngan. Ura kan
baga mana anda melaksanakannya.

RANGKUMAN
1. Struktur program b mb ngan perkembangan yang komprehens f ya tu : layanan
b mb ngan dasar, layanan respons f, perencanaan nd v dual dan dukungan s stem.
2. Tekn k/ strateg b mb ngan : konsel ng nd v dual, konsultas , nas hat, b mb ngan
kelompok, konseling kelompok, pengajaran remedial, mengajar dengan nuansa
b mb ngan.

123 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 123


TES FORMATIF 3

1. Layanan yang d arahkan untuk membantu mur d dalam mengatas masalah-masalah


yang d hadap pada saat tu adalah…
a. Layanan dasar b mb ngan.
b. Layanan respons f.
c. Layanan perencanaan nd v dual.
d. Layanan dukungan s stem.

2. Al f mendatang Ibu D ta untuk mencer takan permasalahan yang d hadap nya. Al f


berharap setelah bertemu dengan Ibu D ta, d a dapat memaham permasalahan yang
d hadap nya seh ngga dapat menyelesa kan masalahnya dengan segera. Keg atan
yang d lakukan oleh Al f dan Ibu D ta adalah…
a. Konsultas .
b. Konsel ng Ind v dual.
c. Pember an Nas hat.
d. B mb ngan kelompok.

3. Ber kut n merupakan prosedur konsel ng kelompok dan b mb ngan kelompok :


1) Tahap peral han
2) Tahap pengakh ran
3) Tahap pembentukkan
4) Tahap keg atan
Urutan yang benar adalah…
a. 3,1,2,4
b. 3,1,4,2
c. 3,4,1,2
d. 3,2,1,4

4. Layanan respons f bers fat….


a. Prevent f dan kurat f
b. Afekt f dan remed al.
c. Prevent f dan remed al.
d. Afekt f dan kurat f.

5. Yang tidak termasuk tujuan konsultasi adalah…


a. Memperluas layanan dar para ahl .
b. Memperluas layanan pend d kan dar guru dan adm n strator.
c. Menggerakkan organ sas yang mand r .
d. Menggerakkan layanan langsung kepada mur d.

124 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 124


6. Strategi tindakan pengajaran remedial yang ditujukan kepada murid tertentu yang
diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan dipenuhinya
d sebut…
a. Pendekatan kurat f.
b. Pendekatan pengembangan.
c. Pendekatan afekt f.
d. Pendekatan prevent f.

7. B mb ngan melalu akt v tas kelompok leb h efekt f karena…


a. Dapat segera mengatas permasalahan yang d alam .
b. Adanya hubungan yang akrab dan d nam s antara mur d dan konselor.
c. Murid mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.
d. Memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman dan penyelesaian
masalah.

8. Ber kut n merupakan karakter st k tekn k b mb ngan yang dapat d gunakan untuk
membantu perkembangan nd v du.
1) Kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar
2) Proses keg atannya leb h bers fat emos onal.
3) Keg atan yang secara t dak langsung melayan s swa melalu bantuan orang la n.
4) Rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar.
Yang merupakan karakteristik teknik pengajaran remedial adalah….
a. 1 dan 3.
b. 2 dan 3.
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4

9. Arah dar penyelenggaraan layanan dasar b mb ngan adalah :


a. Semua s swa yang mempunya masalah dan membutuhkan b mb ngan
b. Semua s swa yang belum mengetahu potens yang d m l k nya
c. pengembangan per laku atau kompetens yang harus d kuasa mur d dengan
tugas perkembangannya.
d. Pengembangan kemampuan untuk mengenak d r dan ber nteraks dengan orang
la n

10. Melalu s stem perencanaan nd v dual, mur d dapat mempunya kemampuan d


bawah n , kecual :
a. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek.
b. Menganal s s apa kekuatan dan kelemahan d r nya dalam rangka pencapa an
tujuannya.

125 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 125


c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

126 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 126


d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


T ngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %
10
Art t ngkat penguasaan yang Anda capa :
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
< 70% : kurang

Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

127 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 127


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. D
3. C
4. A
5. C
6. A
7. D
8. B
9. A
10. C

TES FORMATIF 2
1. B
2. C
3. A
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. B
10. D

TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. C
5. D
6. C
7. D
8. C
9. C

128 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 128


4
BAHAN BELAJAR MANDIRI
bimbingan belajar
anak sd/mi

Bimbingana dan Konseling 127


Bimbingana dan Konseling 130
128 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 131


BIMBINGAN BELAJAR ANAK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar. Pembahasan akan difokuskan pada pengertian belajar
dan tujuan bimbingan belajar di SD, jenis-jenis dan identifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami masalah belajar, serta faktor penyebab terjadinya masalah
belajar dan upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD.


2. Menyebutkan jenis-jenis belajar dan dapat mengidentifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami masalah belajar.
3. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya belajar danmengungkapkan upaya membantu
peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.

RUANG LINGKUP MATERI


1. Pengertian belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD.
2. Jenis-jenis belajar dan dapat identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami
masalah belajar, serta
3. Faktor penyebab terjadinya belajar dan upaya membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah belajar.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut :

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.

Bimbingana dan Konseling 132


3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

130 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 130


1

PENGERTIAN BELAJAR DAN TUJUAN


BIMBINGAN BELAJAR DI MI/SD

Set ap peserta d d k, khususnya d MI/SD mem l k perbedaan antara satu dengan


la nnya, d samp ng terdapat persamaannya. Perbedaan tersebut menyangkut : kapas tas
ntelektual, keteramp lan, mot vas , perseps , s kap, kemampuan, m nat, latar belakang
keh dupan dalam keluarga, dan la n-la n. Perbedaan n cenderung akan mengak batkan
adanya perbedaan pula dalam belajar setiap peserta didik, baik dalam kecepatan
belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai peserta didik itu sendiri.

Peserta d d k datang ke sekolah dengan harapan agar dapat meng kut pend d kan
atau pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah
yang mereka hadap , ba k yang bersumber dar ketegangan karena tugas-tugas yang
diberikan, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya
tetap t dak mampu, persa ngan dengan teman, kemampuan dasar ntelektual yang
kurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang
ramah, dan la n-la n. Masalah-masalah tersebut t dak selalu dapat d selesa kan dalam
situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasi proses pembelajaran.

Peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di MI/SD, selain mengajar juga perlu
memperhat kan keragaman karakter st k per laku peserta d d k sebaga dasar penentuan
jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok.

1. Pengertian Belajar

Apakah belajar itu ?


Sebelum kita sampai kepada pengertian belajar, mari kita simak ilustrasi berikut ini.

131 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 131


Doni seorang peserta didik MI/SD kelas IV pada saat pelajaran keterampilan ia
mencoba membuat pesawat terbang dar kertas, samb l mel hat dan memperhat kan
tentang cara melipatnya dengan kertas yang baru saja dibagikan guru kepada seluruh
peserta didik di kelas itu. Diukurnya panjang kertas sehingga terbentuk ukuran sesuai
dengan gambar, d kut nya gar s-gar s l patan yang harus d lakukannya. Ma nan pesawat
terbang yang d has lkannya d coba d luncurkan namun ternyata t dak mau melayang
dan pesawatpun jatuh tersungkur ke lantai. Dengan penuh semangat dan perasaan tak
gentar, Don kembal mel hat buku tentang cara mel pat dan mencoba kembal membuat
ma nan pesawat terbang dar kertas secara leb h cermat dengan memperhat kan ukuran
kertas dan sudut l patannya. Setelah melakukan percobaan berulang kal , akh rnya Don
menguasa tekn k pembuatan ma nan pesawat terbang dar kertas; d a mampu membuat
dalam berbaga ukuran dan bentuk, bahkan sekarang a mampu member tahu temannya
tanpa mel hat kembal buku.

Ilustrasi di atas, apabila dianalisis lebih mendalam menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan per laku pada d r Don . Perubahan per laku tersebut mel put :

1. Pengetahuan tentang proses pembuatan ma nan pesawat terbang dar kertas.


2. Keteramp lan dalam cara membuat ma nan tersebut , serta
3. Menyenang dan bers kap pos t f terhadap cara-cara membuat ma nan pesawat
terbang dar kertas.

Mengapa pada diri Doni terjadi perubahan perilaku ketika ia beljar ? Karena Doni telah
melakukan nteraks secara ba k dengan l ngkungan. Proses perubahan per laku yang d
capa nd v du melalu nteraks dengan l ngkngannya tulah yang d sebut dengan belajar.

Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada ada-tidaknya perubahan perilaku pada diri pelajar. Pengertian belajar di
antaranya dikemukakan oleh M. Surya (1986) sebagai berikut : belajar adalah suatu proses
usaha yang d lakukan nd v du untuk memperoleh suatu perubahan t ngkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebaga has l dar pengalaman nd v du tu send r dalam
nteraks nya dengan l ngkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan
pola-pola respon baru terhadap l ngkungan, yang berupa keteramp lan-keteramp lan,
s kap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apres as dan sebaga nya.

Untuk memperoleh pengertian belajar secara komprehensif, berikut ini akan


dikemukakan beberapa prinsip belajar sebagai ciri dari perbuatan belajar. Prinsip-prinsip
tersebut alah :

1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku


Perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik banyak sekali baik jenis maupun
sifatnya, namun tidak setiap perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik merupakan
perubahan dalam arti belajar. Sebagai contoh, kalau tangan seorang peserta didik menjadi

132 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 132


bengkok karena tertabrak mobil, perubahan itu bukan karena belajar. Ciri-ciri perubahan
dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut.

a. Perubahan yang d sadar .


Peserta didik yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan, misalnya menyadari
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, keteramp lannya bertambah,
keb asaannya bertambah, dan sebaga nya. Jad perubahan t ngkah laku peserta d d k
yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar, karena peserta didik yang bersangkutan tidak menyadari
akan perubahan tu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik berlangsung terus menerus, dinamis
dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
ber kutnya dan akan berguna bag keh dupan ataupun proses ber kutnya. J ka seorang
peserta didik belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis
menggunakan pens l/pulpen/sp dol/kapur, dan sebaga nya. D samp ng tu dengan
kecakapan menul s yang telah d m l k nya a dapat memperoleh kecakapan-kecakapan
la nnya sepert menul s surat, menyal n catatan-catatan, membuat sebuah karangan
atau ceritera, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan dalam belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang leb h ba k dar sebelumnya. Dengan dem k an semak n banyak usaha
belajar itu dilakukan, semakin banyak dan semakin baik atau positif perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan send r nya mela nkan harus melalu suatu proses yakn d peroleh melalu
usaha peserta didik itu sendiri. Ketika peserta didik tersebut belajar, ia perlu mencari,
mempertanyakan, mem k rkan, memband ngkan, mend skus kan sesuatu yang
dipelajarinya itu.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer, dan bukan karena proses
kematangan, pertumbuhan atau perkembangan.
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer yang terjadi hanya untuk beberapa
saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak
dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan
yang terhad karena proses kematangan atau pertumbuhan atau perkembangan yang
lebih bersifat terjadi karena dorongan dari dalam. Perubahan dalam belajar terjadi
karena pengaruh atau dorongan dari luar dan disengaja. Kematangan dapat diartikan
sebagai kesiapan organ fisik maupun psikhis untuk menjalankan fungsi sebagaimana
mest nya. Kematangan merupakan proses perkembangan yang bersumber dar dalam
d r nd v du dan bukan karena pengaruh lat han atau ntervens l ngkungan. Oleh
karena itu, perubahan karena kematangan bukan merupakan hasil belajar. Di dalam

133 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 133


perkembangan individu antara kematangan dan belajar ini berkembang melalui suatu
proses yang kompleks, seh ngga akh rnya t dak beg tu tegas batas d antara keduanya.
Sebagai contoh, anak tidak belajar bicara sebelum dia mencapai kematangan untuk
bicara; akan tetapi bahasa yang dia pelajari itu pun berkembang dari sesuatu yang
d dengarnya dar l ngkungan. In berart bahwa l ngkunganpun turut mewarna
keteramp lan b cara anak.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, benar-benar
disadari dan terarah. Misalnya seorang peserta didik belajar mengetik, sebelumnya
ia sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau
t ngkat kecakapan mana yang akan d capa nya.

2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.


Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam pengetahuan, s kap, keb asaan, keteramp lan, dan
sebagainya. Sebagai contoh, jika seorang anak telah belajar naik sepada motor, maka
perubahan yang pal ng tampak alah dalam keteramp lan na k sepeda motor tu. Akan
tetap a telah mengalam perubahan-perubahan la nnya sepert pemahaman tentang
cara kerja sepeda motor, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda motor, pengetahuan
tentang alat-alat sepeda motor, c ta-c ta untuk mem l k sepeda motor yang leb h bagus,
keb asaan members hkan sepeda motor, dan sebaga nya. Jad aspek perubahan yang satu
berhubungan erat dengan aspek la nnya.

3. Belajar merupakan suatu proses


Perbuatan belajar merupakan suatu proses kegiatan, yaitu merupakan suatu
rangka an usaha nd v du yang d lakukan secara akt f dalam memenuh kebutuhan untuk
mencapai tujuan. Segala aspek tingkah laku merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
saling berhubungan. Dengan demikian, belajar merupakan kegiatan yang berlangsung
terus, akt f dan bukan keadaan d am atau pas f.

4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai
Dalam proses belajar selalu ada tenaga pendorong dan ada tujuan yang akan dicapai,
dan belajar juga merupakan salah satu cara individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya seorang peserta didik belajar komputer karena didorong oleh kebutuhan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus dikerjakan dengan komputer.
Dengan demikian besarnya dorongan yang dirasakan individu dan makin jelas tujuan yang
akan dicapai, maka makin besar pula usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar.

134 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 134


5. Belajar merupakan bentuk pengalaman
Pengalaman dapat d art kan sebaga suatu rangka an nteraks nd v du dengan
lingkungannya. Perbuatan belajar tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan individu.
Proses dan hasil belajar akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan individu. Hasil
belajar yang telah dicapai individu akan menjadi atau merupakan pengalaman individu,
dem k an pula pengalaman-pengalaman yang d m l k nd v du akan menyebabkan
individu itu belajar. Di sini tampak, bahwa terdapat saling terkait antara proses belajar
yang d lakukan nd v du dengan pengalaman yang d perolehnya.

2. Tujuan Bimbingan Belajar di SD


Ilustrasi tentang Doni,merupakancontoh proses belajar yangmenghasilkan perubahan
perilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Namun demikian, tidak semua peserta
didik mampu belajar seperti Doni, karena tidak sedikit yang mengalami hambatan dalam
belajarnya. Lebih jelasnya dapat disimak dalam ilustrasi berikut ini.

La n halnya dengan M ng teman sekelas Don , pada saat membuat pesawat terbang
dari kertas, ia banyak mengalami kekeliruan di samping menunjukkan ketidakmampuan
pada saat mempelajari buku petunjuk tentang cara melipat, juga tidak ada keseriusan
dalam menekuninya serta menunjukkan adanya sikap yang tidak senang, sehingga ia tidak
dapat menyelesa kan tugasnya dengan ba k. Akh rnya dengan bantuan dan b mb ngan
guru kelasnya Miing baru mau mengerjakannya meskipun tidak bisa langsung selesai tepat
pada waktunya.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik dapat mencapai tujuan
atau sasaran belajar dengan cepat dan tepat. Peserta didik seperti Miing perlu
memperoleh bantuan dan layanan khusus yang terencana. Bantuan tersebut d namakan
bimbingan belajar.

Merujuk kepada uraian di atas, maka dapat dikemukakan pengertian bimbingan


belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dapat
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui
proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan
kemampuan, bakat dan m nat yang d m l k nya. Dengan kata la n, tugas guru d s n adalah
membantu peserta d d k dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan d r ,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan,
serta dalam rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk lebih jelasnya, bimbingan belajar di MI/SD bertujuan sebagai berikut.

a. Mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas,
mengembangkan keteramp lan, serta dalam bers kap terhadap guru.
b. Menumbuhkan-kembangkan disiplin belajar dan keterampilan belajar, baik secara

135 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 135


mand r atau nd v dual maupun berkelompok.

136 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 136


c. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya
d l ngkungan sekolah atau alam sek tar untuk pengembangan pengetahuan,
keteramp lan dan pengembangan pr bad peserta d d k.

Secara operasional, bimbingan belajar di MI/SD terpadu dengan proses pembelajaran


secara keseluruhan. Dengan demikian di samping peran dan fungsi serta tanggungjawab
guru sebagai pengajar, kepedulian guru pun terhadap keragaman individu peserta didik
merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan
belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada peserta didik
secara nd v du atau perorangan, d samp ng memperhat kan kelompok kelas secara
keseluruhan.

Dalam melakukan bimbingan belajar, terkait erat dengan kriteria keberhasilan


belajar peserta didik. Untuk mengatahui apakah peserta didik telah berhasil atau belum
dalam belajarnya, guru seyogyanya mampu melakukan evaluasi (penilaian) berdasarkan
orientasi (tinjauan) atau rujukan yang digukannya secara tepat. Berdasarkan hasil
evaluasi (penilaian) sesuai dengan rujukan yang digunakan tersebut akan ditemukan
kualifikasi-kualifikasi peserta didik seperti beeikut ini.

a. Tujuan yang sesuai dengan rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang
d dasarkan pada penggunaan criterion referenced evaluation (CRE) atau pen la an
acuan patokan (PAP), maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
ber kut.
1) Peserta didik yang benar-benar dapat dinilai sebagai menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasi belajarnya yang tinggi atau berada di atas
batas lulus (qualified students).
2) Peserta didik yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran seperti yang
ditunjukkan oleh angka prestasi belajar nya yang sedang (relatively qualified
students).
3) Peserta didik dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasi belajarnya yang berada dibawah ukuran
batas lulus (unqualified students).

b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) peserta didik itu sendiri untuk belajar dalam
bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai ber kut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (overachievers atau peserta d d k
sukses).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya memang sesuai dengan apa yang
diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya (estimated, predicted atau

137 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 137


peserta didik wajar).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya ternyata lebih rendah dari apa yang
diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (underachievers atau
peserta d d k gagal).

c. Berdasarkan waktu yang ditetapkan (time allowed) untuk menyelesa kan sesuatu
program belajar, maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai berikut.
1) Peserta didik yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut (rapid
learners atau peserta d d k cepat).
2) Peserta didik yang dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan memang tepat
sesua dengan waktu yang telah d alokas kan (normal learners atau peserta d d k
normal).
3) Yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan berdasarkan
waktu yang telah d tetapkan (slow learners atau peserta d d k lambat).

d. Dengan menggunakan norm referenced evaluation (NRE) atau pen la an acuan norma
(PAN), dalam hal n prestas seorang peserta d d k d band ngkan dengan prestas
peserta d d k la nnya (ba k temannya sekelompok d tempat yang sama maupun d
tempat la n), maka akan d temukan kategor sas peserta d d k sebaga ber kut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (higher groups atau peserta d d k unggul).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu di sekitar rata-rata (mean) dar
kelompoknya (averages atau peserta d d k papak).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata
prestas kelompoknya (lower-groups atau peserta d d k asor).

Dari kriteria keberhasilan belajar peserta didik di atas, hendaknya guru memperoleh
gambaran tentang peserta d d k yang termasuk kepada kelompok syarat berhas l (na k
kelas atau lulus), cukup berhasil, dan kelompok yang tidak berhasil di dalam belajarnya.
Kelompok peserta didik yang tidak atau belum berhasil dalam belajarnya itu perlu
mendapatkan pelayanan bimbingan belajar, sebelum pada akhirnya diputuskan harus
mengulang program pelajaran kelas yang sama atau tidak naik kelas, harus dikeluarkan
dar sekolah atau drop out. Dengan dem k an, guru d harapkan berupaya dan leb h
teramp l dalam menangan peserta d d k-peserta d d k, khususnya bag mereka yang
benar-benar memerlukan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya sehari-hari,
ya tu :

1) Peserta didik yang tidak atau belum menguasai pelajaran angka nilai prestasi
belajarnya yang berada dibawah ukuran batas lulus (unqualified students).

138 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 138


2) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih rendah dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (underachievers atau peserta d d k
gagal).
3) Peserta didik yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan
berdasarkan waktu yang telah d tetapkan (slow learners atau peserta d d k lambat).
4) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (lower-groups atau peserta d d k asor).

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Menyebutkan dengan kata-kata sendiri definisi belajar !


2. Menguraikan disertai contoh-contoh prinsip-prinsip perbuatan belajar !
3. Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan belajar di MI/SD !
4. Mengidentifikasi peserta didik yang termasuk ke dalam peserta didik yang bermasalah
dalam belajar baik berdasarkan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu
yang d tetapkan, dan kemampuan kelompok.

RANGKUMAN
1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan t ngkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga has l dar pengalaman
nd v du tu send r dalam nteraks nya dengan l ngkungan. Perubahan tersebut akan
nampak dalam penguasaan pola-pola respons baru terhadap l ngkungan, yang berupa
keteramp lan-keteramp lan, s kap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apres as
dan sebaga nya.
2. Bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta
didik) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar,
sehingga setelah melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Peserta didik-peserta didik yang bemasalah dalam belajar dapat diidentifikasi melalui
keberhasilan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu yang ditetapkan, dan
kemampuan kelompok.

139 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 139


TES FORMATIF 1

1. Pengertian belajar banyak diungkapkan oleh beberapa ahl . Akan tetap , pada dasarnya
inti dari belajar adalah…
A. perubahan fisik;
B. perubahan per laku;
C. perubahan pengalaman;
D. perubahan kematangan.

2. Berikut dikemukakan prinsip-prinsip perubahan dalam belajar, kecuali...


A. perubahan sebaga ak bat dar proses kematangan;
B. perubahan yang d sadar ;
C. perubahan bers fat kont nu dan fungs onal;
D. perubahan bers fat pos t f dan akt f.

3. Kesiapan organ fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya
d sebut…
A. per laku nst nkt f;
B. per laku keadaan sementara;
C. kematangan;
D. kesiapan fisik.

4. Tom berhas l terp l h sebaga peserta d d k teladan d t ngkat Kota. Prestas tersbeut
memang layak d sandang Tom karena d a merupakan peserta d d k yang memang
benar-benar menguasai pelajaran dan selalu mendapat nilai yang tinggi. Melihat hal
tersebut, Tom termasuk …
A. peserta d d k sukses (over achievers);
B. peserta d d k unggul (qualiafied students);
C. peserta d d k Cepat (rapid learner);
D. peserta didik wajar (estimated).

5. Yang tidak termasuk ciri perubahan yang merupakan perilaku hasil belajar adalah…
A. perubahan tu pos t f;
B. perubahan tu d sadar ;
C. perubahan tu efekt f;
D. perubahan tu kebetulan.

6. D kelas, Melly dan Ranum merupakan peserta d d k yang senant asa t dak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau pelajarannya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Mel hat hal tersebut, Melly dan Ranum termasuk peserta d d k…
A. peserta d d k gagal (under achievers);

140 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 140


B. peserta d d k asor (unqualiafied students);
C. peserta d d k papak (average);
D. peserta d d k lambat (slow learners).

7. Peserta d d k-peserta d d k yang termasuk kategor peserta d d k lambat, peserta


d d k asor (lower groups) maupun peserta d d k gagal (underachievers) seba knya
d ber kan bantuan dan layanan khusus terencana ya tu…
A. b mb ngan kar r;
B. b mb ngan sos al-pr bad ;
C. bimbingan belajar;
D. b mb ngan n la .

8. Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar peserta didik, maka guru seyogyanya
melakukan hal ber kut n , ya tu…
A. melakukan evaluas ;
B. melakukan d agnos s;
C. melakukan identifikasi masalah;
D. melakukan b mb ngan.

9. Ada beberapa tujuan bimbingan belajar di SD, di antaranya ialah….


A. mengarahkan peserta d d k untuk dapat mengamb l keputusan yang tepat;
B. pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan
tugas, mengembangkan keteramp lan dan bers kap kepada guru;
C. memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan objek bimbingan;
D. proses bantuan untuk mengarahkan d r peserta d d k.

10. Pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif
sempurna d sebut…
A. per laku keadaan sementara;
B. per laku nst nkt f;
C. per laku manus aw ;
D. perilaku ajeg.

140 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 140


BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

141 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 141


Bimbingana dan Konseling 142
142 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 143


2

JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR DAN IDENTIFIKASI


PESERTA DIDIK YANG DIPERKIRAKAN MENGALAMI
MASALAH BELAJAR

1. Jenis-Jenis Masalah Belajar


Sebelum dikemukakan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik MI/
SD, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan masalah belajar. Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan menghambat
kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan
dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar
t dak hanya d alam oleh peserta d d k-peserta d d k yang rendak kemampuan dalam
belajarnya, akan tetapi dapat juga menimpa peserta didik-peserta didik yang pandai atau
cerdas.

Merujuk kepada pengertian masalah belajar di atas serta terhadap kriteria


keberhasilan belajar peserta didik yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka
jenis-jenis masalah belajar di MI/SD dapat dikelompokkan kepada peserta didik-peserta
d d k yang mengalam hal-hal ber kut.

a. Keterlambatan akadem k, ya tu keadaan peserta d d k yang d perk rakan mem l k


ntelegens yang cukup t ngg , tetap t dak dapat memanfaatkannya secara opt mal,
sehingga menunjukkan prestasi belajarnya yang berada di bawah kemampuannya
(underacievers).
b. Keterlambatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat
akadem k yang cukup t ngg atau mem l k IQ 130 atau leb h, tetap mas h memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang
amat t ngg .
c. Sangat lambat dalam belajar (slow leanners), ya tu keadaan peserta d d k yang
mem l k bakat akadem k yang kurang memada dan perlu d pert mbangkan untuk
mendapat pendidikan atau pembelajaran khusus.

Bimbingana dan Konseling 144


d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang bersemangat
dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik
yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang
seharusnya, sepert suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenc
guru, t dak mau bertanya untuk hal-hal yang t dak d ketahu , dsb.
f. Ser ng t dak sekolah, ya tu peserta d d k-peserta d d k yang ser ng t dak had r atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian
besar kegiatan belajarnya.

Has l penel t an Pray tno d Padang (Ded Supr ad , 1997) mengungkapkan masalah-
masalah yang dihadapi peserta didik-peserta didik SD. Sejumlah 50 item atau jenis
masalah, terdapat sepuluh masalah utama yang d hadap peserta d d k-peserta d d k SD
d Kota Padang, dar sebanyak t ga kelompok peserta d d k yang d tel t , ya tu :

1. Peserta d d k-peserta d d k SD PPSP IKIP Padang – ket ka tu – dengan sampel 220


kelas IV dan kelas V.
2. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (d lakukan
tahun 1981).
3. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 peserta d d k.

Kesepuluh masalah utama yang d hadap peserta d d k-peserta d d k SD d Kota


Padang dapa d l hat pada tabel ber kut :

Tabel 1
SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK-PESERTA DIDIK SD
DI KOTA PADANG
(dalam %)
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berb cara d muka kelas 30 40 40
3 Khawat r t nggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesul tan berh tung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Ser ng sak t 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54

144 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 144


Peserta d d k-peserta d d k sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar
mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah
tersebut tidak selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di
kelas, mela nkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru d luar s tuas proses
pembelajaran.

2. Identifikasi Peserta didik yang Diperkirakan Mengalami Masalah


Belajar
Peserta didik yang mengalami masalah belajar, dapat diidentifikasi melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.

a. Tes Hasil Belajar.


Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana peserta
didik telah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya.
Peserta didik-peserta didik dikatakan telah mencapai tujuan pembelajaran apabila dia
telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketentuan ini merupakan penerapan dari
sistem belajar tuntas (mastery learning) yang d dasarkan pada asums bahwa set ap
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi waktu
yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang disajikan.
Tingkat penguasaan bahan atau materti pembelajaran ditentukan dengan menetapkan
patokan atau kr ter a, ya tu persentase m n mal yang harus d capa oleh peserta d d k
yang belum menguasai bahan pembelajaran sesuai dengan patokan atau kriteria yang
ditetapkan, dikatakan sebagai peserta didik yang belum menguasai tujuan pengajaran.
Peserta d d k yang sepert n d golongkan sebaga peserta d d k yang mengalam
masalah belajar dan memerlukan bantuan khusus, sedangkan peserta didik yang
sudah menguasai secara tuntas semua bahan-bahan yang disajikan sebelum batas
waktu yang d tetapkan berakh r, d golongkan sebaga peserta d d k yang sangat cepat
dalam belajar. Mereka ini patut untuk mendapatkan pelajaran tambahan.

b. Tes Kemampuan Dasar


Set ap peserta d d k mempunya kemampuan dasar atau kecerdasan tertentu.
T ngkat kemampuan dasar n b asanya d ukur atau d ungkap dengan menggunakan tes
kecerdasan yang sudah baku. D asums kan bahwa anak normal, mem l k t ngkat
kecerdasan (IQ) antara 90-109. Has l yang d capa peserta d d k hendaknya dapat
mencerm nkan t ngkat kemampuan yang d m l k nya. Peserta d d k yang kemampuan
dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Bilamana seseorang
peserta didik mencapai hasil belajar lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang
d m l k nya, maka peserta d d k yang bersangkutan d golongkan sebaga yang
mengalami masalah belajar.

145 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 145


c. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar.
Sebagian dari hasil belajar peserta didik ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang
ditunjukkan oleh peserta didik pada saat belajar. Kebiasaan belajar menunjuk pada
bentuk dan pola per laku yang d tamp lkan secara terus-menerus oleh peserta d d k
dalam belajar.
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar peserta didik, dapat diketahui melalui
pengamatan yang dilakukan di dalam kelas. Misalnya, dalam hal mengerjakan tugas-
tugas, membaca buku, membuat catatan dan keg atan-keg atan la n yang berhubungan
dengan belajar peserta didik. Tetapi pengamatan biasanya terbatas pada sikap dan keb
asaan yang d ter ma oleh alat ndera. Untuk mengungkapkan s kap dan keb asaan yang
leb h luas telah d kembangkan beberapa alat berupa ”skala s kap dan keb asaan
belajar”. Alat ini akan dapat mengungkapkan derajat cara peserta didik mengerjakan
tugas-tugas sekolah, sikap terhadap guru, sikap dalam menerima pelajaran dan
kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Dengan memperhatikan sikap dan kebiasaan belajar peserta didik akan dapat diketahui
bahwa peserta didik-peserta didik yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai
dan perlu terus d pertahanan serta peserta d d k-peserta d d k yang memerlukan bantuan
khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya yang baik.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Deskripsikan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik SD.
2. Dengan cara apa Anda dapat mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar !

RANGKUMAN
1. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan
menghambat proses belajar, baik dari dirinya maupun lingkungannya.
2. Jenis-jenis masalah belajar di MI/SD berupa keterlambatan akademik, keterlambatan
dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, sikap dan
kebiasaan yag buruk dalam belajar, sering tidak sekolah, dan lain-lain.
3. Identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar.

146 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 146


TES FORMATIF 2

1. Apabila seorang peserta didik terhambat kelancaran proses belajar, maka ia


mengalam ….
a. Gangguan kejiwaan
b. Gangguan fisik
c. Masalah belajar
d. Masalah ekonom

2. Dibawah ini ada beberapa tes yang dapat mengidentifikasi peserta didik yang
mengalami masalah belajar, diantaranya:
1) tes hasil belajar
2) tes kesehatan
3) tes kemampuan dasar
4) skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar
dari option di atas, jawaban yang tepat adalah….
a. 1,2,3
a. 1,3,4
b. 2,3,4
c. 1,2,4

3. Tes IQ termasuk ke dalam tes….


a. Tes hasil belajar
b. Tes kesehatan
c. Tes kemampuan dasar
d. Skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar

4. Keadaan peserta d d k yang d perk rakan mem l k ntelegens yang t ngg , tetap t
dak dapat memanfaatkannya secara opt mal, termasuk ke dalam kelompok peserta d
d k yang mengalam …
a. Keterlambatan akadem k
b. Sangat lambat dalam belajar
c. Keterlambatan dalam belajar
d. Kurang motivasi dalam belajar

5. Berikut ini merupakan contoh masalah belajar yang dialami oleh peserta didik :
1) R na sudah lama t dak sekolah karena mender ta sak t keras.
2) Drian lebih memilih bolos, daripada harus belajar matematika di jam terakhir.
3) Deri sering terlambat datang ke sekolah karena letak rumahnya jauh dari
sekolah

147 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 147


Peserta didik yang memiliki masalah karena kurangnya motivasi dalam belajar
adalah…
a. R na.
b. Dr an.
c. Der .
d. R na, Dr an dan Der .

6. Setiap peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang
disajikan. Hal ini merupakan asumsi dari….
a. Learning fun
b. Basic learning
c. Kebiasaan belajar
d. Mastery learning

7. Peserta d d k yang suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenc


guru, dapat d kelompokkan kepada peserta d d k yang mengalam ….
a. keterlambatan akadem k
b. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
c. keterlambatan dalam belajar
d. kurang motivasi dalam belajar

8. Alat yang dapat mengungkapkan derajat sikap peserta didik terhadap guru dan sikap
peserta didik dalam menerima pelajaran adalah…
a. Skala pen la an.
b. Skala s kap.
c. Catatan Anekdot.
d. Angket.

9. Berdasarkan tes hasil belajar, bila seorang anak digolongkan sebagai peserta didik yang
sangat cepat dalam belajar, maka jenis bantuan yang patut didapatkan oleh peserta d
d k tersebut adalah…
a. Mendapatkan pengajaran remedial.
b. Mendapatkan pelajaran tambahan.
c. Mendapatkan bantuan khusus.
d. T dak mendapatkan bantuan apapun.

10. Peserta d d k d katakan gagal kalau yang bersangkutan t dak berhas l mencapa
tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya, dapat digolongkan ke dalam….
a. Pengulang/repeaters

148 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 148


b. Peserta d d k lambat/lower group

149 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 149


c. Peserta d d k asor/unqualiafied students)
d. Slow learners

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %
10
Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79
% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

150 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 150


Bimbingana dan Konseling 151
150 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 152


3

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR


DAN UPAYA MEMBANTU PESERTA DIDIK DALAM
MENGATASI MASALAH BELAJAR

1. Faktor Penyebab terjadinya Masalah Belajar.


Pada dasarnya dari setiap jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar peserta
d d k d MI/SD, cenderung bersumber dar faktor-faktor yang melatarbelakang
(penyebabnya). Setelah guru mengetahu s apa peserta d d k yang bermasalah dalam
belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan
tahap berikutnya, yaitu mencari atau mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya masalah
yang dialami peserta didiknya dalam belajar tersebut. Meskipun dalam hal ini seorang
guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah yang sesungguhnya,
karena masalah belajar cenderung sangat kompleks. Kompleksitas masalah peserta didik
dalam pembelajaran di MI/SD dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, masalah belajar yang sama dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan.
Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang peserta didik atau lebih, belum
tentu d sebabkan oleh faktor yang sama. M salnya : Tut dan An adalah peserta d d k
kelas III, t dak mampu membaca dengan ba k dan benar seluruh bacaan yang d ber kan
gurunya. Tut d sebabkan mender ta gangguan pengl hatan, sedangkan An cenderung
d sebabkan t dak menguasa tata bahasa yang benar. Dalam kasus n kedua-duanya sama
mengalami masalah belajar dalam ”membaca”, tetapi faktor penyebabnya berlainan.

Kedua, dar sebab yang sama dapat t mbul masalah yang berla nan. Ser ngkal suatu
kond s yang sama d m l k oleh beberapa orang peserta d d k, namun men mbulkan
masalah-masalah yang berla nan pada mas ng-mas ng nd v du. M salnya : Soleh dan Tono
peserta d d k kelas VI, sama-sama berasal dar l ngkungan keluarga ekonom rendah.
Pengaruh dar keadaan tersebut, bag Soleh mempunya dampak yang pos t f karena set ap
mengikuti pelajaran di kelas, selalu menunjukkan perhatian, sikap dan disiplin belajar
yang tinggi. Ia pun menunjukkan perilaku yang tidak banyak membuang-buang waktu
untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Prestasi belajarnya termasuk kepada kelompok

Bimbingana dan Konseling 153


yang berhasil di kelasnya. Sedangkan bagi Tono, nampak menunjukkan sebaliknya, ia tidak
mampu belajar dengan baik, tampak kurang konsentrasi dan tidak bersemangat dalam
belajar, sehingga prestasi belajarnya pun berada di bawah rata-rata kelasnya.

Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang peserta
didik tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang
sal ng berhubungan antara satu dengan yang la n. M salnya : Marn seorang peserta d d k
kelas V, memiliki kelainan fisik. Kondisi yang dimilikinya itu menimbulkan tanggapan
dari orang-orang lain (terutama teman sekelasnya), sehingga bagi Marni menjadi rasa
rendah d r . Dar rasa rendah d r tu, cenderung dapat menyebabkan Marn mengalam
masalah belajar.

Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik
d kelompokkan ke dalam dua kategor , ya tu :

a. Faktor-faktor nternal (faktor-faktor yang berada atau bersumber dar dalam d r


peserta d d k tu send r ), antara la n :
1) Gangguan secara fisik, seperti
a) Suatu pusat sususan syaraf dak berkembang secara sempurna karena luka atau
cacat, atau sak t seh ngga membawa gangguan emos onal.
b) Panca ndra mungk n berkembang kurang sempurna atau sak t/rusak seh ngga
menyul tkan proses nteraks secara efekt f.
c) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-
kelenjar tubuh yang sering membawa kelainan-kelainan perilaku (kurang terkoord
nas kan dan sebaga nya).
d) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota
badan (kak , tangan, dan sebaga nya) ser ng pula membawa ket dakstab lan
mental dan emos onal.
e) Penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar
secara opt mal.

2) Kelemahaman-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir


maupun karena pengalaman) yang sukar d atas oleh nd v du yang bersangkutan dan
juga oleh pendidikan, antara lain :
a) Kelemahan mental (taraf kecerdasannya cenderung kurang atau rendah).
b) Tampaknya sepert kelemahan mental, tetap sebenarnya kurang m nat,
keb mbangan, kurang usaha, akt v tas yang t dak terarah, kurang semangat
(kurang g z , kelelahan, dan sebaga nya), kurang menguasa keteramp lan dan
kebiasaan fundamental dalam belajar.

3) Kelemahan emos onal, antara la n :

152 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 152


a) Terdapatnya rasa t dak aman (insecurity).
b) Penyesua an d r yang salah (maladjusment) terhadap orang-orang, s tuas , dan
tuntutan-tuntutan tugas dan l ngkungannya.
c) Tercekam rasa phob a (takut, benc dan ant pat yang t dak beralasan), mekan sme
pertahanan d r .
d) Ket dakmatangan (immaturity).

4) Kelemahan-kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan dan s kap-s kap yang salah,
antara la n :
a) Tidak menentu dan kurang menaruh perhatian terhadap pekerjaan-pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah.
b) Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah, menolak atau malas belajar.
c) Kurang mem l k keberan an, gagal atau kurang mampu untuk berusaha
memusatkan perhat an.
d) Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab.
e) Malas dan tidak bernafsu/bersemangat untuk belajar.
f) Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
g) Nervous/cemas dalam belajar.

5) T dak mem l k keteramp lan-keteramp lan dan pengetahuan dasar yang d perlukan,
sepert :
a) Ket dakmampuan membaca, berh tung, kurang menguasa pengetahuan dasar
untuk suatu b dang stud yang sedang d kut nya secara sekuens al (men ngkat
dan berurutan).
b) Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.

b. Faktor-faktor eksternal/faktor-faktor yang t mbul dar luar d r nd v du (s tuas


sekolah dan masyarakat), antara la n :
a) Kur kulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang t dak
sesua dengan t ngkat-t ngkat kematangan dan perbedaan-perbedaan nd v du.
b) Ketidaksesuaian standar administrasif (sistem pengajaran), penilaian, pengelolaan
kegiatan dan pengalaman pembelajaran, dan sebagainya.
c) Terlalu berat beban belajar peserta didik dan atau mengajar guru.
d) Terlalu besar propors peserta d d k dalam kelas, terlalu banyak menuntut
keg atan d luar, dan sebaga nya.
e) Terlalu ser ng p ndah sekolah atau program, t nggal kelas, dan sebaga nya.
f) Kelemahan dari sistem pembelajaran pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar/
asal) sebelumnya.
g) Kelemahan yang terdapat dalam kond s rumah tangga (pend d kan, status sos al

153 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 153


ekonom , keutuhan keluarga, besarnya anggota keluarga, trad s dan kultur
keluarga, ketenteraman dan keamanan sos al-ps kolog s dan sebaga nya.
h) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat
dalam keg atan ekstrakur kuler.
) Kekurangan g z .

2. Upaya membantu peserta didik dalam Mengatasi Masalah Belajar


Peserta didik yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar
masalahnyat dakberlarut-larutyangnant nyadapatmempengaruh prosesperkembangan
peserta d d k. Beberapa upaya yang dapat d lakukan d antaranya :

a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau memperbaiki yang membuat proses pemebelajaran
menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pembelajaran
yang d maksudkan untuk menyembuhkan atau memperba k ba k proses maupun
hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan dapat dilakukan
kepada perseorangan atau sekelompok peserta didik yang menghadapi masalah belajar,
sehingga mampu memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Melalui
pengajaran perbaikan tersebut, peserta didik akan terbantu dalam memperbaiki proses
belajarnya, sehingga berdampak pada perubahan/perbaikan hasil belajarnya.

Dibanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus,


karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar
belakang masalah/kesulitan yang dihadapi peserta didik. Di samping itu, bekerja atau
penyelenggaraan pembelajaran dengan peserta didik-peserta didik yang menghadapi
masalah belajar banyak sedikitnya berbeda dengan pembelajaran bagi peserta didik yang
mengikuti pelajaran di kelas biasa. Kalau di dalam kelas biasa unsur emosional peserta
didik tidak beritu menonjol, sedangkan di kelas peserta didik yang sedang mengalami
masalah belajar justru sebaliknya, ia mungkin dihinggapi perasaan takut, cemas, tidak
tentram, b ngung, b mbang, dsb.

b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajarnya.
Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar
sebelumnya. Peserta didik yang cepat dalam belajar, hampir selalu dapat mengerjakan
tugas-tugas leb h cepat d band ngkan dengan teman-teman sekelasnya dalam waktu
yang d tetapkan.

154 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 154


Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak postitf apabila peserta didik
merasa d r nya d perhat kan dan d harga atas keberhas lan dan kemampuannya dalam
belajar. Selanjutnya ia akan berusaha untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Sebaliknya, kecepatan belajar akan
mempunya dampak negat f apab la peserta d d k merasa kurang d perhat kan dan
kurang d harga . Mereka cenderung menjadi patah semangat, jera dan sebagainya. Dalam
hubungannya dengan peserta didik-peserta didik lain, mereka mungkin menjadi peserta d
d k yang mengganggu atau salah t ngkah. Hal n akan dapat men mbulkan menurunnya
prestasi belajar mereka.

c. Peningkatan Motivasi Belajar


Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan
motivasin belajarnya. Prosedur yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut.

1) Memperjelas tujuan-tujuan pembelajaran. Peserta didik akan terdorong untuk belajar


secara lebih baik apabila ia mengetahui atau memperoleh kejelasan tentang tujuan-
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Menyesuaikan pembelajaran dengan bakat, kemampuan dan minat peserta didik.
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
peserta d d k.
4) Member kan had ah atau penguatan (rewards) dan hukuman (funisment) yang bers fat
membimbing yaitu yang menimbulkan efek terhadap meningkatnya motivasi belajar
peserta d d k.
5) Menc ptakan suasana hubungan yang hangat dan d nam s antara guru dan peserta
d d k serta antara peserta d d k dengan peserta d d k.
6) Mengh ndar tekanan-tekanan dan suasana yang t dak menentu sepert suasana yang
menakutkan, mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan peserta didik.
7) Melengkapi sumber dan peralatan/media pembelajaran, sehingga mendorong peserta
didik untuk bergairah dalam belajar.
8) Memfasilitasi peserta didik untuk mempelajari hasil belajar yang diperolehnya,
sehingga peserta didik yang hasil belajarnya kurang baik akan terdorong untuk
memperbaiki dalam pembelajaran berikutnya, sementara peserta didik yang sudah
meraih hasil belajar dengan baik akan semakin termotivasi untuk mempertahankan
prestasi belajar yang telah diraihnya itu.

d. Peningkatan Keterampilan Belajar


Keterampilan belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar
peserta didik. Beberapa keterampilan belajar yang perlu senantiasa dipupuk dan
d kembangakan pada peserta d d k, d antaranya adalah :

155 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 155


1) Keteramp lan membuat catatan tentang materi-materi pokok yang disajikan guru

156 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 156


waktu mengajar, namun tidak mengurangai konsentrasi dan kemampuannya dalam
menyimak/memahami materi pembelajaran.
1) Keterampilan membuat ringkasan dari bahan ajar yang dibaca, sehingga memudahkan
peserta didik untuk mengingat kembali materi yang dipelajarinya.
2) Keteramp lan mengerjakan soal-soal latihan, yang dapat meningkatkan penguasaan
peserta didik terhadap materi pembelajaran.

e. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik


Setiap peserta didik diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang
efekt f. Tetap t dak tertutup kemungk nan adanya peserta d d k yang mem l k s kap dan
kebiasaan belajar yang tidak baik, sehingga yang bersangkutan dikhawatirkan tidak akan
mencapai prestasi belajar yang baik. Hasil belajar yang baik itu dapat diperoleh melalui
usaha yang dilakukan secara baik pula oleh peserta didik. Sikap dan kebiasaan belajar yang
ba k t dak tumbuh-kembang secara kebetulan, mela nkan ser ngkal perlu d pupuk melalu
bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua peserta d d k. Untuk tu,
peserta d d k hendaknya d bantu dalam hal :

1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar.


2) Memel hara kond s kesehatan yang ba k.
3) Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
4) Memilih tempat belajar yang baik.
5) Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
6) Membaca secara ba k dan sesua dengan kebutuhan.
7) T dak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang t dak d ketahu .

D samp ng dengan cara bantuan d atas terdapat beberapa cara yang la n yang dapat
dilakukan guru untuk menumbuhkan-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
ba k adalah :

a. Membantu peserta d d k menyusun rencana yang ba k. Rencana n memuat pokok


dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara
mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara- cara
memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal
ini, peserta didik perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti
kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-
keterangan yang diberikan oleh guru dan apa pula yang harus dikerjakan setelah
kegiatan belajar-mengajar berakhir (sampai di rumah).
c. Melatih peserta didik membaca cepat. Kecepatan membaca menunjuk kepada
banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat d baca dalam waktu tertentu. Dengan

157 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 157


membaca cepat, kemungk nan peserta d d k memperoleh banyak nformas atau lmu
pengetahuan dar buku sumber yang d bacanya.
d. Melatih peserta didik untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan efekt
f. Salah satu metode yang perlu d kuasa oleh peserta d d k adalah metode SQR3 (Survey,
Question, Read, Recite, Write dan Review) yang d kemukakan oleh Franc s P. Rob nson
(Dorothy Ke ter, 1975).
e. Membiasakan peserta didik mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
f. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang
telah d susunnya. Untuk n d perlukan adanya pemantauan dan pengawasan yang
berkes nambungan dar p hak guru dan orangtua s swa.
g. Membantu peserta didik agar dapat berkembang secara wajar dan sehat. Misalnya
dengan mem ndahkan tempat duduk peserta d d k yang d lakukan secara berkala,
membetulkan posisi duduk peserta didik (tidak terlalu membungkuk, jarak mata
dengan buku + 30 cm), memer ksa kuku, rambut, dsb.
h. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi
persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian dan
segi-segi admininstratif penyelenggaraan ujian.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Berdasarkan jenis-jenis belajar di atas, coba anda analisis faktor-faktor yang


melatarbelakangi masalah belajar peserta didik di MI/SD tersebut!
2. Kemukakan upaya-upaya yang perlu Anda lakukan untuk membantu peserta d d k
mengatasi masalah yang dihadapinya, berdasarkan prosedur yang telah anda pelajari
!
3. Apakah perubahan zaman mempengaruh keanekaragaman masalah peserta d d k
(dalam arti permasalahan belajar peserta didik semakin kompleks) ? Diskusikan
mengapa dem k an !

RANGKUMAN
1. Masalah belajar peserta didik cenderung kompleks karena masalah belajar yang
sama dapat t mbul oleh berbaga sebab yang berla nan, sebab yang sama dapat
menimbulkan masalah yang berlainan, serta sebab-sebab masalah belajar dapat
sal ng berhubungan antara yang satu dengan yang la n.
2. Sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik-peserta didik: faktor
internal (gangguan secara fisik, ketidakseimbangnya mental, kelemahan emosional,
keb asaan yang salah) dan faktor eksternal (sekolah, keluarga).

158 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 158


3. Upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar dapat dilakukan
melalui pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar,
peningkatan keterampilan belajar serta pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang ba k.

159 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 159


TES FORMATIF 3

1. Yang tidak termasuk faktor-faktor internal penyebab timbulnya masalah belajar pada
peserta d d k ya tu…
a. Gangguan secara fisik.
b. Kelemahan secara mater .
c. Kelemahan secara emos onal.
d. Kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan dan s kap yang salah.

2. Setelah melakukan observas , Bu Yun ta akh rnya mengetahu peserta d d k-peserta


didik yang bermasalah dalam belajar dan jenis masalah yang mereka hadapi. Langkah
kegiatan selanjutnya yang paling tepat dilakukan oleh Bu Yunita adalah…
b. Membuat rekomendas pemecahannya.
c. Mem k rkan kemungk nan saran pemecahan masalah tersebut.
d. Mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami peserta didik tersebut.
e. Mengamb l kes mpulan dar permasalahan yang d alam oleh peserta d d k
tersebut.

3. Kekecewaan dirasakan oleh Ical dan Ardi yang gagal menjadi peserta didik teladan di
tingkat Kota. Sejak kegagalan tersebut, Ical berubah menjadi peserta didik yang malas
belajar, bersikap acuh terhadap guru dan sering terlambat ke sekolah. Sedangkan
Ardi masih seperti dulu bahkan terlihat lebih rajin bertanya dan membaca. Masalah
belajar yang dialami oleh Ical dan Ardi termasuk….
a. Masalah belajar yang timbul oleh sebab yang berlainan.
b. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah berlainan.
c. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah sama.
d. Masalah belajar dari sebab-sebab yang saling berhubungan satu dengan yang
la n.

4. Suatu bentuk upaya membantu peserta didik yang sangat cepat dalam belajar
d sebut…
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.
c. Pengajaran perbaikan.
d. Keg atan pengayaan.

5. Peserta d d k-peserta d d k kelas t ga sangat menyuka Bu Desty karena bel au selalu


memberikan permen atau cokelat bagi peserta didik yang berani maju ke depan dan
mendapat n la tert ngg . Upaya yang d lakukan oleh Bu Desty termasuk keg atan….
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.

160 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 160


c. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Keg atan pengayaan.

6. Yang t dak termasuk upaya yang dapat d lakukan oleh guru dalam menumbuhkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah…
a. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
b. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal
tersebut.
c. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.
d. Membantu peserta didik untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik.

7. Semenjak pindah ke sekolah baru, Radya mengalami masalah dalam belajar dikarenakan
t mbulnya perasaan t dak aman serta kurang b sa menyesua kan d r dengan
l ngkungan baru. Masalah belajar yang dialami Radya disebabkan oleh…
a. Ket dakse mbangan mental.
b. Kelemahan secara mater .
c. Kelemahan secara emos onal.
d. Kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan yang salah.

8. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud…


a. Menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi lebih baik.
b. Menambah atau memperluas pengetahuan dan kemampuan peserta d d k.
c. Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
d. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat peserta didik.

9. Sebagai wali kelas empat, Pak Asep memiliki jadwal rutin yaitu memindahkan tempat
duduk dan membetulkan pos s duduk peserta d d k set ap satu bulan sekal . Keg atan
yang d lakukan oleh Pak Asep merupakan upaya yang d lakukan untuk….
a. Meningkatkan keterampilan belajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Men ngkatkan keg atan pengayaan.

10. Metode yang perlu dikuasai oleh peserta didik untuk dapat mempelajari buku
pelajaran efisien dan efektif yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson adalah…
a. Metode 3SQR
b. Metode S3QR
c. Metode SQR3
d. Metode SQR

160 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 160


BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan mengkaji Bahan Belajar Mandiri 5. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian
yang belum Anda kuasa .

161 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 161


KUNCI JAWABAN DAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. B

TES FORMATIF 2
1. C
2. B
3. C
4. A
5. B
6. D
7. B
8. B
9. B
10. A

TES FORMATIF 3
1. B
2. C
3. B
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. C
10. C

162 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 162


5
BAHAN BELAJAR MANDIRI

BIMBINGAN KARIR
PESERTA DIDIK MI/SD

Bimbingana dan Konseling 163


Bimbingana dan Konseling 164
164 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 165


BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam era yang semakin maju, individu dihadapkan pada berbagai macam tantangan,
salah satunya adalah tantangan dari dunia pekerjaan yang semakin kompetitif. Melalui
pengenalan kar r kepada peserta d d k MI/SD, dapat mengarahkan dan menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman akan macam-macam kegiatan dan pekerjaan di lingkungannya.
Dengan demikian, guru MI/SD hendaknya memahami tentang sejarah bimbingan karir,
makna karir dan bimbingan karir, tujuan dan prinsip-prinsip bimbingan karir, matra dan
strateg b mb ngan kar r.

Dalam BBM 5 n akan d perkenalkan tentang B mb ngan Kar r. Pembahasan mater


akan difokuskan pada bagaimana sejarah bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan pelayananan bimbingan karir di MI/SD, strategi dan teknik bimbingan karir di
MI/SD.

Setelah mempelajari bahan belajar mandiri 5 ini, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep dasar bimbingan karir.


2. Menjelaskan tujuan dan prinsip bimbingan karir di MI/SD.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan karir di MI/SD

Untuk membantu anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 5 diorganisasikan menjadi
tiga kegiatan belajar yaitu:

Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan Karir.


Kegiatan Belajar 2: Tujuan dan Prinsip Bimbingan Karir di MI/SD.
Kegiatan Belajar 3 : Strategi dan Teknik Bimbingan Karir di MI/SD.

Pembahasan pada bahan belajar mandiri 5 (BBM 5) ini akan diarahkan untuk mencapai
pemahaman terhadap sejarah inunculnya bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di MI/SD dan teknik bimbingan karir di MI/SD.

Bimbingana dan Konseling 166


PETUNJUK BELAJAR
Untuk membantu Anda menguasai seluruh bahan belajar mandiri dengan baik,
perhat kanlah beberapa prosedur d bawah n .

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara leb h cermat dan penuh perhat an, dan b la perlu ber lah tanda khusus pada bag
an atau kata-kata kunc yang Anda anggap pent ng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap b la dengan d skus pun belum mendapatkan
pemahaman, seba knya d catat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutor al
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang d sarankan.
5. Buatlah kes mpulan dengan kata-kata Anda send r dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
7. Evaluasi hasil kegiatan belajar Anda dengan cara mencocokkan hasil tes dengan kimci
jawaban, kemudian hitunglah tingkat penguasaan Anda seperti yang dicontohkan.

166 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 166


1

KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR

1. Sejaran Bimbingan Karir


Istilah dan kegiatan bimbingan karir bermula dari bimbingan jabatan atau vocational
guidance yang mula d pergunakan Frank Parson pada tahun 1908. Bel au membentuk
suatu lembaga yang bertujuan membantu anak-anak muda untuk memperoleh
pekerjaan. Pada tahun 1909, Frank Parson menerbitkan buku yang berjudul Choosing
a Vocational. Dalam bukunya Frank Parson mengidentifikasi tiga variabel dasar dalam
proses pengambilan keputusan karir, yaitu: individu, pekerjaan dan keterkaitan di antara
keduanya. Pada saat tu, b mb ngan kar r d pandang sebaga proses untuk mendapatkan
pekerjaan, dengan cara mencocokan ciri-ciri dan faktor diri individu dengan ciri-ciri dan
faktor pekerjaan yang ada di lingkungannya.

Selama n Frank Parson d kenal sebaga tokoh dalam mer nt s b mb ngan kar r,
padahal 1000 tahun sebelum bel au mengemukakan gagasannya tu telah d temukan d
daerah Basra bahwa ada tokoh-tokoh Islam klas k yang mer nt s keg atan-keg atan yang
berka tan dengan t ga var abel dalam pengamb lan keputusan kar r. Oleh karena tu,
praktik-praktik mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah berlangsung
sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.

Selanjutnya berkembang penggunaan istilah bimbingan karir, seperti pada tahun


1911 d bentuk B ro Jabatan dengan ed tor Freder ck J. Al en yang menerb tkan Vocational
Guidance News Letter sebagai jurnal pertama yang kemudian berganti nama mcnjadi
Vocational Guidance Magazine, kemud an Occupation Guidance, dan berubah lagi menjadi
Personal and Guidance Journal.

Hugo Munsterberg pada tahun 1912 telah menerb tkan Psychology Industrial Efficiency
d Jerman sebaga suatu penemuan pent ng dalam apl kas metode eksper mental
untuk mempelajari pemilihan jabatan dan para pekerja. Kemudian Lembaga Penelitian

167 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 167


Stabilisasi Pengangkatan Kerja Minnesota di bawah pimpinan Donald G. Patterson, pada
tahun 1931 meneliti tentang faktor-faktor psikologis dalam penempatan kerja dengan
menggunakan tes, wawancara, dan pola kecakapan kerja.

Carl R. Rogers pada tahun 1942 mcngemukakan bahwasannya pendekatan b mb ngan


karir terletak pada aspek kognitif klien di dalam memgambil keputusan, juga melibatkan
mot vas , d nam ka afekt f, pemahaman dan pener maan d r . Kemud an Rogers
menerbitkan karyanya yang berjudul Counseling and Psychotherapy.

Pendekatan yang pal ng dom nan alah Parson an yang memusatkan d r pada nd v du,
pekerjaan dan hubungan antara keduanya. Model ini disebut teori Trait and Factor yang
menekankan pada penggunaan tes dan informasi jabatan. Pandangan lain menganggap
bahwa masalah pem l han dan penyesua an kar r adalah masalah kepr bad an, hal n
yang banyak d anut oleh teor Client Centered. Sedangkan Behav or st k leb h menekankan
kepada ntervens dalam proses p l han kr r, yang menekankan pent ngnya keteramp lan
membuat keputusan karir dan tanggung jawab atas segala resiko dari putusannya itu.

Sejalan dengan perkembangan bimbingan dan konseling seperti dipaparkan di


atas, kegiatan bimbingan dan konseling mulai diperkenalkan di negara kita sejak tahun
1968 yang tertuang dalam Kurikum SMA Gaya Baru dengan sebutan Bimbingan dan
Penyuluhan atau Guidance and Counseling (GC). Dalam perjalanannya, bimbingan dan
penyuluhan semak n d rasakan pent ngnya dalam mendukung perkembangan s swa
secara opt mal, seh ngga pos s dan urgens nya d tegasakan dalam Kur kulum 1975 pada
Buku IIIC tentang B mb ngan dan Penyuluhan. D s n d tegaskan, bahwa B mb ngan
dan Penyuluhan merupakan bag an ntegral dar keseluruhan program pend d kan d
sekolah, selain Bidang Manajemen-administrasi dan Bidang Pembelajaran atau Kurikuler.
Selama hampir 10 tahun sejak tahun 1975 bidang bimbingan dan penyuluhan mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolog . Sampa pada akh rnya, tahun 1984 keluar kur kulum baru yang menegaskan
perlunya layanan b mb ngan kar r d laksanakan d sekolah-sekolah sebaga bag an ntergal
dari keseluruhan program Bimbingan dan Konseling. Sejalan dengan itu, diterbitkanlah
Buku Paket Bimbingan Karir, sebagai salah satu panduan bagi para Guru Pembimbing di
sekolah dalam menyelenggarakan b mb ngan kar r.

Dalam praktiknya di lapangan, bimbingan karir telah dilaksanakan dan menjadi bagian
khusus dar program b mb ngan dan konsel ng terutama d MTs/SMP dan MA/SMA/
SMK. Sedangkan pada t ngkat MI/SD pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng termasuk
d dalamnya b mb ngan kar r, mas h d laksanakan secara ter ntegras /terpadu dalam
pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas atau guru mata pelajaran. Kondisi seperti
n , d harapkan t dak mengurang makna pent ngnya layanan b mb ngan dan konsel ng
terutama b mb ngan kar r bag peserta d d k MI/SD. Hal n d dasar oleh asums bahwa
perkembangan karir individu itu berlangsung sepanjang hayat (Super, 1984 menyebutnya
sebaga life span career development) sejalan dengan proses perkembangan individu

168 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 168


tu send r . Hal n mengandung makna, bahwa b mb ngan kar r sangat d perlukan bag
peserta d d k MI/SD untuk mengembangkan kesadaran kar r (career awareness) pada
masa pertumbuhan perkembangan nd v du. B la pada masa pertumbuhan n tercapa
kesadaran kar r peserta d d k, maka d duga akan mempermudah atau memfas l tas
penguasaan tugas perkembangan karir pada tahap selanjutnya yaitu tahap eksplorasi
karir yang ditandai dengan kemampuan merencakan karir secara lebih definitif.

2. Makna Karir
D masa lalu, term nolog kar r d padang oleh masyarakat awam sebaga sebuah st lah
yang eksklusif dan menjadi wacana di kalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang
jabatan struktural, bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor
b sn s, pemer ntahan dan b rokras kar r. Pemaknaan la n tentang kar r adalah pandangan
bahwa kar r dent k dengan kena kan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak
karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan struktural.

Perseps tentang ‘kar r’ sepert yang d paparkan d atas t dak sepenuhnya benar atau
seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak st lah yang sep ntas mem l k kesamaan
makna dengan kar r, m salnya task, position, job, occupation, vocation, avocation.
Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah
sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini,
Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa kar r dapat d def n s kan as the sequence of
major position occupied by a person throughout his, or her pre-occupational, occupational
and post-occupational life. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang
terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun.

Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, pekerja dan pensiunan
dapat d katakan sebaga kar r ? Itulah yang oleh Super (1976) d sebut bahwa
kar r leb h bers fat person oriented. Pos s tersebut dapat d pandang sebaga kar r,
bergantung pada pandangan seseorang mengena kar r dan perspekt f mana yang a
gunakan. Yang pal ng pent ng adalah baga mana kual tas nd v du berper laku pada
set ap pos s tersebut (Healy, 1982). Dengan asums n dapat d katakan bahwa kual tas
per laku pada pos s tersebut dapat d rasakan dan bermakna bag keh dupan nd v du
tu send r dan l ngkungannva. Secara umum b mb ngan kar r d art kan sebaga upaya
bantuan kepada nd v du untuk mendorong dan member kan kemudahan perkembangan
kar r dalam keh dupannya. Banatuan tersebut mencakup perencanaan kar r, pengamb lan
keputusan dan penyesuai pekerjaan.

Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi
mempunyai makna yang lebih luas daripada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui
pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi

169 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 169


pekerjaan tidakselamanya dapat menunjang pencapaian karir. Dengan demikian pekerjaan
merupakan tahapan pent ng dalam pengembangan kar r. Sementara tu, perkembangan
karir sendiri memerlukan proses panjang dan berlangsung sejak dini serta dipengaruhi
oleh berbaga faktor keh dupan manus a.

M lgram (1979) menegaskan bahwa perkembangan kar r merupakan suatu proses


kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional. Suatu variasi luas dari
kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial, sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan
pengaruh-pengaruh budaya. Dalam bagian lain juga disebutkan bahwa karir adalah gaya
h dup. Art nya bahwa kar r adalah suatu makna utama dar ekspres kemampuan dan
minat khusus yang secara intensif disadari sebagai implikasi dari pilihan pekerjaan untuk
gaya h dup d masa mendatang. Dalam d skus tentang kar r sebaga gaya h dup, su- su
yang berlawanan dengan nilai-nilai pekerjaan yang menyenangkan sering kali muncul.
Atas dasar n , kar r hakekatnya adalah baga mana memadukan antara kemampuan
dengan n la kesenangan sebaga satu kesatuan. Kar r sebaga gaya h dup adalah bag an
dar proses pengamb lan keputusan pada semua orang, dengan maksud agar t dak
menimbulkan konflik antara kesenangan dalam pekerjaan dengan pemenuhan aspirasi
dan dalam mereal sas kan kemampuannya.

Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan dan
hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang dan
merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan Mitchell, 1995)
menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang
sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir adalah jumlah total dari pengalaman
pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar,
akunt ng, dokter, atau sales.

Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah jumlah
total dar pengalaman h dup dan gaya h dup seseorang. Secara konseptual, kar r erat
kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir, bimbingan karir,
konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan jabatan. Dijelaskan lebih
lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan karir, dan konseling kar r
merupakan st ah- st lah yang sal ng berhubungan. Karena tu satu tanpa yang la n t
dak akan efekt f dan kurang bermakna. D maksudkan dengan pendidikan karir
adalah seluruh akt v tas dan pengalaman yang d rencanakan untuk meny apkan
seseorang dalam memasuki dunia kerja. Perkembangan karir merupakan aspek dar
totalitas perkembangan yang mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk,
masuk ke, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan konseling karir adalah
akt v tas yang d maksudkan untuk menst mulas dan memfas l tas perkembangan kar r
sepanjang hidupnya. Aktivitas tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir,
pengamb lan keputusan kar r, dan penyesua an kar r. Dengan dem k an, pend d kan kar r
akan menst mulas perkembangan kar r, sedangkan konsel ng kar r akan member kan
arah terhadap pend d kan dan perkembangan kar r.

170 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 170


Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling
berhubungan; dalam hal ini seseoran memajukan kehidupannya dengan melibatkan
berbaga per laku, kemampuan, s kap. kebutuhan. asp ras , c ta-c ta sebaga satu
rentang h dupnya send r (the span of one’s’ life) (Murray:1983). Def n s n memandang
karir sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan
inner person pada d r manus a. Per laku yang tampak karena adanya kekuatan
mot vat f, kemampuan, s kap, kebutuhan, asp ras . c ta-c ta adalah modal dasar bag
kar r nd v du. Itulah yang oleh Healy (1982) d sebut sebaga kekuatan kar r (power
of caceer). Kekuatan karir ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi
(f s k, sos al. ntelektual, sp r tual) yang mendukung kesuksesan nd v du dalam
kar rnya.

Sukses kar r dapat pula d capa melalu pend d kan, hobby, profes , sos al-pr bad
dan rel g . Kar r mencakup seluruh aspek keh dupan nd v du ( Tohar . 1986:) ya tu
mel put : (1) peran h dup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan
warga masyarakat; (2) l ngkungan keh dupan (life-.setiings). sepert dalam keluarga.
lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan. dan (3) peristiwa
keh dupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas,
kehilangan peketjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.

Berdasarkan berbaga pendapat d atas. dapat d s mpulkan bahwa kar r merupakan


perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh
aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri
akan bermakna manakala ada kepuasan/kebahag aan d r dan l ngkungan. Kesuksesan
nd v du dalam berkar r, akan tampak pada ketenangan, kenyamanan, kestab lan dan
kepuasannya dalam bekerja.

3. Makna Bimbingan Karir


Konsep layanan b mb ngan kar r sul t d p sahkan dar konsep vocational guidance
yang berubah menjadi career guidance sepert yang d kemukakan oleh National
Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973, yang d art kan sebaga proses
membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh
kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).

Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan
jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan
mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes
konsepnya dengan real tas dan kepuasan bag d r nya dan masyarakat (Herr and
Cramer. 1979: 6). Atas dasar anal s s tu. Super (Tennyson, et. al., 1974: 146) menggant
konsep vocational choice menjadi vocational development.

Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat perkembangan, yakni tingkat

171 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 171


yang d capa pada kont num perkembangan d r dar tahap eksploras ke tahap
kemunduran. Kematangan vokas onal d pandang sebaga umur vokas onal yang secara
konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951
terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan
vokas onal sebelum tahun 1951 ke model kar r.

Model okupas onal terutama menekankan pada adanya kesesua an antara bakat dan
minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan
dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep
diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.

Sejalan dengan terjadinya pergeseran konsep vocational guidance menjadi career


guidance dan model okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi
mengenai bimbingan karir. Rochman Natawidjaja (1990: 1) memberikan pengertian
b mb ngan kar r sebaga ber kut :

“..B mb ngan kar r adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengert dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang
tersebut”.

Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu
sepert ber kut:

“..B mb ngan kar r (BK) sebaga sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan


nd v du yang harus d l hat sebaga bag an ntegral dar program pend d kan yang
diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait
dengan perkembangan kemampuan kogn t f dan afekt f, maupun keteramp lan seseorang
dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan
maupun perolehan pengetahuan dan keteramp lan yang akan membantu d r nya
memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus
berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas”.

Mohamad Surya (1988:31) menyatakan bahwa b mb ngan kar r merupakan salah


satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah
kar r, untuk memperoleh penyesua an d r yang seba k-ba knya antara kemampuan
dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam
perjalanan hidupnya.

Dengan mencermat ura an d atas, dapat d s mpulkan bahwa b mb ngan kar r adalah
suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap nd v du agar dapat mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai

172 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 172


dengan bentuk keh dupan yang d harapkannya, mampu menentukan dan mengamb l
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu

173 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 173


sehingga marnpu mewujudkan dirinya secara bermakna. Dengan demikian, bimbingan
kar r d fokuskan untuk membantu nd v du menamp lkan d r nya yang mem l k
kompetensi/keahlian agar meraih sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai
perwujudan diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnva.

Dalam sett ng sekolah, b mb ngan kar r d pandang sebaga proses perkembangan


yang berkelanjutan dalam membantu peserta didik mempersiapkan karirnya melalui
ntervens kur kuler yang berka tan dengan pengembangan keteramp lan, mengatas
masalah, pemahama d r , pemahaman l ngkungan – nformas kar r, pengamb lan
keputusan, dan perencanaan kart r.

4. Masalah dan Jalur Karir


Fenomena kehidupan menunjukkan betapa banyak individu yang mengalami
kegagalan atau kurang berhasil dalam berkarir. Bila gejala ini dikaji ulang, maka sumber
utamanya terletak pada kekurangmampuan nd v du dalam membuat rencana kar r
secara tepat, dan n erat ka tannya dengan kemampuan mengamb l keputusan kar r.
Keteramp lan membuat putusan dalam perencanaan kar r merupakan suatu proses yang
d latarbelakang oleh pemahaman nd v du terhadap d r nya send r dan pengenalan
terhadap lingkungan pekerjaan yang ada di sekitarnya, serta memadukan keduanya secara
tepat.

Selain gejala itu, individu seringkali dihadapkan pada permasalahan karir lainnya.
Beberapa ahli, di antaranya Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat
jenis yaitu; 1) no choice – nd v du t dak dapat mem l h atau merasa t dak ada p l han,
karena t dak mampu membedakan secara memada atas p l han kar r dan kom tmen
terhadap p l han tu, 2) uncertain choice – nd v du t dak merasa yak n atau b mbang atas
p l han kar rnya, 3) unwise choice – ket dakselarasan antara bakat atau m nat nd v du
dengan p l han kar rnya, dan 4) discrepancy – ket dakselarasan antara m nat dengan bakat
nd v du. D samp ng tu, mas h banyak lag permasalahan kar r yang perlu d cermat oleh
guru terutama dalam ka tannya dengan upaya membantu perencanaan kar r peserta
d d k.

Berdasarkan d mens perkembangan kar rnya, keh dupan manus a dapat d p lah
menjadi tiga episode yaitu; 1) the world of education, 2) the world of work, dan 3) the world
of retirement (Santamar a, 1991). Selama menempuh dun a pend d kan, nd v du berusaha
mengembangkan pengetahuan, keteramp lan, n la -n la , dan s kap yang dibutuhkan
nanti ketika bekerja, secara asumtif proses ini berlangsung sampai dengan usia 20 tahun.
Bekerja merupakan masa mengejawantahan seluruh pengalaman belajar yang d peroleh
d dun a pend d kan, dan proses n berlansung dar us a 20 – 60 tahun. Terakh r, masa pens
un merupakan fase terakh r dar keh dupan atau ‘final chapter of our life’.

174 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 174


Dinamika transisi dari ketiga episode kehidupan tersebut antar individu menunjukkan
kecenderungan beragama. Dalam konteks jalur karir (career path), Santamar a (1991)
mengemukakan empat jalur karir, yaitu 1) steady state, 2) linear, 3) transitory, dan 4) spiral.
Keempat jalur karir ini erat kaitannya dengan proses individu mendapatkan karirnya. Jalur
‘steady state’ memerlukan komitmen jangka panjang dalam sebuah karir, jalur liniear
ditandai oleh adanya mobilitas yang konstan dalam sebuah karir, jalur transitory diwarnai
oleh adanya pencarian karir yang lebih variatif, dan jalur spiral d tanda oleh mob l tas
kar r secara lateral.

Dalam konteks lain, individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur
pendidikan, pekerjaan, jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan
meraih sukses pada jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki
sejumlah kompetensi yang memadai, baik kompetensi pisik, pribadi, sosial, inteleksual,
moral dan sp r tual.

LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan Anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan sejarah bimbingan karir !


2. Apa yang d maksud dengan kar r ?
3. Apa pula yang d maksud dengan b mb ngan kar r ?
4. Masalah apa yang umumnya d hadap nd v du dalam berkar r ?

RANGKUMAN
B mb ngan kar r pertamakal d perkenalkan oleh Frank Parson pada tahun 1908,
walaupun terakh r d ketahu bahwa 1000 tahun sebelumnya d Basra telah ada tokoh-
tokoh klas k melakukan keg atan-keg atan bernuansa b mb ngan kar r.

Istilah karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang. Posisi yang diduduki bergantung pada
kual tas nd v du berper laku yang dapat d rasakan dan bermakna bag keh dupannya
send r dan l ngkungannva. Kar r merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui
serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena
adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/
kebahag aan d r dan l ngkungan. Kesuksesan nd v du dalam berkar r, akan tampak
pada ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasannya dalam bekerja.

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
nd v du dalam memecahkan masalah kar r, untuk memperoleh penyesua an d r
yang seba k-ba knya antara kemampuan dengan l ngkungan h dupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

175 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 175


Permasalahan karir dibedakan menjadi individu tidak dapat memilih (no-choice),
merasa b mbang atas p l han kar rnya (uncertain choice), ket dakselarasan antara bakat-
m nat dengan p l han kar rnya (unwise choice), dan ket dakselarasan antara m nat dengan
bakat (discrepancy).

Individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur pendidikan, pekerjaan,
jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan meraih sukses pada
jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki sejumlah kompetensi yang
memada , ba k kompetens p s k, pr bad , sos al, nteleksual, moral dan sp r tual.

176 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 176


TES FORMATIF 1

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Tokohyangpertamakal memperkenalkan st lahb mb ngankar rpadatahun1908adalah:
A. Frank Parson
B. Donald
C. Patterson
D. Carl Rogers
E. Hugo Munsterberg

2. Pendekatan Parsonian memusatkan diri pada individu, pekerjaan dan hubungan di


antara keduanya, seh ngga d sebut teor :
A. Client-centered; C. Ps kod nam k;
B. Trait and Factor; D. Behav or sme.

3. Ber kut n mencerm nkan term nolog kar r:


A. orang yang mem l k latar belakang pend d kan t ngg ;
B. pejabat publik atau orang yang memegang jabatan structural;
C. orang-orang yang sukses d sektor b sn s;
D. posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang.

4. Karir seseorang berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak:


A. masa kanak-kanak; C. masa belajar;
B. memiliki pekerjaan; D. pensiun.

5. Pos s yang d duduk seseorang dapat d pandang sebaga kar r, bergantung pada:
A. motivasi kerja yang ditunjukkan;
B. kual tas nd v du berper laku pada pos s tersebut;
C. kesenangan menduduk pos s tersebut;
D. perolehan penghas lan dar pos s nya tu.

6. Keberhas lan dalam berkar r d tanda oleh adanya kebermaknaan bag :


A. keh dupan nd v du tu send r dan l ngkungannva;
B. keh dupan nd v du tu send r dan keluarganya;
C. keh dupan nd v du tu send r dan masyarakatnya;
D. kehidupan individu itu sendiri dan teman kerjanya.

7. Ber kut n berkenaan dengan makna b mb ngan kar r, kecual :


A. bantuan untuk mendorong perkembangan kar r
B. member kan kemudahan dalam keh dupannya;
C. men ngkatkan w bawa dan prest se secara ekonom s;

177 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 177


D. membantu pengambilan keputusan dan penyesuai pekerjaan.

8. Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang:


A. d peroleh secara t ba-t ba;
B. d rencanakan dan d kembangkan secara opt mal;
C. d dapat melalu seleks yang ketat;
D. sesua dengan tuntutan l ngkungan.

9. Permasalahan kar r nd v du yang t dak dapat membedakan secara memada atas


p l han kar rnya, termasuk kategor :
A. no choiche; C. unwise choice;
B. uncertain choice; D. discrepancy.

10. Seseorang yang proses pencarian karirnya lebih variatif, termasuk jalur karir:
A. steady state; C. linear;
B. transitory; D. spiral.

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

178 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 178


Bimbingana dan Konseling 179
178 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 180


2

TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP


BIMBINGAN KARIR DI MI/SD

1. Tujuan Bimbingan Karir


Bimbingan karir di MI/SD bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan
pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
di samping mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan
halal, juga mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir membantu
peserta d d k untuk memaham apa yang d suka dan t dak d suka , kecakapan d r , d s pl n
d r , mengontrol keg atan send r . Program b mb ngan kar r d MI/SD d fokuskan pada
kesadaran d r dan kesadaran kar r (self and career awareness) (Munro dan Kotman, 1995:
351). Layanan b mb ngan kar r merupakan bag an ntegral dar keseluruhan program
b mb ngan d sekolah; b mb ngan kar r erat ka tannya dengan t ga layanan b mb ngan
la nnya karena kecakapan- kecakapan yang d kembangkan d dalam b mb ngan pr bad ,
sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan karir peserta didik.

Menurut Sunaryo (1998/1999) bahwa b mb ngan kar r d MI/SD d arahkan untuk:


a) menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta d d k akan ragam keg atan dan
pekerjaan di dunia sekitarnya; b) mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis
pekerjaan yang ada di sekitar; c) mengembangkan kebiasaan hidup yang positif; d) upaya
membantu peserta d d k memaham apa yang d suka dan t dak d suka nya, kecakapan
diri dan disiplin diri serta mengontrol kegiatan sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat
M ller (Sunaryo, 1998/1999) bahwa peranan konselor atau guru pemb mb ng adalah
membantu peserta d d k agar mem l k kesadaran d r , men ngkatkan keteramp lan d r ,
seperti dalam kerjasama, dan memberikan informasi tentang dunia kerja.

Super (Sunaryo, 1998/1999) menjelaskan keterkaitan antara bimbingan karir dengan


penyesua an d r secara keseluruhan. Dengan membantu membebaskan ketegangan,
mengklar ftkas perasaan, member kan wawasan, membantu memperoleh sukses dan
membantu mengembangkan perasaan kompeten dalam suatu w layah penyesua an
jabatan, rnemungkinkan individu menguasai aspek kehidupan lain secara tepat.

Bimbingana dan Konseling 181


Secara lebih operasional tujuan layanan bimbingan karir di SD (Depdikbud, 1994)
adalah membantu peserta d d k agar dapat:

1. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada.
2. Merencakan masa depan.
3. Membantu arah pekerjaan.
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.
5. Membantu mencapa c ta-c ta.

Dalam perkembangan kar r, semua aspek perkembangan nd v du ba k p s k,


ps komotor k, bahasa, kogn t f- ntelektual, sos al, emos , moral, kemand r an dan rel g us
sal ng berka tan. Berdasarkan hukum perkembangan bahwa perkembangan tu bers fat
kont nu, oleh karena tu ntervens b mb ngan kar r akan efekt f apab la memperhat kan
kont nu tas tahapan dan aspek yang dom nan dalam perkembangan nd v du. Aspek
dom nan tu merupakan elemen yang perlu d kembangkan pada saat yang tepat dalam
proses perkembangan nd v du secara keseluruhan. Keberhas lan pengembangan suatu
elemen akan mempengaruh pada perkembangan elemen yang ber kutnya. Dalam proses
b mb ngan kar r, aspek-aspek yang d kembangkan bers fat kont num, dapat d gambarkan
dalam bagan ber kut:

Elemen yang dikembangkan Hasil


1. Kesadaran d r ............................................................ Ident tas d r
2. Kesadaran pend d kan............................................. Ident tas pend d kan
3. Kesadaran kar r........................................................... Ident tas kar r
4. Kesadaran ekonom s ................................................ Pend d kan ekonom s
5. Pengamb lan keputusan.......................................... Keputusan kar r
6. Kompetensi dasar...................................................... Keterampilan kerja
7. S kap dan apres as .................................................... Kepuasan pr bad dan sos al

Kont num Perkembangan Kar r:

Kontinum Perkembangan Karir:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TK SD SMP SMA

Bagan 5.1
Kont num Perkembangan Kar r d l hat dar Kont num Perkembangan Pend d kan
(Sunaryo, 1998/1999)

180 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 180


Berdasarkan model di atas, maka akan dapat diidentifikasikan elemen apa saja yang
tepat d kembangkan pada per ode perkembangan tertentu. Set ap elemen merupakan
t t k kr t s yang harus d perhat kan dalam pelaksanaan b mb ngan kar r.

Elemen-elemen perkembangan karir tesebut dapat dikjelaskan sebagai berikut:

1. Kesadaran d r , ya tu sadar akan d r nya send r , ba k atas kebutuhan, keleb han


maupun kelemahan d r send r . Kebutuhan dan kekuatan d r menuntut pemahaman
dan pengembangan, sehingga menjadi identitas diri yang positif yang akan
mempermudah membuat keputusan kar r secara efekt f.
2. Kesadarn pend d kan, ya tu pengenalan dan pengakuan peserta d d k akan pent ngnya
pengembangan keteramp lan dasar dan penguasaan pengetahuan sebaga alat
pencapaian tujuan karir; diwujudkan dengan mengikuti pendidikan atau pelatihan
secara sunguh-sungguh.
3. Kesadaran kar r, ya tu menyadar bahwa perkembangan kar r berhubungan
dengan pendidikan dan pengalaman kerja dan memahami keragaman dunia kerja;
diwujudkan dengan penguasaan sejumlah informasi, pengetahuan dan keterampilan
yang d perlukan untuk berkar r.
4. Kesadaran ekonom s, ya tu memaham hubungan secara ekonom s antara
ekonomi, gaya hidup dan pekerjaan; dikembangkan menjadi kemampuan dalam
memenuh mkebutuhan h dup.
5. Pengamb lan keputusan, ya tu kemampuan yang d amb l dengan melalu tahap
identifikasi alternatif dan memilih altematif yang konsisten dengan tujuan;
kemampuan tersebut d mplementas kan dalam membuat keputusan kar r secara
tepat.
6. Kompetens awal, ya tu kemampuan-kemampuan atau keteramp lan kogn t f awal
atau dasar yang dimiliki individu; kemudian dikembangkan menjadi kemampuan
atau keterampilan yang siap digunakan untuk memasuki dunia pekerjaan.
7. Apres as dan s kap, ya tu penghargaan dan s ksp pos t f yang d m l k nd v du;
kemud an d nternal sas seh ngga member kan kepuasan ba k secara pr bad maupun
sos al.

Perkembangan kar r pada us a lah r sampa us a 14 tahun d sebut per ode fantas
(fantasy period) demikian disebut oleh Ginsberg, Axeirad dan Herma (Sunaryo,
1998/1999), sedangkan Super menyebut us a sampa 14 tahun adalah per ode tentat f.
Kedua pandangan ini sama menunjuk kepada penggunaan fantasi yang mendasari dan
mema nkan peranan kar r orang dewasa.

2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir

181 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 181


Dalam menyelenggarakan layanan b mb ngan kar r, perlu rnemperhat kan pr ns p-
pr ns p ber kut:

182 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 182


a. B mb ngan kar r merupakan suatu proses ber -kelanjutan dalam seluruh perjalanan
h dup seseorang, t dak merupakan per st wa yang terp lah satu sama la n. Dengan
demikian, bimbingan karir merupakan rangkaian perjalanan hidup seseorang yang
terkait dengan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya.
b. B mb ngan kar r d peruntukkan bag semua nd v du tanpa kecual . Namun dalam
prakt knya pr or tas layanan dapat d ber kan terutama bag mereka yang sangat
memerlukan pelayanan. Skala pr or tas d ber kan dengan mempert mbangkan
berat-r ngannya masalah dan pent ng t daknva masalah untuk segera d pecahkan.
Oleh karena layanan b mb ngan kar r d peruntukkan bag semua peserta d d k,
maka pember an layanan b mb ngan kar r seba knya leb h bers fat preventive-
developmental..
c. B mb ngan kar r merupakan bantuan yang d ber kan kepada nd v du yang sedang
dalam proses berkembang. Dengan dem k an c r -c r perkembangan pada fase
tertentu hendaknya menjadi dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan kar
r.
d. B mb ngan kar r berdasarkan pada kemampuan nd v du untuk menentukan
p l hannya. Set ap nd v du mem l k hak untuk menentukan p l han dan mengamb l
keputusan, tetapi harus bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari pilihan/
keputusannya tu. In berart bahwa b mb ngan kar r t dak sekedar memperhat kan
hak individu untuk menentukan dan memutuskan pilihan sendiri, tetapi juga
membantu nd v du untuk mengembangkan cara-cara pemenuhan p l han/putusan
itu secara bertanggung jawab.
e. Pem l han dan penyesua an kar r d mula dengan pengetahuan tentang d r . Hal n
mengandung art bahwa nd v du perlu memaham terleb h dahulu kemampuan yang
ada dalam dirinya, seperti bakat, minat, nilai-nilai, kebutuhan, hasil kerja/prestasi
belajar dan kepribadiannva.
f. Bimbingan karir membantu individu untuk memahami dunia kerja dan sejumlah
pekerjaan yang ada di masyarakat serta berbagai sisi kehidupannya.

183 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 183


LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan
Anda mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan tujuan utama layanan bimbingan barir bagi peserta didik MI/SD !
2. Kemukakan pr ns p-pr ns p dasar layanan b mb ngan kar r d sekolah !

RANGKUMAN
Bimbingan karir bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan pemahaman
diri peserta didik, mengenal ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan halal,
mengembangkan keb asaan h dup yang pos t f. B mb ngan kar r erat ka tannya dengan t ga
layanan b mb ngan la nnya, karena kecakapan-kecakapan yang d kembangkan d dalam
bimbingan pribadi, sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan kar
r peserta d d k.

Perkembangan kar r nd v du bers fat kont num, menyangkut aspek p s k,


ps komotor k, bahasa, kogn t f- ntelektual, sos al, emos , moral, kemand r an dan rel g us.
Dalam proses b mb ngan kar r, aspek-aspek yang d kembangkan adalah: (1) kesadaran
diri menjadi identitas diri; (2) kesadaran pendidikan menjadi identitas pendidikan; (3)
kesadaran karir menjadi identitas karir; (4) kesadaran ekonomis menjadi pendidikan
ekonomis; (5) pengambilan keputusan menjadi keputusan karir; (6) kompetensi dasar
menjadi keterampilan kerja; (7) sikap dan apresiasi menjadi kepuasan pribadi dan sosial.
Pada saat melaksanakan b mb ngan kar r, guru hendaknya memperhat kan pr ns p-
pr ns p yang mendasar nya.

184 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 184


TES FORMATIF 1

1. Bimbingan karir di MI/SD bertujuan agar:


A. peserta didik mendapat pekerjaan;
B. peserta d d k cepat memperoleh penghas lan;
C. c ta-c ta peserta d d k tercapa ;
D. muncul kesadaran kar r pada d r peserta d d k.

2. Berikut ini merupakan tujuan layanan bimbingan karir bagi peserta didik MI/SD,
kecual :
A. mengembangkan kesadaran akan ragam pekerjaan di lingkungan sekitarnya;
B. mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan yang baik dan halal;
C. mengembangkan keb asaan h dup sederhana;
D. mengembangkan keb asaan h dup yang pos t f.

3. B mb ngan kar r mem l k keterka tan yang erat dengan penyesua an d r peserta
d d k, karena dapat men mbulkan hal-hal ber kut, kecual :
A. membantu membebaskan ketegangan,
B. mengklar ftkas perasaan dan kesadaran d r ;
C. membantu mengembangkan perasaan kompeten;
D. rnemungk nkan menguasa aspek keh dupan ekonom .

4. Peserta d d k sadar atas kebutuhan, keleb han dan kelemahan d r send r , d sebut :
A. kesadaran d r ; C. kesadaran pend d kan;
C. kesadaran kar r; D. kesadaran ekonom .

5. Pengenalan dan pengakuan peserta d d k akan pent ngnya pengembangan


keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan sebagai alat pencapaian tujuan
kar r d sebut :
A. kesadaran d r ; C. kesadaran pend d kan;
C. kesadaran kar r; D. kesadaran ekonom .

6. Pesertad d kmenyadar bahwaperkembangankar rberhubungandenganpengalaman


kerja dan memahami keragaman dunia kerja, disebut:
A. kesadaran d r ; C. kesadaran pend d kan;
C. kesadaran kar r; D. kesadaran ekonom .

2. Penyataan berikut merujuk pada prinsip-prinsip bimbingan karir, kecual :


A. suatu proses ber-kelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang;
B. t dak merupakan per st wa yang terp lah satu sama la n;

185 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 185


C. terkait aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya;
D. Perolehan penghasilan kerja yang meninhkatkan prestise hidup.
2. Manakah yang t dak mencerm nkan pr ns p b mb ngan kar r ?
A. d peruntukkan bag semua peserta d d k tanpa kecual ;
B. semua peserta d d k harus berg l ran mendapat layanan;
C. pr or tas d ber kan bag peserta d d k yang sangat memerlukan pelayanan;
D. layanan seba knya leb h bers fat preventive-developmental.

3. Layanan b mb ngan kar r d dasarkan pada :


A. kemampuan peserta d d k untuk menentukan p l hannya;
B. saat peserta d d k akan menentukan p l han dan mengamb l keputusan;
C. kes apan peserta d d k untuk mendapat pelayanan;
D. perm ntaan peserta d d k sesua dengan kebutuhannya.

4. Pem l han dan penyesua an kar r peserta d d k d mula dengan:


A. pengenalan lingkungan kerja;
B. pengetahuan tentang d r ;
C. pemahaman atas n la -n la d r ;
D. kesadaran hasil kerja/prestasi belajar.

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

186 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 186


Bimbingana dan Konseling 187
186 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 188


3

KEGIATAN BELAJAR 3
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR

1. Makna Strategi Bimbingan Karir


Strateg b mb ngan kar r pada dasarnya adalah pola umum perbuatan pemb mb ng-
klien dalam wujud hubungan bantuan. Pembimbing menjalankan hubungan bantuan
dengan kl en dalam art an bahwa a bersed a dan berupaya menc ptakan s stem l ngkungan
yang kondus f atau yang memfas l tas perkembangan kl en untuk :

a. memaham dan men la d r nya, terutama yang menyangkut potens dasar (bakat,
m nat, s kap, kecakapan dan c ta-c ta).
b. menyadar dan memaham n la -n la yang ada pada d r dan masyarakatnya;
c. mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta
jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
d. menemukan dan dapat mengatas hambatan-hambatan yang d sebabkan oleh faktor
d r dan l ngkungannya; dan
e. merencanakan masa depan kar r d r nya.

Dalam makna strategi bimbingan karir di atas, sekaligus terkandung tujuan yang
akan d capa dan penempatan peserta d d k sebaga pelaku kar r. Dengan kata la n,
peserta d d k terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana, pen la an d r dan
lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal
(bag sesamanya) dan vert kal (untuk Tuhannya).

2. Matra Sasaran Strategi Bimbingan Karir


Makna strategi di atas menunjukkan bahwa setiap strategi bersifat situasional; atau
dalam penggunaannya bergantung pada matra sasaran (domain) per laku peserta d d k
yang akan d kembangkan.

Bimbingana dan Konseling 189


Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, pada gilirannya matra sasaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

a. matra sasaran diri klien dengan segala karakteristik psiko-fisiknya;


b. matra sasaran nilai-nilai (values) yang berart de atau gagasan konseptual tentang
derajat atau kadar kepentingan dalam kehidupan manusia;
c. matra sasaran lingkungan efektif yang secara potens al berpengaruh terhadap d r
kl en;
d. matra sasaran permasalahan, ba k berupa penghambat maupun pendukung
keberhas lan h dup kl en dan kemungk nan penanggulangannya; dan
e. matra sasaran perencanaan dan keputusan karir yang d dasarkan atas kemampuan
untuk mengelola matra sasaran (a) sampa dengan (d).

3. Jenis Strategi Bimbingan Karir


Untuk mencapai tujuan bimbingan karir, setiap guru pembimbing memiliki dan
dapat menempuh strateg yang berbeda-beda; sesua dengan latar belakang pend d kan,
keahlian dan kondisi objektif klien yang dihadapinya. Namun, apabila dikelompokkan
seluruh strateg yang d maksud mel ngkup : (a) strateg nstruks onal; (b) strateg
substans al/ nterpersonal; dan (c) strateg perma nan.

1. Strategi Instruksional
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan b mb ngan kar r yang d ntegras kan
atau dipadukan dalam pembelajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan
oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada
pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan fokus strategi,
walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat diperoleh ketepatgunaannya.

Strateg n pada dasarnya bukanlah penyelenggaraan b mb ngan kar r, mela nkan


pembelajaran (instruksional) yang menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir dan
leb h terfokur pada pember an nformas kar r. Strateg b mb ngan kar r nstruks onal
yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara
klasikal atau kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran,
seperti : pengajaran unit, home room, karyaw sata, ceramah tokoh/nara sumber, med a
audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket b mb ngan
kar r.

a. Strategi Substansial/Interpersonal
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan b mb ngan kar r melalu hubungan
nterpersonal (antara pemb mb ng dengan kl en). Strateg n laz m d pergunakan
oleh dosen pemb mb ng dalam bentuk wawancara konsel ng. Untuk mempergunakan

188 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 188


starateg n , d perlukan penguasaan teor dan prakt k konsel ng, d samp ng d s pl n
ilmu penunjang yang terkait. Termasuk ke dalam strategi ini ialah teknik genogram dan
konsel ng kar r.

1) Teknik genogram
Ist lah genogram mula d populerkan oleh Rae W emers Ok sh (1987) dalam
tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling d muat dalam
Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara et molog s, genogram berart s
ls lah, ya tu gambar asal-usul keluarga kl en sebanyak t ga generas . Penggunaan tekn
k genogram d landas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang la n yang berart
(significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir.
Guru pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien. Pada
dasarnya penggunaan genogram n leb h merupakan tekn k awal untuk memasuk konsel
ng kar r, oleh karena tu pelaksanaannya pun bers fat nd v dual. Namun t dak menutup
kemungk nan, wawancara genogram dapat d pandang sebaga proses konsel ng kar r
manakala dalam wawancara tersebut konselor (dosen pemb mb ng) menerapkan pr ns
p-pr ns p dan tekn k-tekn k konsel ng yang terfokus pada pemecahan masalah kar r
kl en.

Penerapan tekn k genogram d tempuh dalam t ga tahap, ya tu : (1) konstruks


genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi klien. Ketiga tahap tersebut dapat
dijelaskan berikut ini.

(a) Konstruksi genogram


Proses n merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar s ls lah
atau asal-usul keluarga kl en sebanayak t ga generas , ya tu generas kl en, generas
oarangtua kl en dan generas kakek nenek kl en. Seluruh angota keluarga dar
ket ga generas yang d ketahu oleh kl en d buat gambarnya; konselor membuat
gambar tersebut bersama-sama dengan klien. Gambar tersebut hendaknya memberi
penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga generasi klien,
dengan mencantumkan tanda atau s mbol tertentu yang dapat d faham oleh konselor
dan kl en.
(b) Identifikasi jabatan
Pada tahap n konselor bersama kl en berupaya menelusur b dang-b dang
pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu, termasuk
usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat keberhasilan,
dan konsekuens nya dalam segala aspek keh dupan yang bersangkutan.
(c) Eksploras kl en
Tahap ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman
d r dan l ngkungan serta dapat merencanakan kar rnya. Oleh karena tu, hal-hal
yang perlu d anal s s selama wawancara genogram adalah: (1) s pengamatan d r

189 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 189


klien; (2) pemahaman lingkungan/dunia kerja; (3) proses pembuatan keputusan;
model-model pola h dup; dan (5) model-model okupas onal. Sedangkan yang
perlu d d skus kan oleh dosen pemb mb ng dengan karyapeserta d d k adalah : (1)
keberhas lan-keberhas lan anggota keluarga; (2) mob l tas anggota keluarga; (3)
pengelolaan waktu; dan (4) ntegr tas d r .

2) Konseling karir
Ada beberapa tekn k/pendekatan konsel ng kar r yang dapat d terapkan oleh guru
pemb mb ng. John Cr tes (1987) mengemukakan enam pendekatan konsel ng kar r,
ya tu : (1) trait and factor career counseling, (2) client-centered career counseling, (3)
psychodynamic career counseling, (4) developmental career counseling, (5) behavioral
career counseling, dan (6) comprehensive career counseling. Strateg n seyog anya
d laksanakan oleh guru pemb mb ng propfes onal atau konselor sekolah, yakn yang
berlatar belakang pen d kan khusus b dang b mb ngan dan konsel ng.

b. Strategi Permainan
Strateg n merupakan strateg alternat f penyelenggaraan b mb ngan kar r. Strateg n
berlangsungmelalui permainan, yang segaligus dalam setiap permainan dapatmenjangkau
beberapa matra sasaran. Perma nan adalah suatu perbuatan atau keg atan sukarela, yang
d lakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah d tetapkan, menurut
aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan
dalam d r nya send r , d serta oleh perasaan tegang dan gemb ra, dan kesadaran la n
daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebut menyiratkan
bahwa perma nan mem l k c r -c r khas yang membedakannya dengan keg atan dalam keh
dupan yang la n. C r -c r khas d maksud adalah : (1) perma nan adalah perbuatan yang bebas,
art nya perma nan dapat d tangguhkan atau d kesamp ngkan set ap saat; karena ia
dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa atau
yang sesungguhnya; a merupakan suatu perbuatan keluar dar sesungguhnya, dalam
suasana kegiatan yang sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan
d r dar keh dupan b asa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya a berc r kan
tertutup dan terbatas. Ia d ma nkan dalam batas-batas waktu dan tempat tertentu,
bermakna dan berlangsung dalam d r nya send r , d mula dan berakh r pada suatu saat
tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di
dalam ruang perma nan berlaku tata-tert b tersend r yang mutlak, oleh karena tu leb h
berc r kan menc ptakan ketert ban atau keteraturan, peny mpangan atas aturan tersebut
dapat merusak proses dan n la perma nan.

Berdasarkan matra sasaran bimbingan karir yang inklusif dengan tujuan yang ingin
dicapai, dapat dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (1) permaianan

190 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 190


ekspres dan proyeks d r ; (2) perma nan p l han dan putusan n la ; (3) eksploras dan
identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan (5) analisis gaya hidup.

1) Permainan ekspresi dan proyeksi diri


Jen s perma nan yang dapat d masukkan ke dalam kelompok ekspres , adalah
perma nan yang berupaya mengungkapkan karakter st k, c r atau s fat-s fat d r pr bad
secara langsung, ba k dalam bentuk l san, tul san maupun gerak-ger k syarat. Sebaga
contoh: (a) peserta d d k menul skan s fat-s fat d r nya yang ba k dan yang buruk; (b)
menuturkan keadaan d r nya b la menghadap suatu s tuas atau mengemukakan
penilaian atas sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebak-
tebakan tentang keadaan d r bersama orang la n.

Jen s perma nan proyeks d r merupakan perma nan yang berupaya meny ngkap
tab r atau selubung yang tersembuny d bal k ungkapan. Sebaga contoh: peserta d d k
diminta pendapatnya, bila mereka mendapatkan sejumlah uang, akan dipergunakan untuk
apa. D bal k pendapatnya tu ters mpul n la -n la d r yang mendasar pr or tas tindakan
penggunaan uang. Dapat juga dalam bentuk karangan kepada sahabat imajiner, dan atau
gambar/luk san keadaan d r .

2) Permainan pilihan dan putusan nilai


Banyak jenis atau metode permainan ini. Namun yang menjadi prinsip utamanya,
adalah baga mana nd v du menentukan pr or tas serta mengamb l suatu keputusan
t ndakan, yang d dasarkan atas n la -n la yang d m l k nya. Dalam perma nan n , kl en
t dak d n la atau d evaluas apalag “d cap” tertentu oleh dosen pemb mb ng. Perma nan
semata-mata d lakukan untuk menegaskan “proses” pem l han dan mengamb l keputusan
yang paling penting dalam hidupnya. Contoh jenis permainan ini: (a) pilihan objek wisata
dan tempat l buran yang d senang beserta alasannya; (b) mem l h kawan berb ncang
dalam suatu perjamuan; dan atau (c) mengurutkan prioritas utama orang yang perlu
d selamatkan dar kecelakaan, dan sebaga nya.

3) Eksplorasi dan identifikasi lingkungan


Kelompok perma nan n mengutamakan bantuan kepada kl en, agar a mampu dan
sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik pendidikan maupun pekerjaan, yang
secara potens al sesua dengan karakter st k d r pr bad nya. Seh ngga wawasan kar r d
masa depan, tergambar dan dapat d amb l oleh kl en sebaga alternat f p l han. Sebaga
contoh: peserta didik diajak untuk menganalisis satu jenis pekerjaan mengenai syarat,
sarana penunjang yang dibutuhkan, komposisi kelompok atau sektor kerja yang sejenis,
serta penentuan manfaat lain dari adanya pekerjaan itu. Contoh lain, adalah menyimak

191 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 191


tokoh-tokoh sukses; membandingkan perjalanan hidup tokoh teladan dengan keadaan diri
klien; kuis pesona atau menembak tamu misteri tentang pekerjaannya, berdasarkan

192 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 192


pertanyaan tentang lingkungan kerja, peralatan yang dipergunakannya, dan sektor
pekerjaan yang melingkupinya.

4) Diskusi isu dan aturan


Perma nan n d lakukan dalam bentuk d skus , d mula dar pem l han dan penentuan
masalah utama ( su) atau peraturan h dup yang d hadap peserta d d k atau manus a
umumnya. Setelah d tentukan, beberapa peserta d d k secara sukarela d m nta tamp l
sebaga pemb cara yang melontarkan pendapatnya atas su d maksud. Pada g l ran
selanjutnya ditanggapi oleh hadirin; diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umpan- bal
k bag keh dupannya. Walaupun d skus , namun mas h tetap dalam kerangka perma
nan yang bers fat tegang atau gemb ra, dengan t dak melupakan c r -c r perma nan d atas
tad .

5) Antisipasi/prediksi gaya hidup


Hal ini merupakan jenis permainan yang menekankan analisis atau terawangan,
c ta-c ta yang d angankan akan masa depan keh dupan peserta d d k, keluarga maupun
pekerjaan dan keadaan dirinya, berdasarkan pengelolaan informasi diri dan lingkungan,
n la serta permasalahan yang d hadap sekarang n . Sebaga contoh: peserta d d k
dapat menuturkan c ta-c tanya, kemud an d tanggap oleh peserta d d k la n atau dosen
pemb mb ng. Tanggapan tu yang memungk nkan peserta d d k penutur melakukan
pert mbangan, mengungkapkan alasan keadaan d r nya sekarang. Contoh la n adalah
peserta didik menentukan pilihan jenis serta sifat orang yang sekiranya dapat menolong
d r nya d saat d perlukan dalam menghadap kemelut h dup.

2. Strategi dan Teknik Bimbingan Karir di MI/SD


Berdasarkan jenis strategi di atas, maka Bimbingan karir di MI/SD dapat dilaksanakan
dengan strateg dan tekn k sebaga ber kut.

a. Terpadu dalam Kegiatan Pembelajaran


Untuk mengembangkan kar r d MI/SD terutama untuk peserta d d k kelas t ngg ,
hendaknya d kembangkan secara terpadu dengan strateg nstruks onal. Pendekatan
terpadu n pal ng menungk nkan dapat d laksanakan guru MI/SD, karena d MI/SD
pada umumnya berlum tersed a guru pemb mb ng atau konselor secara khusus. Dengan
dem k an, gum MI/SD adalah pelaksana langsung b mb ngan kar r yang ter ntegras k
dalam proses pembelajaran di kelasnya.

Menurut Ba ley dan N h en (Sunaryo, 1998/1999) program b mb ngan kar r terpadu


itu harus mencakup: (1) Iinfonnasi yang difokuskan kepada tanggungjawab dan struktur
pekerjaan; (2) Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagai

193 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 193


pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperolehnya dari orang orang
sekitarnya tentang berbagai pekerjaan; (3) Kesempatan bagi peserta didik untuk
berinteraksi dengan orang-orang yang bekerja di sekitarnya; (4) Interaksi ini akan
menjembatani peserta didik SD dengan dunia kerja; (5) Kesempatan bagi peserta didik
untuk mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya;
dan (6) Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran dari faktor jenis kelamin
dalam pekerjaan.

Melalui strategi terpadu ini, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran sesuai
kurikulurn dengan materi bimbingan karir. Seperti pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas III ada pelajaran alat transportasi. Dengan menjelaskan cara membuat kalimat dari
alat transportas yang ada d darat, udara dan laut, guru dapat dengan metode tanya
jawab menanyakan tentang nama pekerjaan orang yang mengemudikan alat transportasi
tersebut. Sepert p lot untuk kapal terbang, mas n s untuk kereta ap , nahoda untuk kapal
laut, dan sopir untuk mobil. Dengan melalui tanya jawab juga guru dapat memgidentifikasi
tugas-tugas dari pekerjaan tadi dan syarat-syarat yang diharapkan dipenuhi kalau ingin
menjadi mereka. Dengan demikian diharapkan materi Bahasa Indonesia tersampaikan
dan bimbingan karir juga dapat dilaksanakan. Selain itu, ketika guru menyelenggarakan
pembelajaran sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir, sehingga proses
pembelajaran yang dikelolanya bernuasakan bimbingan karir.

b. Paket Bimbingan Karir


Bal tbang D kbud telah menerb tkan empat buku paket b mb ngan kar r yang d kemas
menjadi bahan belajar mandiri yang masing-masing paket terdiri dari satu topik dan sub
top k pembahasan. Keempat paket d maksud adalah :

Paket I Pemahaman Diri, terd r dar sub top k:


1) Bakat;
2) M nat;
3) Keadaan fisik;
4) Keadaan sos al, ekonom , dan budaya;
5) C ta-c ta.

Paket II Pemahaman Lingkungan, terd r dar :


1) Sub topik yang dibahas untuk kelas I, dan II: kemungkinan jabatan dan informasi
jabatan serta informasi pekerjaan.
2) Sub top k yang d bahas d kelas III, dan IV, ya tu pengantar pemahaman l ngkungan,
informasi jabatan dan wiraswasta.
3) Sub top k yang d bahas unt k kelas V: nformas pend d kan dan pembangunan,
kemungkinan jabatan dan wiraswasta
Paket III: Hambatan dan Cara Mengatasi Hambatan.
Paket n khusus untuk kelas V, top k yang d bahas mencakup:

194 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 194


1) prasangka;
2) hambatan d r send r ;
3) hambatan dar luar.

Paket IV: Perencanaan Masa Depan.


Paket n khusus untuk kelas VI dengan sub top k yang d bahas adalah:
1) Informas d r dan l ngkungan;
2) C ta-c ta dan gaya h dup;
3) Rencana untuk masa depan.

c. Bacaan
Melalu membaca r wayat h dup orang-orang ternama yang berhas l dalam b dangnya
mas ng-mas ng, sepert BJ. Hab b , Thomas Alva Ed son, E nste n, dan banyak lag . Dengan
membaca surnber-sumber nformas la nnya tentang berbaga hal d harapkan peserta
didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, dan dengan membaca peserta didik
leb h kayak wawasan tentang berbaga hal.

d. Narasumber
Dengan mengunjungi nara sumber atau mengundang nara sumber untuk datang ke
sekolah, dan berdialog tentang dunia pekerjaan, diharapkan anak akan semakin luas
wawasannya tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan/profesi
seseorang dan usaha yang d lakukan untuk mencapa kar r tertentu.

e. Pengamatan atau Observasi


Dengan mengajak peserta didik berjalan-jalan di sekitar lingkungan yaang tidak harus
jauh, di sepanjang jalan mereka ditugasi untuk mengamati berbagai macam pekerjaan
yang ditemui. Guru dapat mengajak anak mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh orang
yang ada disekitar sekolah, umpama mengamati pekerjaan penjahit, tukang tahu, dsb.

f. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan, atau
cerita tentang kerja keras yang membuahkan hasil menggembiraka. Teknik bercerita akan
leb h menar k b la d pergunakan alat peraga atau panggung boneka. Cer ta akan leb h
menarik kalau diikuti dengan Tanya jawab berkisar tentang tokoh yang diceritakan.

g. Teknik Genogram
Teknik ini dapat digunakan oleh guru, terutama untuk mengidentifikasi aspirasi karir
yang berkembang pada peserta d d k MI/SD. Penerapan tekn k genogram d tempuh dalam
tiga tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi
kl en. Dalam pelaksanaannya, d sesua kan dengan karakter st k perkembangan peserta
d d k SD dan mater b mb ngan kar r yang seyog anya d kuasa nya.

195 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 195


h. Permainan Terpadu
Guru dapat memilih berbagai permainan yang ada di sekitar lingkungan sekolah
atau jenis permainan lain yang dikenal oleh peserta didik MI/SD. Ketika permainan
berlangsung, guru hendaknya menga tkan dengan mater b mb ngan kar r. Seba knya
perma nan yang d p l h mencerm nkan kel ma kelompok perma nan terpadu, ya tu: (1)
perma anan ekspres dan proyeks d r ; (2) perma nan p l han dan putusan n la ; (3)
eksplorasi dan identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan (5) analisis gaya
h dup.

Ket ka guru melaksanakan b mb ngan kar r, hendaknya selalu mengacu pada matra
mater b mb ngan kar r untuk MI/SD. Dalam Buku Pedoman B mb ngan dan Penyuluhan
d SD (1994), termuat s mater layanan b mb ngan kar r untuk kelas rendah (I, II, III)
yang mencakup :

1) Mengenalkan perbedaan antara kawan sebaya.


2) Menggambarkan perkembangan d r peserta d d k.
3) Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan
l ngkungan.
4) Mengenalkan keteramp lan yang d m l k .
5) Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat.
6) Mengenalkan keg atan yang menar k.
7) Mengenalkan mengapa orang memiliki suatu pekerjaan dan pilihan itu masih dapat
berubah.
8) Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan dari sekarang.
9) Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya.

Ismater layanan b mb ngan untuk peserta d d k kelas IV, V, dan VI terd r atas :
1) Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil.
2) Melat h peserta d d k menggambarkan keh dupan d masa yang akan dat ng.
3) Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita danpria.
4) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan.
5) Melat h peserta d d k membayangkan hal-hal yang akan d lakukan d masa yang akan
dat ng.
6) Memb mb ng peserta d d k mend skus kan tentang gaya h dup dan pengaruhnya.
7) Menjelaskan pengaruh nilai terhadap pengambilan keputusan.
8) Memb mb ng peserta d d k untuk memperk rakan bahwa meneladan tokoh panutan
dapat mempengaruh kar r.
9) Melatih peserta didik merencanakan pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya pada
masa dewasa nant .
10) Membimbing peserta didik berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang tua terhadap
keh dupan anak.
11) Melat h peserta d d k mel hat hubungan antara m nat dan kemampuan.

196 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 196


12) Mengenalkan benmacam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan.
13) Mengembangkan kesadaran pent ngnya prestas pend d kan untuk memperoleh
peluang kar r.

Dengan berbaga strateg dan tekn k yang ada dan mater yang bervar as , member
banyak peluang guru MI/SD dapat menyampa akan mater layanan b mb ngan kar r yang
d sesua kan dengan s tuas dan kond s yang ada, terutama secara terpadu dalam proses
pembelajaran yang dikelolanya.

LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan makna strateg dalam b mb ngan kar r tu !


2. Kemukakan matra sasaran b mb ngan kar r !
3. Strategi apa saja yang dapat digunakan dalam bimbingan karir ?
4. Strategi/teknik apa saja yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan
kar r d MI/SD ?

RANGKUMAN
Strateg b mb ngan kar r adalah pola umum perbuatan pemb mb ng-kl en dalam
wujud hubungan bantuan. Sasaran strateg b mb ngan kar r mencakup: matra d r kl en
dengan segala karakteristik psiko-fisiknya; nilai-nilai (values) yang d yak n ; l ngkungan
efekt f; permasalahan yang d hadap ; perencanaan dan keputusan kar r secara tepat.

Strategi bimbingan karir melingkupi: (a) strategi instruksional, yaitu pembelajaran


yang menerapkan pr ns p-pr ns p b mb ngan kar r dan leb h terfokur pada pember an
informasi karir, seperti : pengajaran unit, home room, karyaw sata, ceramah tokoh/nara
sumber, media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan
paket b mb ngan kar r.; (b) strateg substans al/ nterpersonal, ya tu tekn k genogram
dan konsel ng kar r; dan (c) strateg perma nan, terd r atas : perma anan ekspres dan
proyeksi diri; permainan pilihan dan putusan nilai; eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
d skus su dan aturan; dan anal s s gaya h dup.

B mb ngan kar r d MI/SD dapat d laksanakan dengan strateg dan tekn k: terpadu
dalam kegiatan pembelajaran, aket imbingan karir, bacaan, narasumber, pengamatan
atau observas , cer ta, tekn k genogram, dan perma nan terpadu

197 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 197


TES FORMATIF 3

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat


1. Penerapan strateg b mb ngan kar r dapat memfas l tas perkembangan peserta d d k
untuk hal-hal ber kut, kecuali:
A. memaham dan men la d r nya, terutama yang menyangkut potens dasar;
B. menyadar dan memaham n la -n la yang ada pada d r dan masyarakatnya;
C. memperoleh penghasilan kerja yang memadai.
D. merencanakan masa depan kar r d r nya.

2. Lingkungan efektif yang menjadi matra sasaran strategi dan teknik bimbingan karir
d maksudkan sebaga :
A. segala karakteristik psiko-fisiknya yang dimiliki seseorang;
B. de atau gagasan konseptual tentang keh dupan manus a;
C. faktor luar yang secara potens al berpengaruh terhadap d r kl en;
D. penghambat maupun pendukung keberhas lan h dup nd v du.

3. Strateg nstruks onal dalam penyelenggaraan b mb ngan kar r mengandung makna


ber kut, kecuali:
A. bimbingan karir yang diintegrasikan dalam pembelajaran;
B. leb h bers fat nformat f dar pada pemrosesan nformas ;
C. pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir
D. mengajarkan keterampilan merencanakan karir peserta didik.

4. Penggunaan tekn k genogram d landas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang
la n yang berart terhadap nd v du dalam:
A. permahaman diri dan lingkungan kerja;
B. perencanaan dan pem l han kar r.
C. pengembangan potens dasar dalam berkar r;
D. mera h keberhas lan dalam berkar r.

5. Guru bersama peserta didik berupaya menelusuri bidang-bidang pekerjaan/jabatan


yang ada pada anggota keluarga. Keg atan n merupakan pelaksanaan tekn k
genogram pada tahap :
A. konstruks genogram; C. eksploras kl en;
B. identifikasi jabatan; D. orientasi karir.

6. Ber kut n merupakan c r -c r perma nan yang dapat d terapkan dalam pelaksanaan
b mb ngan kar r d MI/SD, kecual :
A. suatu perbuatan atau keg atan sukarela;
B. d lakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu;

198 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 198


C. menurut aturan yang sudah d ter ma secara sukarela tap meng kat;
D. mengutamakan kegemb raan dar para pelakunya.

7. Jen s perma nan yang berupaya mengungkapkan karakter st k, c r atau s fat-s fat d r
pr bad secara langsung, termasuk :
A. perma nan ekspres dan proyekn d r ;
B. perma nan p l han dan putusan n la ;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. d skus su dan aturan.

8. Peserta d d k melakukan perma nan untuk mem l h kawan berb ncang dalam suatu
perjamuan atau pertemuan, termasuk :
A. perma nan ekspres dan proyekn d r ;
B. perma nan p l han dan putusan n la ;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. d skus su dan aturan.

9. Tekn k-tekn k ber kut dapat membantu peserta d d k untuk mengena tokoh yang
berhas l dalam b dang kar r tertentu, kecual :
a. A. Bacaan; C. Narasumber;
b. B. Pengamatan D. Wawancara.

10. Pembelajaran tematik atau pengajaran unit merupakan model pembejaran terpadu
yang efekt f untuk melaksanakan b mb ngan kar r d MI/SD, karena:
A. membahas suatu unit pelajaran secara mendalam;
B. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan;
C. mengkaji suatu topik dari berbagai sudut pandang;
D. member pengalaman langsung kepada peserta d d k.

199 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 199


BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


untuk mengkaji Bahan Belajar Mandiri berikutnya. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .

200 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 200


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. A
2. B
3. D
4. C
5. B
6. A
7. C
8. B
9. A
10. B

Tes Formatif 2
1. D
2. C
3. D
4. A
5. C
6. C
7. D
8. B
9. A
10. B

Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. D
7. A
8. B
9. B
10. C

200 Bimbingana dan Konseling


6
BAHAN BELAJAR MANDIRI

MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD

Bimbingana dan Konseling 201


Bimbingana dan Konseling 202
202 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 203


MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa tujuan pend
d kan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepr bad an, akhlak
mul a dan keteramp lan untuk h dup mand r serta meng kut pend d kan leb h lanjut.
Dalam KTSP ada lima kelompok mata pelajaran, materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangandiri.Dalam kegiatanpengembangandirimemiliki tujuanyaitu memberikan
kesempatan kepada peserta d d k untuk mengembangkan dan mengekspres kan d r
sesua dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan m nat set ap peserta d d k sesua
dengan kond s sekolah serta tuntutan l ngkungan h dup pesena d d k.

Program B mb ngan dan Konsel ng (BK) d MI/SD dalam KTSP sangat strateg s,
sehingga program ini perlu didukung oleh manajemen dan kelengkapan adminisirasi
secara memada .

TUJUAN
Setelah mempelajari materi tentang manajemen bimbingan dan koaseling di MI/SD,
d harapkan peserta d d k dapat:

1. Menjelaskan struktur program BK di MI/SD.


2. Menjelaskan dan terampil dalam mengembangkan program BK di MI/SD.
3. Menjelaskan tentang implementasi program BK dalam KBM.
4. Menjelaskan organisasi dan administrasi bimbingan di MI/SD.

Untuk membantu Anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 6 diorganisasikan menjadi
dua kegiatan belajar yaitu:

Kegiatan Belajar 1 : Struktur dan Pengembangan Program BK di MI/SD.


Kegiatan Belajar 2 : Implementasi Program BK dalam KBM dan Manajemen bimbingan
d SD.

Bimbingana dan Konseling 204


PETUNJUK BELAJAR
Untuk membantu Anda menguasai seluruh bahan belajar mandiri dengan baik,
perhat kanlah beberapa prosedur d bawah n .

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara leb h cermat dan penuh perhat an, dan b la perlu ber lah tanda khusus pada bag
an atau kata-kata kunc yang Anda anggap pent ng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap b la dengan d skus pun belum mendapatkan
pemahaman, seba knya d catat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutor al
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang d sarankan.
5. Buatlah kes mpulan dengan kata-kata Anda send r dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.

204 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 204


1

STRUKTUR DAN PENGEMBANGAN


PROGRAM BK DI MI/SD

1. Komponen Program BK di MI/SD


Sesua dengan Rambu-rambu Penyelenggaraan B mb ngan dan Konsel ng dalam Jalur
Pend d kan Formal (Depd knas, 2007) bahwa komponen program layanan b mb ngan
dan konsel ng mencakup: (1) komponen pelayanan dasar; (2) komponen pelayanan
respons f; (3) komponen perencanaan nd v dual; dan (4) komponen dukungan s stem
(manajemen).

a. Pelayanan dasar bimbingan


1. Pengertian
Pelayanan dasar b mb mb ngan d art kan sebaga proses pember an bantuan
kepada seluruh konsel /peserta d d k melalu keg atan peny apan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis, dalam
rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-
tugas perkembangan (yang d tuangkan dalam standar kompetens kemand r an) yang
d perlukan dalam pengembangan kemampuan mem l h dan mengamb l pebutuhan dalam
menjalani kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan peserta didik
dan kegiatan tatap muka terjadwal yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas sangat
sesua untuk mendukung mplementas komponen n . Asesmen terhadap kebutuhan
dan perkembangan itu sangat diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan
pengalaman terstruktur peserta d d k.

2. Tujuan
Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk membantu semua peserta
d d k agar memperoleh perkembangan yang normal, mem l k mental yang sehat, dan
memperoleh dasar keteramp lan h dupnya; atau dengan kata la n membantu peserta

205 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 205


didik agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan
pelayanan dasar b mb ngan n dapat d rumuskan secaga upaya membantu peserta d d k
agar:

a) mem l k kesadaran (pemahaman) tentang d r dan l ngkungannya (pend d kan,


pekerjaan, sosial-budaya dan agama);
b) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkan t ngkah laku yang layak bag penyesua an d r dengan l ngkungannya;
c) mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya; dan
d) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Dengan dem ka an, melalu pelayanan dasar b mb ngan n peserta d d k akan
terbantu dalam mengembangkan per laku efekt f dan keteramp lan-keteramp lan dasar
untuk keh dupannya yang mengacu kepada tugas-tugas perkembangan peserta d d k MI/
SD.

3. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam pelayanan dasar bimbingan, fokus
perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Semua n berka tan erat dengan upaya membantu peserta d d k mencapa tugas-tugas
perkembangannya, seh ngga peserta d d k d harapkan dapat memaham dan mener ma
d r , mengenal l ngkungan, memecahkan masalah, mem l k konsep d r yang adekuat,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta menjadi pribadi mandiri. Materi pelayanan
dasar d rumuskan dan d kemas atas dasar standar kompetens kemand r an peserta
d d k MI/SD

Beberapa contoh mater layanan dasar b mb ngan untuk peserta d d k MI/SD, ya tu:

a. Pemahaman dan pener maan d r


b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Motivasi belajar
d. Kemampuan memecahkan masalah
e. Self esteem
f. Membuat program keg atan sehar -har
g. Cara mengembangkan m nal, bakal.
h. Keteramp lan berkomun kas
. Keteramp lan pengamb lan keputusan
j. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi
k. Cara belajar yang efektif
l. dsb.

206 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 206


Pelayanan dasar himbingan ditujukan untuk semua peserta didik, disajikan dengan
menggunakan strateg klas kal dan d nam ka kelompok, ba k dalam kelompok kec l
maupun besar. Kur kulum mater layanan dasar b mb ngan d susun dengan mcnggunakan
sumber-sumber rujukan dan sumber lainnya yang relevan, serta dilengkapi dengan
strategi penyampaian dan penilaian. Materi dan penyajian pelayanan dasar hendaknya
memperhat kan/d sesua kan dengan us a dan tahapan perkembangan peserta d d k MI/
SD.

b. Pelayanan responsif (responsive sevices)


1. Pengertian
Pelayanan respons f adalah layanan b mb ngan dan konsel ng bag peserta d d k yang
mem l k kebutuhan dan menghadap masalah yang memerlukan penanganan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menilmbulkan gangguan dalam proses
pencapa an tugas-tugas perkembangannya.

2. Tujuan
Pelayanan renponsif bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang d alam nya, atau membantu peserta d d k
yang mengalam hambatan dan kegagalan dalam mencapa tugas-tugas perkembangannya.
Tujuan pelayanan ini dapat juga dikekakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-
masalah atau kepedul an pr bad peserta d d k yang muncul segera dan d rasakan pada saat
tu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah-masalah sos al-pr bad , kar r, dan atau masalah
pengembangan belajar-pendidikan.

3. Foku pengembangan
Fokus pelayanan ini berhubungan dengan masalah pribadi-sosial, belajar atau
pengembangan pend d kan, dan perencanaan kar r. Dengan dem k an, s layanan
responsif yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial; (2) bimbingan belajar, dan (3) bimbingan
kar r.

Pelayanan respons f leb h bers fat prevenl f, mesk pun dalam prakt knya dapat pula
menjadi bantuan penyembuhan atau kuratif. Proses pelayanan responsif dirancang
dengan menggunakan strateg relas nterpersonal, seh ngga berlangsung nteraks antar
pr bad yang bers fat membantu. Oleh karena tu, pelayanan n mem l k n la terapeut k
bag peserta d d k yang sedang mengalam masalah ps k s.

Fokus pelayanan respons f bergantung pada kebutuhan atau masalah peserta d d k


yang muncul. Kebutuhan dan masalah peserta d d k tu berka tan dengan ke ng nan
untuk mengetahu sesuatu hal karena d pandang pent ng bag perkembangan d r nya

207 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 207


secara positif. Masalah peserta didik itu juga yang berhubungan dengan berbagai hal
yang d rasakan mengganggu kenyamanan h dup atau menghambat perkembangan
peserta d d k, karena t dak terpenuh kebutuhannya atau gagal dalam mencapa tugas-
tugas perkembangan. Untuk memaham masalah peserta d d k pada umumnya t dak
mudah diketahui secara langsung, namun dapat diidentifikasi/difahami melalui gejala-
gejala perilaku yang ditampilkannya. Masalah (gejala-gejala perilaku bermasalah) yang
mungkin dialami peserta didik dan menjadi fokus pelayanan ini antara lain:

a. merasa cemas menghadap seseuatu;


b. merasa rendah d r ;
c. berper laku mpuls f, ya tu melakukan sesuatu tanpa pert mbangan ayau alasan yang
tepat;
d. membolos dar madrasah/sekolah;
e. malas belajar;
f. kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik;
g. kurang b sa bergaul atau melakukan penyesua an d r dengan l ngkungan;
h. malas ber badah;
i. prestasi belajar rendah.

Untuk memaham kebutuhan dan masalah peserta d d k MI/SD dapat d lakukan


melalu asesmen dan anal s s perkembangannya, dengan menggunakan berbaga tekn k,
m salnya nventor tugas-tugas perkembangan (ITP) untuk us a MI/SD, angket s swa,
wawancara, pengamatan/observas , sos ometr , daftar had r s swa, leger, ps kotes, dan
daftar masalah atau alat ungkap masalah (AUM).

c. Layanan perencanaan individual


1. Pengertian
Perencanaan individual adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
membantu seluruh peserta d d k agar mampu merumuskan dan melakukan akt v tas
yang berkenaan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan keleb
han dan kekurangan d r nya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedu
a d l ngkungannya. Pemahaman peserta d d k secara mendalam tentang segala karakter st
k d r nya, penafs ran has l asesmen serta, dan penyed aan nformas yang lengkap dan
tepat, seh ngga peserta d d k mampu mem l h dan mengamb l keputusan yang tepat d
dalam mengembangkan potens nya secara opt mal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus peserta d d k.

Olah karena tu, layanan perencanaan nd v dual ber s kan b dang layanan pr bad -
sosial, bidang pendidikan-belajar, dan bidang karir. Dengan terbantunya peserta didik
dalam memantau dan memaham pertumbuhan dan perkembangan d r nya send r ,
d harapkan a dapat merencanakan dan meng mplementas kan rencananya tu secara

208 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 208


terarah dan opt mal.

2. Tujuan
Layanan perencanaan individual dirancang dengan tujuan untuk membantu peserta
d d k agar:

a) mem l k pemahaman tentang d r dan l ngkungannya;


b) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir sesuai tahapan
perkembangan us a MI/SD; dan
c) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
d rumuskannya.

Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
untuk memfas l tas peserta d d k untuk merencanakan, memon tor, dan mengelola
rencana pend d kan, kar r, dan pengembangan pr bad -sos al oleh d r nya send r . Is
layanan perencanaan individual ini adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
d d k untuk memaham secara khusus tentang perkembangan d r nya send r . Dengan
demikian, meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta
d d k, namun pelayanan yang d ber kan leb h bers fat nd v dual karena d dasarka atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik.

3. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan nd v dual berka tan erat dengan pengembangan aspek
akadem k, kar r, dan pr bad -sos al. Secara r nc , cakupan fokus tersebut untuk mur d MI/
SD antara la n berkenaan dengan aspek :

a. akademik, meliputi menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar (calistung) yang baik-
efektif, memanfaatkan keterampilan belajar, memilih kursus atau pelajaran tambahan
yang tepat, memilih pendidikan lanjutan, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
belajar sepanjang hayat.
b. Karir, mel put memaham segala kekuatan dan kelemahan d r send r ,mengeksploras
lingkungan sekitar tempat tinggal, membiasakan diri bekerja dengan sebaik-baiknya,
berlat h membuat rencana keg atan dan pengamb lan keputusan secara tepat.
c. Pribadi-sosial, mel put pengembangan konsep d r yang pos t f dan keteramp lan
sos al yang efekt f, seh ngga dapat melakukan penyesua an terhadap d r send r dan
l ngkungan secara secara seras dan se mbang.

d. Komponen dukungan sistem

209 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 209


Ket ga komponen d atas merupakan pelayanan b mb ngan dan konsel ng kepada

211 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 211


peserta d d k secara langsung. Sedangkan dukungan s stem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur dan pengembangan
kemampuan guru dalam penerapan fungs dan pr ns p-pr ns p b mb ngan d MI/SD,
seh ngga guru dapat melakukan bantuan atau memfas l tas kelancaran perkembangan
peserta didik. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan manajemen dapat membantu
menetapkan, memel hara, dan men ngkatkan program b mb ngan dan konsel ng. Keg atan
n d harapkan dapat membantu guru MI/SD dalam meng mplementas kan layanan dasar
b mb ngan, layanan respons f, dan perencanaan nd v dual peserta d d k.

Komponen dukungan sistem ini meliputi: pengembangan jejarang, kegiatan


manajemen, penelitian dan pengembangan.

1) Pengembangan jejaring, menyangkut kegiatan-kegiatan: konsultasi/bekerja sama


dengan guru lain, bekerjasama dengan orangtua atau masyarakat, berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah/sekolah, bekerja
sama dengan personel sekolah la nnya dalam menc ptakan l ngkungan madrasah/
sekolah yang kondus f bag perkembangan peserta d d k, menelaan masalah-masalah
yang berkaitan erat dengan pelayanan bimbingan, dan kekerja dengan pihak-pihak
la n yang terka t dengan penerapan b mb ngan terpaqdu d madrasah/sekolah.
2) Kegiatan manajemen, merupakan berbaga upaya untuk memantapkan, memel hara
dan melaksanakan b mb ngan dan konsel ng yang ter ntegras secara efekt f dalam
pembelajaran di kelas. Kegiatan manajemen ini diarahkan pada pengembangan
program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengembangan
dan penataan kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis.

Dalam mplementas nya d madrasah/sekolah, mas ng-mas ng b dang pelayanan


mem l k alokas waktu, sepert untuk: (1) Pelayanan dasar b mb ngan adalah 55-55%;
(2) Pelayanan respons f (20%-30%); (3) Layanan perencanaan nd v dual (5% -10%);
dan (4) Pendukung S stem (10%-15%).

Keempat komponen pelayanan utama b mb ngan dan konsel ng sepert d ura kan d
atas, dalam mplementas nya d dukung oleh layanan-layanan yang la nnya, ya tu:

a. Layanan pengumpulan data


Layanan n merupakan keg atan awal dalam bentuk mengh mpun nformas tentang
peserta d d k beserta latar belakangnya. Pengumpulan data tentang peserta d d k
merupakan identifikasi awal tentang identitas peserta didik, kemampuan, bakat dan
minat, beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang objektif terhadap peserta didik dan membantu mereka
agar dapat berkembang secara opt mal.

210 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 210


b. Layanan orientasi dan pemberian informasi
Keg atan n merupakan layanan pertama yang d ber kan kepada peserta d d k. Pada
saat peserta d d k memasuk sekolah sangat membutuhkan nformas tentang sekolah,
seperti kurikulum, cara belajar, tata tertib, guru-gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki
(perpustakaan, ruang belajar, ruang guru, WC, dsb). Layanan ini bertujuan agar peserta
d d k mem l k nformas yang memada tentang d r nya dan l ngkungannya. Layanan n
sangat strateg s agar peserta d d k dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Layanan ini disampaikan juga kepada orangtua
agar dapat membantu putra put nya dalam menyesua kan d r dengan l ngkungan sekolah
terutama dalam mengikuti pembelajaran. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan
pada waktu peserta didik memasuki sekolah dan akan diulang pada setiap tahun ajaran
baru, namun pelayanan nformas d laksanakan sesua dengan kebutuhan peserta d d k.

c. Layanan Penempatan
Layanan Penempatan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan
tempat atau penyaluran yang sesua dengan potens yang d m l k nya seh ngga dapat
mengembangkan d r nya secara opt mal. Perkembangan opt mal n akan dapat d capa
b lamana nd v du berada pada pos s yang sesua dengan karakter st k pr bad , bakat,
minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan kelanjutan dari
layanan or entas dan nformas n . J ka layanan or entas member kan nfomas secara
umum, seperti tentang cara-cara belajar yang efektif, belajar kelompok, menyalurkan
bakat dan m nat, sedangkan layanan penempatan leb h memperh tungkan alternat f
kemungk nan penempatan peserta d d k secara nd v dual, dengan melalu pengukuran
terhadap kemampuan, bakat dan m nat, serta kemungk nan-kemungk nan khusus la nnya.
Beberapa jenis layanan penempatan bagi peserta didik di MI/SD, yaitu :

1) Layanan penempatan dalam belajar di kelas


Dalam kegiatan belajar di kelas, terkadang ada peserta didik yang mengalami kesulitan
menentukan pilihan kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar, dsb. Untuk
menghadap peserta d d k yang dem k an, layanan penempatan dapat member kan
bantuan. Peserta d d k yang baru masuk kelas I MI/SD, mereka datang dar latar belakang
l ngkungan dan pengalaman yang berbeda satu sama la n. Ada peserta d d k yang
sebelumnya pemah masuk TK/TKA, akan tetap t dak sed k t yang belum pernah memasuk
TK/TKA. Oleh karena tu, mereka memasuk MI/SD dengan membawa kemampuan awal
yang berbeda, terutama pada kemampuan membaca, menul s dan berh tung. Keadaan n
harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap peserta didik mendapatkan posisi yang
tepat dan mereka mendapatkan suasana belajar yang menyenagkan. Guru kelas harus
mampu menempatkan peserta d d k secara tepat. J ka d perlukan ada tes sederhana
tentang kemampuan cal stung, tetap bukan untuk seleks masuk kelas I MI/SD. Has l tes

211 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 211


dapat digunakan untuk penempatan posisi duduk dan kelompok belajar di kelas. Peserta
didik yang pandai dapat menjadi tutor sebaya bagi temannya yang lain, atau dapat
dijadikan pertimbangan untuk pembagian kelas biasa dengan kelas unggulan. Proses
menempatkan peserta d d k n harus d pert mbangkan yang matang berdasarkan data
atau nformas yang memada , seh ngga t dak men mbulkan kesalahan dalam mengamb l
keputusan.

2) Layanan penempatan dalam kegiatan ekstra kurikuler


Layanan penempatan dalam keg atan ekstra kur kuler sangat d perlukan agar peserta
d d k memperoleh keg atan yang sesua dengan kemampuan, bakat dan m natnya. Oleh
karena tu, guru hendaknya mem l k pemahaman yang memada tentang kemampuan,
bakat dan m nat set ap peserta d d k b naannya, seh ngga dapat menempatkan peserta
d d k pada keg atan ekstra kur kuler yang sesua . Keg atan ekstra kur kuler d MI/SD
dapat d kempokka dalam beberapa macam, sepe t olah raga, kesen an (sen tar , sen
suara, seni musik, seni gambar), kelompok ilmiah remaja, pramuka dan lain sebagainya.
Dengan adanya penempatan peserta d d k pada keg atan ekstra kur kuler secara tepat,
d harapkan akan mengembangkan kemampuan secara opt mal.

d. Layanan konseling
Layanan n hanya dapat d selenggarakan oleh guru pemb mb ng profes onal, ya tu
guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan konseling. Layanan ini
dapat secara nd v dual maupun kelompok, bag peserta d d k yang mem l k masalah
pribadi. Tujuan layanan konseling adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memecahkan masalahnya send r . Layanan konsel ng ser ng d sebut merupakan keg atan
nt dar keseluruhan layanan b mb ngan, karena bantuan melalu konsel ng langsung
berkenaan dengan pr bad set ap peserta d d k.

e. Layanan referal
Referal atau al h tangan merupakan layanan dengan mel mpahkan masalah kepada
p hak yang leb h mampu dan berwenang. Layanan referal n d lakukan apab la masalah
yang d hadap peserta d d k d luar kemampuan atau kewenangan guru atau guru
pemb mb ng MI/SD. Menumt Surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus d perhat kan
dalam layanan referal, ya tu:

1) Referal harus d serta dengan data yang lengkap tentang peserta d d k dan masalah
yang d hadap nya.
2) Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referal.
3) Referal harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan, dan orang tua kalau

212 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 212


perlu.

213 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 213


4) Layanan referal harus tetap menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Pihak yang
dirujuk harus tetap menjalin hubungan dengan pihak sekolah.
5) Pihak yang dirujuk harus memberikan laporan terperinci tentang perkembangan dan
hasil upaya rujukan itu kepada pihak sekolah. Laporan tersebut penting diketahui dan
dijadikan bahan untuk memberikan perlakuan yang berkesinambungan di sekolah dan
d rumah.

f. Layanan evaluasi dan tindak lanjut


Evaluasi dan tindak lanjut erupakan layanan untuk menilai keberhasilan program
b mb ngan yang telah d laksanakan. Melalu evaluas , dapat d ketahu program yang t dak
mencapa t ngkat keberhas lan yang d harapkan, seh ngga dapat d anal s s dan d tentukan
untuk program tindak lanjutnya.

Tujuan dilaksanakannya layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah:

1) Untuk mengertahu apakah program layanan sudah dapat d laksanakan dengan ba k


?
2) Untuk mengatahui efektifitas layanan yang sudah diberikan.
3) Untuk mengetahu kontr bus layanan b mb ngan terhadap program sekolah.
4) Untuk mendorong kepala sekolah dan seluruh personal sekolah dalam melakukan
perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan
pend d kan.
5) Dengan evaluas seluruh guru d harapkan dapat menyadar akan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing sebagai pelayan kebutuhan peserta didiknya.
6) Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukkan dalam program
layanan bimbingan selanjutnya.

2. Struktur Program Bimbingan di MI/SD


Penyusunan program b mb ngan dan konasel ng d madrasan/sekolah d mula dar
kegiatan asesmen yaitu kegiatan mengidentifikasi-menganalisis aspek-aspek yang
dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini
mencakup :

a. asesmen lingkungan, yaitu kegiatan mengidentifikasi harapan madrasah/sekolah


dan masyarakat (orangtua peserta d d k), sarana dan prasarana pendukung, kond s /
kualifikasi guru, dan kebijakan pimpinan madrasah/sekolah;
b. asesmen kebutuhan atau masalah peserta d d k, yang menyangkut karakter st k
peserta didik, seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan,
motif-motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (olahraga, seni,
keagamaan), masalah-masalah yang d alam , dan kepr bad an; atau tugas-tugas
perkembangannya sebaga dasar untuk member kan pelayanan b mb ngan dan
konseling secara terpadu dalam pembelajaran di kelas.

214 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 214


Ber kut n adalah struktur utuh pengembangan program d madrasan/sekolah
yang berbas s tugas-tugas perkembangan sebaga kompetens yang harus d kuasa oleh
peserta d d k. Dalam merumuskan program b mb ngan dan konsel ng d MI/SD, struktur
dan isi atau materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan peserta d d k d set ap madrasah/sekolah.

1. Ras onal
Ber s kan rumusan dasar pem k ran tentang pent ngnya b mb ngan dan konsel ng
dalam keseluruhan program madrasah/sekolah, yang mencakup konsep dasar yang
digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran atau implementasi
kur kulum, dampak perkembangan lmu pengetahuan dan sos al-budaya terhadap
keh dupan masyarakat, dan hal-hal la n yang relevan.

2. V s dan M s
Secara mendasar v s dan m s b mb ngan dan konsel ng perlu d rumuskan ulang ke
dalam fokus s , ya tu :
a. Visi : Membangun kl m madrasah/sekolah bag keberhas lan seluruh peserta
d d k.
b. Misi : Mamfas l tas seluruh peserta d d k memperoleh dan menguasa kompetens
d b dang akadem k, pr bad -sos al dan kar r berlandaskan pada tata keh dupan
et s-normat f dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Deskr ps Kebutuhan
Ber s kan rumusan has l pen la an kebutuhan (need assessment) peserta d d k dan
l ngkungannya ke dalam rumusan per laku-per laku yang d harapkan d kuasa peserta
d d k.

4. Tujuan
Berisikan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
d kuasa peserta d d k setelah memperoleh pelayanan b mb ngan dan konsel ng
secara terpadu dalam pembelajaran di kelas. Tujuan yang dirumuskan, hendaknya
mencakup t ga tataran, ya tu :
a. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan adan pemahaman peserta d d k
terhadap,perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai.
b. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
per laku atau kompetens baru sebaga bag an dar kemampuan d r nya.
c. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan
kompetens baru tu dalam t ndaklan nyata sehar -har .

5. Komponen Program
Program b mb ngan dan konsel ng d madrasan/sekolah mencakup:

215 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 215


a. Komponen pelayanan dasar b mb ngan
b. Komponen pelayanan respons f *)
c. Komponen perencanaan nd v dual
d. Komponen dukungan sistem (manajemen).

6. Rencana Operas onal


Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan
konseling berjalan secara efektif dan efisien, meskipun implementasi di SD masih
terpadu dalam proses pembelajaran di kelas. Rencana kegiatan adalah uraian detil
dar program yang menggambarkan struktur program, ba k keg atan d madrasah/
sekolah maupun luar madrasah/sekolah, untuk memfas l tas peserta d d k mencapa
tugas perkembangan atau kompetens tertentu.
7. Pengembangan Tema/Top k
Tema atau topik merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan
yang terka t dengan tugas-tugas perkembangan, d rumuskan dalam bentuk mater
untuk set ap komponen program.
8. Pengembangan Satuan Pelayanan
D kembangkan secara bertahap sesua dengan tema/top k, d buat tersend r atau
diintegrasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
9. Evaluas
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang
ng n d capa , sedangkan evaluas program d fokuskan pada t ngkat keterlaksanaan
program.
10. Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung mplementas program d nyatakan secara
cermat, ras onal, dan real st k.

Berdasarkan paparan d atas, ber kut n d tamp lkan contoh program b mb ngan
di MI/SD yang dalam implementasinya terintegrasi dalam proses pembelajaran yang
d selenggarakan oleh guru kelas.

216 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 216


CONTOH PROGRAM BIMBINGAN DI MI/SD

Semester 2 Ket.
No Jen s Layanan B mb agan Semester 1
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan program X 1 s.d 12


2 H mpunan data, or entas dan Bulan Jan.
nformas s.d dcs,
a. Or entas dan nformas bag X
kelas 1 X - Waktu
b. Pember an nformas kepada Pelaksanaan
X X X X
orang tua

3 Penempatan/Penyaluran X

3.1 Identifikasi kemampuan X


peserta d d k
3.2 Penempalan peserta d d k

a. Kelas B asa X
b. Kelas Unggulan X

c. Tempat Duduk X

d. Keg atan Ekstrakur kuler X

B mb ngan untuk
4 X X X X X X X X X X
pengembangan penguasaan
tugas-tugas perkembangan
Bimbingan Belajar
5
a. Diagnostik dan pengajaran ?
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Pelaksanaan
remed al
b. Pengayaan d sesua kan
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? dengan
6 Konsel ng kebutuhan

a. Peserta d d k yang
mengalam hambatan sos al ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pr bad
b. Peserta d d k yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pengembangan moral
c. Peserta d d k yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
perkembangan fisik
7 B mb ngan Kar r

a. Identifikasi Bakat dan


kemampuan Peserta d d k ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

b. Pengenalan L ngkungan X
Sekolah
c. Pers apan mem l h SLTP X X X

8 Kerjasana dengan orang tua/


masyarakat ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
9 Al h tangan kasus
? ? ? ? ? ? ?

216 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 216


Evaluas pelaksanaan X X
10 b mb ngan X
11 Anal s s has l pelaksanaan X X X
b mb ngan
12 Tindak lanjut X X X

Dar program umum b mb ngan dan konsel ng d MI/SD sepert contoh d atas,
dijabarkan kembali menjadi program khusus di antaranya adalah:

a. Pengumpulan data peserta didik


Data tentang peserta d d k merupakan nformas awal yang sangat d perlukan oleh
p hak guru/sekolah berkenaan dengan segala karater st k peserta d d k, ba k datas
atau informasi tentang keadaan aspek pisik-jasmaniah maupun psikis-ruhaniah
seperti dijelaskan terdahulu. Data tersebut di atas diperlukan mulai saat anak masuk
sekolah di awal tahun ajaran, sehingga sekolah dapat membuat program sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan peserta d d k.
b. Layanan or entas dan pember an nformas
Layan orientasi pada setiap jenjang kelas sangat diperlukan terutama pada peserta
d d k kelas 1 yang baru pertama kal memasuk t ngkat sekolah yang sesungguhnya.
Kesan tentang sekolah harus ba k atau pos t f dan menyenangkan seh ngga peserta
d d k t dak merasa as ng atau takut tentang l ngkungan barunya, sepert tentang guru,
fasilitas yang dimiliki sekolah, tata tertib, cara belajar dsb. Keikutsertaan orangtua
dalam keg atan or entas sangat d perlukan untuk membantu putra-putr nya dalam
menyesua kan d r dengan sekolah.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan ini perlu dikembangkan di MI/SD sejak memasuki sekolah sampai
menyelesa kan pend d kannya d sekolah tersebut, ba k penempatan/penyaluran pada
keg atan ntra kur kuler maupun ekstra kur kuler. Melalu layanan n , d harapkan
peserta d d k MI/SD n terfas l tas proses perkembangan per laku dan pr bad nya
secara opt mal.

217 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 217


LATIHAN
Untuk memperdalam. materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengerjakan lalihan di bawah ini:

1. Jelaskan makna pelayanan dasar b mb ngan, pelayanan respons f, dan perencanaan


nd v dual d MI/SD !
2. Beri penjelasan kemungkinan implementasi program bimbingan dan konseling di
MI/SD !
3. Apa saja jenis dan kelengkapan administrasi yang akan menunjang pelaksanaan
b mb ngan d MI/SD ?
4. Kemukakan komponen struktur utuh program b mb ngan d MI/SD !

RANGKUMAN
Struktur program b mb ngan d MI/SD terd r dar 4 komponen keg atan utama,
ya tu:

1. Layanandasarb mb ngan,ya tulayananyangmembantupesertad d kmengembangkan


per laku efekt f dan keteramp lan dasar untuk keh dupan yang mengacu kepada
tugas-tugas perkembangan peserta d d k SD.
2. Layanan responsif, yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik
dalam bentuk meng ntervens masalah atau kepedul an pr bad peserta d d k yang
d rasakan pada saat tu.
3. Layanan perencanaan nd v dual, ya tu membantu peserta d d k membuat rencana
pend d kan secara tepat dan meng mplentas kan rencana-rencana pend d kannya tu
secara terarah.
4. Dukungan sistem, merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memel hara, dan men ngkatkan program b mb ngan secara
menyeluruh melalu pengembangan , hubungan masyarakat dan staf, konsultas dengan
guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penel t an
dan pengembangan.

Keempat komponen layanan utama b mb ngan d atas perlu d dukung oleh layanan
yang la nnya, ya tu: l) pengumpulan data; 2) layanan or entas dan pember an nformas ;
3) layanan penempatan; 4) konseling; 5) referral, 6) evaluasi dan tindak lanjut. Program
bimbingan tidak akan berjalan dengan baik bilamana tidak didukung oleh organisasi dan
adm n stras b mb ngan memada .

218 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 218


TES FORMATIF 1

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !


1. Program b mb ngan d sekolah merupakan :
A. bag an yang ntegral dar program pend d kan;
B. bag an yang terp sah agar mudah mengaturnya;
C. program yang d kelola oleh lembaga khusus b mb ngan;
D. keg atan yang d lakukan sementara sesua denga kebutuhan.

2. Komponen pelayanan bimbingan yang ditujukan untuk membantu permasalahan


peserta d d k yang d rasakan pada saat n adalah :
A. pelayanan dasar b mb ngan; C. perencanaan nd v dual;
B. pelayanan respons f; D. dukungan s stem.

3. Layanan pember an nformas mencakup berbaga nformas yang d perlukan peserta


didik untuk mendukung keberhasilan belajarnya, kecuali :
A. cara-cara belajar yang efektif; C. pemanfaatan dan pengaturan keuangan;
B. pemanfaatan waktu luang ; D. membuat cacatan yang teratur.

4. Penyelenggaraan administrasi bimbingan di sekolah bertujuan agar:


A. layanan b mb ngan dapat d laksanakan secara deal;
B. mendukung kelancaran pelaksanaan program b mb ngam;
C. menciptakan hubungan administratif yang jelas dan tegas;
D. set ap petugas b mb ngan menyadar peranannya mas ng-mas ng.

5. Program b mb ngan dan konsel ng d MI/SD seba knya d organ sas kan sesua dengan
:
A. s tuas dan kond s sekolah setempat;
B. juklak atau juknis dari Dinas Pendidikan;
C. kebutuhan dan permasalahan peserta d d k;
D. visi, misi dan tujuan sekolah yang dicanangkan.

6. Pernyataan yang d rumuskan untuk membangun kl m madrasah/sekolah bag


keuksesan seluruh peserta d d k, d sebut :
A. M s C. deskr ps kebutuhan
B. Visi D. tujuan pelayanan

7. Berikut ini merupakan tujuan pelayanan dasar bimbingan bagi peserta didik, kecual :
A. mem l k kesadaran (pemahaman) tentang d r dan l ngkungannya;
B. mampu membuat rencana keg atan sesua dengan n la dan kebutuhannya;
C. mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya;

219 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 219


D. mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupmnya.
8. Keg atan-keg atan ber kut merupakan fokus pelayanan perencanaan nd v dual pada
aspek akademik, kecual :
A. menumbuhkan sikap positif terhadap belajar;
B. memanfaatkan keterampilan belajar;
C. memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat;
D. membiasakan diri bekerja dengan tekun.

9. Keg atan-keg atan ber kut merupakan fokus pelayanan perencanaan nd v dual pada
aspek karir, kecual :
A. memaham segala kekuatan dan kelemahan d r send r ;
B. mengeksploras l ngkungan sek tar tempat t nggal
C. memupuk kebiasaan belajar yang efektif;
D. pengamb lan keputusan secara tepat.

10. Fokus pelayanan perencanaan nd v dual pada aspek Pribadi-sosial, ya tu:


A. pembiasaan belajar bekompok;
B. pengembangan konsep d r yang pos t f;
C. mengadakan kunjungan persahabatan;
D. pengarahan d r pada akt v tas yang bermanfaat.

220 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 220


BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS
Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%

10

Makna T ngkat Penguasaan: 90%-100% = Ba k Sekal ; 80 % - 89 % = Ba k; 70 %


- 79 % = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

220 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 221


Bimbingana dan Konseling 222
222 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 223


2

KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN


DI MI/SD

1. Program Bimbingan Terpadu


Seperti dimaklumi, bahwa sampai saat ini masih jarang ada MI/SD yang memiliki guru
pembimkbing profesional yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan
konsel ng. Oleh karena tu, pelaksanaan program b mb ngan dan konsel ng merupakan
tugas guru kelas, yang implementasinya diintegrasikan dalam proses pembelajaran di
kelasnya. Dalam keadaan yang dem k an, maka guru kelas hendaknya dapat memadukan
antara program layanan bimbingan dan konseling dengan program pembelajaran yang
d rancangnya. Walaupun dem k an, dalam prakt k pelaksanaan program b mb ngan d
sekolah membutuhkan kemampuan guru dan dukungan manajerial. Sehubungan dengan
itu, dalam mensinergiskan program bimbingan dengan program dan praktik pembelajaran
d sekolah/kelas, hendaknya harus memperhat kan hal-hal ber kut.

a. Aspek program bimbingan


Program b mb ngan d MI/SD harus d susun berdasarkan kebutuhan peserta d d k
dan masalah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di MI/SD mempunyai
kekhasan tersend r sesua dengan s tuas dan kond s yang ada d MI/SD tu send r ,
ba k d l hat dar seg petugas, fas l tas yang tersed a dan karakter st k peserta d d knya.
Menurut D ckmeyer and Caldwell (Ahman, 1998) bahwa ada beberapa faktor yang
membedakan antara b mb ngan d MI/SD dengan d sekolah menengah, ya tu : pertama,
b mb ngan d MI/SD leb h menekankan pada peranan guru dalam menerapkan fungs
b mb ngan; kedua, fokus b mb ngan d MI/SD leb h menekankan pada pengembangan
pemahaman d r , pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efekt f
dengan orang la n; ketiga, b mb ngan d MI/SD leb h banyak mel batkan orangtua
peserta d d k, meng ngat pent ngnya pengaruh orangtua dalam keh dupan anak selama
d MI/SD; keempat, b mb ngan d MI/SD hendaknya memaham keh dupan anak secara
un k; kelima, program b mb ngan d MI/SD hendaknya pedul terhadap kebutuhan

Bimbingana dan Konseling 224


dasar anak, sepert kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan pener maan d r ,
serta memaham keleb han dan kekurangan d r ; keenam, program b mb ngan d MI/SD
hendaknya meyak n bahwa us a MI/SD merupakan tahapan yang sangat pent ng dalam
tahapan perkembangan anak.

Berdasarkan ura an tersebut dapat d s mpulkan bahwa perangkat tugas yang


harus diselesaikan peserta didik MI/SD dapat dijadikan sebagai panduan utama dalam
pengembangan program b mb ngan d MI/SD.

b. Aspek Ketenagaan
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program b mb ngan dan konsel ng,
maka pada umumnya guru MI/SD mempunya tugas ganda, sebaga pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus d capa . Sebenarnya guru MI/SD sebaga guru kelas mem l k peluang-
kesempatan luas untuk memaham karakter st k set ap peserta d d k d kelasnya. Oleh
karena tu, guru MI/SD perlu mem l k pemahaman yang tepat dan keteramp lan yang
memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Pada akh rnya, guru MI/SD hendaknya dapat menerapkan layanan b mb ngan dalam
kegiatanpembelajaranyangdilaksanakandi kelas;atau gurumerancangdanmelaksanakan
proses pembelajaran yang bernuansakan bimbingan dan konseling di kelasnya.

c. Aspek tekn s/prosedural


Prosedur/tekn k yang dapat d kembangkan dalam mplementas layanan b mb ngan
dan konsel ng pada peserta d d k MI/SD adalah dengan melalu pendekatan terpadu
atau ter ntegras . Prosedur n memadukan antara pendekatan/tekn k nstruks onal
dalam pembelajaran dengan pendekatan/teknik interpersonal atau transaksional dalam b
mb ngan dan konsel ng. Agar guru MI/SD dapat mema nkan peran gandanya secara
profesional, maka di samping terampil dalam menerapkan strategi/teknik pembelajaran,
juga perlu memiliki kemampuan dasar pada strategi/teknik pelayanan bimbingan dan
konsel ng. Dengan dem k an, maka guru MI/SD d harapkan dapat menerapkan layanan
bimbingan secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.

Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan
bimbingan ke dalam proses pembelajarannya itu, seperti melalui pengelompokkan belajar,
diskusi kelompok, permainan terpadu, tugas kerja kelompok, pengajaran unit atau
pembelajaran tematik, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000) di SD
kelas rendah , dapat d terapkan layanan b mb ngan pr bad -so al melalu KBM, dengan cara
menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok dan permainan, peserta didik
dibimbing untuk belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas,
dan belajar untuk berani tampil mengerjakan tugas di depan kelas.

224 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 224


d. Daya dukung l ngkungan
Program pelayanan b mb ngan d MI/SD akan member kan kontr bus terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, jika didukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem
yang ada d sekolah, ya tu kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat dan pemer ntah,
ba k dalam pendanaan maupun penyed aan fas l tas pendukung yang d perlukan. Hal n
meng nd kas kan, bahwa c r layanan b mb ngan d MI/SD tu t dak terlepas dar peran
serta masyarakat dan orangtua peserta d d k d samp ng guru kelas.

e. Organ sas B mb ngan d MI/SD


Organ sas dan adm n stras merupakan perangkan penyelenggaraan b mb ngan d
sekolah yang semestinya dikelola secara efektif. Manajemen organisasi dan administrasi
yang baik, diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan bimbingan di
MI/SD yang terintegrasi dalam pembelajaran.

Organ sas b mb ngandalammaknaluasdapatd art kansebaga usahapenyelenggaraan


program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjamin
kelancaran program b mb ngan d MI/SD d perlukan adanya organ sas b mb ngan.
Organ sas b mb ngan hendaknya memperhat kan pr ns p-pr ns p sebaga ber kut:

a. Program b mb ngan hendaknya d organ sas kan sedem k an rupa seh ngga sesua
dengan s tuas dan kebutuhan setempat.
b. Layanan b mb ngan hendaknya merupakan bag an yang tak terp sahkan dar
keseluruhan program pend d kan d sekolah
c. Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi
b mb ngan
d. Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah
e. Program b mb ngan harus d organ sas kan dengan ba k, seh ngga memungk nkan
seluruh personal yang ada di sekolah, dan dengan masyarakat dapat bekerjasama
dengan ba k
f. Organ sas b mb ngan d SD d sesua kan dengan person l yang ada, keadaan peserta
d d k dan sarana serta prasarana.

2. Uraian tugas personil bimbingan


a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penanggung jawab seluruh program pend
d kan d sekolah, termasuk d dalamnya layanan b mb ngan. Dalam hubungannya dengan
program b mb ngan dan konsel ng, fungs dan peranan kepala sekolah dapat d
gambarkan sebaga berrkut:

1) Mengkoord nas kan keg atan layanan b mb ngan.


2) Menyed akan tenaga, sarana dan fas l tas yang d perlukan.

225 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 225


3) Member kan kemudahan bag terlaksananya program b mb ngan.
4) Melakukan superv s terhadap pelaksanaan b mb ngan, mula dar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut.
5) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
b mb ngan.

b. Guru Kelas/Pembimbing
Sebaga pelaksana dalam program b mb ngan d MI/SD, guru kelas/ pemb mb ng
mem l k tngas ya tu:

1) Merencanakan dan membuat program b mb ngan.


2) Melakukan koord nas dengan kepala sekolah dan guru.
3) Melakukan kerja sama dengan orangtua dalam memberikan layanan bimbingan
kepada peserta d d k.
4) Melaksanakan keg atan layanan b mb ngan dengan meng ntegras kan pada mata
pelajaran masing-masing.
5) Men la proses dan has l layanan b mb ngan.
6) Menganal s s has l pen la an layanan b mb ngan.
7) Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian.
8) Membantu peserta d d k dalam keg atan ekstra kur kuler.

c. Guru mata Pelajaran


Sebagai personil guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting dalam aktivitas
b mb ngan, ya tu:

1) Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar sesuai


dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
2) Berkonsultas dengan guru kelas/guru pemb mb ng dalamhal masalah-masalah
yang berka tan dengan b mb ngan
3) Bekerjasama dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan
program bersama/terpadu

d. Pengawasan
Pengawasan sangat diprelukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat.
Pengawasan d lakukan ba k secara tekn s maupun adm n strat f. Fungs pengawasan
adalah memantau, men la , memperba k , men ngkatkan dan mengembangkan keg atan
layanan b mb ngan d MI/SD. Pengawasan d laksanakan oleh d nas pend d kan secara
berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas MI/SD Dinas Pendidikan
Kecamatan setempat.

226 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 226


3. Sarana dan Prasarana
Keberhas lan sebuah program b mb ngan t dak terlepas dar dukungan tersed anya
sarana dan prasarana yang memada . Sarana adm n strat f yang d perlukan untuk
menunjang pelayanan bimbingan sebagai berikut:

a. Alat pengumpul data


Alat pengumpul data yang d perlukan d MI/SD ya tu pedoman observas , angket,
catatan anekdot, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, daftar cek
masalah, skala penilaian, biografi dan autobiografi.
b. Alat peny mpan data
Bentuk alat peny mpan data ya tu buku pr bad , kartu pr bad , dan map. Bentuk
kartu pr bad dapat d buat dalam ukuran dan warna tertentu, seh ngga mudah untuk
d s mpan dalam filling cabinet. Sedangkan map d perlukan untuk meny mpan berbaga
nformas pr bad mas ng-mas ng peserta d d k. Buku pr bad ber s kan berbaga data
tentang peserta d d k dar mula dent tas, keadaan keluarga, penyak t yang pemah
d der ta, potens dan prestas yang d ra h, dan la n sebaga nya.
c. Kelengkapan penunjang teknis, seperti dokumen data data/informasi, paket
b mb ngan dan alat bantu b mb ngan.
d. Perlengkapan adm n stras , sepert alat-alat tul s, format satuan layanan dan keg atan
pendukung serta blangko laporan keg atan, blangko surat, kartu konsultas , kartu
kasus, blanko konferens kasus dan agenda surat.
e. Sarana penunjang, seperti ruang bimbingan. Andaikata ruang bimbinga tidak ada,
maka dapat d gunakan ruang kantor/guru, atau ruang kelas. Dalam kond s deal,
ruang b mb ngan harus d lengkap dengan ruang konsel ng, ruang konsultas , ruang
b mb ngan kelompok, ruang tamu, ruang dokumentas dan ruang d skus . Ruang
bimbingan harus dilengkapi dengan meja, kursi, lemari, rak penyimpan data, papan tul
s, dan sebaga nya.
4. Pendanaan
Dana atau anggaran b aya sangat d perlukan untuk penyed aan sarana dan prasarana,
perlengkapan administra, kunjunganm mmah (home visit), penyusunan laporan
keg atan, transportas dan la n-la a.
5. Kerjasama
Kerjasama anatara guru/pihak sekolah dengan orang tua peserta didik, dan dengan
lembaga atau nstans terka t, sepe t D nas Pend d kan.

227 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 227


LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda bacadan pelajari, silakan anda
mengerjakan latihan di bawah ini:

1. Menjelaskan tentang implementasi program BK dalam KBM.


2. Menjelaskan organisasi dan administrasi bimbingan di SD

RANGKUMAN
Jarang ada SD yang mem l k petugas b mb ngan yang khusus/tersend r , maka tugas
program bimbingan merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga
pengaj ar. Dengan keadaan yang demikian maka gum hendaknya dapat memadukan antara
program layanan b mb ngan dengan KBM. Walaupun dem k an program b mb ngan d
sekolah membuainkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal
yang hams d perhat kan, ya tu: (1) Aspek program, bertolak dar kebutuhan dan masalah
yang ada d sekolah; (2) Aspek ketenagaan, guru kelas d pandang sebaga person l
yang pal ng melaksanakan layanan b mb ngan, dengan dem k an guru hams mem l k
pemahaman yang tepat untuk melaksanakan layanan b mb ngan; (3) Aspek prosedur/
tekn k, perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan tekn k nsta ks onal dengan
transaks onal dan (4) Daya dukung l ngkungan, layanan b mb ngan perlu bantuan dan
dukungan managerial, social, dan sarana fisik.

228 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 228


TES FORMATIF 3

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Merencanakan program bimbingan beserta sarana penunjangnya merupakan peran
kepala sekolah sebaga ........
A. Adm n strator C. Organ sator
B. Supervisor D. Manajer

2. Layanan untuk membantu peserta d d k mengembangkan keteramp lan dasar untuk


kehidupan adalah tujuan layanan:
A. Layanan respoas f C. Layanan perencanaan nd v dual
B. Layanan dasar b mb ngan D. Dukungan s stem

3. Menyerahkan peserta d d k yang bermasalah kepada yang leb h mampu dan


berwenang adalah layanan:
A. Referal C. Penempatan
B. Konsel ng D. Layanan nformas

4. Kartu pr bad , dalam layanan b mb ngan adalah d sebut:


A. Alat pengumpul data C. Alat dokumen
B. Alat peny mpan data D. Perlengkapan tekn s

5. Pengawasan dalam pelaksanaan b mb ngan d lakukan dengan teratur agar keg atan
b mb ngan dapat....
A. terarah pada tujuan C. teramati kesalahannya
B. terkendali prosesnya D. terjamin keberhasilannya.

6. Hal-hal ber kut merupakan alat pengumpul data non-tes, kecual :


A. pedoman observas ; C. pedoman wawancara;
B. tes hasil belajar; D. skala penilaian.

7. Blangko laporan keg atan merupakan kelengkapan sarana pelayanan b mb ngan yang
berfungs secaga :
A. alat pengumpul data; C. kelengkapan adm n stras ;
B. alat penyimpan data; D. kelengkapan penunjang teknis.

8. Berikut ini lebih merupakan sarana penunjang pelayanan bimbingan, kecual :


A. ruang konsultas ; C. ruang koord nator BK;
B. ruang b mb ngan kelompok; D. ruang dokumentas .

229 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 229


9. Pengawasan pelayanan b mb ngan dan konsel ng mem l k fungs sebaga o ber kut,
kecual :
A. memantau dan men la pelaksanaan layanan BK;
B. memperba k pelaksanaan layanan BK;
C. men ngkatkan dan mengembangkan keg atan layanan BK;
D. men la kemampuan guru dalam melaksanakan layanan BK.

10.`Fungs utama guru kelas dalam ka tannya dengan pelayanan b mb ngan d madrasah/
sekolah, adalah :
A. melaksanakan konsel ng kepada s swa yang bermasalah;
B. merencanakan dan membuat program b mb ngan.
A. bekerja sama dengan orangtua dalam melaksanakan layanan bimbingan;
B. melaksanakan layanan bimbingan secara terintegrasi dalam pembelajaran

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%
10
Makna T ngkat Penguasaan:
90 % - 100 % = Ba k Sekal ;
80 % - 89 % = Ba k;
70 % - 79 % = Cukup;
< 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah dapat semua
Kegiatan Belajar dengan baik ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .

230 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 230


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. D
9. C
10. B

TES FORMATIF 2
1. A
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. C
8. C
9. D
10. D

231 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 231


Bimbingana dan Konseling 232
232 Bimbingana dan Konseling

Bimbingana dan Konseling 233


Glosarium

Achievement Test : Tes yang mengukur hasil/prestasi belajar yang ditampilkan


murid selama atau setelah proses pembelajaran
berlangsung, dapat berupa n la (1-10 atau 1-100) has l
pengerjaan Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan tugas lainnya
selama proses pembelajaran berlangsung berlangsung atau
n la has l ulangan/ post tes.

Actual ab l ty : Kecakapan aktual/ nyata ya tu kecakapan s swa yang


dengan segera dapat d demonstras kan

Actual self : d r yang nyata art nya kond s yang nyata yang d m l k oleh
siswa, baik berupa potensi fisik maupun psikhis.

Akurat : tepat, d gunakan untuk alat pengumpul data ( nstrumen)


atau data yang telah d kumpulkan yang tepat sesua dengan
kondisi objektif

Anecdotal record : Has l pencatatan observas sehar -har yang d tul s oleh
guru tentang per laku s swa dalam satu keg atan tertentu

Apt tudes : bakat, kecakapan khusus yang d m l k s swa

Attent on : perhat an, dapat d art kan kemampuan s swa untuk


member perhat an kepada s swa la n dalam satu nteraks sos
al antar s swa

Autonomy vs shame and doubt : mand r vs malu dan ragu, tahapan perkembangan
nd v du yang d kemukakan oleh Er kson dengan teor
Ps kosos alnya. Dalam tahapan n , anak kalau berhas l
dalam tugas perkembangannya akan mand r sementara
kalau t dak akan malu atau ragu.

Counsel ng nterv ew : Wawancara konsel ng merupakan d alog antaraguru dengan


mur d dengan maksud membantu mur d memecahkan
masalah yang d hadap nya, yang b asanya berfokus pada
perubahan s kap dan per laku mur d.

Cronolog cal age : umur kronolog s (d s ngkat CA); ya tu umur seseorang


(murid) sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari
kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tanggal lahirnya.

Bimbingana dan Konseling 234


Cummulat ve record : catatan pr bad s swa yang ber s tentang semua data
lengkap tentang s swa, dapat d s mpan dalam buku, kartu
atau komputer/ CD/soft file.

Da ly observat an : Observas Sehar -har ya tu observas yang t dak


direncanakan dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil
mengerjakantugasrutinguru(mengajar),jugatidakmemiliki
pedoman dan d laksanakannya secara ns dental terhadap
tingkah laku murid yang menonjol atau menyimpang pada
saat pembelajaran. Juga tidak dipersiapkan kapan akan
d lakukan dan baga mana prosesnya.

Deb l (moron) : mur d dengan kecerdasan yang mas h mendekat mur d


normal yang berus a sek tar 9 – 10 tahun.

Development : perkembangan atau pengembangan. D art kan


perkembangan, apab la penekankannya pada perubahan
yang d alam oleh s swa. D art kan dengan pengembangan,
apab la penekanannya pada fungs b mb ngan untuk
mengembangkan semua potens yang d m l k oleh s swa

D agnos s : merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/


kesul tan yang d hadap oleh mur d dan berbaga faktor
yang melatarbelakang nya.

D c pl nary nterv ew : Wawancara d s pl n merupakan suatu proses wawancara


yang dilakukan guru yang ditujukan untuk menegakkan d
s pl n.

Dyad : has l sos ometr , dua orang s swa dalam satu kelas atau
kond s / s tuas tertentu (m salnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang sal ng mem l h.

Encouragement : B mb ngan dan konsel ng perkembangan memfokuskan


pada proses mendorong perkembangan s swa.

General intelligence : Abilitas dasar atau kecakapan dasar umum, kemampuan


s swa untuk dapat memecahkan masalah secara umum.

Hazard : hambatan dalam perkembangan siswa, dapat berupa fisik,


ps kolog s, personal, sos al.

Home visit : kunjungan guru ke rumah orang tua siswa dalam rangka
mengumpulkan data tentang siswa, mengkonfirmasikan
data yang berhubungan dengan orang tua.

234 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 234


Human relat onsh p : s swa yang mem l k kemampuan ber nteraks sos al
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau s laturah m dengan sesama manus a.

Ideal self : gambaran/ ke ng nan d r yang deal/ d harapkan.

Id ot : s swa dengan kecerdasaran yang mendekat mur d normal


berus a d bawah 4 tahun.

Imbec l : s swa dengan kecerdasaran mendekat mur d normal


sek tar us a 5 – 6 tahun;

Industry vs nfer or ty : produkt f vs rendah d r . Tahapan perkembangan nd v du


yang d kemukakan oleh Er kson dengan teor Ps kosos alnya.
Dalam tahapan n , anak kalau berhas l dalam tugas
perkembangannya akan produkt f menghas lkan sesuatu
dan sebal knya akan merasa rendah d r .

Informational interview : Wawancara pengumpulan data, merupakan tanya jawab


yang d lakukan antara guru dengan mur d dengan maksud
untuk mendapatkan data atau fakta mur d.

Intell gence Quot ent : ukuran kecerdasar yang b asa d s ngkat IQ, d peroleh dar
perband ngan umur mental dengan umur kronolog s kal
seratus.

Int at ve vs gu lt : ns at f vs rasa bersalah. Tahapan perkembangan nd v du


yang d kemukakan oleh Er kson dengan teor Ps kosos alnya.
Dalam tahapan n , anak kalau berhas l dalam tugas
perkembangannya akan penuh n s at f tetap sebal knya
akan penuh dengan rasa bersalah.

Isolated sudent : mur d yang t dak ada yang mem l h untuk satu keg atan d
kelas, sebaga has l sos ometr .

Judgement : pengembangan nstrument secara standar, sepert mengacu


pada kisi-kisi penyusunan instrument. Uji validitas empiris
d lakukan dengan pen la an/ pen mbangan ahl .

Kurat f : perba kan, merupakan fungs b mb ngan untuk membantu


s swa yang telah atau sedang mengalam suatu masalah.

L fe sk lls : keteramp lan pengamb lan keputusan untuk penyesua an


sos al yang memada sebaga suatu keteramp lan h dup

Measurement : mengukur atau pengukuran, menggunakan nstrumen yang


standar dan akan menghas lkan skor atau angka-angka

235 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 235


hasil ukur yang menunjukkan tingkat kemampuan, atau
kekuatan dar aspek yang d ukur dengan berpegang pada
standar tertentu

Mental age : umur mental (d s ngkat MA); ya tu umur kecerdasan


sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan
akadem k.

Motor cal / k nestet c ab l t es : gerak motor s s swa.

Non part c pat ve observat on : Observas Non-part s pat f , ya tu observas

Numer cal ab l t es : bakat b langan, kemampuan yang d m l k s swa dalam


mengoperas kan angka-angkat.

Objective-based lesson : Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil
dan pengajaran yang berorientasi tujuan bagi murid dalam
kelompok kec l atau kelas.

Outcome-focused : Layanan dasar b mb ngan perkembangan mem l k cakupan


dan urutan bag pengembangan kompetens mur d.

Part c pat ve observat on : Observas Part s pat f, ya tu observas d mana observer


(guru) berada dalam s tuas yang sedang d amat atau turut
serta melakukan apa yang dikerjakan oleh para murid.

Peer group : kelompok teman sebaya

Placement nterv ew : Wawancara penempatan adalah wawancara yang d adakan


dengan maksud membantu dalam penempatan d kelas,
dalam kelompok, keg atan eksta kur kuler, lat han,
pengerjaan tugas, dll.

Potent al ab l ty : Kecakapan Potens al, dapat berupa kecerdasan dan bakat

Prevent ve and development : pencegahan dan pengembangan ya tu untuk dapat


melakukan pencegahan mur d MI/SD terhadap per laku/
keg atan ke arah yang negat f atau meny mpang terleb h
dahulu perlu pemahaman terhadap potens , kekuatan,
kelemahan, kecenderungan-kecenderungan yang d m l k
oleh mur d.

Prognosis : guru memperkirakan/ menentukan jenis bantuan yang


diberikan berdasarkan atas jenis dan tingkat kesulitan/
masalah yang d hadap .

Ques oner : angket, merupakan alat pengumpul data secara tertul s.

236 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 236


Re nforcement : penguatan

Remedial teaching : pembelajaran perbaikan untuk meningkatkan penguasaan


kompetens sesua dengan yang d syaratkan.

Respons v ty : kemampuan s swa untuk mendengar keluhan atau


pandangan orang la n

Scholast c apt tude : bakat sekolah yang berkenaan dengan kecakapan potens al
khusus yang mendukung penguasaan b dang-b dang lmu
atau mata pelajaran.

Self- acceptance : Qona’ah, pener maan d r Dalam hal n , mur d hendaknya


dapat mener ma d r apa adanya potens -potens dan
anugerah dar Allah, ba k tu yang sesua dengan harapan
mur d tersebut ataupun t dak.

Self- adjustment : penyesuaian diri

Self-d rect on : mengarahkan d r nya

Self- mprovement : perba kan d r

Self-understand ng : Pemahaman d r . Dalam hal n , mur d dapat memaham


d r nya send r akan potens yang d m l knya serta
permasalahan yang d hadap nya.

Self-enhancement : pengayaan d r

elf-esteem : Harga d r

Self-responsibility : tanggung jawab terhadap segalan apa yang telah dilakukan


serta mener ma segala konsekuens nya. Mur d MI/SD
memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab
d r nya.

Shar ng : Sebaga makhluk sos al, mur d memerlukan orang la n


untuk bersama-sama

Soc al ab l t es : t l kan hubungan sos al, s swa yang mempunya bakat n


akan sangat mudah untuk melakukan nteraks sos al, relas
pertemanan.

Spat al ab l t es : bakat t l kan ruang yang d m l k oleh s swa. S swa yang


memiliki bakat ini cocok menjadi arsitek, design interior.

Sub-normal atau mentally deffect ve atau mentally retarded

237 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 237


adalahmuridyangbertindakjauhlebihlambatkecepatannya,
dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya,
d band ngkan dengan mur d yang la n.

Superior atau genius : adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan d band ngkan dengan mur d yang
la nnya.

Systemat c observat on : Observas S stemat s ya tu observas yang d rencanakan


dengan seksama, serta mem l k pedoman yang ber s
tujuan, tempat, waktu dan butir-butir pertanyaan yang
menggambarkan t ngkah laku mur d yang d observas .

Tim oriented : dalam melaksanakan kegiatan bimbingan guru tidak bekerja


send r , tetap mel batkan personel sekolah la nnya sebaga
team work.

Treatment/terap : bantuan yang d ber kan oleh guru kepada s swa yang
mempunya masalah.

Trust vs m strust : percaya vs t dak percaya. Tahapan perkembangan nd v du


yang d kemukakan oleh Er kson dengan teor Ps kosos alnya.
Dalam tahapan n , anak kalau berhas l dalam tugas
perkembangannya akan tertanam kepercayaan pada orang
lain, sebaliknya apabila tidak akan menjadi siswa yang selalu
cur ga pada orang la n, t dak percaya, parano d.

Tryad : has l sos ometr , t ga orang s swa dalam satu kelas atau
kond s / s tuas tertentu (m salnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang saling memilih. Disebut juga dengan klik.

Understand ng the nd v dual : pemahaman nd v du, langkah dalam b mb ngan sebelum


member kan bantuan, d perlukan memaham secara
seksama berka tan dengan potens , kendala,pendukung
yang d m l k oleh nd v du.

Value : mempert mbangkan n la , art nya dalam bert ngkah laku


s swa harus menyesua kan dengan n la yang berlaku d
masyarakat, ba k n la soc al, sus la maupun agama.

Verbal ab l t es : kecakapan berbahasa s swa, ba k secara l san, tul san


maupun syarat.

Verbal test : Tes bakat dalam Test B net-S mon yang mengungkap bakar
verbal s swa.

238 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 238


Vocational aptitude : bakat pekerjaan-jabatan yang berkenaan dengan kecakapan
potens al khusus yang mendukung keberhas lan dalam
pekerjaan.

239 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 239


Daftar Pustaka

Abdul Rahman Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Asli
Mahasatya.

Abin Syamsudin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran


Modul. Bandung : Rosda Karya.

ABKIN (2008), Rambu-Rambu Penyelenggaraan B mb ngan dan Konsel ng d Jalur


Pend d kan Formal, Publ kas Jurusan PPB-FIP-UPI

Ahman. (1998). B mb ngan Perkembangan; Model B mb ngan d Sekolah Dasar. Bandung


: D sertas PPS IKIP Bandung

Anne Anastas , l988, Psycholog cal Test ng, New York : Mc M llan Publ sh ng Company

Blocher, H. Donald. (l974). Developmental Counsel ng, New York : John W ley & Sons.

Corey, Gerald. (1991). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan E.
Koeswara). Semarang: IKIP Semarang Press.

Crytes, J. C. (1987). Career Counsel ng: Models, Methods, and Mater als. New York:
McGraw-Hill, Inc.

Ded Supr ad . (1997). Profes Konsel ng dan Keguruan, Bandung : PPs IKIP Bandung

Departemen Pend d kan Nas onal. (2003). Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang
S stem Pend d kan Nas onal. Semarang : Aneka Ilmu.

Dewa Ketut Sukard , 1990, Anal s s Tes Ps kolog , Denpasar : R neka C pta

D llard, J. M. (1985). L fe Long Career Plann ng. Oh o: Charles E. Merr l Publ sh ng Co.

Dirjen PMPTK. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam


Jalur Pend d kan Formal. Jakarta: Depd knas.

Dorothy, Keiter. (l975). Bagaimana Kita Dapat Berhasil dalam Belajar. Salatiga : Pusat
B mb ngan Un vers tas Kr sten Satya Wacana.

Elfiah, R (2001). Program Bimbingan Karir bagi Mahapeserta didik IAIN Raden Intan
Bandar Lampung. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indones a : t dak d terb tkan

240 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 240


Furqon. (2005). Konsep dan Apl kas B mb ngan dan konsel ng d Sekolah Dasar. Bandung:
Pustaka Ban Qura sy.

Garry, R. & Kingsley, H.I., l987, The Nature and Condition of Learning, New Jersey : Practice
Hall.

Gysber’s, N.C. & More, E.J. 1983. Career Counseling: Skills and Techniques for Practitioner.
New Jersey: Prent ce-Hall, Inc.

Hall, S.A. (2003). “Expanding Academic and Career Self Efficacy : A Family Systems
Framework”. Journal of Counsel ng Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003.
33-39.

Her, EL. & Cramers, S.H. (1979). Career Guidance Throught The Life Span. Boston: Litle,
Brown & Co.

Holland, J. L. (1985). Mak ng Vocat onal Cho ce: Theor es of Vocat onal Personal t es and
Work Env ronment. Englewood Cl ffs, New Jersey: Prent ce-Hall. Inc.

Janda, Lou s H. (1999). Career Tests. Massachusetts: Adams Med a Corporat on.

Juntika Nurihsan. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Juntika. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT. Gramedia
W d asarana Indones a

Koestoer Partowisastro. (l982). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jilid 2, Jakarta
: Erlangga

Manr hu, T. M. (1992). Pengantar B mb ngan dan Konsel ng Kar r. Bum Aksara. Jakarta. M

ller, M. J. & M ller, T. A. 92055). Theoret cal Appl cat on of Holland’s Theory to
Ind v dual Dec s on Mak ng Styles: mpl cat on for Career Counselors. Journal
of Employment Counsel ng. Alexandr a: Mart 2005. Vol 42 No. 1: 20-29.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995) Guidance and Counseling in The Elementary and
M ddle School, A Pract cal Approach, Mad son : Brown & Benchmark

Nana Syaod h Sukmad nata, l983 : Tekn k-Tekn k Pemahaman Ind v du dalam B mb ngan
Penyuluhan, Jurusan BP FIP IKIP Bandung

N ’mah. (2000). Penerapan B mb ngan Sos al-Pr bad melalu KBM d SD. Tes s. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.

Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

241 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 241


Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Osbom, D. S., Baggerly, J. N. (2004). “School Counselors Percept ons of Career Counsel ng
and Career Test ng: Preferences, Pr or t es and Pred ctors”. Journal of Career
Development. New York: Fall 2004. 31 (1): 1-45.

Os pow , S.H. (1983). Theor es of Career Development, New Jersey: Pract ce Hall, Inc.

Petters, Herman J. & Shertzer, Bruce. (l974). Guidance Program & Management, Ohio : A
Bell & Howell Company

Pietrofesa, J.P., Bernstein, B, Minor, J, Stanford, S. (1980). Guidance An Introduction. Rand


McNally College Publ sh ng Company: Ch cago.

Pr nce, Jeffrey P. & He ser, L sa J. (2000). Essent als of Career Interest Assessment. New
York: John W ley & Sons, Inc.

Rochman Natawidjaja. ed. (1979). Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Depdikbud.

Ruslan A. G. (1986). Bimbingan Karir. Penerbit Angkasa. Bandung.

Schm dt. (2003). Counsel ng n Schools. New York: Pearson Educat on, Inc.

Sel gman, L. (1994). Development Career Counsel ng and Assessment. London: Sage
Publ cat ons, Inc.

Sharf, R. S. (1992). Applyng Career Development Theory to Counsel ng. Cal forn a:
Brooks/Cole Publ sh ng Company.

Simon, S.B., Howe, L.W. & Kirschenbauw, H. (1972. Values Clarification. New York: Hart
Publ sh ng Company, Inc.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


C pta

Sumadi Suryabrata. (l984). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sunarto, H. & Agung Hartono, B., 1994, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Dirjen Dikti
Deps kbud

Sunaryo _, tt. Makna dan Analisis Perbuatan Belajar. Cianjur : STKIP Suryakancana.

Sunaryo Kartadinata. (1999). Bimbingan di SD. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek PGSD.

Sunaryo Kartadinata. (l992). Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Peserta


d d k Sekolah Dasar dan Impl kas nya bag Layanan B mb ngan, IKIP Bandung,
Laporan Penel t an

242 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 242


Sunaryo. (2004) Kerangka Pikir dan Kerja Bimbingan dan Konseling Konprehensif
Berbas s Perkembangan (Kompetens ), Mater Perkul ahan, t dak d terb tkan

Surya, M., l986, Ps kolog Pend d kan, Bandung : Offset IKIP Bandung

Sutoyo Imam Utoyo. (1996). N la -n la yang D gunakan Peserta d d k dalam P l han Kar r
(Suatu Stud Deskr pt f Anal s s tentang Peserta d d k yang Kar rnya Berhas l
maupun Gagal yang Mempengaruhi Layanan Bimbingan karir di Beberapa
SMA Propinsi Jawa Timur). Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana IKIP
Bandung.

Syamsu Yusuf dan Junt ka Nur hsan. (2005). Landasan B mb ngan dan Konsel ng. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Uman Suherman. (2001). “Karakter st k Peserta d d k dan Pelaksanaan B mb ngan dan


Konsel ng d Sekolah Dasar”. Jurnal B mb ngan dan Konsel ng, Volume IV. Nomor
7 – Me 2001.

Uman Suherman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani


Product on.

Undang-Undang Republ k Indones a Nomor: 20 Tahun 2003. S stem Pend d kan Nas onal.
Jakarta: Penerb t CV Eka Jaya.

W nkel, WS., 1991, B mb ngan dan Konsel ng d Inst tus Pend d kan, Jakarta : PT
Grasindo

Yuan. (1998). Young People and Careers. Hongkong: CER Stud es n Comparat ve
Educat on.

Zunker, V. G. (1986). Career Counseling: Applied Concepts of Life Planning. California:


Brooks/Cole Publ sh ng Company.

243 Bimbingana dan Konseling Bimbingana dan Konseling 243

Anda mungkin juga menyukai