Pd
Suryadi, M.Pd
MODUL
BIMBINGAN DAN KONSELING
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
ISBN,978-602-7774-06-3
Ilustras Cover : Sumber, http://5elect on.com/2012/06/27/th ngs-women-really-want-
from-men/man-and-woman-hands/
Alamat :
Subd t Kelembagaaan D rektorat Pend d kan T nggg Islam
D rektorat Jenderal Pend d kan Islam, Kementer an Agama RI
Lt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701
Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981
http://www.pend s.kemenag.go. d/www.d kt s.kemenag.go. d
ema l:kasubd tlembagad kt s@kemenag.go. d/
kas -b n-lbg-pta @pend s.kemenag.go. d
Bismillahirrahmanirrahim
dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System—
selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan
jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih
berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.
Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal
terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi
pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan
secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang
relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas.
pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses
pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-
learning).
dilakukan dengan melibatkan para pakar/ahli yang tersebar di LPTK se-Indonesia, dan
selanjutya hasil review diserahkan kepada penulis untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
Dengan keberadaan modul ini, para pendidik yang saat ini sedang menjadi mahasiswa agar
membaca dan mempelajarinya, begitu pula bagi para dosen yang mengampunya.
Pendek kata, kami mengharapkan agar buku ini mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan secara lengkap. Kami tentu menyadari, sebagai sebuah modul, buku ini masih
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebih lanjut. Untuk itulah, masukan dan
kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.
Semoga upaya yang telah dilakukan ini mampu menambah makna bagi peningkatan
mutu pendidikan Islam di Indonesia, dan tercatat sebagai amal saleh di hadapan Allah swt.
Akhirnya, hanya kepada-Nya kita semua memohon petunjuk dan pertolongan agar upaya-
upaya kecil kita bernilai guna bagi pembangunan sumberdaya manusia secara nasional
dan peningkatan mutu umat Islam di Indonesia. Amin
Mata kul ah B mb ngan dan Konsel ng d MI merupakan mata kul ah yang akan
membekal mahas swa tentang pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI yang
dijabarkan dalam materi : Hakekat Bimbingan dan Konseling di MI (Makna Bimbingan dan
Konsel ng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan B mb
ngan dan Konsel ng); Pemahaman Peserta D d k MI/SD (Aspek-aspek Pemahaman Peserta
D d k; Strateg dan Tekn k Tes untuk Pemahaman Peserta D d k; serta Strateg dan Tekn
k Non-tes untuk Pemahaman Peserta D d k); B mb ngan Pr bad Sos al (Makna Bimbingan
Pribadi-Sosial; Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial; serta Strategi dan
Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial); Bimbingan Belajar (Makna Belajar dan Bimbingan
Belajar; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar; serta Strategi dan Teknik
Bimbingan Belajar); Bimbingan Karier (Makna Karier dan Bimbingan Karier; Tujuan,
Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karier; serta Strategi dan Teknik Bimbingan Karier)
serta Manajemen Bimbingan dan Konseling (Penyusunan Program Bimbingan dan
Konsel ng ; Struktur Program B mb ngan dan Konsel ng; serta Evaluas Program B mb
ngan dan Konsel ng).
Secara umum tujuan dari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
keg atan B mb ngan dan Konsel ng d MI, dan secara khusus adalah agar para mahas swa
dapat :
1. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan dan Konsel ng;
2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling
4. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Aspek-aspek Pemahaman Peserta
Ddk
5. Mengura kan Strateg dan Tekn k Tes untuk Pemahaman Peserta D d k
6. Menjelaskan Strategi dan Teknik Non-tes untuk Pemahaman Peserta Didik
7. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan Pr bad -Sos al;
8. Menguraikan Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial;
9. Menjelaskan Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial
10. Makna Belajar dan Bimbingan Belajar;
11. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar;
12. Strategi dan Teknik Bimbingan Belajar
Manfaat dar mata kul ah n adalah menambah wawasan dan keteramp lan mahas swa
tentang berbaga hal yang berka tan dengan keg atan layanan B mb ngan dan Konsel ng
di MI sehingga dapat dijadikan dasar untuk penerapan kegiatan Bimbingan dan Konseling
di MI tempat ia mengajar.
Berdasar tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah Bimbingan dan
Konseling di MI, materi kuliah ini disajikan dalam 6 Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang
terd r dar :
Dengan mempelajari setiap BBM secara cermat sesuai dengan petunjuk yang ada pada
setiap modul serta dengan mengerjakan semua tugas dan latihan serta tes yang diberikan,
mahasiswa akan berhasil dalam menguasai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
v Bimbingana dan Konseling
1
BAHAN BELAJAR MANDIRI
HAKEKAT BIMBINGAN
DAN KONSELING
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri pertama ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
B mb ngan dan Konsel ng d MI. Pembahasan akan d fokuskan pada Makna B mb ngan
dan Konsel ng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
B mb ngan dan Konsel ng.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Merumuskan dengan kal mat send r tentang Makna B mb ngan dan Konsel ng;
2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut :
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Dalam konteks perkembangan anak, b mb ngan dapat d art kan sebaga suatu upaya
memgopt malkan perkembangan anak ( us a 6 – 13 tahun) melalu penyed aan perlakuan
dan l ngkungan pend d kan yang sesua dengan kebutuhan perkembangan anak serta
pengembangan berbaga kemampuan dan keteramp lan h dup yang d perlukan anak.
B mb ngan merupakan sebuah st lah yang sudah umum d gunakan dalam dun a
pend d kan. B mb ngan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu
nd v du mencapa perkembangan yang opt mal. Sela n tu b mb ngan yang leb h luas
dikemukakan oleh Good (Thantawi, l995 : 25) yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah
(1) suatu proses hubungan pr bad yang bers fat d nam s, yang d maksudkan untuk untuk
mempengaruh s kap dan per laku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang s stemat s
(selain mengajar) kepada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan
dan kecenderungan mereka dan menggunakan nformas tu secara efekt f dalam
keh dupan sehar -har ; (3) perbuatan atau tekn k yang d lakukan untuk menuntun mur d
terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan
yang membuat d r nya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan tu, dan
mengamb l langkah-langkah untuk memuaskan d r nya.
Sementara tu, Supr ad (2004 : 207) menyatakan bahwa yang d maksud dengan
b mb ngan adalah proses bantuan yang d ber kan oleh konselor/ pemb mb ng kepada
konsel agar konsel dapat : (1) memaham d r nya, (2) mengarahkan d r nya, (3)
B mb ngan dan Konsel ng yang berkembang saat n adalah b mb ngan dan konsel ng
perkembangan. B mb ngan dan Konsel ng perkembangan bag peserta d d k adalah upaya
pember an bantuan kepada peserta d d k yang d lakukan secara berkes nambungan,
supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan l ngkungan, keluarga dan masyarakat serta keh dupan pada
umumnya. B mb ngan membantu mereka mencapa tugas perkembangan secara opt mal
sebaga makhluk Tuhan, sos al dan pr bad (Nur hsan & Sud anto, 2005 : 9).
2. Asumsi BK Perkembangan
Model b mb ngan perkembangan memungk nkan konselor untuk memfokuskan
t dak sekedar terhadap gangguan emos onal kl en (peserta d d k), mela nkan leb h
mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan,
menjembatani tugas-tugas yang muncul padasaat tertentu, danmeningkatkan sumberdaya
dan kompetens dalam member kan bantuan terhadap pola perkembangan yang opt mal
dar kl en (peserta d d k) (Blocher, 1974:79).
Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi peserta d d k merupakan aset
yang berharga bag kemanus aan. Dorongan dar dalam n memerlukan kesepakatan
dengan kekuatan dalam l ngkungan. Pengembangan kemanus aan merupakan nteraks
individual dimana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling
melengkap .
1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para guru sebagai petugas
b mb ngan d sekolah perlu mem l k suatu kerangka berp k r konseptual untuk
memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan isi dan tujuan
b mb ngan.
2. Interaks yang sehat merupakan suatu kl m perkembangan yang harus d kembangkan
oleh guru sebaga petugas b mb ngan. Oleh karena tu, guru sebaga petugas b mb ngan
perlu menguasa pengetahuan dan keteramp lan khusus untuk mengembangkan
nteraks yang sehat sebaga pendukung s stem peluncuran b mb ngan d sekolah
(Sunaryo Kartad nata, 1996:10).
Dalam konsep layanan b mb ngan dan konsel ng, peserta d d k d pandang sebaga
suatu kesatuan perkembangan. Pengaruh terhadap satu aspek perkembangan pada
seorang peserta d d k akan mempengaruh keseluruhan pr bad nya. Dalam d r set ap
peserta d d k terdapat energ yang mendorongnya tumbuh dan berkembang secara pos t f
ke arah yang seba k-ba knya sesua dengan kemampuan dasar yang d m l k peserta d d k
tersebut.
Set ap mur d mempunya kebebasan untuk mem l h. Kebebasan d kut oleh tanggung
jawab, yaitu penerimaan resiko atas akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggung jawab
seseorang tidak hanya bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada
orang la n secara se mbang.
RANGKUMAN
1. Keg atan b mb ngan dan konsel ng d MI, merupakan suatu layanan yang d perlukan
dengan d dasarkan atas karakter st k dan kebutuhan masalah perkembangan mur d
yang perlu d opt malkan pencapa an tugas perkembangannya.
2. B mb ngan dan konsel ng adalah upaya pember an bantuan yang d rancang dengan
menfokuskan pada kebutuhan, kekuatan m nat, dan su- su yang berka tan dengan
tahapan perkembangan anak dan merupakan bag an pent ng dan ntegral dar
keseluruhan program pend d kan.
3. Pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI menrupakan keg atan yang terpadu
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, melibatkan kerja sama dengan berbagai
fihak terutama orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar sekolah.
4. Program dan layanan b mb ngan dan konsel ng merupakan suatu kebutuhan yang
mencakup berbagai dimensi dan dilaksanakan secara terpadu; ditujuan untuk seluruh
peserta d d k, dengan menggunakan berbaga strateg dan mel put ragam d mens ;
serta bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi secara optimal, mencegah
terhadap t mbulnya masalah dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta
d d k.
3. Sasaran akh r dar b mb ngan untuk peserta d d k yang sekaligus juga merupakan
sasaran akh r dar proses pend d kan secara keseluruhan adalah :
a. Tercapa nya perkembangan peserta d d k yang opt mal.
b. Tercapa nya taraf kesadaran peserta d d k yang opt mal.
c. Tercapa nya kecerdasan peserta d d k yang opt mal.
d. Tercapa nya taraf kedewasaan peserta d d k yang opt mal.
4. Suatu tugas yang muncul sesua dengan per ode keh dupan nd v du, d mana
keberhas lan nd v du dalam pencapa an tugas tersebut akan membawa dampak
kebahagiaan atau kesuksesan pada pelaksanaan tugas berikutnya, begitu juga sebal
knya. Hal n merupakan:
a. F nal task
b. Developmental task
c. Home work tas
d. Exerc ve task
6. D bawah n termasuk karakter st k keg atan b mb ngan d SD. Yang t dak termasuk
karakter st k b mb ngan d SD …
a. Leb h memaham keh dupan peserta d d k beragam.
b. Leb h banyak mel batkan orang tua.
c. Leb h menekankan akan pent ngnya peranan guru dalam fungs b mb ngan.
d. Leb h menekankan kepedul an terhadap kebutuhan dasar peserta d d k.
7. Dalam proses pengamb lan keputusan seba knya peserta d d k dapat melakukannya
berdasarkan….
a. Keputusan konselor
b. Kemauan peserta d d k tu send r
c. Keputusan dengan guru yang bermasalah
d. Keputusan berdasarkan pendapat teman
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
Sampai saat ini, di jenjang Sekolah Dasar tidak ditemukan posisi struktural untuk
konselor. Namun dem k an, sesua dengan t ngkat perkembangan peserta d d k us a
sekolah dasar/ madrasah bt da yah, kebutuhan akan pelayanannya bukannya t dak
ada meskipun tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah
menengah dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain, konselor juga dapat berperan
serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, bukan memposisikan diri sebagai
fasilitator pengembangan diri peserta didik yang tidak jelas posisinya tetapi membantu
para guru yang meng ntegras kan layanan b mb ngan dan konsel ng ke dalam keg atan
proses pembelajaran yang diselenggarakannya.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar peserta didik dapat:
a. merencanakan keg atan penyelesa an stud , perkembangan kar r serta keh dupan-
nya d masa yang akan datang;
b. mengembangkan seluruh potens dan kekuatan yang d m l k nya seopt mal
mungk n;
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta kerjanya;
d. mengatas hambatan dan kesul tan yang d hadap dalam stud , penyesua an dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar
d rumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya d capa oleh
peserta d d k MI. Secara operas onal tugas-tugas perkembangan murid MI adalah
pencapa an per laku yang seyogyanya d tamp lkan peserta d d k MI yang mel put :
a. s kap dan keb asaan dalam ber mtaq ( man dan taqwa),
b. pengembangan kata hat -moral dan n la -n la ,
c. pengembangan keteramp lan dasar dalam membaca – menul s - berh tung
(cal stung),
d. pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam keh dupan sehar -har ,
e. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,
f. belajar menjadi pribadi yang mandiri,
g. mempelajari keterampilan fisik sederhana,
h. memb na h dup sehat,
i. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, serta
j. pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
a. Mem l k pemahaman d r .
b. Mengembangkan s kap pos t f.
c. Membuat p l han keg atan secara sehat.
d. Mampu mengharga orang la n.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Mengembangkan keteramp lan hubungan antar pr bad .
g. Menyelesa kan masalah.
h. Membuat keputusan secara ba k.
Terdapat beberapa ide pokok menyangkut hakikat dan tujuan bimbingan untuk peserta
d d k MI yang d kemukakan dar pendapat Solehudd n (2005), ya tu sebaga ber kut :
Kedua, tercapa nya perkembangan peserta d d k yang opt mal adalah sasaran
akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses pend
d kan secara keseluruhan.
Beberapa faktor pent ng yang perlu d perhat kan dalam pelaksanaan layanan
b mb ngan dan konsel ng d MI menurut D nkmeyer dan Caldwell (1970:4-5) adalah:
a. B mb ngan dan konsel ng d MI leb h menekankan akan pent ngnya peranan guru
dalam fungs b mb ngan. Dengan s stem guru kelas, guru leb h mem l k banyak waktu
untuk mengenal murid lebih mendalam, sehingga memiliki peluang untuk menjalin
hubungan yang leb h efekt f.
b. Fokus b mb ngan dan konsel ng d MI leb h menekankan pada pengembangan
pemahaman d r , pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efekt f
dengan orang la n.
c. B mb ngan dan konsel ng d MI leb h banyak mel batkan orang tua, meng ngat
Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di MI dari sudut
karakter st k peserta d d k termasuk beberapa keterbatasannya, tekn k pember an
layanan, dan jenis pemberian layanan. Menurut Muro dan Kottman (1995:53-54) terdapat
enam perbedaan pent ng yang harus d pert mbangkan guru dalam mengembangkan
program b mb ngan dan konsel ng d MI, ya tu:
a. Guru memandang bahwa murid belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, guru belum
dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen.
b. Beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling tidak langsung kepada peserta didik,
mela nkan d luncurkan melalu guru, orang tua, dan orang dewasa la nnya.
c. Kesempatan peserta d d k untuk melakukan p l han mas h terbatas.
d. Peserta didik MI memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab dirinya
(self-responsibility).
e. Pengembangan program b mb ngan dan konsel ng hendaknya berawal dar konsep
dasar b mb ngan dan konsel ng, terutama kepedul an untuk member kan bantuan
kepada peserta didik sebagai pembelajar.
f. Layanan b mb ngan dan konsel ng d MI kurang menekankan pada peny mpanan data,
test ng, perencanaan pend d kan, pendekatan yang beror entas pada pemecahan
masalah, dan konsel ng atau terap nd v dual.
Guru MI sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, pada dasarnya
mempunya peran sebaga pemb mb ng. Dalam SK Menpan No.83/1993 d tegaskan bahwa
selain tugas utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan program bimbingan
dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murro dan Kottman
(1995:69) menempatkan pos s guru sebaga unsur yang sangat kr t s dalam mplementas
program bimbingan dan konseling perkembangan. Guru merupakan gelandang terdepan
dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, penasehat utama bagi peserta didik, dan
perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru yang memonitor peserta didik dalam
belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk keberhasilan peserta didik.
Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur jika guru
menguasai rumpun model mengajar Pribadi. Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model
mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri peserta didik. Penekanannya
leb h d utamakan kepada proses yang membantu peserta d d k dalam membentuk dan
mengorgan sas kan real ta yang un k, dan leb h banyak memperhat kan keh dupan
emos onal peserta d d k.
1. Asas Kerahasiaan, ya tu asas b mb ngan dan konsel ng yang menuntut d rahas akanya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan,
ya tu data atau keterangan yang t dak boleh dan t dak layak d ketahu oleh orang la n.
RANGKUMAN
1. Pemahaman tentang tugas perkembangan berguna bag pengembangan program
bimbingan dalam merumuskan tujuan serta waktu pelaksanaan.
2. Program bimbingan yang dirumuskan di MI didasarkan pada tujuan pendidikan MI/SD
dalam pengembangan keh dupan peserta d d k sebaga pr bad , anggota masyarakat,
warga negara dan umat manus a.
3. Tujuan layanan bimbingan di MI adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapa tugas-tugas perkembangan yang mel put aspek-aspek pr bad sos al,
belajar, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
4. Karakter st k BK d MI terl hat dalam hal fungs b mb ngan, fokus b mb ngan, peran
orang tua, pemahaman akan keh dupan dan kebutuhan dasar, us a MI merupakan
tahapan yang pent ng dalam perkembangan anak.
5. Layanan bimbingan di MI dilaksanakan oleh guru kelas yang mengajarkan mata
pelajaran yang bernuansa bimbingan sebagai gelandang terdepan.
6. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Prayitno menjabarkan prinsip pelaksanaan
b mb ngan berka tan dengan permasalahan nd v du, sasaran, program layanan,
tujuan dan pelaksanaan.
7. Muro dan Kottman mengemukakan BK perkembangan mengan pr ns p-pr ns p sebaga
ber kut : b mb ngan d perlukan oleh selu peserta d d k ruh, memfokuskan pada
pembelajaran peserta didik, kerja sama antara konselor dengan guru, pelaksanaan kur
kulum b mb ngan, kepedul an terhadap potens peserta d d k, proses mendorong
perkembangan, pengembangan yang terarah, tim oriented, identifikasi peserta didik,
peduli dengan penerapan psikologi (anak, perkembangan dan teori-teori belajar/
pembelajaran), serta sifatnya mengikuti urutan dan lentur.
8. Fungs b mb ngan : pencegahan (prevent f), perba kan (kurat f), pengembangan
(development), dan pemehaman ( nformat f).
1. Di bawah ini yang tidak termasuk tujuan yang diharapkan dari proses bimbingan,
ya tu…
a. Peserta d d k dapat memaham d r nya
b. Peserta d d k dapat memecahkan masalah yang d hadap nya
c. Peserta d d k selalu bergantung pada konselor/pemb mb ng
d. Peserta d d k dapat menyesua kan d r dengan l ngkungannya.
2. Salah satu pr ns p b mb ngan adalah b mb ngan mempunya s fat meng kut urutan
dan lentur. Maksud dar berurutan d s n adalah……
a. Program b mb ngan d rancang sesua dengan t ngkat perkembangan peserta
ddk
b. Program hendaknya d sesua kan dengan perbedaan nd v dual
c. Program d susun dar tahun ke tahun secara berurutan
d. Program berdasarkan peraturan sekolah
3. Yang t dak termasuk pr ns p b mb ngan yang berka tan dengan program layanan
adalah…
a. Program bimbingan harus fleksibel
b. Program bimbingan disusun secara berkelanjutan
c. Is dan pelaksanaan program perlu d adakan pen la an
d. Program d susun berdasarkan ke ng nan kepala sekolah
4. Mengembangkan bakat dan m nat melalu keg atan sepert ekstrakur kuler, kesen an,
keteramp lan, dan sebaga nya adalah salah satu contoh layanan dar fungs …
a. Prevent f
b. Developmental
c. Kurat f
d. Pemahaman
9. Sejak duduk di kelas tiga MI, Amalia sudah memiliki kelompok belajar yang dinamakan
kelompok belajar “ceria” yang beranggotakan teman-teman sekelasnya. Dalam hal
n , Amal a sudah mencapa tugas perkembangan yang seyogyanya d tamp lkan anak
MI, ya tu…
a. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok teman sebaya.
c. Kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan teman sebaya.
d. Pengembangan s kap terhadap kelompok teman sebaya.
10. Upaya yang pal ng tepat d lakukan oleh guru apab la t dak b sa menangan masalah
yang sudah menyangkut aspek-aspek kepr bad an yang mendalam sepert masalah
kesehatan mental pada mur dnya adalah…
a. Membuat konferens kasus.
b. Melakukan kerjasama dengan para guru.
c. Member kan konsel ng kepada peserta d d k tersebut.
d. Membuat rekomendas (referral) kepada para ahl yang kompeten.
RUMUS
Jumlah jawaban Anda yang benar
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata
(1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat
d rumuskan sebaga pendekatan dalam b mb ngan yang d laksanakan d MI, ya tu :
a. Pendekatan krisis.
Dalam pendekatan n , guru menunggu munculnya suatu kr s s, baru kemud an d a
bert ndak membantu peserta d d k yang menghadap kr s s tu.
Strategi yang d gunakan dalam pendekatan n adalah tekn k-tekn k yang secara
“past ” dapat mengatas kr s s tu. Contoh : Seorang peserta d d k datang mengadu
kepada guru samb l menang s karena d dorong temannya seh ngga tersungkur ke lanta .
Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
memb carakan penyelesa an masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lanta .
Bahkan mungk n guru tersebut memangg l teman peserta d d k tersebut untuk datang ke
ruang guru untuk memb carakan penyelesa an masalah tersebut sampa tuntas.
b. Pendekatan remedial.
Dalampendekatan n ,guruakanmemfokuskanbantuannyapadaupayamenyembuhkan
atau memperba k kelemahan-kelemahan peserta d d k yang tampak. Tujuan bantuan
dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
c. Pendekatan preventif
Dalam pendekatan n , guru mencoba mengant s pas masalah-masalah gener k
dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus
sekolah, berkelah , kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengut l, berma n game
on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
peserta d d k secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika
guru dapat mend d k peserta d d k untuk menyadar bahaya dar berbaga keg atan dan
menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat
mencegah peserta d d k dar perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan
memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan
preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran
dan memaham orang la n seh ngga dapat mencegah munculnya per laku agres f, tanpa
menunggu munculnya kr s s terleb h dahulu.
d. Pendekatan perkembangan
Pendekatan n merupakan pendekatan yang leb h mutakh r dan leb h proakt f
d band ngkan dengan ket ga pendekatan sebelumnya. Pemb mb ng yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus
yang d butuhkan peserta d d k untuk mencapa keberhas lan d sekolah dan d dalam
keh dupan secara leb h luas d masyarakat. Pendekatan perkembangan n d pandang
sebaga pendekatan yang tepat d gunakan dalam tatanan pend d kan sekolah karena
pendekatan n member kan perhat an pada tahap-tahap perkembangan peserta d d k,
kebutuhan dan m nat, serta membantu peserta d d k mempelajari keterampilan hidup (
Robert Myr ck, l989).
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika
guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut seba knya menangan
peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan
antarpr bad yang d perlukan untuk melakukan nteraks yang efekt f dengan orang la n.
Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar
yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan atau d rumuskan sebaga Layanan Dasar Umum.
Ada pola umum dalam proses perkembangan peserta d d k. Oleh karena tu,
perkembangan berlangsung dalam tata urutan tertentu. Dalam teor ps kolog , tata
urutan tu d rumuskan sebaga tugas-tugas perkembangan. Tugas perkembangan
d art kan sebaga perangkat per laku yang harus d kuasa mur d dalam per ode
keh dupan tertentu, d mana keberhas lan menguasa perangkat per laku pada per ode
keh dupan tersebut akan mendasar keberhas lan penguasaan perangkat per laku dalam
per ode ber kutnya; sedangkan kegagalan menguasa perangkat per laku dalam per ode
keh dupan sebelumnya akan membawa peserta d d k ke dalam kekecewaan, penolakan
masyarakat, dan kesul tan d dalam menguasa perangkat per laku pada per ode
kehidupannya berikutnya. Konsep mengenai tugas perkembangan dan jenisnya sudah
Anda peroleh pada mata kul ah Perkembangan Peserta D d k. Contoh sederhana alah
bahwa keteramp lan membaca, menul s, dan berh tung sudah harus d kuasa peserta
d d k pada kelas-kelas awal. Keberhas lan peserta d d k menguasa keteramp lan dasar n
akan mempengaruh keberhas lan peserta d d k dalam mempelajari mata-mata pelajaran
kelas-kelas yang leb h t ngg . Sedangkan kegagalan peserta d d k dalam menguasa hal
tersebut akan menimbulkan kesulitan dan kekecewaan peserta didik dalam mempelajari
atau menguasai mata pelajaran di kelas-kelas yang lebih tinggi. Bahkan lebih jauh dari
tu, kegagalan tad b sa membawa kepada munculnya per laku bermasalah pada peserta
d d k. Perkembangan pada us a MI terarah kepada pemerolehan per laku yang berka tan
dengan s kap, keb asaan, dan kesadaran akan keberadaan d r nya sebaga bag an dar l
ngkungan dan mem l k kecakapan tertentu yang berbeda dar orang la n.
Pertama, unsur peluang. Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang
memungkinkan peserta didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Di MI, keterpaduan top
k sepert n leb h d utamakan meng ngat pelaksanaan layanan b mb ngan akan leb h
banyak terpadu dengan proses pembelajaran. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan
dan top k-top k yang terkandung dalam kur kulum yang sudah d organ sas kan harus
maksimal dan dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan akademik dan tujuan pengembangan pr
bad , sos al, kar r, keteramp lan komun kas , kemampuan pemecahan masalah,
pemecahan konflik, pengembangan konsep diri, dan aspek-aspek lainnya.
Kedua, unsur pendukung. Unsur n berka tan dengan proses pengembangan nteraks
yang dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk mempelajari perilaku baru ba
k secara kogn t f, afekt f, maupun ps komotor k. Dalam b mb ngan, d kenal dengan strandar
kompetens kemand r an peserta d d k ba k secara pengenalan, akomodat f serta t
ndakan. Dengan kata la n, unsur pendukung n berka tan dengan upaya guru dalam
pengembangan ; (1) relasi jaringan kerja yang bisa menyentuh peserta didik dan memungk
nkan peserta d d k mengembangkan kemampuannya, dan (2) keterl batan seluruh
peserta d d k d dalam proses nteraks .
Ket ga, unsur penghargaan. Esens unsur n terletak pada pen la an dan pember an
bal kan yang dapat memperkuat pembentukkan per laku baru. Pen la an dan bal kan
ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan
untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi peserta didik, dan perbaikan serta
penguatan (reinforcement), d lakukan untuk membentuk pola-pola baru yang d utarakan
pada unsur peluang d atas.
Agar pengembangan lingkungan belajar dan layanan bimbingan dapat diberikan secara
s stemat k perlu d kembangkan atau d rumuskan program b mb ngan dan konsel ng.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan dengan kata-kata sendiri, bagaimana keterkaitan antara tujuan bimbingan dan
konsel ng perkembangan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus d kuasa oleh
peserta d d k!
2. Am nah, seorang peserta d d k kelas 3 SD. Akh r-akh r n , n la has l ulangan
matemat kanya rendah. Dar berbaga nformas d ketahu , n la nya rendah tu
d sebabkan oleh Am nah yang t dak dapat berkonsentras padasaat guru menerangkan,
padahal Am nah seorang peserta d d k yang cerdas. Anda kata Anda sebaga guru
Am nah, s lahkan Anda p l h pendekatan mana yang pal ng relevan untuk menangan
kasus tersebut dan kemukakan strateg b mb ngan yang pal ng tepat.
RANGKUMAN
1. Ada empat pendekatan dalam b mb ngan yang d laksanakan d MI, ya tu: kr s s,
remed al, prevent f dan perkembangan. Strateg yang d gunakan d sesua kan dengan
permasalahan yang d alam oleh peserta d d k serta pendekatan yang d gunakan.
2. Esens strateg untuk membantu peserta d d k mengembangkan dan menguasa
perilaku yang diharapkan terletak pada pengembangan lingkungan belajar yang
memungk nkan peserta d d k memperoleh perlaku baru yang efekt f.
3. Dalam suatu l ngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur : peluang,
pendukung dan penghargaan.
1. Seorang guru yang mengajari peserta didik nya untuk bersikap toleran dan memahami
orang la n seh ngga dapat mencegah munculnya per laku agres f, merupakan contoh
dar pendekatan….
a. Pendekatan kr s s
b. Pendekatan remed al
c. Pendekatan prevent f
d. Pendekatan perkembangan
4. Ber kut d kemukakan contoh permasalahan mur d yang dapat d bantu dengan
menggunakan pendekatan kr s s :
a. An ta yang bertengkar dengan teman sekelasnya.
b. Salma yang ng n berlat h bernyany karena suaranya bagus
c. Ilyas yang berlat h karate untuk supaya t dak ada teman yang mengganggunya.
d. Z ah yang bersolek karena ng n d perhat kan oleh teman sekelasnya
5. Ber kut d kemukakan contoh permasalahan peserta d d k yang dapat d bantu dengan
menggunakan pendekatan remed al, kecual …
a. Nanda prestasi belajar matematikanya tinggi
b. L dya membaca pu s nya bagus
c. Ima belum dapat menul s dengan lancar
d. Yun dapat berolah raga dengan ba k
9. Seorang anak diberi pujian oleh gurunya karena telah menolong temannya yang jatuh.
S kap guru termasuk termasuk ke dalam unsur….
a. Penghargaan
b. Pendukung
c. Peluang
d. Perkembangan
TES FORMATIF 1
1. A
2. C
3. A
4. B
5. B
6. A
7. B
8. D
9. A
10. C
TES FORMATIF 2
1. C
2. A
3. D
4. B
5. D
6. C
7. A
8. C
9. B
10. D
2. D
3. B
4. A
5. C
6. D
7. C
8. D
9. A
10. B
PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK MI/SD
2
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri kedua ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
pemahamanpesertad d k MI. Pembahasan akand fokuskanpada aspek-aspek pemahaman
peserta d d k , strateg dan tekn k tes untuk pemahaman peserta d d k serta strateg dan
tekn k non untuk pemahaman peserta d d k.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Mengura kan dengan kata-kata send r aspek-aspek pemahaman peserta d d k.
2. Menjelaskan strategi dan teknik tes untuk pemahaman peserta didik.
3. Menjelaskan strateg dan tekn k non untuk pemahaman peserta d d k.
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda Memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut:
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Salah satu hal pent ng yang perlu d perhat kan dalam member kan b mb ngan adalah
memaham peserta d d k secara keseluruhan, ba k masalah yang d hadap nya maupun latar
belakang pr bad nya. Dengan data yang lengkap, pemb mb ng akan dapat member kan
layanan b mb ngan kepada peserta d d k secara tepat atau terarah. Upaya memaham
pr bad mur d merupakan salah satu langkah layanan b mb ngan yang harus d lakukan
oleh pemb mb ng. Untuk memperoleh data peserta d d k yang lengkap, d perlukan tekn k
atau cara tertentu yang memada .
Diagnosis merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/ kesul tan yang d hadap
oleh peserta d d k dan berbaga faktor yang melatarbelakang nya. Dalam d agnos s, guru
menganalisis masalah, menghubungkan satu gejala kesulitan dengan kesulitan lainnya,
antara kesul tan dengan hal-hal yang melatarbelakang nya. Dar keg atan d agnos s akan
d peroleh n masalah. Peny mpulan nt masalah dengan hal-hal yang terka t d dalamnya
d dasarkan atas data yang d peroleh melalu berbaga keg atan pengumpulan data. Jad
langkah d agnos s sebenarnya merupakan langkah pemahaman peserta d d k tetap leb
h luas dan leb h lengkap sebab dalam pemahaman nd v du, data yang d h mpun dan
d paham leb h lengkap, mencakup semua aspek kepr bad an, potens , kekuatan,
kelemahan, kesul tan, masalah dan hambatan yang d hadap .
1. Kelengkapan data
Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhas lan pember an layanan
b mb ngan dan konsel ng. Data yang d kumpulkan hendaknya mencakup data :
potens dan kekuatan atau kecakapan-keteramp lan yang d m l k ; aspek ntelektual,
sosial, emosional, fisik, dan motorik; kebutuhan, tantangan, ancaman dan masalah
yang d hadap ; karakter st k permanen ataupun temporer; data pr bad , keluarga dan
masyarakat sek tar; data tentang kond s saat n , masa lalu dan rencana masa yang
akan datang, dan la n-la n.
2. Relevans data
Untuk pelaksananaan layanan b mb ngan dan konsel ng d butuhkan data yang lengkap,
tetap walaupun dem k an t dak sembarangan data d kumpulkan dan d s mpan. Data
yang d h mpun hendaknya data yang sesua atau relevan dengan kebutuhan layanan
b mb ngan dan konsel ng supaya dapat d anal s s, d padukan, dan d kelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing jenis layanan.
3. Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan tekn k pengumpulan data.
Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data n , ya tu :
a. Validitas data, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan benar-benar
menggambarkan aspek atau seg yang d kumpulkan. M salnya, apab la data
tentang kepr bad an peserta d d k, maka data yang d kumpulkan adalah benar-
benar mengura kan tentang gambaran kepr bad an peserta d d k.
b. Validitas instrumen, menunjukkan ketepatan teknik dan instrumen yang
d gunakan, ba k dengan menggunakan tes maupun non tes.
c. Proses pengumpulan data yang benar, terutama yang s fatnya mengh mpun
data, hendaknya dilaksanakan secara objektif yaitu mengungkapkan data
sebaga mana adanya. Data d kumpulkan secara s stemat s, aspek dem aspek dan
tel t seh ngga t dak ada data yang terlewat, tercecer atau terlupakan.
d. Analisis data yang tepat, untuk kepent ngan layanan b mb ngan dan konsel ng
b asanya tekn k anal s s data leb h sederhana. Tekn k anal s s data yang d gunakan
terutama yang mengarah pada pencar an kecenderungan sentral (persentase,
modus, mean).
C. Macam-Macam Data
Banyak sekal data yang dapat d kumpulkan dar peserta d d k. Data tersebut daat
d kelompokkan ke dalam :
1. Kecakapan :
a. Kecakapan Potens al (potential ability) : yang menunjukkan pada aspek kecakapan
yang mas h terkandung dalam d r peserta d d k yang d peroleh secara her d ter
(pembawaan kelah rannya), yang mungk n dapat merupakan :
1) Ab l tas dasar umum (general intelligence) atau kecerdasan secara umum
( ntel gens ), kecerdasan emos onal, kecerdasan sp r tual
2) Ab l tas dasar khusus dalam b dang tertentu (bakat, aptitudes) : b langan,
(numerical abilities), bahasa (verbal abilities), t l kan ruang (spatial abilities),
t l kan hubungan sos al (social abilities) serta gerak motor s (motorical/ kinestetic
abilities).
b. Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukkan pada aspek kecakapan yang
segera dapat didemostrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil belajar
peserta d d k dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.
Misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas
2. Kepribadian :
a. Fisik dan kesehatan : kondisi fisik, panca indra, kesehatan, kebugaran, penyakit
menetap/ lama diderita, alergi, cacat fisik, dll.
b. Ps kh s :
1. Aku (self) dan kesadaran d r , kesehatan mental, kemand r an.
2. Afekt f : Emos (perasaan, s mpat , empat , senang, rasa bersalah, takut/ cemas/
khawat r, marah dan permusuhan), s kap, m nat, mot vas .
RANGKUMAN
1. Keberhas lan proses b mb ngan d sekolah dasar antara la n d tentukan oleh ketepatan
pemahaman pemb mb ngan terhadap karakter st k perkembangan peserta d d k yang
datanya d peroleh dengan menggunakan tekn k tes dan non tes.
2. Data yang d kumpulkan dalam dangka pemahaman peserta d d k d gunakan sebaga
dasar untuk melakukan langkah-langkah b mb ngan (d agnos s, prognos s serta
treatment/ terapi) selanjutnya.
3. Pengumpulan dan peny mpanan data hendaknya lengkap, relevan, akurat (val d tas
data, val d tas nstrumen, proses pengumpulan data yang benar serta anal s s data
yang tepat), efisien dan efektif.
4. Data yang d kumpulkan dapat d kelompokkan dalam dua kategor , ya tu : kecakapan
dan kepr bad an peserta d d k.
3. Keterak tan fungs pengembangan dengan keg atan pengumpulan data/ pemahaman
peserta d d k, terl hat dalam keg atan b mb ngan ber kut …
a. Pembentukkan kelompok belajar peserta didik berdasarkan abjad dalam absen.
b. Penempatan tempat duduk peserta d d k d ruang kelas berdasarkan ke ng nan
mur d.
c. Penggunaan metoda mengajar yang sesuai dengan kemampuan guru.
d. Keg atan ekstra kur kuler sekolah hendaknya dapat menyalurkan potens dan
kebutuhan peserta d d k.
4. Langkah b mb ngan yang memanfaatkan data guru mengetahu masalah/ kesul tan
yang d hadap oleh peserta d d k dan berbaga faktor yang melatarbelakang nya.
Langkah tersebut d sebut dengan …
a. D agnos s b.
Prognos s c.
Treatment d.
Terap
5. Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhas lan pember an layanan
b mb ngan. Hal tersebut termasuk ke dalam pr ns p :
a. Keakuratan data
b. Kelengkapan data
c. Efisiensi data
d. Efekt v tas data
7. Dewasa ini, penyimpanan data sudah canggih dalam komputer (soft file/ CD).
Walaupun dem k an peny mpanan yang konvens onalpun mas h d pertahankan
dengan meng kut pr ns p ber kut :
a. Terl hat peny mpanan data yang kongkr t
b. S stemat s sesua dengan kebutuhan supaya mudah untuk mencar data yang
d perlukan
c. Dapat disimpan di mana saja
d. Mudah menggunakannya kalau d s mpan dalam bentuk buku/kartu
8. Banyak sekal data peserta d d k yang dapat d kumpulkan dar peserta d d k, yang
dapat d kelompokkan ke dalam dua kelompok besar ya tu :
a. Intelegens dan bakat
b. Potens al dan actual
c. Pr bad dan l ngkungan
d. Kecakapan dan kepr bad an
RUMUS
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid
dengan menggunakan alat-alat yang bers fat mengukur atau mentes. Peters & Shertzer
(1971: 349) mengart kan tes sebaga suatu prosedur yang s stemat s untuk mengobservas
(mengamat ) t ngkah laku nd v du, dan menggambarkan (mendeskr ps kan) t ngkah laku
tu melalu skala angka atau s stem kategor .
Secara keseluruhan macam tes untuk keperluan b mb ngan dan konsel ng,
d kelompokkan ke dalam empat kelompok tes, ya tu : tes kecerdasan, tes bakat, dan tes
hasil belajar.
1. Tes Kecerdasan.
Kecerdasan dapat d art kan sebaga kemampuan berp k r yang bers fat abstrak. Dapat
juga diartikan sebagai kemampuan umum individu (peserta didik) untuk berprilaku yang
jelas tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif
(Shertzer & Stone, 1971 : 239). Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa
rumusan kecerdasan, ya tu sebaga ber kut :
Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya, dapat dilihat
d bawah n :
TABEL 2.1
KLASIFIKASI KECERDASAN INDIVIDU (PESERTA DIDIK)
Kedua, umur mental (mental age d s ngkat MA); ya tu umur kecerdasan sebaga mana
yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
IQ = MA x 100
CA
Apab la tes tersebut d ber kan kepada umur tertentu dan peserta d d k dapat
menjawab dengan betul seluruhnya, berarti umur kecerdasannya (MA) sama dengan umur
kalender (CA), maka n ka IQ yang d dapat peserta d d k tersebut sama dengan 100. N la
n menggambarkan kemampuan peserta d d k yang normal. Peserta d d k yang berumur,
misalnya 6 tahun hanya dapat menjawab tes untuk anak umur 5 tahun, akan d dapat n
la IQ d bawah 100 dan a d nyatakan sebaga peserta d d k berkemampuan d bawah
normal; sebaliknya bagi peserta didik umur 5 tahun tetapi telah dapat menjawab dengan
benar tes yang d peruntukkan bag anak umur 6 tahun, maka n la IQ peserta d d k
tersebut tu d atas 100, dan a d katakan sebaga peserta d d k yang cerdas.
Sela n tekn k tes d atas, mas h terdapat tes kecerdasan la nnya sepert Test PM
(Progressive Matrices), ya tu alat yang mengukur ntel gens secara non-verbal yang
d ber kan kepada anak yang berus a d antara 9-15 tahun. (R ch & Anderson, dalam
Anne Anastas , 1988). Tes n menggunakan gambar sebaga but r-but r soalnya, karena
menggunakan gambar maka dapat d gunakan bag peserta d d k yang belum dapat
membaca dan menul s. Ada dua macam tes PM, ya tu t pe pertama PM berwarna bag
peserta d d k sampa us a 10 tahun dan PM t dak berwarna untuk us a 11 tahun ke atas.
Tes bakat atau apt tude tes, mengukur kecerdasan potens al yang bers fat khusus
peserta d d k. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat
pekerjaan-jabatan (vocatinal aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan
potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.
Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang
mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil pengukuran bakat sangat penting, baik
bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi,
maupun bagi perencanaan, pemilihan dan persiapan jabatan-karir.
Shertzer & Stone (1971 : 235), mengemukakan bahwa penggunaan tekn k tes
khususnya tes prestasi belajar bagi guru di MI bertujuan untuk :
Materi tes sesuai dengan mata-mata pelajaran yang telah diajarkan, baik yang bers
fat teor t s maupun prakt s. Pengukuran penguasaan mater yang bers fat teor atau
pengetahuan, umumnya menggunaka tes tertul s, ba k berbentuk ura an/essay ataupun
tes objektif, atau mungkin adakalanya pula menggunakan tes lisan. Pengukuran
penguasaan kompetens atau mater yang bers fat prakt k menggunakan tes perbuatan
dan atau pen la an has l karya, ba k karya tul s, rupa ataupun benda.
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid. Tes n mel put :
a. Tes d agnost k, yang d rancang agar guru dapat menentukan letak kesul tan peserta
d d k, dalam mata pelajaran yang diajarkannya, misalnya berhitung dalam Matematika,
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Keberhas lan proses b mb ngan d sekolah dasar antara la n d tentukan oleh
ketepatan pemahaman pemb mb ngan terhadap karakter st k perkembangan mur d
yang datanya d peroleh dengan menggunakan tekn k tes dan non tes.
2. Tekn k tes merupakan upaya pemb mb ng untuk memaham mur d dengan
menggunakan alat-alat yang s fatnya mengukur (mentest). Tes d art kan sebaga
sebaga suatu prosedur yang s stemat s untuk mengobservas dan menggambarkan
t ngkah laku mur d melalu skala angka atau s stem kategor .
3. Untuk keperluan b mb ngan tes d kelompokkan ke dalam : tes kecerdasan, tes bakat
dan tes prestasi belajar.
3. Manfaat dari penggunaan teknik tes (khususnya tes prestasi belajar) bagi guru
adalah….
a. Untuk mengukur fungs motor k
b. Untuk mengukur kemampuan menggambar peserta d d k
c. Mengecek kehad ran peserta d d k
d. Menilai keberhasilan mengajar guru
4. B la seseorang peserta d d k mem l k umur mental = 187 dan umur kronolog s = 162,
maka ia termasuk klasifikasi….
a. Dull
b. Super or
c. Normal
d. Border l ne
8. Tes yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, disebut dengan tes …
a. Tes d agnost k
b. Tes proyeks
c. Tes objektif
d. Tes ura an
9. Berikut dikemukakan tujuan dari penggunaan tes prestasi belajar bagi guru MI bagi
kepent ngan layanan b mb ngan dan konsel ng, kecual :
a. Menilai kemampuan belajar peserta didik.
b. Mengecek kemajuan belajar peserta didik
c. Memamahi kesulitan-kesulitan belajar peserta didik
d. Menilai keberhasilan mengajar guru.
10. Alat yang mengukur ntel gens secara non-verbal yang d ber kan kepada peserta
d d k berus a d antara 9-15 tahun alah…
a. Tes B net-S mon
b. Ach evement test
c. D fferent al Att tude Test
d. Test Progress ve Metr ces
RUMUS
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
Has l pengh mpunan data n , t dak berbentuk skor atau angka-angka yang
menunjukkan kualifikasi berdasarkan standar tertentu, tetpi berupa deskripsi atau
gambaran tentang s fat-s fat, karakter st k, t ngkah laku, per st wa yang d alam oleh
peserta didik. Data dapat juga berupa angka-angka frekuensi atau persentase dan urutan
atau ranking. Data tertentu yang bersifat deskriptif-kualitatif dapat diubah menjadi data
kuant tat f.
Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti : (1) observasi, (2)
wawancara, (3) angket (quesioner), (4) catatan anekdot, (5) autobiografi, (6) sosiometri,
(7) stud kasus, (8) stud dokumentas , (9) konferens kasus, (10) gues who, (11) anal s s
hasil pekerjaan.
1. Observasi
Observasi (pengamatan), ya tu tekn k atau cara pengh mpunan data untuk
mengamat suatu keg atan, per laku atau perbuatan peserta d d k yang d peroleh
langsung dar keg atan yang sedang d lakukan peserta d d k. Data yang d kumpulkan
berupa fakta-fakta tentang per laku dan akt v tas yang dapat d amat atau yang nampak
dar luar, sedangkan akt v tas yang t dak tampak t dak dapat d peroleh melalu observas .
Kelemahan Observas :
a. Banyak hal-hal yang t dak dapat d amat dengan observas langsung.
b. Apabila objek observasi (peserta didik) mengetahui bahwa ia sedang diamati
cenderung melakukan keg atannya d buat-buat.
c. Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan
sebelumnya seh ngga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan observas .
d. Observas banyak tergantung pada faktor-faktor yang t dak dapat d kontrol.
Data yang d peroleh dar keg atan observas terhadap per laku dan akt v tas peserta
d d k, bag kepent ngan b mb ngan dan konsel ng adalah sebaga ber kut :
a. Kegiatan belajar di kelas : disiplin belajar, perhatian dalam belajar, cara-cara
mengikuti pelajaran, cara bertanya dan menjawab pertanyaan, penyajian hasil
kegiatan, partisipasi dalam diskusi, pengerjaan tugas dan latihan di kelas, kejujuran
dalam ulangan dan ujian.
b. Kegiatan belajar di luar kelas : belajar dan berlatih di perpustakaan, kunjungan ke
objek-objek studi.
c. Keg atan ekstra kur kuler : keorgan sas an, keolahragaan, kesen an, keagamaan,
sos al.
KEGIATAN
NAMA
MENCATAT MENJAWAB
MURID
PELAJARAN BERTANYA PERTANYAAN MENGANTUK
1. SALIM √ - - -
2. SOLEH √ √ √ -
3. MARIAM √ - - -
4. SALMA √ - - -
5. SIDIK - - - √
Berdasarkan observas d atas, guru akan mengetahu peserta d d k yang akt f dan
yang pasif dalam belajarnya.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan tekn k untuk mengumpulkan nformas melalu komun kas
langsung dengan responden (orang yang d m nta nformas ), dalam hal n b sa peserta
d d k, orang tua peserta d d k, teman-temannya atau orang la n yang d m nta keterangan
tentang peserta d d k dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara l san yang
dijawab secara lisan pula.
Guru ingin mengetahui informasi dari peserta didik yang sering membolos dari
sekolah. Di sini guru dapat menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan tentang
: identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar peserta
d d k, keadaan ekonom , keg atan sehar -har yang d lakukan mur d, alasan ser ng
membolos, minat bersekolah, jumlah keluarga dan lain-lain.
Keleb han wawancara sebaga tekn k pengumpul data, adalah sebaga ber kut.
a. Merupakan tekn k yang pal ng tepat untuk mengungkapkan keadaan pr bad mur d
secara mendalam.
b. Dapat d lakukan terhadap set ap t ngkatan umur.
c. Dapat d selenggarakan serempak dengan observas .
d. D gunakan untuk pelengkap data yang d kumpulkan dengan tekn k la n.
Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentas kan has lnya dapat
d buat pedoman wawancara, formatnya dapat d l hat sebaga ber kut.
Pewawancara/Guru,
________________
NIP.
Data yang dapat d ungkap dengan menggunaka angket berkenaan dengan : dent tas
peserta d d k, keadaan keluarga, l ngkungan sek tar keluarga, r wayat pend d kan,
keadaan dan perkembangan kesehatan, bakat-bakat khusus, pembag an waktu sehar -
hari, kebiasaan (bekerja, belajar, membaca), hobi, penggunaan waktu senggang, cita-cita
lanjutan studi dan pekerjaan, pergaulan dengan teman, kegiatan keorganisasian, pendapat
mur d tentang guru/ sekolahnya, prestas dan keunggulan-keunggulan, hambatan yang
d hadap , dll.
ANGKET MURID
2. Ibu
a. Nama :
b. Pekerjaan : c.
Pend d kan : d.
Alamat :
C. Kond s F s k.
1. T ngg Badan :
2. Berat Badan :
3. Penyak t yang Ser ng D der ta:
4. Kond s Badan : Utuh / Cacat
D. C ta-c ta.
1. Setelah Lulus MI :
2. Pekerjaan :
2. Catatan Anekdot.
Catatan Anekdot, ya tu catatan otent k has l observas , yang menggambarkan t ngkah
laku peserta d d k atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot
n b sa menyangkut t ngkah laku seorang peserta d d k atau kelompok.
CATATAN ANEKDOT
1. Nama Mur d : And
2. Kelas :5
3. Tanggal Observas : 02 Februar 2009
4. Per st wa :
Pada pukul 07.30, semua peserta d d k kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran
jam pertama. Ketika itu para peserta didik sedang menyimak penjelasan dari guru,
t ba-t ba And masuk kelas, tanpa terleb h dahulu mengetuk p ntu, d a langsung duduk
d bangkunya, paka annya tampak lusuh dan penamp lannya nampak lesu. Pada har
itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya untuk belajar.
Melalu catatan anekdot n , guru akan leb h memaham tentang s kap, keb asaan
atau per laku peserta d d k, seh ngga memudahkannya untuk member kan b mb ngan
kepadanya.
Karangan pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur
dan t dak terstruktur.
1) Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
sebelumnya, sepert : C ta-c taku, keluargaku, teman-temanku, masa kec lku,
l buranku, sekolahku, dsb
2) T dak Terstruktur
D s n peserta d d k d m nta untuk membuat karangan pr bad secara bebas, t dak
d tentukan kerangka karangan sebelumnya.
6. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi
sos al (sal ng pener maan atau penolakan) d antara peserta d d k dalam suatu kelas,
kelompok, keg atan ekstra kur kuler, organ sas kes swaan, dll. Melalu tekn k n guru
dapat mengetahu tentang.
a) Peserta d d k yang populer (banyak d senang teman),
b) Yang ter sol r (t dak d p l h / t dak d senang teman), dan
c) Kl k (kelompok kec l dengan anggota 2-3 orang peserta d d k).
Kegunaan sos ometr bag guru adalah alat untuk menel t struktur sos al dar suatu
kelompok nd v du (peserta d d k) dengan dasar penelaahan terhadap relas sos al dan
status sos al dar mas ng-mas ng anggota kelompok yang bersangkutan. D samp ng tu, sos
ometr dapat d gunakan untuk :
Dalam sos ogram dapat d l hat peserta d d k mana yang mendapatkan p l han
terbanyak, mana yang kedua dan seterusnya sampa dengan yang t dak mendapat
pilihan sama sekali. Dalam sosiogram juga akan terlihat adanya peserta didik yang saling
mem l h, aatara dua, t ga atau empat orang. P l han dua orang d sebut dengan dyad,
antara t ga orang tryad atau kl k. Mur d yang mendapat p l han pal ng banyak d sebut
dengan b ntang atau star, sedangkan peserta d d k yang t dak ada yang mem l h d sebut
ter solas atau isolated sudent. Ba k b ntang, ter solas atau kl k b asanya mempunya
latar belakang tertentu mengapa berstatus demikian. Penelitian lebih lanjut tentang latar
belakang tersebut pent ng sekal untuk leb h memaham pr bad peserta d d k.
P l han d antara anggota suatu kelompok d pengaruh oleh banyak hal, sela n karena
faktor-faktor potensi, kecakapan, dan keterampilan, juga karena faktor-faktor subjektif
terka t dengan ketampanan-kecant kan, popular tas, kekayaan, dll. Oleh karena tu, guru
perlu berhat -hat dalam menar k kes mpulan dar has l sos ogram, terutama untuk
peserta d d k yang ter solas .
Tanggal :
Nama :
TABEL SOSIOMETRI
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi peserta didik dengan lebih
menyeluruh, dan membantunya agar peserta d d k dapat mengembangkan d r nya secara
opt mal.
8. Konferensi kasus
Konferens kasus merupaka suatu pertemuan d antara beberapa unsur d sekolah
untuk memb carakan seorang atau beberapa peserta d d k yang mempunya masalah.
Tujuan dari konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta
d d k yang menghadap masalah untuk kemud an mencar cara penyelesa an atau
pemecahan yang pal ng tepat.
Unsur-unsur yang dapat turut berpart s pas dalam konferens kasus dapat terd r
atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar peserta d d k yang menjadi kasus, kepala
sekolah, ps kolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua peserta d d k atau personel
la n yang mengenal dekat peserta d d k ybs.
Konferens kasus dapat d adakan secara ns dental atau rut n (sem nggu, dua
m nggu atau sebulan sekal ) membahas seorang atau beberapa peserta d d k sekal gus.
Keseluruhan proses konferens kasus dapat mel put t ga langkah, ya tu pers apan,
pelaksanaan serta tindak lanjut.
9. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah satu bentuk dari layanan bimbingan
dan konseling. Fungsi utama dari kunjungan rumah adalah membina hubungan baik dan
kerja sama antara guru/ sekolah dengan orang tua peserta d d k, seh ngga akan terb na
sal ng pengert an, kesamaan perseps , s kap dan perlakuan terhadap peserta d d k.
Dengan kunjungan rumah, guru dapat memperoleh data lebih luas dan mendalam tentang
perkembangan peserta d d k, karakter st k, s kap, keb asaan serta akt v tasnya dalam
keluarga dan d l ngkungan masyarakat sek tar, sela n hal-hal yang berkenaan dengan
kond s dan keh dupan keluarganya serta dapat d gal harapan-harapan keluarga tentang
anaknya, rencana dan pers apan yang telah d lakukan, serta hambatan dan masalah-
masalah yang d hadap , dll.
Melalui kunjungan rumah ini, guru dapat membina hubungan baik dengan orang
tua, membangk tkan kepercayaan orang tua kepada guru/ sekolah, member kan
informasi dan penjelasan tentang kebijakan sekolah, memberikan informasi tentang
kemajuan murid di sekolah, serta bertukar pikiran tentang usaha-usaha memperlancar
perkembangan peserta d d k ba k d sekolah maupun d rumah. Apab la d perlukan, guru
dapat member kan beberapa pandangan dan masukan terhadap orang tua baga mana
sebaiknya menghadapi anaknya. Dengan demikian, kunjungan rumah ini mempunyai
manfaat yang leb h dar sekedar pengumpulan data.
Meskipun demikian, keberhasilan kunjungan rumah sangat bergantung pada sikap dan
kemampuan guru dalam menc ptakan hubungan ba k serta membangk tkan kepercayaan
orang tua. Dengan bekal pengetahuan dan kecakapannya dalam lmu mend d k d harapkan
guru mampu menumbuhkan apres as dan kepercayaan dar orang tua.
1. Coba ura kan kegunaan dar tekn k pengumpul data : observas , wawancara dan
angket !
2. Dalam pelaksanaan b mb ngan d sekolah, penggunaan data yang akurat sangat
d perlukan. Kemukakan pengalaman Anda dalam melaksanakan tekn k d atas yang
selama n Anda lakukan dalam hal aspek yang d ungkap, keleb han dan kendala yang
d hadap .
3. Seorang murid kelas VI bernama Fikri, menunjukkan perilaku yang kurang baik,
seperti : (1) terlambat masuk kelas, (2) ngantuk waktu mengikuti pelajaran, (3) sering
tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan (4) prestasi belajarnya rendah.
J ka anda sebaga gurunya, maka perlu berupaya untuk memaham pr bad dan latar
belakang keh dupan dan per laku F kr . Coba anda paham leb h dalam tentang kasus
tersebut dengan menggunakan tekn k pengumpul data yang sesua dan kemud an
anda anal s s has lnya.
RANGKUMAN
1. Tekn k non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang d rancang untuk
memaham pr bad peserta d d k, bers fat kual tat f, t dak menggunakan alat-alat
yang bers fat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang bers fat mengh mpun
atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti
: observas , angket (ques oner), wawancara, sos ometr dan stud dokumentas .
2. Observas ya tu tekn k untuk mengamat suatu keadaan atau t ngkah laku dengan
menggunakan modalitas pengamatan berupa panca indra. Jenis-jenis observasi : sehar
-har , s stemat s, part s pat f dan non part s pat f.
3. Wawancara merupakan tekn k untuk mengumpulkan nformas melalu komun kas
langsung dengan responden (orang yang d m nta nformas ), dalam hal n b sa
peserta d d k, orang tua peserta d d k, teman-temannya atau orang la n yang d m nta
keterangan tentang peserta d d k.
4. Angket merupakan alat pengumpul data ( nformas ) melalu komun kas t dak
langsung, ya tu melalu tul san. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berka tan dengan
responden (peserta d d k).
5. Catatan anekdot adalah ya tu catatan otent k has l observas , yang menggambarkan
tingkah laku peserta didik (seorang atau sekelompok peserta didik) atau kejadian/ per
st wa dalam s tuas yang khusus.
6. Autobiografi merupakan ungkapan pribadi peserta didik yang sifatnya rahasia tentang
pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarganya, dan sebagainya. Tujuannya
adalah untuk leb h memaham keadaan peserta d d k. Jen s terstruktur dan t dak
terstruktur.
1. Observasi dalam rangka pengumpulan data mengenai aktivitas belajar peserta didik
d kelas d lakukan pada saat…
a. Sebelum proses belajar-mengajar
b. Selama berlangsungnya proses belajar-mengajar
c. Setelah proses belajar-mengajar
d. Sebelum dan setelah proses belajar-mengajar.
2. Sejak sebulan yang lalu, Pak Ahmad sudah berencana untuk mengamati perilaku siswa
kelas enam dalam mengikuti pelajaran matematika. Maka, beliau sudah menyiapkan
daftar cek dan pedoman yang d butuhkan untuk pelaksanaan observas . Tekn k
observas yang d lakukan oleh Pak Ahmad adalah…
a. Observas sehar -har
b. Observas s stemat s
c. Observas part s pat f
d. Observas non-part s pat f.
3. Bu Musl mah selalu mempers apkan beberapa hal d antaranya ya tu waktu, tempat,
teknik serta tindakan dan ucapan agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan
efekt f. Keg atan yang akan d laksanakan oleh Bu Musl mah adalah…
a. Observas .
b. Wawancara.
c. Pembuatan angket.
d. Pembuatan sos ometr .
4. Yang tidak termasuk petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
adalah…
a. H ndar pemaka an kata-kata yang sul t d paham .
b. H ndar pertanyaan-pertanyaan yang t dak perlu.
c. H ndar kata-kata yang bers fat negat f dan meny nggung responden.
d. H ndar kal mat yang sederhana.
5. Yang tidak termasuk hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan objektivitas
catatan anekdot… adalah
a. Pencatatan d buat send r oleh guru.
b. Deskr ps dar suatu per st wa d p sahkan dar tafs ran pencatatan send r .
c. Pencatatan dilakukan segera sebelum peristiwa terjadi.
d. Pencatatan dilakukan segera setelah peristiwa terjadi.
9. Memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert tes kecerdasan, angket dan
observas d sebut….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home v s t
d. Menganal s s data
RUMUS
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
TES FORMATIF 1
1. B
2. B
3. D
4. A
5. B
6. D
7. B
8. D
9. C
10. B
TES FORMATIF 2
1. D
2. C
3. D
4. B
5. A
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. D
5. C
6. D
7. B
8. C
9. A
10. C
BIMBINGAN DAN
KONSELING PRIBADI
SOSIAL
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
B mb ngan dan Konsel ng Pr bad Sos al. Pembahasan akan d fokuskan pada makna
bimbingan dan konseling pribadi sosial; tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial;
serta strateg dan tekn k b mb ngan dan konsel ng pr bad sos al
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian b mb ngan dan konsel ng pr bad
sos al.
2. Menyebutkan tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan dan konseling pribadi sosial
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut:
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
3. Apab la ada bag an yang t dak atau kurang Anda mengert maka ber lah tanda la n dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutor al
tatap muka.
4. Buatlah kes mpulan dalam kata-kata Anda send r dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Bantuan dalam b mb ngan adalah proses bantuan yang s fatnya memand r kan mur d.
M salnya bantuan yang d ber kan kepada seorang mur d yang belum dapat menyeberang
jalan raya. Pertama kali bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan membantu dia
menyeberang, tetap ber kutnya d ber kan pengetahuan/ keteramp lan mel hat ke kanan
kiri manakala mau menyeberang, jangan lari sekaligus sampai akhirnya murid tersebut
dapat menyeberang jalan raya sendiri dengan selamat.
Berka tan dengan b mb ngan pr bad sos al, pada nt nya adalah membentuk pr bad
yang matang dan mand r para mur d, dengan karakter st k sebaga ber kut :
− Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya
send r akan potens yang d m l knya serta permasalahan yang d hadap nya. M salnya
saja dapat diajukan kepada murid pertanyaan siapa saya (who am I). Tentu saja
jawabannya di sekedar nama, usia, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan, urutan
kelahiran, tetapi lebih jauh jawabannya apakah saya termasuk murid yang pintar,
sedang-sedang saja atau kurang (potensi intelegensi), apakah bakat saya ( bahasa,
h tungan, menggambar, baca pu s , menyany , dll), baga mana kepr bad an saya
(pemaaf, pemarah, per ang, derwaman, suka menolong, ego s, dan la n sebaga nya).
− Penerimaan diri (self acceptance - Qona’ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat
mener ma d r apa adanya potens -potens dan anugerah dar Allah, ba k tu yang
Pembahasan mengena pr bad pun, dapat d l hat t dak hanya dar self tetap dar
mur d sebaga nd v du (person). Mur d sebaga person dapat d l hat dar pendekatan
teoritis ya tu apab la d l hat dar teor yang d kemukakan oleh Er kson yang menekankan
pada pendekatan ps kosos al pada per laku mur d. Sedangkan teor P aget dan Kohlberg,
mel hat perkembangan kogn t f dan moral mur d (d bahas mengena masalah equ l br um/
kese mbangan, ntelegens , skema pengetahuan mur d).
Murid juga dapat dilihat dari fase kritis dalam rentang kehidupan individu. Misalnya
:
Murid MI/SD tidak hanya dilihat sebagai pribadi, tetapi juga sebagai makhluk social,
artinya sekolah sebagai lingkungan sekunder bagi murid akan memungkinan terjadinya
berbaga trans s antar pr bad . Melalu proses sos al sas , mur d-mur d akan berada
dalam satu l ngkungan yang baru, ba k tu dengan teman sebayanya atau guru-gurunya.
Dalam lingkungan ini, akan terjadi proses saling mewarnai, saling identifikasi dan saling
mempengaruh antara mur d yang satu dengan yang la nnya atau antara mur d dengan
gurunya.
Sebaga makhluk sos al, mur d memerlukan orang la n untuk bersama-sama (sharing),
Sejalan dengan pengertian bimbingan dan konseling yang telah dikemukan dalam BBM
1, maka Nurihsan (2002: 21) menyatakan dengan jelas bahwa “ bimbingan dan konseling
pr bad -sos al adalah b mb ngan dan konsel ng untuk membantu nd v du (mur d) dalam
memecahkan persoalan pr bad -sos al”. Leb h ter nc d kemukakan pengert an b mb ngan
dan konsel ng pr bad sos al adalah layanan b mb ngan dan konsel ng untuk membantu mur
d agar menemukan dan mengembangkan pr bad yang ber man dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani serta mampu
mengenal dengan ba k dan ber nteraks dengan l ngkungan sos alnya secara
bertanggung jawab.
B mb ngan dan konsel ng pr bad - sos al d arahkan untuk memantapkan kepr bad an
dan mengembangkan kemampuan nd v du dalam menangan masalah-masalah d r nya.
B mb ngan n merupakan layanan yang mengarah pada pencapa an pr bad yang se mbang
dengan memperhat kan keun kan karakter st k pr bad serta ragam permasalahan yang
d alam oleh mur d, dengan mempert mbangkan n la (value), keteramp lan pengamb lan
keputusan untuk penyesua an sos al yang memada sebaga suatu keteramp lan h dup
(life skills).
Ada tiga ciri utama pada masa ini yang menunjukkah perbedaan dengan masa
sebelumnya (Hurlock, 1980 : 149-199) :
Pada masa ini, penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti masa sebelum sekolah. Akan tetapi, menjadi tanggung
jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-teman sebayanya.
1) Keteramp lan menolong d r send r , sepert : makan, berpaka an, mand , dan
berdandan send r secepat orang dewasa.
2) Keteramp lan menolong orang la n, sepert d rumah anak membantu merap hkan
tempat t dur atau members hkan lanta , d sekolah anak members hkan papan
tulis, dan pada kelompok sebaya anak sudah membantu temannya yang jatuh.
3) Keteramp lan sekolah, sepert d sekolah anak mengembangkan beberapa
keteramp lan yang d perlukan untuk menul s, menggambar, membentuk,
mewarnai, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan yang menggunakan berbagai
alat.
4) Keteramp lan berma n. Pada kategor n , dapat d amat anak yang leb h besar
sudah mulai belajar keterampilan melempar dan menangkap bola, naik sepeda,
sepatu roda bahkan berenang.
Lebih jauh Hurlock (1980 : 149) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi jumlah dan jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak
yang berasal dar keluarga dengan stuatus sos al ekonom atas, pada umumnya mempunya
keteramp lan yang leb h sed k t dar pada anak-anak yang berasal dar keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Jenis keterampilan yang dipelajari anak dari keluarga
dengan status sos al ekonom rendah cenderung berpusat pada keteramp lan menolong
b. Kemampuan bahasa.
Memasuk us a sekolah, kemampuan berbahasa anak merupakan salah satu sarana
dalam memperluas l ngkungan sos al anak. Dengan meluasnya cakrawala sos al anak, anak
akan menemukan bahasa atau berb cara merupakan sarana pent ng untuk memperoleh
tempat atau kelompok. Lebih dari pada itu, anak juga mengetahui bahwa komunikasi
adalah kemampuan d r untuk mengert apa yang d katakan oleh orang la n, t dak
saja menyulitkan berkomunikasi dengan orang lain tetapi lebih pada anak cenderung
mengatakan sesuatu yang sama sekal t dak berhubungan dengan apa yang d b carakan
teman-temannya, seh ngga a t dak d ter ma oleh teman-temannya.
Pada masaus a sekolah n sudah menggunakan kosa kata rahas a dalam berkomun kas
dengan sahabatnya. Kata rahas a dapat berbentuk tul san, terd r dar kode-kode yang
berbentuk lambang atau penggant huruf; l san, terd r dar kata-kata yang d rusak; atau
kinetik, terdiri dari isyarat dan penggunaan jari-jari untuk mengkomunikasikan kata- kata.
Penggunaan kosa kata rahas a d mula pada saat anak memasuk kelas 3 (t ga) dan
penggunaan kosa kata n mencapa puncaknya beberapa saat sebelum masa puber.
c. Keadaan emosi
Pada masa n , anak sudah mem l k dorongan untuk mengendal kan emos nya.
Ket ka ber nteraks dengan kelompok sebaya anak memaham bahwa ledakan emos
yang kurang ba k, t dak dapat d ter ma oleh teman-temannya. Pada umumnya keadaan
emos anak cenderung leb h tenang sampa datangnya masa puber. Ketenangan emos nya
tu d sebabkan oleh beberapa hal, ya tu : pertama, peranan yang harus d lakukan anak
yang lebih besar sudah terumuskan dengan jelas, dan anak sudah mengetahui bagaimana
melaksanakannya. Kedua, perma nan dan olah raga merupakan bentuk penyaluran
emos yang tertahan. Ket ga, men ngkatkan keteramp lan anak yang d perlukan untuk
menyelesa kan berbaga macam tugas.
kemud an setelah tabel tersebut ter s , maka memb carakannya dengan t ga orang
mur d la nnya. Baga mana komentar teman-temannya, sesua atau t dak ?
3. Baga mana keterka tan antara masalah pr bad dan sos al, seh ngga memerlukan
b mb ngan pr bad sos al dan baga mana kedudukan b mb ngan pr bad soc al dalam
keseluruhan penyelenggaraan b mb ngan dan konsel ng d sekolah ?
RANGKUMAN
1. B mb ngan dan konsel ng pr bad sos al merupakan salah satu bag an ntergral dalam
penyelenggaraan b mb ngan dan konsel ng d MI/SD. B mb ngan dan konsel ng
pr bad sos al adalah layanan untuk membantu nd v du (mur d) dalam memecahkan
persoalan pr bad -sos al.
2. Esens b mb ngan pr bad sos al adalah membantu mur d untuk mengembangkan
potens d r serta mengatas masalah, ba k masalah pr bad maupun sos al, seh ngga
dapat tercapa memaham d r (self understanding), mener ma d r (self acceptance -
Qona’ah), memperba k d r (self improvement), mengarahkan d r nya (self direction)
serta akh rnya mur d dapar menyesua kan d r (self adjustment).
3. Murid MI/SD mempunyai dorongan (masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan,
keluar dar l ngkungan rumah dan masuk ke dalam l ngkungan teman sebaya serta
mematuh konsep-konsep log ka) dan karakter st k yang khas dalam pr bad -sos alnya
yang terlihat dalam keadaan fisik dan keterampilan (menolong diri sendiri, menolong
orang la n, sekolah, berma n), kemampuan bahasa, keadaan emos , serta s kap dan
per laku moral.
1. Konsep dasar b mb ngan dan konsel ng secara umum adalah suatu proses usaha yang
d ber kan konselor/ guru untuk membantu mur d agar mampu :
a. Menyelesa kan masalahnya atas nasehat guru
b. Mengembangkan potens dan mengatas masalahnya
c. Mempunyai prestasi belajar yang cemerlang
d. Na k kelas set ap tahun
4. B mb ngan pr bad -sos al, pada nt nya adalah membentuk pr bad yang matang
dengan rangka an self sebaga ber kut :
a. Self understand ng – self acceptance – self d rect on – self mprovement – self
adjusment
b. self adjusment – self improvement - self understanding - self direction - self
acceptance
c. self acceptance - self direction - self adjusment - self improvement - self
understand ng
d. Self understanding - self acceptance - self improvement - self adjusment - self
d rect on
6. Ber kut d kemukakan pengert an b mb ngan pr bad sos al adalah layanan untuk
membantu mur d agar, kecual :
7. Dorongan anak menurut pendapat Hurlock adalah sebaga ber kut, kecual :
a. Dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan.
b. Dorongan anak untuk keluar dar l ngkungan rumah masuk ke dalam kelompok
teman sebaya.
c. Dorongan mental untuk mematuh konsep log ka.
d. Dorongan untuk melakukan aktivitas fisik.
8. Mur d SD/ MI set ap pag secara berg l ran bertugas untuk members hkan kelasnya mas
ng-mas ng. Keg atan tersebut termasuk ke dalam pengembangan keteramp lan
a. Menolong d r send r
b. Menolong orang la n
c. Sekolah
d. Berma n
9. Pada masa MI/SD n , mur d mula senang menggunakan kosa kata rahas a dengan
sahabatnya dalam bentuk kode-kode yang berupa lambang atau penggant huruf.
Kosa kata rahas a tersebut termasuk ke dalam :
a. Tul san
b. L san
c. K net k
d. Gerakan
10. Menurut Anda, perilaku mana yang menunjukkan seorang murid mempunyai perilaku
moral yang ba k :
a. Mencontek pada waktu ulangan karena t dak menghapal
b. Mengerjakan PR di sekolah karena di rumah main game saja.
c. Terlambat datang ke sekolah karena membantu pekerjaan di rumah dulu
d. R but d kelas karena t dak ada guru.
RUMUS
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
a. Mem l k pemahaman d r
a. P hak s swa
Berdasarkan kemampuan yang d m l k nya, d harapkan para s swa mampu mencapa
:
b. P hak guru
Pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng d MI/SD d harapkan para guru mampu
mencapa :
Asos as B mb ngan dan Konsel ng Indones a (ABKIN) sebaga organ sas profes
konselor/ guru BK mengemukakan Standar Kompetens Kemand r an untuk mur d MI/ SD,
sebaga ber kut :
a. Pemantapan s kap dan keb asaan serta pengembangan wawasan dalam ber man dan
bertaqwa kepada Alloh SWT.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan d r dan pengembangannya untuk
keg atan yang leb h kreat f, produkt f, dan normat f ba k dalam kesehar an maupun
untuk peran d masa yang akan datang.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan m nat pr bad dan penyaluran dan
pengembangannya pada/melalu keg atan yang kreat f dan normat f dan produkt f.
d. Pemantapan tentang kelemahan d r dan usaha penanggunlanggannya.
e. Pemantapan kemampuan pengamb lan keputusan.
f. Pemantapan kemampuan mengarahkan d r sesua dengan keputusan yang telah
d amb l.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat jasmani dan
rohan .
h. Pemantapan kemampuan berkomun kas .
. Pemantapan kemampuan mener ma dan menyampa kan argumentas secara d nam s,
kreat f, normat f dan produkt f.
j. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan penuh
tanggung jawab.
k. Pemantapan hubungan yang d nam s dan harmon s dengan teman sebaya, orang tua,
dan msyarakat sek tar.
l. Or entas tentang keh dupan berkeluarga.
b. Mencapa hubungan yang leb h matang dengan teman sebaya, mel put :
1) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
2) Merasa t dak senang kepada teman yang suka mengkr t k.
1. Landasan hidup religius, mengangkut masalah sholat dan berdoa, belajar agama,
ke manan serta akt v tas beragama.
2. Landasan perilaku etis, menyangkut masalah jujur, hormat kepada orang tua, sikap
sopan dan santun, serta ketert bandan kepatuhan.
3. Kematangan emosional, mengangkut masalah kebebasan dalam mengemukakan
pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi serta kemampuan menjaga stabilitas emos
.
4. Kematangan intelektual, mengangkut masalah s kap kr t s, s kap ras onal,
Kemampuan membela hak pr bad serta kemampuan men la .
5. Kesadaran tanggung jawab, mengangkut masalah mawas diri, tanggung jawab atas
t ndakan pr bad , part s pas pada l ngkungan serta d s pl n.
6. Peran sosial sebagai pria atau wanita, mengangkut masalah perbedaan pokok
antara laki-laki dan perempuan, peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, tingkah laku
dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin, serta cita-cita sesuai jenis kelamin.
7. Penerimaan diri dan pengembangannya, mengangkut masalah kondisi fisik,
kond s mental, pengembangan c ta-c ta, serta pengembangan pr bad .
8. Kemandirian perilaku ekonomis, mengangkut masalah upaya menghas lkan uang,
sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, serta tidak mengharap pemberian
orang.
9. Wawasan persiapan karir , mengangkut masalah pemahaman jenis pekerjaan.
Kesungguhan belajar, upaya memahami keahlian serta perencanaan karir).
10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya, mengangkut masalah pemahaman
tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, serta kemampuan
hubungan sos al.
11. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Untuk mur d MI/SD
belum d bahas masalah-masalah yang tercakup dalam po n n
Has l penel t an Pray tno d Padang (Ded Supr ad , 1997) mengungkapkan masalah-
I. Mur d-mur d SD PPSP IKIP Padang – ket ka tu – dengan sampel 220 kelas IV dan
kelas V.
II. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (d lakukan
tahun 1981).
III. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 mur d.
Sepuluh masalah utama yang d hadap mur d-mur d SD d Kodya Padang dapa d l hat
pada tabel ber kut :
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berb cara d muka kelas 30 40 40
3 Khawat r t nggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesul tan berh tung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Ser ng sak t 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54
Mur d-mur d sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah tersebut tidak
selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan
memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran.
RANGKUMAN
1. Bimbingan dan konseling pribadi sosial mempunyai tujuan khusus untuk
mengembangkan kemampuan s swa untuk mengenal d r nya serta menyesua kan
dengan l ngkungannnya.
2. Standar kompetens kemand r an mur d MI/SD yang d kemukakan oleh ABKIN,
mel put : landasan h dup rel g us, landasan per laku et s, kematangan emos onal,
kematangan intelektual, kesadaran dan tanggung jawab sosial, peran sosial sebagai
pr a atau wan ta (kesadaran gender), pener maan d r dan pengembangannnya,
kemand r an per laku ekonom s (per laku kew rausahaan, wawasan pers apan kar r,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta pers apan d r untuk pern kahan
dan h dup berkeluarga.
3. Ragam masalah pr bad mel put : ketakwaan kepada Alloh SWT, peroleh s stem n la ,
kemand r an emos onal, pengembangan keteramp lan ntelektua, serta mener ma d r
dan mengembangkannya secara ekeft f. Ragam masalah sos al mel put : berper laku
sosial yang bertanggung jawab, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, setya mempers apkan pern kahan dan h dup berkeluarga.
1. Pa Amin, guru kelas V mengajak para siswanya untuk menyantuni anak yatim piatu di
panti asuhan Melati. Kegiatan tersebut untuk mencapai tujuan :
a. Memiliki rasa tanggung jawab
b. Bers kap respek terhadap orang la n
c. Mem l k s kap yang pos t f
d. T dak melecehkan martabat orang la n
7. Anda tentu mas h ngat dengan Kasus Heryanto dengan percobaan bunuh d r karena
malu dengan teman-teman sekelasnya pada saat d tag h uang keteramp lan oleh
gurunya d depan kelas. Tanggapan Anda terhadap kasus tersebut adalah :
a. Heryanto mur d yang mudah putus asa
b. Guru sudah menagih berkali-kali tetapi Heryanto tidak mau membayar
c. Guru tidak menggunakan pendekatan bimbingan dalam mendekati muridnya
yang bermasalah
d. Heryanto mur d yang mengalam masalah pr bad -sos al
8. Bagus mur d kelas III, apab la st rahat selalu d am send r an d kelas, t dak pernah
terl hat kut ma n d halaman sekolah. Bagus mengalam masalah :
a. Belum matang untuk bergaul dengan teman sebaya
b. Malu untuk bergaul dengan lawan jenis
c. T dak senang berma n karena suka d kr t k sebaga anak yang kuper
d. Kurang memaham et ka/ tata krama pergaulan
9. Masalah pers apan d r untuk pern kahan dan h dup berkeluarga belum d bahasa d
MI/SD, alasannya adalah :
a. Mur d MI/SD mas h termasuk ke dalam fase perkembangan anak-anak.
b. Belum termasuk ke dalam tugas perkembangan mur d MI/SD
c. Masalah tersebut mas h tabu untuk d b carakan
d. Mur d MI/SD mas h lama men kah
10. Berdasarkan has l penel t an Ded Supr ad masalah pr bad sos al yang d alam mur d
SD d d Padang adalah :
a. Takut berb cara d depan kelas
b. Khawat r t nggal kelas
c. Pemalu
d. Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan
RUMUS
10
90 % - 100% : ba k sekal
80 % - 89% : ba k
70% - 79 % : cukup
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
a. Harga d r (self-esteem)
b. Mot vas berprestas
c. Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan, dan membuat
perencanaan (belajar, pendidikan).
d. Keteramp lan pemecahan masalah
e. Keefekt van dalam hubungan antar pr bad
f. Keteramp lan berkomun kas
g. Keefekt van dalam memaham l ntas budaya
h. Perilaku yang bertanggung jawab.
a. Kehad ran
b. S kap dan per laku terhadap sekolah
c. Hubungan dengan teman sebaya
d. Penyesua an d sekolah baru
e. Isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian
traumat k.
Sedangkan top k-top k yang berka tan dengan masalah pr bad adalah:
a. Kemat an anggota keluarga atau teman
b. Masalah percera an
c. Masalah keluarga, dan
d. Masalah seksual
Layanan respons f bers fat prevent f dan remed al. Prevent f dengan member kan
Tekn k pember an layanan berupa konsultas nd v dual atau mur d dalam kelompok
kecil, mengamati murid untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan
orang tua, bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program
atau spes al s la n, melakukan koord nas dengan ahl la n, dan melakukan pengawasan
terhadap kemajuan murid. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan
oleh fas l tator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan b mb ngan untuk
merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesa an masalah kelompok anak
tertentu sepert masalah persa ngan atau stress d kalangan mur d berbakat.
1. Konseling Individual.
Konsel ng nd v dual adalah merupakan bantuan yang s fatnya terapeut k yang
d arahkan untuk mengubah s kap dan per laku mur d. Konsel ng d laksanakan melalu
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada murid yang normal,
bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial.
Dalam konsel ng terdapat hubungan yang akrab dan d nam s. Mur d merasa d ter ma
dan d mengert oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor mener ma mur d secara
2. Konsultasi.
Konsultas merupakan salah satu tekn k b mb ngan yang pent ng sebab banyak
masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultas dalam pengert an umum d pandang sebaga nas hat dar seorang
profes onal.
Brown dkk. menegaskan bahwa konsultas tu bukan konsel ng atau ps koterap sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara
t dak langsung melayan mur d melalu bantuan yang d ber kan orang la n.
3. Nasihat.
Nas hat merupakan salah satu tekn k b mb ngan yang dapat d ber kan oleh guru.
Pember an nas hat hendaknya memperhat kan hal-hal sebaga ber kut :
a. Berdasarkan masalah atau kesul tan yang d hadap oleh mur d.
b. D awal dengan mengh mpun data yang berka tan dengan masalah yang
d hadap .
c. Nas hat yang d ber kan bers fat alternat f yang dapat d p l h oleh mur d, d serta
kemungk nan keberhas lan dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan d serahkan kepada mur d, alternat f mana yang akan
d amb l, serta
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
d amb lnya.
4. Bimbingan kelompok.
B mb ngan kelompok merupakan bantuan terhadap mur d yang d laksanakan dalam
s tuas kelompok. B mb ngan kelompok d maksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesul tan pada d r mur d. Is keg atan b mb ngan kelompok terd r atas
penyampa an nformas ataupun akt v tas kelompok yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Pember an nformas banyak menggunakan alat-alat dan med a pend d kan, sepert
OHP, kaset audio-video, film, buletin, brosur, majalah, buku dan lain-lain. Kadang-kadang
konselor mendatangkan ahl tertentu untuk member kan ceramah ( nformas ) tentang
hal-hal tertentu.
5. Konseling kelompok.
Konsel ng kelompok merupakan upaya bantuan kepada mur d dalam rangka
member kan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Sela n bers fat
pencegahan, konsel ng kelompok dapat pula bers fat penyembuhan.
Konsel ng kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada mur d dalam suasana
kelompok yang bers fat pencegahan dan penyembuhan, dan d arahkan kepada pember an
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konsel ng kelompok
bers fat pencegahan, dalam art bahwa mur d yang bersangkutan mempunya kemampuan
untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik
lemah dalam keh dupannya seh ngga mengganggu kelancaran berkomun kas dengan
orang la n. Konsel ng kelompok bers fat pember an kemudahan dalam pertumbuhan
dan perkembangan mur d, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan
member kan dorongan kepada mur d- mur d yang bersangkutan untuk mengubah d r nya
selaras dengan m natnya send r . Dalam hal n , nd v du- nd v du tersebut d dorong
untuk melakukan t ndakan yang selaras dengan kemampuannya semaks mal mungk n
melalui perilaku perwujudan diri.
Konsel ng kelompok adalah suatu proses antarpr bad yang d nam s yang terpusat
pada pem k ran dan per laku yang sadar dan mel batkan fungs -fungs terap sepert s fat
perm s f, or entas pada kenyataan, katars s, sal ng mempercaya , sal ng memperlakukan
dengan mesra, sal ng pengert an, sal ng mempercaya , sal ng mener ma dan sal ng
mendukung. Fungs -fungs terap tu d c ptakan dan d kembangkan dalam suatu kelompok
kec l melalu cara sal ng mempedul kan d antara peserta konsel ng kelompok. Kl en-kl en
dalam konsel ng kelompok pada dasarnya adalah mur d-mur d normal yang mem l k
berbaga kepedul an dan persoalan yang t dak memerlukan perubahan kepr bad an
dalam penanganannya. Kl en dalam konsel ng kelompok dapat menggunakan nteraks
dalam kelompok untuk men ngkatkan pemahaman dan pener maan terhadap n la -n la dan
tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan per
laku tertentu.
6. Pengajaran Remedial.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu
s tuas yang memungk nkan mur d atau kelompok mur d tertentu leb h mampu
mengembangkan d r nya seopt mal mungk n seh ngga dapat memeluh kr ter a
keberhas lan m n mal yang d harapkan, dengan melalu suatu proses nteraks yang
tertencana, terorgan sas , terarah, terkoord nas , terkontrol dengan leb h memperhat kan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok mur
d yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan l ngkungannya (Ab n Syamsudd n
Makmun, 1998 : 228).
Strategi dan teknik pengajaran dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan
pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah
program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada
murid tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang
akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
d agnost k yang d lakukan guru selama berlangsung PBM.
Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh
guru selama mengajar. Keberhasilan belajar murid akan lebih memadai apabila guru
menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rochman, l988 : 43). Penerapan peran
bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam
bentuk membimbing murid menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing
murid dalam mencapai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.
Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari
pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi murid yang sedang belajar. Guru akan
Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah
b. Tec pta kl m kelas yang perm s f, bebas dar ketegangan dan menempatkan mur d
sebagai subjek pengajaran.
c. Adanya arahan/ orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam bidang
studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
d. Mener ma dan memperlakukan mur d sebaga nd v du yang mempunya harga d r
dengan memaham kekurangan, keleb han dan masalah-masalahnya.
e. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan mur d.
f. Memb na hubungan yang dekat dengan mur d, mener ma mur d yang akan
berkonsultas dan mem nta bantuan.
g. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan,
kelemahan, keb asaan dan kesul tan yang d hadap nya terutama dalam hubungannya
dengan bidang studi yang diajarkannya.
h. Member kan bantuan kepada mur d yang menghadap kesul tan, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
i. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/ karir.
j. Memberikan bimbingan kelompok di kelas.
k. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
l. Member kan layanan perba kan bag mur d yang memerlukannya.
m. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh
LATIHAN
1. Coba Anda buat sebuah rancangan di kelas yang Anda ajar berdasarkan hasil
pengamatan Anda tentang karakter st k permasalahan mur d (layanan b mb ngan
dasar, layanan respons f, perencanaan nd v dual dan dukungan s stem).
2. Coba Anda p l h satu permasalahan yang pal ng perlu untuk mendapatkan b mb ngan
kemud an s lahkan Anda p l h salah satu tekn k/ strateg b mb ngan. Ura kan
baga mana anda melaksanakannya.
RANGKUMAN
1. Struktur program b mb ngan perkembangan yang komprehens f ya tu : layanan
b mb ngan dasar, layanan respons f, perencanaan nd v dual dan dukungan s stem.
2. Tekn k/ strateg b mb ngan : konsel ng nd v dual, konsultas , nas hat, b mb ngan
kelompok, konseling kelompok, pengajaran remedial, mengajar dengan nuansa
b mb ngan.
8. Ber kut n merupakan karakter st k tekn k b mb ngan yang dapat d gunakan untuk
membantu perkembangan nd v du.
1) Kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar
2) Proses keg atannya leb h bers fat emos onal.
3) Keg atan yang secara t dak langsung melayan s swa melalu bantuan orang la n.
4) Rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar.
Yang merupakan karakteristik teknik pengajaran remedial adalah….
a. 1 dan 3.
b. 2 dan 3.
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemud an gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
RUMUS
Apab la t ngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau leb h, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bag an yang belum Anda kuasa .
TES FORMATIF 1
1. B
2. D
3. C
4. A
5. C
6. A
7. D
8. B
9. A
10. C
TES FORMATIF 2
1. B
2. C
3. A
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. B
10. D
TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. C
5. D
6. C
7. D
8. C
9. C
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar. Pembahasan akan difokuskan pada pengertian belajar
dan tujuan bimbingan belajar di SD, jenis-jenis dan identifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami masalah belajar, serta faktor penyebab terjadinya masalah
belajar dan upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
ber kut :
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terleb h dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bag an yang Anda anggap pent ng.
Peserta d d k datang ke sekolah dengan harapan agar dapat meng kut pend d kan
atau pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah
yang mereka hadap , ba k yang bersumber dar ketegangan karena tugas-tugas yang
diberikan, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya
tetap t dak mampu, persa ngan dengan teman, kemampuan dasar ntelektual yang
kurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang
ramah, dan la n-la n. Masalah-masalah tersebut t dak selalu dapat d selesa kan dalam
situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasi proses pembelajaran.
Peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di MI/SD, selain mengajar juga perlu
memperhat kan keragaman karakter st k per laku peserta d d k sebaga dasar penentuan
jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok.
1. Pengertian Belajar
Ilustrasi di atas, apabila dianalisis lebih mendalam menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan per laku pada d r Don . Perubahan per laku tersebut mel put :
Mengapa pada diri Doni terjadi perubahan perilaku ketika ia beljar ? Karena Doni telah
melakukan nteraks secara ba k dengan l ngkungan. Proses perubahan per laku yang d
capa nd v du melalu nteraks dengan l ngkngannya tulah yang d sebut dengan belajar.
Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada ada-tidaknya perubahan perilaku pada diri pelajar. Pengertian belajar di
antaranya dikemukakan oleh M. Surya (1986) sebagai berikut : belajar adalah suatu proses
usaha yang d lakukan nd v du untuk memperoleh suatu perubahan t ngkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebaga has l dar pengalaman nd v du tu send r dalam
nteraks nya dengan l ngkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan
pola-pola respon baru terhadap l ngkungan, yang berupa keteramp lan-keteramp lan,
s kap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apres as dan sebaga nya.
4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai
Dalam proses belajar selalu ada tenaga pendorong dan ada tujuan yang akan dicapai,
dan belajar juga merupakan salah satu cara individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya seorang peserta didik belajar komputer karena didorong oleh kebutuhan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus dikerjakan dengan komputer.
Dengan demikian besarnya dorongan yang dirasakan individu dan makin jelas tujuan yang
akan dicapai, maka makin besar pula usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar.
La n halnya dengan M ng teman sekelas Don , pada saat membuat pesawat terbang
dari kertas, ia banyak mengalami kekeliruan di samping menunjukkan ketidakmampuan
pada saat mempelajari buku petunjuk tentang cara melipat, juga tidak ada keseriusan
dalam menekuninya serta menunjukkan adanya sikap yang tidak senang, sehingga ia tidak
dapat menyelesa kan tugasnya dengan ba k. Akh rnya dengan bantuan dan b mb ngan
guru kelasnya Miing baru mau mengerjakannya meskipun tidak bisa langsung selesai tepat
pada waktunya.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik dapat mencapai tujuan
atau sasaran belajar dengan cepat dan tepat. Peserta didik seperti Miing perlu
memperoleh bantuan dan layanan khusus yang terencana. Bantuan tersebut d namakan
bimbingan belajar.
a. Mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas,
mengembangkan keteramp lan, serta dalam bers kap terhadap guru.
b. Menumbuhkan-kembangkan disiplin belajar dan keterampilan belajar, baik secara
a. Tujuan yang sesuai dengan rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang
d dasarkan pada penggunaan criterion referenced evaluation (CRE) atau pen la an
acuan patokan (PAP), maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
ber kut.
1) Peserta didik yang benar-benar dapat dinilai sebagai menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasi belajarnya yang tinggi atau berada di atas
batas lulus (qualified students).
2) Peserta didik yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran seperti yang
ditunjukkan oleh angka prestasi belajar nya yang sedang (relatively qualified
students).
3) Peserta didik dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasi belajarnya yang berada dibawah ukuran
batas lulus (unqualified students).
b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) peserta didik itu sendiri untuk belajar dalam
bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai ber kut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (overachievers atau peserta d d k
sukses).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya memang sesuai dengan apa yang
diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya (estimated, predicted atau
c. Berdasarkan waktu yang ditetapkan (time allowed) untuk menyelesa kan sesuatu
program belajar, maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai berikut.
1) Peserta didik yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut (rapid
learners atau peserta d d k cepat).
2) Peserta didik yang dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan memang tepat
sesua dengan waktu yang telah d alokas kan (normal learners atau peserta d d k
normal).
3) Yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan berdasarkan
waktu yang telah d tetapkan (slow learners atau peserta d d k lambat).
d. Dengan menggunakan norm referenced evaluation (NRE) atau pen la an acuan norma
(PAN), dalam hal n prestas seorang peserta d d k d band ngkan dengan prestas
peserta d d k la nnya (ba k temannya sekelompok d tempat yang sama maupun d
tempat la n), maka akan d temukan kategor sas peserta d d k sebaga ber kut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (higher groups atau peserta d d k unggul).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu di sekitar rata-rata (mean) dar
kelompoknya (averages atau peserta d d k papak).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata
prestas kelompoknya (lower-groups atau peserta d d k asor).
Dari kriteria keberhasilan belajar peserta didik di atas, hendaknya guru memperoleh
gambaran tentang peserta d d k yang termasuk kepada kelompok syarat berhas l (na k
kelas atau lulus), cukup berhasil, dan kelompok yang tidak berhasil di dalam belajarnya.
Kelompok peserta didik yang tidak atau belum berhasil dalam belajarnya itu perlu
mendapatkan pelayanan bimbingan belajar, sebelum pada akhirnya diputuskan harus
mengulang program pelajaran kelas yang sama atau tidak naik kelas, harus dikeluarkan
dar sekolah atau drop out. Dengan dem k an, guru d harapkan berupaya dan leb h
teramp l dalam menangan peserta d d k-peserta d d k, khususnya bag mereka yang
benar-benar memerlukan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya sehari-hari,
ya tu :
1) Peserta didik yang tidak atau belum menguasai pelajaran angka nilai prestasi
belajarnya yang berada dibawah ukuran batas lulus (unqualified students).
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan t ngkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga has l dar pengalaman
nd v du tu send r dalam nteraks nya dengan l ngkungan. Perubahan tersebut akan
nampak dalam penguasaan pola-pola respons baru terhadap l ngkungan, yang berupa
keteramp lan-keteramp lan, s kap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apres as
dan sebaga nya.
2. Bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta
didik) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar,
sehingga setelah melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Peserta didik-peserta didik yang bemasalah dalam belajar dapat diidentifikasi melalui
keberhasilan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu yang ditetapkan, dan
kemampuan kelompok.
1. Pengertian belajar banyak diungkapkan oleh beberapa ahl . Akan tetap , pada dasarnya
inti dari belajar adalah…
A. perubahan fisik;
B. perubahan per laku;
C. perubahan pengalaman;
D. perubahan kematangan.
3. Kesiapan organ fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya
d sebut…
A. per laku nst nkt f;
B. per laku keadaan sementara;
C. kematangan;
D. kesiapan fisik.
4. Tom berhas l terp l h sebaga peserta d d k teladan d t ngkat Kota. Prestas tersbeut
memang layak d sandang Tom karena d a merupakan peserta d d k yang memang
benar-benar menguasai pelajaran dan selalu mendapat nilai yang tinggi. Melihat hal
tersebut, Tom termasuk …
A. peserta d d k sukses (over achievers);
B. peserta d d k unggul (qualiafied students);
C. peserta d d k Cepat (rapid learner);
D. peserta didik wajar (estimated).
5. Yang tidak termasuk ciri perubahan yang merupakan perilaku hasil belajar adalah…
A. perubahan tu pos t f;
B. perubahan tu d sadar ;
C. perubahan tu efekt f;
D. perubahan tu kebetulan.
6. D kelas, Melly dan Ranum merupakan peserta d d k yang senant asa t dak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau pelajarannya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Mel hat hal tersebut, Melly dan Ranum termasuk peserta d d k…
A. peserta d d k gagal (under achievers);
8. Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar peserta didik, maka guru seyogyanya
melakukan hal ber kut n , ya tu…
A. melakukan evaluas ;
B. melakukan d agnos s;
C. melakukan identifikasi masalah;
D. melakukan b mb ngan.
10. Pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif
sempurna d sebut…
A. per laku keadaan sementara;
B. per laku nst nkt f;
C. per laku manus aw ;
D. perilaku ajeg.
RUMUS
10
Has l penel t an Pray tno d Padang (Ded Supr ad , 1997) mengungkapkan masalah-
masalah yang dihadapi peserta didik-peserta didik SD. Sejumlah 50 item atau jenis
masalah, terdapat sepuluh masalah utama yang d hadap peserta d d k-peserta d d k SD
d Kota Padang, dar sebanyak t ga kelompok peserta d d k yang d tel t , ya tu :
Tabel 1
SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK-PESERTA DIDIK SD
DI KOTA PADANG
(dalam %)
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berb cara d muka kelas 30 40 40
3 Khawat r t nggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesul tan berh tung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Ser ng sak t 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54
Dengan memperhatikan sikap dan kebiasaan belajar peserta didik akan dapat diketahui
bahwa peserta didik-peserta didik yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai
dan perlu terus d pertahanan serta peserta d d k-peserta d d k yang memerlukan bantuan
khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya yang baik.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
1. Deskripsikan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik SD.
2. Dengan cara apa Anda dapat mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar !
RANGKUMAN
1. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan
menghambat proses belajar, baik dari dirinya maupun lingkungannya.
2. Jenis-jenis masalah belajar di MI/SD berupa keterlambatan akademik, keterlambatan
dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, sikap dan
kebiasaan yag buruk dalam belajar, sering tidak sekolah, dan lain-lain.
3. Identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar.
2. Dibawah ini ada beberapa tes yang dapat mengidentifikasi peserta didik yang
mengalami masalah belajar, diantaranya:
1) tes hasil belajar
2) tes kesehatan
3) tes kemampuan dasar
4) skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar
dari option di atas, jawaban yang tepat adalah….
a. 1,2,3
a. 1,3,4
b. 2,3,4
c. 1,2,4
4. Keadaan peserta d d k yang d perk rakan mem l k ntelegens yang t ngg , tetap t
dak dapat memanfaatkannya secara opt mal, termasuk ke dalam kelompok peserta d
d k yang mengalam …
a. Keterlambatan akadem k
b. Sangat lambat dalam belajar
c. Keterlambatan dalam belajar
d. Kurang motivasi dalam belajar
5. Berikut ini merupakan contoh masalah belajar yang dialami oleh peserta didik :
1) R na sudah lama t dak sekolah karena mender ta sak t keras.
2) Drian lebih memilih bolos, daripada harus belajar matematika di jam terakhir.
3) Deri sering terlambat datang ke sekolah karena letak rumahnya jauh dari
sekolah
6. Setiap peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang
disajikan. Hal ini merupakan asumsi dari….
a. Learning fun
b. Basic learning
c. Kebiasaan belajar
d. Mastery learning
8. Alat yang dapat mengungkapkan derajat sikap peserta didik terhadap guru dan sikap
peserta didik dalam menerima pelajaran adalah…
a. Skala pen la an.
b. Skala s kap.
c. Catatan Anekdot.
d. Angket.
9. Berdasarkan tes hasil belajar, bila seorang anak digolongkan sebagai peserta didik yang
sangat cepat dalam belajar, maka jenis bantuan yang patut didapatkan oleh peserta d
d k tersebut adalah…
a. Mendapatkan pengajaran remedial.
b. Mendapatkan pelajaran tambahan.
c. Mendapatkan bantuan khusus.
d. T dak mendapatkan bantuan apapun.
10. Peserta d d k d katakan gagal kalau yang bersangkutan t dak berhas l mencapa
tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya, dapat digolongkan ke dalam….
a. Pengulang/repeaters
RUMUS
Pertama, masalah belajar yang sama dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan.
Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang peserta didik atau lebih, belum
tentu d sebabkan oleh faktor yang sama. M salnya : Tut dan An adalah peserta d d k
kelas III, t dak mampu membaca dengan ba k dan benar seluruh bacaan yang d ber kan
gurunya. Tut d sebabkan mender ta gangguan pengl hatan, sedangkan An cenderung
d sebabkan t dak menguasa tata bahasa yang benar. Dalam kasus n kedua-duanya sama
mengalami masalah belajar dalam ”membaca”, tetapi faktor penyebabnya berlainan.
Kedua, dar sebab yang sama dapat t mbul masalah yang berla nan. Ser ngkal suatu
kond s yang sama d m l k oleh beberapa orang peserta d d k, namun men mbulkan
masalah-masalah yang berla nan pada mas ng-mas ng nd v du. M salnya : Soleh dan Tono
peserta d d k kelas VI, sama-sama berasal dar l ngkungan keluarga ekonom rendah.
Pengaruh dar keadaan tersebut, bag Soleh mempunya dampak yang pos t f karena set ap
mengikuti pelajaran di kelas, selalu menunjukkan perhatian, sikap dan disiplin belajar
yang tinggi. Ia pun menunjukkan perilaku yang tidak banyak membuang-buang waktu
untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Prestasi belajarnya termasuk kepada kelompok
Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang peserta
didik tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang
sal ng berhubungan antara satu dengan yang la n. M salnya : Marn seorang peserta d d k
kelas V, memiliki kelainan fisik. Kondisi yang dimilikinya itu menimbulkan tanggapan
dari orang-orang lain (terutama teman sekelasnya), sehingga bagi Marni menjadi rasa
rendah d r . Dar rasa rendah d r tu, cenderung dapat menyebabkan Marn mengalam
masalah belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik
d kelompokkan ke dalam dua kategor , ya tu :
4) Kelemahan-kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan dan s kap-s kap yang salah,
antara la n :
a) Tidak menentu dan kurang menaruh perhatian terhadap pekerjaan-pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah.
b) Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah, menolak atau malas belajar.
c) Kurang mem l k keberan an, gagal atau kurang mampu untuk berusaha
memusatkan perhat an.
d) Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab.
e) Malas dan tidak bernafsu/bersemangat untuk belajar.
f) Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
g) Nervous/cemas dalam belajar.
5) T dak mem l k keteramp lan-keteramp lan dan pengetahuan dasar yang d perlukan,
sepert :
a) Ket dakmampuan membaca, berh tung, kurang menguasa pengetahuan dasar
untuk suatu b dang stud yang sedang d kut nya secara sekuens al (men ngkat
dan berurutan).
b) Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.
a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau memperbaiki yang membuat proses pemebelajaran
menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pembelajaran
yang d maksudkan untuk menyembuhkan atau memperba k ba k proses maupun
hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan dapat dilakukan
kepada perseorangan atau sekelompok peserta didik yang menghadapi masalah belajar,
sehingga mampu memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Melalui
pengajaran perbaikan tersebut, peserta didik akan terbantu dalam memperbaiki proses
belajarnya, sehingga berdampak pada perubahan/perbaikan hasil belajarnya.
b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajarnya.
Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar
sebelumnya. Peserta didik yang cepat dalam belajar, hampir selalu dapat mengerjakan
tugas-tugas leb h cepat d band ngkan dengan teman-teman sekelasnya dalam waktu
yang d tetapkan.
D samp ng dengan cara bantuan d atas terdapat beberapa cara yang la n yang dapat
dilakukan guru untuk menumbuhkan-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
ba k adalah :
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, s lahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Masalah belajar peserta didik cenderung kompleks karena masalah belajar yang
sama dapat t mbul oleh berbaga sebab yang berla nan, sebab yang sama dapat
menimbulkan masalah yang berlainan, serta sebab-sebab masalah belajar dapat
sal ng berhubungan antara yang satu dengan yang la n.
2. Sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik-peserta didik: faktor
internal (gangguan secara fisik, ketidakseimbangnya mental, kelemahan emosional,
keb asaan yang salah) dan faktor eksternal (sekolah, keluarga).
1. Yang tidak termasuk faktor-faktor internal penyebab timbulnya masalah belajar pada
peserta d d k ya tu…
a. Gangguan secara fisik.
b. Kelemahan secara mater .
c. Kelemahan secara emos onal.
d. Kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan dan s kap yang salah.
3. Kekecewaan dirasakan oleh Ical dan Ardi yang gagal menjadi peserta didik teladan di
tingkat Kota. Sejak kegagalan tersebut, Ical berubah menjadi peserta didik yang malas
belajar, bersikap acuh terhadap guru dan sering terlambat ke sekolah. Sedangkan
Ardi masih seperti dulu bahkan terlihat lebih rajin bertanya dan membaca. Masalah
belajar yang dialami oleh Ical dan Ardi termasuk….
a. Masalah belajar yang timbul oleh sebab yang berlainan.
b. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah berlainan.
c. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah sama.
d. Masalah belajar dari sebab-sebab yang saling berhubungan satu dengan yang
la n.
4. Suatu bentuk upaya membantu peserta didik yang sangat cepat dalam belajar
d sebut…
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.
c. Pengajaran perbaikan.
d. Keg atan pengayaan.
6. Yang t dak termasuk upaya yang dapat d lakukan oleh guru dalam menumbuhkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah…
a. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
b. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal
tersebut.
c. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.
d. Membantu peserta didik untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik.
7. Semenjak pindah ke sekolah baru, Radya mengalami masalah dalam belajar dikarenakan
t mbulnya perasaan t dak aman serta kurang b sa menyesua kan d r dengan
l ngkungan baru. Masalah belajar yang dialami Radya disebabkan oleh…
a. Ket dakse mbangan mental.
b. Kelemahan secara mater .
c. Kelemahan secara emos onal.
d. Kelemahan yang d sebabkan oleh keb asaan yang salah.
9. Sebagai wali kelas empat, Pak Asep memiliki jadwal rutin yaitu memindahkan tempat
duduk dan membetulkan pos s duduk peserta d d k set ap satu bulan sekal . Keg atan
yang d lakukan oleh Pak Asep merupakan upaya yang d lakukan untuk….
a. Meningkatkan keterampilan belajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Men ngkatkan keg atan pengayaan.
10. Metode yang perlu dikuasai oleh peserta didik untuk dapat mempelajari buku
pelajaran efisien dan efektif yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson adalah…
a. Metode 3SQR
b. Metode S3QR
c. Metode SQR3
d. Metode SQR
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu t ngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.
RUMUS
10
TES FORMATIF 1
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. B
TES FORMATIF 2
1. C
2. B
3. C
4. A
5. B
6. D
7. B
8. B
9. B
10. A
TES FORMATIF 3
1. B
2. C
3. B
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. C
10. C
BIMBINGAN KARIR
PESERTA DIDIK MI/SD
PENDAHULUAN
Dalam era yang semakin maju, individu dihadapkan pada berbagai macam tantangan,
salah satunya adalah tantangan dari dunia pekerjaan yang semakin kompetitif. Melalui
pengenalan kar r kepada peserta d d k MI/SD, dapat mengarahkan dan menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman akan macam-macam kegiatan dan pekerjaan di lingkungannya.
Dengan demikian, guru MI/SD hendaknya memahami tentang sejarah bimbingan karir,
makna karir dan bimbingan karir, tujuan dan prinsip-prinsip bimbingan karir, matra dan
strateg b mb ngan kar r.
Untuk membantu anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 5 diorganisasikan menjadi
tiga kegiatan belajar yaitu:
Pembahasan pada bahan belajar mandiri 5 (BBM 5) ini akan diarahkan untuk mencapai
pemahaman terhadap sejarah inunculnya bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di MI/SD dan teknik bimbingan karir di MI/SD.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara leb h cermat dan penuh perhat an, dan b la perlu ber lah tanda khusus pada bag
an atau kata-kata kunc yang Anda anggap pent ng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap b la dengan d skus pun belum mendapatkan
pemahaman, seba knya d catat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutor al
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang d sarankan.
5. Buatlah kes mpulan dengan kata-kata Anda send r dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
7. Evaluasi hasil kegiatan belajar Anda dengan cara mencocokkan hasil tes dengan kimci
jawaban, kemudian hitunglah tingkat penguasaan Anda seperti yang dicontohkan.
Selama n Frank Parson d kenal sebaga tokoh dalam mer nt s b mb ngan kar r,
padahal 1000 tahun sebelum bel au mengemukakan gagasannya tu telah d temukan d
daerah Basra bahwa ada tokoh-tokoh Islam klas k yang mer nt s keg atan-keg atan yang
berka tan dengan t ga var abel dalam pengamb lan keputusan kar r. Oleh karena tu,
praktik-praktik mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah berlangsung
sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.
Hugo Munsterberg pada tahun 1912 telah menerb tkan Psychology Industrial Efficiency
d Jerman sebaga suatu penemuan pent ng dalam apl kas metode eksper mental
untuk mempelajari pemilihan jabatan dan para pekerja. Kemudian Lembaga Penelitian
Pendekatan yang pal ng dom nan alah Parson an yang memusatkan d r pada nd v du,
pekerjaan dan hubungan antara keduanya. Model ini disebut teori Trait and Factor yang
menekankan pada penggunaan tes dan informasi jabatan. Pandangan lain menganggap
bahwa masalah pem l han dan penyesua an kar r adalah masalah kepr bad an, hal n
yang banyak d anut oleh teor Client Centered. Sedangkan Behav or st k leb h menekankan
kepada ntervens dalam proses p l han kr r, yang menekankan pent ngnya keteramp lan
membuat keputusan karir dan tanggung jawab atas segala resiko dari putusannya itu.
Dalam praktiknya di lapangan, bimbingan karir telah dilaksanakan dan menjadi bagian
khusus dar program b mb ngan dan konsel ng terutama d MTs/SMP dan MA/SMA/
SMK. Sedangkan pada t ngkat MI/SD pelaksanaan b mb ngan dan konsel ng termasuk
d dalamnya b mb ngan kar r, mas h d laksanakan secara ter ntegras /terpadu dalam
pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas atau guru mata pelajaran. Kondisi seperti
n , d harapkan t dak mengurang makna pent ngnya layanan b mb ngan dan konsel ng
terutama b mb ngan kar r bag peserta d d k MI/SD. Hal n d dasar oleh asums bahwa
perkembangan karir individu itu berlangsung sepanjang hayat (Super, 1984 menyebutnya
sebaga life span career development) sejalan dengan proses perkembangan individu
2. Makna Karir
D masa lalu, term nolog kar r d padang oleh masyarakat awam sebaga sebuah st lah
yang eksklusif dan menjadi wacana di kalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang
jabatan struktural, bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor
b sn s, pemer ntahan dan b rokras kar r. Pemaknaan la n tentang kar r adalah pandangan
bahwa kar r dent k dengan kena kan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak
karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan struktural.
Perseps tentang ‘kar r’ sepert yang d paparkan d atas t dak sepenuhnya benar atau
seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak st lah yang sep ntas mem l k kesamaan
makna dengan kar r, m salnya task, position, job, occupation, vocation, avocation.
Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah
sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini,
Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa kar r dapat d def n s kan as the sequence of
major position occupied by a person throughout his, or her pre-occupational, occupational
and post-occupational life. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang
terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun.
Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, pekerja dan pensiunan
dapat d katakan sebaga kar r ? Itulah yang oleh Super (1976) d sebut bahwa
kar r leb h bers fat person oriented. Pos s tersebut dapat d pandang sebaga kar r,
bergantung pada pandangan seseorang mengena kar r dan perspekt f mana yang a
gunakan. Yang pal ng pent ng adalah baga mana kual tas nd v du berper laku pada
set ap pos s tersebut (Healy, 1982). Dengan asums n dapat d katakan bahwa kual tas
per laku pada pos s tersebut dapat d rasakan dan bermakna bag keh dupan nd v du
tu send r dan l ngkungannva. Secara umum b mb ngan kar r d art kan sebaga upaya
bantuan kepada nd v du untuk mendorong dan member kan kemudahan perkembangan
kar r dalam keh dupannya. Banatuan tersebut mencakup perencanaan kar r, pengamb lan
keputusan dan penyesuai pekerjaan.
Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi
mempunyai makna yang lebih luas daripada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui
pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi
Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan dan
hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang dan
merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan Mitchell, 1995)
menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang
sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir adalah jumlah total dari pengalaman
pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar,
akunt ng, dokter, atau sales.
Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah jumlah
total dar pengalaman h dup dan gaya h dup seseorang. Secara konseptual, kar r erat
kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir, bimbingan karir,
konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan jabatan. Dijelaskan lebih
lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan karir, dan konseling kar r
merupakan st ah- st lah yang sal ng berhubungan. Karena tu satu tanpa yang la n t
dak akan efekt f dan kurang bermakna. D maksudkan dengan pendidikan karir
adalah seluruh akt v tas dan pengalaman yang d rencanakan untuk meny apkan
seseorang dalam memasuki dunia kerja. Perkembangan karir merupakan aspek dar
totalitas perkembangan yang mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk,
masuk ke, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan konseling karir adalah
akt v tas yang d maksudkan untuk menst mulas dan memfas l tas perkembangan kar r
sepanjang hidupnya. Aktivitas tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir,
pengamb lan keputusan kar r, dan penyesua an kar r. Dengan dem k an, pend d kan kar r
akan menst mulas perkembangan kar r, sedangkan konsel ng kar r akan member kan
arah terhadap pend d kan dan perkembangan kar r.
Sukses kar r dapat pula d capa melalu pend d kan, hobby, profes , sos al-pr bad
dan rel g . Kar r mencakup seluruh aspek keh dupan nd v du ( Tohar . 1986:) ya tu
mel put : (1) peran h dup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan
warga masyarakat; (2) l ngkungan keh dupan (life-.setiings). sepert dalam keluarga.
lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan. dan (3) peristiwa
keh dupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas,
kehilangan peketjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.
Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan
jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan
mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes
konsepnya dengan real tas dan kepuasan bag d r nya dan masyarakat (Herr and
Cramer. 1979: 6). Atas dasar anal s s tu. Super (Tennyson, et. al., 1974: 146) menggant
konsep vocational choice menjadi vocational development.
Model okupas onal terutama menekankan pada adanya kesesua an antara bakat dan
minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan
dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep
diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.
“..B mb ngan kar r adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengert dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang
tersebut”.
Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu
sepert ber kut:
Dengan mencermat ura an d atas, dapat d s mpulkan bahwa b mb ngan kar r adalah
suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap nd v du agar dapat mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai
Selain gejala itu, individu seringkali dihadapkan pada permasalahan karir lainnya.
Beberapa ahli, di antaranya Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat
jenis yaitu; 1) no choice – nd v du t dak dapat mem l h atau merasa t dak ada p l han,
karena t dak mampu membedakan secara memada atas p l han kar r dan kom tmen
terhadap p l han tu, 2) uncertain choice – nd v du t dak merasa yak n atau b mbang atas
p l han kar rnya, 3) unwise choice – ket dakselarasan antara bakat atau m nat nd v du
dengan p l han kar rnya, dan 4) discrepancy – ket dakselarasan antara m nat dengan bakat
nd v du. D samp ng tu, mas h banyak lag permasalahan kar r yang perlu d cermat oleh
guru terutama dalam ka tannya dengan upaya membantu perencanaan kar r peserta
d d k.
Berdasarkan d mens perkembangan kar rnya, keh dupan manus a dapat d p lah
menjadi tiga episode yaitu; 1) the world of education, 2) the world of work, dan 3) the world
of retirement (Santamar a, 1991). Selama menempuh dun a pend d kan, nd v du berusaha
mengembangkan pengetahuan, keteramp lan, n la -n la , dan s kap yang dibutuhkan
nanti ketika bekerja, secara asumtif proses ini berlangsung sampai dengan usia 20 tahun.
Bekerja merupakan masa mengejawantahan seluruh pengalaman belajar yang d peroleh
d dun a pend d kan, dan proses n berlansung dar us a 20 – 60 tahun. Terakh r, masa pens
un merupakan fase terakh r dar keh dupan atau ‘final chapter of our life’.
Dalam konteks lain, individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur
pendidikan, pekerjaan, jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan
meraih sukses pada jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki
sejumlah kompetensi yang memadai, baik kompetensi pisik, pribadi, sosial, inteleksual,
moral dan sp r tual.
LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan Anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:
RANGKUMAN
B mb ngan kar r pertamakal d perkenalkan oleh Frank Parson pada tahun 1908,
walaupun terakh r d ketahu bahwa 1000 tahun sebelumnya d Basra telah ada tokoh-
tokoh klas k melakukan keg atan-keg atan bernuansa b mb ngan kar r.
Istilah karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang. Posisi yang diduduki bergantung pada
kual tas nd v du berper laku yang dapat d rasakan dan bermakna bag keh dupannya
send r dan l ngkungannva. Kar r merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui
serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena
adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/
kebahag aan d r dan l ngkungan. Kesuksesan nd v du dalam berkar r, akan tampak
pada ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasannya dalam bekerja.
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
nd v du dalam memecahkan masalah kar r, untuk memperoleh penyesua an d r
yang seba k-ba knya antara kemampuan dengan l ngkungan h dupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur pendidikan, pekerjaan,
jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan meraih sukses pada
jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki sejumlah kompetensi yang
memada , ba k kompetens p s k, pr bad , sos al, nteleksual, moral dan sp r tual.
5. Pos s yang d duduk seseorang dapat d pandang sebaga kar r, bergantung pada:
A. motivasi kerja yang ditunjukkan;
B. kual tas nd v du berper laku pada pos s tersebut;
C. kesenangan menduduk pos s tersebut;
D. perolehan penghas lan dar pos s nya tu.
10. Seseorang yang proses pencarian karirnya lebih variatif, termasuk jalur karir:
A. steady state; C. linear;
B. transitory; D. spiral.
RUMUS
10
1. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada.
2. Merencakan masa depan.
3. Membantu arah pekerjaan.
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.
5. Membantu mencapa c ta-c ta.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TK SD SMP SMA
Bagan 5.1
Kont num Perkembangan Kar r d l hat dar Kont num Perkembangan Pend d kan
(Sunaryo, 1998/1999)
Perkembangan kar r pada us a lah r sampa us a 14 tahun d sebut per ode fantas
(fantasy period) demikian disebut oleh Ginsberg, Axeirad dan Herma (Sunaryo,
1998/1999), sedangkan Super menyebut us a sampa 14 tahun adalah per ode tentat f.
Kedua pandangan ini sama menunjuk kepada penggunaan fantasi yang mendasari dan
mema nkan peranan kar r orang dewasa.
1. Jelaskan tujuan utama layanan bimbingan barir bagi peserta didik MI/SD !
2. Kemukakan pr ns p-pr ns p dasar layanan b mb ngan kar r d sekolah !
RANGKUMAN
Bimbingan karir bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan pemahaman
diri peserta didik, mengenal ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan halal,
mengembangkan keb asaan h dup yang pos t f. B mb ngan kar r erat ka tannya dengan t ga
layanan b mb ngan la nnya, karena kecakapan-kecakapan yang d kembangkan d dalam
bimbingan pribadi, sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan kar
r peserta d d k.
2. Berikut ini merupakan tujuan layanan bimbingan karir bagi peserta didik MI/SD,
kecual :
A. mengembangkan kesadaran akan ragam pekerjaan di lingkungan sekitarnya;
B. mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan yang baik dan halal;
C. mengembangkan keb asaan h dup sederhana;
D. mengembangkan keb asaan h dup yang pos t f.
3. B mb ngan kar r mem l k keterka tan yang erat dengan penyesua an d r peserta
d d k, karena dapat men mbulkan hal-hal ber kut, kecual :
A. membantu membebaskan ketegangan,
B. mengklar ftkas perasaan dan kesadaran d r ;
C. membantu mengembangkan perasaan kompeten;
D. rnemungk nkan menguasa aspek keh dupan ekonom .
4. Peserta d d k sadar atas kebutuhan, keleb han dan kelemahan d r send r , d sebut :
A. kesadaran d r ; C. kesadaran pend d kan;
C. kesadaran kar r; D. kesadaran ekonom .
RUMUS
10
KEGIATAN BELAJAR 3
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR
a. memaham dan men la d r nya, terutama yang menyangkut potens dasar (bakat,
m nat, s kap, kecakapan dan c ta-c ta).
b. menyadar dan memaham n la -n la yang ada pada d r dan masyarakatnya;
c. mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta
jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
d. menemukan dan dapat mengatas hambatan-hambatan yang d sebabkan oleh faktor
d r dan l ngkungannya; dan
e. merencanakan masa depan kar r d r nya.
Dalam makna strategi bimbingan karir di atas, sekaligus terkandung tujuan yang
akan d capa dan penempatan peserta d d k sebaga pelaku kar r. Dengan kata la n,
peserta d d k terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana, pen la an d r dan
lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal
(bag sesamanya) dan vert kal (untuk Tuhannya).
1. Strategi Instruksional
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan b mb ngan kar r yang d ntegras kan
atau dipadukan dalam pembelajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan
oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada
pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan fokus strategi,
walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat diperoleh ketepatgunaannya.
a. Strategi Substansial/Interpersonal
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan b mb ngan kar r melalu hubungan
nterpersonal (antara pemb mb ng dengan kl en). Strateg n laz m d pergunakan
oleh dosen pemb mb ng dalam bentuk wawancara konsel ng. Untuk mempergunakan
1) Teknik genogram
Ist lah genogram mula d populerkan oleh Rae W emers Ok sh (1987) dalam
tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling d muat dalam
Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara et molog s, genogram berart s
ls lah, ya tu gambar asal-usul keluarga kl en sebanyak t ga generas . Penggunaan tekn
k genogram d landas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang la n yang berart
(significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir.
Guru pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien. Pada
dasarnya penggunaan genogram n leb h merupakan tekn k awal untuk memasuk konsel
ng kar r, oleh karena tu pelaksanaannya pun bers fat nd v dual. Namun t dak menutup
kemungk nan, wawancara genogram dapat d pandang sebaga proses konsel ng kar r
manakala dalam wawancara tersebut konselor (dosen pemb mb ng) menerapkan pr ns
p-pr ns p dan tekn k-tekn k konsel ng yang terfokus pada pemecahan masalah kar r
kl en.
2) Konseling karir
Ada beberapa tekn k/pendekatan konsel ng kar r yang dapat d terapkan oleh guru
pemb mb ng. John Cr tes (1987) mengemukakan enam pendekatan konsel ng kar r,
ya tu : (1) trait and factor career counseling, (2) client-centered career counseling, (3)
psychodynamic career counseling, (4) developmental career counseling, (5) behavioral
career counseling, dan (6) comprehensive career counseling. Strateg n seyog anya
d laksanakan oleh guru pemb mb ng propfes onal atau konselor sekolah, yakn yang
berlatar belakang pen d kan khusus b dang b mb ngan dan konsel ng.
b. Strategi Permainan
Strateg n merupakan strateg alternat f penyelenggaraan b mb ngan kar r. Strateg n
berlangsungmelalui permainan, yang segaligus dalam setiap permainan dapatmenjangkau
beberapa matra sasaran. Perma nan adalah suatu perbuatan atau keg atan sukarela, yang
d lakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah d tetapkan, menurut
aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan
dalam d r nya send r , d serta oleh perasaan tegang dan gemb ra, dan kesadaran la n
daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebut menyiratkan
bahwa perma nan mem l k c r -c r khas yang membedakannya dengan keg atan dalam keh
dupan yang la n. C r -c r khas d maksud adalah : (1) perma nan adalah perbuatan yang bebas,
art nya perma nan dapat d tangguhkan atau d kesamp ngkan set ap saat; karena ia
dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa atau
yang sesungguhnya; a merupakan suatu perbuatan keluar dar sesungguhnya, dalam
suasana kegiatan yang sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan
d r dar keh dupan b asa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya a berc r kan
tertutup dan terbatas. Ia d ma nkan dalam batas-batas waktu dan tempat tertentu,
bermakna dan berlangsung dalam d r nya send r , d mula dan berakh r pada suatu saat
tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di
dalam ruang perma nan berlaku tata-tert b tersend r yang mutlak, oleh karena tu leb h
berc r kan menc ptakan ketert ban atau keteraturan, peny mpangan atas aturan tersebut
dapat merusak proses dan n la perma nan.
Berdasarkan matra sasaran bimbingan karir yang inklusif dengan tujuan yang ingin
dicapai, dapat dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (1) permaianan
Jen s perma nan proyeks d r merupakan perma nan yang berupaya meny ngkap
tab r atau selubung yang tersembuny d bal k ungkapan. Sebaga contoh: peserta d d k
diminta pendapatnya, bila mereka mendapatkan sejumlah uang, akan dipergunakan untuk
apa. D bal k pendapatnya tu ters mpul n la -n la d r yang mendasar pr or tas tindakan
penggunaan uang. Dapat juga dalam bentuk karangan kepada sahabat imajiner, dan atau
gambar/luk san keadaan d r .
Melalui strategi terpadu ini, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran sesuai
kurikulurn dengan materi bimbingan karir. Seperti pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas III ada pelajaran alat transportasi. Dengan menjelaskan cara membuat kalimat dari
alat transportas yang ada d darat, udara dan laut, guru dapat dengan metode tanya
jawab menanyakan tentang nama pekerjaan orang yang mengemudikan alat transportasi
tersebut. Sepert p lot untuk kapal terbang, mas n s untuk kereta ap , nahoda untuk kapal
laut, dan sopir untuk mobil. Dengan melalui tanya jawab juga guru dapat memgidentifikasi
tugas-tugas dari pekerjaan tadi dan syarat-syarat yang diharapkan dipenuhi kalau ingin
menjadi mereka. Dengan demikian diharapkan materi Bahasa Indonesia tersampaikan
dan bimbingan karir juga dapat dilaksanakan. Selain itu, ketika guru menyelenggarakan
pembelajaran sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir, sehingga proses
pembelajaran yang dikelolanya bernuasakan bimbingan karir.
c. Bacaan
Melalu membaca r wayat h dup orang-orang ternama yang berhas l dalam b dangnya
mas ng-mas ng, sepert BJ. Hab b , Thomas Alva Ed son, E nste n, dan banyak lag . Dengan
membaca surnber-sumber nformas la nnya tentang berbaga hal d harapkan peserta
didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, dan dengan membaca peserta didik
leb h kayak wawasan tentang berbaga hal.
d. Narasumber
Dengan mengunjungi nara sumber atau mengundang nara sumber untuk datang ke
sekolah, dan berdialog tentang dunia pekerjaan, diharapkan anak akan semakin luas
wawasannya tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan/profesi
seseorang dan usaha yang d lakukan untuk mencapa kar r tertentu.
f. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan, atau
cerita tentang kerja keras yang membuahkan hasil menggembiraka. Teknik bercerita akan
leb h menar k b la d pergunakan alat peraga atau panggung boneka. Cer ta akan leb h
menarik kalau diikuti dengan Tanya jawab berkisar tentang tokoh yang diceritakan.
g. Teknik Genogram
Teknik ini dapat digunakan oleh guru, terutama untuk mengidentifikasi aspirasi karir
yang berkembang pada peserta d d k MI/SD. Penerapan tekn k genogram d tempuh dalam
tiga tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi
kl en. Dalam pelaksanaannya, d sesua kan dengan karakter st k perkembangan peserta
d d k SD dan mater b mb ngan kar r yang seyog anya d kuasa nya.
Ket ka guru melaksanakan b mb ngan kar r, hendaknya selalu mengacu pada matra
mater b mb ngan kar r untuk MI/SD. Dalam Buku Pedoman B mb ngan dan Penyuluhan
d SD (1994), termuat s mater layanan b mb ngan kar r untuk kelas rendah (I, II, III)
yang mencakup :
Ismater layanan b mb ngan untuk peserta d d k kelas IV, V, dan VI terd r atas :
1) Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil.
2) Melat h peserta d d k menggambarkan keh dupan d masa yang akan dat ng.
3) Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita danpria.
4) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan.
5) Melat h peserta d d k membayangkan hal-hal yang akan d lakukan d masa yang akan
dat ng.
6) Memb mb ng peserta d d k mend skus kan tentang gaya h dup dan pengaruhnya.
7) Menjelaskan pengaruh nilai terhadap pengambilan keputusan.
8) Memb mb ng peserta d d k untuk memperk rakan bahwa meneladan tokoh panutan
dapat mempengaruh kar r.
9) Melatih peserta didik merencanakan pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya pada
masa dewasa nant .
10) Membimbing peserta didik berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang tua terhadap
keh dupan anak.
11) Melat h peserta d d k mel hat hubungan antara m nat dan kemampuan.
Dengan berbaga strateg dan tekn k yang ada dan mater yang bervar as , member
banyak peluang guru MI/SD dapat menyampa akan mater layanan b mb ngan kar r yang
d sesua kan dengan s tuas dan kond s yang ada, terutama secara terpadu dalam proses
pembelajaran yang dikelolanya.
LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:
RANGKUMAN
Strateg b mb ngan kar r adalah pola umum perbuatan pemb mb ng-kl en dalam
wujud hubungan bantuan. Sasaran strateg b mb ngan kar r mencakup: matra d r kl en
dengan segala karakteristik psiko-fisiknya; nilai-nilai (values) yang d yak n ; l ngkungan
efekt f; permasalahan yang d hadap ; perencanaan dan keputusan kar r secara tepat.
B mb ngan kar r d MI/SD dapat d laksanakan dengan strateg dan tekn k: terpadu
dalam kegiatan pembelajaran, aket imbingan karir, bacaan, narasumber, pengamatan
atau observas , cer ta, tekn k genogram, dan perma nan terpadu
2. Lingkungan efektif yang menjadi matra sasaran strategi dan teknik bimbingan karir
d maksudkan sebaga :
A. segala karakteristik psiko-fisiknya yang dimiliki seseorang;
B. de atau gagasan konseptual tentang keh dupan manus a;
C. faktor luar yang secara potens al berpengaruh terhadap d r kl en;
D. penghambat maupun pendukung keberhas lan h dup nd v du.
4. Penggunaan tekn k genogram d landas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang
la n yang berart terhadap nd v du dalam:
A. permahaman diri dan lingkungan kerja;
B. perencanaan dan pem l han kar r.
C. pengembangan potens dasar dalam berkar r;
D. mera h keberhas lan dalam berkar r.
6. Ber kut n merupakan c r -c r perma nan yang dapat d terapkan dalam pelaksanaan
b mb ngan kar r d MI/SD, kecual :
A. suatu perbuatan atau keg atan sukarela;
B. d lakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu;
7. Jen s perma nan yang berupaya mengungkapkan karakter st k, c r atau s fat-s fat d r
pr bad secara langsung, termasuk :
A. perma nan ekspres dan proyekn d r ;
B. perma nan p l han dan putusan n la ;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. d skus su dan aturan.
8. Peserta d d k melakukan perma nan untuk mem l h kawan berb ncang dalam suatu
perjamuan atau pertemuan, termasuk :
A. perma nan ekspres dan proyekn d r ;
B. perma nan p l han dan putusan n la ;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. d skus su dan aturan.
9. Tekn k-tekn k ber kut dapat membantu peserta d d k untuk mengena tokoh yang
berhas l dalam b dang kar r tertentu, kecual :
a. A. Bacaan; C. Narasumber;
b. B. Pengamatan D. Wawancara.
10. Pembelajaran tematik atau pengajaran unit merupakan model pembejaran terpadu
yang efekt f untuk melaksanakan b mb ngan kar r d MI/SD, karena:
A. membahas suatu unit pelajaran secara mendalam;
B. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan;
C. mengkaji suatu topik dari berbagai sudut pandang;
D. member pengalaman langsung kepada peserta d d k.
RUMUS
10
Tes Formatif 1
1. A
2. B
3. D
4. C
5. B
6. A
7. C
8. B
9. A
10. B
Tes Formatif 2
1. D
2. C
3. D
4. A
5. C
6. C
7. D
8. B
9. A
10. B
Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. D
7. A
8. B
9. B
10. C
MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD
PENDAHULUAN
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa tujuan pend
d kan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepr bad an, akhlak
mul a dan keteramp lan untuk h dup mand r serta meng kut pend d kan leb h lanjut.
Dalam KTSP ada lima kelompok mata pelajaran, materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangandiri.Dalam kegiatanpengembangandirimemiliki tujuanyaitu memberikan
kesempatan kepada peserta d d k untuk mengembangkan dan mengekspres kan d r
sesua dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan m nat set ap peserta d d k sesua
dengan kond s sekolah serta tuntutan l ngkungan h dup pesena d d k.
Program B mb ngan dan Konsel ng (BK) d MI/SD dalam KTSP sangat strateg s,
sehingga program ini perlu didukung oleh manajemen dan kelengkapan adminisirasi
secara memada .
TUJUAN
Setelah mempelajari materi tentang manajemen bimbingan dan koaseling di MI/SD,
d harapkan peserta d d k dapat:
Untuk membantu Anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 6 diorganisasikan menjadi
dua kegiatan belajar yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara leb h cermat dan penuh perhat an, dan b la perlu ber lah tanda khusus pada bag
an atau kata-kata kunc yang Anda anggap pent ng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap b la dengan d skus pun belum mendapatkan
pemahaman, seba knya d catat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutor al
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang d sarankan.
5. Buatlah kes mpulan dengan kata-kata Anda send r dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
2. Tujuan
Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk membantu semua peserta
d d k agar memperoleh perkembangan yang normal, mem l k mental yang sehat, dan
memperoleh dasar keteramp lan h dupnya; atau dengan kata la n membantu peserta
3. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam pelayanan dasar bimbingan, fokus
perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Semua n berka tan erat dengan upaya membantu peserta d d k mencapa tugas-tugas
perkembangannya, seh ngga peserta d d k d harapkan dapat memaham dan mener ma
d r , mengenal l ngkungan, memecahkan masalah, mem l k konsep d r yang adekuat,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta menjadi pribadi mandiri. Materi pelayanan
dasar d rumuskan dan d kemas atas dasar standar kompetens kemand r an peserta
d d k MI/SD
Beberapa contoh mater layanan dasar b mb ngan untuk peserta d d k MI/SD, ya tu:
2. Tujuan
Pelayanan renponsif bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang d alam nya, atau membantu peserta d d k
yang mengalam hambatan dan kegagalan dalam mencapa tugas-tugas perkembangannya.
Tujuan pelayanan ini dapat juga dikekakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-
masalah atau kepedul an pr bad peserta d d k yang muncul segera dan d rasakan pada saat
tu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah-masalah sos al-pr bad , kar r, dan atau masalah
pengembangan belajar-pendidikan.
3. Foku pengembangan
Fokus pelayanan ini berhubungan dengan masalah pribadi-sosial, belajar atau
pengembangan pend d kan, dan perencanaan kar r. Dengan dem k an, s layanan
responsif yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial; (2) bimbingan belajar, dan (3) bimbingan
kar r.
Pelayanan respons f leb h bers fat prevenl f, mesk pun dalam prakt knya dapat pula
menjadi bantuan penyembuhan atau kuratif. Proses pelayanan responsif dirancang
dengan menggunakan strateg relas nterpersonal, seh ngga berlangsung nteraks antar
pr bad yang bers fat membantu. Oleh karena tu, pelayanan n mem l k n la terapeut k
bag peserta d d k yang sedang mengalam masalah ps k s.
Olah karena tu, layanan perencanaan nd v dual ber s kan b dang layanan pr bad -
sosial, bidang pendidikan-belajar, dan bidang karir. Dengan terbantunya peserta didik
dalam memantau dan memaham pertumbuhan dan perkembangan d r nya send r ,
d harapkan a dapat merencanakan dan meng mplementas kan rencananya tu secara
2. Tujuan
Layanan perencanaan individual dirancang dengan tujuan untuk membantu peserta
d d k agar:
Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
untuk memfas l tas peserta d d k untuk merencanakan, memon tor, dan mengelola
rencana pend d kan, kar r, dan pengembangan pr bad -sos al oleh d r nya send r . Is
layanan perencanaan individual ini adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
d d k untuk memaham secara khusus tentang perkembangan d r nya send r . Dengan
demikian, meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta
d d k, namun pelayanan yang d ber kan leb h bers fat nd v dual karena d dasarka atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik.
3. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan nd v dual berka tan erat dengan pengembangan aspek
akadem k, kar r, dan pr bad -sos al. Secara r nc , cakupan fokus tersebut untuk mur d MI/
SD antara la n berkenaan dengan aspek :
a. akademik, meliputi menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar (calistung) yang baik-
efektif, memanfaatkan keterampilan belajar, memilih kursus atau pelajaran tambahan
yang tepat, memilih pendidikan lanjutan, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
belajar sepanjang hayat.
b. Karir, mel put memaham segala kekuatan dan kelemahan d r send r ,mengeksploras
lingkungan sekitar tempat tinggal, membiasakan diri bekerja dengan sebaik-baiknya,
berlat h membuat rencana keg atan dan pengamb lan keputusan secara tepat.
c. Pribadi-sosial, mel put pengembangan konsep d r yang pos t f dan keteramp lan
sos al yang efekt f, seh ngga dapat melakukan penyesua an terhadap d r send r dan
l ngkungan secara secara seras dan se mbang.
Keempat komponen pelayanan utama b mb ngan dan konsel ng sepert d ura kan d
atas, dalam mplementas nya d dukung oleh layanan-layanan yang la nnya, ya tu:
c. Layanan Penempatan
Layanan Penempatan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan
tempat atau penyaluran yang sesua dengan potens yang d m l k nya seh ngga dapat
mengembangkan d r nya secara opt mal. Perkembangan opt mal n akan dapat d capa
b lamana nd v du berada pada pos s yang sesua dengan karakter st k pr bad , bakat,
minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan kelanjutan dari
layanan or entas dan nformas n . J ka layanan or entas member kan nfomas secara
umum, seperti tentang cara-cara belajar yang efektif, belajar kelompok, menyalurkan
bakat dan m nat, sedangkan layanan penempatan leb h memperh tungkan alternat f
kemungk nan penempatan peserta d d k secara nd v dual, dengan melalu pengukuran
terhadap kemampuan, bakat dan m nat, serta kemungk nan-kemungk nan khusus la nnya.
Beberapa jenis layanan penempatan bagi peserta didik di MI/SD, yaitu :
d. Layanan konseling
Layanan n hanya dapat d selenggarakan oleh guru pemb mb ng profes onal, ya tu
guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan konseling. Layanan ini
dapat secara nd v dual maupun kelompok, bag peserta d d k yang mem l k masalah
pribadi. Tujuan layanan konseling adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memecahkan masalahnya send r . Layanan konsel ng ser ng d sebut merupakan keg atan
nt dar keseluruhan layanan b mb ngan, karena bantuan melalu konsel ng langsung
berkenaan dengan pr bad set ap peserta d d k.
e. Layanan referal
Referal atau al h tangan merupakan layanan dengan mel mpahkan masalah kepada
p hak yang leb h mampu dan berwenang. Layanan referal n d lakukan apab la masalah
yang d hadap peserta d d k d luar kemampuan atau kewenangan guru atau guru
pemb mb ng MI/SD. Menumt Surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus d perhat kan
dalam layanan referal, ya tu:
1) Referal harus d serta dengan data yang lengkap tentang peserta d d k dan masalah
yang d hadap nya.
2) Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referal.
3) Referal harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan, dan orang tua kalau
1. Ras onal
Ber s kan rumusan dasar pem k ran tentang pent ngnya b mb ngan dan konsel ng
dalam keseluruhan program madrasah/sekolah, yang mencakup konsep dasar yang
digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran atau implementasi
kur kulum, dampak perkembangan lmu pengetahuan dan sos al-budaya terhadap
keh dupan masyarakat, dan hal-hal la n yang relevan.
2. V s dan M s
Secara mendasar v s dan m s b mb ngan dan konsel ng perlu d rumuskan ulang ke
dalam fokus s , ya tu :
a. Visi : Membangun kl m madrasah/sekolah bag keberhas lan seluruh peserta
d d k.
b. Misi : Mamfas l tas seluruh peserta d d k memperoleh dan menguasa kompetens
d b dang akadem k, pr bad -sos al dan kar r berlandaskan pada tata keh dupan
et s-normat f dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Deskr ps Kebutuhan
Ber s kan rumusan has l pen la an kebutuhan (need assessment) peserta d d k dan
l ngkungannya ke dalam rumusan per laku-per laku yang d harapkan d kuasa peserta
d d k.
4. Tujuan
Berisikan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
d kuasa peserta d d k setelah memperoleh pelayanan b mb ngan dan konsel ng
secara terpadu dalam pembelajaran di kelas. Tujuan yang dirumuskan, hendaknya
mencakup t ga tataran, ya tu :
a. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan adan pemahaman peserta d d k
terhadap,perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai.
b. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
per laku atau kompetens baru sebaga bag an dar kemampuan d r nya.
c. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan
kompetens baru tu dalam t ndaklan nyata sehar -har .
5. Komponen Program
Program b mb ngan dan konsel ng d madrasan/sekolah mencakup:
Berdasarkan paparan d atas, ber kut n d tamp lkan contoh program b mb ngan
di MI/SD yang dalam implementasinya terintegrasi dalam proses pembelajaran yang
d selenggarakan oleh guru kelas.
Semester 2 Ket.
No Jen s Layanan B mb agan Semester 1
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
3 Penempatan/Penyaluran X
a. Kelas B asa X
b. Kelas Unggulan X
c. Tempat Duduk X
B mb ngan untuk
4 X X X X X X X X X X
pengembangan penguasaan
tugas-tugas perkembangan
Bimbingan Belajar
5
a. Diagnostik dan pengajaran ?
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Pelaksanaan
remed al
b. Pengayaan d sesua kan
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? dengan
6 Konsel ng kebutuhan
a. Peserta d d k yang
mengalam hambatan sos al ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pr bad
b. Peserta d d k yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pengembangan moral
c. Peserta d d k yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
perkembangan fisik
7 B mb ngan Kar r
b. Pengenalan L ngkungan X
Sekolah
c. Pers apan mem l h SLTP X X X
Dar program umum b mb ngan dan konsel ng d MI/SD sepert contoh d atas,
dijabarkan kembali menjadi program khusus di antaranya adalah:
RANGKUMAN
Struktur program b mb ngan d MI/SD terd r dar 4 komponen keg atan utama,
ya tu:
Keempat komponen layanan utama b mb ngan d atas perlu d dukung oleh layanan
yang la nnya, ya tu: l) pengumpulan data; 2) layanan or entas dan pember an nformas ;
3) layanan penempatan; 4) konseling; 5) referral, 6) evaluasi dan tindak lanjut. Program
bimbingan tidak akan berjalan dengan baik bilamana tidak didukung oleh organisasi dan
adm n stras b mb ngan memada .
5. Program b mb ngan dan konsel ng d MI/SD seba knya d organ sas kan sesua dengan
:
A. s tuas dan kond s sekolah setempat;
B. juklak atau juknis dari Dinas Pendidikan;
C. kebutuhan dan permasalahan peserta d d k;
D. visi, misi dan tujuan sekolah yang dicanangkan.
7. Berikut ini merupakan tujuan pelayanan dasar bimbingan bagi peserta didik, kecual :
A. mem l k kesadaran (pemahaman) tentang d r dan l ngkungannya;
B. mampu membuat rencana keg atan sesua dengan n la dan kebutuhannya;
C. mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya;
9. Keg atan-keg atan ber kut merupakan fokus pelayanan perencanaan nd v dual pada
aspek karir, kecual :
A. memaham segala kekuatan dan kelemahan d r send r ;
B. mengeksploras l ngkungan sek tar tempat t nggal
C. memupuk kebiasaan belajar yang efektif;
D. pengamb lan keputusan secara tepat.
RUMUS
Jumlah Jawaban Anda yang benar
10
b. Aspek Ketenagaan
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program b mb ngan dan konsel ng,
maka pada umumnya guru MI/SD mempunya tugas ganda, sebaga pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus d capa . Sebenarnya guru MI/SD sebaga guru kelas mem l k peluang-
kesempatan luas untuk memaham karakter st k set ap peserta d d k d kelasnya. Oleh
karena tu, guru MI/SD perlu mem l k pemahaman yang tepat dan keteramp lan yang
memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Pada akh rnya, guru MI/SD hendaknya dapat menerapkan layanan b mb ngan dalam
kegiatanpembelajaranyangdilaksanakandi kelas;atau gurumerancangdanmelaksanakan
proses pembelajaran yang bernuansakan bimbingan dan konseling di kelasnya.
Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan
bimbingan ke dalam proses pembelajarannya itu, seperti melalui pengelompokkan belajar,
diskusi kelompok, permainan terpadu, tugas kerja kelompok, pengajaran unit atau
pembelajaran tematik, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000) di SD
kelas rendah , dapat d terapkan layanan b mb ngan pr bad -so al melalu KBM, dengan cara
menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok dan permainan, peserta didik
dibimbing untuk belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas,
dan belajar untuk berani tampil mengerjakan tugas di depan kelas.
a. Program b mb ngan hendaknya d organ sas kan sedem k an rupa seh ngga sesua
dengan s tuas dan kebutuhan setempat.
b. Layanan b mb ngan hendaknya merupakan bag an yang tak terp sahkan dar
keseluruhan program pend d kan d sekolah
c. Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi
b mb ngan
d. Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah
e. Program b mb ngan harus d organ sas kan dengan ba k, seh ngga memungk nkan
seluruh personal yang ada di sekolah, dan dengan masyarakat dapat bekerjasama
dengan ba k
f. Organ sas b mb ngan d SD d sesua kan dengan person l yang ada, keadaan peserta
d d k dan sarana serta prasarana.
b. Guru Kelas/Pembimbing
Sebaga pelaksana dalam program b mb ngan d MI/SD, guru kelas/ pemb mb ng
mem l k tngas ya tu:
d. Pengawasan
Pengawasan sangat diprelukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat.
Pengawasan d lakukan ba k secara tekn s maupun adm n strat f. Fungs pengawasan
adalah memantau, men la , memperba k , men ngkatkan dan mengembangkan keg atan
layanan b mb ngan d MI/SD. Pengawasan d laksanakan oleh d nas pend d kan secara
berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas MI/SD Dinas Pendidikan
Kecamatan setempat.
RANGKUMAN
Jarang ada SD yang mem l k petugas b mb ngan yang khusus/tersend r , maka tugas
program bimbingan merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga
pengaj ar. Dengan keadaan yang demikian maka gum hendaknya dapat memadukan antara
program layanan b mb ngan dengan KBM. Walaupun dem k an program b mb ngan d
sekolah membuainkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal
yang hams d perhat kan, ya tu: (1) Aspek program, bertolak dar kebutuhan dan masalah
yang ada d sekolah; (2) Aspek ketenagaan, guru kelas d pandang sebaga person l
yang pal ng melaksanakan layanan b mb ngan, dengan dem k an guru hams mem l k
pemahaman yang tepat untuk melaksanakan layanan b mb ngan; (3) Aspek prosedur/
tekn k, perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan tekn k nsta ks onal dengan
transaks onal dan (4) Daya dukung l ngkungan, layanan b mb ngan perlu bantuan dan
dukungan managerial, social, dan sarana fisik.
5. Pengawasan dalam pelaksanaan b mb ngan d lakukan dengan teratur agar keg atan
b mb ngan dapat....
A. terarah pada tujuan C. teramati kesalahannya
B. terkendali prosesnya D. terjamin keberhasilannya.
7. Blangko laporan keg atan merupakan kelengkapan sarana pelayanan b mb ngan yang
berfungs secaga :
A. alat pengumpul data; C. kelengkapan adm n stras ;
B. alat penyimpan data; D. kelengkapan penunjang teknis.
10.`Fungs utama guru kelas dalam ka tannya dengan pelayanan b mb ngan d madrasah/
sekolah, adalah :
A. melaksanakan konsel ng kepada s swa yang bermasalah;
B. merencanakan dan membuat program b mb ngan.
A. bekerja sama dengan orangtua dalam melaksanakan layanan bimbingan;
B. melaksanakan layanan bimbingan secara terintegrasi dalam pembelajaran
RUMUS
Kalau Anda mencapa t ngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah dapat semua
Kegiatan Belajar dengan baik ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa .
TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. D
9. C
10. B
TES FORMATIF 2
1. A
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. C
8. C
9. D
10. D
Actual self : d r yang nyata art nya kond s yang nyata yang d m l k oleh
siswa, baik berupa potensi fisik maupun psikhis.
Anecdotal record : Has l pencatatan observas sehar -har yang d tul s oleh
guru tentang per laku s swa dalam satu keg atan tertentu
Autonomy vs shame and doubt : mand r vs malu dan ragu, tahapan perkembangan
nd v du yang d kemukakan oleh Er kson dengan teor
Ps kosos alnya. Dalam tahapan n , anak kalau berhas l
dalam tugas perkembangannya akan mand r sementara
kalau t dak akan malu atau ragu.
Dyad : has l sos ometr , dua orang s swa dalam satu kelas atau
kond s / s tuas tertentu (m salnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang sal ng mem l h.
Home visit : kunjungan guru ke rumah orang tua siswa dalam rangka
mengumpulkan data tentang siswa, mengkonfirmasikan
data yang berhubungan dengan orang tua.
Intell gence Quot ent : ukuran kecerdasar yang b asa d s ngkat IQ, d peroleh dar
perband ngan umur mental dengan umur kronolog s kal
seratus.
Isolated sudent : mur d yang t dak ada yang mem l h untuk satu keg atan d
kelas, sebaga has l sos ometr .
Objective-based lesson : Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil
dan pengajaran yang berorientasi tujuan bagi murid dalam
kelompok kec l atau kelas.
Scholast c apt tude : bakat sekolah yang berkenaan dengan kecakapan potens al
khusus yang mendukung penguasaan b dang-b dang lmu
atau mata pelajaran.
Self-enhancement : pengayaan d r
elf-esteem : Harga d r
Superior atau genius : adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan d band ngkan dengan mur d yang
la nnya.
Treatment/terap : bantuan yang d ber kan oleh guru kepada s swa yang
mempunya masalah.
Tryad : has l sos ometr , t ga orang s swa dalam satu kelas atau
kond s / s tuas tertentu (m salnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang saling memilih. Disebut juga dengan klik.
Verbal test : Tes bakat dalam Test B net-S mon yang mengungkap bakar
verbal s swa.
Abdul Rahman Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Asli
Mahasatya.
Anne Anastas , l988, Psycholog cal Test ng, New York : Mc M llan Publ sh ng Company
Blocher, H. Donald. (l974). Developmental Counsel ng, New York : John W ley & Sons.
Corey, Gerald. (1991). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan E.
Koeswara). Semarang: IKIP Semarang Press.
Crytes, J. C. (1987). Career Counsel ng: Models, Methods, and Mater als. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Ded Supr ad . (1997). Profes Konsel ng dan Keguruan, Bandung : PPs IKIP Bandung
Departemen Pend d kan Nas onal. (2003). Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang
S stem Pend d kan Nas onal. Semarang : Aneka Ilmu.
Dewa Ketut Sukard , 1990, Anal s s Tes Ps kolog , Denpasar : R neka C pta
D llard, J. M. (1985). L fe Long Career Plann ng. Oh o: Charles E. Merr l Publ sh ng Co.
Dorothy, Keiter. (l975). Bagaimana Kita Dapat Berhasil dalam Belajar. Salatiga : Pusat
B mb ngan Un vers tas Kr sten Satya Wacana.
Elfiah, R (2001). Program Bimbingan Karir bagi Mahapeserta didik IAIN Raden Intan
Bandar Lampung. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indones a : t dak d terb tkan
Garry, R. & Kingsley, H.I., l987, The Nature and Condition of Learning, New Jersey : Practice
Hall.
Gysber’s, N.C. & More, E.J. 1983. Career Counseling: Skills and Techniques for Practitioner.
New Jersey: Prent ce-Hall, Inc.
Hall, S.A. (2003). “Expanding Academic and Career Self Efficacy : A Family Systems
Framework”. Journal of Counsel ng Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003.
33-39.
Her, EL. & Cramers, S.H. (1979). Career Guidance Throught The Life Span. Boston: Litle,
Brown & Co.
Holland, J. L. (1985). Mak ng Vocat onal Cho ce: Theor es of Vocat onal Personal t es and
Work Env ronment. Englewood Cl ffs, New Jersey: Prent ce-Hall. Inc.
Janda, Lou s H. (1999). Career Tests. Massachusetts: Adams Med a Corporat on.
Juntika. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT. Gramedia
W d asarana Indones a
Koestoer Partowisastro. (l982). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jilid 2, Jakarta
: Erlangga
Manr hu, T. M. (1992). Pengantar B mb ngan dan Konsel ng Kar r. Bum Aksara. Jakarta. M
ller, M. J. & M ller, T. A. 92055). Theoret cal Appl cat on of Holland’s Theory to
Ind v dual Dec s on Mak ng Styles: mpl cat on for Career Counselors. Journal
of Employment Counsel ng. Alexandr a: Mart 2005. Vol 42 No. 1: 20-29.
Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995) Guidance and Counseling in The Elementary and
M ddle School, A Pract cal Approach, Mad son : Brown & Benchmark
Nana Syaod h Sukmad nata, l983 : Tekn k-Tekn k Pemahaman Ind v du dalam B mb ngan
Penyuluhan, Jurusan BP FIP IKIP Bandung
N ’mah. (2000). Penerapan B mb ngan Sos al-Pr bad melalu KBM d SD. Tes s. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.
Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia
Osbom, D. S., Baggerly, J. N. (2004). “School Counselors Percept ons of Career Counsel ng
and Career Test ng: Preferences, Pr or t es and Pred ctors”. Journal of Career
Development. New York: Fall 2004. 31 (1): 1-45.
Os pow , S.H. (1983). Theor es of Career Development, New Jersey: Pract ce Hall, Inc.
Petters, Herman J. & Shertzer, Bruce. (l974). Guidance Program & Management, Ohio : A
Bell & Howell Company
Pr nce, Jeffrey P. & He ser, L sa J. (2000). Essent als of Career Interest Assessment. New
York: John W ley & Sons, Inc.
Schm dt. (2003). Counsel ng n Schools. New York: Pearson Educat on, Inc.
Sel gman, L. (1994). Development Career Counsel ng and Assessment. London: Sage
Publ cat ons, Inc.
Sharf, R. S. (1992). Applyng Career Development Theory to Counsel ng. Cal forn a:
Brooks/Cole Publ sh ng Company.
Simon, S.B., Howe, L.W. & Kirschenbauw, H. (1972. Values Clarification. New York: Hart
Publ sh ng Company, Inc.
Sunarto, H. & Agung Hartono, B., 1994, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Dirjen Dikti
Deps kbud
Sunaryo _, tt. Makna dan Analisis Perbuatan Belajar. Cianjur : STKIP Suryakancana.
Sunaryo Kartadinata. (1999). Bimbingan di SD. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek PGSD.
Surya, M., l986, Ps kolog Pend d kan, Bandung : Offset IKIP Bandung
Sutoyo Imam Utoyo. (1996). N la -n la yang D gunakan Peserta d d k dalam P l han Kar r
(Suatu Stud Deskr pt f Anal s s tentang Peserta d d k yang Kar rnya Berhas l
maupun Gagal yang Mempengaruhi Layanan Bimbingan karir di Beberapa
SMA Propinsi Jawa Timur). Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana IKIP
Bandung.
Syamsu Yusuf dan Junt ka Nur hsan. (2005). Landasan B mb ngan dan Konsel ng. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republ k Indones a Nomor: 20 Tahun 2003. S stem Pend d kan Nas onal.
Jakarta: Penerb t CV Eka Jaya.
W nkel, WS., 1991, B mb ngan dan Konsel ng d Inst tus Pend d kan, Jakarta : PT
Grasindo
Yuan. (1998). Young People and Careers. Hongkong: CER Stud es n Comparat ve
Educat on.